Vous êtes sur la page 1sur 2

ASFIKSIA NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


001/SPO/PERI/RS- 0 1/2
HK/V/2016

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
PROSEDUR TETAP
20 mei 2016
dr. Dimas Gugum Prayuda
SIP : 446/060/SIP-DU/III03-WK/XI/2014
Pengertian Asfiksia Neonatorum adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur
pada bayi baru lahir.
Tujuan 1. Menangani asfiksia Neonatorum
2. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pada neonatus
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Haji Kamino tentang ruang Perinatologi
Prosedur 1. Lakukan langkah Resusitasi (lihat bagan resusitasi)
2. Kolaborasi dokter dalam pemberian terapi medikamentosa
3. Beri oksigen bila perlu atau bayi masih sianosis saturasi oksigen yang
ditunjukkan oleh oksimetri belum mencapai target sesuai usia bayi.
Kurangi sampai batas terendah secara bertahap.
4. Perawatan dan pemantauan pasca resusitasi :
- Bayi dirawat di ruang perinatologi bukan dirawat gabung, untuk
pemantauan keadaan pasca asfiksia
- Pantau keadaan umum bayi, frekuensi jantung, frekuensi dan irama
nafas, saturasi oksigen dengan alat oksimetri, tangis bayi,
kesadaran, produksi urin dan suhu bayi
- Jaga kehangatan bayi, masukkan bayi pasca resusitasi di incubator
atau cuvis sesuai berat badan dan masa gestasi bayi.
- Periksa kadar gula 4 jam pasca resusitasi
- Perhatian khusus diberikan pada waktu malam hari
5. Mencatat tindakan resusitasi
- Kondisi bayi saat lahir
- Tahapan resusitasi yang telah dilakukan
- Waktu antara lahir dengan memulai pernapasan
- Pengamatan klinis selama dan sesudah tindakan resusitasi
- Hasil tindakan resusitasi
- Bila resusitasi gagal, apa kemungkinan penyebab kegagalan
- Nama-nama tenaga kesehatan yang melakukan tindakan resusitasi
6. Yakinkan bayi mampu minum dan mempunyai refleks hisap dan telan
setelah keadaan bayi stabil tanpa oksigen dengan pemberian ASI dan
menetek pada ibu

7. Bila bayi fidak dapat langsung menetek dan masih memakai oksigen
berikan ASI perah dengan pipa lambung

8. Bila bayi tidak dapat menerima asupan dengan pipa lambung


sekaligus, pasang jalur infus dan beri cairan infus D10% sesuai dosis.

9. Konseling pada keluarga


- Bila resusitasi berhasil : beritahu ibu dan keluarga tentang keadaan
bayi, serta ditundanya untuk dilakukan IMD dan rawat gabung
- Bila resusitasi gagal : beri dukungan emosional pada keluarga
terutama orangtua bayi
Unit terkait 1. Keperawatan
2. Kebidanan
3. Perinatologi

Vous aimerez peut-être aussi