Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BILATERAL
Oleh:
Pembimbing:
1
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI PASIEN
MR : 04.74.41
Nama : Tn. L
Umur : 87 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
001 Kemiling
WIB
ANAMNESIS
2
Keluhan utama
Keluhan Tambahan
Sembab kedua tungkai dan perut terasa kencang dan membesar sejak 2
Sejak 1,5 tahun yang lalu os sering merasa badan lemas, lemas dirasakan
diseluruh badan. Os juga merasakan nyeri pada perut bagian bawah, tidak
menjalar dan keluhan ini dirasakan hilang timbul. Mual dan muntah tidak ada. Os
juga mengeluh rasa tidak nyaman pada daerah perut. Os mengaku sering merasa
anyang-anyangan pada saat buang air kecil, warna kuning jernih, sedikit berbusa,
tidak ada darah. Namun os hanya mengabaikan keluhan ini dan tidak pernah
Sejak 1 tahun yang lalu os mengeluh nyeri perut hilang timbul masih
dirasakan. Os juga masih mengeluh rasa tidak nyaman pada daerah perut, keluhan
ini disertai dengan nyeri pada ulu hati, mual dan disertai muntah. Perut terasa
kembung dan nafsu makan turun. Pasien juga mengeluh pusing, pusing dirasakan
ngeliyeng. Keluhan sesak napas dan nyeri dada disangkal os. Nafsu makan os
turun. BAK masih anyang-anyangan, warna kuning jernih, sedikit berbusa, tidak
ada darah. Keluhan sembab pada tubuh tidak ada. Keluhan ini terus
3
Setelah diperiksa, dokter jaga IGD mendiagnosa dengan
dalam.
oleh os. BAK mulai sering warna kuning jernih, sedikit berbusa, tidak ada
darah. Keluhan sembab pada tubuh tidak ada. Namun os tetap tidak
angin saja.
ringan, dirasakan terus menerus timbul dan dalam waktu 2 hari setelah timbul
4
terisi air. Sembab seperti ini baru pertama kali dialami. Os mengatakan masih
dapat berjalan meskipun sembab pada kaki. Os juga masih mengeluh rasa tidak
nyaman pada daerah perut. Nyeri ulu hati, mual, muntah dan kepala
pusing masih sering dirasakan oleh os. BAK mulai sering warna
kuning jernih, sedikit berbusa, tidak ada darah. Nyeri dada disangkal dan sesak
napas disangkal oleh os. Os juga mengeluhkan terdapat keluhan gatal-gatal pada
sekujur tubuh. Nafsu makan pasien masih menurun. BAK sering, warna kuning
banyak berdiam dan aktivitas tidak banyak bahkan aktivitas sehari-hari hanya
gangguan dalam pendengaran, namun keluhan ini sudah dialami os 2 tahun yang
lalu sebelum os mengalami keluhan mual muntah dan badan lemas ini. Os
pada kedua tungkai dan perut membesar, nyeri ulu hati, mual,
muntah dan kepala pusing masih sering dirasakan oleh os. BAK
mulai sering warna kuning jernih, sedikit berbusa, tidak ada darah.
muntah dan sembab pada kedua tungkai dan perut membesar masih
ada. Badan lemas, lemas dirasakan diseluruh badan, sehingga untuk aktivitas
pasien memerlukan bantuan anggota keluarga yang lain, meskipun anggota gerak
5
ngeliyeng, sesak nafas tidak ada, nyeri perut bagian ulu hati dirasakan pasien,
nafsu makan berkurang. BAK masih sering, berwarna kuning jernih berbusa dan
tidak ada darah. Keluarga os mengatakan jika os sering mengompol pada saat
karena os juga sudah kesulitan untuk berdiri dan berjalan. BAB biasa.
Kepala pusing ngelieng semakin sering dirasakan. Badan terasa semakin lemas.
