Vous êtes sur la page 1sur 32

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP MEDIK
1. Pengertian
Beberapa definisi hipertensi adalah sebagai berikut:
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persistem dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg (Brunner dan
Suddarth, 2002 : 896).
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang persistem (Amin,
Hardhi 2013 : 213)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur palingtidak
pada tiga kesempatan yang berbeda. (Elizabeth J. Corwin, 484; 2009).
Adapun Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas menurut
Joint National Committee on Prevenion, Detectoion, Evaluation, and Treatment of High
Blood pressure, dalam buku Brunner dan suddarth (896, 2002). Yaitu :
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah

KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK

Normal < 130 < 130

Tinggi Normal Hipertensi 130 139 130 139

Stadium 1 (ringan) 140 159 140 159

Stadium 2 (Sedang) 160 179 160 179

Stadium 3 (berat) 180 209 180 209

Stadium 4 (sangat berat) > 210 > 210

Sumber : Brunner dan suddarth (896, 2002)

2. Etiologi
Penyebab terjadinya hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin, (2009 ; 485), antara lain:
a. Kecepatan denyut jantung
Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan
abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut
jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme.
Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh
penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak menimbulkan
hipertensi.
b. Volume sekuncup

1
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi
apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat
gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang
berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan
aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal.
Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik
akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.
Peningkata preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik.
c. Asupan tinggi garam
Asupan tinggi garam dapat membuat Volume darah semakin tinggi
sedangkan lebar pembuluh darah tetap, maka alirannya jadi deras, yang artinya
tekanan darah menjadi semakin meningkat. Ini juga dapat meningkatkan risiko
hipertensi
d. Stres berkepanjangan
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas
saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan
tekanan darah menetap tinggi.
e. Genetik
Factor genetik juga dapat terjadi adanya tekanan darah yang meninggi
merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi seseorang untuk mengidap
hipertensi dimasa yang akan datang.
3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat pasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak
saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilapaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons
penbuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan
dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah seebagai rangsang respons
emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas

2
vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kkortisol dan steroid lainnya, yang dapat
mempekuat respon vasokonsriktor pembiluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriksi striktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldesteron oleh korteks adenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan
air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor
tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. (Brunner & Suddarth, 898;
2001).
4. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada pederita hipertensi menurut
Elizabeth J. Corwin (2009 ; 487), antara lain :
a. Sakit kepala
Kebanyakan sakit kepala berasal dari pembuluh darah jaringan bawah
tengkorak. dalam pembuluh darah, terjadi proses memungkinkan organ untuk
menentukan suplai darah sendiri, hal ini disebut autoregulasi, yang disebabkan
karena peningkatan tekanan darah. proses ini dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah yang merupakan alasan utama mengapa
mengalami sakit kepala
b. Penglihatan kabur
Pembuluh-pembuluh darah kecil memasok darah ke mata. Hipertensi dapat
merusak pembuluh darah kecil sehingga suplai darah ke mata berkurang atau
terhenti. Retinopati hipertensi terjadi ketika retina rusak karena tekanan darah
tinggi. Retina adalah lapisan jaringan di bagian belakang mata yang mengubah
cahaya yang masuk mata menjadi sinyal saraf yang dikirim ke otak. Semakin
lama tekanan darah tinggi, semakin parah kerusakan yang mungkin terjadi
pada retina. Saraf di mata mungkin juga dapat mati karena kekurangan
pasokan darah. Kondisi ini disebut neuropati optik iskemik. Semua kondisi
tersebut dapat menyebabkan penglihatan kabur atau kebutaan total.
c. Cara berjalan yang tidak mantap
Cara berjalan tidak mantap dikarenakan kerusakan pada susunan saraf pusat
akibat dari darah terlalu tinggi sehingga menyebabkan seseorang yang
mengalami hipertensi, jalannya tidak mantap/seimbang
d. Edema dependen dan pembengkakan

3
Penyebab dari pembengkakan dikarenakan akibat peningkatan tekanan kapiler
karena darah semakin tinggi otomatis tekanan kapiler akan semakin tinggi
sehingga terjadilah pembengkakan pada ekstremitas
5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin (2009),
antara lain :
a. Stroke
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah ke otak yang
diperdarahi berkurang. Arteri otak yang mengalami aterosklerosis dapat melemah
sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma
b. Infark miokard
Infark miokard Dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus
yang menghambat aliran darah yang melewati pembuluh darah. Pada hipertensi
kronis dan hipertropi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak
dapat dipenuhi dan dapat menjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
Demikian juga, hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung,
dan peningkatan risiko pembentukan bekuan
c. Gagal ginjal
Gagal ginjal Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah ke unit
fungsional ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi
hipoksik dan kematian. Dengan rusaknya membrane glomerulus, protein akan
keluar melalui urine sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema, yang sering dijumpai pada hipertensi kronis.
d. Ensefalopati (kerusakan otak)
Ensefalopati (kerusakan otak) Dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat, cepat, dan berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi
pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pengukuran diagnostik pada tekanan darah menggunakan sfigmomanometer akan
memperlihatkan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik jauh sebelum adanya
gejala penyakit.
b. Dijumpai proteinuria pada wanita preklamsia.
7. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan

4
tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh
derajat hipertensi, komplikasi biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan
dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis,
termasuk penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau; latihan
relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi
antihipertensi. Apabila pada penderita hipertensi ringan berada dalam risiko tinggi
(pria perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95 mmHg
dan siastoliknya diatas 130 sampai diatas 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-
obatan. (Brunner and Suddarth, 2002).

