Vous êtes sur la page 1sur 12

Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No.

4 Oktober Desember 2011

STUDI PENDAPAT KONSUMEN


TERHADAP BRAND AWARENESS BRAND EQUITY
DAN BRAND IMAGE MINUMAN COCA-COLA
DI KOTA MAKASSAR
Consumer Opinion Study Of Brand Awareness Brand Equity
and Brand Image Coca-Cola beverages in Makassar City

Sitti Utami Rezkiawaty Kamil,


A. Rahman Kadir, dan Muhammad Akbar
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Untuk mengkaji dan menganalisis implementasi strategi PT Coca-
Cola Bottling Indonesia Southern Sulawesi dalam menciptakan Brand Awareness, Brand Equity dan Brand
Image Produk Minuman Coca-Cola Di Kota Makassar, 2) Untuk menganalisis dan mengkaji pendapat
konsumen terhadap Produk Minuman Coca-Cola Di Kota Makassar, 3) Untuk mengkaji dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap brand awareness, brand equity, brand image
produk minuman coca-cola. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar dan perusahaan PT. Coca-cola
Bottling Indonesia Southern Sulawesi yang bertempat di Jl. Perintis Kemerdekaan. Metode penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif. Data penelitian ini adalah hasil kuesioner pada 4 kecamatan di kota Makassar dan rekaman
wawancara dengan 7 orang informan, observasi lapangan, dokumentasi, dan studi pustaka. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data eksplanatif kuantitatif dan kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada implementasi starteginya, coca-cola memiliki dua kekuatan kuat untuk menjaga eksistensinya dalam
mepertahankan brand awareness, brand equity dan brand image coca-cola yakni kekuatan dalam hal promosi
dan kekuatan dalam hal distribusi. brand coca-cola memiliki brand awareness, brand equity dan brand image
yang kuat dan melekat dibenak masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian ini pula ditemukan bahwa penilaian
konsumen terhadap brand awareness, brand equity, brand image produk minuman coca-cola sangat dipengaruhi
orang-orang terdekat disekitarnya dalam hal ini adalah keluarga dan teman-teman. Selain faktor lingkungan
terdekat, penilaian konsumen juga muncul dari iklan-iklan coca-cola yang ada di media.
Kata kunci ; pendapat konsumen, kesadara jenis barang, pencitraan

ABSTRACT

The aims of the research are to find out (1) the implementation of the strategy of PT Coca-Cola bottling
Indonesia southern Sulawesi in creating brand awareness, brand equity and brand image of coca-cola beverages
in the city of Makassar, (2) the consumer opinion about coca-cola beverage product in the city of Makassar, (3)
the factors that influence consumer ratings of brand awareness, brand equity, brand image coca-cola beverage
products. The research was a descriptive quantitative study conducted in Coca-cola Company in Makassar
located on Jl. Perintis Kemerdekaan. The methods of obtaining the data were questionnaire results in the fourth
district in Makassar, recording interview with 7 informants, observation, documentation, and literature study.
The data were analyzed by explanative data analysis techniques of quantitative and qualitative.The results of the
research reveal that on the implementation strategy, coca-cola has two strong forces in maintaining the existence
and maintaining brand awareness, brand equity and brand image of the product, they are the power in term of
promotions and the power in term of distribution. In this study also found that the assessment of brand
awareness, brand equity and brand image of coca-cola strongly influenced by family and friends. In addition,
consumers assessment also emerged from the coca-cola ads in the media
Keywords ; consumer opinion, brand awareness equity, brand image

Latar Belakang masaran serta penentu suksesnya sebuah


Komunikasi pemasaran adalah aspek kegiatan pemasaran. Dalam sebuah konsep
penting dalam keseluruhan misi pe- pemasaran terpadu, faktor brand image

