Vous êtes sur la page 1sur 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat


Secara keseluruhan sampai saat ini kondisi masyarakat di Dunia masih
sulit ikut serta dalam melaksanakan program-program pemerintahnya, salah
satunya adalah permasalahan mengenai partisipasi masyarakat dalam bidang
pembangunan kesehatan.
Sejak dahulu kita sudah mengenal Pembangunan kesehatan Masyarakat
Desa (PKMD) pada tahun 1975. Bahkan sebelum Primary Health Care (PHC)
diperkenalkan pada tahun 1978 dalam deklarasi Alma Atta. Pada awalnya
PKMD dikenalkan di Kabupaten Banjarnegara (jawa tengah. PKMD ini,
dilaksanakan dalam berbagai bentuk misalnya perbaikan gizi, pos
penanggulangan diare, pos kesehatan untuk pengobatan, serta Pos imunisasi
dan Pos KB Desa.
Ketika berbagai kegiatan masyarakat yang sesuai kebutuhan masyarakat
timbul, perbedaan sudut pandang yang memunculkan community real need dan
community felt need. Kegiatan masyarakat yang beraneka ragam tersebut
membuat sulit untuk memperhitungkan kontribusi kegiatan masyarakat
tersebut terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat, berdasarkan
pemikiran tersebut tahun 1984 berbagai kegiatan masyarakat dalam bidang
kesehatan dilebur menjadi satu pelayanan kesehatan terpadu yang disebut pos
pelayanan terpadu (Posyandu).
1. Pendekatan PKMD
PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan dengan
berasaskan gotong royong dan swadaya. PKMD dilaksanakan dalam rangka
menolong diri (masyarakat) sendiri untuk mengenal dan memecahkan
masalah/kebutuhan yang dirasakan masyarakat. PKMD bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan masyarakat dalam bidang kesehatan . oleh
karena itu, sasaran utaa PKMD adalah masyarakat mampu memelihara serta
meningkatkan kehidupan yang sehat danejahtera.

a. Ciri-ciri PKMD
1. Kegiatan dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa
masyarakat sendiri : dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan
kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan
oleh masyarakat sendiri sebagai kebutuhan
2. Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musywarah
dan muaat
3. Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran serta aktif dan swadaya
masyarakat dalam arti : memanfaatkan secara optimal kemampuan
dan sumber daya yang
4. Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan
hrewmenunjang : tidak mengakibatkan ketergantungan
5. Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenga mayarakat etempat
6. Memanfaatkan teknologi tepat guna
7. Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu
dari 8 elemen PHC
b. Prinsip PKMD
1. Kegiatan masyarakat sebaikya dimulai dengan kegiataan yang
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat walaupaun kegatan
tersebut bukan merupakanegiatan kesehatan secara langsung
2. Dalam membina egiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik
3. Dalam keadaan dimana masyarakat tidak dapat memecahkan
masalah atau kebutuhannya sendiri maka pelayanan langsung
diberikan oleh sector yang bersangkutan
c. Wadah kegitan PKMD
1. Kegiatan PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa,
sedangkan wadah partisipai masyarakat dalam pembangunan desa
adalah LKMD, maka wadah kegiatan PKMD adalah LKMD
2. Pembangunan PKMD yang bersifat lintas sektoral denagn sendirinya
merupakan bagian dari tugas Tim Pembina LKMD

