Vous êtes sur la page 1sur 11

Tugas MK : Keperawatan Gawat Darurat dan Manejemen Bencana

Dosen : Dafrosia Darmi Manggasa, S./Kep, M.Biomed

PERSPEKTIF KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


KONSEP DAN PRINSIP GAWAT DARURAT
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Disusun Oleh
Kelompok I
1. Atatsya I. Djono
2. Israel Opo
3. Meilisa I. Parusu
4. Yesri Sanji Tangkawata
5. Yulianti

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI KEPERAWATAN POSO
2017

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek
keperawatan gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang
berkompeten di ruang gawat darurat. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi
biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual yang timbul secara bertahap maupun
mendadak (Dep.Kes RI, 2005).
Pengkajian yang dilakukan secara terfokus dan berkesinambungan akan
menghasilkan data yang dibutuhkan untuk merawat pasien sebaik mungkin. Dalam
melakukan pengkajian dibutuhkan kemampuan kognitif, psikomotor, interpersonal,
etik dan kemampuan menyelesaikan maslah dengan baik dan benar. Perawat harus
memastikan bahwa data yang dihasilkan tersebut harus dicatat, dapat dijangkau, dan
dikomunikasikan dengan petugas kesehatan yang lain. Pengkajian yang tepat pada
pasien akan memberikan dampak kepuasan pada pasien yang dilayani (Kartikawati,
2012).
B. Rumusan Masalah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Keperawatan perawatan adalah suatu bentuk yan profesional meliputi bio,
psiko, sosial dan spiritual. Pelayanan keperawatan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia.
Gawat darurat merupakan suatu kondisi membahayakan kehidupan yang terjadi scr
tiba-tiba dan dapat terjadi dimana saja. Penderita gawat darurat adalah penderita yang
o/k suatu penyebab (penyakit, trauma, KLL, tindakan anestesia) yang bila tidak segera
ditolong akan mengalami cacat,, kehilangan organ tubuh atau meninggal.
Keperatawan gawat darurat adalah perawatan yang diberikan pada
pasien/keluarga yang mengalami kondisi yang membahayakan kehidupan baik
aktual/potensial, secara tiba-tiba dan tidak diperkirakan ditempat yang tidak dapat
dikontrol atau diluar RS (ENA)
Asuhan keperawatan yang efektif dan efisien diberikan pada berbagai aspek
klinik kegawatan;penyakit dalam, bedah, meternitas dll.
1. Emergency/ Gawat Darurat. Gawat darurat adalah : keadaan yang membutuhkan
tindakan segera yang untuk menanggulangi ancaman terhadap jiwa/ anggota badan
yang timbul secara tiba tiba. Keterlambatan penanganan dapat membahayakan klien,
mengakibatkan terjadinya kecacatan / mengancam kehidupan. Prioritas utama
biasanya diberikan pada klien:
a. Gangguan jalan nafas dan pernafasan.
b. Carding arest.
c. Trauma spinal.
d. Cheis paint dan akut dispepsia / cyanosis.
e. Luka terbuka pada dada dan ebdomen.
f. Kejang.
g. Perdarahan tidak terkontrol.
h. Trauma kepala berat/ fase koma.
i. Masalah medis tertentu seperti : keracunan, overdosis, komplikasi diabetikum.
j. Shock.
k. Multiple enjury.
l. Peningkatan suhu lebih dari 40,50 c.
m. Komplikasi kehamilan, hemorage, indikasi eklamsia.
2. Urgent/ Penting. Kondisi yang memerlukan tindakan medis dalam hitungan jam, ada
kemungkinan berbahaya bila klien tidak mendapatkan tindakan medis. Prioritas kedua
yang diberikan pada klien :
a. Cheis paint yang berkaitan dengan infeksi saluran pernafasan atas.
b. Luka bakar.
c. Multiple fraktur.
d. Penurunan tingkat kesadaran.
e. Injury pingggang tanpa rusak tulang spinal.
f. Mual muntah, diare secara terus menerus.
g. Nyeri yang hebat.
h. Peningkatan suhu 39 - 40,50 c.
i. Kondisi panik akut, penggunaan obat berlebihan dan dicurigai keracunan.
3. Non Urgen. Kondisi diamana tidak membutuhkan pelayanan emergency. Bukan
kondisi kritis yang memerlukan perawatan/ pertolongan medis segera. Prioritas ketiga
pada klien dengan kondisi :
a. Sakit pinggang kronik.
b. Sakit kepala tingkat sedang.
c. Fraktur minor.
d. Klien telah meninggal saat tiba di rumah sakit.

