Vous êtes sur la page 1sur 19

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH SDN 3

POASIA KENDARI KELS 2 B

1. Konsep Anak Usia Sekolah


A. Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak merupakan usia yang rawan terserang berbagai penyakit,
misalnya diare, kecacingan dan anemia. Berdasarkan data WHO (2007)
bahwa setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare, angka
kejadian kecacingan mencapai angka 40-60% (Depkes, 2005).
Anak usia sekolah merupakan indivudu yang berusia antara 5-12 dan
merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa remaja,
sedangkan anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-13 tahun
yang masih duduk dibangku sekolah dasar (Stanhope & Lancaster, 2003;
Steward, 2003). Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa
sebagai sumber daya manusia pada masa yang akan datang. Kualitas
bangsa dimasa depan di tentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Anak
usia sekolah sering disebut sebagai periode peralihan antara masa pra
sekolah dengan masa remaja. Pada kondisi ini akan terjadi banyak
perubahan pada diri anak usia sekolah (AUS), baik dari kondisi fisik,
mental, sosial serta terjadi peningkatan kemampuan dan keterampilan
motorik. Hal ini akan mempengaruhi tumbuh kembang dan kesehatan usia
sekolah (AUS) (Suryani, 2008).
Perilaku Hidup Bersih Sehat dapat diterapkan di sekolah atau
diberikan dengan cara memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan
kesehatan merupakan usaha untuk menyiapkan siswa agar dapat tumbuh
kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang
diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang
(Ananto, 2006).
Pendidikan kesehatan bagi anak bertujuan menambah kebiasaan hidup
sehat agar dapat bertangung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan
lingkungannya serta ikut aktif dalam usahausaha kesehatan. Tujuan dari
pendidikan kesehatan adalah memberikan pengetahuan tentang prinsip
dasar hidup sehat, menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat, dan
membentuk kebiasaan hidup sehat (Fitriani, 2011).
Ada beberapa indikator PHBS yang dilakukan di sekolah, yaitu cuci
tangan dengan air bersih dan sabun; jajan di kantin sekolah, BAB dan
BAK di jamban; buang sampah di tempatnya; berolah raga; mengukur
tinggi dan berat badan; memeriksa jentik nyamuk; dan tidak merokok di
sekolah (Notoatmodjo, 2010). Salah satu perilaku hidup sehat yang
dilakukan anak sekolah diantaranya adalah mencuci tangan dengan sabun.
WHO (2005) memperkirakan sekitar 3 triliun penduduk dunia, 2
milyar diantaranya menderita penyakit infeksi. Jumlah tersebut didominasi
oleh populasi anak usia sekolah. Anak pada hakikatnya merupakan aset
terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan
generasi penerus bangsa selanjutnya.derajat kesehatan anak pada saat ini
belum bisa dikatakan baikkarena masih banyak terdapat masalah kesehatan
khususnya pada anak sekolah. Anak usia sekolah merupakan kelompok
usia yang kritis karena pada usia tersebut rentan terhadap masalah
kesehatan.
Masalah tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan serta
kesadaran akan pentingnya kesehatan terutama kebiasaan mencuci tangan.
Cuci tangan merupakan salah satu solusi yang murah dan efektif dalam
pencegahan penyakit menular, namun kebiasaan mencuci tangan hingga
saat ini masih dianggap remeh. Berdasarkan kajian WHO cuci tangan
menggunakan sabun dapat mengurangi angka kejadian diare sebesar 47%.
Berbagai macam jenis penyakit yang dapat timbulterkait kebiasaan
mencuci tangan yaitu diare, infeksi saluran pernapasan, flu burung
(H1N1), dan cacingan. Penyakit-penyakit yang timbul tersebut akan
mempengaruhi tumbuh kembang anak sehingga mengakibatkan proses
belajar mengajar terganggu (Romeo, 2011).
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tentang kebersihan yaitu
dengan mengeluarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/menkes/SK/X/2004 tentang Visi Promosi Kesehatan RI adalah
Perilaku Hidup Bersih Sehat 2010. Perilaku hidup bersih dan sehat atau
PHBS terdiri dari beberapa indikator khususnya PHBS tatanan sekolah
yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
(Romeo, 2011).
Perilaku cuci tangan pakai sabun masih perlu mendapatkan perhatian
khusus karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari para
siswaterkait timbulnya penyakit menular melalui kontak manusia.
Berdasarkan fenomena yang ada pemberian informasi atau pendidikan
kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) cuci tangan
terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan pada pencegahan penyakit
menular ini perlu dilakukan. Diharapkan dengan memberikan pendidikan
kesehatan tentang PHBS cuci tangan, maka tingkat pengetahuan anak usia
sekolah dapat meningkat dan bukan hanya sekedar tahu dan menyebutkan
bagaimana harus berperilaku, tetapi tumbuhnya kesadaran agar dapat
berperilaku lebih baik lagi atau perilaku kearah yang positif yaitu
pencegahan penyakit (Ardapratama, 2008).

