Vous êtes sur la page 1sur 3

Askep Sepsis Neonatorum

A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama:
Klien datang dengan tubuh berwarna kuning, letargi, kejang, tak mau
menghisap, lemah.
b. Riwayat penyakit sekarang:
Pada permulaannyatidak jelas, lalu ikterik pada hari kedua, tapi
kejadian ikterik ini berlangsung lebih dari 3 minggu, disertai dengan
letargi, hilangnya reflex rooting, kekuan pada leher, tonus otot
meningkta serta apiksia atau hipoksia
c. Riwayat penyakit dahulu
Ibu klien meempunyai kelainanhepar atau kerusakan hepar karena
obstruksi
d. Riwayat penyakit keluarga
Orang tua atau keluarga mempunyai riwayat penyakit yang
berhubungan dengan hepar atau dengan darah
3. Riwayat tumbuh kembang
a. Riwayat prenatal:
Anamnesis mengenai riwayat inkompabilitas darah, riwayat transfuse
tukar atau terapi sinar pada bayi sebelumnya, kehamilan dengan
komplikasi, obat yang diberikan pada ibu selama hamil/persalinan,
persalinan dengan tindakan/komplikasi
b. Riwayat neonatal
Secara klinis ikterus pada neonatal dapat dilihat segera setelah lahir
atau beberapa hari kemudian. Ikterus yang tampak sangat tergantung
kepada penyebab ikterusitu sendiri. Bayi menderita syndrome gawat
napas, syndrome criger-najjar, hepatitis neonatal, stenosus pylorus,
hiperparatiroidisme, infeksi pasca natal, dll.
4. Riwayat imunisasi
5. Pemeriksaan fisik
a. Kulit kekuningan
b. Sulit bernapas
c. Letargi
d. Kejang
e. Mata berputar
f. Suhu tubuh abnormal
g. Tonus otot meningkat
h. Leher kaku
6. Studi diagnosis
Pemeriksaan bilirubin direc dan indirect, HT, jumlah retikulosis, fungsi hati,
dan tes tiroid sesuai indikasi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
N diagnosa Criteria hasil Intervensi Rasional
o
1 Hipertermi 1. Suhu tubuh 1. Monitoring 1. Perubahan
b/d infeksi berada tanda-tanda tanda-tanda
atau dalam batas vital setiap vital yang
inflamsi normal (suhu 2 jam dan signifikan akan
normal 36,50- pantau mempengaruh
370 C warna kulit i
2. Nadi dan prosesregulasi
frekuensi 2. Observasi ataupun
napas dalam adanya metabolism
batas normal kejang dan dalam tubuh
(N:100- dehidrasi 2. Hioertermi
180x/menit, sangat
3. Berikan
P:30- potensial
kompres
60x/menit) menyebabkan
dengan air
kejang yang
hangat
akan semakin
pada axial,
memperburuk
leher, dan
kondisi pasien
lipatan
serta dapat
paha,
menyebabkan
hindari
pasien
penggunaa
kehilangan
n alcohol
banyak cairan
untuk
secara
kompres
epaporasi
4. Kolaborasi: yang tidak
diketahui
Berikan jumlahnya
antipireutik sehingga
sesuai menyebabkan
kebutuhan pasien masuk
jika panas dalam kondisi
tidak turun dehidrasi
3. Kompres pada
axial leherdan
lipatan paha
akan
membantu
menurunkan
demam
4. Pemberian anti
piretik
diprlikan untuk
menurunkan
panas dengan
segera
2 Ketidak 1. Tercapainya 1. Perwatan 1. Meningkatkan
efektifan keseimbanga sirkulasi sirkulasi arteri
perfusi n cairan (misalnya dan vena
jaringan dalam ruang periksa nadi 2. Mengetahui
perifer b/d intraseluler perifer, sensasi
penurunan dan intra edema, perifer,
volume seluler pengisisan kemungkinan
sirkulasi 2. Keadekuatan perifer, parastesia
akibat kontraksi otot warna, dan 3. Mengetahui
sirkulasi untuk suhu keseimbangan
pergerakan ekstremitas antara asupan
3. Tingkat ) dan haluaran
pengaliran 2. Pantau
darah melalui perbedaan
pembuluh ketajaman/t
kecil, umpull dan
ekstremitas panas/dingi
dan n
memelihara 3. Pantau
fungsi status
jaringan cairan

Vous aimerez peut-être aussi