Utami: Studi Pendapat Konsumen 411


atau citra merek adalah salah satu dimensi Ketika seorang konsumen telah berada
dari pengetahuan merek yang berdasarkan dalam tataran mengenal sebuah merek,
atas konsumen (consumer-based brand maka hal tersebut secara otomatis akan
knowledge). Merek harus dilihat secara menimbulkan rasa terbiasa, dari kebiasaan
utuh sebagai sesuatu yang ini kemudian akan berubah menjadi
menggambarkan suatu objek yang ingin keterkaitan dan kesukaan yang
diperkenalkan ke pasar. mempengaruhi pebuatan keputusan
Perusahaan PT Coca-Cola Bottling pembelian.
Indonesia Southern Sulawesi mempu-nyai Dari sini dapat dilihat bahwa brand
komitmen yang kuat untuk menjamin awareness memiliki pengaruh pada brand
produk nya untuk bisa bersaing dengan equity dari sebuah merek tertentu.
produk lainnya, walaupun sudah banyak Diketahui bahwa brand equity erat
berbagai produk minuman lain nya sudah kaitannya dengan nilai dan manfaat yang
beredar. dapat diberikaan sebuah brand kepada
Persaingan didunia usaha saat ini konsumen yang akhirnya menjadi
semakin ketat, sebagai contoh adalah kekuatan dari brand itu sendiri.
persaingan pada perusahaan minuman. Brand awareness dapat mencipta-kan
Saat ini telah bermunculan banyak sekali suatu nilai tertentu bagi konsumen, ketika
merek minuman yang ditawarkan kepada sebuah merek sudah dikenal maka merek
konsumen. Maka untuk merebut hati para tersebut cenderung menjadi pilihan
konsumennya maka perusahaan- konsumen yang kemudian membawa
perusahaan minuman ini berkonsentrasi merek tersebut disukai oleh banyak
sebisa mungkin memperluas jangkauan konsumen. Sebuah merek dapat dikenal
mereknya. Salah satu merek paling melalui iklan perusahaan yang ekstensif
terkenal dalam industri minuman didunia dan berkelanjutan, jaringan distribusi yang
adalah coca cola. Coca-cola merupakan luas, dan eksistensi yang telah lama dalam
perusahaan minuman terbesar di dunia industri.
dimana produk-produk coca-cola Mula-mula untuk menciptakan
didistribusi-kan melalui restoran dan toko sebuah merek yang kuat dan memiliki citra
makanan, serta pemasok. positif dimasyarakat, sebuah brand
Untuk menjadi pilihan konsumen, terlebih dahuluharus memiliki brand
maka sangat penting bagi perusahaan awareness, hal penting karena hal paling
coca-cola untuk membangun brand dasar dari sebuah brand agar dapat dipilih
awareness konsumen. Brand awareness adalah harus dikenal dulu oleh
menjadi penting karena ketika sebuah konsumennya. Kesadaran merek ini adalah
produk telah ada dalam kategori high kemampuan yang dimiliki oleh sebuah
awareness maka seseorang yang brand untuk langsung muncul dalam
merupakan calon pembeli (potential benak konsumen ketika mereka sedang
buyer) mampu untuk mengenali memikirkan kategori produk tertentu,
(recognize) atau menyebutkan kembali tahap ini juga mempertimbangkan
(recall) suatu merek merupakan bagian bagaimana sebuah brand juga dengan
dari suatu kategori produk. Pada mudahnya dimunculkan.
kenyataannya konsumen cenderung Sebagai market leader dan minuman
memilih untuk membeli merek yang telah bersoda pertama sekaligus sebagai merek
mereka kenal dimana mereka merasa aman yang mendunia, coca-cola setidaknya telah
dan terhindar dari berbagai resiko memiliki modal brand awareness. Modal
pemakaian dengan asumsi bahwa merek ini kemudian semakin dipertajam dengan
tersebut sudah dikenal lebih dapat komuni-kasi yang dilakukan melalui iklan.
diandalkan. Secara perlahan kekuatan dan identitas
coca-cola terbentuk dalam benak

412 Utami: Studi Pendapat Konsumen



Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 4 Oktober Desember 2011

konsumen. Melalui usaha komunikasi coca cola bukanlah kebiasaan budaya


yang efektif dan konsisten merek coca- orang Indonesia. Ada banyak faktor yan
cola menjadi merek yang terkenal dan menyebabkan hal ini, pertama adalah
mendunia. faktor budaya dimana sebagian besar
Mencermati coca cola membawa kita masyarakat kita masih menganggap coca
pada dua kekuatan yang dimiliki oleh cola sebagai minuman mewah dan
merek ini (brand equity) untuk terus meminum coca cola untuk kebutuhan
bertahan dan bersaing dengan makin gengsi semata. Selain itu faktor lainnya
banyaknya merek-merek minuman yang adalah anggapan komposisi minuman
muncul dan siap menjadi pesaing coca- karbonasi yang tidak begitu menyehatkan.
cola. Pada kategori minuman ringan ini Berdasarkan uraian diatas mengenai
cukup banyak pemain yang bersaing coca-cola yang bertahan dalam persaingan
secara ketat, secara umum dalam kategori minuman kemasan maka akan menarik
ini dapat kita bagi menjadi dua bagian untuk mengetahui bagaimana pendapat
yaitu minuman ringan dengan karbonasi konsumen terhadap produk minuman
yang diantaranya adalah Coca Cola, Pepsi coca-cola itu sendiri di kota Makassar.
Cola, Fanta dan Sprite. Minuman ringan
tanpa karbonasi diantaranya adalah Teh Rumusan Masalah
Botol Sosro, Tekita, FreshTea dan Fruit
Tea. Berdasarkan latar belakang masalah
Kekuatan coca cola ada pada merek yang telah dipaparkan diatas, maka penulis
dan distribusinya. Sebagai merek kita telah merumuskan permasalahan dalam
mengetahui secara luas bahwa coca cola penelitian ini sebagai berikut :
dikenal sebagai merek minuman modern 1. Bagaimana penerapan strategi PT Coca-
dimana aktivitas promosinya dilakukan Cola Bottling Indonesia Southern
dengan maksimal dengan melakukan Sulawesi untuk mencapai Brand
banyak penetrasi promosi dibanyak negara Awareness, Brand Equity dan Brand
termasuk Indonesia. Coca-cola sebagai Image pada konsumen di kota Makassar
merek terkenal dan terpercaya merupakan 2. Bagaimana pendapat konsumen
aset yang tidak ternilai, dimana sebuah terhadap produk Minuman Coca-Cola
brand ketika memiliki brand equity yang Di Kota Makassar ?
kuat memungkinkan perusahaan meraih 3. Apa saja faktor-faktor yang
kepercayaan langsung dari para agen, mempengaruhi penilaian konsumen
pemasok maupun mitra kerja lainnya yang terhadap brand awareness, brand
kemudian ini akan mempermudah jalan equity, brand image produk minuman
sebuah merek dalam urusan penjualan.dari coca-cola?
sisi konsumen, sebuah brand yang dikenal
memiliki brand equity yang kuat akan Kajian Konsep dan Teori
dipilih karena menjanjikan nilai tertentu
baik itu dalam bentuk status atau gengsi Pemasaran adalah salah satu kegiatan
yang dicari oleh konsumen dari produk dalam perekonomian yang membantu
atau merek tertentu. dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai
Permasalahan yang dihadapi Coca ekonomi itu sendiri menentukan harga
Cola saat ini adalah bertahan di tengah barang dan jasa. Faktor penting dalam
peralihan masyarakat dunia yang mulai menciptakan nilai tersebut adalah
meninggalkan minuman berkarbonasi dan produksi, pemasaran dan konsumsi.
beralih ke jenis-jenis lain yang sedang Pemasaran menjadi penghubung antara
ngetrend, seperti teh, jus, minuman kegiatan produksi dan konsumsi.
olahraga, dan air mineral, ditambah lagi Komunikasi adalah suatu proses
meminum minuman soft drink semisal dalam mana seseorang atau beberapa

