Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PROGAM S-1
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG, Oktober 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semenjak era reformasi yang dimulai pada tahun 1998, bangsa Indonesia telah maju
selangkah lagi menuju era keterbukaan. Dalam era keterbukaan ini, masyarakat semakin
menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan lebih dapat menyampaikan
aspirasi yang berkembang yang salah satunya perbaikan terhadap sistem pengelolaan
keuangan pada badan-badan pemerintah.
Pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu bagian yang mengalami
perubahan mendasar dengan ditetapkannya UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah dan UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah. Kedua Undang-Undang tersebut telah memberikan kewenangan
lebih luas kepada pemerintah daerah. Kewenangan yang dimaksud diantaranya adalah
keleluasaan dalam mobilisasi sumber dana, menentukan arah, tujuan dan target penggunaan
anggaran.
Keuangan Daerah haruslah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Di sisi lain tuntutan
transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pemerintah semakin meningkat pada era
reformasi saat ini, tidak terkecuali transparansi dalam pengelolaan keuangan Pemerintah
Daerah. Transparansi dapat diartikan sebagai suatu situasi dimana masyarakat dapat
mengetahui dengan jelas semua kebijaksanaan dan tindakan yang diambil oleh pemerintah
dalam menjalankan fungsinya beserta sumber daya yang digunakan. Sedangkan akuntabilitas
dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah, Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban.
Sementara pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan
keuangan daerah tersebut. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah
kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan
keseluruhan pengelolaan keuangan daerah.
Hak dan kewajiban daerah tersebut perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan
keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem dari sistem
pengelolaan keuangan Negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah. Pengelolaan keuangan daerah juga harus dilakukan dengan cara yang baik
dan bijak agak keuangan daerah tersebut bisa menjadi efisien penggunaanya yang sesuai
dengan kebutuhan daerah.
RUMUSAN MASALAH
2. Apa yang dimaksud dengan pendapatan daerah dan apa saja sumber pendapatan
daerah?
3. Apa yang dimaksud dengan pengeluaran daerah (belanja daerah) dan apa saja sumber
pengeluaran daerah?
TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem
L. James Havery:
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu
rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud
untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan.
John Mc Manama:
Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-
fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
C.W. Churchman.
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk
melaksanakan seperangkat tujuan.
J.C. Hinggins:
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.
Edgar F Huse dan James L. Bowdict:
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling
berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh
dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
B. Pengertian Keuangan Daerah
Menurut Jaya (1999 :11) keuangan daerah adalah seluruh tatanan, perangkat
kelembagaan dan kebijaksanaan anggaran daerah yang meliputi pendapatan dan
belanja daerah.
Menurut Mamesah ( 1995 :16 ) keuangan daerah adalah semua hak dan
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik
berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum
dimiliki/dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi, serta pihak lain sesuai
dengan ketentuan daerah yang berlaku.
Pengelolaan keuangan daerah berarti mengurus dan mengatur keuangan daerah itu
sendiri berdasarkan pada prinsip-prinsip menurut Devas, dkk (1989 : 279-280) adalah
sebagai berikut.
1. Tanggung jawab (accountability). Pemerintah daerah harus mempertanggung
jawabkan keuangannya kepada lembaga atau orang yang berkepentingan sah, lembaga
atau orang itu adalah Pemerintah Pusat, DPRD, Kepala Daerah dan masyarakat
umum.
2. Mampu memenuhi kewajiban keuangan. Keuangan daerah harus ditata dan dikelola
sedemikian rupa sehingga mampu melunasi semua kewajiban atau ikatan keuangan
baik jangka pendek, jangka panjang maupun pinjaman jangka panjang pada waktu
yang telah ditentukan.
3. Kejujuran. Hal-hal yang menyangkut pengelolaan keuangan daerah pada prinsipnya
harus diserahkan kepada pegawai yang benar-benar jujur dan dapat dipercaya.
4. Hasil guna (effectiveness) dan daya guna (efficiency). Merupakan tata cara mengurus
keuangan daerah harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan program dapat
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pemerintah daerah dengan
biaya yang serendah-rendahnya dan dalam waktu yang secepat-cepatnya.