Mencuci Tangan Dengan Sabun

A. Definisi Cuci Tangan


Menurut Perry & Potter (2005), mencuci tangan merupakan teknik
dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh
manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.
Mencuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh
manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.mencuci
tangan pakai sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan
penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering sekali menjadi agen yang
membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke
orang lain, baik dengan kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
Cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang telah
terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyakit menular seperti diare,
infeksi saluran pernafasan atas dab flu burung. Perilaku cuci tangan pakai
sabun yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada anak usia 10 tahun
kebawah. Karena anak usia tersebut sangat rentan terhadap penyakit. Maka
dibutuhkan kesadaran bahwa pentingnya perilaku cuci tangan pakai sabun
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

B. Waktu Mencuci Tangan


Sebagai upaya untuk membiasakan diri melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat melalui tindakan mencuci tangan, walaupun tindakan cuci
tangan dilakukan secara fleksibel karena persepsi setiap orang akan
kebutuhan untuk mencuci tangan dilakukan dalam waktu yang bervariasi.
Namun secara umum tindakan mencuci tangan sebaiknya dilakukan ketika:
1. sebelum menghidangkan makanan;
2. sebelum dan sesudah makan;
3. setelah BAB dan BAK;
4. setelah memegang hewan;
5. setelah bermain;
6. setelah memegang barang kotor ataupun uang,
7. akan istirahat (tidur).
C. Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi
agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu
orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak
langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas.
Selain itu manfaat lain dari cuci tangan yaitu menjaga kebersihan diri dan
mencegah infeksi silang,
D. Manfaat Cuci Tangan
1. mencucui tangan dengan sabun baik untuk kita dikarenakan terkadang
air saja tidak cukup karena lemak dan kotoran masih menempel di
tangan;
2. mencegah timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kuman;
3. tindakan preventif yang paling murah dan efektif untuk mencegah
penyakit.
4. untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan (makanan);
5. supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain;
6. untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).

