Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Beranda
Daftar Isi
Artikel
Kumpulan Askep
Kata-kata Bijak
Cerpen
Ebook
Novel
Software
Puisi
Lyrik-Lagu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat
yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung bawaan yang
memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium. Defek sekat
atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri melalui
sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus
venousus di dekat muara vena kava superior, foramen ovale terbuka pada umumnya
penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan
endokard.
setelah VSD (ventrikular septal defect). Dalam keadaan normal, pada peredaran
darah janin terdapat suatu lubang diantara atrium kiri dan kanan sehingga darah
tidak perlu melewati paru-paru. Pada saat bayi lahir, lubang ini biasanya menutup.
Jika lubang ini tetap terbuka, darah terus mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan
pada masa kecilnya, kecuali pada ASD besar yang dapat menyebabkan kondisi gagal
jantung meningkat pada dekade ke-4 dan ke-5, dengan disertai adanya gangguan
defek tersebut, karena ASD tidak dapat menutup secara spontan, dan bila tidak
ditutup akan menimbulkan berbagai penyulit di masa dewasa. Namun kapan terapi
dan tindakan perlu dilakukan sangat tergantung pada besar kecilnya aliran darah
dan ada tidaknya gagal jantung kongestif, peningkatan tekanan pembuluh darah paru
Sampai 5 tahun yang lalu, semua ASD hanya dapat ditangani dengan operasi
bedah jantung terbuka. Operasi penutupan ASD baik dengan jahitan langsung
ataupun menggunakan patch sudah dilakukan lebih dari 40 tahun. Tindakan operasi
ini sendiri, bila dilakukan pada saat yang tepat (tidak terlambat) memberikan hasil
yang memuaskan, dengan risiko minimal (angka kematian operasi 0-1%, angka
kesakitan rendah). Pada penderita yang menjalani operasi di usia kurang dari 11
tahun menunjukkan ketahanan hidup pasca operasi mencapai 98%. Semakin tua usia
saat dioperasi maka ketahanan hidup akan semakin menurun, berkaitan dengan
sudah terjadinya komplikasi seperti peningkatan tekanan pada pembuluh darah paru.
Namun demikian, tindakan operasi tetap memerlukan masa pemulihan dan perawatan
di rumah sakit yang cukup lama, dengan trauma bedah (luka operasi) dan trauma
psikis serta relatif kurang nyaman bagi penderita maupun keluarganya. Hal ini
memacu para ilmuwan untuk menemukan alternatif baru penutupan ASD dengan
tindakan intervensi non bedah (tanpa bedah jantung terbuka), yaitu dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa defenisi ASD,
Agar dapat menyusun penyimpangan KDM serta Asuhan Keperawatan dari ASD.
D. Manfaat
apa defenisi, anatomi fisiologi, etiologi, gejala klinis, patofisiologi, penata laksanaan
serta mampu menyusun asuhan keperawatan disertai bentuk penyimpangan KDM dari
Defek Septum Atrium. Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan Defek
Septum Atrium Ini bermanfaat untuk melakukuan askep yang valid mulai dari
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Defenisi
ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septum
interatrial semasa janin. Defek Septum Atrium (ASD, Atrial Septal Defect) adalah
suatu lubang pada dinding(septum) yang memisahkan jantung bagian atas (atrium
kiri dan atrium kanan). Kelainan jantung ini mirip seperti VSD, tetapi letak
kebocoran di septum antara serambi kiridan kanan. Kelainan ini menimbulkan keluhan
yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung bawaan yang
memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium. Defek sekat
atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri melalui
sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus
venousus di dekat muara vena kavasuperior, foramen ovale terbuka pada umumnya
penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan
endokard.
Macam-macam defek sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum
terjadinya pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai
tanda timbulnya sindrome Eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah,
menjahit langsung dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan
sepotong dakron.
1) Ostium Primum (ASD 1), letak lubang di bagian bawah septum,mungkin disertai
kelainankatup mitral.
2) Ostium Secundum (ASD 2), letak lubang di tengah septum.
3) Sinus Venosus Defek, lubang berada diantara Vena Cava Superior dan Atrium Kanan.
ASD diklasifikasikan menjadi:
1) ASD sederhana dengan defek pada septum dan disekitar fossa ovalis(dikenaldengan
DSA sekundum), defek pada tepi bawah septum (DSAprimum) dan defek disekitar
vena pulmonalis.
2) ASD kompleks yang merupakan bentuk dari defek endocardial cushion yangsekarang
atrium sekundum adalah kelainan yang dimana terdapat lubang patologis di tempat
fossa ovalis. Akibatnya terjadi pirau dari atrium kiri ke atriumkanan, dengan beban
B. Anatomi Fisiologi
Atrium :
1. Atrium kanan
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam
ventrikel kanan kemudian ke paru-paru. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini
masuk dalam atrium kanan melalui vena kava superior, inferior, dan sinus koronarius.
