Vous êtes sur la page 1sur 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.

F DENGAN BBLR
DI RUANG PERINATOLOGI RSUD BANYUMAS

Disusun Oleh:

1. Aris
2. Ahmad Chaidir
3. Andina Aliansih
4. Rian Fajar R
5. Ridho Handoko

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu
factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada
masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan
mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan
biaya perawatan yang tinggi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang
menderita energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan
dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius
pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkambangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan.
Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat
adalah angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini
masih tergolong tinggi, maka kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini memang bukan gambaran yang indah karena
masih tergolong tinggi bila di bandingkan dengan Negara-negara di ASEAN.
Penyebab kematian bayi terbanyak karena kelahiran bayi berat lahir rendah
(BBLR), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu
sekitar 459.200-900.000 bayi (Depkes RI 2005)
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta
kematian neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari
2/3 kematian adalah BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara
global diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya
adalah BBLR dan hampir semua terjadi di Negara berkembang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil masalah
ini sebagai laporan kasus yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada By. F..
Dengan BBLR Di Ruang Perinatologi RSUD Banyumas
C. Tujuan
Tujuan penulisan meliputi tujuan umum dan tujuan khusus :
1. Tujuan umum :
Memperoleh informasi tentang penyakit BBLR dan asuhan keperawatannya.
2. Tujuan khusus
- Mampu menjelaskan konsep dasar teori Asuhan Keperawatan dengan
diagnosa BBLR
- Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan diagnosa BBLR
- Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan diagnosa
BBLR
- Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien
dengan diagnosa BBLR
- Mampu menerapkan rencana yang telah disusun pada klien dengan
diagnosa BBLR
- Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan diagnosa
BBLR
- Mampu menelaah jurnal sesuai kasus BBLR
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO, 1990). Berat badan lahir rendah
adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir
( Hudan dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013)
Menurut Ribek dkk (2011), berat badan lahir renah yaitu bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (
ihitung satu jam setelah melahirkan)
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012).
Dalam hal ini dibedakan menjadi :
1. Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai.

2. Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)


Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan
usia kehamilan.

B. ETIOLOGI
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang
berhubungan, yaitu :
1. Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun
atau diaatas 35 tahun
Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang
terlalu berat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah, perokok
2. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan
antepartum
Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban
pecah dini
3. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Prematuritas murni
BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
Masa gestasi < 37 minggu
Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap
dan licin
Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi,
pelipis, telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan
sutura lebar
Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup
oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan
baik
Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering
mengalami apnea, otot masih hipotonik
Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum
sempurna
2. Dismaturitas
Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
Tali pusat berwarna kuning kehijauan
F. PATOFISIOLOGI
Tingginya morbiditas dan mortalitas bayi berat lahir rendah masih menjadi
masalah utama. Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada
waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR. Kurang gizi yang
kronis pada masa anak-anak dengan/tanpa sakit yang berulang akan menyebabkan
bentuk tubuh yang Stunting/Kuntet pada masa dewasa, kondisi ini sering
melahirkan bayi BBLR.Faktor-faktor lain selama kehamilan, misalnya sakit berat,
komplikasi kehamilan, kurang gizi, keadaan stres pada hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin melalui efek buruk yang menimpa ibunya, atau mempengaruhi
pertumbuhan plasenta dan transpor zat-zat gizi ke janin sehingga menyebabkan
bayi BBLR.

Bayi BBLR akan memiliki alat tubuh yang belum berfungsi dengan
baik. Oleh sebab itu ia akan mengalami kesulitan untuk hidup di luar uterus
ibunya. Makin pendek masa kehamilannya makin kurang sempurna
pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, dengan akibat makin mudahnya terjadi
komplikasi dan makin tinggi angka kematiannya.

