Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Mei 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
HYDROPNEUMOTHORAX
OLEH:
Pembimbing Residen
dr. Wenda Anastasia I
Dosen Pembimbing
dr. dr.Luthfy Attamimi, Sp. Rad.
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Radiologi
Konsulen Pembimbing
Penguji Lisan
dr. , Sp.Rad
Mengetahui,
DAFTAR ISI
3
HALAMAN 2
3
PENGESAHAN ........................................................ 4
DAFTAR
9
ISI .................................................................................. 10
BAB 1 PRESENTASI 10
13
KASUS ....................................................... 18
BAB 2 DISKUSI 28
33
.....................................................
A. RESUME
KLINIS..................................................................
B. PENDAHULUAN............................................................
......
C. ANATOMI DAN
FISIOLOGI...............................................
...............................
E. RADIOLOGI
F. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS.................................
DAFTAR
PUSTAKA .....................................................................
BAB I
4
PRESENTASI KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. AC
Umur : 26 Tahun
No. RekamMedik : 756401
RuangPerawatan : Lontara 3 Atas Belakang
Tanggal MRS : 03 Mei 2016
B. Anamnesis
Keluhan utama : Sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan sesak yang dialami
sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu sebelum dirujuk kerumah sakit RSWS.
Riwayat kecelakaan lalu lintas kurang lebih 1 bulan yang lalu dan tidak sadarkan
diri, riwayat pernah batuk darah, demam, dan nyeri dada setelah kecelakaan. Sesak
dan batuk darah menghilang setelah pemasangan WSD. Pasien merupakan rujukan
dari RS Bhayangkara Kendari. Pada awal pemasangan WSD di RS Bhayangkara
cairan yang keluar berwarna merah dan disertai udara, setelah 2 minggu kemudian
cairan berubah warna menjadi putih kehijauan (nanah) dan kemudian pasien dirujuk
ke RSWS dengan paru tidak mengembang disertai adanya empiema. Riwayat OAT
(-), merokok (+) mual muntah (-), BAK dan BAB Lancar.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat DM (-)
- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat Sindorma Nefrotik (-)
- Riwayat Jantung (-)
- Riwayat Asma (-)
C. Pemeriksaan Fisis
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital 1
Pernapasan : 24 kali/menit
Suhu : 37o C
Status Gizi
BB : 51 kg
5
TB :165 cm
Status general
1. Kepala Leher : Anemis (-), ikterik (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
2. Thorax
asimetris kiri dan kanan, pelebaran sela iga (-), jejas (-),
- Palpasi : Nyeri tekan (-), massa tumor (-), vocal fremitus kanan
melemah
kanan.
3. Abdomen
- Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba.
- Perkusi : Timpani
4. Ekstremitas
C. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil laboratorium
6
D. Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI
Koagulasi
PT 10.7 10 14
INR 1.03 --
IMUNOSEROLOG
I
Penanda Infeksi
HIV
ND (Non Determinable) <0,25
Antigen HIV
(Elisa) 0,07 (Non Reactive) <0,25
Antibody HIV
E. Radiologi
Foto thorax AP
Hasil Pemeriksaan :
8
Hasil Pemeriksaan :
- Chest tube terpasang pada hemithorax dextra dengan tip mengarah ke cranial
setinggi costa IV kanan belakang
- Tampak bayangan hiperlusen avaskuler pada hemithorax dextra disertai
perselubungan homogen di bawahnya yang memberikan gambaran air fluid level
- Cor dan aorta sulit dievaluasi
- Sinus dan diafragma kiri baik
- Tulang-tulang intak
Kesan :
- Hydropneumothorax Dextra
- Terpasang chest tube pada hemithorax dextra dengan tip mengarah ke cranial
setinggi costa IV kanan belakang
F. Diagnosis
Hydropneumothorax dextra
G. Terapi
9
H. Resume Klinis
Seorang pria 26 tahun datang demgan keluhan sesak nafas. Pasien telah
didiagnosis menderita penyakit Hydropneumothoraks, saat ini sedang dalam
terapi untuk penyakit tersebut. Hasil pemeriksaan foto thoraks terakhir
menunjukkan adanya hydropneumothoraks pada paru kanan serta tampak adanya
Chest tube terpasang pada hemithorax dextra dengan tip setinggi ICS IV kanan
belakang. Dari hasil pmeriksaan tanda vital didapatkan nadi 84 x/menit ,
pernapasan 24 x/menit, suhu 37oC dan tekanan darah 110/80 mmHg. Perkusi
sonor pada lapangan paru kanan dan hipersonor pada apex paru kanan disertai
dengan bunyi perkusi redup pada basal paru kanan serta vokal fremitus yang
melemah pada paru kanan. Pemeriksaan laboratoirum menunjukan adanya
hipoalbuminemia dan trombositosis. Dari hasil radiologi menunjukan adanya
hidropneumothoraks pada hemithorax dextra.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Gambar I.