Kedua tungkai masih sembab dan perut yang membesar seperti terisi air. Keluhan
memutuskan untuk ke IGD RSPBA. Pasien mengaku BAK sering, urin berwarna
kuning jernih berbusa dan tidak ada darah. Nyeri saat BAK (-). Riwayat kencing
batu disangkal. BAB (+), warna kekuningan, darah (-), Nyeri saat BAB (-).
asma tidak ada, riwayat alergi makanan dan obat tidak ada.
Batu ginjal/saluran
- Cacar - Malaria -
kemih
- Grave disease - Disentri - Burut (hernia)
- Difteri - Hepatitis - Penyakit prostat
Tifus
- Batuk rejan - - Wasir
abdomen
- Campak - Hipotensi - Diabetes
Influenza - Sifilis - Alergi
- Tonsilitis - Gonore - Tumor
Penyakit Jantung
- Kholera - Hipertensi -
Koroner
6
Demam Ulkus
- - - Asma Bronkhial
rematik akut ventrikulus
Ulkus
- Pneumonia - Gagal Ginjal Kronik
duodeni
- Pleuritis - Gastritis - Serosis Hepatis
- Tuberkulosis - Batu empedu - Thypoid
Keadaan Penyebab
Hubungan Diagnosa
Kesehatan Meninggal
Kakek - - -
Nenek - - -
Ayah - - -
Ibu - - -
Saudara - - -
Anak-anak - - -
ANAMNESIS SISTEM
Kulit
Kepala
7
Mata
menurun
- Sembab pada kelopak
mata
Telinga
Hidung
Mulut
- Bibir - Lidah
- Gusi - Gangguan pengecapan
- Selaput - Sariawan
Tenggorokan
Leher
8
Dada (Jantung/Paru)
Abdomen (Lambung/Usus)
Perasaan
- Kesemutan - Gangguan koordinasi otot
- Otot lemah - Sensitifitas
menurun/meningkat
- Kejang - Pingsan
- Kesulitan berbicara - Kedutan (tik)
- Hilang ingatan - Pusing (vertigo)
- Lain-lain - Gangguan bicara (disartri)
Apatis
9
Ekstremitas
Ekstremitas superior dextra et sinistra
Rokok (+)
RIWAYAT MAKANAN
10
(bila pasien tidak tahu dengan pasti)
Tetap ( )
Turun ( )
Naik ( )
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Apatis
Suhu : 36,1C
Berat Badan : 40 kg
Aspek Kejiwaan
Tingkah laku :
wajar/gelisah/tenang/hipoaktif/hiperaktif
11
Alam perasaan :
Biasa/sedih/gembira/cemas/takut/marah
Status generalisata
Kulit
ada
ada
Normal
Kering
: Normal
Kepala
: Simetris
Rambut : Normal
Mata
12
Konjungtiva : Anemis Visus : Normal
Normal
: Normal
Tidak ada
Telinga
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Hidung
Mulut
13
Faring : Tidak hiperemis
Leher
peningkatan)
Tidak teraba
Tidak teraba
Thorax
Bentuk : Simetris
simetris
kanan/kiri
14
Batas paru belakang kiri : Setinggi vertebra thorakal X
Wheezing (-/-)
Jantung
tidak tampak
tidak teraba
sinistra
parasternalis sinistra
Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung, venektasi (-), caput medusa
15
Palpasi : Nyeri tekan regio suprapubik, Hati dan Limpa
Ekstremitas
Deformitas (-)
Bengkak (-)
Sianosis (-)
Ptekie (-)
16
Ekstremitas inferior dextra dan sinistra: pitting oedem (+)
Deformitas (-)
Ptekie (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
17
HEMATOLOGI
Hitung jenis
leukosit
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3%
Batang 1 2-6 %
Segmen 68 50-70 %
Limposit 15 20-40 %
Monosit 6 2-8 %
MCV 84 80-96
MCH 28 27-31 pg
KIMIA DARAH
18
Lk 6-30 u/l
SGOT 20
Wn 6 25 u/l
Lk 6-45 u/l
SGPT 22
Wn 5-35 u/l
Lk 0,9-1,5 mg/dl
Kreatinin 7,6
Wn 0,7-1,3 mg/dl
( 140Umur ) X BB
CCT =
72 X Creatinin Plasma
( 14087 ) X 40
CCT = =3,8
72 X 7,6
Pemeriksaan
EKG
19
Sinus Rhytm
