Vous êtes sur la page 1sur 10

44 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 44 - 53

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI


KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI
SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN MADIUN
Heny Sidanti
Dosen Program Studi STIE Dharma Iswara Madiun

Abstract
This study aimed to determine: (1) To analyze the effect of work environment on the performance of civil
servants DPRD Kabupaten Madiun, (2) To analyze the effect on performance of work Discipline civil servants
DPRD Kabupaten Madiun, (3) To analyze the effect of work motivation on the performance of civil servants DPRD
Kabupaten Madiun , (4) To analyze the effect of the work environment , work Discipline , work Motivation jointly on
the performance of civil servants DPRD Kabupaten Madiun
In this study using two types of data namely primary and secondary data, while the research method
involves two variables: the independent variable (employee performance), and the dependent variables (work
environment, work discipline, work motivation) with the experimental design of the study design. Samples were
athletesemployees/ civil servants DPRD Kabupaten Madiun. Population size is taken as 49 samples, sampling
technique with a total sampling taken all manner of employees / existing employees. Analysis using the classical
assumption test and multiple linear regression analysis.
The study concluded : work environment , work discipline , motivation to work together and
simultaneously positive and significant impact on the performance of civil servants DPRD Kabupaten Madiun , is
evident from the results of calculation of SPSS that t is highest than t table .
Keyword : environment , Discipline , Motivation

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Mengalisis Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja PNS DPRD
Kabupaten Madiun, (2) Menganalisis pengaruh pada kinerja Disiplin kerja pegawai negeri sipil DPRD Kabupaten
Madiun, (3) Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja PNS DPRD Kabupaten Madiun, (4)
Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja, Disiplin, Motivasi kerja bekerja bersama-sama terhadap kinerja
PNS DPRD Kabupaten Madiun.
Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan sekunder, sedangkan metode penelitian
melibatkan dua variabel: variabel (kinerja karyawan) independen, dan variabel dependen (lingkungan kerja,
disiplin kerja, motivasi kerja). Jelin penelitian adalah eksperimental desain. Sampel athletesemployees / PNS DPRD
Kabupaten Madiun. Ukuran populasi diambil sebagai sampel 49, sampling penelitian menggunakan Sampling jenuh
(Sensus) yaitu respondennya adalah seluruh karyawan yang ada. Analisis menggunakan uji asumsi klasik dan
analisis regresi linier berganda.
Studi ini menyimpulkan: lingkungan kerja, disiplin kerja, motivasi untuk bekerja sama dan dampaknya secara
bersamaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PNS DPRD Kabupaten Madiun, Ini terbukti
dari hasil perhitungan SPSS yang t hitung nya lebih besar dari t tabel.
Kata kunci: lingkungan, Disiplin, Motivasi.

PENDAHULUAN Kerja adalah kondisi-kondisi material dan psikologis


Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk yang ada dalam organisasi. Maka dari itu organisasi
dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan harus menyediakan lingkungan kerja yang memadai
bagaimana sumber daya manusia dikelola. seperti lingkungan fisik ( tata ruang kantor yang
Pengelolaan sumber daya manusia dimulai dari proses nyaman, lingkungan yang bersih, pertukaran udara
rekruitmen, training sampai proses maintainnya. yang baik, warna, penerangan yang cukup maupun
Pengelolaan sumber daya manusia yang harus musik yang merdu ), serta lingkungan non fisik
matang harus dimulai dari awal karena nantinya (suasana kerja karyawan, kesejahteraan karyawan,
akan sangat menentukkan kelangsungan organisasi. hubungan antar sesama karyawan, hubungan antar
Hal ini menjadi tanggung jawab manajemen atau karyawan dengan pimpinan, serta tempat ibadah).
pemimpin organisasi, karena itu manajemen harus Lingkungan kerja yang baik dapat mendukung
mampu membuat perencanaan yang matang, pelaksanaan kerja sehingga karyawan memiliki
menyusun strategi yang efektif serta mampu semangat bekerja dan meningkatkan kinerja
mengkoordinasikan semua komponen perusahaan karyawan.
pada umumnya dan sumber daya pada khususnya Pegawai negeri sipil yang bekerja dilingkungan
(Sutrisno, 2009) . Lingkungan kerja tempat karyawan kerja di Sekertariat daerah dituntut untuk dapat
tersebut bekerja juga tidak kalah pentingnya di dalam menunjukkan kinerja yang baik.Untuk meningkatkan
meningkatkan kinerja karyawan. Dimana Lingkungan kinerja yang baik ,dapat dilakukan dengan
Heny Sidanti: Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap. 45

meningkatkan disiplin kerja, mengkondisikan DPRD Madiun?


