Vous êtes sur la page 1sur 30

27

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Trauma Capitis (Cedera kepala ) yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau
penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan ( accelerasi
decelerasi ) yang merupakan perubahan bentuk. Dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada
percepatan faktor dan penurunan kecepatan, serta notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan
juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan.

B. Etiologi

Cedera kepala dapat disebabkan oleh dua hal antara lain :

Benda Tajam. Trauma benda tajam dapat menyebabkan cedera setempat.


Benda Tumpul, dapat menyebabkan cedera seluruh kerusakan terjadi ketika energi/ kekuatan
diteruskan kepada otak.

Kerusakan jaringan otak karena benda tumpul tergantung pada :

Lokasi
Kekuatan

Fraktur infeksi/ kompresi

Rotasi

Delarasi dan deselarasi

C. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala cedera kepala dapat dikelompokkan dalam 3 kategori utama ( Hoffman, dkk,
1996):

Tanda dan gejala fisik/somatik: nyeri kepala, dizziness, nausea, vomitus


Tanda dan gejala kognitif: gangguan memori, gangguan perhatian dan berfikir kompleks

Tanda dan gejala emosional/kepribadian: kecemasan, iritabilitas

Gambaran klinis secara umum pada trauma kapitis :

Pada kontusio segera terjadi kehilangan kesadaran.


Pola pernafasan secara progresif menjadi abnormal.
27

Nyeri kepala dapat muncul segera/bertahap seiring dengan peningkatan TIK.

Dapat timbul mual-muntah akibat peningkatan tekanan intrakranial.

Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan motorik
dapat timbul segera atau secara lambat.

Prinsip prinsip pada trauma kepala:

Tulang tengkorak sebagai pelindung jaringan otak, mempunyai daya elatisitas untuk mengatasi
adanya pukulan.

Bila daya/toleransi elastisitas terlampau akan terjadi fraktur

Berat/ringannya cedera tergantung pada:

1. Lokasi yang terpengaruh:

Cedera kulit

Cedera jaringan tulang

Cedera jaringan otak

2. Keadaan kepala saat terjadi benturan

Masalah utama adalah terjadinya peningkatan tekanan intrakranial ( TIK )

TIK dipertahankan oleh 3 komponen:

1. Volume darah / pembuluh darah ( 75 150 ml )

2. Volume jaringan otak ( 1200 1400 ml )

3. Volume LCS ( 75 150 ml )

Masalah yang timbul dari trauma kepala:


27

D. Tipe Trauma Kepala

Tipe/macam-macam trauma kepala antara lain:

1. Trauma kepala terbuka

Kerusakan otak dpat terjadi bila tulang tengkorak mauk ke dalam jaringan otak dan melukai:

Merobek durameter LCS merembes

Saraf otak

Jaringan otak

Gejala fraktur basis:

Battle sign

Hemotympanum

Periorbital echymosis

Rhinorrhoe

Orthorrhoe

Brill hematom

2. Trauma kepala tertutup

a Komosio

Cidera kepala ringan.

Disfungsi neurologis sementara dan dapat pulih kembali.


27

Hilang kesadaran sementara, kurang dari 10 20 menit.

Tanpa kerusakan otak permanen.

Muncul gejala nyeri kepala, pusing, muntah.

Disorientasi sementara.

Tidak ada gejala sisa.

MRS kurang 48 jam kontrol 24 jam pertama, observasi tanda-tanda vital.

Tidak ada terapi khusus.

Istirahat mutlak setelah keluhan hilang coba mobiliasi brtahap, duduk berdiri pulang.

Setelah pulang kontrol, aktivitas sesuai, istirahat cukup, diet cukup.

b Kontosio

Ada memar otak.

Perdarahan kecil lokal/difusi gangguan lokal perdarahan.

Gejala :

- Gangguan kesadaran lebih lama

- Kelainan neurologik positif, reflek patologik positif, lumpuh, konvulsi.

- Gejala TIK meningkat.

- Amnesia retrograd lebih nyata

c Hematom epidural

Perdarahan antara tulang tengkorak dan durameter.

Lokasi terering temporal dan frontal.

Kategori talk and die.

Sumber: pecahnya pembuluh darah meningen dan sinus venosus

Gejala: manifestasinya adanya desak ruang


27

Penurunan kesadaran ringan saat kejadian periode Lucid (beberapa menit beberapa jam )
penurunan kesadaran hebat koma, serebrasi, dekortisasi, pupil dan isokor, nyeri kepala hebat,
reflek patologik positif.

d. Hematom subdural

Perdarahan antara durameter dan archnoid.

Biasanya pecah vena akut, subakut, kronis.

Akut :

- Gejala 24 48 jam

- Sering brhubungan dengan cidera otak dan medulla oblongata.

- PTIK meningkat

- Sakit kepala, kantuk, reflek melambat, bingung, reflek pupil lambat.

Sub akut

Berkembang 7 10 hari, kontosio agak berat, adanya gejala TIK meningkat kesadaran
menurun.

Kronis :

- Ringan, 2 minggu 3-4 bulan

- Perdarahan kecil-kecil terkumpul pelan dan meluas.

- Gejala sakit kepala, letargi, kacau mental, kejang, disfgia.

e Hematom Intrakranial

Perdarahan intraserebral 25 cc atau lebih

Selalu diikuti oleh kontosio

Penyebab: Fraktur depresi, penetrasi peluru, gerakan akselerasi deselerasi mendadak.

Herniasi ancaman nyata, adanya bekuan darah, edema local.


27

Karena adanya kompresi langsung pada batang otak gejala pernapasan abnormal :

Chyne stokes
Hiperventilasi
Apneu

2. Sistem Kardiovaskuler

Trauma kepala perubahn fungsi jantung : kontraksi, edema paru, tekanan vaskuler.
Perubahan saraf otonom pada fungsi ventrikel : Disritmia, Fibrilasi, Takikardia.
Tidak adanya stimulus endogen saraf simpatis terjadi penurunan kontraktilitas
ventrikel curah jantung menurun meningkatklan thanan ventrikel kiri edema
paru.

3. Sistem Metabolisme

Trauma kepala cenderung terjadi retensi Na, air, dan hilangnya sejumlah Nitrogen.
Dalam kedaan stress fisiologis.
27
27

E.Patofisiologi

Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan Oksigen dan Glukosa dapat terpenuhi. Energi
yang dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak
mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan
menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar
metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg %, karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan
glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa
plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala gejala permulaan disfungsi cerebral.

Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui proses
metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada kontusio berat,
hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob.
Hal ini akan menyebabkan asidosis metabolik.

Dalam keadaan normal cerebal blood flow (CBF) adalah 5060 ml/menit/100gr jaringan otak,
yang merupakan 15 % dari cardiac output.

Trauma kepala menyebabkan perubahan fungsi jantung sekuncup aktivitas atypical-myocardial,


perubahan tekanan vaskuler dan udem paru. Perubahan otonom pada fungsi ventrikel adalah
perubahan gelombang T dan P dan disritmia, fibrilasi atrium dan ventrikel, takikardia.

Akibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler, dimana penurunan tekanan
vaskuler menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi. Pengaruh persarafan simpatik
dan parasimpatik pada pembuluh darah arteri dan arteriol otak tidak begitu besar.
27

Cedera kepala menurut patofisiologi dibagi menjadi dua:

1. Cedera kepala primer

Akibat langsung pada mekanisme dinamik (acclerasi-decelerasi otak) yang menyebabkan


gangguan pada jaringan.

Pada cedera primer dapat terjadi:

Gegar kepala ringan

Memar otak
27

Laserasi

2. Cedera kepala sekunder

Pada cedera kepala sekunder akan timbul gejala, seperti:

Hipotensi sistemik

Hipoksia

Hiperkapnea

Udema otak

Komplikai pernapasan

Infeksi / komplikasi pada organ tubuh yang lain

G.Pemeriksaan Diagnostik:

CT Scan: tanpa/dengan kontras) mengidentifikasi adanya hemoragik, menentukan ukuran


ventrikuler, pergeseran jaringan otak.
Angiografi serebral: menunjukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti pergeseran jaringan
otak akibat edema, perdarahan, trauma.
X-Ray: mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis
(perdarahan / edema), fragmen tulang.
Analisa Gas Darah: medeteksi ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenasi) jika terjadi
peningkatan tekanan intrakranial.
Elektrolit: untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan
tekanan intrakranial.
27

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Identitas Data

1. Nama kepala keluarga : Tn. R


2. Umur : 38 Tahun

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Alamat : Jl.H.A.Arsyad No.7, Parepare

5. Pendidikan : SMA

6. Pekerjaan : Wiraswasta

7. Komposisi keluarga : 5 orang

No. Nama L/P Hubungan Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1 Ny.N P Istri 35 SMA IRT Sehat

2 An.E L Anak 15 SMA Siswa Sehat

3 An.S P Anak 12 SLTP Siswa Sehat

4 An.Y P Anak 8 SD Siswa Sehat

5 An.F L Anak 2 - - Sehat

GENOGRAM

GI

GII

GIII
27

Ket : Lkh = Laki-laki = Meninggal

= Perempuan = Garis keturunan

= Klien ---- = Tinggal serumah

8. Tipe keluarga : Keluarga inti

9. Suku : Bugis

10.Agama : Islam

11. Status social : Rp 1.000.000,- / bulan. Menurut keluarga tidak cukup

12.Rekreasi : Nonton TV

B.RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Riwayat perkembangan keluarga saat ini adalah tahap mengasuh anak


2. Keluarga ini terbentuk kurang lebih 17 tahun yang lalu

3. Keluarga ini dikaruniai 4 anak. Semua anggota keluarga sehat kecuali TnR yang
menderita Trauma Capitis. Dahulu hingga sekarang, bila ada anggota keluarga yang
sakit.keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yaitu puskesmas . Dalam keluarga tidak
ada yang menderita penyakit keturunan.

C.STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi dalam keluarga yaitu musyawarah tapi Tn.R kadang marah pada
anaknya jika tidak patuh
2. Struktur peran, Tn R merasa tetap sebagai kepala keluarga dan bertanggung jawab. Ny
N membuka kios kecil untuk membantu menopang kekurangan kebutuhan Rp 25.000,-

3. Nilai-nilai dalam keluarga adalah kejujuran dan keterbukaan, tidak ada konflik nilai
dalam keluarga

D. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi efektif
27

Anggota keluarga bekerja sama satu sama lain

2. Fungsi sosialisasi

Anggota keluarga yang paling berperandalam mengasuh anak adalah ibu di bantu dengan
kepala keluarga

3. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga yakin akan kesehatan, jika ada anggota keluarga yang sakit mereka
menggunakan fasilitas kesehatan baik puskesmas ataupun rumah sakit.

4. Fungsi reproduksi

Tidak I ngin punya anak lagi, ikut KB, hubungan suami istri masih tetapi jarang sekali.

5. Fungsi ekonomi

Penghasilan tidak tetap, saat ini keluarga dicukupi dari penghasilan lain.

E.STRES DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor yang dimiliki

Sejak 1 minggu yang lalu TnR tidak beraktifitas seperti biasanya, anaknya butuh biaya
sekolah.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Pasrah terhadap keadaan sekarang dan dianggap sebagai cobaan dari Tuhan

3. Strategi koping yang dilakukan

Keluarga menerima apa adanya

F. KEADAAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah

a. Jenis rumah yaitu semi permanen

b. Luas rumah lebar 8 m ,panjang 6 m, terdiri dari 3 kamar tidur

c. Status kepemilikan rumah adalah milik sendiri


27

d. Atap rumah menggunakan seng

e. Ventilasi cukup

f. Cahaya matahari yang masuk dapat menerangi rumah

g. Lantai papan

2. Kebersihan rumah

a. Halaman

Jarak antara rumah dengan jalan setapak kira-kira 4 m, bagian depan tidak
dimanfaatkan

b. Ruang tamu

Tertata dengan baik dan teratur

c. Ruang tidur

Teratur dan bersih

d. Ruang makan

Tidak ada ruang makan khusus, ruang makan merangkap juga ruang dapur

e. Kamar mandi ada yang terletak di samping rumah

3. Pemakaian air

a. Keluarga menggunakan air dari PAM

b. Keadaan fisik air : jernih

4. Pembuangan limbah keluarga

a. Tempat pembuangan limbah keluarga melalui pipa dan mengalir keluar ke saluran
air yang ada disamping rumah

b. Keadaan saluran (selokan / parit) kadang tersumbat

5. Pembuangan sampah terakhir

Sampah dimasukkan kedalam kantong plastic lalu di bungkus dan dibuang di bak
penampungan sampah
27

6. Hewan ternak

Keluarga tidak memiliki hewan ternak

7. Denah rumah

Kamar Dapur & R. makan

Kamar R. keluarga

WC

Kamar R. tamu

Tangga

Kios

G. PENGKAJIAN FISIK ANGGOTA KELUARGA

1. Riwayat kesehatan medis anggota keluarga

a. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yaitu influensa, batuk, dan
demam

b. Keluhan anggota keluarga yang mengalami masalah yaitu klien TnR mengalami
cedera kepala sejak seminggu yang lalu, karakteristik hilang timbulx klien
mengatakan nyeri pada daerah kepala dan klien mengatakan sakit kepala,

c. Upaya keluarga dalam mengatasinya adalah keluarga segera membawa klien ke


puskesmas untuk mendapatkan pengobatan

2. Riwayat tumbuh kembang balita

a. Perkembangan balita dalam keluarga ini mengikuti perkembangan sesuai dengan


tahap perkembangan balita pada umumnya sesuai dengan umurnya

b. Perkembangan motorik halus mulai pada umur 2 bulan

c. Perkembangan sosialisasi bayi pada umur 6 bulan


27

d. Status gizi bayi cukup

e. Waktu pemberian makanan tambahan pada umur 4 bulan

f. Status imunisasi

NO NAMA UMUR BCG DPT HP.B POLIO CAMPAK KET

1 AnE 15 1x 3x 3x 4x 1x Puskesmas

2 AnS 12 1x 3x 3x 4x 1x Puskesmas

3 AnY 8 1x 3x 3x 4x 1x Puskesmas

4 AnF 2 1x 3x 3x 4x 1x Puskesmas
3. Keluarga berencana

NyN menggunakan alat kontrasepsi yaitu suntikan setiap 3 bulan

4. Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga yang bermasalah

Anggota keluarga yang menderita trauma capitis

a. Keadaan umum klien

KU = lelah

Kesadaran = latargi

GCS = 13

Respon membuka mata : 3

Respon motorik :6

Respon verbal :4

b. Tanda-tanda vital

TD = 110 / 70 mmHg N = 80 x / menit

S = 36,6 C P = 20 x / menit

c. Kulit
27

Inspeksi : tampak sawo matang

Palpasi : turgor kulit baik

d. Kepala

Inspeksi : rambut berwarna hitam, penyebaran rambut merata

Palpasi : tidak teraba adanya massa, nyeri tekan pada bagian frontal

e. Muka

Inspeksi : klien tampak lesu, ekspresi wajah tampak meringis

Palpasi : tidak teraba adanya massa, teraba nyeri tekan

f. Mata

Inspeksi : palpebra tampak oedema

sclera tidak ikterus

konjungtiva tidak anemis

pergerakan bola mata mengikuti perintah

Palpasi : nyeri tekan pada palpebra kiri

g. Hidung

Inspeksi : tampak simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya polip

Palpasi : tidak teraba adanya massa / nyeri tekan

h. Telinga

Inspeksi : tampak simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya serumen

Palpasi : tidak teraba adanya massa / nyeri tekan

i. Mulut

Inspeksi : keadaan mulut bersih, lidah tampak bersih

j. Leher
27

Inspeksi : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar limfe dan thyroid

Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar limfe dan thyroid

k. Thorax

Inspeksi : bentuk dada simetris kiri dan kanan

pergerakan dada mengikuti pernapasan

tipe pernapasan vasikuler

Palpasi : vocal premitus kiri dan kanan seimbang

tidak teraba adanya massa / nyeri tekan

Perkusi : sonor di kedua paru-paru

Auskultasi : tidak terdengar adanya suara tambahan

l. Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba pada ics IV dan V

Perkusi : pekat pada jantung

Auskultasi : BJ I dan BJ II murni

m. Abdomen

Inspeksi : permukaan abdomen datar

pengembangan diafragma mengikuti irama pernapasan

Palpasi : tidak teraba adanya massa / nyeri tekan

Perkusi : tympani pada abdomen

Auskultasi : peristaltik usus 5 x / menit

n. Genetalia
27

Tidak dilakukan pemeriksaan

o. Ekstermitas

a) Atas

Motorik : pergerakan kedua lengan baik

kekuatan otot kurang

tonus otot kurang

Refleks : bisep kiri dan kanan normal

( fleksi sebagian dan pronasi pada otot bisep)

trisep kiri dan kanan normal

(ekstensi bila diketok pada otot trisep)

Sensorik : kedua ekstermitas atas dapat merasakan nyeri

dapat merasakan suhu panas / dingin

dapat membedakan kasar / halus

b) Bawah

Motorik : pergerakan kedua kaki sama

kekuatan otot kurang

tonus otot kurang, tidak ada atropi otot

Refleks : gerakan ekstensi dari lutut, gerakan flantar fleksi kaki

Sensorik : kedua ekstermitas bawah dapat merasakan nyeri

dapat merasakan suhu panas / dingin

dapat membedakan kasar / halus

p. Status neurologi

a) nervus I ( olfaktorius)
27

klien bisa membedakan bau yang diberikan

b) nervus II (optikus)

klien mampu mengikuti gerakan benda yang digerakkan

c) nervus III, IV, VI( okulamotorius, toklearis, abducen)

reaksi pupil terhadap cahaya mengecil

dapat menggerakkan bola mata ke atas dan ke bawah

d) nervus V (trigeminus)

refleks kornea normal, mengedip bila dilakukan rangsangan

e) nervus VII (facialis)

mampu mengikuti gerakan wajah yang diberikan

f) nervus VIII (acustikus)

klien mampu mendengar dengan baik

g) nervus IX dan X (glussfaringes dan vagus )

refleks menelan baik, refleks muntah tidak ada

h) nervus XI (accesorius)

mampu memalingkan wajah kiri dan kanan, mampu mengangkat bahu

i) nervus XII (hipoglosus)

tidak ada deviasi lidah

KLASIFIKASI DATA

DATA KESEHATAN KLIEN


27

TRAUMA CAPITIS

a) Data subjektif

Klien mengatakan nyeri pada daerah kepala


Klien mengatakan sakit kepala

b) Data objektif

Ekpresi wajah tampak meringis


Nyeri tekan pada kepala bagian frontal

Palpebra tampak oedema

Nyeri tekan pada palpebra kiri

Observasi TTV

TD = 110 / 70 mmHg N = 80 x / menit

S = 36.6 C P = 20 x / menit

ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


DS: Benturan
1 Nyeri
Klien mengatakan nyeri
27

pada daerah kepala

Klien mengatakan sakit Peningkatan tekanan


kepala intracranial

DO:

Ekspresi wajah tampak Terjadi metabolism anaerob


meringis
Nyeri tekan pada kepala
bagian frontal
Terjadi pengeluaran bradikinin,
histamin & serotonin
Palpebra tampak oedema

Nyeri tekan pada palpebra


kiri Merangsang saraf- saraf perifer
Observasi TTV

TD = 110 / 70 mmHg Thalamus

S = 36,6 C

N = 80 x / menit Saraf affent

P = 20 x / menit

Cortex cerebri

Saraf effernt

Nyeri

PRIORITAS MASALAH KESEHATAN

NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN


27

1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan memerlukan


Ancaman tindakan yang mungkin untuk
mencegah komplikasi
2 Kemungkinan masalah dapat 2/2 x 2 2 Keluarga menggunakan sarana
diuabah kesehatan bila ada anggota keluarga
Mudah yang sakit
3 Potensi masalah untuk dicegah 3/3 x 1 1 Terjadinya masalah dapat di cegah
Tinggi atau diatasi dengan terapi dan
berobat secara teratur
4 Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Anggota keluarga merasa masalah
Harus segera ditangani tersebut harus segera diatasi

INTERVENSI KEPERAWATAN

N DATA MASALAH MASALAH TUJUAN INTERVENSI KRITERIA


O KESEHATAN KEPERAWATAN HASIL
1 DS: Trauma capitis 1)Ketidakmampuan 1. Tujuan umum 1.Ajarkan 1.klien dan
keluarga dalam Menunjukkan tekhnik keluarga
Klien melakukan nyeri berkurang / relaksasi mengerti
mengata tindakan yang tepat teratasi seperti latihan dan
kan nyeri karena kurang napas dalam mengetahui
pada memahami tentang tentang
daerah penyakit trauma masalah
kepala capitis penyakitnya

Klien 2)ketidakmampuan 2.Tujuan khusus 2.Kurangi 2.klien dan


mengata keluarga Klien dan stimulus yang keluarga
kan sakit memutuskan suatu keluarga dapat dapat dapat
kepala keputusan yang memahami cara menambah mengambil
tepat untuk mengatasi nyeri ketegangan tindakan
DO: mengatasi masalah dan tindakan yang saraf yang tepat
kesehatan meringankan terhadap
Ekspresi nyeri masalah
kesehan
wajah
yang
tampak
dialami
meringis
Nyeri
tekan 3.Lakukan 3.message
pada massage pada membantu
kepala daerah melancarka
bagian punggung dan n peredaran
frontal kaki darah
27

Palpebra
tampak 4.Observasi 4.memudah
oedema lokasi kan untuk
penyebaran, menentukan
Nyeri durasi dan intervensi
tekan skala selanjutnya
pada
palpebra 5.Observasi 5.mengetah
kiri status ui adanya
neurologik peningkatan
Observas intrakranial
i TTV
6.Observasi 6.adanya
TTV peningkatan
TD =
intracranial
110 / 70
mmHg
7.HE tentang 7.menguran
proses gi stressor
S =
penyakit klien &
36,6 C
keluarga
N = 80
x / menit

P = 20
x / menit
27

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO HARI / TANGGAL JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


DX
1 SENIN 10:00 1.Mengajarkan tekhnik relaksasi seperti latihan napas dalam
14/09/09 Hasil : klien mau melakukan anjuran yang diberikan

10:20 2.Mengurangi stimulus yang dapat menambah ketegangan saraf


Hasil : klien dan keluarga mengerti dan mau melaksanakan anjuran
yang diberikan

10:45 3.Melakukan massage pada daerah punggung dan kaki


Hasil : keluarga klien mau melakukan anjuran yang diberikan

11:00 4.Mengobservasi lokasi penyebaran, karakteristikdan skala


Hasil : nyeri pada daerah kepala dan kelopak mata sebelah kiri,
karakteristiknya hilang timbul dengan skala nyeri 4 (sedang)

11:15 5.Mengobservasi status neurologic


Hasil : klien tampak lemah

11:25 6.Mengobservasi TTV


Hasil : TD = 110 / 70 mmHg N =80 / menit
S = 36,6 C P = 20 / menit

11:50 7.HE tentang proses penyakit klien


Hasil : klien dan keluarga tampak mengerti akan penjelasan yang
diberikan

SELASA
15/09/09 09:30 1.Mengvalidasi tekhnik relaksasi seperti latihan napas dalam
Hasil : klien tampak melakukan anjuran yang diberikan

09:45 2.Mengurangi stimulus yang dapat menambah ketegangan saraf


Hasil : klien dan keluarga melaksanakan anjuran yang diberikan

10:00 3.Mengvalidasi massage pada daerah punggung dan kaki


Hasil : keluarga klien tampak melakukan anjuran yang diberikan

10:20 4.Mengobservasi lokasi penyebaran, karakteristikdan skala


Hasil : keluarga mengatakan masih nyeri pada daerah kepala i
karakteristiknya hilang timbul dengan skala nyeri 4 (sedang)

10:35 5.Mengobservasi status neurologic


27

Hasil : klien tampak masih lemah

10:50 6.Mengobservasi TTV


Hasil : TD = 110 / 70 mmHg N =80 / menit
S = 36 C P = 20 / menit

11:30 7.Mengvalidasi tentang proses penyakit klien


Hasil : keluarga tampak mengerti akan penjelasan yang
diberikan

RABU 10:00 1.Mempertahankan tekhnik relaksasi seperti latihan napas dalam


16/09/09 Hasil : klien melakukan anjuran yang diberikan

10:20 2.Mengurangi stimulus yang dapat menambah ketegangan saraf


Hasil : klien dan keluarga melaksanakan anjuran yang diberikan

10:45 3.Mempertahan massage pada daerah punggung dan kaki


Hasil : keluarga klien melakukan anjuran yang diberikan

11:00 4.Mengobservasi lokasi penyebaran, karakteristikdan skala


Hasil : keluarga mengatakan masih nyeri pada daerah kepala,
karakteristiknya hilang timbul dengan skala nyeri 3 (ringan)

11:15 5.Mengobservasi status neurologic


Hasil : klien masih tampak lemah

11:25 6.Mengobservasi TTV


Hasil : TD = 110 / 80 mmHg N =80 / menit
S = 36 C P = 20 / menit

EVALUASI KEPERAWATAN
27

NO HARI / TANGGAL JAM EVALUASI KEPERAWATAN


DX
1 SENIN 12:10 S : Klien mengatakan nyeri pada daerah kepala
14/09/09
O : Ekspresi wajah tampak meringis

Nyeri tekan pada kepala bagian frontal

Palpebra tampak oedema

Nyeri tekan pada palpebra kiri

Observasi TTV

TD = 110 / 70 mmHg N = 80 x / menit

S = 36,6 C P = 20 x / menit

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Ajarkan tekhnik relaksasi seperti latihan napas dalam

2. Kurangi stimulus yang dapat menambah ketegangan saraf

3. Lakukan massage pada daerah punggung dan kaki

4. Observasi lokasi penyebaran, durasi dan skala

5. Observasi status neurologik

6. Observasi TTV

7. HE tentang proses penyakit

SELASA 12:00 S : Klien mengatakan masih nyeri pada daerah kepala


15/09/09
O : Nyeri tekan pada kepala bagian frontal

Palpebra masih tampak oedema


27

Nyeri tekan pada palpebra kiri

Observasi TTV

TD = 110 / 70 mmHg N = 80 x / menit

S = 36 C P = 20 x / menit

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Ajarkan tekhnik relaksasi seperti latihan napas dalam

2. Kurangi stimulus yang dapat menambah ketegangan saraf

3. Lakukan massage pada daerah punggung dan kaki

4. Observasi lokasi penyebaran, durasi dan skala

5. Observasi status neurologik

6. Observasi TTV

7. HE tentang proses penyakit

RABU 12:00 S : Klien mengatakan masih nyeri pada daerah kepala


16/09/09
O : Nyeri tekan pada kepala bagian frontal

Nyeri tekan pada palpebra kiri

Observasi TTV

TD = 110 / 80 mmHg N = 80 x / menit

S = 36 C P = 20 x / menit

A : Masalah teratasi sebagian


27

P : Hentikan intervensi

1. Ajarkan tekhnik relaksasi seperti latihan napas dalam

2. Kurangi stimulus yang dapat menambah ketegangan saraf

3. Lakukan massage pada daerah punggung dan kaki

4. Observasi lokasi penyebaran, durasi dan skala

5. Observasi status neurologik

6. Observasi TTV
27

DAFTAR PUSTAKA

1. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/trauma-kapitis/
2. http://nursing-keperawatan.blogspot.com/2008/09/askep-trauma-kapitis.html

Vous aimerez peut-être aussi