E. Dampak Tidak Mencuci Tangan

CDC mengungkapkan cuci tangan yang baik dan bersih dengan


sabun dan air hanya membutuhkan waktu 15 sampai 20 detik saja. Itu
sudah bisa membunuh kuman. Namun hasil riset yang dipublikasikan di
Journal of Environmental Health itu menunjukkan rata-rata orang hanya
mencuci tangan sekitar enam detik saja. Sebagian orang mungkin
menganggap remeh aktivitas mencuci tangan sebelum makan.
Kenyataannya, banyak masyarakat yang terserang berbagai penyakit akibat
dari menyepelekan cuci tangan sebelum makan. Berdasarkan data WHO,
tangan mengandung 39.000-4.600.000 CFU/cm2 kuman bakteri yang
berpotensi tinggi mengakibatkan penyakit infeksi menular. Menurut Dr.
Robert Imam Sutedja, Ketua Kompartemen Umum Humas
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), tangan merupakan
salah satu media penyebaran kuman melalui suatu permukaan yang
disentuhkan ke permukaan lainnya. Selain itu, sejalan dengan perpindahan
masyarakat, tambahnya, bakteri juga akan ikut berpindah melalui makanan,
air, nyamuk, lalat, hewan peliharaan, saat bersin, batuk, dan mengusap mata.
Aapabila melalui udara, beberapa kuman dapat berpindah dari satu
permukaan ke permukaan lainnya. Bahkan hasil penelitian medis
menunjukkan, area di balik kuku adalah tempat yang paling banyak
menyimpan kuman. Beragam kuman yang dapat hidup di balik kuku, antara
lain Staphylococcus, Acinetobacter, Enterobacter, Klebsiella, Aeromonas,
Serratio, serta jamur, seperti Candida. Jari yang terkontaminasi kuman
dapat mengontaminasi tujuh permukaan lain
Banyak sekali penyakit yang bisa datang bila tidak mencuci tangan.
Bakteri, virus, jamur dan penyakit parasit bisa terdapat pada kulit dan lendir,
darah dan cairan tubuh lainnya. Beberapa kuman yang ditransfer melalui
inhalasi dan lainnya bisa diperoleh dengan sentuhan. Penularan penyakit
fecal-oral (kotoran ke mulut) terjadi ketika orang yang terinfeksi tidak
mencuci tangan dengan teknik yang baik, yaitu dengan menggunakan sabun
dan air, yang kemudian langsung menyentuh makanan. Salah satu penyakit
yang diakibatkan tidak mencuci tangan adalah diare 50%, ISPA 45% , dan
infeksi cacing.

F. Cara Mencuci Tangan


Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah
air yang mengalir. Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang
benar adalah sebagai berikut:
a. basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir;
b. ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik bila
sabun mengandung antiseptik;
c. gosokkan kedua telapak tangan;
d. gosokkan sampai ke ujung jari;
e. telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya)
dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan
dan kiri, kemudian gosok sela-sela jari tersebut dan lakukan sebaliknya;
f. letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling
mengunci;
g. usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan
berputar, kemudian lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri;
h. gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan
gerakan kedepan, kebelakang dan berputar dan lakukan sebaliknya;
i. pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan
memutar dan lakukan pula untuk tangan kiri;
j. bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir;
k. keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkankran,
tutup kran dengan tissue.
G. Sabun yang Baik Untuk Cuci Tangan
Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun
(mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti
bakteri seringkali dipromosikan lebih banyak pada publik. Hingga kini tidak ada
penelitian yang dapat membuktikan bahwa sabun antiseptik atau disinfektan
tertentu dapat membuat seseorang rentan pada organisme umum yang berada di
alam. Perbedaan antara sabun antiseptik dan sabun biasa adalah, sabun ini
mengandung zat anti bakteri umum seperti Triklosan yang memiliki daftar
panjang akan resistensinya terhadap organisme tertentu

H. Penyakit yang Dapat Dicegah


Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan menerapkan mencuci
tangan memakai sabun yaitu:
1. Diare
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum
untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian
terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas
angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali
diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus
diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing,
karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran
ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka
masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang
terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci
terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor.
Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka
penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah:
mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi
(32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang
diolah (11%).

2. Infeksi saluran pernapasan


Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk
anak-anak balita. mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi
saluran pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-
patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak
tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya
(terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun
juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan
bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan, buang air besar,kecil dapat
mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain di Pakistan
menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi
saluran pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak
balita hingga lebih dari 50 persen.
3. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit.
Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa selain diare dan
infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan
mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan
cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.

