Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Perdarahan
Perdarahan postpartum merupakan penyebab kematian ibu yang paling sering terjadi,
tanda-tandanya adalah keluar darah dari jalan lahir dalam jumlah banyak (500 cc atau
lebih sering perkiraan ukuran dua gelas atau basahnya empat lembar kain ) dalam satu
sampai dua jam pertama setalah kelahiran bayi (Manuaba, 1995) Pada keadaan
mengeluarkan bayi dan plasenta tetapi juga untuk menutup pembuluh darah yang
dalam melepaskan diri akibatnya perdarahan tidak akan pernah berhenti selama
plasenta atau bagiannya tetap berada dalam uterus. Wanita dalam kehamilan ganda
yang paritas keempat atau kelima mempunyai risiko untuk mengalami perdarahan
postpartum. Diduga otot uterus terlalu teregang dan tidak berkontraksi dengan
normal. Penyebab perdarahan post partum yang paling sering ialah atonia uteri,
retensio plasenta (sisa plasenta), dan robekan jalan lahir (Manuaba, 1995).
2.2.2 Pre-Eklamsi
yang timbul karena kehamilan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan
janinnya. Penyakit ini pada umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan dan
(Prawirohardjo, 1999).
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda yang lain. Untuk
lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mm Hg atau lebih
dan tekanan diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mm Hg maka
dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari
tangan, dan muka. Kenaikan berat badan kg setiap minggu dalam kehamilan masih
dapat dianggap normal tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu
kerusakan ginjal sehingga beberapa bentuk protein lolos dalam urine. Normal terdapat
sejumlah protein dalam urine, tetapi tidak melebihi 0,3 gr dalam 24 jam. Proteinuria
Penyebab pre-eklamsi sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Telah terdapat
banyak teori yang mencoba menerangkan sebab penyakit ini, akan tetapi tidak ada
yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Diduga penyebab hipertensi dalam
kehamilan secara patologi terjadi karena akibat implantasi sehingga timbul iskemia
plasenta yang diikuti sindroma inflamasi dan risiko meningkat pada hamil kembar,
(Saifuddin, 2000).
2.2.3 Infeksi
Infeksi pascapersalinan ialah meningkatnya suhu tubuh > 38C dan demam berturut-
turut selama dua hari sesudah persalinan dan yang disertai keluarnya cairan yang
berbau dari liang rahim. Infeksi jalan lahir dapat terjadi pada ibu bersalin yang
kandungan dengan cara berbahaya. Tanda-tandanya adalah panas tinggi lebih dari dua
hari setelah melahirkan atau setelah keguguran. Keadaan ini berbahaya dan ibu perlu
5. Perawatan daerah perineal yang tidak benar selama atau sesudah kehamilan
10. Perdarahan
kebersihan, misalnya:
2. Menganjurkan semua ibu hamil untuk datang kebidan/segera setalah ketuban pecah.
3. Mengganjurkan semua ibu hamil untuk tidak melakukan hubungna seks apabila
Adapun pelayanan kesehatan selama masa kehamilan seorang seorang ibu yang
(Mandriwati, 2008).
2. Pengukuran tinggi badan yang dilakukan satu kali dan penimbangan berat badan yang
3. Pengukuran tinggi fundus uteri untuk menaksir usia kehamilan, dilakukan dengan
6. Pemeriksaan kesehatan secara umum, meliputi pengukuran tekanan darah dan denyut
10. Pemberian suntikan Tetanus Toksoid (TT) lengkap 2 kali untuk mencegah terjadinya
tetanus neonatorum.
Pelayanan antenatal dilakukan pada kunjungan pertama untuk ibu hamil (K1), pada
kunjungan ulangan dilakukan prosedur yang sama. Minimal ibu hamil memeriksakan
kehamilannya 4 kali selama masa kehamilan dengan ketentuan: minimal 1 kali pada
triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga
(Mandriwati, 2008)
3. Pemmberian imunisasi TT
persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas
disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
1. Kala I dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) seviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif
(7 jam) serviks membuka dari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan lebih sering pada
fase aktif.