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Tinjauan umum keluarga

a. Definisi keluarga
Keluarga (Dep Kes R.I 1988) adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan bebarapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Komang Ayu
Henny Achjar, 2010:2)

b. Tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan


1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk
bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit,
pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap
masalah yang dialami keluarga.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah
dirasakan oleh keluarga, keluarga menyerah atau tidak terhadap masalah yang
dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sikap negatifdari
keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana sistem pengambilan
keputusan yang dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan perkembangan

5
perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta
sikap keluarga terhadap yang sakit.
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga,
kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar
rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan, keberadaan fasillitas kesehatan yang ada, keuntungan
keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan
kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik
yang dipersepsikan keluarga.
(Komang Ayu Henny Achjar, 2010:9).
c. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Allender & Spradley (2001)
1) Keluarga inti atau Nuklear family adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri
dan anak kandung atau anak angkat.
2) Keluarga besar (Extended family) adalah keluarga inti bertambah dengan keluarga
lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman dan bibi.
3) Keluarga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
kandung atau anak angkat, yang disebabakan karena perceraian atau kematian.
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa saja.
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia
lanjut.
(Komang Ayu Henny Achjar, 2010: 4)
d. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawati & Dermawan (2005) yaitu:
1) Fungsi Afektif; fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian dari anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi; tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norman yang diyakini anak, member batasan perilaku yang
boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3) Fumgsi perawatan kesehatan; fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan
kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan secara

6
fisik, mental dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota
keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4) Fungsi ekonomi; untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan,
papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.
5) Fungsi biologis; meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak
untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
6) Fungsi psikologis; keluarga memberikan kasih saying dan rasa aman,
memberikan perhatian pada anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
7) Fungsi pendidikan; memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku
anak, mempersiapkan anak untuk untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
(Komang Ayu HennyAchjar, 2010:5-7).
e. Tahap dan Tugas Perkemabangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga Menurut Duvall & Miller (1985); Carter &
Mr.Goldrick (1988), mempunyai tugas perkemabangan yang berbeda seperti:
1) Tahap 1, keluarga pemula atau pasangan baru; membina hubungan yang
harmonis dan kepuasan bersama dengan membangun perkawinan.
2) Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30
bulan); membentuk keluarga muda sabagai sebuah unit, mempertahankan
hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan
mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
(Komang Ayu Henny Achjar, 2010: 6)
3) Tahap III, keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2-6
tahun); memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mengsosialisasi anak dll.
4) Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun);
mengsosialisasikan anak termasuk meningkatkan prsetasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya dll.
5) Tahap V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun);
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan mandiri dll.

7
6) Tahap VI, keluarga melepas anak usia dewasa muda ; memperluas siklus
keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat melalui
perkawinan anak-anak dll.
7) Tahap VII, orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun); menyediakan
lingkungan yang meningkatkan kesehatan, memprtahakan hubungan yang
memuaskan dan penuh arti para orang tua dan lansia dll.
8) Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia; mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang
menurun dll.
(Komang Ayu Henny Achjar, 2010:7-8).

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny.M.T MERUPAKAN SALAH


SATU ANGGOTA KEUARGA YANG MENGALAMI PENYAKIT HIPERTENSI
DI DESA BULILA KABUPATEN GORONTALO

I. IDENTITAS UMUM
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Ny.M.T
Umur : 76 Thn
Agama : Islam
Suku : Gorontalo
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Bulila
b. Komposisi Keluarga

8
HUBUNGAN
NO NAMA L/P UMUR PEKERJAAN PENDIDIKAN
KELUARGA
1 Ny.M.T P 76 Klien IRT SD
2 Ny.S.A P 38 Anak kedua klien Pedagang SMA
3 Tn.D.R L 39 Menantu Karyawan SMA
4 An.P.R P 16 Cucu Siswa SMA

c. Genogram

Keterangan:
= Laki-laki = Klien

= Perempuan = Tinggal serumah


X = Meninggal

Ny.MT telah menikah dengan Tn.R sudah 50 tahun yang lalu dan sampai
sekarang sudah mempunyai anak. Keluarga Ny.M.T memiliki 6 anak tapi tidak tinggal
bersama, hanya Ny.S.A, bersama menantu dan cucunya yang tinggal bersama Ny.M.T
yang memiliki penyakit hipertensi, Ny.M.T mengatakan tidak mengetahui penyakitnya
karena belum pernah di ukur tekanan darahnya, Didalam keluarga Ny.M.T tidak ada
anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan Ny.M.T. Anggota
keluarga lain dalam keadaan sehat.
d. Tipe Keluarga
Keluarga Ny.M.T merupakan tipe keluarga Single parent yaitu rumah tangga
yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang
disebabakan karena kematian.
e. Suku Bangsa
Keluarga Ny.M.T merupakan penduduk asli suku Gorontalo
f. Agama
Seluruh anggota keluarga Ny.M.T beragama islam.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga

9
Status ekonomi termasuk sedang. Saat ini anak klien yang menjadi sumber
pendapatan. Ny.M.T tidak memeiliki pekerjaan tambahan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Hanya berkumpul bersama anggota keluarga dirumah.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap perkembangan saat ini memasuki perkembangan keluarga usia lanjut.
b. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Ny.M.T dan anggota keluarga ingin masalah kesehatan yang dihadapi saat ini bisa
membaik sehingga bisa menikmati hidup berkeluarga secara sehat jasmani dan
rohani.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
1) Riwayat Kesehatan Klien Saat Ini
Ny.M.T sudah lama menderita penyakit hipertensi 2 tahun. Ny.M.T jarang
melakukan pemeriksaan di Puskesmas, tetapi penyakit Ny.M.T sering kambuh,
Ny.M.T sering sakit kepala dan pusing, kadang dada berdebar-debar, mata
berkunang-kunang dan tegang pada leher. Ny.M.T sudah tidak lagi
mengkonsumsi obat-oabatan.
2) Komposisi Kesehatan Keluarga
Imunisasi
Tindakan
Keadaan (bcg/polio/ Masalah Yang
No Nama Umur Bb
kesehatan dpt/hb/ kesehatan Telah
Dilakukan
campak
1 Ny.H.T 76 46 Kurang - Hipertensi -
2 Ny.S.A 38 65 Baik - - -
3 Tn.D.R 39 68 Baik - - -
4 Tn.P.R 16 45 Baik Lengkap - -

3) Riwayat Penyakit Keturunan


Dalam keluarga Ny.M.T tidak ada anggota keluarga yang menderita penyaikit
yang sama dengan Ny.M.T.
4) Sumber Pelayanan Kesehatan yang Dimanfaatkan
Keluarga Ny.M.T kadang berobat ke praktek dokter dan jarang berobat ke puskesmas
5) Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Ny.M.T sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit. Penyakit ini sudah
lama diderita oleh Ny.M.T 2 tahun, klien sering merasakan sakit kepala dan
pusing.
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah

10
Rumah Ny.M.T status kepemilikannya adalah milik Ny.M.T dengan jenis
bangunan permanen dengan luas bangunan 6x8 m2 , dengan ventilasi baik, cahaya
langsung masuk kedalam rumah. Jendela terbuka, keluarga menggunakan lampu
listrik sebagai penerang, lantai rumah mesel, atap rumah terbuat dari seng, kondisi
dalam dan luar rumah bersih dan rapi. Keluarga memiliki tiga kamar.

Kamar
mandi/w
c
Dapur

Ruang nonton

8
Kamar
Ruang
II Tamu
Kamar
I

6
- Sumber air minum
Keluarga memiliki sumur suntik sendiri dan digunakan juga sebagai sumber
air minum dengan kondisi air bersih, jernih, tidak terasa dan tidak berbau.
- Tempat pembuangan tinja
Keluarga memiliki jamban sendiri, menggunakan septic tank yang terletak
12 meter dari sumur.
- Tempat pembuangan sampah
Keluarga mengumpulkan sampah dalam satu tas plastic besar kemudian
diletakkan didepan jalan atau tempat sampah yang berada didekat jalan dan
dibakar.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunikasi RW
Tetangga Ny.M.T merupakan suku Gorontalo. Keluarga Ny.M.T memiliki
komunikasi yang baik dan terbuka dengan tetangganya.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Ny.M.T tidak pernah berpindah-pindah temapat tinggal dan saat ini
mereka tinggal di Desa Bulila.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaski dengan Maysrakat
Waktu keluarga untuk berkumpul lebih banyak pada sore dan malam hari, karena
diwaktu pagi karena cucu Ny.M.T ke sekolah. Sejak sakit Ny.M.T sudah tidak
terlalu banyak beraktivitas hanya berbaring dan menonton TV, interaksi dengan
masyarakat baik .
e. Sistem Pendukung Keluarga
Saat ini jumlah anggota keluarga keluarga yang sehat ada 6 orang yaitu anaknya
dan cucunya.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga

11
Komunikasi dalam keluarga Ny.M.T berjalan dengan baik dan bersifat terbuka.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Gorontalo.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam pengambilan keputusan disaat ada masalah dipecahkan secara bersama-
sama dengan Ny.M.T
c. Struktur Peran
1) Ny.M.T sebagai kepala keluarga.
2) Ny.S.A sebagai anak dari Ny.M.T ibu rumah tangga yang mengurus suami.
Tn.D.R, dan anaknya
3) Tn.D.R sebagai suami dari Ny.S.A dan menantu dari Ny.M.T
4) An. P.R. sebagai anak dari Ny.S.A dan cucu dari Ny.M.T
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga mempunyai adat sopan santun terhadap orang lain. Norma agama di
junjung tinggi.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Kasih saying antar anggota keluarga berjalan baik, saling menyayangi, mengasihi,
dan saling menghargai
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga mempunyai hubungan baik dengan tetangga, antara keluarga saling
berinteraksi deengan baik sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di
masyarakat.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Ny.M.T. sudah lama mempunyai penyakit hipertensi, dan oleh keluarga jarang
membawa Ny.M.T ke puskesmas terdekat.
d. Fungsi reproduksi
Jumlah anak Ny.M.T yaitu 6 orang .
e. Fungsi ekonomi
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari keluarga yakni dari penghasilan Ny.S.A tetapi
tidak menetap tetapi, keluarga mengatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stresor yang dimiliki
- Stresor jangka pendek
Ny.M.T. menginginkan agar bisa sehat kembali dan bisa menjalani hidup
berkeluarga bersama sehat jasmani dan rohani.
- Stresor janka panjang.
Saat ini Ny.M.T sangat memikirkan penyakitnya karena dengan penyakitnya ini
Ny.M.T tidak bisa menjalani aktifitas yang berat.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor dengan kesabaran dan mencari
solusi secara bersama serta tetap berusaha sesuai dengan kemampuan yang ada

12
pada keluarga, menyerahkan semua kepada Allah SWT tetapi mereka tidak putus
asa tetap berusaha.
c. Strategi koping
Bila terdapat masalah keluarga akan memecahkan bersama, begitu pula dengan
pengembalian keputusan secara bersama-sama.
VII. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatan
Keluarga sangat berharap Ny.M.T penyakitnya tidak kambuh dan cepat sembuh
dari penyakitnya.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Keluarga mengatakan petugas kesehatan yang berada di Kecamatan Telaga akan
lebih bagus dan lebih baik lagi apabila ada petugas kesehatan yang turun langsung
dalam mengontrol dan memeriksa pasien yang ada dirumah atau dimasyarakat
sehingga mengetahui perkembangan kesehatan masyarakat di Kecamatan Telaga.

ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 DS: Ketidakefektifan penatalaksanaan
- Klien Ny.M.T mengatakan sering sakit
program terapeutik pada keluarga
kepala dan pusing.
Ny.M.T
- Keluarga Ny.M.T mengatakan jarang
memeriksakan diri ke puskesmas terkait
dengan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya khususnya pada
Ny.M.T
- Keluarga Ny.M.T mengatakan sudah
memberhentikan Ny.M.T minum obat
karena putus asa dengan penyakit
hipertensi yang tidak sembuh-sembuh.

DO :
- TD: 180/100 mmHg

2 DS: Defisit pengetahuan mengenai


- Klien Ny.M.T mengatakan tidak banyak
masalah kesehatannya pada
mengetahui tentang hipertensi
keluarga Ny.M.T khususnya pada
- Klien Ny.M.T mengatakan jarang
Ny.M.T

13
melakukan pemeriksaan diri ke Puskesmas
- Klien Ny.M.T mengatakan tidak pernah
memdapat informasi/penyuluhan
mengenai hipertensi
- Klien Ny.M.T sering merasa sakit kepala,
pusing dan tegang pada leher
- Klien Ny.M.T jarang melakukan
pemeriksaan tekanan darahanya
- Klien Ny.M.T mengatakan 2 tahun
menderita hipertensi

DO:
- Ny.M.T tampak bingung saat ditanya
tentang hipertensi
- Keluarga Ny.M.T menanyakan makanan
yang harus dihindari jika menderita
hipertensi
- TD Ny.SA : 180/100 mmHg
- Keluarga Ny.M.T nampak bertanya
sehubungan dengan penyakit hipertensi
pada Ny.M.T

14
SKALA PRIORITAS MASALAH
1). Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik pada keluarga Ny.M.T
NO KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1 Sifat masalah: Ancaman 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga Ny.M.T
kesehatan mengatakan jarang
Actual : 3 memeriksakan diri ke
puskesmas terkait masalah
Resiko : 2
kesehatan yang dialami
Potensial : 1 anggota keluarganya
khususnya pada Ny.M.T
2 Kemungkinan masalah 2 2/2 x 2 = 2 Adanya persepsi keluarga
dapat diubah : mudah tentang pelayanan di
Mudah : 2 puskesmas yang berbelit-
belit namun klien bersedia
Sebagian : 1
mendapat informasi
Tidak dapat : 0 tentang upaya mengatasi
hipertensi
3 Potensial masalah untuk 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga Ny.M.T bersedia
dicegah: cukup mengikuti anjuran secara
Tinggi : 3 perlahan-lahan