Meurut Departemen Kesehatan, Cuci tangan pakai sabun (CTPS)


mempercepat tangan jadi bersih, aktivitas menggosok jemari dengan sabun
mampu menghilangkan kuman yang tak tampak, minyak, lemak, kotoran
di permukaan kulit, dan meninggalkan bau wangi. Nah, wangi tadi dapat
memberikan sensasi segar dan positif. CTPS terbukti ampuh melindungi
manusia dari 10 penyakit. Yaitu, muntaber, gastroenteritis, tifus, kolera,
diare, cacingan, hepatitis, leptospirosis, jamur kulit, sampai polio.
4. Asuhan Keperawatan komunitas pada Usia Sekolah
1. Pengkajian
II. DIMENSI PSIKOLOGIS
Promosi kesehatan yang dilakukan dalah pengecekan penimbangan dan
pengukuran tinggi badan, kualitas hubungan antar siswa tampak baik dan
akrab, sekolah mewajibkan siswanya datang kesekolah pukul 07.00,
dalam berpakaian siswa diwajibkan memakai seragam sesuai hari yang
telah ditentukan, kualitas hubungan orang tua dengan sekolah baik

III. DIMENSI FISIK SEKOLAH


Letak sekolah , tidak terdapat hazard dekat sekolah, area bermain berupa
lapangan, tidak terdapat alat permainan , tidak terlihat di sekitar
lingkungan sekolah binatang yang berkeliaran, tidak terdapat tanaman
beracun , penerangan lingkingan sekolah baik karena cahaya dapat masuk
ke ruang kelas, tingkat kebisinagan tidak ada karena kelas jauh dari jalan
raya, didalam sekolah terdapat kantin dan para penjual makanan sering
masuk kedalam sekolah, fasilitas toilet bagus dan masih baru, tidak
terdapat kabel yang terurai di sekitar lingkungan sekolah

IV. DIMENSI SOSIAL


Masyarakat sangat mendukungn segala bentuk pendidikan , masyarakat
menduung program sekolah , terdapat satpam yang menjaga disekitar
lingkungan sekolah, rata rata orang tua siswa berpenghasilan menengah
Tipe lingkungan rumah siswa adalah rata rata BTN , tidak terdapat
konflik grup di sekolah

V. DIMENSI PERILAKU
a. Pola konsumsi
Kebutuhan nutrisi dan status nutrisi terpenuhi dengan sarapan dari
rumah
Ada program peningkatan kualitas nutrisi adalah pemberian
makanan sehat setiap sabtu
Siswa mengetahui kalau memakan sayur sehat
b. Latihan dan aktifitas
Jam istrahat siswa adalah jam 10 00
Tidak ada rekresi setiap tahn ajaran
Olahraga para siswa dilaksanakan di lingkunagn sekolah , dan alat
berupa matras
Personal hygine
Kebutuhan mandi : para siswa selalu mandi kalau datang kesekolah
Menyikat gigi ; siswa mengatakan menyikat gigi sebelum mandi
Kebersihan rambut : rambut tampak bersih

VI. DIMENSI SISTEM KESEHATAN


Di sekolah terdapat UKS, dan jarang di gunakan

5. RESUME KASUS
Dari 29 anak usia sekolah dasar kelas 2 B , di lingkungan SDN 3 Poasia
Kelurahan Rahandouna sering jajan makanan dari penjual yang masuk ke
lingkungan sekolah dan tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan

6. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Kurangnya sarana dan Ketidakefektifan koping
- Sebagian siswa kelas 2B SDN poasia
prasarana cuci tanagn komunitas pada siswa SDN 3
tidak mengetahui cuci tangan yang
Poasia kelas 2 B mengenai tidak
benar
terciptanya perilaku hidup bersih
- Tampak para siswa tidak mencuci
dan sehat (mencuci tangan pakai
tangan ketika makan
DO : sabun) berhubungan dengan
- Kurangnya sarana dan prasarana cuci kurangnya sarana dan prasarana
tangan cuci tangan

