Vous êtes sur la page 1sur 10

ISSN 2301-7287

JurnalIlmuBudidayaTanaman
Volume 2, Nomor 1, April 2013

PENGUJIAN VIABILITAS DAN VIGOR BENIH BEBERAPA JENIS TANAMAN


YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA AMBON
Lesilolo, M.K., Riry, J dan E.A. Matatula

PENGARUH PERLAKUAN PENCELUPAN DAN PERENDAMAN TERHADAP


PERKECAMBAHAN BENIH SENGON (Paraserianthes falcataria L.)
Marthen., Kaya, E dan H. Rehatta
PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN LECI DI DESA NAKU KOTA
AMBON
Silahooy, Ch
PENGELOLAAN LAHAN ALTERNATIF UNTUK KONSERVASI SUMBERDAYA
AIR DI DAS BATUGANTUNG, KOTA AMBON
Jacob, A

KERUSAKAN TANAMAN CABAI AKIBAT PENYAKIT VIRUS DI DESA


WAIMITAL KECAMATAN KAIRATU
Tuhumury, G.N.C dan H.R.D. Amanupunyo

PENGARUH KOMPOS JERAMI DAN PUPUK NPK TERHADAP N-TERSEDIA


TANAH, SERAPAN-N, PERTUMBUHAN, DAN HASIL PADI SAWAH
(Oryza sativa L)
Kaya, E
ANALISIS STATUS NITROGEN TANAH DALAM KAITANNYA DENGAN
SERAPAN N OLEH TANAMAN PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL,
KECAMATAN KAIRATU, KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
Patti, P. S., Kaya, E dan Ch. Silahooy
KONSENTRASI SUKROSA DAN AGAR DI DALAM MEDIA PELESTARIAN IN-
VITRO UBI JALAR VAR. SUKUH.
Laisina, J. K. J

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LAHAN TANAMAN GANDARIA


(Bouea macrophylla Griff) DI DESA HUNUTH KECAMATAN BAGUALA
KOTA AMBON
Taihuttu, H. N

IDENTIFIKASI LALAT BUAH (Bactrocera spp) DI CHILI, BITTER MELON,


JAMBU DAN JAMBU BOL DI KOTA AMBON
Tariyani., Patty, J. A dan V. G. Siahaya

Halaman Ambon, ISSN


Agrologia Vol. 2 No. 1
1 - 85 April 2013 2301-7287
Agrologia, Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal. 1-9

PENGUJIAN VIABILITAS DAN VIGOR BENIH BEBERAPA JENIS TANAMAN


YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA AMBON

M.K. Lesilolo, J. Riry dan E.A. Matatula

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Unpatti


Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka Ambon 97233

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan viabilitas dan vigor benih dari beberapa jenis tanaman
yang beredar di pasaran kota Ambon. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Benih (BPSB) Passo dan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon yang berlangsung dari
bulan Februari sampai April 2012. Metode yang digunakan adalah metode pengujian benih dengan sistem duplo
dan menggunakan rancangan Uji T dengan tiga ulangan. Jenis-jenis benih yang diuji kualitasnya terdiri dari
delapan jenis yaitu jagung, sawi, kacang panjang, terung, pare, mentimun, cabai besar, dan kubis. Respons yang
diamati adalah parameter viabilitas yang terdiri dari daya kecambah, laju perkecambahan, dan indeks kecepatan
perkecambahan, dan parameter vigor terdiri dari keserempakan tumbuh benih dan kecepatan tumbuh benih. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa benih yang beredar di pasaran Kota Ambon, seperti Jagung, Sawi, Kacang Panjang,
Terung, Pare, Mentimun, Cabai Besar, dan Kubis memiliki kualitas yang sangat baik dilihat dari hasil daya
kecambah benih mencapai 90.33 - 97.33% pada pengujian di Laboratorium dan pada pengujian di rumah kaca
mencapai 90.33 - 94.33%, vigor yang kuat dengan keserempakan tumbuh mencapai 51.00 - 64.67%, serta
kecepatan tumbuh mencapai 29.46 - 33.65%.

