Vous êtes sur la page 1sur 4

A.

PENGERTIAN
Pada sub bab bagian ini penulis ingin mengemukakan beberapa pengertian tentang efusi pleura.
Menurut Bambang Kisworo, Efusi Pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga pleura
akibat transudasi teksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Efusi pleura bahan
merupakan suatu penyakit, akan tetapi merupakan tanda suatu penyakit. Pendapat lain tentang
efusi pleura menurut Brunner dan Suddarth adalah penumpukan cairan di dalam ruang Pleura
adalah proses penyakit primer yang jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat
penyakit lain, efusi dapat berupa cairan jernih yang mungkin merupakan transudat, eksudat atau
dapat berupa daerah atau pus.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa efusi pleura adalah penumpukan cairan
yang berlebihan di dalam rongga pleura untuk mengurangi volume total yang bersih imlasi dan
untuk memperbaiki pertukaran pernapasan.

B. PATO FISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya efusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan dan protein
dalam rongga pleura dalam keadaan normal cairan pleura di bentuk secara lambat sebagai
filtrasi melalui pembuluh darah hariler Filtarasi ini, terjadi karena perbedaan tekanan Osmotik
Plasma dan jaringan interstiisial submesotehial, kemudian melalui sel methehial masuk kek
dalamrongga pleura. Selain itu cairan pleura dapat disebabkan oleh peradangan. Bila proses
radang oleh human biogerih akan terbentuk pus/nanah. Sehingga terjadi empiema / plotoraks.
Bila proses ini mengenai pembuluh darah sekitar pleura dapat menyebabkan hemotoraks.
Proses terjadinya prenmotoraht karena pecahnya alneoli dekat pleura peroetalis sehingga udara
akan masuk ke dalam rongga pleura. Proses ini sering di sebabkan oleh trauma dada atau alveoli
pada daerah tersebut yang kurang elastis sehingga lagi seperti pada pasien empisema paru.
Efusi cairan dapat berbentuk transidat. Terjadinya karena penyakit lain bukan primer paru seperti
gagal jantung hongestif, hirosis hati, sindrom nefrotik, dialisis peritoneum, hipoalbumi remia
oleh berbagai keadaan perihardits honstrihtiva, heganalan, hipoal bumiremia, atelektasis paru
dan prenmotoraks.
Efusi eksidat terjadi bila ada proses peradangan yang menyebabkan permeabilitas hapieleer
pembuluh darah pleura menirahat sehingga sel mesotchial berubaha menjadi bulat / kubiodal dan
terjadi pengeluaran cairan ke dalam rongga pleura. Penyebab pleuritis eksudativa yang paling
sering adalah karena mikobakterium tuberhulosis dan dikenal sebagai pleuritis ekhdativa
tuberhnlosa. Sebab lain seperti para prenmonia parasit camuba, paragonimilsis, ehinoholtus).
Jamur, pnemonia atipik (virus, mikoplasma, fever, legiondla) keganasan paru, protek imunologik
seperti plenritis inpus, pleuritis ramatoid, sarhoidosis, radang sebab lain seperti pankreatitis
adbestosis plenritis uremia dan akibat radiasi.

C. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada klien efusi pleura terdiri dari penatalaksanaan medis / farma koterapi dan
penatalaksanaan keperawatan.
1. Penatalaksanaa medis / Farmakoterapi menurut Brunner dan sud darth.
Tujuannya adalah untuk mengurangi volume total yang bersirkulasi dan untuk memperbaiki
pertukaran pernapasan. Untuk mengurangi volume total yang besirkulasi dapat di berikan
pengobatan sebagai berikut :
a. Morfin IV dalam dosis kecil untuk mengurangi ansietas dan dispnea, merupakan kontraindikasi
pada cedera vaskular serebral, penyakit pulmorial kronis, atau sosok kardiogenik, siapkan selalu
nalahson hidroklosida (Narcan) untuk depresi pernapasan luas.
b. Diuretik : Furosemid (Clasix) IV untuk membuat efek diuretik cepat.
c. Digitalis : untuk memperbaiki kekuatan kontraksi
Jantung : diberikan dengan kewaspadaan tinggi
Pada pasien dengan MI akut.
d. Aminofilin : untuk mengi dan bronkospasure, driptu kontiun dalam dosis sesuai berat badan.

2. Pentalaksanaan keperawatan
a. Baringkan pasien tegak, dengan tungkai dan kaki di bawah, lebih baik bila kaki tersuntai di
samping tempat tidak, untuk membantu arus balik vena ke Jantung.
b. yakinkan pasien, gunakan sentuhan untuk memberikan kesan realitas yang konkret.
c. Maksimalkan waktu kegiatan di tempat tidur.
d. Berikan inforamsi yang sering, sederhana, jelas tentang apa yang s edang dilakukan untuk
mengatasi kondisi dan apa makna respons terahdap pengobatan.