Sistem
Respirasi
antara udara dan darah. Bronkiolus yang lebih kecil tidak memiliki tulang rawan
yang dapat menahannya tetap terbuka. Dinding bronkiolus mengandung otot
polos yang dipersarafi oleh sistem saraf otonom dan peka terhadap hormon zat
kimia lokal tertentu.Faktor-faktor ini, dengan mengubah-ubah derajat kontraksi
otot polos bronkiolus, mampu mengatur jumlah udara yang mengalir antara
atmosfer dan setiap kelompok alveolus.4
alveolus paru, (2) difusi oksigen dan karbon dioksida di antara alveolus dan darah,
(3) transport oksigen dan karbon dioksida di dalam darah dan cairan tubuh ke dan
dari sel, dan (4) pengaturan ventilasi dan segi-segi respirasi lainnya.3
a. Pneumothoraks
adalah luka tusuk, luka tembak, akibat tusukan jarum maupun pada saat
jenis yaitu:
a) Pneumothoraks traumatic non-iatrogenik merupakan pneumothoraks
(ventilasi mekanik)
Pneumothoraks traumatic iatrogenic artificial (deliberate) adalah
yaitu:
a) Pneumothoraks tertutup (simple pneumothoraks) yaitu suatu
atmosfir. Pada jenis ini tidak didapatkan defek atau luka terbuka dari
dinding dada.
b) Pneumothoraks terbuka (open pneumothoraks) terjadi karena luka
terbuka pada dinding dada sehingga pada saat inspirai udara dapat
pada saat inspirasi udara masuk ke dalam rongga pleura, tetapi pada
saat ekspirasi udara dari rongga pleura tidak dapat keluar. Semakin
b. Efusi Pleura
seperti gagal jantung, atau terjadi penurunan tekanan osmotic cairan darah
15
seperti pada hipoalbuminemia, juga dapat terjadi jika tekanan didalam rongga
pleura bertambah negative (turun) seperti pada atelektasis. Semua kelainan ini
pleura eksudat disebabkan oleh peradangan atau keganasan pleura, dan akibat
Efusi pleura juga dapat berupa cairan darah, yang dapat disebabkan oleh
Empiema disebabkan oleh perluasan infeksi dari struktur yang berdekatan dan
dan viseralis. Keadaan ini dikenal dengan nama fibrotoraks. Jika fibrotoraks
meluas, maka akan terjadi hambatan mekanis yang berat pada jaringan-
pleura
Trakea bergeser menjauhi sisi yang Trakea bergeser menjauhi sisi yang
Suara nafas berkurang di atas efusi Suara nafas berkurang atau tidak ada
Fremitus vocal dan raba berkurang Fremitus vocal dan raba berkurang
c. Hemothorax
d. Hidropneumothoraks
Cairan ini bisa juga disertai dengan nanah (empiema) dan hal ini dinamakan
dengan piopneumothoraks.
