Vous êtes sur la page 1sur 12

SAP 1

PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Pengertian Akuntansi Keperilakuan


Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji
hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari
organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaannya.
Dengan demikian, definisi akuntansi keperilakuan adalah suatu studi tentang perilaku
akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi akuntansi dan pelaporan.
Akuntansi keperilakuan menekankan pada pertimbangan dan pengambilan keputusan akuntan
dan auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi (misalnya partisipasi penganggaran, keketatan
anggaran, dan karakter sistem informasi) dan fungsi auditing terhadap perilaku, misalnya
pertimbangan (judgment) dan pengambilan keputusan auditor dan kualitas pertimbangan dan
keputusan auditor, dan pengaruh dari keluaran dari fungsi-fungsi akuntansi berupa laporan
keuangan terhadap pertimbangan pemakai dan pengambilan keputusan.

Akuntansi adalah informasi, atau lebih tepatnya sistem informasi akuntansi.


Keberhasilan suatu sistem informasi akuntansi tidak lepas dari perilaku manusia selaku
pemakai dan yang memberikan responnya. Perkembangan akuntansi pun tak lepas dari
perilaku. Mendesaknya kebutuhan akuntansi dan pentingnya peranan manusia (akuntan dan
auditor) dalam bidang akuntansi, maka dengan mengadopsi bidang-bidang ilmu lainnya,
seperti ilmu psikologi khususnya psikologi kognitif, antropologi dan sosial, lahirlah akuntansi
keperilakuan. Banyak bukti empiris yang dihasilkan oleh para peneliti yang ikut memperkuat
bidang akuntansi keperilakuan. Dua jurnal terkenal, yaitu Behavioral Research in Accounting
(BRIA) dan Auditing: A Journal of Practice & Theory, sangat mempengaruhi perkembangan
akuntansi keperilakuan sampai saat ini.

Akuntansi keperilakuan merupakan cabang ilmu akuntansi yang mempelajari


hubungan antara perilaku manusia dengan sistem informasi akuntansi. Istilah sistem
informasi akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti luas meliputi seluruh desain alat
pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain
akuntansi pertanggungjawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi,
desain kolektibilitas biaya, penilaian kinerja, serta laporan keuangan. Secara lebih terperinci
ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi:

1
a. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan, dan
penggunaan sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi, yang
berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat
pengendalian akuntansi dan desain organisasi; apakah desain sistem pengendalian
akuntansi bisa diterapkan secara universal atau tidak.

b. Mempelajari pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang


berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas,
pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.

c. Metode untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk
mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk
mempengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu. Disini muncul istilah
freezing (membekukan) dan unfreezing (mencairkan).

Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan


Sejak tahun 1950-an beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan
akuntansi dengan aspek perilaku yang di mulai oleh Argrys pada tahun 1952, kemudian
Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keprilakuan dalam lima aliran
(school), yaitu:pengendalian manajemen (management control), pemrosesan informasi
akuntansi (accounting information processing), desain sistem informasi (information system
design), riset audit (audit research), dan sosiologi organisasional (organizational sociology).

Penelitian-penelitian di bidang akuntansi keprilakuan merupakan aplikasi dari ilmu


keprilakuan dengan menggunakan berbagai metode di antaranya adalah eksperimental, studi
lapangan dan teknik-teknik korelasional. Hasil-hasil penelitian ini menyediakan suatu
pemahaman yang lebih luas dalam memberikan penjelasan dan pemecahan atas praktik-
praktik keprilakuan.

Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu akuntansi yang


perkembangannya semakin meningkat dalam 25 tahun belakangan ini yang di tandai dengan
lahirnya sejumlah jurnal dan artikel yang berkenaan dengan keperilakuan (behavioral).
Awalnya perkembangan riset akuntansi keprilakuan menekankan pada aspek akuntansi
manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun cakupan dalam hal ini terus
berkembang dan bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit.

2
Pada awal perkembangannya, riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek
akuntansi manajemen, khususnya penganggaran. Namun, cakupannya terus bergeser ke arah
akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Sebagai bidang riset yang sering
memberikan kontribusi yang bermakna, maka riset akutansi ini dapat membentuk kerangkan
dasar (framework) serta arah riset dimasa yang akan datang. Banyaknya volume riset atas
akuntansi keprilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara
periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini :
1. Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang
ingin diperkenalkan.
2. Membantu dalam mengidentifikasikan kesenjangan riset.
3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui sub
bidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen, dan perpajakan, sehingga para
peneliti dapat mempelajarinya melalui sub bidang lain.

Akuntansi keprilakuan menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk


melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang
mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka. Secara lebih terperinci ruang lingkup
akuntansi keprilakuan meliputi:
1 Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan dan
penggunaan system informasi akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan dan
organisasi, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen
mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain organisasi; apakah desain
system pengendalian akuntansi bisa diterapkan secara universal atau tidak.
2 Mempelajari pengaruh system informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang
berarti bagaimana system akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas,
pengambilan keputusan, keputusan kerja dan kerja sama.