2. Kala II yaitu kala pembukaan lengkap 10 cm sampai bayi lahir. Proses ini
3. Kala III yaitu dimulai setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung
30 menit
4. Kala IV yaitu dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.
Tujuan asuhan persalinan ialah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan
dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan
Selama melaksanakan asuhan persalinan bidan selalu bekerjasama dengan ibu selama
persalinan dan kelahiran. 5 aspek dasar dari kuwalitas asuhan yang harus dilakukan
oleh bidan pada saat persalinan kala satu sampai kala empat, termasuk asuhan pada
bayi baru lahir. Karena ke 5 aspek ini sangat menentukan untuk memastikan
persalinan aman bagi ibu dan bayinya. Kelima aspek ini sering disebut sebagai 5
ini saling berkaitan satu sama lain yaitu; (PUSDIKNAKES RI, 2003).
Asuhan sayang ibu amat membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman
2. Pencegahan Infeksi
tidak saja hanya pada pasien namun juga pada diri sendiri dan rekan kerjanya.
4. Pencatatan (Dokumentasi)
keputusanya. Hal ini sangat penting untuk di dingat bahwa jika temuan
dan dapat merupakan pertukaran informasi dengan para petugas yang lain.
Rujukan pada institusi yang tepat serta waktu dimana asuhan yang
bidan untuk mengenali masalah, serta menetukan jika bidan cukup terampil
pertolongan dengan tepat waktu. Ketika merujuk, bidan harus selalu ingat,
siapa, kapan, kemana daan bagaimana merujuk agar ibu dan bayinya dapat
selamat.
Masa postpartum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu,
terutama kematian yang disebabkan karena perdarahan. Selama kala IV, petugas harus
memantau keadaan ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta,
dan setiap 30 menit pada jam ke dua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil,
Tindakan yang harus dilakukan oleh bidan selama masa postpartum dalam mencegah
2. Periksa plasenta
6. Lokhia
1. Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat,
4. Jika uterus gagal berkontaksi segera setelah masase lakukan kompresi bimanual
5. Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan
6. Penilaian medik untuk menetukan tindakan di fasilitas kesehatan setempat atau rujuk
ke rumah sakit. Bila pasien syok atau kondisinya memburuk akibat perdarahan hebat,
segera atasi komplikasi tersebut dengan pemasangan infus dan pemberian oksigen.
7. Gunakan jarum infus besar (16 gauge atau lebih besar) dan berikan tetesan cepat (500
selanjutnya.
3. Jika kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat dan
teminasi kehamilan
4. Jika tekanan dastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai tekanan diastolik
8. Jika jumlah urin < 30 ml per jam infus cairan pertahankan dan pantau kemunkinan
odem paru.
9. Janagn tinggalkan pasien sendirian. Karena kejang dan aspirasi dapat mengakibatkan
1. Rawat jalan bila tanpa komplikasi, rawat inap bila disetai komplikasi
2. Upaya pencegahan merupakan cara paling menguntungkan
5. Tirah baring
6. Pemberian antibiotika.
Problems, Edition X (ICD X), kematian maternal adalah kematian wanita yang
terjadi selama kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa
melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan
atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau
Kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari
sesudah berakhirnya kehamilan, oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan
Penyebab utama kematian maternal dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:
(WHO, 2007).
1. Langsung
atau penyakit kronik yang menjadi lebih berat selama kehamilan sehingga
2. Tidak langsung
Penyebab tidak langsung kematian biasanya akibat penyakit yang telah ada
sejak sebelum kehamilan atau penyakit yang timbul selama kehamilan namun
dengan kehamilan atau nifas dan terjadi dengan sendirinya. Kondisi yang
dan menjadi penyebab langsung serta tidak langsung dari kematian ibu adalah:
Penyebab kematian selama kehamilan dan nifas, sulit untuk dapat ditentukan secara
pasti. Sayangnya penyebabnya terkadang tidak diketahui hal ini seringkali disebabkan
karena tidak lengkapnya riwayat pasien dan jarang sekali dilaksanakan pemeriksaan
setelah kematian.
4. Perdarahan antepartum
kematian maternal di rumah sakit tingkat I (yaitu rumah sakit kecil yang memiliki
dokter umum namun tidak memilki dokter spesialis kebidanan yang bekerja penuh)
2. Infeksi yang bukan disebabkan oleh kehamilan (terutama malaria, TBC atau
kematian maternal di rumah sakit tingkat III (fasilitas kesehatan pusat rujukan yang
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan yang
diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan
yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca
persalinan, memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada
bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian
kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta
melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik
lainya. Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan,
tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya.