Utami: Studi Pendapat Konsumen 413


orang, kelompok, organisasi, dan me-rupakan istilah yang digunakan untuk
masyarakat menciptakan, dan menerangkan arus informasi tentang
menggunakan informasi agar terhubung produk dari pemasar sampai kepada
dengan lingkungan dan orang lain. Pada konsumen. Pemasar menggunakan iklan,
umumnya, komunikasi dilakukan secara direct selling, publisitas, promosi
lisan atau verbal yang dapat dimengerti penjualan untuk memberikan informasi
oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada agar dapat mempengaruhi keputusan
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh pembelian konsumen.
keduanya, komunikasi masih dapat Dalam upaya memasarkan produk,
dilakukan dengan menggunakan gerak- perusahaan perlu menjalin komunikasi
gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, yang baik dengan konsumen dan perantara
misalnya tersenyum, menggelengkan melalui komunikasi pemasaran. Seorang
kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini pemasar suatu produk harus memahami
disebut komunikasi dengan bahasa bagaimana komunikasi itu berlangsung.
nonverbal. Secara umum, suatu model komunikasi
D. Lawrence Kincaid men-definisikan pemasaran akan menjawab beberapa hal
komunikasi yaitu suatu proses dimana dua yang meliputi siapa pengirimnya, apa yang
orang atau lebih membentuk atau akan dikatakan (dikirimkan), saluran
melakukan pertukaran informasi dengan komunikasi atau media apa yang akan
satu sama lainnya, yang pada gilirannya digunakan, ditujukan untuk siapa dan apa
akan tiba pada saling pengertian yang akibat yang akan ditimbulkannya. Dalam
mendalam ( Ca-ngara, 2006). proses komu-nikasi, kewajiban seorang
Carl I. Hovland (Mulyana, 2001) pengirim (komunikator) adalah berusaha
menyatakan bahwa komunikasi adalah agar pesanpesannya dapat diterima oleh
proses yang memungkinkan seseorang penerima sesuai dengan kehendak
(komunikator) menyampaikan rang-sangan pengirim. Model proses komunikasi dapat
(biasanya lambang-lambang verbal) untuk memberi gambaran kepada pemasar
mengubah perilaku orang lain bagaimana mempengaruhi atau mengubah
(komunikan). sikap konsumen melalui disain,
Dua pengertian komunikasi diatas implementasi dan komunikasi yang
memberikan gambaran kepada kita bahwa bersifat persuasif (Kotler, 2005 : 250).
komunikasi sejatinya adalah sebuah Pada dasarnya, komunikasi pe-masaran
kegiatan dimana pesan atau informasi merupakan bagian integral dari pemasaran.
saling dipertukarkan oleh komunikator dan Menurut sutisna (2001: 267) komunikasi
komunikan, jika Kincaid menjabarkan pemasaran merupakan usaha untuk
komunikasi hanya sampai sebatas pada menyam-paikan pesan kepada public
terjadinya kesepahaman komunikator- terutama konsumen sasaran mengenai ke-
komuni-kan, maka Houvland lebih jauh beradaan produk di pasar. Per-kembangan
lagi menjabarkan komunikasi bisa me- pemasaran, penge-tahuan konsumen dan
ngubah atau mempengaruhi perilaku teknologi komunikasi membuat banyak
seseorang. peru-sahaan dalam industri pemasaran
Secara luas, komunikasi pemasaran beralih dari komunikasi pemasaran klasik
adalah bagian dari sebuah kegiatan ke komunikasi pemasaran terpadu.
komunikasi yang dilakukan antara pembeli Menurut American asso-ciation of
dan penjual yang merupakan kegiatan Marketing agencies, komunikasi
untuk membantu pengambilan keputusan pemasaran terpadu adalah;
dibidang pemasaran serta mengarahkan Suatu konsep perencanaan yang memikirkan
pertukaran lebih me-muaskan dengan cara nilai tambah dari suatu rencana komprehensif
menyadarkan semua pihak untuk berbuat yang mengevaluasi peran strategis berbagai
lebih baik. Komunikasi pemasaran juga disiplin ilmu komunikasi misalnya periklanan
umum, tanggapan langsung, promosi