lingkungan kerja yang mendukung serta memberikan
motivasi kepada karyawan sehingga mereka bekerja Tujuan Penelitian
lebih giat dan bergairah kerja dalam menjalankan Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas
tugas-tugasnya dengan baik. terdapat beberapa hal yang ingin dicapai dalam
Disiplin kerja merupakan sikap yang sangat penelitian ini yaitu
diperlukan oleh setiap orang dalam usaha untuk 1. Untuk menganalisis pengaruh Lingkungan kerja
meningkatkan kinerja guna mencapai tujuan terhadap kinerja pegawai negeri sipil Sekretariat
organisasi. Penerapan disiplin bagi karyawan DPRD kabupaten Madiun.
diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan 2. Untuk menganalisis pengaruh Disiplin kerja
disamping itu perlu didukung lingkungan kerja yang terhadap kinerja kinerja pegawai negeri sipil
baik yaitu lingkungan kerja yang dapat menunjang Sekretariat DPRD kabupaten Madiun
kelancaran, keamanan, keselamatan ,kebersihan dan 3. Untuk menganlisis pengaruh motivasi kerja
kenyamanan dalam bekerja dan adanya fasilitas- terhadap kinerja kinerja pegawai negeri sipil
fasilitas yang memadai sehingga pegawai merasa Sekretariat DPRD kabupaten Madiun
aman, tenang dan senang dalam menjalankan tugas- 4. Untuk menganlisis pengaruh Lingkungan
tugas yang dibebankan dan menjadi tanggung kerja,Disiplin kerja, motivasi kerja secara
jawabnya. bersama-sama terhadap kinerja kinerja pegawai
Untuk menciptakan kinerja yang tinggi, negeri sipil Sekretariat DPRD kabupaten Madiun
dibutuhkan adanya peningkatan kerja yang optimal
dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya Manfaat Penelitian
manusia yang dimiliki oleh karyawan guna Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
menciptakan tujuan organisasi, sehingga akan 1. Bagi pihak organisasi diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan memberikan bahan pertimbangan berkaitan
organisasi. Selain itu, organisasi perlu memperhatikan dengan lingkungan kerja, disiplin kerja, motivasi
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja untuk meningkatkan kinerja Pegawai negeri
karyawan, dalam hal ini diperlukan adanya peran sipil di sekretariat Kabupaten Madiun.
organisasi dalam meningkatkan motivasi dan 2. Bagi pihak akademis diharapkan dapat menjadi
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif guna bahan pembelajaran dan pengaplikasian ilmu
mendorong terciptanya sikap dan tindakan yang pengetahuan di bidang manajemen, khususnya
profesional dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
dengan bidang dan tanggung jawab masing-masing. 3. Bagi pihak lain diharapkan dapat menjadi
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di tambahan rujukan bagi penelitian selanjutnya
Sekertariat Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) serta sebagai pertimbangan bagi organisasi yang
Kabupaten Madiun terdapat indikasi masih rendahnya menghadapi masalah serupa.
motivasi kerja para pegawai negeri sipil (PNS) yang
berada diinstansi tersebut . Dalam kaitannya dengan Tinjauan Pustaka
kinerja karyawan, hal tersebut tentunya harus segera Pengertian kinerja
dibenahi agar para pimpinan dan bawahan pegawai Kinerja karyawan sering diartikan sebagai
negeri sipil di sekretariat DPRD kabupaten Madiun pencapaian tugas, dimana karyawan dalam bekerja
dapat memberikan pelayanan yang prima kepada harus sesuai dengan program kerja organisasi untuk
masyarakat secara lebih profesional. menunjukkan tingkat kinerja organisasi dalam
mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. Menurut
Perumusan Masalah Gibson (1996:13) kinerja karyawan adalah hasil yang
Berdasarkan pokok pikiran yang dituangkan diinginkan dari pelaku. Menurut Mathis (2006:113)
di dalam latar belakang masalah tersebut maka faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu
permasalahan yang bisa dikemukakan adalah sebagai kemampuan karyawan untuk pekerjaan.
berikut : Keberhasilan suatu organisasi dalam rangka mencapai
1. Apakah terdapat pengaruh lingkungan kerja tujuan tergantung dari kemampuan dan keandalan
terhadap kinerja pegawai negeri sipil Sekretariat sumberdaya manusia yang mengoperasikan unit-unit
DPRD kabupaten Madiun? kerja yang terdapat didalam organisasi bersangkutan.
2. Apakah terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap Untuk itu diperlukan kinerja yang tinggi dari pelaku-
kinerja pegawai negeri sipil Sekretariat DPRD pelaku kegiatan tersebut. Menurut Rivai dan basri
kabupaten Madiun? (2005:14) mengatakan bahwa pengertian kinerja
3. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang
kinerja pegawai negeri sipil Sekretariat DPRD untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
kabupaten Madiun? menyempurnaannya sesuai dengan tanggung jawab
4. Apakah terdapat pengaruh antara Lingkungan kerja, dengan hasil seperti yang diharapkan.
Disiplin kerja, Motivasi kerja secara bersama-sama SedangkanGibson (1996:70) mengatakan: Kinerja
terhadap kinerja pegawai negeri sipil Sekretariat (performance) adalah hasil yang diinginkan dari
46 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 44 - 53

perilaku. Sejalan, Bambang Guritno dan waridin tepatnya insentif diberikan, 3) Lingkungan kerja
(2005:63) mengatakan bahwa kinerjamerupakan yang tidak mendukung, dan 4) tidak adanya
perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh motivasi. Untuk mengetahui tinggi rendahnya
karyawan dengan standar yang telah ditentukan. kinerja seseorang, perlu dilakukan penilaian
Diatas telah dijelaskan, bahwa orang-orang dalam kinerja.
organisasi yaitu sumber daya manusia (SDM) yang Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut
berperan aktif dalam pencapaian tujuan Mangkunegara (2001:67-68) ialah :(1) Faktor
organisasiyang bersangkutan, maka kinerja mereka kemampuan, secara umum kemampuan ini terbagi
harus dinilai evaluasi kinerja dapat digunakan sebagai menjadi (2) yaitu :kemampuan potensi (IQ) dan
kriteria untuk mengukur keaslian program seleksi dan kemampuan reality (knowledge dan skill) .Ruky
pengembangan Karyawan yang barus aja dikerjakan (2001:7) mengidentifikasi enam faktor yang
yang berkinerja buruk dapat dikenali melalui evaluasi mempengaruhi kinerja organisasi, sebagai berikut.
kinerja. Evaluasi juga memenuhi maksud a. Tekhnologi yang meliputi peralatan kerja dan
pemberian umpan balik kepada karyawan mengenai metode kerja yang digunakan untuk
bagai- mana pandangan organisasi akan kinerja menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan
mereka. Lebih lanjut, evaluasi kinerja digunakan oleh organisasi. Semakin berkualitas
sebagai dasar untuk alokasi imbalan (Stephen P tekhnologi yang digunakan, maka akan
Robbins, 2006:684). semakin tinggi tingkat kinerja organisasi;
RobertL Mathis dan JohnH Jackson (2002:81) b. Kualitas input atau material yang digunakan
mengatakan bahwa penilaian kinerja adalah proses oleh organisasi;
evaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan c. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi
pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu keselamatan kerja, penataan ruangan, dan
setstandar dan kemudian mengkomuni- kasikannya kebersihan;
dengan para karyawan. d. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku
Tujuan penilaian pelaksanaan pekerjaandiperinci dan pola kerja yang ada dalam organisasi yang
sebagai berikut: bersangkutan;
a. Mengetahui keadaan keterampilan dasar e. Kepemimpinan sebagai upaya untuk
perencanaan setiap karyawan secara rutin. mengendalikan anggota organisasi agar bekerja
b. Sebagai dasar perencanaan bidang personalia, sesuai dengan standar dan tujuan organisasi;
khususnya kesempurnaan kondisi kerja, f. Pengelolaan sumber daya manusia yang
peningkatan mutu, dan hasil kerja. meliputi aspek kompensasi, imbalan, promosi,
c. Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan dan lain-lainnya.
karyawan seoptimal mungkin
d. Mendorong terciptanya hubungan timbal balik Lingkungan Kerja
yang sehat antara atasan dan bawahan. Lingkungan kerja merupakan salah satu
e. Mengetahui kondisi prestasi kerja karyawan dalam faktor penting dalam menciptakan kinerja karyawan.
bekerja. Karena lingkungan kerja mempunyai pengaruh
f. Mengetahui kekuatan dan kelemahan masing- langsung terhadap karyawan didalam menyelesaikan
masing sehingga dapat memacu pekerjaan yang pada akhirnya akan meningkatkan
perkembangannya. Dan lebih mengenal karyawan, kinerja organisasi. Suatu kondisi lingkungan kerja
sehingga dapat membantu dalam meningkatkan dikatakan baik apabila karyawan dapat melaksanakan
motivasi karyawan dalam bekerja kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman.
g. Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan dapat Oleh karena itu penentuan dan penciptaan lingkungan
bermanfaat bagi penelitian dan pengembangan kerja yang baik akan sangat menentukan keberhasilan
dibidang personalia secara keseluruhan. Mahsun, pencapaian tujuan organisasi. Sebaliknya apabila
dalam bukunya Pengukuran Kinerja sektor lingkungan kerja yang tidak baik akan dapat
Publik (2006:25) menjelaskan Kinerja menurunkan motivasi serta semangat kerja dan
(performance) adalah gambaran mengenai akhirnya dapat menurunkan kinerja karyawan.
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan Lingkungan kerja sangatlah perlu untuk
atau program dalam mewujudkan sasaran, diperhatikan karena merupakan salah satu faktor
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang yang penting dalam menentukan kinerja karyawan.
dalam strategi planning organisasi. Hal ini dikarenakan mereka merasa tidak nyaman
dalam bekerja sehingga kinerja menjadi rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Lingkungan kerja adalah sesuatu dari lingkungan
Rossett dan Arwady sebagaimana yang pekerjaan yang memudahkan atau menyulitkan
dikutip oleh Helianti (Jurnal pendidikan Penabur- pekerjaan. Terdapat dua jenis lingkungan kerja
No 02/ Th.III/ Maret 2004,p19) mengemukakan yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja
bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi non fisik. Menurut Sarwoto (2007:26):
kinerja, yaitu :1) kurangnya ketrampilan dan 1. Lingkungan kerja fisik. merupakan lingkungan
pengetahuan, 2) kurangnya insentif atau tidak atau kondisi tempat kerja yang dapat
Heny Sidanti: Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap. 47

