Rencana sistem pusat Kecamatan Darangdan disusun berdasarkan kerangka tata ruang wilayah yang tersusun dari pengembangan pusa-pusat kegiatan yang berhirarki satu sama lain serta dihubungkan melalui suatu sistem pergerakan dan sistem prasarana wilayah dengan cakupan pelayanan kecamatan. Rencana struktur ruang secara umum dirumuskan berdasarkan beberapa pendekatan mengenai struktur kewilayahan, yang diantaranya: 1. Mengacu pada kebijakan perundang-undangan Tata Ruang no. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang 2. Hasil analisis daya dukung wilayah serta daya tampung wilayah 3. Strategi pengembangan wilayah kecamatan dalam rangka mengembangkan kegiatan sosial, ekonomi dan kegiatan yang terkait penataan ruang yang berhirarki Dalam penyusunan rencana struktur ruang Kecamatan Darangdan, kriteria penyusunan didapatkan dari hasil analisis aspek-aspek keruangan yang dituangkan dalam sintesa mengenai potensi dan masalah. Penentuan hirarki pelayanan wilayah berdasarkan analisis mengenai sistem jaringan prasarana dan sistem pergerakan wilayah. 6.1.1 Arahan Pengembangan Distribusi Pusat-Pusat Kegiatan Secara umum dalam pengembangannya, suatu wilayah membentuk wilayah pusat sebagai wilayah utama pelayanan. Dalam upaya pengembangan sistem pusat pelayanan di Kecamatan Darangdan dan menyusun suatu arahan struktur ruang wilayah kecamatan, maka dilakukan penetapan wilayah pusat pelayanan. Arahan penetapan pusat kegiatan di Kecamatan Darangdan adalah sebagai berikut: 1. Desa Darangdan direncanakan sebagai Pusat Pelayanan (PP) atau IKK Desa Darangdan diarahakan sebagai wilayah pusat dengan fungsi kegiatan pemerintahan, pusat pelayanan sosial, pusat pengembangan permukiman serta kegiatan perdagangan dan jasa. Dasar penetapan ini dikarenakan wilayah tersebut adalah wilayah dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung segala kegiatan. 2. Desa Sawit dan Desa Sadarkarya diarahkan sebagai Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) Desa Sawit dan Desa Sadarkarya diarahkan sebagai wilayah pelayanan sekunder yang melayani kegiatan dari Desa Hinterland. Desa Sawit menjadi DPP untuk di WP I, sedangkan Desa Sadarkarya menjadi DPP untuk di WP II. 3. Desa Depok, Desa Sirnamanah, Desa Nangewer, Desa Pasirangin, Desa Nagrak, Desa Mekarsari, Desa Cilingga, Desa Neglasari, Desa Linggasari, Desa Gununghejo, Desa Linggamukti dan Desa Legoksari diarahkan sebagai Desa Hinterland. Desa-desa tersebut diarahkan sebagai Desa Hinterland, untuk memenuhi kebutuhannya dibutuhkan bantuan dari DPP yang ada di dalam Wilayah Pembangunannya. 6.1.2 Arahan Pembagian Wilayah Penetapan arahan pembagian wilayah di Kecamatan Darangdan secara umum mempertimbangkan beberapa karakteristik wilayah berupa keadaan geografis dan tingkat aksesibilitas antar wilayahnya serta mengacu kepada sistem perwilayahan yang terbentuk secara morfologis pengembangan wilayah dan kegiatan ekonomi utama. Berdasarkan karakteristik tersebut penetapan sistem perwilayahan di Kecamatan Darangdan dapat dipertimbangkan melalui penentuan hirarki wilayah dengan didasarkan pada interaksi antar ruang dalam wilayah cakupan yang lebih luas sehingga diharapkan akan memacu perkembangan selanjutnya. Penentuan hirarki keruangan di Kecamatan Darangdan dilakukan dengan maksud untuk menentukan wilayah pusat pengembangan. Mengacu pada kajian mengenai jangkauan pusat pelayanan, kondisi geografis dan kecenderungan pola aksesibilitas secara eksisting maka Kecamatan Bantarkalong direncanakan menjadi 3 bagian Wilayah Pengembangan, yaitu Kawasan Ibu Kota Kecamatan (IKK), Wilayah Pembangunan I (WP I), dan Wilayah Pembangunan II (WP II). Tabel 6.1. Rencana Hirarki Ruang Kecamatan Darangdan Wilayah Pusat Wilayah Tema Pengembangan No Wilayah Pelayanan Pengembangan Pelayanan WP Hirarki I Desa di Wilayah 1. Kawasan Ibukota Desa Darangdan Pusat Pemerintahan Pembangunan I dan II Kecamatan (IKK) - Desa Depok Hirarki II - Desa Struktur Desa Progresif 2. Wilayah Desa Sawit Sirnamanah (SPP) Pembangunan I - Desa Nangewer - Desa Pasirangin - Desa Nagrak - Desa Mekarsari - Desa Cilingga Hirarki III - Desa Neglasari Wilayah - Desa Linggasari Sistem dan Usaha 3. Desa Sadarkarya - Desa Pengembangan Agribisnis Utara Gununghejo - Desa Linggamukti - Desa Legoksari Sumber : Hasil Analisis, 2017.
6.2 Rencana Pola Ruang
Arahan pola ruang adalah rencana gambaran letak, ukuran, fungsi dari kegiatan kegiatan budidaya dan lindung. Isi rencana pola ruang adalah deliniasi kawasan kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliniasi kawasan lindung. 6.2.1 Arahan Pemanfaatan Kawasan Lindung Arahan pemanfaatan ruang kawasan lindung di Kecamatan Darangdan terdiri dari hutan lindung, sempadan sungai dan kawasan rawan gerakan tanah. Kawasan lindung di Kecamatan Darangdan didominasi oleh hutan lindung dengan luas 856,23 Ha atau sebesar 13,23% dari luas total kecamatan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6.2. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung No. Pola Ruang Luas (Ha) % Terhadap Kecamatan 1 Sempadan Sungai 126,94 1,96 2 Hutan Lindung 856,23 13,23 3 Kawasan Rawan Gerakan Tanah 234,05 3,62 Sumber: Hasil Analisis, 2017.
6.2.2 Arahan Pemanfaatan Kawasan Budidaya
Arahan pemanfaatan ruang kawasan budidaya di Kecamatan Darangdan terdiri kawasan permukiman, tanaman pangan, perkebunan, holtikultura, hutan produksi tetap, peternakan, perdagangan dan jasa. Sedangkan untuk kawasan budidaya yang mendominasi di Kecamatan Darangdan yaitu kawasan tanaman pangan dengan luas 1484,76 Ha atau sebesar 22,95% dan berkolerasi dengan data kependuSdukan yang mayoritas mata pencaharian penduduk di Kecamatan Darangdan yaitu sebagai petani, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6.3. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung No. Pola Ruang Luas (Ha) % Terhadap Kecamatan 1 Kawasan Permukiman 859,67 13,29 2 Kawasan Tanaman Pangan 1484,76 22,95 3 Kawasan Perkebunan 1483,65 22,93 4 Kawasan Holtikultura 477,23 7,38 5 Kawasan Perdagangan dan Jasa 34,52 0,53 6 Kawasan Hutan Produksi Tetap 903,2 13,96 7 Kawasan Peternakan 10,25 0,16 Sumber: Hasil Analisis, 2017.
Maka secara keseluruhan, arahan pola pemanfaatan ruang di Kecamatan Darangdan
terdiri dari 9 klasifikasi pemanfaatan ruang, yaitu hutan lindung, sempadan sungai kawasan rawan gerakan tanah, kawasan permukiman, perkebunan, holtikultura, perdagangan dan jasa, hutan produksi tetap, dan peternakan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.2. Peta Arahan Pola Ruang.