414 Utami: Studi Pendapat Konsumen



Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 4 Oktober Desember 2011

penjualan, dan hubungan masyarakat serta 4. Top of Mind (puncak pikiran). Kategori
menggabugkan berbagai disiplin itu untuk ini meliputi merek produk yang
memberikan kejelasan, konsistensi dan
pengaruh komunikasi yang maksimum melatih
pertama kali muncul dibenak konsumen
integrasi menyeluruh atas peran-peran pada umumnya .
berlainan.
Brand equity
Jadi dapat disimpulkan secara
sederhana bahwa komunikasi pe-masaran Menurut Aaker (1997), brand equity
terpadu merupakan ke-sesuaian antara adalah seperangkat aset dan liabilitas
kebutuhan informasi pelanggan dengan merek yang berkaitan dengan suatu merek,
komunikasi pemasaran yang nama dan simbolnya, yang menambah atau
dikoordinasikan. mengurangi nilai yang diberikan oleh
sebuah barang atau jasa kepada perusahaan
Brand Awareness atau para pelanggan perusahaan
Konsumen cenderung membeli merek (Humdiana, 2005: 43).
yang sudah dikenal karena merasa aman Simamora berpendapat brand equity
dengan sesuatu yang sudah dikenal. adalah kekuatan merek atau kesaktian
Dengan kata lain, sebuah merek yang merek yang memberikan nilai kepada
dikenal mem-punyai kemungkinan bisa konsumen (Simamora, 2001: 67). Brand
diandalkan, kemantapan dalam bisnis, dan Equity sangat berkaitan dengan seberapa
kualitas yang dipertanggungjawabkan. banyak pelanggan suatu merek merasa
Menurut Aaker (1997) dalam Humdiana puas dan merasa rugi bila berganti merek
(2005: 45), kesadaran merek adalah ke- (brand switching), menghargai merek itu
sanggupan seorang calon pembeli untuk dan menganggapnya sebagai teman, dan
mengenali atau mengingat kembali bahwa merasa terikat kepada merek itu (Kotler,
suatu merek merupakan bagian dari 2002 : 461).
kategori produk tertentu. Menurut Dengan demikian dapat di-simpulkan
Simamora (2001: 74), peran brand brand equity adalah, kekuatan merek yang
awareness tergantung pada sejauh mana menjanjikan nilai yang diharapkan
kadar kesadaran yag dicapai suatu merek. konsumen atas suatu produk sehingga
Tingkatan brand awareness secara akhirnya konsumen akan merasa
berurutan adalah sebagai berikut mendapatkan kepuasan yang lebih bila
(Simamora, 2001: 74) : dibanding produk-produk lainnya.
Brand equity dapat memberikan nilai
1. Unware of brand (tidak menyadari dan manfaat, baik bagi konsumen maupun
merek). Kategori ini termasuk merek bagi perusahaan (Sima-mora,2001: 69) :
yang tetap tidak dikenal walaupun
sudah dilakukan pengingatan kembali 1. Nilai kepada konsumen :
lewat bantuan (aided recall) a. Aset brand equity membantu
2. Brand Recognition (pengenalan merek). konsumen menafsirkan, memproses,
Kategori ini meliputi merek produk dan menyimpan informasi dalam
yang dikenal konsumen setelah jumlah besar mengenai produk dan
dilakukan pengingatan kembali lewat merek.
bantuan (aided recall) b. Brand equity memberikan rasa
3. Brand Recall (pengingatan kembali percaya diri kepada konsumen dalam
merek). Kategori ini meliputi merek mengambil keputusan pembelian,
dalam kategori suatu produk yang baik karena pengalaman masa lalu
diingat konsumen tanpa harus dalam karakteristiknya.
dilakukan pengingatan kembali, c. Persepsi kualitas dan asosiasi merek
diistilahkan dengan pengingatan bisa menguatkan kepuasan konsumen
kembali tanpa bantuan (unaided recall)

Utami: Studi Pendapat Konsumen 415


dengan pengalaman menggunakan- menstimulasi terjadinya kesadaran
nya. (awareness), ketertarikan (interest), dan
berakhir dengan tindakan pembelian
2. Nilai kepada perusahaan (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan
a. Brand equity bisa menguatkan terhadap produk dan jasa peusahaan.
program memikat para konsumen Citra merek (Brand Image)
baru atau merangkul kembali merupakan representasi dari keseluruhan
konsumen lama. persepsi terhadap merek dan dibentuk dari
b. Kesadaaran merek, persepsi kualitas, informasi dan pengalaman masa lalu
asosiasi merek, dan asset-aset merek terhadap merek itu. Citra terhadap merek
lainnya mampu menguatkan berhubungan dengan sikap yang berupa
loyalitas merek, yaitu bisa keyakinan dan preferensi terhadap suatu
memberikan alasan untuk membeli merek. Konsumen yang memiliki citra
dan mem-pengaruhi kepuasan yang positif terhadap suatu merek, akan
penggunaan. lebih memungkinkan untuk melakukan
c. Brand equity biasanya akan pembelian. (Setiadi, 2003:180).
memungkinkan margin yang lebih Brand image ini akan mewakili dari
tinggi dengan me-mungkinkan harga keseluruhan persepsi dari merek dan
optimum (premium pricing) dan dibentukk dari informasi dan pengalaman
mengurangi ketergantungan pada konsumen dari masa lalu terhadap merek
promosi. tersebut.
d. Brand equity memberikan landasan Dalam penelitian kali ini teori yang
untuk pertumbuhan melalui digunakan adalah model AIDA, dimana
perluasan merek. penulis melihat bagaimana Coca-cola
e. Brand equity bisa memberikan mengkomunikasikan pesan-pesan ke
dorongan dalam saluran distribusi. dalam pikiran konsumen, mengubah sikap
f. Aset-aset brand equity mem-berikan konsumen atau membuat keputusan
keuntungan kompetitif yang bertindak, dimana kesemuanya dirangkum
seringkali menghadirkan rintangan dalam sebuah strategi bauran komunikasi
nyata terhadap para kompetitor. pemasaran.
Bauran komunikasi pemasaran ini selalu
Brand Image dikaitkan dengan penyampaian sejumlah
Menurut Terrance A.Shimp (2003) pesan dan penggunaan visual yang tepat
dalam bukunya periklanan dan promosi : sebagai syarat utama keberhasilan dari
komunikasi pemasaran terpadu, brand sebuah program promosi.
equity dalam perspektif konsumen terdiri Tahapan-tahapan komunikasi dan
atas dua bentuk pengetahuan tentang strategi pesan disusun berdasarkan
merek yaitu kesadaran merek (brand pencapaian kesadaran atas keberadaan
awareness) dan citra merek (brand sebuah produk atau jasa (awareness),
image). baik itu dari produk yang sudah menumbuhkan sebuah keinginan untuk
eksis maupun yang baru memulai memiliki atau mendapatkan produk
mengembangkan bauran komunikasi (interest), sampai dengan memper-
pemasaran pada produknya agar citra tahankan loyalitas pelanggan. Dalam
merek (brand image) produknya terjaga kajian komunikasi tahapan tersebut
dengan baik . dikenal dengan rumusan AIDA (Attention,
Brand image paling sering dibangun Interest, Desire and Action)
melalui promosi, menurut Kotler (2004; Tujuan komunikasi secara umum
22) promosi adalah bagian dari adalah untuk mencapai sejumlah
komunikasi yang terdiri atas pesan-pesan perubahan seperti, perubahan pengetahuan
perusahaan yang didesain untuk (knowledge change), perubahan sikap