7. PRIORITAS KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan Komunitas Pentingnya masalah Kemungkinan Peningkatan terhadap Total score
untuk di pecahkan : perubahan positif jika kualitas hidup bila
diatasi : diatasi :
1. rendah
0: tidak ada 0: tidak ada
2. sedang
1 : rendah 1 : rendah
3. tinggi
2 : sedang 2 : sedang

3 : tinggi 3 : tinggi

Ketidakefektifan koping
komunitas pada siswa 2 2 2 6

SDN 3 Poasia kelas 2 B


mengenai tidak terciptanya
perilaku hidup bersih dan
sehat (mencuci tangan
pakai sabun) berhubungan
dengan kurangnya sarana
dan prasarana cuci tangan

8. ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tgl Tujuan dan Intervensi Keperawatan Nama dan


Pemb Kriteria Hasil tanda
uatan tangan
1 Ketidakefektifan koping 21 Juli Tujuan: 1. Pendidikan Kesehatan
Dapat
komunitas pada siswa SDN 3 2016 Tentang Pentingnya
melakukan
Poasia kelas 2 B mengenai Mencuci Tangan Pakai
tidak terciptanya perilaku kegiatan cuci Sabun Bagi Anak Usia
hidup bersih dan sehat tangan pakai Sekolah
2. Memberikan informasi
(mencuci tangan pakai sabun) sabun dengan
tentang manfaat mencuci
berhubungan dengan baik dan benar
tangan dengan sabun
kurangnya sarana dan secara teratur
3. Mengajarkan bagaimana
prasarana cuci tangan dan
cara mencuci tangan
DS :
menerapkan di
- Sebagian siswa kelas dengan benar
kehidupan 4. Memberikan informasi
2B SDN poasia tidak
sehari-hari kepada siswa-siswi
mengetahui cuci tangan
Kriteria hasil: tentang akibat tidak
yang benar
Minimal 85%
DO : mencuci tangan
- Kurangnya sarana dan peserta hadir, 5. Memberikan informasi
prasarana cuci tangan serta mampu kepada siswa-siswi
mendemonstras tentang penyakit yang
ikan cara dapat dihindari apabila
mencuci tangan mencuci tangan
pakai sabun
yang benar

Implementasi
Komponen implementasi dalam proses keperawatan mencakup penerapan
keterampilan yang diperlukan untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan yang telah dibuat. Implementasi dilakukan sesuai intervensi
yang telah dibuat.

Evaluasi
Kriteria :
85% peserta hadir, serta mampu mendemonstrasikan cara mencuci tangan
pakai sabun yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T. & Mc. Farlane, J.M. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas :
Teori dan Praktek. Jakarta: EGC.
Anonim. 2009. Mencuci Tangan Dengan Baik dan Benar.
http://nursingbegin.com/mencuci-tangan-yang-baik-dan-benar/ [13 Juli
2013]

Anonim. 2011. Mencuci Tangan dengan sabun.


http://id.wikipedia.org/wiki/Mencuci_tangan_dengan_sabun. [13 Juli
2013]
Apriany, D. 2012. Perbedaan Perilaku Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah
Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Anak Usia 4-5 Tahun. [serial on
line] Jurnal Keperawatan Soedirman. http:
jks.fkik.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/download/357/195 [diakses
tanggal 15 Juli 2013].

Ardapratama. 2008. Pentingnya mencuci tangan.


http://ardapratama.multiply.com/
journal/item/3/PENTINGNYA_MENCUCI_TANGAN [13 Juli 2013]

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4.Volume 2.
Jakarta: EGC.
Romeo, Unromantic. 2011. Cuci Tangan Anda dengan Benar. http://unromantic-
romeo.blogspot.com/2011/02/cuci-tangan-anda-dengan-benar.html [13
Juli 2013]

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

NAMA KK : ____________________________________
ALAMAT : _______________________No___________
RT____________RW______KEL__________