5. Pengendalian. Aparat pengelola keuangan daerah, DPRD dan petugas pengawasan
harus melakukan pengendalian agar semua tujuan tersebut dapat tercapai
BAB III
PEMBAHASAN
KEUANGAN DAERAH
2. Dana Perimbangan
dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi. ( UU RI No. 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah pasal 1 ayat 19).
Menurut Indra Bastian dan Gatot Soepriyanto (2002:84) mengemukakan
bahwa kelompok dana perimbangan adalah:
Bagi hasil pajak seperti: Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB) , Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan ( BPHTB).
Bagi Hasil Bukan Pajak seperti : Sumber Dana daya Hutan, Pemberian
atas Hak Tanah Negara, Penerimaan iuran eksplorasi.
Dana Alokasi Khusus adalah perimbangan dalam rangka untuk membiayai
kebutuhan tertentu.
Dana perimbangan dari propinsi adalah dana perimbangan dalam
pemerintah kabupaten/kota yang berasal dari pemerintah propinsi.
3. Apa yang dimaksud dengan pengeluaran daerah (belanja daerah) dan apa saja
sumber pengeluaran daerah
Menurut Sri Lesminingsih ( Abdul Halim, 2001:199) bahwa pengeluaran daerah
adalah semua pengeluaran kas daerah selama periode tahun anggaran bersngkutan yang
mengurangi kekayaan pemerintah daerah.
Menurut Halim (2002:73) mengemukakan bahwa:
Belanja daerah merupakan bentuk penurunan dalam manfaat ekonomi selama
periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau deplesi aset, atau terjadinya utang
yang mengakibatkan berkurangnya ekuitas dana, selain yang berkaitan dengan distribusi
kepada para peserta ekuitas dana.
Dan menurut Pemendagri No. 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Pemendagri
No.13 Thun 2006 tentang Pedoman pengelolaan Keuangan Daerah diungkap pengertian
pelanja daerah yiaitu belnja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui
sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih.
Dari pengertian diatas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belanja daerah
adalah semua pengeluaran pemerintah pada periode anggaran daerah yang berupa aktive
keluar, timbulnya utang yang bukan disebabkan oleh pembagian kepada pemilik ekuitas
dana (rakyat).
Belanja Daerah ada 2 yaitu Belanja Langsung dan Belanja TidakLangsung:
Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secaralangsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan,sementara Belanja TidakLangsung adalah
belanja yang dianggarkan tidak terkait langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan.
Belanja Langsung terdiri dari: ( belanja pegawai, belanja barang dan
jasa,belanja modal)
Belanja Tidak Langsung diklasifikasikan menjadi: ( belanja pegawai,
bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan,
dan belanja tak terduga).
Struktur belanja berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 relatif
berbedadengan struktur belanja menurut Kepmendagri Nomor 29 Tahun
2002
Siklus pengelolaan keuangan daerah terdiri dari lima tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan sasaran dan tujuan fundamental
2. Perencanaan operasional
3. Penganggaran
4. Pengendalian dan pengukuran
5. Pelaporan dan umpan balik
Tahap pertama merupakan tanggung jawab legislatif dan eksekutif yang
dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
Tahap kedua eksekutif menyusun perencanaan tahunan yang disebut Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Pada tahap ketiga, berdasarkan dokumen perencanaan disusunlah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
Sedangkan tahap keempat merupakan pelaksanaan anggaran dan pengukuran.
Dan tahap kelima merupakan pelaporan atas pelaksanaan anggaran yang
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus kas dan
catatan laporan keuangan.
KESIMPULAN
Keuangan Daerah haruslah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
Pemeriksaan atas pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan sejalan Undand-undang
yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/50585005/8/A-Ruang-Lingkup-Keuangan-
Daerah ( diakses 17 Oktober 2012)
http://www.keuangandaerah.net/ (diakses 17 Oktober 2012)
http://dedi-akun.blogspot.com/2010/06/pengelolaan-keuangan-daerah.html