416 Utami: Studi Pendapat Konsumen



Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 4 Oktober Desember 2011

(attitude change), perubahan perilaku tiap pertanyaan mempunyai makna dalam


(behaviour change) dan perubahan menguji hipotesis guna mendapatkan data-
masyarakat ( social change ) data primer yang merupakan sumber data
(Soemanagara, 2006 : 3). Untuk hal itu, yang diperoleh dari pihak-pihak yang
menurut kotler (2002:713) maka akan berhubungan dengan penelitian ini.
digunakan model AIDA, yaitu : Nantinya data ini dijadikan sebagai data
primer yang akan diolah untuk kemudian
1. Attention, timbulnya perhatian ditarik sebuah kesimpulan penelitian.
konsumen terhadap suatu pema-saran kuesioner yang disebarkan pada beberapa
yang dilakukan produsen. wilayah dikota Ma-kassar.
2. Interest, munculnya rasa ke-tertarikan Sedangkan secara kualitatif data
terhadap objek yang ditawarkan penelitian ini akan dikumpulkan melalui :
produsen tersebut atau membangkitkan Observasi Partisipan dan Wawancara
minat. Mendalam, dan studi kepustakaan.
3. Desire, setelah rasa tertarik, timbul Wawancara dilakkan dengan informan
hasrat atau keinginan untuk memiliki yang telah dipilih. Yang dimaksud dengan
objek tersebut. informan disini adalah orang yang dapat
4. Action, tindakan konsumen pembelian memberikan keterangan dengan mudah
yang dilakukan kon-sumen setelah dan paham pada informasi yang
memiliki hasrat atau keinginan untuk dibutuhkan untuk penelitian ini dan tentu
memiliki objek. saja dapat memberikan informasi yang
memadai yang dibutuhkan oleh peneliti.
Metode Penelitian Informan penelitian ini ditetapkan
Tipe penelitian ini bersifat deskriptif secara purpossive sampling, adapun
dengan menggunakan pendekatan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti
kiantitatif dan kualitatif. Adapun populasi dalam pemilihan informan yang akan
pada penelitian ini adalah penduduk di diwawancara adalah; (1) orang yang
kota Makassar yang tahu dan/atau terlibat dalam proses promosi dan
mengkonsumsi coca-cola. distribusi produk minuman coca cola di
Untuk membatasi penelitian ini, kota Makassar, (2) konsumen yang tahu
penulis memilih meneliti pada jumlah dan/atau membeli dan mengkonsumsi
rumah tangga di kota Makassar yang minuman coca cola. Berdasarkan dua
berjumlah 296.374 pada 14 kecamatan. kriteria tersebut maka informan dalam
Populasi ini kemudian ditarik sampel dari penelitian ini ditetapkan : Satu orang Sales
keseluruhan kecamatan diperoleh Manager Coca Cola Bottling Indonesia,
sebanyak 4 kecamatan dengan satu orang, satu orang Market
menggunakan cluster sampling. Sementara Development Officer, dan lima orang
sample penelitian ini berjumlah 400 rumah konsumen coca-cola.
tangga dari keseluruhan rumah tangga di
makassar sebanyak 296.374. Penarikan Hasil Penelitian dan Pembahasan
sampel-nya dilakukan dengan
menggunakan format tabel Morgan. 1. Implementasi Strategi PT Coca-cola
Secara kuantitatif data penelitian Bottling Indonesia Southern Sulawesi
dikumpulkan melalui metode survei Dalam Menciptakan Brand Awareness,
dengan menggunakan survey kuesioner Brand Equity dan Brand Image Coca-
yakni penulis menyebarkan kuesioner Cola pada Konsumen di Kota Makassar
berupa daftar pertanyaan mengenai Keberhasilan yang diperoleh merek coca-
gambaran umum responden serta cola tidak lepas dari strategi coca-cola itu
pertanyaan-pertanyaan yang secara logis sendiri dalam menjangkau khalayak.
berkaitan dengan masalah penelitian, dan Sebagai merek yang telah lama ada dan