Katakunci : viabilitas, vigor, benih, kualitas

SEED VIABILITY AND VIGOR TESTING OF SEVERAL PLANT SPECIES


THAT ARE SOLD IN AMBON CITY MARKET

ABSTRACT

This study aims to identify and determine the viability and vigor of seeds of some species of plants in Ambon city
market. This research was conducted in the Laboratory of Seed Control and Certification Institute (BPSB) Passo
and at the Faculty of Agriculture, University of Pattimura Greenhouse Ambon from February to April 2012. The
method used was testing seed with duplo system and using T test with three replications. There were eight seed
plant types tested, i.e corn, mustard, long bean, eggplant, bitter melon, cucumber, large chili, and cabbage.
Responses observed consisted of viability parameters, i.e. germination percentage, germination rate, and
germination rate index, and vigor parameters consisted of simultaneity sprouted seeds and sprouted seeds pace. The
results showed that seeds in the market city of Ambon, such as corn, mustard, long beans, eggplant, bitter melon,
cucumber, large chili, and cabbage were in excellent quality, as shown by the results of the seed germination rate
which reached 90.33 - 97.33% at laboratory test, meanwhile at greenhouse test the rate reached 90.33 - 94.33%,
strong vigor with synchrony seed grow were 51.00 - 64.67%, and the growth rate reached 29.46 - 33.65%.

Keywords: viability, vigor, seed, quality

PENDAHULUAN bercocok tanam saja belum menjadi jaminan


bahwa tanaman dapat berproduksi secara
Negara Indonesia adalah negara optimal dan kegiatan usaha tani yang
agraris yang begitu melimpah akan kekayaan dilakukan akan berhasil. Sehingga bagi
alam dengan kondisi iklim yang sangat petani, sebagai langkah awal di dalam usaha
mendukung bagi pengembangan budidaya pembudidayaan tanaman perlu adanya
tanaman. Namun demikian, petani juga penyiapan benih dengan kualitas yang baik.
menyadari bahwa kondisi iklim dan cara Wacana tentang kualitas benih mempunyai
1

Lesilolo dkk, 2012. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih

kaitan yang erat dengan viabilitas dan vigor benih-benih yang beredar dengan cara
benih. melakukan pengujian terhadap kualitas benih
Benih sendiri mempunyai pengertian tersebut. Saat ini, fungsi pengawasan
ialah merupakan biji tanaman yang diper- dilakukan oleh instansi yang ditunjuk
gunakan untuk keperluan dan pengembangan langsung oleh pemerintah yaitu Balai
usaha tani serta memiliki fungsi agronomis Pengawasan dan Sertifikasi benih Tanaman
(Kartasapoetra, 2003). Selanjutnya Sadjad Pangan dan Hortikultura (Anonim, 2012).
(1997) dalam Sutopo (1988) menyatakan Tetapi secara tidak langsung, fungsi
bahwa dalam konteks agronomi, benih pengawasan ini juga menjadi tugas dari
dituntut untuk bermutu tinggi atau benih lembaga pendidikan perguruan tinggi yang
unggul, sebab benih harus mampu disiplin ilmunya mengarah ke masalah
menghasilkan tanaman yang dapat pangan untuk melakukan penelitian atau
berproduksi maksimum dengan sarana kajian-kajian ilmiah terhadap kualitas benih
teknologi yang semakin maju. Beberapa jenis atau mutu benih yang beredar di pasaran.
benih tanaman pangan dan hortikultura dalam Pengujian kualitas benih ini sangat
kemasan berlebel yang beredar di pasaran penting karena terujinya kualitas benih dapat
yang digunakan oleh petani dalam usaha memberikan jaminan kepada petani dan
budidaya yaitu benih jagung, sawi, kacang masyarakat untuk mendapatkan benih dengan
panjang, terung, pare, mentimun, cabe kualitas yang baik sesuai dengan Standar
kerting, dan kubis. Nasional Indonesia (SNI) dan tentunya dapat
Peredaran benih di pasaran yang menghindari petani dari berbagai kerugian
terdistribusi pada beberapa toko benih, berada yang ditimbulkan.
dalam kemasan yang berlebel maupun yang Menurut Direktorat Jendral Pertanian
tidak berlebel. Menurut Kamil (1995) dalam Tanaman Pangan (1991), nilai SNI yang
Rudi dkk (2008), kemasan berlebel adalah ditetapkan untuk kualitas benih dalam
kemasan yang memuat informasi tentang kemasan berlebel adalah 70 80% tergantung
keadaan benih yang meliputi benih murni pada jenis tanaman, tetapi menurut
bebas dari varietas lain, berukuran penuh dan Kartasapoetra (2003), benih yang berkualitas
seragam, daya kecambah di atas 80% dengan tinggi itu memiliki viabilitas lebih dari 90%.
bibit yang tumbuh kekar, bebas dari biji Hal ini juga dibuktikan lewat penelitian yang
gulma, bebas hama dan penyakit, yang dilakukan oleh Nindita (2004), tentang
informasinya dicantumkan pada label di Pengaruh Status Mutu Benih dan Lingkungan
kemasan benih tersebut, sedangkan benih Produksi Terhadap Produksi dan Viabilitas
yang tidak berlebel adalah benih lokal yang Benih Jagung (Zea mays L.) dengan
tidak memuat informasi tentang keadaan memperlihatkan hasil penelitian bahwa benih
benih tersebut. dengan perlakuan viabilitas 90-100% mampu
Menurut Napitupulu dkk., dalam menghasilkan daya tumbuh di lapangan yang
Direktorat Jenderal Bina Produksi tinggi sebesar 86,67%.
Hortikultura (2005), salah satu masalah yang Mencermati berbagai hal yang di-
dihadapi dalam usaha perbenihan dewasa ini kemukakan di atas, maka perlu diadakan
adalah sertifikasi dan pengawasan peredaran suatu kajian melalui penelitian dengan tujuan
benih belum efektif. Dalam praktek di untuk mengetahui dan menentukan kualitas
beberapa sentra produksi masih banyak beberapa jenis benih yang beredar di pasaran
beredar benih yanh tidak bersertifikat dan kota Ambon, sehingga menjamin kebutuhan
tidak berlabel atau benih berlabel palsu yang benih yang berkualitas saat beredar di pasaran
dijual oleh penangkar dan pedagang benih. dan dapat melindungi petani sebagai peng-
Berdasarkan fenomena yang dihadapi guna benih.
terkait dengan peredaran benih di pasaran,
maka perlu adanya pengawasan terhadap
2