Berkaitan dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya, baik anatomik


maupun fisiologik maka mudah timbul masalah misalnya :

a) Suhu tubuh yang tidak stabil karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh
yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya
jaringan lemak di bawah kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas
dibandingkan BB, otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang
b) Gangguan pernapasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR,
hal ini disebabkan oleh pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum
sempurna, otot pernapasan yang masih lemah
c) Gangguan alat pencernaan dan problem nutrisi, distensi abdomen akibat dari
motilitas usus kurang, volume lambung kurang, sehingga waktu pengosongan
lambung bertambah
d) Ginjal yang immatur baik secara anatomis mapun fisiologis, produksi urine
berkurang
e) Gangguan immunologik : daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena
rendahnya kadar IgG gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup
membentuk antibodi dan daya fagositas serta reaksi terhadap peradangan
masih belum baik.
f) Perdarahan intraventrikuler, hal ini disebabkan oleh karena bayi prematur
sering menderita apnea, hipoksia dan sindrom pernapasan, akibatnya bayi
menjadi hipoksia, hipertensi dan hiperkapnea, di mana keadaan ini
menyebabkan aliran darah ke otak bertambah dan keadaan ini disebabkan
oleh karena tidak adanya otoregulasi serebral pada bayi prematur sehingga
mudah terjadi perdarahan dari pembuluh kapiler yang rapuh.

G. KOMPLIKASI
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum,
sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin
2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang
dari 35 minggu
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan
ventrikel otak
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi,
gangguan pembekuan darah
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis
(NEC)
6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intyrauterin serta
menemukan gangguan perttumbuhan, misalnya pemeriksaan USG.
2. Memeriksa kadar gula darah dengan destrostix atau di laboratorium.
3. Pemerioksaan hematokrit.
4. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita
aspirasi mekonium.
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
2. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
3. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
4. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik
yang tepat

J. ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan

1. Pola nafas tidak Pola nafas yang Berikan posisi kepala sedikit
efektif b/d tidak efektif ekstensi
adekuatnya Berikan oksigen dengan
ekspansi paru Kriteria : metode yang sesuai
Observasi irama, kedalaman
Kebutuhan dan frekuensi pernafasan
oksigen
menurun

Nafas spontan,
adekuat
Tidak sesak.
Tidak ada
retraksi

2. Perubahan nutrisi Nutrisi adekuat Berikan ASI/PASI dengan


kurang dari metode yang tepat
kebutuhan tubuh Kriteria : Observasi dan catat toleransi
berhubungan minum
Berat badan naik Timbang berat badan setiap
dengan tidak 10-30 gram / hari hari
adekuatnya Tidak ada edema Catat intake dan output
persediaan zat besi,
kalsium, Protein dan Kolaborasi dalam pemberian
metabolisme yang albumin darah total parenteral nutrition kalau
tinggi dan intake dalam batas perlu
yang kurang normal
Suhu bayi stabil
adekuat Rawat bayi dengan suhu
Suhu 36,5 0C lingkungan sesuai
Resiko tinggi
-37,2 0C Hindarkan bayi kontak
hipotermi atau Akral hangat
langsung dengan benda
hipertermi b/d sebagai sumber dingin/panas
imaturitas fungsi Ukur suhu bayi setiap 3 jam
termoregulasi atau atau kalau perlu
perubahan suhu Ganti popok bila basah
lingkungan

Resiko tinggi
infeksi b/d Bayi tidak terinfeksi.
3. Hindari bayi dari orang-
imaturitas fungsi
Kriteria : orang yang terinfeksi kalau
imunologik
perlu rawat dalam inkubator
Suhu 36,5 0C Cuci tangan sebelum dan
-37,2 0C sesudah kontak dengan bayi
Darah rutin Lakukan tehnik aseptik dan
normal antiseptik bila melakukan
prosedur invasif
Lakukan perawatan tali pusat
Observasi tanda-tanda vital
Kolaborasi pemeriksaan
darah rutin
Kolaborasi pemberian
antibiotika
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : 25 Oktober 2016 pukul 10.00 wib


Tanggal klien masuk RS : 24 Oktober 2016
DATA BAYI / KELUARGA
Nama Bayi : By. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir / usia : 26 September 2016
Nama ibu : Ny. W Nama ayah : Tn. M
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SD Pendidikan : SMK
Alamat : Pageralan Banyumas
Dx Medis : BBLR