WSD (Water Seal Drainage) yang bertujuan untuk mengeluarkan udara dan
cairan yang terdapat pada rongga pleura sehingga paru dapat berfungsi
kembali.11
F. Radiologi
a. Thorax Normal
gambaran radioopak.10
18
b. Pneumothoraks
tanpa struktur jaringan paru (avaskuler pattern) dengan batas paru berupa garis
Jika pneumothoraks luas, akan menekan jaringan paru ke arah hilus atau paru
kontralateral. Selain itu sela iga menjadi lebih lebar. Bila udara berasal dari paru
melalui suatu robekan yang berupa katup (ventil) maka tiap kali menarik napas
sebagian udara yang masuk kedalam rongga pleura tidak dapat keluar lagi, kejadian
ini bila lama akan menyebabkan semakin banyak udara yang terkumpul dalam
rongga pleura sehingga kantong udara pleura mendesak mediastinum dan paru yang
sehat. Keadaan ini dapat mengakibatkan fungsi pernapasan sangat terganggu yang
kantong udara pleura tidak mendesak mediastinum dan paru yang sehat maka
Hiperlusen avaskuler
Kolaps paru
c. Efusi Pleura
1. Rontgen thorak
lateral dekubitus dan arah sinar horizontal dimana caran akan berkumpul disisi
samping bawah. 13
- Posisi lateral
Bila cairan kurang dari 250ml (100-200ml), dapat ditemukan pengisian cairan di
sudut costofrenikus posterior pada foto thorak lateral tegak. Pada penelitian mengenai
model roentgen patologi Collins menunjukkan bahwa sedikitnya 25ml dari
cairan pleura ( cairan saline yang disuntikkan ) pada radiogram dada lateral tegak lurus
dapat dideteksi sebagai akumulasi cairan subpulmonic di posterior sulcus costophrenic,
tetapi hanya dengan adanya pneumoperitoneum yang terjadi sebelumnya. 13
Gambar XV. CT Scan pada efusi pleura (kiri atas : foto rontgen
thoraks PA)
Gambar XVI . CT Scan thorak pada seorang pria 50-tahun dengan
limfoma non-Hodgkin dan efusi pleura yang ditunjukan tanda panah
Gambar XVII .CT Scan thorax pada pria 50-tahun dengan limfoma non-
Hodgkin menunjukkan daerah tergantung dengan redaman yang sama
dengan air dan margin atas lengkung (E). Temuan khas dari efusi pleura.
Perhatikan pergeseran lokasi cairan pada gambar ini dibandingkan dengan
radiografi dada posteroanterior dan lateral. Limfadenopati mediastinum
dapat dilihat di mediastinum tengah dan posterior (panah)
d. Hidropneumothoraks
rontgen foto toraks. Pada rontgen foto toraks PA akan terlihat garis penguncupan
paru yang halus seperti rambut. Apabila pneumothoraks disertai dengan adanya
cairan di dalam rongga pleura, maka akan tampak gambaran garis datar yang
merupakan batas udara dan cairan. Sebaiknya foto toraks dibuat dalam keadaan
ekspirasi maksimal.
tersebut mengakibatkan sinus costofrenicus tidak terlihat. Pada foto tegak terlihat
garis mendatar karena adanya udara di atas cairan. Gambaran radiologi pada
gambaran pembuluh darah paru, biasanya tampak garis putih tegas yang membatasi
menumpul.
Abses paru
adalah gambaran pembentukan air fluid level akibat adanya udara dan cairan
Abses paru merupakan proses supurasi yang berlokalisir pada parenkim paru.