HR : 85 x/menit
Axis : Normal
20
Posisi trakea masih di tengah
CTR <50%)
Pulmo:
bertambah
- Tidak tampak perselubungan
opak
- Kranialisasi (-)
21
Kesan :
22
Kesan :
RESUME
Tn. L laki-laki, usia 87 tahun mengeluh nyeri perut, mual disertai perut
kembung semakin berat. Kepala pusing ngelieng semakin sering dirasakan. Badan
terasa semakin lemas sejak 1 minggu yang lalu. Kedua tungkai tampak sembab
dan perut yang membesar seperti terisi air. Pasien mengaku BAK sering, urin
berwarna kuning jernih berbusa dan tidak ada darah. Nyeri saat BAK (-). Riwayat
kencing batu disangkal. BAB (+), warna kekuningan, darah (-), Nyeri saat BAB
riwayat asma tidak ada, riwayat alergi makanan dan obat tidak
L minuman soda.
23
pada kedua tungkai dam perut tampak cembung dan membesar.
bilateral.
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
defisiensi besi
- CKD Grade V ec Sindrom
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
- Tirah baring dan kurangi
24
- Pengaturan asupan kalori: 35
Kal/kgBB ideal/hari
- Berhenti merokok, minuman
Farmakologi
ANJURAN PEMERIKSAAN
- Balance Cairan
- Cek Urine Lengkap
- Cek kadar lipid
- Foto Polos Abdomen/IVP
- Sitoskopi dan Biopsi
- Pemeriksaan Elektrolit
PROGNOSIS
bonam
- Quo ad functionam : dubia ad malam
- Quo ad sanationam : dubia ad
bonam
25
Senin, 23 Januari 2017 pukul 08.30 WIB
S Mual sejak 1 minggu yang lalu.os juga mengeluh nyeri perut bagian
bawah, peru terasa kembung, badan terasa lemas dan kepala pusing.
BAK sering.
O Keadaan umum:
Nadi : 78 x/m
Suhu : 36,1OC
Pernapasan : 20 x/m
Kepala:
Konjungtiva pucat, sklera ikterik -/-, pupil isokor, reflek cahaya -/-
Leher:
Paru:
Jantung:
26
Batas jantung kiri : ICS IV linea midklavikula sinistra
Abdomen:
Extremitas:
Pemeriksaan Penunjang :
- Hemoglobin 9,1
- Ureum 357
- Kreatinin 7,6
- Albumin 3,2
A Anemia Ringan + Ascites ec CKD Stage V
P - IVFD RL XX gtt/m (micro)
- Inj. Furosemid 2x1 amp
- Inj. Ranitidin 3 x 1 amp
- Inj. Ozid 1 x 1 vial
- Inj. Ondansentron 3 x 1 amp
- Antasida syr 3 x 1 C
Selasa, 24 Januari 2017
S Nyeri perut masih terasa mual (-) muntah (-). Os mengeluh sembab
27
BAB biasa, BAK sering
O Keadaan umum:
Nadi : 76 x/m
Suhu : 36,5OC
Pernapasan : 20 x/m
Kepala:
Konjungtiva pucat, sklera ikterik -/-, pupil isokor, reflek cahaya -/-
Leher:
Paru:
Jantung:
28
Abdomen:
Extremitas:
Pemeriksaan Penunjang :
- Hemoglobin 9,1
- Ureum 357
- Kreatinin 7,6
- Albumin 3,2
A Anemia Ringan + Ascites ec CKD Stage V
P - IVFD RL XX gtt/m (micro)
- Inj. Furosemid 2x1 amp
- Inj. Ranitidin 3 x 1 amp (STOP)
- Inj. Ozid 1 x 1 vial
- Inj. Ondansentron 3 x 1 amp
- Antasida syr 3 x 1 C
- Cetrizin tab 2 x 1
- Rc USG Abdomen
- EKG ulang
Rabu, 25 Januari 2017
S Nyeri perut masih terasa mual (-) muntah (-). Os mengeluh sembab
29
O Keadaan umum:
Nadi : 76 x/m
Suhu : 36,2OC
Pernapasan : 20 x/m
Kepala:
Konjungtiva pucat, sklera ikterik -/-, pupil isokor, reflek cahaya -/-
Leher:
Paru:
Jantung:
Abdomen:
30
I: Dinding perut cembung, asites +
Extremitas:
Pemeriksaan Penunjang :
- Hemoglobin 9,1
- Ureum 357
- Kreatinin 7,6
- Albumin 3,2
USG Abdomen
- Asites (+)
- Suspek Massa Buli