Cukup : 2

Rendah : 1
4 Menonjolnya masalah: 1 2/2 x 1 = 1 Bila tidak segera
masalah berat harus ditangani memungkinkan
segera ditangani penyakit semakin
2 : Berat, segera bertambah berat dan
ditangani
menungkinkan terjadinya
1 : Tidak perlu segera
ditangani komplikasi
0 : tidak dirasakan
Skore 3 4/3

2). Defisit pengetahuan mengenai masalah kesehatannya pada keluarga Ny.M.T khususnya
pada Ny.M.T

15
NO KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1 Sifat masalah: Ancaman 1 2/3 x 1 = 2/3 Hipertensi sudah lama
kesehatan dirasakan Ny.M.T dengan
Actual : 3 keluhan sakit kepala dan
pusing. Bila keadaan
Resiko : 2
tersebut tidak segera
Potensial : 1 diatasi akan memperberat
kondisi sakit Ny.M.T.
2 Kemungkinan masalah 2 2/2 x 2 = 2 Keluarga Ny.M.T tampak
dapat diubah : mudah khawatir dan bersedia
Mudah : 2 mendapat penyuluhan/
informasi tentang upaya
Sebagian : 1
mengatasi hipertensi
Tidak dapat : 0 dengan terapi non
farmakologis.
3 Potensial masalah untuk 1 3/3 x 1 = 1 Keluarga Ny.M.T sangat
dicegah: tinggi antusias untuk mengikuti
Tinggi : 3 semua anjuran dan
mengatakan mau bekerja
Cukup : 2
sama.
Rendah : 1
4 Menonjolnya masalah: 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga Ny.M.T mulai
masalah berat harus mampu mengenal masalah
segera ditangani dengan bertanya tentang
2 : Berat, segera penyakit dan bagaimana
ditangani
mengatasinya.
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Skore 4 2/3

PRIORITAS MASALAH
1) Defisit pengetahuan mengenai masalah kesehatannya pada keluarga Ny.M.T khususnya
pada Ny.M.T
2) Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik pada keluarga Ny.M.T

16
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN DAN
KEPERAWATAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1 Defisiensi pengetahuan NOC: NIC:
Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji tingkat pemahaman
mengenai masalah
keperawatan selama 2 pasien tentang penyakit
kesehatannya pada
minggu pasien untuk menentukan
keluarga Ny.M.T
menunjukkan pengetahuan defisit pengetahuan
khususnya pada Ny.M.T
2) Gambarkan proses
tentang proses penyakitnya
penyakit dengan cara
denga kriteria hasil:
- Pasien dan keluarga yang tepat.
3) Gambarkan tanda dan
menyatakan pemahaman
gejala yang biasa
tentang penyakit,
muncul pada penyakit
kondisi, prognosis dan
dengan cara yang tepat.
program pengobatan.
4) Identifikasi

17
- Pasien dan keluarga kemungkinan penyebab
mampu melaksanakan dengan cara yang tepat.
5) Tentukan waktu khusus
prosedur yang dijelaskan
untuk berbicara dengan
secara benar.
- Pasien dan keluarga pasien tentang gejala
mampu menjelaskan yang dirasakan dan cara
kembali apa yang mengatasinya.
6) Sediakan informasi pada
dijelaskan perawat/tim
pasien tentang kondisi,
kesehatan lainnya.
dengan cara yang tepat.
7) Kaji aktivitas sehari-hari
keluarga dan gejala-
gejala fisik yang
ditemukan, pantau
tanda-tanda vital pada
setiap kunjungan.
8) Sediakan bagi keluarga
informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat .
9) Diskusikan pilihan
terapi dan
penanganannya.
10) Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan.
11) Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat.
12) Berikan kesimpulan
tertulis dan lisan tentang
rencana pelaksanaan.
2 Ketidakefektifan NOC: NIC:
Setelah dilakukan tindakan 1) Luangkan waktu