mempengaruhi atau meningkatkan efesiensi kerja, dan ketenangan itu akan mendorong
di antaranya adalah: motivasi kerja karyawan sehingga kinerja
a. Tata ruang kerja yang tepat Suatu organisasi menjadi baik. Rasaaman di sini meliputi
sebaiknya karyawan yang bekerja mendapat diri pribadi maupun luar pribadi. Kaitan
tempat yang cukup untuk melaksanakan dengan diri pribadi adalah menyangkut
pekerjaan atau tugas. Karyawan tidak keselamatan selama bekerja dan
mungkin dapat bekerja dengan tenang dan terjaminnya karyawan dalam memperoleh
maksimal jika tempat yang tersedia tidak pekerjaan dan jabatan dalam perusahaan,
dapat memberikan kenyamanan. Dengan selama ia melaksanakan tugasnya dengan
demikian ruang gerak untuk tempat karyawan prestasi kerja yang memuaskan. Sedangkan
bekerja seharusnya direncanakan terlebih rasa aman dari luar pribadi adalah
dahulu agar para karyawan tidak terganggu di terjaminnya milik karyawan dari adanya
dalam melaksanakan pekerjaan disamping itu perusakan dan pencurian.
juga perusahaan harus dapat menghindari dari 2. Lingkungan kerja non Fisik
pemborosan dan menekan biaya yang banyak. Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan
b. Cahaya dalam ruangan yang tepat Cahaya yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan
dalam ruangan atau penerangan ruang kerja kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
karyawan memegang peranan yang sangat hubungan dengan bawahan sesame rekan kerja,
penting dalam meningkatkan semangat ataupun hubungan dengan bawahan. lingkungan
karyawan sehingga mereka akan dapat non fisik. Semangat kerja karyawan sangat
menunjukkan hasil kerja yang baik, yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan kerja non
berarti bahwa penerangan tempat kerja yang fisik, misalnya hubungan dengan sesama karyawan
cukup sangat membantu berhasilnya dan dengan pemimpinnya, Apabila hubungan
kegiatan-kegiatan operasional organisasi. seorang karyawan dengan karyawan lain dan
c. Suhu dan kelembapan udara yang tepat dengan pimpinan berjalan dengan sangat baik
Didalam ruangan kerja karyawan dibutuhkan maka akan dapat membuat karyawan merasa lebih
udara yang cukup, dimana dengan adanya nyaman berada di lingkungan kerjanya. Dengan
pertukaran udara yang cukup, akan begitu semangat kerja karyawan akan meningkat
menyebabkan kesegaran fisik dari karyawan dan kinerja pun juga akan ikut meningkat.
tersebut. Suhu udara yang terlalu panas akan Ada 5 aspek lingkungan kerja non fisik yang bisa
menurunkan semangat kerja karyawan di mempengaruhi perilaku karyawan ,yaitu :
dalam melaksanakan pekerjaan. a. Struktur kerja yaitu sejauh mana bahwa pekerjaan
d. Suara yang tidak mengganggu konsentrasi yang diberikan kepadanya memiliki struktur kerja
kerja Suara yang bunyi bias sangat dan organisasi yang baik.
menganggu para karyawan dalam bekerja. b. Tanggung jawab kerja,yaitu sejauh mana pekerja
merasakan bahwa pekerjaan mengerti tanggung jawab
Suara yang bising tersebut dapat merusak mereka serta bertanggung jawab atas tindakan mereka
konsentrasi kerja karyawan sehingga kinerja c. Perhatian dan dukungan pemimpin, yaitu sejauh mana
karyawan bias menjadi tidak optimal, oleh karyawan merasakan bahwa pimpinan sering
karena itu setiap organisasi harus selalu memberikan pengarahan, keyakinan, perhatian serta
berusaha untuk menghilangkan suara bising menghargai mereka.
tersebut atau paling tidak menekannya untuk d. Kerja sama antar kelompok, yaitu sejauh mana
memperkecil suara bising tersebut. karyawan merasakan ada kerjasama yang baik
Kemampuan organisasi didalam diantara kelompok kerja yang ada.
menyediakan dana untuk keperluan e. Kelancaran komunikasi, yaitu sejauh mana karyawan
merasakan adanya komunikasi yang baik, terbuka,
pengendalian suara bising dalam suatu dan lancar ,baik antara teman sekerja ataupun dengan
organisasi. pimpinan.
e. Suasana kerja dalam perusahaan merupakan Kedua jenis Lingkungan kerja diatas harus
pendukung dalam kelancaran pekerjaan selalu diperhatikan oleh organisasi. Keduanya tidak
perusahaan. Dengan suasana kerja yang bias dipisahkan begitu saja, terkadang organisasi
baik dapat menimbulkan semangat kerja hanya mengutamakan salah satu jenis lingkungan
karyawan. Suasana dalam pe rusahaan yang kerja diatas, tetapi akan lebih baik lagi apabila
baik dapat dilihat dari hubungan antara keduanya dilaksanakan secara maksimal. Dengan
atasan dengan bawahan atau sebaliknya. begitu kinerja karyawan bisa lebih maksimal.
Dengan adanya hubungan yang baik, maka
dapat menimbulkan saling pengertian antara Disiplin Kerja
pimpinan dengan karyawan serta dapat Dari beberapa penjelasan diatas disimpulkan
menumbuhkan motivasi kerja karyawan itu bahwa beberapa ukuran untuk mengukur disiplin
sendiri. kerja yang antara lain:
f. Keamanan kerja karyawan 1. Kepatuhan karyawan pada jam kerja.
Rasa aman akan menimbulkan ketenangan,
48 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 44 - 53