Utami: Studi Pendapat Konsumen 417


memimpin di pasar minuman ringan, coca- sebenarnya kita tidak bisa terlalu bermain
cola tidak berhenti begitu saja meng- diwilayah ini.
komunikasikan brand-nya bagi para Ada banyak hal yang mempengaruhi
konsumennya maupun calon kon- harga, itu sudah ada hitung-hitungannya
sumennya. yang jelas. Coca-cola sendiri dengan
Komunikasi brand ini penting karena hitung-hitungan memiliki standar harga
brand tidak hanya akan membuat sendiri yang dikasih ke outlet-outlet yang
konsumen menjadi aware tetapi juga menjual coca-cola agar tidak ada produk
mampu tertanam dibenak mereka sehingga coca-cola yang dijual terlalu mahal atau
senantiasa menjadi pilihan mereka. Brand terlalu murah, diperkirakan range harga
yang awalnya menduduki posisi brand kurang-lebih sama di tiap outlet.
yang dikenal, namun calon konsumen Selanjutnya strateginya adalah pada
tidak mampu me-recall, maka brand coca-cola berusaha memberikan promosi
menjadi tidak terpanggil. Ini terjadi karena produk terbaik secara berkala bagi
Brand tidak dikomunikasikan akan tetapi konsumennya, tentu saja dengan
sebaliknya brand yang berada pada posisi mengadakan kerjasama dengan outlet-
brand tidak dikenal namun dengan outlet yang menjual produk kami. Terakhir
upaya komunikasi terus-menerus, akan place, mesin jual coca-cola GDM (glass
mampu menembus set yang door machine) biasanya ditempatkan pada
dipertimbangkan konsumen. outlet-outket coca-cola yang masuk dalam
Komunikasi coca-cola ke konsumen kategori HiPo (high potential)
itu paling jelas adalah iklan kita. Sampe
sekarang coca-cola selalu serius membuat 2. Pendapat Konsumen Terhadap Produk
iklan, kalo diperhatikan juga setiap iklan Minuman Coca-cola di Kota Makassar
kita selalu ada tema yang ingin dibangun
sebagai image dari brand coca-cola Merek juga memiliki peran yang
sehingga konsumen kita bisa lebih aware strategis yang cukup penting dengan
sama image dari brand coca-cola sehingga menjadi pembeda antara produk yang
dapat dikatakan kekuatan dari merek coca- ditawarkan suatu perusahaan dengan
cola sebenarnya ada pada merek coca-cola merek-merek saingannya. Citra merek
itu sendiri. yang kuat memungkinkan coca-cola
Ditelaah lebih jauh strategi coca-cola meraih kepercayaan langsung dari para
onsentrasinya tetap berakar pada 4P pengecer dan pedagang perantara di pasar
(product, price, promotion dan place). lainnya.
Untuk kategori produk, itu tadi terletak Dari perspektif konsumen, merek yang
pada merek dengan melakukan inovasi terpercaya merupakan jaminan atas
pada merek coca-cola, tidak hanya citra konsistensi kinerja suatu produk yang
produk yang dipertahankan tapi juga menyediakan manfaat apapun (dalam
desain secara fisik diperhatikan. Jika dulu bentuk status/gengsi) yang dicari oleh
produk coca-cola ada dalam kemasan botol konsumen ketika mereka melakukan
kaca, bentuk fisik sudah diubah produknya keputusan pembelian pada produk atau
dengan hanya memproduksi kalengan saja merek tertentu
tanpa mengurangi kualitas dari isinya.
Hal ini dilakukan karena botol kaca
kesannya tidak eksklusif dan tidak efisien,
tidak mudah dibawa kemana-mana, selain
itu juga tidak ramah lingkungan. Kemasan
kaleng terlihat lebih fresh, lebih sesuai
juga jadinya dengan image coca-cola.
Strategi berikutnya adalah price, ini