d. Strategi Pembinaan
1. Tim Pembina PKMD dimasing-masing tingkat sekaligus dijadikan
sebagai forum koordinasi masing-masing tingat
2. Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh
salah satu sektor terlebih dahulu dibahas dalam forum koordinasi
untuk memungkinkan bantuan dari sektor-sektor lain untuk
menghindari tumpang tindih
3. Jenis bantuan apapun yang akan dijalankan harus selalu berdasarkan
pada proporsi kebutuhan masyarakat setempat
4. Seluruh tahap kegiatan mulai dari persiapan, perencanaan,
pelaksanaan, penilaian, pembinaan, sampai pada perluasan
dilakukan. oleh masyarakat sendiri dan dimana perlu dibantu oleh
pemerintah sacara lintas program dan lintas sektoral
5. Wadah kegiatan PKMD adalah LKMD sesuai surat keputusan
Presiden no. 28 tentang penyempurnaan dan penempatan fungsi
lembaga swadaya desa menjadi LKMD
e. Pengembangan dan pembinaan
1. Pengembangan dan pembinaan PKMD berpedoman kepada GBHN
2. Pengembangan dan pembinaan dilaksanakan dengan kerjasama
lintas sektoral, lintas program melalui pendekatan edukatif
3. Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada tiap kegiatan:
tingkat propinsi oleh gubernur, tingkat kabupaten oleh bupati, tingkat
kecamatan oleh camat
4. PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan dea secara
keseluruhan
5. Kegiatan dilaksanakan dengan membentuk mekanisme kerja yang
efektif
6. Sebagai pusat pengembangan dan pembangunan kesehatan berfungsi
sebagai dinamisator