PENGKAJIAN NEONATUS
Instruksi : Beri tanda silang (x) pada istilah yang tepat / sesuai dengan data-data
dibawah ini. Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan kolom
data tambahan bila perlu.
1. Reflek :
Moro ( ) Mengenggam ( ) Mengisap ( )
2. Tonos / aktifitas
a. Aktif ( ) Tenang ( ) Letargi ( x ) Kejang ( )
b. Menangis keras ( ) Lemah ( x ) Melengking ( ) Sulit menangis ( )
3. Kepala / leher
a. Fontanel anterior Lunak ( x ) Tegas ( )
Datar ( ) Menonjol ( ) Cekung ( )
b. Sutura sagitalis Tepat ( x ) Terpisah ( ) Menjauh ( )
c. Gambaran wajah Simetris ( x ) Asimetris ( )
4. Mata
Bersih ( x ) Sekresi ( ) pucat ( x )
5. THT
a. Telinga ( ) Normal ( x ) Abnormal ( )
b. Hidung ( ) Normal ( x ) Abnormal ( )
6. Abdomen
a. Lunak ( x ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembang ( )
b. Lingkar perut.cm
c. Liver Kurang 2 cm ( x) Lebih 2 cm ( )
7. Toraks
a. Simetris ( x ) Asimetris ( )
b. Klavikula normal (x) Abnormal ( )
8. Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama (x ) Tidak sama ( )
b. Bunyi nafas di semua lapang paru
terdengar (x) tidak terdengar ( ) menurun ( )
c. Suara nafas bersih ( ) Ronchi ( ) Rales ( ) Sekresi ( )
d. Respirasi spontan ( ) alat bantu :
9. Jantung
a. Bunyi normal (x ) Frekuensi :
b. Murmur ( )
c. Waktu pegisian kapiler :
10. Ekstremitas
a. Gerakan bebas ( ) ROM terbatas ( ) Tidak terkaji ( )
Nadi perifer Keras Lemah Tidak ada
Brakial kanan x
Brakial kiri x
Femoral kanan x
Femoral kiri x
11. Umbilikus
Normal (x) Abnormal ( )
Inflamasi ( ) Drainase ( )
Jumlah pembuluh darah :
Ekstremitas atas Normal ( ) Abnormal ( x ) sebutkan : kebiruan
Ekstremitas bawah Normal ( ) Abnormal ( x ) sebutkan : kebiruan
Panggul Normal (x ) Abnormal ( ) tidak terkaji ( )
12. Genital
Perempuan normal (x) Laki-laki normal ( ) Abnormal ( )
13. Anus Paten (x ) Imperforata ( )
14. Kulit
a. Warna pink ( ) Pucat (x) Jauundice ( )
Sianosis pada kuku ( x ) Sirkumoral ( )
Periorbital ( ) seluruh tubuh ( )
b. Kemerahan (rash) ( )
c. Tanda lahir :
15. SuhuLingkungan
Inkubator (x) Boks terbuka ( ) Pengaturan suhu ( )
Suhu kulit : 35 derajat C

RIWAYAT PRENATAL ( ANC )


1. HPHT : 21 februari 2016
2. Kenaikan BB selama hamil : -
3. Komplikasi hamil :-
4. Komplikasi obat :-
5. Obat-obatan yang didapat :-
6. Pengobatan yang didapat :-
7. Riwayat hospitalisasi : by. F pernah dirawat saat pertama lahir
8. Golongan darah ibu :O
9. Kehamilan direncanakan/tidak : kehamilan direncanakan
RIWAYAT KELAHIRAN
1.Cara melahirkan : Pervaginam ( x)
Bantuan forceps/ vacum ( )
Caesar ( )
2.Tempat melahirkan : RS/ Rumah bersalin (x)
Rumah ( )
Tempat lain ( )
3. Presentasi : distosia bahu ( ) compound ( )

RIWAYAT POSNATAL
1. Usaha nafas dengan bantuan ( x ) tanpa bantuan ( )
2. Apgar score 5 menit pertama ( 7 ) 5 menit kedua ( 9 )
3. Kebutuhan resusitasi
I. Jenis :
II. Lama:
4. Adanya trauma lahir ( )
5. Keluarnya urine ( x )
6. Keluarnya Feses ( x)