Gambaran radiologis dari abses paru yang terutama yaitu air fluid level,
dimana syarat dikatakan abses paru harus didapatkannya empat hal yaitu:
1) Adanya cavitas
2) Membentuk air fluid level, yang memberikan densitas udara yang mengisi
ruang atas cavitas dan densitas cairan yang menempati bagian bawah
ruang cavitas.
membatasi cavitas (jaringan paru yang sakit) dengan jaringan paru yang
4) Reguler Border, yaitu dinding luar dari kavitas yang beraturan atau rata
(smooth).
membedakan keduanya yaitu dilihat dari inner margin atau dinding dalam
cavitas, dimana pada infeksi biasanya mulus (smooth) dan carsinoma paru
Air fluidGambar XIX Abses paru yang disertai gambaran air fluid level
Pyopneumothorax
Infected hydropneumothorax yang dimana cairan pada rongga pleura
berisi udara nanah (pus) dan yang menandkan terjadinya infeksi. Gambaran
khas yang didapatkan pada penyakit ini sama dengan hydropneumothorax
namun yang membedakan hanya cairannya saja. Pada gmbaran radiologinya
sendiri terdapat air-fluid level, dan hal ini yang membuat susah untuk
dibedakan dengan hydropneumothorax tapi pada pyopneumothorax biasanya
ada pleural thick line yang mendukung diagnosis penyakit ini.
Haemopneumothorax
Haemopneumothorax atau darah yang ada dalam paru-paru, istilah ini
biasanya digunakan pada efusi pleura yang erakumulasi dengan darah. Apabila
haemothorax terjadi disertai dengan pneumothorax maka disebut juga dengan
haemopneumothorax. Penyakit ini biasanya karena adanya kejadian trauma
dan jarang sekali terjadi pada kejadian non-trauma. Gambaran radiologi dari
penyakit ini juga sama dengan hydropneumothorax namun biasanya pada foto
thorax disertai dengan gambaran fraktur tulang yang menandakan adanya
trauma dan bisa mencurigai gambaran cairan yang memenuhi ruang pleura itu
adalah darah.
H. Komplikasi
- Emfisema
usaha tubuh secara fisiologik untuk menggantikan jaringan paru yang tidak
berfungsi.12
- Syok Kardiogenik
K. Kasus
1) Anamnesis : Pasien datang dengan keluhan sesak yang dialami sejak kurang
lebih 1 bulan yang lalu sebelum dirujuk kerumah sakit RSWS. Riwayat
kecelakaan lalu lintas kurang lebih 1 bulan yang lalu dan tidak sadarkan diri,
riwayat pernah batuk darah, demam, dan nyeri dada setelah kecelakaan. Sesak
dan batuk darah menghilang setelah pemasangan WSD. Pasien merupakan
rujukan dari RS Bhayangkara Kendari. Pada awal pemasangan WSD di RS
Bhayangkara cairan yang keluar berwarna merah dan disertai udara, setelah 2
minggu kemudian cairan berubah warna menjadi putih kehijauan (nanah) dan
kemudian pasien dirujuk ke RSWS dengan paru tidak mengembang disertai
adanya empiema. Riwayat merokok (+)
2) Pemeriksaan Laboratorium : Kesan: Trombositosis dan Hipoalbuminemia
Perselubung
an homogen Perselubung
an homogen
Pada kasus ini, akan dijelaskan lebih mendalam pada hidropneumothoraks yang
bebas dalam cavum pleura yang meyebabkan kolaps bagian paru yang
berada dibawah pleura sehingga tidak terlihat corakan bronchovaskular
yang menutupi bagian paru. Tanda ini biasanya didapatkan akibat adanya
densitas udara dan densitas cairan yang terpisah dimana densitas udara (air
density) selalu menampati bagian atas dan densitas cairan (fluid density)
pembentukan air fluid level yang dapat dilihat pada pemeriksaan radiologis
akibat adanya udara dan cairan secara bersamaan dalam cavum pleura. Pada
selain adanya cairan juga terdapat udara yang memberikan tekanan diatas
DAFTAR PUSTAKA
1. Asril Bahar, 1999, Penyakit penyakit Pleura, Buku Ajar Penyakit Dalam, Jilid
11. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. 2014. Kapita Selekta Kedokteran.
12. Rasad Sjahriar. 2015. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI