Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ascites adalah terdapatnya cairan bebas di dalam rongga peritoneum
yang terbentuk karena gangguan pada peritoneum secara langsung (infeksi,
keganasan) atau penyakit lain yang menyebar ke peritoneum (penyakit hepar,
gagal jantung, hipoproteinemia) (DAmico et al., 2006., Planas et al., 2015).
Sirosis merupakan penyebab tersering ascites di dunia dengan prevalensi 75%
dan menduduki peringkat 18 penyebab kematian pada tahun 2014, diikuti
keganasan peritoneum (12%), gagal jantung (5%), dan peritonitis tuberkulosa
(2%) (Planas et al., 2015., Dooley et al., 2011). Menurut Planas et al. tahun
2015, 1-year survival rate dari ascites dapat mencapai 85%, namun dapat
menurun hingga 25% pada saat ascites berkembang dengan adanya
hiponatremia, ascites refrakter, dan sindroma hepatorenal (SHR).
Terapi pada ascites tidak pernah menunjukan perkembangan yang
signifikan terhadap survival rate pasien, namun terapi untuk ascites tetap
harus diberikan untuk mencegah terjadinya peritonitis bakterial spontan
(PBS) yang dapat mengancam nyawa pasien dengan ascites. Pengobatan baru
masih dievaluasi untuk menghambat patofisiologi dari ascites, seperti
transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS) untuk ascites refrakter
dan vasokonstriktor untuk SHR (Planas et al., 2015., Dooley et al., 2011.,
Ripol et al., 2007). Hingga saat ini transplantasi hepar merupakan terapi
terbaik yang dapat dipertimbangkan ketika pasien datang dengan ascites
(Ripol et al., 2007).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya ascites
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui penatalaksanaan dan komplikasi pada ascites
C. Metode Penulisan
Referat ditulis menggunakan metode studi pustaka yang merujuk pada
berbagai literatur.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Ascites berasal dari bahasa Yunani Askos yang berarti sarung atau
kantung (Muhammed et al., 2012). Ascites adalah akumulasi cairan patologis
pada rongga peritoneum yang disebabkan gangguan pada peritoneum (infeksi,
keganasan) atau disebabkan oleh penyakit lain yang menyebar ke peritoneum
(penyakit hepar, gagal jantung, hiponatremia) (Muhammed et al., 2012).
B. Etiologi
C. Epidemiologi
Sirosis merupakan penyebab tersering ascites di dunia dengan
prevalensi 75% dan menduduki peringkat 18 penyebab kematian pada tahun
2014, diikuti keganasan peritoneum (12%), gagal jantung (5%), dan
peritonitis tuberkulosa (2%) (Planas et al., 2015., Dooley et al., 2011).
Menurut Planas et al. tahun 2015, 1-year survival rate dari ascites dapat
mencapai 85%, namun dapat menurun hingga 25% pada saat ascites
berkembang dengan adanya hiponatremia, ascites refrakter, dan sindroma
hepatorenal (SHR).
D. Klasifikasi
1. Derajat Ascites (Tasneem et al., 2015)
Ascites dibedakan menjadi 3 derajat berdasarkan penampakannya,
diantaranya:
a. Ascites derajat 1 (ringan) hanya dapat terdeteksi menggunakan
ultrasonografi (USG) atau computerized tomography scan (CT-Scan).
b. Ascites derajat 2 dapat ditentukan dengan adanya pembesaran pada
pinggang dan pekak alih pada pemeriksaan fisik.
c. Ascites derajat 3 dapat ditentukan dengan terlihatnya ascites dan
dikonfirmasi dengan melakukan tes undulasi.
2. Etiologi Ascites (Tasneem et al., 2015., Marthadu, 2014)
Ascites juga dapat dibedakan berdasarkan etiologi yang mendasarinya,
diantaranya:
a. Hepatik
Etiologi ascites hepatik diantasanya adalah sirosis hepatis, hepatitis
alkoholik, sindroma Budd-Chiari, sindroma obstruksi sinusoid hepatik.
b. Ekstra-hepatik
Etiologi ascites ekstra-hepatik diantaranya adalah gagal jantung,
sindroma nefrotik, pankreatitis, miksedema, dan segala hal yang
berhubungan dengan kanker
c. Mikstus
Etiologi ascites mikstus adalah gabungan dari dua atau lebih etiologi
hepatik dan ekstra-hepatik.
3. Tipe Ascites (Tasneem et al., 2015)
Ascites dapat dibedakan menjadi 2 tipe, diantaranya:
a. Tipe Transudat (SAAG 1.1)
b. Tipe Eksudat (SAAG <1.1)
Klasifikasi ini dapat ditegakkan berdasarkan selisih kadar albumin pada
cairan ascites dan serum penderita yang disebut Serum-Ascites Albumin
Gradient (SAAG) (Moore & Wong, 2003., Tasneem et al., 2015).