B. Konsep Dan Prinsip Gawat Darurat


1. Konsep Gawat Darurat
Menurut Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal
keperawatan yang di berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis.
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering di gunakan untuk masalah yang tidak
urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas,
kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di
pertimbangkan sebagai kedaruratan.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam hitungan
menit. Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan pada hasil
yang dicapai pasien, dan menekankan perlunya perawat mencatat kontribusi
profesional mereka.
Serta diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan atau
ketrampilan yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat
darurat untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau
potensial mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak
di perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan
menentukan keberhasilan Asuhan Keperawatan pada system kegawatdaruratan
pada pasien dewasa. Dengan Pengkajian yang baik akan meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan. Aspek aspek yang dapat dilihat dari mutu pelayanan
keperawatan yang dapat dilihat adalah kepedulian, lingkungan fisik, cepat tanggap,
kemudahan bertransaksi, kemudahan memperoleh informasi, kemudahan
mengakses, prosedur dan harga (Joewono, 2003).
Tujuan kegawatdaruratan adalah:
a. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalarn masyarakat
sebagaimana mestinya.
b. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang Iebih memadai.
c. Menanggulangi korban bencana.
2. Prinsip Gawat Darurat
a. Prinsip Keperawatan Gawat Darurat
Prinsip pada penanganan penderita gawat darurat harus cepat dan tepat serta
harus dilakukan segera oleh setiap orang yang pertama
menemukan/mengetahui (orang awam, perawat, para medis, dokter), baik
didalam maupun diluar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi setiap saat
dan menimpa siapa saja.
Kondisi gawat darurat dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Kumpulan
materi mata kuliah Gadar:2005):
1) Gawat darurat
Suatu kondisi dimana dapat mengancam nyawa apabila tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya. Contoh : gawat nafas, gawat jantung, kejang,
koma, trauma kepala dengan penurunan kesadaran
2) Gawat tidak darurat
Suatu keadaan dimana pasien berada dalam kondisi gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan yang darurat contohnya : kanker stadium lanjut

3) Darurat tidak gawat


Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa
atau anggota badannya contohnya : fraktur tulang tertutup.
4) Tidak gawat tidak darurat
Pasien poliklinik yang datang ke UGD
b. Triage Dalam Gawat Darurat
Triage adalah suatusistem seleksi pasien yang menjamin supaya tidak
ada pasien yang tidak mendapatkan perawatan medis. Tujuan triage ini adalah
agar pasien mendapatkan prioritas pelayanan sesuai dengan tingkat
kegawatannya.
Pemberian label dalam triage meliputi :
1) Merah : Untuk kasus-kasus gawat darurat
2) Kuning : Untuk kasus gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat
3) Hijau : Untuk kasus-kasus tidak gawat tidak darurat/ringan
4) Hitam : Untuk kasus DOA (datang dalam keadaan sudah meninggal).
3. Tindakan Keperawatan Gawat Darurat Sesuai Aspek Legal
Perawat yang membantu korban dalam situasi emergensi harus menyadari
konsekuensi hukum yang dapat terjadi sebagai akibat dari tindakan yang mereka
berikan. Banyak negara-negara yang telah memberlakukan undang-undang untuk
melindungi personal kesehatan yang menolong korban-korban kecelakaan.
Undang-undang ini bervariasi diberbagai negara, salah satu diantaranya
memberlakukan undang-undang Good Samaritan yang berfungsi untuk
mengidentifikasikan bahasa/ istilah hukum orang-orang atau situasi yang
memberikan kekebalan tanggung jawab tertentu, banyak diantaranya ditimbulkan
oleh adanya undang-undang yang umum.
Perawatan yang dapat dipertanggungjawabkan diberikan oleh perawat pada
tempat kecelakaan biasanya dinilai sebagai perawatan yang diberikan oleh
perawatan serupa lainnya dalam kondisi-kondisi umum yang berlaku. Maka
perawatan yang diberikan tidaklah dianggap sama dengan perawatan yang
diberikan diruangan emergensi.
Perawat-perawat yang bekerja di emergensi suatu rumah sakit harus menyadari
implikasi hukum dari perawatan yang diberikan seperti memberikan persetujuan
dan tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan dalam membantu kondisi mencari
bukti-bukti.