3 Metode untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk
mengubahnya, yang berarti bagaiman system akuntansi dapat dipergunakan untuk
mempengaruhi perilaku, dan bagaiman mengatasi resistensi itu. Di sini muncul istilah
freezing (membekukan) dan unfreezing (mencairkan).

3
Manfaat utama dari bidang baru ini adalah menyediakan informasi bisnis yang
memungkinkan para CEO,CFO,dan perencana strategis lainnya untuk mengukur dan
mempengaruhi variabel-variabel yang secara konvensional tidak dapat diukur tetapi sangat
menentukan bisnis mereka.

Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan


1. Dari Pendekatan Normatif ke Deskritif
Pada awal perkembangan, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen hanya
fokus pada masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan
teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topic mengenai
penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer.
Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif karena hanya
mengangkat permasalahan mengenai desain pengendalian manajemen dengan
berbagai model matematis tanpa melibatkan faktor-faktor lain yang memengaruhi
efektivitas desain pengendalian manajemen.

Pada tahun 1950-an sejak C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain
riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan
dimulainya usaha untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen
suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat
deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi
oleh para pelaku organisasi.

2. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontinjensi


Riset akuntansi keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal
(universalistic approach). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan,
maka segera muncul pendekatan lain yang mendapat perhatian besar dalam bidang
riset, yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach).

Secara umum, teori ini menyatakan penyusunan dan penggunaan desain sistem
pengendalian manajemen bergantung pada karakteristik organisasi dan kondisi
lingkungan dimana sistem tersebut akan diterapkan. Teori ini menanggapi klaim dari
pendekatan universal yang menyatakan suatu sistem pengendalian bisa diterapkan
dalam karakteristik perusahaan dan kondisi lingkungan apapun.

4
Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan
mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan
penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, terdapat berbagai
variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain sistem pengendalian manajemen
yaitu sebagai berikut :
1. Ketidakpastian (uncertainty), seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor
eksternal lainnya.
2. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence), sperti
proses produksi, produk massal, batch yang kecil/besar, dan lain sebagainya.
3. Industri, perusahaan, dan unit variabel, seperti kendala masuk ke dalam industri,
rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
4. Strategi kompetitif (competitive strategy), seperti penggunaan biaya yang rendah
atau keunikan.
5. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor), seperti desentralisasi,
sentralisasi,budaya organisasi, dan lain-lain.

5
SAP 2
TINJAUAN TERHADAP ILMU KEPERILAKUAN: DALAM PERSPEKTIF
AKUNTANSI

Akuntansi Keperilakuan Secara Umum


1. Ilmu Keperilakuan
American Accounting Associations Committees berdasarkan pada Behavioral Science
Content of the Accounting Curriculum mengembangkan lingkup dan definisi dari Ilmu
Keperilakuan sebagai berikut.
Istilah ilmu keperilakuan adalah penemuan yang relatif baru. Konsep tersebut begitu
luas sehingga lingkup dan isinya lebih baik digambarkan dari awal. Ilmu keperilakuan
mencakup bidang riset apa pun yang mempelajari, baik melalui metode eksperimentasi
maupun observasi, perilaku manusia dalam lingkungan fisik maupun sosial.
Agar dapat dianggap sebagai bagian dari ilmu keperilakuan, riset tersebut harus
memenuhi dua kriteria dasar. Pertama, riset tersebut harus berkaitan dengan perilaku
manusia. Tujuan utama ilmu perilaku manusia adalah mengidentifikasi kebiasaan yang
mendasari manusia dan konsekuensi yang ditimbulkannya. Kedua, riset tersebut harus
dilakukan secara ilmiah. Hal ini berarti harus ada suatu usaha sistematis untuk
menggambarkan, menghubungkan, menjelaskan, dan dengan demikian memprediksikan
sekelompok fenomena, yaitu kebiasaan yang mendasari perilaku manusia harus dapat di
observasi atau mengarah pada dampak yang dapat diobservasi.

2. Perspektif pada Perilaku Manusia: Psikologi, Sosiologi, dan Psikologi Sosial


Tiga bahasan pokok yang juga banyak berkontribusi terhadap khasanah ilmu
keperilakuan adalah psikologi, sosiologi, dan psikologi social. Semua menggambarkan
dan menjelaskan mengenai perilaku manusia. Namun ketiganya berbeda dari segi
perspektif terhadap perilaku manusia. Psikologi secara khusus membahas bagaimana
individu berperilaku, focus pada aksi manusia itu sendiri sebagai respon untuk menstimuli
lingkungan mereka.
Sosiologi dan psikologi social, lebih memusatkan perhatiannya pada kelompok
prilaku sosial. Keduanya menekankan pada interaksi antara individu, bukan pada stimuli
fisikal. Perilaku menjelaskan pada hubungan social, pengaruh social, dan kelompok yang
dinamis. Percobaan dibuat untuk memahami bagaimana bagaimana individu berpikir,
merasa, dan aksi yang dipengaruhi oleh imajinasi, atau kehadiran orang lain.