- Hidronefrosis Bilateral
A Anemia Ringan + Ascites ec CKD Stage V + Suspek Massa Buli +
Hidronefrosis Bilateral
P - Rujuk RSAM
- Rencana Hemodialisis
31
BAB III
ANALISA KASUS
Pada kasus ini seorang laki laki, Tn. L berusia 87 tahun di diagnosa
pemeriksaan penunjang.
9,1 mg/dl. Hal ini sesuai teori bahwa anemia ialah keadaan dimana massa
32
eritrosit dan/atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi
sesak waktu kerja) dan sistem saraf (sakit kepala, pusing, telinga berdenging,
pembentukan eritripoietin oleh ginjal. Juga terdapat bukti bahwa racun uremik
terhadap eritropoietin. Faktor kedua yang ikut berperan pada anemia adalah
masa hidup SDM pada pasien gagal ginjal hanya sekitar separuh dari masa
hidup SDM normal. Peningkatan hemolisis SDM ini agaknya disebabkan oleh
kelaianan lingkungan kimia plasma dan bukan karena cacat pada sel itu
sendiri.2
33
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan suatu proses patofisiologi
progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal gijal. Gagal ginjal adalah
suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
ireversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang
dengan manifestasi:
- Kelainan patologis
- Terdapat tanda kelainan ginjal termasuk
kelainan dalam komposisi darah atau urin atau kelainan dalam tes
Pencitraan
2. LFG < 60 ml/mnt/1,73 m2 selama 3 bulan, dengan atau
Kronik:
34
Stadium Keterangan Laju filtrasi glomerulus
(LFG) (ml/menit/1,73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan >90
LFG normal
2 Penurunan LFG ringan 60-89
3 Penurunan LFG moderat 30-59
4 Penurunan LFG berat 15-29
( 140Umur ) X BB
CCT =
72 X Creatinin Plasma
KASUS
( 14087 ) X 40
CCT = = 3,8 ml/menit/1,73m2
72 X 7,6
pusing ngelieng semakin sering dirasakan. Badan terasa semakin lemas. Hal
ini sesuai teori dengan menurunnya GFR terjadi penurunan klirens kreatinin
dan ureum dan akhirnya terjadi peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum
Gejala-gejala ini ikut bertanggung jawab atas penurunan berat badan yang
cukup besar pada gagal ginjal kronik. Seluruh saluran cerna itu sendiri ikut
35
Pasien juga sering mengeluhkan sering gatal-gatal pada seluruh
tubuh dan pada pemeriksaan fisik tampak kulit kering. Hal ini sesuai teori
penderita sering mengalami pruritus dan dianggap akibat toksin uremia dan
bersisik.2
banyak hanya bisa dibantu keluarga. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
peningkatan kadar ureum dalam tubuh yang bersifat toksik dapat meyebar ke
seluruh tubuh bahkan sampai ke otak dan dapat mengenai sistem saraf perifer
merupakan komplikasi uremia yang hampir universal. Baik sistem saraf pusat
maupun sistem saraf perifer, ikut terserang dengan akibat luas. Pada sistem
saraf pusat terdapat derajat gangguan serebral secara kasar paralel dengan
mengeluh merasa letih, lesu dan mungkin tak dapat menyelesaikan kerja
pada USG Abdomen berupa adanya asites (+). Hal ini sesuai dengan teori
36
bahwa pada pasien gagal ginjal kronik akan kehilangan kemampuan ginjal
ekskresi natrium dalam kemih lebih kecil dari pada intake. Retensi natrium