4. Fungsi Perawat Dalam Pelayanan Gawat Darurat


a. Melaksanakan asuhan keperawatan gawat darurat
b. Kolaborasi dalam pertolongan gawat darurat
c. Pengelolaan pelayanan perawatan di daerah bencana dan ruang gawat darurat
5. Tindakan tindakan yang Berhubungan dengan bantuan hidup dasar dan bantuan
hidup lanjut.
Pengetahuan medis teknis yang harus diketahui adalah mengenal ancaman
kematian yang disebabkan oleh adanya gangguan jalan nafas, gangguan fungsi
pernafasan/ventilasi dan gangguan sirkulais darah dalam tubuh kita.
Dalam usaha untuk mengatasi ketiga gangguan tersebut harus dilakukan upaya
pertolongan pertama yang termasuk dalambantuan hidup dasar yang meliputi:
a. Pengelolaan jalan nafas (airway)
b. Pengelolaan fungsi pernafasan/ventilasi (breathing management)
c. Pengelolaan gangguan fungsi sirkulasi (circulation management)
d. Penggunaan obat-obatan (drugs)
e. Dilakukan pemeriksaan irama/gelombang jantung (EKG)
f. Penanganan dalam kasus fibrilasi jantung (fibrilasi)

C. Konsep Asuhan Keperawatan Gawat Darurat


1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Apabila pasien tak memberikan respon kaji ada tidaknya sumbatan jalan
nafas baik sumbatan jalan nafas total maupun partial, dimana sumbatan
jalan nafas total apabila tidak segera diatasi dalam waktu 5 sampai 10
menit dapat terjadi apiksial, henti nafas, henti jantung. Obstruksi jalan
nafas partial apabila tidak segera diatasi dapat terjadi oedem otak, paru, dan
henti nafas yang diikuti henti jantung. Sumbatan jalan nafas partial sering
disebabkan oleh :
a) Dasar lidah bunyi snoring
b) Benda asing bunyi gurgling
c) Spasme laring bunyi crowing
d) spasme bronchus bunyi wheezing

2) Breathing
Kaji dengan cara melihat (look), mendengar (listen), merasakan (feel).
Memastikan pasien bernafas atau tidak. Bila bernafas, pastikan bernafas
dengan adequat atau tidak, yaitu :
a) Frekuensi pernafasan
b) Tidal volume
c) Trauma pernafasan
d) Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas
e) Ada tidaknya penggunaan otot-otot bantu nafas dan retraksi intercostal,
retraksi clavicular.
3) Circulation
Kaji :
a) Denyut nadi yaitu : Iramanya, Kuat lemahnya, Jumlah (tachicardi,
bradichardi), Dapat juga tidak terabanya nadi, terutama apabila tidak
teraba nadi carotis atau nadi femoralis merupakan tanda jantung telah
berhenti untuk orang dewasa, sedangkan untuk bayi atau anak apabila
tidak teraba pada nadi brachialis.
b) Tekanan darah
c) Warna kulit, kelembaban kulit
d) Pengisian kapiler
e) Tanda-tanda perdarahan internal dan eksternal
4) Desability
Kaji :
a) Tingkat kesadaran dengan menggunakan GCS dan AVPU (Alert,
respon verbal, respon pain, Unrespon)
b) Ukuran pupil, respon terhadap cahaya
c) Gangguan sensorik motorik
5) Exposure
Kaji :
a) Tanda-tanda trauma
b) Oedema

b. Pengkajian Sekunder
1) Riwayat penyakit sekarang
a) Alasan masuk rumah sakit
b) Waktu kejadian hingga masuk rumah sakit
c) Mekanisme atau biomekanik
d) Lingkungan keluarga, kerja, masyarakat sekitar
2) Riwayat penyakit dahulu
a) Perawatan yang pernah dialami
b) Penyakit lainnya antara lain DM, Hipertensi, PJK dll
3) Riwayat penyakit keluarga
a) Penyakit yang diderita oleh anggota keluarga
4) Pengkajian head to toe
a) Pengkajian kepala leher wajah
b) Pengkajian dada
c) Pengkajian abdomen dan pelvis
d) Pengkajian extremitas
e) Pengkajian tulang belakang
5) Pemeriksaan penunjang antara lain :
a) Pemeriksaan X ray
b) Pemeriksaan laboratorium
c) USG, dll
2. Diagnosa Keperawatan
a. Airway
1) Bersihan jaan napas tidak efektif b/d..
2) Tidak efektifnya jalan napas b/d..
3) Resiko aspirasi b/d.
b. Breathing
1) Ressiko pola napas tidak efektif b/d..
2) Gangguan pertukaran gas b/d..
c. Circulation
1) Kurang volume cairan b/d..
2) Gangguan perfusi jaringan b/d..

3. Intervensi keperawatan
Resusitasi
a. Airway
4. Implementasi Keperawatan
a. Komperhensif
b. Humanistic dan holistic
5. Evaluasi
a. Proses
b. Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Vous aimerez peut-être aussi