18
penatalaksanaan program keperawatan setiap kali bersama keluarga,
terapeutik pada keluarga kunjungan diharapkan keatahui masing-
Ny.M.T pemahaman keluarga masing keluarga secara
tentang keefektifan individual, dan
penatalaksanaan program ciptakan lingkungan
terapeutik keluarga semakin saling percaya dengan
bertambah dengan kriteria masing-masing anggota
hasil : keluarga.
- Anggota keluarga 2) Beri dorongan anggota
berpartisipasi dalam sesi keluarga untuk menaruh
terapi perhatian dan
- Anggota keluarga secara
berpartisipasi dalam sesi
terbuka menyatakan
terapeutik keluarga.
perasaan yang berkaitan 3) Bantu keluarga
penyakit yang diderita menggambarkan
keluarganya. perasaan yang
- Anggota keluarga
berhubungan dengan
mengungkapkan
penyakit pada
keinginan untuk
keluarganya.
mendapatkan bantuan 4) Dapatkan kepercayaan
dalam mengatasi konflik. pribadi anggota keluarga
- Anggota keluarga
tentang penyakit dan
bekerja sama dalam
tinjau ulang informasi
menemukan cara untuk
yang relevan.
memasukkan program 5) Ajarkan anggota
terapeutik kedalam gaya keluarga tentang
hidupnya. patofisiologi penyakit
dan jelaskan hubungan
antara patofisiologi dan
program terapeutik.
6) Bantu anggota keluarga
mengklarifikasi nilai-
nilai yang berhubungan
dengan gaya hidup
mereka.
7) Lakukan kerja sama
19
dengan anggota keluarga
untuk menyusun
rutinitas sehari-hari
dalam mengelola
program terapeutik yang
pas dengan gaya hidup
mereka.
8) Bantu anggota keluarga
memodifikasi faktor
lingkungan untuk
meningkatkan kesehatan
keluarga yang sait.
9) Rujuk anggota keluarga
ke lembaga yang sesuai
bila diperlukan.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

20
HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Rabu,7/12/2016 (Kunjungan pertama) 1)Melakukan pengkajian S:
- Keluarga Ny.M.T
pada keluarga Ny.M.T
mengatakan tidak
dengan hasil terdapat
keberatan jika
anggota keluarga yang
menjadi keluarga
menderita hipertensi
kelolaan.
(Ny.M.T).
- Keluarga
2)Mengidentifikasi
mengatakan
penyakit yang ada pada
bersedia
keluarga Ny.M.T
dikunjungi tiap
dengan hasil Ny.M.T
minggu.
saat ini menderita
O:
darah tinggi, serta - Ny.M.T menjawab
jarang memeriksakan semua pertanyaan
diri ke Puskesmas, yang diajukan oleh
klien sudah tidak perawat.
- Komunikasi aktif
mengkonsumsi obat.
3)Melakukan dengan antar keluarga dan
BHSP dengan perawat.
- Ny.M.T
keluarga, melakukan
mengungkapkan
kontrak waktu untuk
masalah yang
menjadi keluarga
dirasakan saat ini.
kelolaan selama 2
- Ny.M.T
minggu dengan hasil
mengungkapkan
keluarga mau dan
ketidaktahuaannya
bersedia untuk
mengenal proses
dikunjungi setiap
penyakit.
minggu. A:
- Terjadi BHSP
antar perawat dan
keluarga kelolaan.
- Masalah defisiensi
pengetahuan pada
keluarga Ny.M.T

21
P:
- Kaji aktivitas
sehari-hari
- Kaji gejala-gejala
fisik yang timbul
- Ukur tanda-tanda
vital
- Lakukan
pendekatan
dengan keluarga
Ny.M.T secara
terus-menerus.

KUNJUNGAN KE II

HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Kamis, Defisit pengetahuan 1) Mengukur tanda-tanda S:
- Ny.M.T mengatakan
8/12/2016 mengenal masalah vital setiap kali
sering sakit kepala
kesehatannya pada kunjungan dengan
dan pusing.
keluarga Ny.M.T hasil TD Ny.M.T :
- Ny.M.T mengatakan
khususnya Ny.M.T 160/120 mmHg.
bahwa penyakitnya
2) Mengkaji aktivitas
tentang penyakit
sudah lama 2
sehari-hari klien.
hipertensi
3) Mengkaji pengetahuan tahun, dan mungkin
keluarga tentang disebabkan karena
penyakit dan masalah usianya yang sudah
kesehatan yang dialami tua.
- Ny.M.T menanyakan
keluarga.
4) Mengkaji gejala-gejala makanan apa saja
fisik yang timbul yang dapat
seperti sakit kepala, dikonsumsi atau
pusing, tegang pada yang harus dihindari.
O:
leher.
- Ny.M.T dan keluarga
5) Melakukan pendekatan
tampak antusias
dengan Ny.M.T
dalam bertanya.
dengan hasil Ny.M.T
A:
menyatakan belum Defisit pengetahuan

22
mau menceritakan belum teratasi.
P:
semua yang dirasakan
- Programkan bersama
klien berkaitan dengan
keluarga untuk
hipertensi pada
kunjungan
Ny.M.T
berikutnya.
- Pantau tanda-tanda
vital setiap
kunjungan.
- Diskusikan/tawarkan
untuk piliha terapi,
penanganan, dan
pemeriksaan khusus
(pemeriksaan lab
sederhana: kolestrol,
gula darah, dan asam
urat)
- Lakukan pendekatan
terusmenerus dengan
Ny.M.T (BHSP
dengan Ny.M.T).

