Vous êtes sur la page 1sur 7

TUGAS

STADIUM ANESTESI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anestesi I Diploma IV


semester VII

Nama Pembimbing: Ana Ratnawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh:
Dessy Intansari Widyaningrum (P07120213009)
Farida Sosiawati (P07120213018)
Heryuni Prastiwi (P07120213019)
Yoka Rahmawan Prima D (P07120213040)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2016
STADIUM ANESTESI

Tahapan dalam anestesi terdiri dari 4 stadium yaitu stadium pertama


berupa analgesia sampai kehilangankesadaran, stadium 2 sampai respirasi teratur,
stadium 3 dan stadium 4 sampai henti napas dan henti jantung. Dalam
memberikan anestesi kita perlu mengetahui stadium2 anestesi untuk
memonitoring sejauh manapasien bisa diberikan intervensi seperti pembedahan.
1. Stadium I (St. Analgesia/ St. Cisorientasi)
Dimulai dari saat pemberian zat anestetik sampai hilangnya kesadaran.
Pada stadium ini pasien masih dapat mengikuti perintah dan terdapat
analgesi (hilangnya rasa sakit). Tindakan pembedahan ringan, seperti
pencabutan gigi dan biopsi kelenjar, dapat dilakukan pada stadium ini.
Stadium ini berakhir dengan ditandai oleh hilangnya refleks bulu mata.
2. Stadium II (St. Eksitasi; St. Delirium)
Dimulai dari akhir stadium I dan ditandai dengan pernapasan yang
irreguler, pupil melebar dengan reflekss cahaya (+), pergerakan bola
matatidak teratur, lakrimasi (+), tonus otot meninggi dan diakhiri dengan
hilangnya reflex menelan dan kelopak mata.
3. Stadium III (Pembedahan)
Stadium III yaitu stadium sejak mulai teraturnya lagi pernapasan
hingga hilangnya pernapasan spontan. Stadia ini ditandai oleh hilangnya
pernapasan spontan, hilangnya reflekss kelopak mata dan dapat
digerakkannya kepala ke kiri dan kekanan dengan mudah. Stadium III
dibagi menjadi 4 plana yaitu:
a. Plana 1 : Pernapasan teratur, spontan, dada dan perut seimbang, terjadi
gerakan bola mata yang tidak menurut kehendak, pupil midriasis,
refleks cahaya ada, lakrimasi meningkat, refleks faring dan muntah
tidak ada, dan belum tercapai relaksasi otot lurik yang sempurna.
(tonus otot mulai menurun).
b. Plana 2 : Pernapasan teratur, spontan, perut-dada, volume tidak
menurun, frekuensi meningkat, bola mata tidak bergerak, terfiksasi di
tengah, pupil midriasis, refleks cahaya mulai menurun, relaksasi otot
sedang, dan refleks laring hilang sehingga dikerjakan intubasi.
c. Plana 3 : Pernapasan teratur oleh perut karena otot interkostal mulai
paralisis, lakrimasi tidak ada, pupil midriasis dan sentral, refleks laring
dan peritoneum tidak ada, relaksasi otot lurik hampir sempuma (tonus
otot semakin menurun).
d. Plana 4 : Pernapasan tidak teratur oleh perut karena otot interkostal
paralisis total, pupil sangat midriasis, refleks cahaya hilang, refleks
sfmgter ani dan kelenjar air mata tidak ada, relaksasi otot lurik
sempuma (tonus otot sangat menurun).
4. Stadium IV (Depresi medulla)
Ditandai dengan kegagalan pernapasan (apnea) yang kemudian akan
segera diikuti kegagalansirkulasi/ henti jantung dan akhirnya pasien
meninggal. Pasien sebaiknya tidak mencapaistadium ini karena itu berarti
terjadi kedalaman anestesi yang berlebihan
Tabel 1 : Stadia Anastesia Menurut Guedel

Stadia (St) Respirasi Pupil Depresi


Refleks
Ritme Volume Ukuran Letak
I Analgesia sampai tidak sadar Tidak teratur Kecil Kecil Divergen Tidak ada
II Sampai pernafasan Tidak teratur Besar Lebar Divergen Bulu mata kepopak
teratur/otomatis mata
III P1: sampai gerakan bola Teratur Besar Kecil Divergen Kulit konyungtiva
mata hilang
P2: Sampai awal parese otot Teratur Sedang lebar Menetap ditengah Kornea
P3: Sampai otot nafas penuh Teratur pause Sedang lebar Menetap ditengah Faring peritonium
P4: Sampai diafragma Tidak teratur, jerky, Kecil Lebar maksimal Menetap ditengah Sfingter ani dan
lumpuh nafas cepat dan Karina
panjang
IV Henti nafas -henti jantung - - - - -
Sumber: Mangku dan Senapathi, 2010Tabel 2 : Reaksi Anestesi, Menurut Stadiumnya.

Stadium Depresi Warna Ukuran Aktivitas Pernafasan Pulsus Reflek Reflek Kedang- Batuk Reflek Keterangan
Anestesi CNS Mukosa Pupil Bola Mata Palpebrae Kornea kalan Pedal
I Korteks N/Kemerah- Kecil Dibawah Cepat Cepat/ + + + + + Analgesi
sensori merahan sadar tinggi
II Motor Kemerah- Dilatasi Meningkat Irrefuler Cepat/ + + + + + Unconscious
korteks merahan tinggi
III Plane Otak N/Kemerah- Lebih kecil Meningkat Pelan/ N Kecil + - + +
1 tengah merahan Irreguler
III Plane Spinal N Miosis Terfiksir, Pelan/ N - Kecil - - -
2 cord rotasi ventra Irreguler
III Plane Spinal N/Pucat Miosis Rotasi Abnormal Turun - - - - -
3 cord ventral
III Plane Spinal Pucat Lebih Sentral Abnormal Turun - - - - -
4 cord besar semakin Reflek anal
dangkal kecil sekali
IV Medulla Cyanotik Midriatik Sentral Tidak ada Shock - - - - - Sphinter anal
relaksasi
Sumber : Dugdale, Alex, 2010
Daftar Pustaka

Mangku, G. & Senapathi, T.G.A., 2010. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi.
Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang

Welsh, L., (ed). Anaesthesia for Veterinary Nurses. Wiley Blackwell, UK. 4.

Vous aimerez peut-être aussi