Dalam muara vena kava tidak ada katup sejati. Hal yang memisahkan vena kava dari
2. Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah di oksigenasi dari paru-paru melalui
keempat vena plulmonalis. Antara vena pulmonalis dan atrium kiri tidak ada katup
sejati. Oleh karena itu perubahan tekanan dalam atrium kiri mudah sekali membalik
retrograde (mundur) ke dalam pembuluh paru. Peningkatan tekanan atrium kiri yang
akut akan menyebabkan bendungan paru-paru. Atrium kiri berdinding tipis dan
bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui
katup mitral.
atrium. Kira-kira 70% aliran ini langsung mengalir dari atrium ke ventrikel walaupun
tambahan 30% karena atrium berfungsi hanya sebagai pompa primer yang
C. Patofisiologi
Pada kasus Atrial Septal Defect yang tidak ada komplikasi, darah yang
mengandung oksigendari Atrium Kiri mengalir ke Atrium Kanan tetapi tidak sebaliknya. Aliran
yang melaluidefek tersebut merupakan suatu proses akibat ukuran dan complain dari
kanan berkurang. Hal ini juga berakibatvolume serta ukuran atrium kanan dan
Jika complain ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang terus
meningkat shunt dari kiri kekanan biasa berkurang. Pada suatu saat sindroma
Eisenmenger bisa terjadi akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat.
Arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi darah sistemik
banyak mengandung darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan
sianosis.
D. Etiologi
Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor
2) Faktor genetic
peredaran darah janin terdapat suatu lubang diantara atrium kiridan kanan sehingga
darah tidak perlu melewati paru-paru. Pada saat bayi lahir, lubang inibiasanya menutup. Jika
lubang ini tetap terbuka, darah terus mengalir dari atrium kiri keatrium kanan
(shunt). Penyebab dari tidak menutupnya lubang pada septum atrium ini
tidak diketahui
E. Manifestasi Klinik
Sebagian besar penderita ASD tidak menampakkan gejala (asimptomatik) pada
masakecilnya, kecuali pada ASD besar yang dapat menyebabkan kondisi gagal
jantung meningkat pada dekade ke-4 dan ke-5, dengan disertai adanya gangguan
aktivitas listrik jantung (aritmia). Gejala yang muncul pada masa bayi dan kanak-
kanak adalah adanya infeksi saluran nafasbagian bawah berulang, yang ditandai dengan
keluhan batuk dan panas hilang timbul (tanpapilek). Selain itu gejala gagal jantung (pada
ASD besar) dapat berupa sesak napas, kesulitanmenyusu, gagal tumbuh kembang
pada bayi atau cepat capai saat aktivitas fisik pada anak yang lebih besar.
Selanjutnya dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti elektro-
ditegakkan.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang sering dilakukan pada penderita ASD adalah:
1) Foto toraks
2) Elektrokardiografi
Menunjukkan pola RBBB pada 95%, yang menunjukkaN beban volume ventrikel
membedakannya dari defek primum yang memperlihatkan deviasi sumbu kiri (left
axis deviation). Blok AV I (pemanjangan interval PR) terdapat pada 10% kasus defek
sekundum
3) Ekokardiografi
G. Pengobatan
Pengobatan khusus untuk ASD akan ditentukan oleh dokter anak
berdasarkan:
1) Usia anak Anda, kesehatan secara keseluruhan, dan sejarah medis
2) Luasnya penyakit
3) Toleransi anak untuk obat tertentu, prosedur, atau terapi
4) Harapan untuk perjalanan penyakit
5) Pendapat atau preferensi
Terapi medis
1) Pembedahan penutupan defek dianjurkan pada saat anak berusia 5-10 tahun.
Prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru, dan bila terjadi sindrome
H. Penatalaksanaan
1) Pembedahan
Untuk tujuan praktis, penderita dengan defek sekat atrium dirujuk ke ahli
bedah untuk penutupan bila diagnosis pasti. Berdalih tentang pembedahan jantung
yang didasarkan pada ukuran shunt menempatkan lebih pada kepercayaan terhadap
data dari pada alasan yang diberikan. Dengan terbuktinya defek sekat atrium
dengan shunt dari kiri ke kanan pada anak yang umurnya lebih dari 3 tahun,
penutupan adalah beralasan. Agar terdeteksi, shunt dari kiri ke kanan harus
memungkinkan rasio QP/QS sekurang-kurangnya 1,5 : 1 ; karenanya mencatat
adanya shunt merupakan bukti cukup untuk maju terus. Dalam tahun pertama atau
kedua, ada beberapa manfaat menunda sampai pasti bahwa defek tidak akan
menutup secara spontan. Sesudah umur 3 tahun, penundaan lebih lanjut jarang
tetapi sebenarnya defek dapat ditutup kemudian jika masalah ini terjadi. Sekarang
resiko pembedahan jantung untuk defek sekat atrium varietas sekundum benar-
benar nol. Dari 430 penderita yang dioperasi di Rumah Sakit Anak Boston, tidak ada
mortalitas kecuali untuk satu bayi kecil yang amat sakit yang mengalami pengikatan
masalah dengan irama atrium. Berlawanan dengan pengalaman ini adalah masalah
hampir selalu mematikan dalam beberapa tahun dan dengan sendirinya cukup alasan
Alat payung ganda yang dimasukan dengan kateter jantung sekarang digunakan
untuk menutup banyak defek sekat atrium. Defek yang lebih kecil dan terletak lebih
sentral terutama cocok untuk pendekatan ini. Kesukaran yang nyata yaitu dekatnya
katup atrioventrikular dan bangunan lain, seperti orifisium vena kava, adalah nyata
dan hingga sekarang, sistem untuk memasukkan alat cukup besar menutup defek
yang besar tidak tersedia. Keinginan untuk menghindari pemotongan intratorak dan
membuka jantung jelas. Langkah yang paling penting pada penutupan defek sekat
atrium transkateter adalah penilaian yang tepat mengenai jumlah, ukuran dan lokasi
defek. Defek yang lebih besar dari pada diameter 25 mm, defek multipel termasuk
defek di luar fosa ovalis, defek sinus venosus yang meluas ke dalam vena kava, dan
defek dengan tepi jaringan kurang dari 3-6 mm dari katup trikuspidal atau vena
Untuk penderita dengan defek yang letaknya sesuai, ukuran ditentukan dengan
yang 80% lebih besar daripada diameter terentang dari defek. Lengan distal payung
dibuka pada atrium kiri dan ditarik perlahan-lahan tetapi dengan kuat
melengkungkan sekat ke arah kanan. Kemudian, lengan sisi kanan dibuka dan payung
didorong ke posisi netral. Lokasi yang tepat dikonfirmasikan dan payung dilepaskan.
antibiotik selama 6-9 bulan. Seluruh penderita dengan ASD harus menjalani
tindakan penutupan pada defek tersebut, karena ASD tidak dapat menutup secara
spontan, dan bila tidak ditutup akan menimbulkan berbagai penyulit di masa dewasa.
Namun kapan terapi dan tindakan perlu dilakukan sangat tergantung pada besar
kecilnya aliran darah (pirau) dan ada tidaknya gagal jantung kongestif, peningkatan
tekanan pembuluh darah paru (hipertensi pulmonal) serta penyulit lain. Sampai 5
tahun yang lalu, semua ASD hanya dapat ditangani dengan operasi bedah jantung
menggunakan patch sudah dilakukan lebih dari 40 tahun, pertama kali dilakukan
tahun 1953 oleh dr. Gibbson di Amerika Serikat, menyusul ditemukannya mesin
Tindakan operasi ini sendiri, bila dilakukan pada saat yang tepat (tidak
survival (ketahanan hidup) paska opearsi mencapai 98% dalam follow up 27 tahun
setelah tindakan bedah, pada penderita yang menjalani operasi di usia kurang dari
11 tahun. Semakin tua usia saat dioperasi maka survival akan semakin menurun,
Aso adalah alat khusus yang dibuat untuk menutup ASD tipe sekundum secara
non bedah yang dipasang melalui kateter secara perkutaneus lewat pembuluh darah
di lipat paha (arteri femoralis). Alat ini terdiri dari 2 buah cakram yang
dihubungkan dengan pinggang pendek dan terbuat dari anyaman kawat nitinol yang
dapat teregang menyesuaikan diri dengan ukuran ASD. Di dalamnya ada patch dan
I. Pencegahan
Dalam kebanyakan kasus, cacat septum atrium tidak dapat dicegah. Jika Anda
pertimbangkan berbicara dengan seorang konselor genetik untuk menilai risiko apa
J. Komplikasi
1) Gagal Jantung
3) Endokarditis
4) Aritmia
PENYIMPANGAN KDM
Faktor ginetik/keturunan
Infeksi tertentu(Rubella)
ASD
Resiko penurunan
curah jantung hipoksia sianosis
Penurunan sel dan jaringan kekurangan Gangguan transfortasi
O2
fungsi pulmonal zat makan khususnya O 2
Resti Infeksi
Stressor
Anfeitas keluarga
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Lakukan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan yang mendetail terhadap jantung.
a) Gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang buruk berhubungan dengan
penyakit jantung.
dengkur ekspirasi).
e) Jari tabuh Berhubungan dengan beberapa type penyakit jantung kongenital.Perilaku
Memilih posisi lutut dada atau berjongkok merupakan ciri khas dari beberapa
jenispenyakit jantung.
f) Palpasi dan perkusiDada Membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung dan
g) karakteristik lain (sepertithrill-vibrilasi yang dirasakan pemeriksa saat
jantung.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur.
