Vous êtes sur la page 1sur 2

Pengaruh Tuak (alkohol) terhadap Saluran Cerna

Para peminum berat dalam jangka panjang berisiko terkena peradangan kronis pada
saluran pencernaannya, khususnya lambung. Pasien yang sering meminum alkohol akan dengan
mudah ditemui kelainan pada lambungnya. Peradangan kronis yang terjadi pada saluran
pencernaan akan membentuk erosi sampai tukak usus dan menyebabkan perubahan struktur
dalam usus sampai akhirnya berubah menjadi sel-sel ganas (kanker). Peradangan kronis juga
sering kali berlanjut menjadi penciutan hati (sirosis).Komplikasi lanjutannya bisa bermacam-
macam, seperti pembengkakan pada perut, perdarahan pada saluran cerna sampai kanker usus
besar.

Berdasarkan penelitian oleh Palmer yang dikutip oleh Siregar, menunjukkan terjadinya
hiperemi mukosa lambung dan erosi di dalam perut pasien dewasa muda yang secara akut
mengalami intoksikasi oleh olkohol, terjadi penurunan pengosongan isi lambung, nausea dan
vomitus. Juga dapat terjadi perdarahan berat pada lambung yang dapat mengacam jiwa
pasien.Efek kronis menunjukkan hubungan perubahan fungsional pada usus diinduksi oleh
konsumsi etanol yang mengakibatkan keracunan.Hal ini terdapat pada lebih dari sepertiga
kelompok alkoholik.Juga terdapat malabsorbsi glukosa, lemak, asam amino, dan vitamin B12.

Alkohol yang terdapat dalam tuak secara akut mempengaruhi motilitas esofagus,
memperburuk refluks esofagus sehingga dapat terjadi pneumonia karena aspirasi.Sejauh ini tidak
ada bukti bahwa bahwa alkohol mempengaruhi sekresi asam lambung, tetapi alkohol jelas
merusak selaput lendir lambung sehingga dapat menimbulkan gastritis dan pendarahan
lambung.Alkohol secara akut maupun kronis mengubah morfologi dan struktur intraseluler
saluran pencernaan sehingga memperburuk fungsi usus halus untuk menyerap sari makanan
sehingga mengakibatkan kondisi kurang gizi.Perubahan struktur intraseluler itu juga dapat
menyebabkan diare.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu gangguan sekresi akibat
rangsangan tertentu pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke
dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Rangsangan yang menyebabkan gangguan sekresi adalah akibat perubahan intraseluler pada usus
yang mengkonsumsi alkohol.
Gangguan motilitas usus juga merupakan mekanisme penyebab diare, hiperperistaltik
akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
diare.Dari mekanisme tersebut dapat menyebabkan kehilangan air dan elektrolit atau terjadi
dehidrasi, semakin lama ini berlangsung maka dapat menurunkan secara drastis berat badan
penderita. Ketika diare nafsu makan akan berkurang sehingga masukan makanan kurang
sedangkan pengeluaran terus bertambah, hal ini dapat mengakibatkan kondisi kurang gizi karena
kelaparan. Kemudian diperparah dengan mual dan muntah, apa pun yang dimakan akan
dimuntahkan sebelum zat-zat gizi diserap tubuh, nutrisi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi
sehingga mempengaruhi status gizi.

Fermentasi tape dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1(tiamina) hingga tiga kali
lipat. Vitamin ini diperlukan oleh system saraf ,sel otot, dansistem pencernaan agar dapat
berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri baik yang aman
dikonsumsi, tape dan tuak dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tape
atau tuak diketahui mengandung bakteri asam laktatsebanyak satu juta per mililiter atau
gramnya.

Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama
sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah
bakteri jahat. Kelebihan lain dari tape dan tuak adalah kemampuannya mengikat dan
mengeluarkan aflatoksindari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan
oleh kapang, terutama. Toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari,
seperti kecap.

Konsumsi tuak dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut.
Pada beberapa Negara tropis yang mengkonsumsi beras sebagai karbohidrat utama,
penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang
bersifat toksik dalam tubuh manusia. Konsumsi tape dan tuak dapat mencegah terjadinya anemia
karena mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12.

Vous aimerez peut-être aussi