Pekerjaan itu temasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua,
dan meluas ke daerah tertentu dari genekologi, keluarga berencana dan asuhan anak.
Bidan dapat berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau
Bidan adalah merupakan tenaga profesional yang strategis untuk ditempatkan dan
bertugas di desa yang mempunyai wilayah kerja 1-2 desa, dan didalam melaksanakan
tugas pelayanan medik baik di dalam maupun diluar jam kerjanya, Bidan bertanggung
diselenggarakan Program Pendidikan Bidan satu tahun bagi mereka yang telah lulus
Secara umum tujuan penempatan Bidan di desa adalah untuk meningkatkan mutu dan
menurunkan angka kematian ibu, bayi, anak balita dan menurunkan angka kelahiran
desa.
Dari tujuan penempatan bidan di desa, maka tugas bidan di desa diprioritaskan
sebagai pelaksana pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), khususnya dalam
pelayanan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan nifas, pelyanan KB, pelayanan
kesehatan bayi, dan pembinaan dukun bayi. Selain tugas yang disebutkan diatas tugas
urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi sesuai dengan kewenangan yang
pelayanan secara aktif. Pelayanan Kesehatan yang diberikan bidan di desa antara lain:
kontrasepsi.
b. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan yang
c. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.
e. Membina kerjasama lintas program, lintas sektoral dan lembaga swadaya masyarakat.
g. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian alat
Dari banyak tugas yang dibebankan kepada bidan di desa maka pelayanan Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) merupakan prioritas, karena angka kesakitan, kematin ibu dan
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
pemerintah
bidang kesehatan
gaji pokok
yang dihadapi oleh klien dan sesuai dengan wewenang bidan dan kebutuhan klien.
keadaan klien. Sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau tugas
kebidanan serta mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman dan seluruh
tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah
dirumuskan.
1 Tugas Mandiri
b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan
melibatkan klien
melibatkan klien/keluarga.
f. Menberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien/keluarga.
keluarga berencana.
h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan
2. Tugas Kolaborasi/kerjasama.
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi dan
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan dan
keluarga.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi dan yang mengalami
2.10 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, didapat dari buku,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan merupakan domain yang
terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang dapat memahami
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung atau pun melalui pengalaman
orang lain. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan baik secara individu
1.Tahu (know)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bagian yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Kata kerja untuk mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari
2. Memahami (comprehension)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
3. Aplikasi (application)
pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
konteks, atau situasi lain misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam
4. Analisis (analysis)
ada kaitannya dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
5. Sintesis (synthesis)
bagianbagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
menayakan isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau responden
2.11 Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai
1. Menerima (Receiving)
2. Merespon (Responding)
yang diberikan.
3. Menghargai (Valuing)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala risikonya.
Ciri-ciri adalah:
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
istirahat.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapt dipelajari dank arena itu pula sikap
dapat berubah-ubah pada orang bila terdapat keadankeadaan dan syarat-syarat tertenu
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap
suatu objek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari atau dapat berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan
jelas.
d. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan
2.12 Tindakan
Sesuatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya
sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung/suatu kondisi yang
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil.
3. Mekanisme (Mechanism)
Adaptasi adalah praktek atau tindakan yang sesudah berkembang dengan baik.
tersebut.
Karakteristik
1. Umur
2. Lama Bertugas 1. Tindakan Mencegah
3. Status Pernikahan Komplikasi Kehamilan
4. Pendidikan
2. Tindakan Mengatasi
Komplikasi Kehamilan
1. Pengeta
huan
2. Sikap
adalah
1. Ada hubungan umur bidan di desa dengan tindakan mencegah komplikasi kehamilan.
2. Ada hubungan umur bidan di desa dengan tindakan mengatasi komplikasi kehamilan.
kehamilan.
4. Ada hubungan lama bertugas bidan di desa dengan tindakan mengatasi komplikasi
kehamilan.
5. Ada hubungan status perkawinan bidan di desa dengan tindakan mencegah dan
6. Ada hubungan status perkawinan bidan di desa dengan tindakan mencegah dan
kehamilan.
kehamilan.
kehamilan.
10. Ada hubungan pengetahuan bidan di desa dengan tindakan mengatasi komplikasi
kehamilan.
11. Ada hubungan sikap bidan di desa dengan tindakan mencegah komplikasi kehamilan
12. Ada hubungan sikap bidan di desa dengan tindakan mengatasi komplikasi kehamilan