Agrologia, Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal. 1-9

METODOLOGI benih seperti jagung, kacang panjang,


pare, dan ketimun.
Penelitian ini dilaksanakan di dua Prosedur kerjanya :
lokasi yaitu di Laboratorium Balai - Siapkan benih murni yang diambil
Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) secara acak.
Passo dan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian - Siapkan kertas CD sebanyak tiga
Universitas Pattimura, di Desa Poka lembar untuk setiap jenis benih yang
Kecamatan Teluk Ambon Baguala. Penelitian diujicobakan. Tiap percobaan
berlangsung dari bulan Februari 2012 sampai diulang sebanyak tiga kali.
April 2012. Bahan-bahan yang digunakan - Rendam kertas CD dengan air
adalah delapan jenis benih tanaman yang hingga kertas menyerap air secara
terdiri dari benih jagung, benih sawi, benih sempurna, kemudian tiriskan kertas
kacang panjang, benih terung, benih pare, hingga tidak ada lagi air yang
benih mentimun, benih cabe keriting dan menetes.
benih kubis, kertas CD, aquades, pupuk - Tabur 50 butir benih dari setiap
kandang, tanah, dan batu bata. Alat yang jenis benih yang diujicobakan untuk
dipakai terdiri dari bak kecambah, cawan setiap ulangan pada tiga lapisan
petri, pinset, germinator listrik, gunting, kertas kemudian tutup bagian
kertas label, ayakan tanah, timbangan, alat atasnya dengan kertas CD dan
tulis-menulis, dan kamera. gulung. Metode ini dilakukan untuk
Metode yang digunakan adalah benih jagung, kacang panjang, dan
metode pengujian benih dengan sistem duplo, pare. Sedangkan untuk benih
dan perlakuannya adalah penggunaan delapan ketimun, benih di tabur pada kertas
jenis benih untuk melihat kemampuan yang dilipat bentuk kipas. Setelah
tumbuh dari masing-masing benih yang itu, dimasukan ke dalam germinator
terdiri dari : jagung (B1), sawi putih (B2), listrik pada suhu 25oC, dengan
kacang panjang (B3), terung (B4), pare (B5), posisi untuk gulungan diletakan
mentimun (B6), cabe keriting (B7), kubis pada posisi berdiri dan untuk lipatan
(B8). Masing-masing perlakuan diulang tiga kipas pada posisi mendatar.
kali. Anaisis data menggunakan Uji T. - Pengamatan dilakukan terhadap
kecambah normal, kecambah
Pelaksanaan Penelitian abnormal, benih segar tidak tumbuh,
dan benih mati.
Benih yang digunakan dalam
Metode pada kertas, untuk
penelitian ini terdiri dari beberapa jenis benih
benih-benih yang ukurannya kecil
yang beredar di pasaran yaitu benih jagung,
seperti benih sawi, terung, cabe, dan
benih sawi putih, benih kacang panjang,
kubis biasanya menggunkan cawan
benih terung, benih pare, benih mentimun,
petri sebagai wadah untuk
benih cabe keriting dan benih kubis, yang
mengecambahkan benih. Prosedur
berasal dari toko benih yang ada di Kota
kerjanya :
Ambon.
- Siapkan benih murni yang diambil
a. Pengujian viabilitas
secara acak.
x Menggunakan kertas CD (di
- Siapkan kertas CD sebanyak tiga
Laboratorium BPSB)
lembar untuk setiap jenis benih yang
Pengujian dengan menggunakan
diujicobakan. Tiap percobaan
kertas CD/merang terdiri dari dua
diulang sebangyak tiga kali.
metode yaitu metode tanam antar kertas
- Gunting kertas bentuk lingkaran
dan metode tanam pada kertas. Metode
seperti bentuk dasar cawan petri,
antar kertas diterapkan pada benih-
kemudian masukan kertas-kertas
3