f. Mekanisme Pembinaan Peran serta Masyarakat dalam PKMD


Untuk mengenal masalah dan kebutuhan mereka sendiri,
masyarakat mendapatkan bimbingan dan motivasi dari puskesmas yang
bekerja sama dengan sektor sektor yang bersangkutan. Pemuka
masyarakat diarahkan untuk membahas masalah dan kebutuhan yang
dirasakan oleh merekan dan membimbing untuk memecahkan masalah
dan memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan sumber daya
setempat yang tersedia. Dalam hal masalah atau kebutuhan hanya
sebagian dapat diatasi sendiri, maka puskesmas bersama dengan sektor
yang bersangkutan memberi bantuan teknis atau materi yang
dibutuhkan dengan catatan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
Dalam hal masalah dan kebutuhan masyarakat tidak mungkin
diatasi sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh puskesmas dan
atau sektor yang bersangkutan.
g. Hal hal yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Kegiatan PKMD
1) Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang
kesehatan dan tentang program-program yang dilaksanakan
pemerintah.
2) Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan
sumber daya yang dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina
kemampuan dan keberaniannya, untuk berpran secara aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan
mereka.
3) Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiap terlebih
dahulu agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan
potensi untuk menolong diri mereka sendiri, dalam meningkatkan
mutu hidup dan kesejahteraan mereka.
4) Harus ada kepekaan dari pada para pembina untuk memahami
aspirasi yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan secara
wajardan tepat.
5) Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan
berkesinambungan baik antara para pembina maupun antara pembina
dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang
mendukung kegiatan PKMD.
h. Persiapan bagi Pelaksana
Persiapan bagi pelaksana dari masyarakat sangat penting artinya.
Persiapan yang dimaksud dapat dilakukan melalui :
1) Pelatihan kader
2) Kunjungan kerja
3) Studi perbandingan
i. Pengadaan Fasilitas
Kelestarian PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang
disediakan dari swadaya masyarakat melalui potensi dan sumberdaya
yang ada dimasyarakat yang dapat digali dan dimanfaatkan. Bila
masyarakat tidak memilikinya barulah para penyelenggara pembinaan
PKMD berusaha untuk memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Dengan ketentuan tidak menimbulkan ketergantungan bagi
masyarakat.
2. Partisipasi Mayarakat dalam kegiatan PKMD
Partisipasi masyarakat adalah proses dimana individu, keluarga, dan
lembaga masyarakat termasuk swasta dalam mengambil tanggung jawab
atas kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat; mengembangkan
kemampuan untuk menyehatkan diri, kuarga dan masyarakat; serta
menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakat
kegiatan masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan kemandirian dan
kebersamaan.
Partisipasi masyarakat ini merupakan kunci dari keberhasilan
pembangunan kesehatan. Pentingnya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan kesehatan tidak dapat ditolak, karena disadari masyarakat
memiliki hak untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya, hal
ini juga berkaitan bahwa sebagian besar masalah kesehatan muncul akibat
sikap dan prilaku masyarakat itu sendiri.
Partisipasi itu dapat berbentuk partisipasi perorangan dan keluarga,
partisipasi masyarakat umum, partisipasi masyarakat penyelenggara upaya
kesehatan, dan partisipasi masyarakat profesi kesehatan. Bentuk-bentuk
partisipasi itu akan terwujud secara nyata apabila masyarakat memiliki
pengertian, kemampuan, kesempatan, dan motivasi untuk menggerakan
sumber dayapotensi yang dimilikinya sehingga menjadi suatu gerakan
pembangunan kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna.
Namun dalam upaya mengembangkan dan membina partisipasi
masyarakat ini terdapat beberapa masalah seperti diantaranya:
a. Masalah dalam masyarakat: persepsiepsi masyarakat yang sangat
berbeda dengan persepsi penyedia pelayanan tentang masalah kesehatan
yang dihadapi, susunan masyarakat yang sangat heterogen dengan
kondisi sosial budaya sangat berbeda pula, pengalaman paht masyarakat
tentang program sebelumnya, adanya kepentingan tetap (vasted
interest) dari beberapa pihak di masyarakat, sistem pengambilan
keputusan dari atas kebawah, adanya berbagai macam kesenjangan
sosial, serta kemiskinan.
b. Masalah dari pihak penyedia pelayanan antara lain: terlalu mengejar
target seingga terjerumus dalam pendekatan yang tidak partisipatif,
pelaporan yang tidak objektif (ABS) hingga penyedia pelayanan keliru
menafsirkan situasi, birokrasi yang sering memperlambat kecepatan dan
ketepatan respons pihak penyedia pelayanan terhadap perkembangan
masyarakat, serta persepsi yang berbeda antara penyedia pelayanan dan
masyarakat.
3. Pendekatan Epidemiologi
Epiemiologi merupakan bagian dari ilmu kesehatan Masyarakat yang
menekankan perhatian pada keberadaaan penyakit maupun masalah
kesehatan lainnya dalam masyarakat.WHO mendefinisakan epidemiologi
sebagai ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa
kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang
menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk
memecahkan msalah-masalah tersebut.
a. Ruang Lingkup Epidemiologi
Kegiatan epidemiologi meliputi berbagai aspek kehidupan
masyarakat, baik yang berhubungan dengan bidang kesehatan maupun
diluar bidang kesehatan. Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam
epidemiologi saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Adapun
ruang lingkup epidemiologi sebagai berikut :
1) Epidemiologi penyakit menular :
Merupakan bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan
penyakit menular yang saat ini hasilnya sudah tampak sekali. Selain
itu untuk mengetahui distribusi berdasarkan faktor faktor
epidemiologi (orang, waktu, dan tempat) dan faktor faktor yang
mempengaruhi terjadinya penyakit menular serta upaya pencegahan
dan penanggulangannya.
2) Epidemiologi penyakit tidak menular
Merupakan upaya untuk mencegah penyakit yang tidak
menular seperti kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat dan
lain-lain.
3) Epidemiologi klinik
Merupakan ilmu yang secara khusus mempelajari metode
pencegahan, pengobatan, pengendalian dan etiologi dalam rangka
meningkatkan pelayanan medis. Banyak yang saat ini sedang
dikembangkan para klinisi yang bertujuan untuk membekali para
klinisi atau para dokter dan tenaga medis tentang cara pendekatan
masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
4) Epidemiologi kependudukan
Merupakan cabang epidemiologi yang menggunakan system
pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan
yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang
mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi dalam
masyarakat.

5) Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan


Merupakan salah satu system pendekatan managemen dalam
menganalisis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu
masalah serta penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut
secara menyeluruh dan terpadu.
6) Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Merupakan bagian dan cabang dari epidemiologi yang
mempelajari dan menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat
pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja baik yang bersifat
fisik, kimia, biologi, social budaya serta kebiasaan hidup para
pekerja.
7) Epidemiologi kesehatan jiwa
Merupakan Salah satu pendekatan dan analisis masalah
gangguan jiwa dalam masyarakat baik mengenai keadaan kelainan
jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor
yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
8) Epidemiologi perilaku
Merupakan studi atau ilmu yang mempelajari tentang semua
faktor faktor fenomena perilaku manusia baik kebiasaan maupun
budaya yang sudah melekat di lingkungannya.
b. Macam Epidemiologi
Epidemiologi dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu deskriptif, analisis,
dan eksperimental.
1) Epidemiologi deskriptif mempelajari prekuensi serta distribusi
penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat. Mesjelaskan
tentang siapa yang terkena dan dimana serta kapan terjadinya
masalah itu
2) Epidemiologi analisis berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk
menganalisis faktor penyebab masalah kesehatan.
3) Epidemiologi eksperimental, pada epidemiologi ini yang perlu
dilakukan adalah uji faktor kebenaran dengan percobaan atau
eksperimen sebagai pembuktian apakah seatu faktor merupakan
penyebab terjadinya faktor luaran (penyakit)

c. Ruang lingkup emidemiologi dalam kesehatan


Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan
pendekatan khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi
keadaan kesehatan. Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah
kesehatan tersebut diatas dapat meliputi 6E, yakni:
1) Etiologi: Berkaitan dengan lingkungan kegiatan epidemiologi dalam
mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
2) Efikasi: Berkaitan dengan efek atau daya optimal yang sudah
diperoleh dari adanya intervensi kesehatan. Efikasi dimaksudkan
untuk melihat hasil atau efek dari suatu intervensi.
3) Efektifitas: Adalah Besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu
tindakan dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu
dengan lainnya. Ditujukan untuk mengetahui efek intervensi atau
pelayanan dalam berbagai kondisi lapangan yang berbeda beda.
4) Efisiensi: Adalah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat
diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan. Efisiensi
ditujukan untuk mengetahui kegunaan dan hasil yang diperoleh
berdasarkan ekonomi yang dikeluarkan.
5) Evaluasi: Adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu
pengobatan atau program kesehatan masyarakat
6) Edukasi: Adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang
kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan
penyakit.
d. Masalah kesehatan
Menurut Fletcher (6 D)
1) Death (kematian)
2) Disease (penyakit)
3) Disability (kecacatan)
4) Discomfort (kekurang nyamanan)
5) Dissatisfaction (kekurang puasan)
6) Destitution (kelemahan / minder)
e. Peranan Epidemiologi dalam mengatasi masalah dibidang kesehatan
masyarakat
Dalam bidang kesehatan, epidemiologi mempunyai peranan yang
cukup besar karena hasilnya dapat digunakan untuk:
1) Mengadakan anslisis perjalanan penyakit di masyarakat serta
perubahan-perubahan yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia
2) Mendeskripsikan pola penyakit pada berbagai kelompok masyarakat
3) Mendeskripsikan hubungan antara dinamika penududuk dengan
penyebaran penyakit.
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan
faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi
yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan
dalam bidang kesehatan masyarakat berupa
1) Mengidentifikasi berbagai faktor penyebab maupun faktor risiko yang
berhubungan dengan timbulnya penyakit dan masalah kesehatan
lainnya
2) Menerangkan besarnya masalah dan gangguan kesehatan serta
penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu
3) Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu
penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
4) Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi
masalah yang perlu dipecahkan.
5) Menyiapkan data dan informasi yang esensil untuk keperluan :
perencanaan,
pelaksanaan program,
evaluasi berbagai kegiatan pelayanan kesehatan pada masyarakat
menentukan skala perioritas kegiatan tsb.
6) Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang
sedang atau telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

I Ketut Swarjana, S.K.M., M.P.H. 2016. Keperawatan Kesehatan


Komunitas. Yogyakarta : ANDI
Nasrul Effendy. (1998). Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
penerbit buku kedokteran
Mubarak, Wahit Iqbal. 2012. Ilmu kesehatan mayarakat. Jakarta: Salemba
Medika

Vous aimerez peut-être aussi