Tujuan penatalaksanaan medis pada klien dengan efusi pleura menurut Brunner dan suddarth
(2002) adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk mencegah penumpukan kembali cairan
dan untuk menghilangkan ketidak nyaman serta dispnea. Pengobatan spesifik di arahkan pada
penyebab yang merdasari.
1. Torasentesis di lakukan untuk membuang cairan mengumpulkan spesimen untuk analisis dan
menghilangkan dispnea.
2. Sedang dada dan drainase water- seal mungkin di akibat torasentesis berulang).
3. obat dimasukkan kedalam ruang pleural untuk mengobliterasi ruang pleura dan mencegah
penumpukan cairan lebih lanjut.
4. Modalistas pengobatan lainnya. Radiasi dinding dada, oterasi, pleurketomi, dan terapi diuretik
keberadaan cairan di kuatkan dengan rontgen dada, ultratound, pemeriksaan fisik dan
torahosentesi. Cairan pleura dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan guam, basil tahan
asama, analisis sitologi, untuk sel-sel malingnan, dan PH Biopsi pleura mungkin juga dilakukan.

D. PENGKAJIAN
Pengkajian menurut Brunner dan suddarth (2002) meliputi pemeriksaan fisik seperti napas
dangkal, bunyi napas menurut, dada terasa berat dan nyeri ekspansi dada asimetris BB menurut,
Bath ada sputum darah, demam sub Febros, demam menggigil, asates pada cirrhosis, diaporesis,
pemeriksaan penunjang seprti foto dada, thoraco sintesis, sitologi cairan.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Analisa dapat diungkapan dari adanya diagnosa keperawatan yang meliputi :
1. Inefektif bersihan jalan napas b.d ekspansi paru berkurang.
2. Gangguan volume cairan berkurang b.d dia poresis.
3. Keterbatasan aktivitas b.d dyspenia dan fatiq

F. PERENCANAAN
1) Inefektif bersihan jalan nafas b.d. ekspansi paru berkurang
Tujuan : jalan napas paten / adekuat
Intervensi :
Beri O2 sesuai program
Berikan posisi tidur yang nyaman
Monitor TTV
Ajarkan batuk efektif
Ajarkan tahan dada bila batuk
2) Gangguan volume cairan kurang b.d diaporesis
Tujuan : Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh
Intervensi :
TTV tiap 6 jam
Kompres dengan air hangat
Catat intake output
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik
3) Keterbatasan aktifitas b.d dyspnea dan fatiq
Tujuan : klien memperoleh energi
Intervensi :
Kaji pola aktivitas
Batasi aktivitas
Bantu mengatasi kelemahan
Jadwalkan istirahat
Konsultasi Fisioterapi

G. PELAKSANAAN
Pelaskasanaan merupakan tindakan mandiri berdasarkan ilmiah, masuk akal dalam
melaksanakan yang bermanfaat bagi klien yang diantisipasi berhubungan diagnosa keperawatan
dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan permujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien dapat berupa
tindakan mandiri maupun tindakan holaborasi.
Dalam pelakasanaan tindakan langkah-langkah yan dilakukan adalah menghasi kembali
keakdaan klien volidasi rencana keperawatan menetukan kebutuhan dan bantuan yang diberikan
serta menetapkan strategi tindakan yang akan dilakukan.
Selain itu juga dalam pelaskanaan tindakan semua tindakan yang dilakukan pada klien dan
respon klien pada setiap tindakan keperawatan di dokumentasi dalam catatan keperawatan.
Dalam pendokumentasian catatan keperawatan hal yang perlu di dokumentasikan adalah waktu
tindakan di lakukan, tindakan dan r espon klien di beri tanda tangan sebagai aspek legal dari
dokumentasi yang dilakukan.

H. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang mengukur seberapa jauh tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai berdasarkan standar/ kriteria yang telah ditetapkan.
Evaluasi merupakan aspek penting dalam proses keperawatan, karena menghasilkan kesimpulan
apakah intervensi keperawtan di akhir / ditinjau kembali atau dimodifikasi. Dalam evaluasii
prinsip objektifitas, rehabilitas, dan voliditas dapat di pertahankan agar keputusan yang diambil
tepat.
Evaluasi proses keperawatan ada 2 yaitu :
Evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan segera setelah
tindakan di lakukan dan di dokumentasikan pada catatan keperawatan sedangkan evaluasi hasil
dan evaluasi yang dilakuan untuk mengukur sejauh mana percapaian tujuan yang telah di
tetapkan dan dilakukan pada akhir asuhan keperawatan.

Vous aimerez peut-être aussi