adalah defek renal utama. Retensi natrium oleh ginjal menyebabkan cairan
ini sesuai teori pada patofisiologi CKD sendiri dimana Patofisiologi awalnya
lanjut proses yang terjadi hampir sama. Jika nefron terkena penyakit, maka
seluruh unitnya akan hancur, namun sisa nefron yang masih utuh tetap berkerja
normal. Uremia akan terjadi bila jumlah nefron sangat berkurang sehingga
nefron yang utuh ini sangat berguna untuk menjelaskan pola adaptasi
menurun.2
diuraikan dari segi hipotesis nefron yang utuh. Meskipun penyakit ginjal kronis
37
terus berlangsung, namun jumlah zat terlarut harus dieksreksi oleh ginjal untuk
adaptasi penting yang dilakukan oleh ginjal sebagai respon terhadap ancaman
Terjadi peningkatan kecepatan filtrasi, beban zat terlarut dan reabsorpsi tubulus
dalam setiap nefron meskipun GFR untuk seluruh massa nefron yang terdapat
dalam ginjal turun dibawah nilai normal. Mekanisme adaptasi ini cukup
hingga tingkat fungsi ginjal yang sangat rendah. Namun apabila kerusakan
75% massa nefron maka kecepatan filtrasi dan beban zat terlarut bagi setiap
tubulus) tidak dapat lagi dipertahankan. Karena makin rendah GFR (yang
berarti makin sedikit nefron yang ada) semakin besar perubahan kecepatan
urine menyebabkan berat jenis urine tetap pada nilai 1,010 atau 285 mOsm
Pada pasien terdapat keluhan nyeri pada daerah perut bagian bawah dan
38
disesuaikan dengan teori Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam
A. Tumor urotelial:
- Adenokarsinoma
- Adenokarsinoma Metastatis
- Carcinosarcoma
- Metastatic Carcinoma
- Neurofibroma
- Pheochromocytoma
- Lymphoma Primer
- Angiosarcoma
- Leiomysarcoma
- Rhabdomysarcoma
Gejala pada tumor buli-buli tidaklah spesifik. Gejala pertama yang paling
umum adalah adanya darah dalam urine (hematuria). Hematuria dapat terlihat
39
berkemih atau tidak.6 Sedangkan pada kasus ini tidak ditemukan gejala seperti
4. CT Scan/MRI
Pada pasien terdapat keluhan nyeri pada daerah perut bagian bawah dan
40
Jika disesuaikan dengan teori bahwa Hidronefrosis mengacu pada pelebaran
pelvis dan kaliks ginjal ,disertai atrofi parenkim, akibat obtruksi aliran keluar
urin. Obstruksi dapat mendadak atau perlahan, dan dapat terletak di semua
ginjal dan ureter. Hal ini saja sudah cukup untuk mengakibatkan atrofi hebat
aliran urine secara anatomik ataupun fisiologik. Hambatan ini dapat terjadi
dimana saja sepanjang ginjal sampai meatus uretra. Peningkatan tekanan ureter
aliran darah ginjal. GFR menurun dalam beberapa jam setelah terjadinya
hambatan. Kondisi ini dapat bertahan selama beberapa minggu. Fungsi tubulus
juga terganggu. Berat dan durasi kelainan ini tergantung pada berat dan durasi
41
reversibel sedangkan sumbatan kronis menyebabkan atrofi tubulus dan
hilangnya nefron secara permanen. Kerusakan dari ginjal secara progresif akan
menurunkan fungsi dari ginjal untuk menyaring zat-zat yang tidak diperlukan
tubuh sehingga zat-zat akan menumpuk di dalam tubuh dan dapat menjadi
ginjal.2
terhadap tubuh karena reaksi kimia senyawa ini membentuk nefrotoksin kuat
hingga menyebabkan gangguan fungsi dan kematian sel (nekrosis) pada ginjal.