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen
3) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan
jantung (ASD)
DIAGNOSA
NO TUJUAN PERENCANAAN
KEPERAWATAN
1 Risiko tinggi Klien akan menunjukkan
penurunan curah perbaikan curah jantung. 1. Beri digoksin sesuai program,
jantung Dengan Kriteria Hasil : dengan menggunakan
berhubungan kewaspadaan yang dibuat
dengan defek Frekwensi untuk mencegah toxisitas.
struktur. jantung, tekanan
darah, dan 2. Beri obat penurun afterload
perfusi perifer sesuai program
berada pada
batas normal
sesuai usia.
o Distress pernapasan
o Toksisitas digoksin
o Mual
o Anoreksia
o Bradikardi.
o Disritmia
o Peningkatan upaya
pernapasan retraksi,
mengorok, batuk,
sianosis.
o Hipoksemia sianosis,
gelisah.
o Kolaps kardiovaskular
pucat, sianosis,
hipotonia.
o Tetap tenang.
o Hubungi praktisi
D. Implementasi
DX I :Tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur.
oksigen
1) Berikan periode istirahat yang sering dan periode tidur tanpa gangguan.
2) Anjurkan permainan dan aktivitas yang tenang.
3) Bantu anak memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi, dan kemampuan.
4) Hindari suhu lingkungan yang ekstrem karena hipertermia atau hipotermia
menentukankecenderungan pertumbuhan.
3) Dapat memberikan suplemen besi untuk mengatasi anemia, bila dianjurkan.
4) Dorong aktivitas yang sesuai usia.
5) Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama terhadap sosialisasi seperti
padakeluarga.
3) Siapkan anak dan orang tua untuk prosedur.
4) Bantu membuat keputusan keluarga berkaitan dengan pembedahan.
5) Gali perasaan mengenai pilihan pembedahan.
DX VI : Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan
penyakitjantung (ASD)
1) Diskusikan dengan orang tua dan anak (bila tepat) tentang ketakutan mereka dan
masalahdefek jantung dan gejala fisiknya pada anak karena hal ini sering
menyebabkan ansietas/rasatakut.
2) Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan anak selama hospitalisasi
E. Evaluasi
Proses : langsung setalah setiap tindakan Hasil; Tujuan yang diharapkan yaitu :
1) Tanda-tanda vital anak berada dalam batas normal sesuai dengan usia
2) Anak berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang sesuai dengan usia
3) Anak bebas dari komplikasi pasca bedah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
atrium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan perbedaan antara
penutupan bedah di masa kecil. Sebanyak 68 anak (usia rata-rata adalah 7,2 plus
atau minus 3,3 tahun; mean secundum atrial septum cacat diameter 17,3 plus atau
minus 5,4 milimeter) dievaluasi dalam penelitian ini. Penutupan transkateter adalah
berusaha dalam 41 anak-anak dengan cacat septum atrium secundum, dan cacat
dalam 27 pasien ditutup dengan teknik bedah. P maksimum, P minimal dan P dispersi
plus atau minus 19,3 dibandingkan 95,1 plus atau minus 23,0 milidetik; 68,0 plus atau
minus 20,8 dibandingkan 67,6 plus atau minus 24,3 milidetik, plus atau minus 29,9
11,0 dibandingkan 27,1 plus atau minus 12,1 milidetik, masing-masing). Ada ada
dibandingkan dengan nilai awal (nilai p sama dengan 0,03). Kesimpulannya, tidak ada
B. Saran
dengan penyakit tetanus neonatorum harus lebih memperhatikan dan tahu pada
bagian- bagian mana saja dari asuhan keperawatan pada bayi yang perlu ditekankan.
Perawat juga memberikan pendidikan kesehatan kepada bapak dan ibu atau
kesehatanlain
Untuk keluarga bayi semestinya harus lebih tanggap terhadap
keperawatan
1 komentar:
1.
Gan saya ada tips cara dapat 1 juta lebih baclink, kalo agan berminat bisa agan lihat di
Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Translate
Mengenai Saya
Ardyan pradana
Lihat profil lengkapku
Pengikut
Like Me...!!!!
Total Pengunjung
POSTING TERPOPULER