KUNJUNGAN KE III

HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Jumat, Defisit pengetahuan 1. melakukan BHSP dengan S :
9/12/2016 mengenal masalah Ny.M.T dengan hasil klien - Ny.M.T menanyakan
kesehatannya pada tampak kooperatif dan apa yang
keluarga Ny.M.T bersedia untuk dilakukan menyebabkan sakit
khususnya Ny.M.T pemeriksaan. kepala dan pusing .
tentang penyakit 2. Mengukur tanda-tanda -Ny.M.T menanyakan
hipertensi vital pada Ny.M.T dengan apa yang
hasil TD: 200/130 mmhg , menyebabkan tekanan
sb = 3615 c , N : 100x/m darah meningkat .
R : 18x/m . -Ny.M.T menanyakan
3. Melakukan pemeriksaan apa yang harus

23
lab sederhana dengan hasil : dilakukannya untuk
Ny.M.T menurunkan tekanan
- 18/12/2014 darahnya .
-Asam urat : 7,0 U/L -Ny.M.T menanyakan
-Chol : 180 mg/dL apakah hubungannya
-Gula darah : 95 g/dL mengkonsumsi garam
4. Mengkaji gejala-gejala berlebihan dengan
fisik yang sering dirasakan penyakitnya.
Ny.M.T yaitu sering sakit O :
kepala dan pusing . - Ny.M.T sering
bertanya dengan
kondisi sakitnya .
- Ny.M.T dan keluarga
tampak antusias dalam
bertanya .
A:
- Defisit pengetahuan
belum teratasi .

P:
- Pogramkan bersama
keluarga untuk
kunjungan ulang .
- pantau tanda-tanda
vital pada setiap
kunjungan .
- Gambarkan setiap
proses dan gejala
khususnya.
- Penyakit hipertensi
dan media yg tepat .

- Diskusikan pilihan
terapi atau

24
penanganan
khususnya penyalut
hipertensi .
Jumat, Ketidak efektifan 1. Meluangkan waktu S :
10/12/2016 penatalaksanaan bersama keluarga , -Keluarga mengatakan
program terapeutik menciptakan hubungan Ny.M.T jarang
pada keluarga Ny.M.T saling percaya dengan memeriksa diri ke
anggota keluarga lainnya . puskesmas .
2. Membantu keluarga -keluarga mengatakan
mengambarkan kondisi Ny.M.T sudah tidak
penyakit yang dialami oleh mengkonsumsi obat
keluarga . lagi .
3. Memberi dorongan pada O :
anggota keluarga yang lain -Ny.M.T tidak
untuk selalu menaruh berespon saat
perhatian dan berpatisipasi dianjurkan untuk
dalam sesi terapeutik daalam mengontrol tekanan
keluarga . darah di puskesmas .
A:
-Masalah
ketidakefektitan
penatalaksanaan
program terapeutik
belum teratasi .
P:
- Luangkan waktu
bersama keluarga
,ciptakan lingkungan
saling percaya dengan
semua anggota
keluarga setiap
kunjungan .
- Beri dorongan pada

25
anggota keluarga yang
lain untuk selalu
menaruh pehatian dan
berpatisipasi dalam
sesi terapeutik dalam
keluarga .
- Beri informasi yang
relevan pada anggota
keluarga terkait
masalah yang dialami
oleh Ny.M.T

KUNJUNGAN KE IV
Hari/ Diagnosa
Implementasi Evaluasi
Tanggal keperawatan
Senin, Defisit pengetahuan 1. Memantau tanda-tanda vital S :
12/12/2016 mengenai dengan hasil TD Ny.M.T : - Ny.M.T mengatakan
kesehatannya pada 160/100 mmhg , SB : 36,7c , tidak tahu secar pasti
keluarga Ny.M.T N : 100x /m , R : 19 x/m . manfaat sayur-sayuran
khususnya pada 2. Menjelaskan proses seperti bayam ,dll .
Ny.M.T penyakit , penyebab dan - Ny.M.T menanyakan
gejala , akibat dan apakah kondisinya saat
penanganan khususnya ini berbahaya .
penyakit hipertensi dengan - Ny.M.T menanyakan
menggunakan media leatlet makanan apa saja yang
pada keluarga Ny.M.T dapat dikonsumsi untuk
3. Mendiskusikan dengan menurunkan tekanan
keluarga khususnya Ny.M.T darahnya .
mengenai pilihan atau O :
penangan khususnya penyakit - Ny.M.T sering

26
hipertensi bertanya kondisi
sakitnya .
- Ny.M.T dan keluarga
antusias dalam bertanya.
A:
- Defisit pengetahuan
belum teratasi .
P:
- Program bersama
keluarga untuk
kunjungan ulang .
- Pantau tanda-tanda
vital pada setiap
kunjungan
- Gambarkan proses
penyakit , penyebab dan
gejala khususnya
penyakit hipertensi
- Sediakan informasi
pada keluarga tentang
kondisi Ny.M.T
- Kolabirasi dengan
petugas puskesmas
untuk pemberian obat
hipertensi .
Senin, Ketidakefektitan 1. Meluangkan waktu S :
12/12/2016 penatalaksanaan bersama keluarga , -Ny.M.T belum
program terapeutik menciptakan hubungan saling memeriksakan diri ke
pada keluarga Ny.M.T percaya dengan anggota puskesmas
keluarga lainnya . - Keluarga mengatakan
2. Memberi dorongan pada Ny.M.T sudah tidak lagi
anggta keluarga yang lain mengkonsumsi obat .
untuk selalu menaruh O :
perhatian dan berpatisipasi - Ny.M.T hanya berdiam