Lesilolo dkk, 2012. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih

tersebut ke dalam cawan petri dan dilakukan juga kegiatan penyiangan terhadap
basahi kertas dengan air murni. gulma yang tumbuh dalam bak-bak
Setelah kertas telah basah secara perkecambahan.
merata, tiriskan hingga tidak ada
lagi air yang menetes. Peubah Respon
- Tabur 50 butir benih dari setiap 1. Parameter viabilitas meliputi :
jenis benih yang diujicobakan untuk a. Daya Kecambah (%)
setiap ulangan pada kertas CD yang Daya kecambah dihitung menggunakan
telah disiapkan di dalam cawan rumus ISTA (1972) dalam Kuswanto
petri. Setelah itu, cawan petri (1996) sebasgai berikut:
ditutup untuk mencegah adanya 
  
kontaminasi. 
- Pengamatan dilakukan terhadap dimana : DK=Daya kecambah, JK=
kecambah normal, kecambah jumlah kecambah normal yg dihasilkan,
abnormal, benih segar tidak tumbuh, JC = jumlah contoh benih yang diuji
dan benih mati.
b. Laju Perkecambahan (hari)
x Menggunakan media tanah (di Laju perkecambahan dihitung dengan
Rumah Kaca) menggunakan rumus menurut Sadjad
Media tanam tanah yang akan dkk., dalam Sutopo (1988) sebagai
digunakan diayak terlebih dahulu untuk berikut:
memisahkan tanah dengan kotoran-   
kotoran lain yang ikut terbawa saat  

pengambilan tanah tersebut. Untuk
pengujian viabilitas, penanaman dimana: LP = Laju perkecambahan,
dilakukan dalam bak-bak perkecambahan N= Jumlah benih yang berkecambah
berukuran 60 x 40 x 15 cm yang telah pada satuan waktu tertentu, T = Jumlah
berisi tanah dan pupuk kandang dengan waktu antara pengujian awal sampai
perbandingan 5 : 1. Masing-masing bak pengujjian akhir pada interval tertentu
perkecambahan berisi 50 butir dengan suatu pengamatan, JB = Jumlah benih
jarak tanam 5 x 5 cm untuk tiap satuan yang berkecambah
percobaan.
c. Indeks Kecepatan Perkecambahan
b. Pengujian vigor (di Rumah Kaca) (IKP)
Pengujian vigor dan viabilitas benih Indeks kecepatan perkecambahan
dilakukan secara terpisah. Untuk pengujian dihitung menggunakan rumus menurut
vigor, kegiatan penanaman dilakukan seperti Copeland (1977) dalam Kartasapoetra
pada pengujian viabilitas tetapi pada media (2003) sebagai berikut:
tanam ditambahkan dengan pecahan-pecahan