Seperti sebagian besar organ dalam tubuh ada sejumlah regulasi yang
memungkinkan ginjal untuk berfungsi secara normal dan optimal, etil alkohol
dapat mengganggu kontrol ini. Efek yang tepat tergantung pada jumlah alkohol
yang diabsorbsi dan waktu dikonsumsi. Alkohol telah terlihat dapat mengubah
pembesaran ginjal dan meningkatnya jumlah sel-sel lemak, protein dan air.
Efek ini akan mengubah kemampuan ginjal untuk berfungsi secara normal.8
minuman bersoda sebelum sakit. Hal ini lebih dikaitkan dengan kandungan
fosfat dalam minuman soda yang cukup tinggi. Ini buruk bagi ginjal, sebab
42
bisa menimbulkan terbentuknya batu ginjal. Asam fosfat akan mengikat jenis
6. Penatalaksanaan
bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain restriksi protein, kontrol
43
ginjal dan terdapat gejala uremia, hemodialisis atau terapi pengganti lain
bisa dilakukan.3
1. Terapi konservatif
a. Peranan diet
c. Kebutuhan cairan
Bila ureum serum > 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat supaya
44
d. Kebutuhan elektrolit dan mineral
dari LFG dan penyebab dasar penyakit ginjal tersebut (underlying renal
disease).9
17 mg/hari
- Kalsium : 1400 1600 mg/hari
- Besi : 10-18 mg/hari
- Magnesium : 200 -300 mg/hari
- Asam folat pasien HD : 5 mg
-
2. Terapi simptomatik
a. Asidosis metabolik
20 mEq/L.9
b. Anemia
pemberian 200 u/kg dan tidak lebih dari tiga kali dalam seminggu.9
45
Transfusi darah misalnya Paked Red Cell (PRC) merupakan salah
c. Keluhan gastrointestinal
adalah ulserasi mukosa mulai dari mulut sampai anus. Tindakan yang
(Ondansentron)
d. Kelainan kulit
e. Kelainan neuromuskular
paratiroidektomi.9
f. Hipertensi
46
Pemberian obat-obatan anti hipertensi terutama penghambat Enzym
Diuretik mempunyai lima kelas obat, meliputi tiazid dan diuretik seperti
kalium, dan diuretik osmotik. Setiap kelas obat bekerja sedikit berbeda
atau lasix, merupakan loop diuretik yang paling umum digunakan. Loop
menyebabkan diuresis yang paling besar dari pada diuretik lain. Obat
47
tergantung dari kelainan kardiovaskular yang diderita, termasuk
elektrolit.9
yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit. Terapi tersebut dapat berupa
a. Hemodialisis
toksik azotemia, dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu
cepat pada pasien GGK yang belum tahap akhir akan memperburuk faal
ginjal (LFG). Indikasi tindakan terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan
muntah persisten, dan Blood Uremic Nitrogen (BUN) > 120 mg% dan
48
Pada pasien ini direncanakan untuk dilakukan hemodialisa.
medik CAPD, yaitu pasien anak-anak dan orang tua (umur lebih dari 65
pasien GGT (gagal ginjal terminal) dengan residual urin masih cukup, dan
melakukan sendiri (mandiri), dan di daerah yang jauh dari pusat ginjal.2
49