Umumnya ascites yang disebabkan oleh hipertensi porta karena sirosis
hepatis, gagal jantung kongestif, dan Sindroma Budd-Chiari memiliki nilai
SAAG 1.1, sedangkan ascites yang disebabkan oleh sebab lain
(keganasan, infeksi) memiliki nilai SAAG <1.1 (Moore
E. Patomekanisme
Pada sirosis sumber dari ascites mayoritas berasal dari sinusoid
hepatik. Hipertensi sinusoid menjadi mekanisme awal terjadinya kebocoran
cairan ascites menuju ke rongga peritoneum (Pitt et al., 2003., Santos et al.,
2003., Planas et al., 2015). Hipertensi sinusoid terjadi karena adanya
sumbatan pada aliran vena yang disebabkan adanya nodul regenerasi dan
jaringan fibrotik pada hepar. Pada ascites hipatik juga terjadi retensi air yang
menyebabkan dilusi pada darah dan menyebabkan penurunan cairan
intravaskuler dan peningkatan pembentukan cairan ascites (Tasneem et al.,
2015., Veldt et al., 2002). Retensi natrium dapat merupakan efek sekunder
dari perubahan vaskuler maupun primer (Tasneem et al., 2015) .
F. Manifestasi Klinis
G. Penatalaksanaan
Patokan utama pengobatan untuk pasien-pasien penderita sirosis dan
asites mencakup (1) penyuluhan mengenai pembatasan sodium makanan
(2000 mg/hari atau 88 mmol/hari) dan (2) diuretika oral (1). Pembatasan
sodium makanan yang lebih ketat dapat mempercepat mobilisasi asites, tetapi
tidak direkomendasikan karena kurang cocok dan dapat lebih memperburuk
malnutrisi yang biasanya terdapat pada pasien ini. Kehilangan cairan dan
perubahan berat badan berkaitan langsung dengan keseimbangan sodium
pada pasien-pasien penderita asites yang terkait dengan hipertensi portal
adalah pembatasan sodium, dan bukan pembatasan cairan, yang
mengakibatkan penurunan berat badan, karena cairan mengikuti sodium
secara pasif (Runyon, 2006., Runyon 2009., Planas et al., 2015).
H. Komplikasi
Pada beberapa pasien dengan ascites dapat ditemui berbagai
komplikasi, seperti ensefalopati hepatikum, perdarahan gastrointestinal,
infeksi bakteri, hipotensi, azotemia, dan karsinoma hepatoselular yang
kemungkinan besar memerlukan perawatan medis pada fasilitas rawat inap
untuk menentuikan diagnosis dan menentukan manajemen terapi yang akan
dilakukan (Tasneem et al., 2015). Diuretik harus ditunda saat ditemukan bukti
atau kecurigaan terjadinya perdarahan gastrointestinal, ensefalopati
hepatikum, atau disfungsi renal (Tasneem et al., 2015., Angeloni et al., 2003).
Pada terapi diuretik tidak ada batas penurunan berat per hari pada
pasien dengan edema yang signifikan. Setelah edema mereda, penurunan
berat badan maksimal per hari direkomendasikan hanya 0.5kg berat badan
untuk mencegah terjadinya masalah iatrogenik (Angeloni et al., 2003.,
Tasneem et al., 2015). Tujuan dari terapi diuretik adalah untuk
menghilangkan cairan ascites dari rongga peritoneum secara klinis, namun
pada banyak kasus pasien dapat dipulangkan dengan cairan ascites yang
masih tersisa dengan syarat pasien stabil dan berespon terhadap regimen yang
diberikan (Tasneem et al., 2015).
I. Prognosis
1. Quo ad Vitam : Dubia ad Malam
2. Quo ad Functionam : Dubia ad Malam
3. Quo ad Sanationam : Dubia ad Malam
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Angeloni, S., Nicolini, G,, Merli, M., Nicolao, F., Pinto, G., Aronne, T., Attili, A.F.
and Riggio, O. 2003. Validation of automated blood cell counter for the
determination of polymorphonuclear cell count in the ascitic fluid of
cirrhotic patients with or without spontaneous bacterial peritonitis. The
American Journal of Gastroenterology, Volume 98, Pages 18441848.
Becker, G., Galandi, D. and Blum, H.E. 2006. Malignant ascites: systematic
review and guideline for treatment. European Journal of Cancer, Volume 42,
Pages 589-597.
D Amico G , Garcia - Tsao G , Cales P et al. 2001. Diagnosis of portal
hypertension: how and when . In: DeFranchis R , ed. Portal Hypertension
III. Proceedings of the Third Baveno International Consensus Workshop on
Defi nitions, Methodology and Therapeutic Strategies . Oxford : Blackwell
Science , p. 36 64 .
D Amico G , Garcia - Tsao G , Pagliaro L .2006. Natural history and prognostic
indicators of survival in cirrhosis. A systematic review of 118 studies . J.
Hepatol. 44 : 217 231
Dooley, J.S. Anna S.F. Lok, Andrew K. Burroughs, & E. Jenny Heathcote. 2011.
Sherlocks Diseases of the Liver and Biliary System, Twelfth Edition.
Blackwell Publishing Ltd.