2. Kepatuhan pelayanan pada perintah / instruksi b. Komponen arah adalah suatu perilaku yang timbul
dari pimpinan serta menaati peraturan dan tata yang berupa perilaku yang terarah, misalnya seorang
tertib yang berlaku yang butuh uang maka perilaku yang timbul
3. Menggunakan dan memelihara bahan bahan dan itudiarahkan pada perilaku mencari uang.
c. Komponen pemeliharaan adalah pemeliharaan atau
alat alat perlengkapan kantor dengan hati hati. usaha untuk mempertahankan suatu perilaku yang
4. Berpakaian yang baik, sopan, dan menggunakan terjadi sesuai dengan lingkungan kerja Jadi dapat
tanda tanda pengenal instansi. dikatakan bahwa motivasi kerja.
5. Bekerja dengan mengikuti peraturan yang telah Menurut Steers & Porter (1983) adalah suatu usaha
ditentukan oleh organisasi. yang dapat menimbulkan suatu perilaku,
Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap mengarahkan perilaku, dan memelihara atau
hormat yang ada pada diri karyawan terhadap mempertahankan perilaku yang sesuai dengan
peraturan dan ketetapan perusahaan, dengan demikian lingkungan kerja suatu organisasi.
bila peraturan atau ketetapan yang ada dalam Kategori dalam Hierarki Kebutuhan Maslow yang
perusahaan itu diabaikan atau sering dilanggar, maka terkenal terdiri dari (Edy sutrisno, 2009):
karyawan mempunyai disiplin kerja yang buruk. Edy 1. Kebutuhan Fisiologis ( Physiological Needs ):
sutrisno(2009:86) Definisi lain disiplin adalah suatu kebutuhan untuk mempertahankan hidup dari
sikap, perbuatan untuk selalu menaati tata tertib kematian,kebutuhan ini merupakan tingkat
Anoraga(2006:80). Disiplin kerja juga merupakan paling dasar yang diperkenalkan Maslow
sikap yang sangat diperlukan dan mendapat perhatian berupakebutuhan akan makan, minum ,
dalam setiap pekerjaan yang dilakukan oleh setiap perumahan, pakaian, yamg harus dipenuhi
orang dalam usaha untuk meningkatkan kinerja guna seseorang.
mencapai tujuan organisasi. 2. Kebutuhan rasa aman ( Safety Needs )
kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan
Motivasi ,kebutuhan akan merasa mendesak setelah
Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan kebutuhan pertama terpenuhi
sebagai kebutuhan yangmendorong perbuatan kearah 3. Kebutuhan hubungan Sosial (affiliation ):
suatu tujuan tertentu. Senada dengan hal tersebut, kebutuhan yang disebut dengan social needs
Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1996) mengatakan atau affiliation needs merupakan kebutuhan
bahwa motivasi adalah dorongan-dorongan yang tingkat tiga dari Maslow ,yaitu kebutuhan untuk
timbul pada atau di dalam diri seorang individu hidup bersama dengan orang lain,kebutuhan ini
yangmenggerakkan dan mengarahkan perilaku. hanya dapat terpenuhi bersama masyarakat
Motivasi kerja adalah sikap seseorangterhadap 4. Kebutuhan Pengakuan ( Esteem ) : rasa
pekerjaannya yang mengarah pada kepuasan kerja hormat, prestise, dan pengakuan (rasa hormat,
(Herzberg dalamRobbins, 1996).Motivasi kerja prestise, pengakuan dan kekuasaan).
diartikan sebagai keadaan dalam diri individu yang 5. Kebutuhan Aktualisasi Diri ( Self-Actualization
mendorong keinginan individu untuk melakukan ) kebutuhan aktualisasi untuk memenuhi
kegiatan-kegiatan tertentu gunamencapai tujuan. kebutuhan puncak biasanya seseorang bertindak
Motivasi memiliki komponen dalam dan luar. bukan atas dorongan orang lain, tetapi karena
Komponen dalam ialah perubahan dalam diri kesadaran dan keinginan sendiri.
seseorang, keadaan merasa tidak puas, ketegangan
psikologis, komponen luar adalah apa yang Metode Penelitian
diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
tingkah lakunya, Jadi komponen dalam adalah Variable yang termasuk dalam penelitian ini antara
kebutuhankebutuhan yang ingin dipuaskan lain:
sedangkan komponen luar adalah tujuan yamg a. Lingkungan Kerja (X 1)
hendak dicapai. Motivasi ialah suatu model dalam Lingkungan kerja yang mengacu pada kondisi
menggerakkan dan mengarahkan parakaryawan agar fisik tempat kerja dimana karyawan
dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sehari
mencapaisasaran dengan penuh kesadaran, hari, untuk memudahkan pengukuran konsep
kegairahan dan bertanggung jawab. Jadimotivasi Lingkungan kerja.
kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat b. Disiplin kerja (X2)
atau dorongan kerja, Oleh karena itu, motivasi kerja Menurut Haryoto ( 2002 ) disiplin adalah
dalam psikologi biasa disebut pendorong kesediaan dan kesadaran karyawan untuk
semangatkerja. Senada dengan ahli-ahli di atas, Steers menaati peraturan yang berlaku, baik menaati
& porter (1983) menyatakan bahwa motivasi kerja itu perintah kedinasan yang diberikan oleh
terdiri atas tiga komponen penting, yaitu : pimpinan, selalau menaati jam kerja, selalu
a. Komponen energi yaitu suatu kekuatan atau suatu memberikan pelayanan kepada masyarakat
usaha yang dapat menyebabkan terjadinya suatu dengan sebaik baiknya sesuai dengan bidang
perilaku.
tugasnya.
Heny Sidanti: Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap. 49

c. Motivasi kerja (X3) dipilih atau ditetapkan masing-masing kesalahan


Motivasi kerja karyawan adalah kondisi (el) mempunyai nilai varian yang sama, yaitu
kegairahan kerja yang dikembangkan oleh sebesar
Alfred Lateiner ( 1985 ) dalam jurnal of Applied . Untuk itu, bila model regresi tidak
Psychology, terdapat empat dimensi yaitu:
memenuhi asumsi tersebut, sudah dapat
1. Disiplin yaitu suatu sikap mental yang patut dipastikan terjadi heteroskedastisitas yang
dan taat terhadap peraturan, perintah serta mengakibatkan nilai - nilai estimator koefisien
instruksi.
regresi tidak efisien meskipun estimator tersebut
2. Kerja sama yaitu serangkaian usaha yang
tidak bias dan konsisten (Gujarati, 2003).
dilakukan secara bersama sama dengan
Pengujian ada tidaknya gejala heteroskedatisitas
teratur dan serasi, meliputi tugas sendiri
memakai uji Park dengan langkah sebagai
maupun tugas kelompok. berikut:
3. Keamanan yaitu jaminan rasa aman dalam 1) Melakukan regresi terhadap model persamaan
melaksanakan pekerjaan dan hari tua.
yang diajukan sehingga diperoleh nilai residu
4. Kepuasan yaitu sikap perasaan puas hati
sebagai variabel Baru.
terhadap apa yang diharapkan, dengan
2) Hasil residual yang didapatkan kemudian
kenyataan yang telah diterima karyawan.
dikuadratkan dan diubah menjadi bentuk log
natural.
Metode pengumpulan data 3) Transformasikan semua variabel bebas kedalam
Metode pengumpulan data yang
bentuk logaritma natural
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
4) Melakukan regresi logaritma residual kuadrat
yang terdiri dan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya
sebagai dependen variabelnya terhadap
tertutup untuk mengungkap variabel variabel yang logaritma variabel bebas.
diteliti. Skala pengukuran yang digunakan dalam 5) Melakukan identifikasi terhadap, nilai t dengan
penelitian ini adalah skala Likert, dengan interval
kriteria sebagai berikut:
jawaban 1 sampai 5 dengan menyesuaikan pertanyaan
Jika t hitung > t tabel atau nilai prob. Sig. < 0,05
yang diajukan. Sebelum kuesioner digunakan untuk
maka asumsi homokedastisitas ditolak atau data
pengumpulan data primer, terlebih dahulu dilakukan
terkena Heteroskedastisitas
uji validitas dan reliabilitas. Jika t hitung < tabel atau nilai prob. Sig. >0,05 maka
asumsi homokedastisitas diterima atau data bebas
Tehnik Analisis Data Heteroskedastisitas.
Uji Asumsi Klasik d. Uji Autokorelasi
Alat analisis statistik yang digunakan dalam
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai
penelitian ini adalah analisis regresi berganda maka
hubungan (korelasi) antara anggota observasi
perlu dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau
yang disyaratkan dalam analisis regresi berganda ruang (cross section) (Gujarati, 2003).
untuk memenuhi kriteria BLUE (Best Linier
Konsekuensi adanya autokorelasi adalah selang
Unbiased Estimate) seperti disarankan oleh Gujarati
keyakinan menjadi lebar serta variasi dan
(2003). Uji asumsi klasik dalam penelitian ini
standard error ditaksir terlalu rendah, dan akibat
mencakup, Normalitas,Multikolinearitas,
selanjutnya adalah bahwa pengujian dengan
Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi. menggunakan uji t dan F tidak lagi sah.
a. Uji Normalitas
Salah satu asumsi dalam penggunaan model
Analisis Regresi Linier Berganda
regresi adalah data berdistribusi normal atau
Analisis regresi berganda
residual menyebar di sekitar nol. Jika nilai
Analisis statistik yang dugunakan untuk
residual menyebar normal maka persamaan menganalisis data adalah analisis multiple regression
regresi yang diperoleh dikatakan cukup baik. Uji atau regresi berganda. Agar analisis dapat dilakukan
normalitas dilakukan dengan metode
dengan besar maka langkah-langkah yang dilakukan
Kolmogorov-Smirnov dengan kreteria jika nilai
adalah dengan menentukan bentuk pengaruh variabel
signifikasi lebih besar = 0,05 maka dengan
X dan Y. Untuk mengetahui pengaruh variabel
demikian bisa dikatakan asumsi normalitas
independent terhadap pengaruh dependent digunakan
terpenuhi. rumus sebagi berikut :
b. Uji Multikolinearitas Y = a + B1X1 + B2X2 + B3X3+ (Sugiyono,2002)
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji
Keterangan :
apakah model regresi ditemukan adanya
Y = Kinerja
hubungan yang kuat diantara variabel
X1 =Lingkungan kerja
independen.
X2=Disiplin kerja
c. Uji Heteroskedastisitas X3=Motivasi kerja
Heterokedastisitas merupakan fenomena dimana B1B2B3= Koefisien regresi
pada nilai variabel independen tertentu yang
= Error of term.
50 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 44 - 53

a = Konstanta Motivasi kerja dan Kinerja Karyawan menunjukkan


reliabel.
Koefisien determinasi
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel Analisa Data
independent (X) dan variabel dependent (Y) secara
simultan digunakan rumus : Uji Asumsi klasik yang meliputi Uji normalitas, Uji
multikolinearitas, Uji Autokorelasi dan Uji
(Naresh, K. Malhotra, 1996) Heteroskedastisitas, setelah dilakukan pengujian,
Keterangan : seluruh data normal, tidak ada multikolinear dan
R2 = Koefisien determinasi tidak ada autokolrelasi serta tidak ada penyimpangan
= Sum of Squares Residual pengamatan.
= Sum of Square Regression
Analisis Regresi Linier Berganda
Pengaruh faktor Lingkungan kerja (X1),
Uji hipotesis Disiplin kerja (X2) dan motivasi kerja (X3) terhadap
1. Uji F (Uji serempak) peningkatan kinerja karyawan (Y) pada Sekretariat
Uji F digunakan untuk melihat atau menguji DPRD Kabupaten Madiun dapat diketahui dengan
pengaruh tiap-tiap variabel independent secara rumus regresi linier berganda. Berdasarkan hasil uji
bersama-sama terhadap variabel dependent. regresi linier berganda dengan menggunakan software
program SPSS versi 20,0 diperoleh hasil seperti
2. Uji t (Uji parsial) terlihat pada tabel berikut :
Pada tahapan ini dilakukan pengujian
terhadap pengaruh masing-masing variabel Tabel 1: Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
independent yang terdapat pada model yang
Koef.
terbentuk, untuk mengetahui apakah semua Variabel t-Hitung Signifikansi
Regresi
variabel independent yang ada dalam model
Lingkungan kerja
secara parsial mempunyai pengaruh yang (X1)
0,071 0,958 0,343
signifikan atau tidak terhadap variabel
Disiplin kerja
dependent. Hasil uji parsial (uji t) digunakan (X2)
0,458 4,913 0,000
sebagai dasar untuk menyimpulkan apakah
Motivasi Kerja
hipotesis dalam penelitian ini diterima atau (X3)
0,196 2,604 0,012
tidak.
Konstanta : 6,743
Hasil dan Pembahasan
Uji Validitas Kuesioner Adj R Square : 0,841
Uji validitas instrumen penelitian dilakukan
terhadap 49 responden, rumusan korelasi Multiple : 0,917
menggunakan pearson produk moment (r), item
instrumen dinyatakan valid jika 0,3 (sugiyono, F : 79,149
2007:142).Untuk mengetahui validitas data hasil uji
Sig : 0,000
instrumen Linkungan kerja (X1),Disiplin kerja (X2),
Motivasi kerja (X3), dan kinerja karyawan (Y)
tersebut, maka skor tiap butir dikorelasikan dengan Berdasarkan analisis regresi linier berganda di atas,
skor total sehingga didapatkan nilai koefisien maka persamaan garis regresi linier bergandanya
korelasinya. Hasil uji validitas, menunjukkan bahwa adalah :
semua instrumen Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, Y = 6,743 + 0,071X1 + 0,458X2 + 0,196X3
Motivasi kerja dan Kinerja Karyawan dinyatakan Persamaan di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
valid. 1. Konstanta regresi (a)
Konstanta regresi sebesar 6,743. Artinya jika
Uji Reliabilitas Kuesioner lembaga tidak meningkatkan Lingkungan kerja
Reliabilitas (reliability, kepercayaan) (X1), Disiplin kerja (X2), dan Motivasi Kerja
menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen (X3) maka lembaga akan mengalami penurunan
dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten kinerja karyawan sebesar 6,743 persen.
dari waktu ke waktuUji Reliabilitas dimaksudkan 2. Lingkungan kerja (X1)
untuk mengetahui kehandalan dari alat uji yang Koefisien regresi lingkungan kerja sebesar 0,071.
digunakan sebagai instrument penelitian ini, setuju Artinya jika lembaga meningkatkan lingkungan
untuk variabel independent maupun dependen dengan kerjasatu kali, maka lembaga akan mengalami
alpha cronbach 0,60. Hasil dari uji reliabilitas peningkatan kinerja karyawan sebesar 0,071
seluruh instrumen Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, persen.
3. Disiplin kerja (X2)
Heny Sidanti: Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap. 51

Koefisien regresi disiplin kerja sebesar 0,458. Hasil analisis pada tabel diketahui nilai
Artinya jika lembaga meningkatkan disiplin kerja Thitungsebesar 0,958. Sedangkan nilai tabel
satu kali, maka lembaga akan mengalami dengan tingkat signifikansi 5%, didapat angka
peningkatan kinerja karyawan sebesar 0,458 1,678. Oleh karena nilai t hitung < nilai t tabel
persen (0,958 < 1,678) dengan tingkat signifikansi t >
4. Motivasi Kerja (X3) 5% (0,343 < 0,05), maka H0 diterima. Artinya
Koefisien regresi motivasi kerja sebesar 0,196. bahwa faktor lingkungan kerja (X1) tidak
Artinya jika lembaga meningkatkan motivasikerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan
satu kali, maka lembaga akan mengalami Sekertariat DPRD kabupaten Madiun.
peningkatan kinerja karyawan sebesar 0,196 b. Pengaruh faktor disiplin kerja (X2) terhadap
persen. kinerja karyawan (Y)
Dari hasil perhitungan dapat diketahui nilai Hasil analisis pada tabel diketahui nilai
multiple R yang menunjukkan korelasi antara Thitungsebesar 4,913. Sedangkan nilai tabel
Lingkungan kerja (X1), disiplin kerja (X2) dan dengan tingkat signifikansi 5%, didapat angka
motivasi kerja (X3) terhadap kinerja karyawan. Hal 1,678. Oleh karena nilai t hitung < nilai t tabel
ini dibuktikan dengan diketahuinya nilai R sebesar (4,913 > 1,678) dengan tingkat signifikansi t <
0,917 atau R x 100% = 0,917 x 100% = 91,7 %. 5% (0,000 <0,05), maka Ho ditolak. Artinya
bahwa faktor disiplin kerja (X2) berpengaruh
Uji Hipotesis terhadap kinerja karyawan Sekertariat DPRD
Pengujian Hipotesis Pertama (Uji F) kabupaten Madiun
Tabel 2: Hasil Uji F( Uji Simultan) c. Pengaruh faktor motivasi kerja (X3)
terhadap kinerja karyawan (Y)
Model Sum of Mean Hasil analisis pada tabel diketahui nilai
Squares df Square F Sig. Thitungsebesar 2,604. Sedangkan nilai tabel
1 Regressi 1087,83 79,14 ,000(a dengan tingkat signifikansi 5%, didapat angka
3 362,612
on 7 9 )
Residual
1,678. Oleh karena nilai t hitung > nilai t tabel
206,163 45 4,581 ( 2,604>1,678) dengan tingkat signifikansi t <
Total 1294,00 5% (0,012 < 0,05), maka Ho ditolak.
48
0
Artinya bahwa faktor motivasi kerja (X3)
a. Predictors: (Constant), lingkungan Kerja, berpengaruh terhadap kinerja karyawan
disiplin kerja , motivasi kerja Sekertariat DPRD kabupaten Madiun.
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Statistik Uji Pembahasan Hasil Penelitian
Fhitung sebesar 79,149 dengan nilai signifikansi sebesar Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
0.000. Nilai Statistik Uji F ini lebih besar jika dengan menggunakan uji F yang mana Fhitung> Ftabel
dibandingkan dengan nilai Ftabel pada taraf (79,149>2,79), uji ini merupakan uji secara serentak
signifikansi 5 %, yaitu 2,79. Sehingga Fhitung > Ftabel antara faktor lingkungan kerja,disiplin kerja dan
(79,149>2,79)menunjukkan bahwa Ho ditolak. motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.
Artinya ada pengaruh antara faktor Lingkungan kerja, Menunjukkan bahwa faktor lingkungan kerja,disiplin
disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kerja dan motivasi kerja mempunyai pengaruh
peningkatan kinerja karyawan pada Sekretariat DPRD signifikan terhadap kinerja karyawan Sekertariat
Kabupaten Madiun. DPRD kabupaten Madiun .
Terbukti bahwa Ho ditolak, menunjukkan
Pengujian Hipotesis Kedua (Uji-t) bahwa faktor lingkungan kerja, disiplin kerja,dan
Uji-t dipakai untuk membuktikan apakah faktor motivasi kerjasecara simultan mempunyai pengaruh
Lingkungan kerja(X1), Disiplin kerja (X2) dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Sekertariat
motivasi kerja (X3) berpengaruh paling dominan DPRD kabupaten Madiun Artinya hipotesis yang
terhadap kinerja karyawan(Y). Hal ini dilakukan diajukan peneliti terbukti benar.
dengan cara membandingkan besarnya nilai Thitung Hasil dari Analisis uji-t dengan menggunakan taraf
dengan Ttabel pada faktorfaktor lingkungan kerja (X1), signifikansi 0,05 (5%), yaitu:
disiplin kerja(X2) dan motivasi kerja (X3). 1. Pengaruh faktor lingkungan kerja (X1) terhadap
Berdasarkan hasil uji t faktor Disiplin kerja (X2) kinerja karyawan (Y)
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap menunjukan bahwa nilai t hitung < nilai t tabel
kinerja karyawan Sekretariat DPRD Kabupaten (1,958 > 1,678) dengan tingkat signifikansi t >
Madiun, yaitu sebesar 4,913. Hal ini diketahui hasil 5% (0,343 > 0,05), maka Ho diterima.
perhitungan Thitung dari tabel masing-masing variabel Artinya bahwa faktor lingkungan kerja (X1)
bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut : tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan
a. Pengaruh factor lingkungan kerja (X1) terhadap Sekertariat DPRD kabupaten Madiun .
kinerja karyawan (Y) Berdasar hasil uji diatas dapat disimpulkan bahwa
hipotesis pertama (H1) yaitu Lingkungan kerja
52 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 44 - 53

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan R square x 100% = 0,841 x 100% = 84,1 %
Sekertariat DPRD kabupaten Madiun , adalah ditolak Artinya bahwa :
2. Pengaruh faktor disiplin kerja (X2) terhadap Pengaruh faktor Lingkungan kerja (X1), disiplin kerja
kinerja karyawan (Y) menunjukan bahwa nilai t (X2) dan motivasi kerja (X3) terhadap kinerja
hitung < nilai t tabel (4,913 > 1,678) dengan karyawan.pada Sekretariat DPRD Kabupaten Madiun
tingkat signifikansi t > 5% (0,000 <0,05), maka sebesar 84,1 %, dan berarti ada variabel lain yang
Ho ditolak. Artinya bahwa faktor pengawasan mempengaruhi sebesar 15.9%. Faktor lain tersebut
(X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja misalnya tingkat pendidikan karyawan, usia, masa
karyawan Sekretariat DPRD kabupaten kerja, status perkawinan dan lain-lain.
Madiun.Berdasar hasil uji diatas dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) yaitu Kesimpulan
Disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja Berdasarkan hasil dari analisis data, akhirnya
karyawan Sekertariat DPRD kabupaten Madiun penelitian tentang pengaruh Lingkungan kerja,
, adalah diterima Disiplin kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja
3. Pengaruh motivasi kerja (X3) terhadap kinerja karyawan pada Sekertariat DPRD Kabupaten
karyawan (Y) menunjukan bahwa nilai t hitung Madiun, di dapat beberapa kesimpulan, yaitu
> nilai t tabel ( 2,604 > 1,678) dengan tingkat 1. Hasil analisis mengenai pengaruh faktor-faktor
signifikansi t < 5% (0,012 < 0,05), maka Ho yang mempengaruhi kinerja karyawan
ditolak. Artinya bahwa faktor prestasi kerja menunjukkan bahwa faktor Disiplin kerja, dan
(X3) berpengaruh terhadap kinerja karyawan motivasi kerja mempunyai pengaruh positif
Sekertariat DPRD kabupaten Madiun. signifikan terhadap kinerja pada Pegawai
Berdasar hasil uji diatas dapat disimpulkan Negeri sipil Sekertariat DPRD Kabupaten
bahwa hipotesis ketiga (H3) yaitu Motivasi kerja Madiun
berpengaruh signifikan terhadap kinerja 2. Faktor Lingkungan kerja tidak berpengaruh
karyawan Sekertariat DPRD kabupaten Madiun, signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri sipil
adalah diterima Sekertariat DPRD Kabupaten Madiun. Ini
dibuktikan dari hasil perhitungan SPSS bahwa t
Tabel 3. Hasil pengujian pengaruh masing hitung lebih rendah dari t tabel
masing variabel bebas 3. Variabel Disiplin kerja mempunyai pengaruh
paling dominan terhadap terhadap kinerja
Keteran Pegawai Negeri sipil Sekertariat DPRD
Variabel ttabel Kabupaten Madiun. Sehingga dengan adanya
disiplin kerja maka kinerja karyawan dapat
meningkat. Karena nilai t hitung faktor disiplin
0 kerja paling tinggi dibanding nilai t hitung faktor
Lingkung 1,678
Tidak faktor lainnya.
0,343 berpengaruh 4. Lingkungan kerja, Disiplin kerja, Motivasi kerja
an kerja
secara bersama-sama dan secara simultan
Disiplin Signifikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
1,678
kerja 4,913 0,000 (+) kinerja pegawai negeri sipil Sekretariat DPRD
Kabupaten Madiun.
Motivasi Signifikan
1,678
Kerja 2,604 0,012 (+)
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Dari hasil tabel 3 hasil pengujian pengaruh dilakukan, maka saran-saran yang perlu dikemukakan
masing masing variabel bebas terhadap variabel oleh peneliti khususnya kepada Sekertariat DPRD
terikat, bahwa hipotesis pertama yang diajukan Kabupaten Madiun. dan bagi peneliti lain, adalah
peneliti tidak terbukti kebenarannya, karena secara sebagai berikut :
parsial variabel Lingkungan kerja (X1) tidak 1. Lingkungan kerja, Disiplin kerja, dan motivasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap
Sekertariat DPRD kabupaten Madiun, sedangkan kinerja karyawan pada Sekertariat DPRD
variabel Disiplin kerja (X2) dan motivasi kerja (X3) Kabupaten Madiun. oleh karena itu pihak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Sekertariat DPRD Kabupaten Madiun supaya
karyawanSekertariat DPRD kabupaten Madiun. memperhatikan dan berusaha meningkatkan
b. Koefisien Determinasi Lingkungan kerja, Disiplin kerja, dan motivasi
Koefisien determinasi digunakan untuk kerja, dengan tetap memperhatikan faktor
mengukur besarnya proporsi sumbangan variabel faktor lain, seperti kepemimpinan, suasana
bebas terhadap naik turunnya variabel terikat secara kerja, gaji, promosi, rekan kerja, kondisi kerja,
bersama-sama. Koefisien determinasi dapat diketahui dan lain sebagainya, sehingga akan
dari hasil perhitungan SPSS yaitu sebesar 0,841. meningkatkan kinerja karyawan.
Heny Sidanti: Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap. 53

2. Faktor Disiplin kerja, dan motivasi kerja secara 11. Mahsun,Mohammad ,2006. Pengukuran Kinerja
parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja sektor Publik ,Cetakan penerbit
karyawan pada Sekertariat DPRD Kabupaten BPFE.Yogyakarta.Pertama.
Madiun, sehingga Disiplin kerja, dan motivasi 12. Mangkunegara ,Anwar Prabu, (2001:67-68)
kerja perlu ditingkatkan untuk dapat ,Manajemen sumber daya Manusia perusahaan ,
meningkatkan kinerja karyawan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
3. Faktor Lingkungan kerja harus tetap 13. Mardiana. 2005. Manajemen Produksi. Jakarta:
diperhatikan, karena walaupun secara parsial Penerbit Badan Penerbit IPWI/
Lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan 14. Mathis, L. Robert and John H. Jackson. (2006).
terhadap kinerja karyawan pada Sekertariat Human Resource Management. TenthEdition.
DPRD Kabupaten Madiun, tetapi secara South Western: By homson Collection.New
simultan bersama sama dengan Lingkungan York.
kerja, Disiplin kerja, dan motivasi kerja 15. Rivai dan basri (2005:14)Performance
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Appraisal:Sistem yang Tepat untuk menilai
Sekertariat DPRD Kabupaten Madiun Kinerja Karyawan dan meningkatkan Daya
4. Bagi peneliti lain yang akan melakukan saing Perusahaan.Rajagrafindo Persada .Jakarta.
penelitian yang sejenis, supaya meneliti faktor- 16. Robert L. Mathis & John H. Jackson, Human
faktor lain di luar penelitian ini yang Resources Management, Edisi sepuluh, Penerbit
mempunyai pengaruh terhadap kinerja Salemba Empat, 2006. Mathis ( 2006 : 113 ).
karyawan, seperti kepempinan, pekerjaan itu 17. Ruky S.Achmad (2001:7).Sistem Manajemen
sendiri, gaji, promosi, rekan kerja, dan lain Kinerja:Panduan praktis untuk merancang dan
sebagainya. meraih kinerja Prima.Jakarta:Gramedia.
18. Sarwono Jonathan, 2007 Analisis Jalur untuk
Daftar Pustaka Riset Bisnis dengan SPSS,Yogyakarta : Andi
1. Anoraga Pandji, 2006 Psikologi Kerja , Rineka OffsetScott & Pandey, 2005.
Cipta Jakarta. 19. Stephen P Robbins, 2006:684). Perilaku
2. Bambang Guritno dan waridin (2005) Guritno,. Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks
Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kelompok Gramedia.
Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi 20. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis.
Terhadap Kinerja.JRBI. Vol 1. No 1. Hal: 63-74. Cetakan kesembilan. Bandung: PenebitAlfabeta.
3. Blau & Scott, 1962; Katz & Kahn, 1966 Formal 21. Umar , Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa,
Organization San Fransisco.( dalam Journal of Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003
Applied Psychology 2009 Vol. 94 No. 4. 927
944 .
4. Edy sutrisno,2009,Manajemen sumber daya
manusia,Edisi pertama,kencana prenada media
group,Jakarta.
5. Ghozali Imam, 2002.Variat dengan Program
SPSS.Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Semarang.
6. Gibson,James,John M.Ivancevich,dan Donnely
1996,organisasi dan manajemen
,Erlangga,Jakarta.
7. Gujarati Damodar N., 2003 Basic
Econometrics fourth edition McGraw-Hill.
8. Joko Purnomo, Pengaruh Kepemimpinan,
Motivasi, dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara,
http : Jurnal Daya Saing_8_4 doc. Diakses : 12-
07-2008 Joko Purnomo ( 2008 ).
9. Komarudin dan Yooke Tjuparmah S.
Komaruddin .2006. Kamus Istilah Karya Tulis
Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. .
10. Kusuma, Imma Helianti.2004.Studi korelasional
antara kecerdasan Adversity dan Motivasi
berprestasi dengan kinerja Lembaga ,jurnal
pendidikan penabur;No.02/thn III /Maret
2004,p19).

Vous aimerez peut-être aussi