27
dalam sesi terapeutik dalam tanpa merespon saat
keluarga . dianjurkan berobat ke
3. Memberi informasi yang puskesmas dan
relevan pada anggota keluarga mengontrol tekanan
terkait masalah yang dialami darah.
oleh Ny.M.T A:
-Masalah belum teratasi.
P:
- Luangkan waktu
bersama keluarga ,
ciptakan lingkungan
saling percaya dengan
semua anggota keluarga
setiap kunjungan .
- Beri dorongan pada
anggota keluarga yang
lain untuk selalu
menaruh pehatian dan
partisipasi dalam sesi
terapeutik dalam
keluarga .
- Beri informasi relevan
pada anggota keluarga
terkait masalah yang
dialami oleh Ny.M.T

KUNJUNGAN KE V

HARI/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
Selasa, Defisit pengetahuan 1) Memantau tanda-tanda S:
- Ny.M.T
13/12/2016 mengenal masalah vital dengan hasil TD
mengatakan sudah
kesehatannya pada Ny.M.T : 200/130
mengkonsumsi
keluarga Ny.M.T mmHg.
2) Menjelaskan proses ketimun, bayam
khususnya Ny.M.T

28
tentang penyakit penyakit, penyebab dan merah, pisang.
- Ny.M.T mengatakn
hipertensi gejala, akibat dan
sudah tidak lagi
penanganan khususnya
mengkonsumsi
penyakit hipertensi
obat,
dengan menggunakan
O:
media leaflet pada - Ny.M.T masih
keluarga Ny.M.T sering bertanya
khususnya pada Ny.M.T. tentang kondisi
sakitnya.
- Ny.M.T dan
keluarga sangat
antusias dalam
bertanya.
A:
Defisit pengetahuan
belum teratasi.
P:
- Programkan
bersama keluarga
untuk kunjungan
berikutnya.
- Pantau tanda-tanda
vital setiap
kunjungan.
- Beri informasi
pada keluarga
tentang kemajuan
pasien dengan cara
yang tepat .
- Diskusikan
kembali
penanganan
penyakit hipertensi
mengenai
penggunaan
mentimun, cara

29
pembuatan, dan
dosis yang
dianjurkan.
Selasa, Ketidakefektifan 1) Meluangkan waktu S:
- Ny.M.T belum
13/12/2016 penatalaksanaan bersama keluarga ,
memeriksakan diri
program terapeutik menciptakan hubungan
ke puskesmas.
pada keluarga Ny.M.T saling percaya dengan
- Keluarga
anggota keluarga
mengatakan
lainnya.
Ny.M.T sudah
2) Member dorongan pada
tidak
anggota keluarga yang
mengkonsumsi
lain untuk selalu
obat lagi
menaruh perhatian dan
O:
berpartisipasi dalam sesi - Ny.M.T belum
terapeutik dalam merespon saat
keluarga. dianjurkan berobat
3) Member informasi yang
ke puskesmas
relevan pada anggota A:
Masalah
keluarga terkait masalah
ketidakefektifan
yang dialami oleh
penatalaksanaan
Ny.M.T.
program terapeutik
belum teratasi.
P:
- Luangkan waktu
bersama keluarga,
ciptakan
lingkungan saling
percaya dengan
semua anggota
keluarga setiap
kunjugan.
- Beri dorongan
pada anggota
keluarga yang lain
untuk selalu

30
menaruhperhatian
dan berpartisipasi
dalam sesi
terapeutik dalam
keluarga.
- Lakukan
kerjasama dengan
anggota keluarga
untuk mengelola
program
terapeutik yang
pas dengan
kebiasaan hidup
mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8 Volume 2. EGC, Jakarta
(Hal: 896).

31
Corwin, Elizabeth J. 2009.Buku Saku Patofisiologi. EGC, Jakarta (Hal: 484, 485, 487)

Amin,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA

NIC-NOC. Jilid 1. Mediaction Publishing (Hal:213).

Amin,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA

NIC-NOC. Edisi revisi Jilid 2. Mediaction Publishing (Hal:576-577).

Wilkinson, Judith M.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA,

Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Ed.9. EGC, Jakarta ( Hal: 790, 793).

Achjar, Komang Ayu Henny.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (Bagi

Mahasiswa Keperawatan & Praktisi Perawat Perkesmas). CV Sagung Seto, Jakarta

(Hal: 2, 4-9).

32

Vous aimerez peut-être aussi