6
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, termasuk kebutuhan
individual dan motivasi-motivasi, tekanan kelompok, permintaan organisasional, sejarah
personal, latar belakang yang unik dari individu-individu, konfli dari dalam dan luar
organisasi, waktu permintaan, tanggungjawab personal dan social, dan seterusnya.

Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi?


Manusia dan faktor sosial diikut sertakan secara jelas dalam aspek-aspek operasional
utama dari seluruh sistem akuntansi, karena para akuntan membuat asumsi mengenai
bagaimana mereka termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan menggunakan
informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan
manusia dan mempengaruhi organisasi.
1. Akuntansi Adalah Tentang Manusia
Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana
mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterprestasikan dan
menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan
kenyataan manusia dan memengaruhi organisasi. Berdasarkan pengalaman, banyak
manajer dan akuntan telah memperoleh suatu pemahaman yang lebih dari sekadar aspek
manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak sistem akuntansi
masih dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan
penggunaan dan penerimaan seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi
meragukan. Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut
pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih luas
terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat menimbulkan
pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif manajerial. Prosedur dapat menjadi
tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang
lebih luas.

2. Akuntansi Adalah Tindakan


Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai peran yang harus dimainkan dalam
mencapai tujuan organisasi. Tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan lebih baik ketika
individu memahai dan patuh pada ketetapan anggaran. Dalam organisasi, semua anggota
mempunyai peran yang harus dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Peran
tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab
anggota terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggung jawab tersebut pada sebagian
7
organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-masing
mempunyai tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Keselarasan tujuan antara individu dan organisasi diperlukan untuk mewujudkan
terjadinya sinergi antara individu dan organisasi. Keselarasan tersebut akan dapat lebih
diwujudkan manakala individu memahami dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada
di dalam anggaran.

Aspek, Ruang Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntansi Keperilakuan


1. Aspek Akuntansi Keperilakuan
Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek penting dalam akuntansi
keperilakuan, yaitu:
a. Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial
Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku komponen
entitas perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motif-motif mereka.
Teori organisasi modern memandang adanya interaksi antarelemen organisasi untuk
mendukung tujuan organisasi. Organisasi adalah sebuah entitas yang lengkap. Secara
lebih spesifik, teori organisasi modern berkonsentrasi pada perilaku pengarahan tujuan
organisasi, motivasi, dan karakteristik penyelesaian masalah. Tujuan organisasi
dipandang sebagai hasil dari proses mempengaruhi dalam organisasi, penentuan batas-
batas dalam pengambilan keputusan, dan peranan dari pengendalian internal yang
diciptakan oleh organisasi. Motivasi dipandang sebagai salah satu penentu kinerja.
Faktor-faktor lainnya adalah kepuasan kerja dan komitmen organisasional. Namun
demikian, hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasional terkadang
bersifat resiprokal, yaitu hubungan yang bersifat timbal balik. Dalam suatu situasi dan
kondisi tertentu komitmen organisasional mempengaruhi kepuasan kerja, dan pada
situasi dan kondisi yang berbeda kepuasan kerja mempengaruhi komitmen
organisasional.
b. Penganggaran dan Perencanaan
Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organsiasi dan interaksi perilaku individu.
Beberapa dimensi penting dalam area ini adalah proses partisipasi penganggaran,
level kesulitan dalam pencapaian tujuan, level aspirasi, dan adanya konflik antara
tujuan individual dengan tujuan organisasi. Keselarasan antara tujuan individu dengan
tujuan organisasi menjadi rerangka manajerial mengembangkan organsasi. Dua isu