    
batu bata (1- 2 cm) yang diletakan pada    
permukaan tanah setelah benih ditanam.
Kegiatan pemeliharaan untuk media dimana : IKP = Indeks kecepatan
kertas CD yang dilakukan di laboratorium perkecambahan, G = Jumlah benih
yaitu perlu memperhatikan agar media tetap yang berkecambah pada hari tertentu,
berada dalam keadaan lembab dan tidak boleh D= waktu yang bersesuaian dengan
sampai menjadi kering. Untuk media tanam jumlah tersebut, n = jumlah hari pada
tanah yang dilakukan di rumah kaca meliputi perhitungan akhir
penyiraman yang dilakukan dua kali sehari
yaitu pada pagi dan sore hari. Selain itu,
4

Agrologia, Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal. 1-9

2. Parameter vigor meliputi : kualitasnya rata-rata memberikan respon yang


a. Keserempakan Tumbuh Benih (%) positif (nilainya lebih besar dari nilai SNI),
Keserempakan tumbuh benih dihitung hanya 1 jenis benih (terung) yang
menggunakan rumus menurut Sadjad memberikan respon negatif (Nilainya lebih
(1993) sebagai berikut: kecil) terhadap SNI. Pada Tabel 1 terlihat
bahwa daya kecambah yang diamati di
 
Laboratorium, benih mentimun memiliki nilai
Dimana, Kst = Keserempakan tertinggi sebesar 97.33%, sedangkan benih
tumbuh, KK = Jumlah kecambah kua, terung memiliki memberikan nilai terendah
TB = jumlah benih yang dianalisis sebesar 54.00%.
Nilai pengujian daya kecambah
b. Kecepatan Tumbuh Benih (%) terendah pada benih terung, yang disajikan
Kecepatan tumbuh benih dihitung pada Tabel 1 diduga disebabkan oleh
menggunakan rumus menurut Sadjad, pengaruh faktor lingkungan. Faktor
(1993) sebagai berikut: lingkungan yang berpengaruh terhadap
 perkecambahan benih yaitu kelembaban,
dimana, Kct = Kecepatan tumbuh, d = temperature, oksigen, dan kadang-kadang
Presentase kecambah normal setiap bagi benih tertentu diperlukan pula cahaya
waktu pengamatan, dan t = Waktu (Kartasapoetra, 2003). Menurut Wati (2012),
perkecambahan cahaya dengan intensitas tinggi dapat
meningkatkan perkecambahan pada biji-bijj yang
2.4. Analisis Data positively photoblastic (perkecambahannya
dipercepat oleh cahaya). Bagi benih-benih yang
Data dianalisis secara statistik meng- pertumbuhannya membutuhkan cahaya dapat
gunakan metode Uji T dengan model dijelaskan bahwa intensitas cahaya yang
matematika : dibutuhkan adalah antara 750 lux sampai
1.250 lux (Kartasapoetra, 2003). Masalah
 kebutuhan cahaya untuk mempercepat per-
  kecambahan dan sekaligus untuk mematah-


dimana, x = Rata rata sampel, o = Nilai kan dormansi bagi benih-benih yang
standar SNI yang digunakan sebagai rata- membutuhkan cahaya sewaktu berkecambah
rata populasi yang diuji, S = Simpangan dapat disiasati dengan menggunakan zat
baku sampel, dan n = Urutan sampel kimia seperti KNO3 yang berfungsi sebagai
Metode uji T digunakan untuk melihat pengganti fungsi cahaya dan suhu serta untuk
pengaruh signifikan dari hasil untuk peubah mempercepat penerimaan benih akan O2
sampel yang didapat dengan nilai standar (Kartasapotera, 2003).
SNI. Selanjutnya hasil pengujian yang di-
tampilkan pada Tabel 2 memperlihatkan
HASIL DAN PEMBAHSAN bahwa daya kecambah yang diamati di
Rumah Kaca, benih mentimun memiliki nilai
1. Daya Kecambah benih tertinggi yaitu sebesar 94.33% dan nilai
terendah pada benih terung sebesar 90.00%.
Berdasarkan hasil uji T rataan menun- Hal ini menunjukkan bahwa semua jenis
jukkan bahwa untuk peubah daya kecambah, benih yang diuji di rumah kaca memberikan
masing-masing jenis benih yang diuji respon yang positif terhadap nilai SNI.

