Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH
KELOMPOK : II (DUA)
PRODI : PSIK
NAMA : MUZAKIR
YASIR MUARIEF
SAIFUL MAHDI
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, selawat dan salam kepada nabi
besar Muhammad SAW,beserta sahabat, keluarga dan pengikut beliau yang istiqamqah
akhir zaman.
Degan izin Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN APENDIKSITIS
Kami yaitu, bahwa makalah ini Masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehinggamakalah ini menjadi sempurna.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan kepada kami sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Akhirnya kepada Allah SWT, jualah semuanya dikembalikan dengan iringan doa
sehingga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca semua upaya mencerdaskan bangsa.
WASSALAMUALAIKUM. Wr.Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. I
DAFTAR ISI II
BAB II PEMBAHASAN 2
2,1 DEFINISI ... 2-5
2,2 ETIOLOGI .. 5-8
2,3 PATOFISIOLOGI . 8
2,4 MANIFESTASI KLINIS .. 8
BAB IV PENUTUP
3,1 KESIMPULAN.. 9
3,2 SARAN.. 9
BAB I
PENDAHULUAN
2,1 DEFINISI
APENDIKSITIS adalah suatu peradangan yang sering terjadi pada pada apendiks yang
merupakan kasus gawat bedah yang paling sering terjadi
Radang usus buntu merupakan peradangan pada usus buntu, yaitu sebuah usus kecil yang
berbentuk jari yang melekat pada usus besar di sebelah kanan bawah rongga perut.
Usus buntu yang mengalami peradangan kadang-kadang pecah terbuka, yang
menyebabkan peradangan selaput perut(peritonitis).
Peradangan selaput perut adalah peradangan yang gawat dan mendadak pada selaput
yang melapisi dinding dalam rongga perut atau pada kantong yang membungkus usus.
Peradangan ini terjadi kalau usus lainnya pecah atau robek.
Usus buntu merupakan pe
nonjolan kecil yang terbentuk seperti jari yang terdapat di usus besar, tepatnya di daerah
perbatasan dengan usus halus
2,2 ETIOLOGI
Penderita
Penyakit apendiksitis bisa diderita oleh semua orang dari berbagai usia; 8 25 tahun.
Ditemukan juga bahwa anak di bawah dua tahun juga ada yang menderita penyakit ini.
2,3 PATOFISIOLOGI
Apendik belum diketahui fungsinya, merupakan bagian dari sekum. Peradangan pada
apendik dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding mukosa atau obtruksi lumen (biasanya
oleh fecolif/faeses yang keras) penyumbat pengeluaran secret mucus mengakibatkan
perlengketan, infeksi dan terhambatnya aliran darah. Dari keadaan hipoksia
menyebabkan gangren atau dapat terjadi rupture dalam waktu 24-36 jam .bila proses ini
berlangsung terus menerus organ disekitar dinding apendik terjadi perlengketan dan akan
menjadi abse(kronik). Apabila proses ini infeksi sangat cepat (akut)dapat menyebabkan
peritonitis., PERITONITIS merupakan komplikasi yang sangat serius.infeksi kronis dapat
terjadi pada apendik. Tetapi hal ini selalu menimbulkan nyeri di daerah abdomen.
Apendiksitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : mual,muntah dan
nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bias secara mendadak dimulai
diperut sebelah atas atau sekitar pusar , lalu timbul mual dan muntah.setelah beberapa
jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah.jika dokter
menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini
dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam bias mencapai 37,8-38,8 Celsius.
BAB III
KASUS
Tuan Q berusia 40 tahun, dengan status sudah kawin dan tuan Q sudah mempunyai 2
orang anak, bersuku aceh, agama islam. Tuan Q sehari-harinya berkerja sebagai direktur
PT. Aneuk Nanggroe yang bertempat tinggal di Daerah Pusong Pemkot Lhoksumawe.
Dari hasil Diagnosa medis Tuan Q menderita Apendiksitis. Tuankan mengatakan sejak 45
hari ini beluai merasakan adanya rasa nyeri di sekitar pusar, mual-mual/muntah, rasa
makan berkurang, dan terdapat panas yang ringan. Tuan Q merasakan tidak nyaman
dengan kondisinya seperti saat ini sehingga dia memeriksakan diri ke Rumah Sakit, pada
saat pengkajian : Tuan Q mengeluhkan rasa nyeri, mual-mual yang berkelanjutan setiap
hari, pernafasan tidak teratur dari pemeriksaan fisik di dapatkan TD = 130/80 mmHg, HR
= 80 denyut/I, T = 37C, perut kembung(+),funger,kulit tampak kering teraba ada massa.
DX. 1. Nyero badan distensi jaringan usus oleh inflamasi (bagian dari reaksi tubuh
terhadap kondisi cedera)
Intervensi Rasional
Mandiri
Implementasi
Evaluasi
Subjektif (S) :
- pasien mengatakan nyeri mulai berkurang
- pasien mengatakan sudah sanggup tidur
Analisis (A) :
- nyeri teratasi / berkurang
Planing (P) :
- intervensi dilanjutkan
Kriteria hasil : luka sembuh dengan benar, bebas tanda infeksi/ inflamasi drainase
purulien, eritema dan demam
Intervensi rasional
Mandiri
kolaborasi
- berikan antibiotic sesuai indikasi
- Bantu irigasi dan drainase bila diindikasikan
Implementasi
Evaluasi
Subjektif (S) :
- pasien mengatakan lebih tenang karena luka mulai sembuh
- pasien mengatakan sudah tidak demam
Analisis (A) :
- infeksi belum terjadi
Planing (P) :
- intervensi dilanjutkan
Intervensi Rasional
Mandiri
kolaborasi
Implementasi
- memberikan minuman jernih
- mengawasi TD dan nadi
- auskultasi
- memberikan perawatn mulut
- memberikan cairan IV dan elektrolit
Evaluasi
Subjektif (S) :
- pasien mengatakan muntah berkurang
- pasien mengatakan lemah berkurang
Analisis (A) :
- kekurangan volume cairan belum terjadi
Planing (P) :
- intervensi dilanjutkan