PETUNJUK PENGISIAN
1. Isilah label komposisi keluarga dengan benar
2. pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda ( )
3. Jawaban dapat lebih dari satu untuk pertanyaan menulis.
4. mengisi titik-titik sesuai pertanyaan.
A. Komposisi Keluarga
No Nama Hubungan Umur L/P Tingkat Pekerjaan Agama Ket.
. dengan KK pendidikan

1. Anggota keluarga yang meninggal 5 bulan terakhir ________________


2. Penyebab kematian _________________________________________
3. Umur ____________________________________________________

B. Bila dalam Keluarga Terdapat Anak Usia Sekolah


1. Bagaimana kebiasaan mencuci tangan setelah bermain-main?
( ) Ya ( ) Tidak
2. Bagaimana kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan?
( ) Ya ( ) Tidak
3. Bagaimana kondisi anak usia sekolah saat ini :
( ) Sehat ( ) Sakit
4. Tindakan apa yang dilakukan bila anak usia sekolah sakit?
( ) Pelayanan kesehatan
( ) Beli di obat warung
( ) Didiamkan saja
( ) Lain-lain
5. Bila sakit, apa yang dikeluhkan/diagnosis medisnya
_____________________
LAMPIRAN

Soal Kasus
1. Di sekolah SDN 01 Yosowilangun merupakan sekolah yang tertinggi dalam
kasus diare pada anak sekolah dasar. Perawat S mengkaji mmasalah yang
ada di sekolah tersebut. Dari hasil pengkajian diddaptkan hasil bahwa tidak
ada tindakan atau perilaku sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari
jemari menggunakan air dan sabun oleh murid-murid ketika akan makan
pada waktu jam istirahat. Dari hasil tersebut, perilaku yang dimaksud oleh
Perawat S adalah...
a. Mencucui tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun.
b. Jajanan sehat tanpa zat pengawet
c. Gosok gigi
d. Mandi
e. Tidak memotong kuku
2. Dari kasus di atas cuci tangan sebaiknya dilakukan pada waktu, kecuali...
a. Sebelum belajar
b. Sebelum dan sesudah makan
c. Setelah BAB dan BAK
d. Setelah bermain
e. Setelah memegang hewan
3. Perawat T melakukan pengkajian komunitas di Sekolah SDN 1 Jember Lor
dengan hasil bahwa SD tersebut merupakan percontohan tatanan sekolah
yang melakukan cuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.
Dari hasil cuci tangan tersebut, maka perilaku cuci tangan disebut juga..
a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
b. Tata tertib yang ada di sekolah
c. Perilaku yang mencegah sakit
d. Perilaku yang dilakukan sebelum dan sesudah makan
e. Tindakan yang dilakukan murid atas kemauan sendiri

4. Dari kasus di atas, Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tentang


kebersihan yaitu dengan mengeluarkan keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1193/menkes/SK/X/2004 tentang...
a. Kesehatan dan Lingkungan
b. Visi Promosi Kesehatan RI
c. UKS
d. Rumah sehat
e. Visi Preventif dan Kuratif
5. Perawat G mengajarkan murid-murid yang baru memasuki SD kelas 1 di
SDN 3 Patrang tentang mempraktekkan cuci tangan dengan baik dan benar.
Hal ini dilakukan oleh Perawat G dalam mencegah timbulnya berbagai
penyakit yang sering terjadi pada anak usia sekolah. Di bawah ini beberapa
penyakit yang dapat dicegah melalui cuci tangan yaitu....
a. Diare
b. Infeksi saluran pernapasan
c. Cacingan
d. Flu burung
e. Campak
6. Pada kasus no 5, Perawat G mengajarkan perilaku cuci tangan pada anak
usia sekolah mulai sejak dini dikarenakan cuci tangan dapat menjadi...
a. Perilaku yang akan diingat oleh murid-murid
b. Tata tertib sekolah
c. Solusi yang murah dan efektif dalam pencegahan penyakit menular
d. Tugas yang harus dilakukan setiap murid
e. Pedoman sekolah yang menjadi percontohan sekolah lainnya

Vous aimerez peut-être aussi