5

Lesilolo dkk, 2012. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih

Tabel 1. Perbandingan Nilai Daya Kecambah di Laboratorium Dengan Nilai SNI Untuk
Perlakuan Jenis Benih

Daya Kecambah (%)


Jenis Benih Hasil Pengamatan Standar SNI *
di Laboratorium (%) (%)
Jagung (B1) 94,00 80
Sawi (B2) 92,00 70
Kacang Panjang (B3) 92,67 75
Terung (B4) 94,03 75
Pare (B5) 91,00 70
Mentimun (B6) 97,33 75
Cabai Besar (B7) 92,33 75
Kubis (B8) 90,33 75
(*) Sumber: Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan (1991)

Tabel 2. Perbandingan Nilai Daya Kecambah di Rumah Kaca Dengan Nilai SNI Untuk
Perlakuan Jenis Benih

Daya Kecambah (%)


Jenis Benih Hasil Pengamatan Standar SNI *
di Rumah Kaca (%) (%)
Jagung (B1) 92,33 80
Sawi (B2) 90,33 70
Kacang Panjang (B3) 91,00 75
Terung (B4) 90,00 75
Pare (B5) 92,00 70
Mentimun (B6) 94,33 75
Cabai Besar (B7) 90,33 75
Kubis (B8) 90,33 75
(*) Sumber: Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan (1991)

Berdasarkan hasil pengujian daya Daya kecambah yang diamati di


kecambah di rumah kaca (Tabel 2), Rumah Kaca, memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan perbedaan nilai-nilai pada semua jenis benih yang diuji kualitasnya
persentase perkecambahan yang didapatkan (Tabel 2). Berdasarkan hasil yang didapat di
pada pengujian di Laboratorium untuk atas, baik pengujian di laboratorium maupun
masing-masing benih (Tabel 1) menunjukkan pengujian di rumah kaca, menunjukkan
bahwa benih-benih tersebut dapat ber- bahwa semua jenis benih yang diuji memiliki
kecambah sama baiknya pada kondisi di viabilitas benih yang tinggi yang menunjukan
tempat yang gelap maupun di tempat yang bahwa benih berada dalam kondisi yang
ada cahaya. Oleh karena itu pengujian sangat baik. Hal ini diperkuat oleh pendapat
kualitas benih yang dilaksanakan di Kartasapoetra (2003), yang mengatakan
laboratorium ini juga penting karena bahwa benih yang berkualitas tinggi itu
merupakan bagian dari sertifikasi benih dan memiliki viabilitas lebih dari 90 persen.
menunjang pengawasan peredaran benih, Dengan kualitas benih 90 persen, tanaman
untuk mengetahui kualitas dari kelompok mampu tumbuh secara normal pada kondisi
benih yang diuji.
6

Agrologia, Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal. 1-9

yang suboptimum dan dapat berproduksi fisik benih agar daya tumbuh atau daya
secara maksimal. berkecambahnya tetap tahan tanpa adanya
Hasil yang baik ini selain ditunjang penyimpangan-penyimpangan terhadap
oleh faktor lingkungan, juga didukung dengan kualitasnya (Kartasapoetra, 2003). Peredaran
ketersediaan cadangan makanan di dalam benih di pasaran, khususnya untuk benih
benih yang juga sangat menunjang dalam berlebel yang digunakan dalam penelitian ini
proses perkecambahan benih. Benih yang mempunyai wadah kemasan yang kedap
memiliki viabilitas tinggi mengindikasikan udara dengan wadah yang digunakan berupa
bahwa benih tersebut mempunyai cukup kantong-kantong yang dilapisi dengan
cadangan makanan di dalam endosperm yang aluminium foil polyethylene.
digunakan sebagai sumber energi oleh benih
ketika proses perkecambahan berlangsung. 2. Laju Perkecambahan (LP) dan Indeks
Faktor lainnya yang turut mendukung proses Kecepatan Perkecambahan (IKP)
perkecambahan benih sehingga mampu
mencapai viabilitas yang tinggi selama benih Hasil perhitungan nilai rataan ter-
berada dalam peredaran di pasaran adalah hadap peubah laju perkecambahan dan indeks
kemasan benih. Dalam usaha perbenihan, kecepatan perkecambahan benih yang diamati
pengkemasan diartikan sebagai usaha atau disajikan pada Tabel 3.
perlakuan yang bertujuan untuk melindungi