418 Utami: Studi Pendapat Konsumen



Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 4 Oktober Desember 2011

Tabel Pengujian Pengaruh Brand Awareness, Brand Equity, Brand Image terhadap
Kepuasan Konsumen
ttabel=
NO PENGARUH rxy N rxy2 thitung KD
t(0,05:398)
1 Brand Awareness Terhadap 0.613 400 0.3757 15.48 37.57%
Kepuasan Konsumen
2 Brand Equity Terhadap 0.482 400 0.2321 10.97 1.645 23.21%
Kepuasan Konsumen
3 Brand Image Terhadap 0.220 400 0.0484 4.50 4.84%
Kepuasan Konsumen
Awareness, Brand Equity, Brand Image
Keterangan :
rxy
Produk Minuman Coca-Cola
= koefisien korelasi N
= jumlah responden
KD = koefisien determinasi
Brand awareness, brand equity dan
brand image yang ada dalam benak
Penjelasan tabel adalah sebagai berikut; konsumen tidak muncul begitu saja akan
1. Nilai rxy = 0,613 menunjukan adanya tetapi dibentuk oleh nilai-nilai yang
hubungan yang positif dan searah mempengaruhi.
antara BA dan kepuasan konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi
BA berpengaruh kuat dan positif penilaian konsumen terhadap brand
terhadap kepuasan konsumen karena t awareness, brand equity dan brand image
hitung = 15,48 > t tabel = 1,645. Koefisien
produk minuman coca-cola adalah :
Determinasi sebesar 37,75% artinya 1. Pengaruh lingkungan, adalah faktor
kepuasan konsumen dipengaruhi oleh yang ikut mempengaruhi penilaian
BA sebesar 37,75%. konsumen karena sifatnya yang
2. Nilai rxy = 0,482 menunjukan adanya kompleks. Faktor lingkungan ini
hubungan yang positif dan searah biasanya terbagi atas keluarga,
antara BE dan kepuasan konsumen. BE tradisi/budaya dan pergaulan. Dari
berpengaruh kuat dan positif terhadap jawaban-jawaban informan yang telah
kepuasan konsumen karena t hitung = diwawancarai faktor keluarga adalah
10,97 > t tabel = 1,645. Koefisien faktor yang sangat dominan. Keluarga
Determinasi sebesar 23,21% artinya sering menjnadi fungsi pengambilan
kepuasan konsumen dipengaruhi oleh keputusan utama. Selanjutnya adalah
BE sebesar 23,21%. Tradisi/budaya, rata-rata konsumen
3. Nilai rxy = 0,482 menunjukan adanya yang diwawancarai telah terbiasa
hubungan yang positif dan searah mengkonsumsi coca-cola sejak lama
antara BI dan kepuasan konsumen. BI dan kebiasaan itu terbawa hingga kini
berpengaruh kuat dan positif terhadap dan menjadi semacam sebuah tradisi.
kepuasan konsumen karena t hitung = 2. Perbedaan individu, faktor ini adalah
4,50 > t tabel = 1,645. Koefisien faktor internal yang menggerakkan dan
Determinasi sebesar 4,84% artinya mempengaruhi perilaku. Terdapat
kepuasan konsumen dipengaruhi oleh beberapa indikator pengukurnya yaitu
BI sebesar 4,84% . sumber daya konsumen, motivasi,
pengetahuan dan gaya hidup.
3. Setiap konsumen membawa tiga
3. Faktor-Faktor Yang Mempenga-ruhi sumber daya dalam penilaian dan
Penilaian Konsumen ter-hadap Brand pengambilan keputusan pada coca-cola,
sumber daya tersebut adalah uang,

Utami: Studi Pendapat Konsumen 419


waktu dan perhatian (penerimaan ini tetap bersinergi dengan baik maka
informasi dan kemampuan mengolah bukan hal yang mustahil posisi coca-
informasi). cola sebagai merek yang leading
4. Motivasi adalah hal berikutnya. sebagai pilihan konsumen akan tetap
Umumnya informan mengaku bahwa terjaga dalam waktu yang relatif lama.
motivasi mereka meminum coca-cola 2. Hasil penelitian dari jawaban kuesioner
adalah karena menyukai rasanya dan dan wawancara penelitian kali ini
telah terbiasa meminumnya sejak lama. memperlihatkan bahwa konsumen di
5. Indikator selanjutnya adalah kota Makassar me-ngenal, mengetahui
pengetahuan. Pengetahuan disini adalah bahkan meng-konsumsi secara rutin
informasi yang disimpan didalam benak coca-cola. Ini mengindikasikan bahwa
dan ingatan konsumen, informasi ini coca-cola sebagai merek masih cukup
dapat berupa jenis dan karakteristik kuat posisinya sebagai pilihan
produk coca-cola hingga dimana tempat masyarakat ditengah semakin maraknya
membelinya . persaingan antar merek minuman.
6. Gaya hidup, tradisi meminum coca-cola Masyarakat telah sangat aware
meskipun tidak begitu umum terjadi di terhadap merek coca-cola, selain itu
Indonesia namun berlaku dibeberapa nilai-nilai kekuatan dari merek coca-
keluarga dan individu. Coca-cola cola (band equity) menjadi pendorong
sebagai sebuah merek yang ada selama utama konsumen memilih coca-cola.
lebih dari seratus tahun mampu Dengan berbekal kekuatan brand
bertahan dengan image produk yang awareness dan brand equity akhirnya
selalu remaja dan up to date, inilah menciptakan brand image yang baik
salah satu kelebihan coca-cola dimana dibenak konsumen. Brand coca-cola
mereknya menawarkan citra moderen memiliki brand awareness, brand
sehingga konsumen menjadikan coca- equity dan brand image yang kuat dan
cola sebagai bagian dari gaya hidup melekat dibenak masyarakat. Brand
moderen mereka. Awareness sebagai elemen dari brand
7. Media dan Promosi, coca-cola berusaha equity mampu memberikan nilai kepada
sendiri membentuk dan pelanggan seperti penciptaan kepuasan
mempertahankan brand awareness, pelanggan serta mampu memberikan
brand equity dan brand image melalui nilai kepada perusahaan dengan
media dan jalur promosi, jalannya memunculkan loyalitas konsumen.
adalah melalui iklan-iklan coca-cola. Brand awareness dan brand equity
yang kuat dari coca-cola maka juga
turut mecitrakan brand image yang baik
bagi coca-cola. Coca Cola mampu
Kesimpulan mempertahankan citra dan kesadaran
konsumen, sehingga bisa memiliki
Secara keseluruhan berdasarkan jawaban keunggulan kompetitif. Keunggulan
atas pertanyaan pada penelitian ini dapat kompetitif ini berupa posisi yang lebih
kita simpulkan bahwa : kuat dalam bernegosiasi dengan
1. Pada implementasi starteginya, penulis distributor, karena memiliki merek
menemukan bahwa coca-cola memiliki yang sudah dikenal dan punya
dua kekuatan kuat untuk menjaga citra/image yang baik.
eksistensinya dalam mepertahankan 3. Terhadap faktor-faktor yang
brand awareness, brand equity dan mempengaruhi penilaian konsumen
brand image coca-cola yakni kekuatan terhadap brand awareness, brand
dalam hal promosi dan kekuatan dalam equity, brand image produk minuman
hal distribusi, dengan mejaga kedua hal coca-cola, berdasarkan hasil wawancara