8
penting dalam bidang oenganggaran dan perencanaan adalah organizational slack dan
budgetary slack.
c. Pengambilan Keputusan
Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan
keputusan. Ada teori normatif, paradoks, dan model deskriptif dalam pengambilan
keputusan. Teori normatif adalah bagaimana seharusnya orang mengambil keputusan.
Paradoks adalah sesuatu yang bertentangan dengan teori normatif, sedangkan model
deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang mengambil keputusan
berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi (subject matter) yang
digunakan untuk pengambilan keputusan? Informasi yang digunakan tetaplah
informasi akuntansi.
d. Pengendalian
Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi. Semakin besar organisasi,
memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian selalu
dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap
pengendalian. Dimensi penting dalam pengendalian adalah struktur organisasi,
pengendalian internal, desentralisasi-sentralisasi, dan hubungan antara dan
antarhirarki administrasi. Perkembangan terbaru dalam pengendalian internal adalah
diakuinya lingkungan pengendalian sebagai salah satu kunci (key succes factor) dalam
mengendalikan operasional organisasi. Lingkungan pengendalian melibatkan banyak
aspek keperilakuan di dalamnya. Lingkungan pengendalian berada pada level dasar
dan merupakan prasyarat dari komponen-komponen lainnya. Dengan kata lain, kalau
lingkungan pengendalian dapat berjalan baik dan sehat, maka akan mempermudah
pelaksanaan komponen yang lainnya. Tiap organisasi, baik besar maupun kecil, harus
mempunyai lingkungan pengendalian yang kondusif dengan pengembangan
organisasi. Lingkungan pengendalian yang tidak sehat seringkali menunjukkan
adanya kelemahan dalam komponen pengendalian intern yang lain. Lingkungan
pengendalian merefleksikan sikap dan kesadaran menyeluruh seluruh organisasi
mengenai pentingnya pengendalian intern organisasi.
e. Pelaporan Keuangan
Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba dan
keandalan informasi akuntani dan relevansi informasi akuntansi bagi investor.
Perataan laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak
manajemen mempunyai informasi privat untuk kepentingan dirinya. Manajemen laba
9
intinya adalah masalah keperilakuan, yaitu perilaku manajemen yang mementingkan
dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup manajemen laba termasuk
didalamnya adalah pemilihan metode akuntansi, estimasi, klarifikasi, dan format yang
digunakan dalam pengungkapan bersifat wajib. Yang perlu diperhatikan di sini adalah
antara format/bentuk sama pentingnya dengan isi yang disajikan/yang dilaporkan.
Orang bisa terpengaruh dengan perbedaan format, padahal memiliki isi yang sama.

2. Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntansi Keperilakuan


Pada masa lalu, para akuntan semata-mata fokus pada pengukuran pendapatan dan
biaya dan mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksikan
masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa konerja masa lalu adalah hasil masa lalu
dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan
memengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian
secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan
perilaku, tujuan serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi. Para
akuntan keperilakuan memusatkan perhatian mereka pada hubungan antara perilaku dan
sistem akuntansi. Mereka menyadari proses akuntansi melibatkan ringkasan dari sejumlah
kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia dan akuntansi itu sendiri,
serta dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi perilaku, yang pada gilirannya secara
bersama-sama akan menentukan semua keberhasilan peristiwa ekonomi.
Para akuntan keperilakuan melihat kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan
penjualan terlebih dahulu mempertimbangkan perilaku juru tulis yang mencatat pesanan
pelanggan melalui telepon. Para juru tulis tersebut harus menyadari bahwa tujuan mereka
melakukan pekerjaan itu adalah untuk kelangsungan hidup organisasi. Para akuntan
keperilakuan juga menyadari bahwa mereka bebas mendesain sistem informasi untuk
memengaruhi motivasi, semangat dan produktivitas karyawan. Tanggung jawab mereka
menjangkau ke luar pengumpulan dan pengukuran data yang sederhana untuk mencakup
persepsi dan penggunaan laporan akuntansi oleh orang lain.
Akuntan keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah
memengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi dilakukannya tindakan yang diinginkan.
Sebagai contoh, keberhasilan suatu perusahaan dalam merundingkan kerja sama dengan
kelompok organisasi lainnya sangat ditentukan oleh apakah orang-orang di organisasi
tersebut atau malah ke arah yang berlawanan. Kondisi ini sangat mungkin terjadi karena
bentuk da nisi dari laporan anggaran telah melemahkan produktivitas karyawan sehingga
10
orang-orang pada akhirnya tidak dapat bekerja sama. Mereka mungkin bahkan
menciptakan konflik internal dan memprakarsai kepuasan individu. Pengenalan hubungan
timbal balik antara alat akuntansi dan perilaku telah memunculkan modifikasi atas
definisi akuntansi konvensional. Definisi akuntansi terbaru dalam lingkaran profesional
akademis menyiratkan komunikasi dan pengukuran data ekonomi untuk berbagai
pengambilan keputusan serta sasaran hasil keperilakuan lainnya.

REFERENSI:
Arfan Ikhsan dan Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat.
11
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
http://akuntansikeperilakuan.blogspot.co.id/2009/07/pengantar-akuntansi-
keperilakuan_9945.html
http://wirasagala92.blogspot.co.id/2013/01/akuntansi-keperilakuan.html
http://kooyounk.blogspot.co.id/2011/10/perkembangan-akuntansi-keprilakuan.html
http://henrich27.blogspot.co.id/2013/01/tinjauan-terhadap-ilmu-keperilakuan.html?m=1

12

Vous aimerez peut-être aussi