Tabel 3. Nilai Rataan Laju Perkecambahan Benih dan Indeks Kecepatan Perkecambahan Benih
Untuk Berbagai Jenis Benih

Jenis Benih Rataan LP (Hari) Rataan IKP


Jagung (B1) 3.82 16.72
Sawi (B2) 3.74 16.90
Kacang Panjang (B3) 3.71 17.02
Terung (B4) 4.04 16.19
Pare (B5) 4.07 15.75
Mentimun (B6) 3.67 17.23
Cabai Besar (B7) 4.05 16.02
Kubis (B8) 3.49 17.49

Berdasarkan hasil penelitian pada pare, dan cabai besar mempunyai struktur
Tabel 3 menunjukkan bahwa laju per- kulit yang agak keras. Menurut Hidayat
kecambahan (LP) dan indeks kecepatan per- (1995), kulit biji yang berbeda-beda struktur-
kecambahan (IKP) benih, setiap jenis benih nya berhubungan dengan sifat khas biji
yang diuji memberikan nilai berbeda-beda seperti jumlah dan tebal integument, pola
atau bervariasi. Hasil yang berbeda ini jaringan pembuluh, serta perubahan dalam
disebabkan karena secara anatomi, sel dan integument sewaktu biji masak. Sehingga
jaringan penyusun kulit biji atau kulit benih benih-benih tersebut membutuhkan jumlah
juga berbeda. Benih-benih seperti jagung, hari untuk benih dapat berkecambah lebih
sawi, kacang panjang, mentimun, dan kubis lama dibandingkan dengan benih yang
umumnya mempunyai kulit benih atau kulit lainnya atau nilai laju perkecabahannya tinggi
biji yang yang tidak keras, tipis, dan bersifat (Tabel 3).
permeable terhadap air sehingga sangat Hasil pada peubah laju perkecambahan
mudah untuk terjadinya proses imbibisi yang menunjukkan kepada kemampuan benih untuk
dapat mempercepat proses perkecambahan berkecambah secara cepat pada kisaran hari itu.
benih. Tetapi pada benih-benih seperti terung, Kemampuan benih yang cepat untuk ber-
kecambah tentunya didukung oleh nilai daya
7

Lesilolo dkk, 2012. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih

kecambah dari setiap benih yang menunjukkan 1992). Nilai IKP yang rendah menunjukan
viabilitas yang tinggi. bahwa benih tersebut membutuhkan jumlah
Hasil yang diperoleh dari peubah hari yang lebih lama yang dibutuhkan oleh
indeks kecepatan perkecambahan pada Tabel suatu benih untuk proses perkecambahan.
3 sejalan dengan nilai laju perkecambahan
yaitu bahwa semakin tinggi jumlah hari yang 3. Keserempakan Tumbuh ( Kst) dan
diperlukan untuk suatu proses per- Kecepatan Tumbuh (Kct) Benih.
kecambahan maka semakin rendah nilai
indeks kecepatan perkecambahan yang Hasil perhitungan nilai rataan ter-
didapatkan. Artinya bahwa semakin lama hadap peubah keserempakan tumbuh benih
jumlah hari yang dibutuhkan untuk per- dan kecepatan tumbuh benih yang diamati
kecambahan menunjukan bahwa indeks disajikan pada Tabel 4.
kecepatan perkecambahan kecil (Sahilatua,

Tabel 4. Nilai Rataan Keserempakan Tumbuh Benih dan Kecepatan Tumbuh Benih Untuk
Berbagai Jenis Benih.