420 Utami: Studi Pendapat Konsumen



Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 4 Oktober Desember 2011

ditemukan bahwa penilaian konsumen Public Relations Conference. Chicago:


sangat di-pengaruhi orang-orang Lippincot Mercer
Hurriyati, ratih.2005.Bauran Pemasaran dan
terdekat disekitarnya dalam hal ini Loyalitas Konsumen.Bandung : CV. Alfabeta
adalah keluarga dan teman-teman. Kartajaya, Hermawan. 2010. Connect Surfing New
Selain faktor lingkungan terdekat, Wave Marketing.Jakarta : PT Gramedia
penilaian konsumen juga muncul dari Pustaka Utama
iklan-iklan coca-cola yang ada di Keller, K. L. 2003. Strategic Brand Management :
Intl ed. Building, Measuring, and Managing
media, iklan-iklan ini kemudian Brand Equity 2nd ed. New Jersey : Pearson
menggiring persepsi konsumen dan Education,
membentuk penilaian sendiri dibenak Kotler, Philip dan Armstrong. 1997. Manajemen
mereka. Produk Coca-Cola adalah sama Pemasaran, Analisis, Perencanaan,
disetiap negara, namun dengan Brand Implementasi, dan Kontrol. Jakarta
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi
yang berbeda karena disesuaikan Milenium. Jakarta: PT. Prenhallindo
dengan Negara setempat. Terkait isu Marconi, J. 1994. Beyond Branding. Malaysia : S.
kesehatan dan isu lain yang menerpa Abdul Majeed & Co.
merek coca-cola, hal ini dapat Nilson, T. H. 1998. Competitive Branding :
diantisipasi dengan program CSR winning in the market place with value -
added brands. West Sussex : John Wiley &
(Corporate Social Responsibility) dan Sons, Ltd
termasuk dalam salah satu perusahaan .Peter, J. P., Olson, J. C. 2002. Consumer Behavior
yang cukup ambisius menjalankan and Marketing Strategy 6th ed.New York:
program ini. Coca-Cola percaya bahwa McGraw-Hill/Irwin
sukses tidaknya suatu bisnis tergantung Pringle, H., Thompson, M. 2001. Brand Spirit.
New Jersey : John Wiley & Sons, Ltd
dari kemampuan perusahaan dalam Rewoldt, dkk. 1995. Introduction to Marketing
berhubungan dengan konsumen-nya, Management, Strategi Promosi Pemasaran.
baik itu dalam hal produk maupun Alih Bahasa, Ali, Hasymi. Jakarta: PT.
dalam hal lainnya, misalnya lingkungan Rineka Cipta.
maupun social. Sehubungan dengan hal Santoso, Singgih dan Tjiptono, Fandy. 2001. Riset
Pemasaran konsep dan Aplikasi dengan
tersebut maka Coca-Cola melaksanakan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.
beberapa program sebagai wujud Sengupta, S. 2005. Brand Positioning: Strategies
tanggung jawab dan kepeduliannya, for Competitive Advantage 2nd ed. New
serta unutk membina hubungan baik Delhi: Tata McGraw-Hill, Ltd.
dengan lingkungan dan masyarakat Shimp, Terence A. 1999. Komunikasi Pemasaran
Terpadu. Erlangga. Wasesa, Silih Agung.
sekitar. 2005.
Simamora, Bilson. 2003. Aura Merek. Jakarta: PT.
Daftar Pustaka Gramedia Pustaka Utama.
Susanto, dkk. 2004. Power Branding, Membangun
Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity. Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya.
New York, NY: The Free Press Jakarta: PT. Mizan.
Alifahmi, Hifni.2005.Sinergi Komunikasi Wood, L. M. 2004. Dimension of Brand
Pemasaran. Jakarta : Quantum Purchasing Behavior : Consumers in the19-23
Brannan, Tom.1998.A Practical Guide To age group. Journal of Consumer Behaviour.
Integrated Marketing Communica- London: Oct. Vol. 4. Iss.1
tions.Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama
Cangara, Hafied. 2006. Pengantar ilmu
komunikasi, Surabaya: rajawali press
Drezner, W. 2002. A Balanced Perspective on
Brands. Baringstoke: McMillan Hawkins, I.
Best, R. J. Coney, K. 1998. Consumer
Behavior: Building Market Strategy. USA:
Irwin/ McGraw-Hill.
Hogan, S. 2005. Employees and Image: Bringing
Brand Image to Life. The 2nd Annual Strategic

Utami: Studi Pendapat Konsumen 421


Jurnal

Aaker, J. (1997) Dimensions Of Brands


Personality. Journal of Marketing Research;
34 (3); 347-356.
Osselaer V, J. M. S., & Alba, W. J. (2000),
Consumers Learning and Brand Equity.
Journal of Consumers Research. Vol. 27, No.
1. June, pp. 1-16.
Godheswar, Bhimrao M. (2008), Building Brand
Identity in Competitive Markets: a Conceptual
Model, Journal of Product and Brand
Management, Vol. 17, No.1, pp.4-12.
Keller, Kevin Lane (1993), Conceptualizing,
Measuring, and Managing Costumer-Based
Brand Equity, Journal of Marketing, Journal
of Marketing, Vol. 57, No. 1, pp.1-22.
Lassar, W., Mittal, B. and Sharma, A. (1995)
Measuring customer-based brand equity,
Journal of Consumer Marketing, Vol. 12, No.
4, pp. 1119.

422 Utami: Studi Pendapat Konsumen

Vous aimerez peut-être aussi