Fullwood, D. and Purushothaman, A. 2014. Managing ascites in patients with
chronic liver disease. Nursing Standard, Volume 28, Issue 23, Pages 51-58
GarciaTsao. G. 2011. Ascites., Yale University School of Medicine, New Haven,
and VA - CT Healthcare System, West Haven, CT, USA., Sherlocks
Diseases of the Liver and Biliary System. Edited by Dooleym. J.S., Lok,
A.S.F., Burroughs, A.K. and Jenny, E. Heathcote (12th ed., p.p 210-233).
Blackwell Publishing Ltd.
Haynes GR, Navickis RJ, Wilkes MM. 2003. Albumin administration--what is the
evidence of clinical benefit? A systematic review of randomized controlled
trials. Eur J Anaesthesiol. Oct;20(10):771-93.
Marthadu. 2014. Evaluation of New Onset Ascites in a Patient with Chronic
Hepatitis C. Hepatitis Web Study. Mehta, G. and Rothstein, K.D (2009).
Health maintenance issues in cirrhosis. Medical Clinics of North America,
Volume 93, Pages 901-915.
Muhammed, H., Aslam, Saleem, S., Alvi, A.A. and Hasan, S.S. 2012.
Epidemiology and Symptomatology of Exudative and Transudative type of
Ascites in Hospitalized Patients. Pakistan Journal of Pharma-cology,
Volume 29, Issue 2, Pages 1-6.
Pitt B, Remme W, Zannad F, Neaton J, Martinez F, Roniker B, et al. Eplerenone, a
selective aldosterone blocker, in patients with left ventricular dysfunction
after myocardial infarction. N Engl J Med. 2003 Apr 3;348(14):1309-21. 11
Planas R , Balleste B , Alvarez MA et al. Natural history of decompensated
hepatitis C virus - related cirrhosis. A study of 200 patients . J. Hepatol.
2015 ; 40 : 823 830 . 5 Morali GA , Sniderman KW , Deitel KM et al. Is
sinusoidal portal hypertension a necessary factor for the development of
hepatic ascites? J. Hepatol. 1992 ; 16 : 249 250 .
Planas R, Montoliu S, Balleste B, Rivera M, Miquel M, Masnou H, et al. Natural
history of patients hospitalized for management of cirrhotic ascites. Clin
Gastroenterol Hepatol. 2006 Nov;4(11):1385-94.
Planas, R., Balleste, B., Alvarez, M.A., Rivera, M., Montoliu, S., Galeras, J.A.,
Santos, J., Coll, S., Morillas, R.M. and Sola, R (2004). Natural history of
decompensated hepatitis C virus-related cirrhosis. A study of 200 patients. J
Hepatol, Volume 40, Pages 823-830.
Ripoll C , Groszmann R , Garcia - Tsao G et al. Hepatic venous pressure gradient
predicts clinical decompensation in patients with compensated cirrhosis .
Gastroenterology 2007 ; 133 : 481 488 .
Romanelli RG, La Villa G, Barletta G, Vizzutti F, Lanini F, Arena U, et al. Long-
term albumin infusion improves survival in patients with cirrhosis and
ascites: an unblinded randomized trial. World J Gastroenterol. 2006 Mar
7;12(9):1403-7.
Runyon BA. Ascites and spontaneous bacterial peritonitis. In: Feldman M,
Friedman LS, Brandt LJ, editors. Sleisenger and Fordtrans Gastrointestinal
and Liver Disease. 8th ed. Philadelphia, PA: Saunders; 2006. p. 1935-64.
Runyon BA. Management of adult patients with ascites due to cirrhosis: an
update. Hepatology. 2009 Jun;49(6):2087-107.
Runyon, B.A (2009). Management of Adult Patients with Ascites. AASLD
PRACTICE GUIDELINE Due to Cirrhosis: Update 2012., Revised and
updated guideline based on the previously published version. Hepa-tology,
Volume 49, Pages 2087-107.
Santos J, Planas R, Pardo A, Durandez R, Cabre E, Morillas RM, et al.
Spironolactone alone or in combination with furosemide in the treatment of
moderate ascites in nonazotemic cirrhosis. A randomized comparative study
of efficacy and safety. J Hepatol. 2003 Aug;39(2):187-92.
Silverthorn, R. 2013. Human Physiology. New York: McGraw-Hill.
Tasneem, H., Shahbaz, H., & Sherazi, B.A. 2015. Cause, Management, and
Complication of Ascites : A Review. Int Curr Phar J. 4(3): 370-377
Veldt BJ, Laine F, Guillygomarc'h A, Lauvin L, Boudjema K, Messner M, et al.
Indication of liver transplantation in severe alcoholic liver cirrhosis:
quantitative evaluation and optimal timing. J Hepatol. 2002 Jan;36(1):93-8.
Wiest R , Groszmann RJ . The paradox of nitric oxide in cirrhosis and portal
hypertension: Too much, not enough . Hepatology 2002 ; 35 : 478 491 .
Wong F , Liu P , Blendis L . Sodium homeostasis with chronic sodium loading in
preascitic cirrhosis . Gut 2001 ; 49 : 847 851 .
Yao FY, Bass NM. Lamivudine treatment in patients with severely decompensated
cirrhosis due to replicating hepatitis B infection. J Hepatol. 2000
Aug;33(2):301-7.