Jenis Benih Rataan Kst (%) Rataan Kct (%)


Jagung (B1) 64.67 32.50
Sawi (B2) 59.67 32.92
Kacang Panjang (B3) 56.00 32.52
Terung (B4) 51.00 29.46
Pare (B5) 56.33 31.76
Mentimun (B6) 58.67 33.65
Cabai Besar (B7) 52.67 30.97
Kubis (B8) 59.00 31.82

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4) kekuatan tumbuh benih karena benih yang
terlihat bahwa nilai keserempakan tumbuh cepat tumbuh lebih mampu menghadapi
benih yang diuji berkisar 51,00 - 64,67%. kondisi lapang yang suboptimal. Berdasarkan
Hasil ini menunjukkan bahwa benih-benih hasil yang didapat, maka benih-benih ini
tersebut mempunyai keserempakan tumbuh memiliki kecepatan tumbuh yang kuat. Hal
yang tinggi. Menurut Sadjad (1993), nilai ini sesuai dengan pendapat Sadjad (1993),
keserempakan tumbuh berkisar antara 40 70 yang juga memberi kriteria bila benih
persen, dimana jika nilai keserempakan mempunyai kecepatan tumbuh lebih besar
tumbuh lebih besar dari 70% meng- dari 30 persen memiliki vigor kecepatan
indikasikan vigor kekuatan tumbuh sangat tumbuh yang kuat.
tinggi dan keserempakan kurang dari 40% Nilai Keserempakan Tumbuh benih
mengindikasikan kelompok benih yang yang menunjukan nilai peubah dari parameter
kurang vigor. Keserempakan tumbuh benih vigor benih menggambarkan potensi benih
yang tinggi mengindikasikan vigor kekuatan untuk cepat tumbuh, munculnya seragam dan
tumbuh absolute yang tinggi karena suatu pengembangan bibit normal dalam berbagai
kelompok benih yang menunjukkan kondisi lapangan.
pertumbuhan serempak dan kuat akan
memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi. KESIMPULAN
Hasil tersebut juga sejalan dengan
hasil yang didapatkan pada kecepatan tumbuh Benih yang beredar di pasaran Kota
benih untuk masing-masing benih (Tabel 4). Ambon, seperti Jagung, Sawi, Kacang
Kecepatan tumbuh mengindikasikan vigor Panjang, Terung, Pare, Mentimun, Cabai
8

Agrologia, Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal. 1-9

Besar, dan Kubis memiliki kualitas yang Hidayat, B. E. 1995. Anatomi Tumbuhan
sangat baik dilihat dari hasil daya kecambah Berbiji. Penerbit ITB: Bandung.
benih mencapai 90.33 - 97.33% pada peng-
ujian di Laboratorium dan pada pengujian di Kartasapoetra, A.G. 2003. Teknologi Benih
rumah kaca mencapai 90.33 - 94.33%, vigor Pengolahan Benih dan Tuntunan
yang kuat dengan keserempakan tumbuh Praktikum. Rineka Cipta : Jakarta.
mencapai 51.00 - 64.67%, serta kecepatan
tumbuh mencapai 29.46 - 33.65%. Nindita, A. 2004. Pengaruh Status Mutu
Benih dan Lingkungan Produksi
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Produksi dan Viabilitas
Benih Jagung (Zea mays L). Skripsi
Anonim. 2011. Mengenal Lebih Dekat Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Bogor.
Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura (Lssmbtph). Rudi, H dan Y. Nengsih. 2008. Penggunaan
http://jsc.jogjaprov.go.id [09/01/2012] Benih Bermutu Untuk Meningkatkan
Produksi Menuju Ketahanan Pangan,
Anonim. 2012 Modul Pengujian Benih. hlm 57- 67. Jurnal Imiah Universitas
http://inkpendidikan.com/files/. Batanghari Jambi. Vol. 8, No. 3.
[10/02/2012] Jambi.

Direktorat Jenderal Bina Produksi Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih.
Hortikultura Departemen Pertanian PT Grasindo : Jakarta.
Republik Indonesia. 2005. Buku
Tahunan Perbenihan Hortikultura. Sutopo, L. 1988. Teknologi Benih. CV
Jakarta. Rajawali : Jakarta.

Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan Sahilatua, D.J. 1992. Teknologi Benih.
Direktorat Bina Produksi Padi dan Diktat Kuliah. Bidang Keahlian
Palawija Sub Direktorat pengawasan Hortikultura P.S Agronomi Fakultas
Mutu dan Sertifikasi Benih. 1991. Pertanian Universitas Pattimura.
Petunjuk Pengawas Benih. Jakarta.

9


Vous aimerez peut-être aussi