RIWAYAT SOSIAL
1. Struktur keluarga (Genogram 3 generasi)
2. Budaya : Suku : Jawa Agama: Islam Bahasa utama: Bahasa Jawa
3. Perencanaan makanan bayi : ASI 6 bulan
4. Problem sosial yang penting :
5. Hubungan orang tua dan bayi:
Ibu Tingkah laku Ayah
X Menyentuh x
X Memeluk x
X Berbicara x
X Berkunjung x
X Memanggil nama x
X Kontak mata x

a. Orang terdekat yang dapat dihubungi : Ny. W


b. Orang tua berespon terhadap penyakit : ya ( x) tidak ( )
Respon:
c. Orangtua berespon terhadap hospitalisasi : ya (x) tidak ( )
Respon:
d. Anak yang lain :
No. Nama anak Jenis kelamin Riwayat Jenis imunisasi
persalinan

e. Data tambahan :
DATA LABORATORIUM
Tanggal (25 Oktober 2016)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 17,5 g/dl L:13-16, P:12-14
Hematokrit 49,2 % L:40-48,P: 37-43
Leukosit 24,3 Ribu/mm3 4,2-4,9
Trombosit 624 Ribu/uL 150-450
Eritrosit 4,76 Juta/uL L:4,5-5,5,P:4,0-5,0
9-13
PDW 16,4 Fl 7,2-11,1
MPV 7,4 Fl
PCT 0,5 % 80-100
MCV 103,0 Fl 26-34
MCH 36,8 Pg 32-36
MCHC 35,6 % 20-40
Limfosit 30,5 % 2-9
Monosit 6 %
Gran % 64 %
Total Limfosit 7,40 Ribu/ul
Total Monosit 1,40 Ribu/ul
Gran % 16 Ribu/ul

TERAPI
Ampicillin 50mg/kg/8jam-95mg/8jam via IV
Amixacin 15mg/kg/hr28,5mg/24jam via IV

RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN


( Berisikan tentang alasan masuk RS, identitas, BB & PB, TTV, semua data/
pengkajian yang abnormal dan nantinya akan dimasukkan sebagai DO dan DS)
KU: Sesak nafas & bayi tampak biru, BB 1955 gram, usia 28 hari, UK 31
minggu. 1 HRMS jam 16.00 saat bayi tidur, tiba tiba biru kemudian beransur
merah. HRMS bayi dibawa ke IGD RSUD Banyumas, BAK (+), daya hisap kuat
namun sebentar dan berhenti, menetek hanya sebentar. Di IGD Spo2= 57%
dipasang Oksigen 5 Lpm 98%. Pada saat oksigen di lepas 1 mnt spO2 menjadi
77%.

B. ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS: Ny. W mengatakan bahwa By. F Ketidakefektifan imaturitas pusat
nafas pendek dan berwarna
Pola nafas pernapasan
kebiruan
DO: - SpO2 77%,
- RR: 76x/mnt,
- HR: 145 x/mnt
- Takikardi (+)
- Letargi (+)

2 DS: Ny. W mengatakan bahwa Resiko SSP imatur


badan By. F dingin termoregulasi
DO: - suhu :35 C inefektif
- Kulit Dingin
- Pucat
- Takikardi (+)
- Sianosis (+)

3 DS: Ny. W mengatakan bahwa By. Perubahan nutrisi penurunan


F menetek sebentar sebentar
kurang dari simpanan nutrisi
DO: BB: 1995 gram
- Mukosa pucat kebutuhan
- Konjungtiva pucat

C. DIAGNOSA PRIORITAS
1. Ketidakefektifan Pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan simpanan nutrisi
3. Resiko termoregulasi inefektif berhubungan dengan SSP imatur

D. RENCANA KEPERAWATAN
Waktu Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
26/10/2 Ketidakefe Setelah dilakukan tindakan Airway Management
016 ktifan Pola keperawatan selama 3 x 24 1. Kaji frekwensi dan
nafas jam diharapkan pola nafas pola pernapasan,
berhubung efektif perhatikan adanya
an dengan Kriteria Hasil: apnea dan
imaturitas Respiratory status : perubahan
pusat ventilation frekwensi jantung
pernapasan 2. Isap jalan napas
Indikator IR ER sesuai kebutuhan
Mempertahankan 2 5 3. Posisikanm bayi
Pola nafas pada abdomen atau
Sianosis 2 5 posisi telentang
Frekuensi 2 5 dengan gulungan
pernafasan popok dibawah
Keterangan bahu untuk
1. Keluhan Kuat menghasilkan
2. Keluhan Berat hiperekstensi
3. Keluhan Sedang 4. Tinjau ulang
4. Keluhan Ringan riwayat ibu
5. Tidak ada Keluhan terhadap obat-
obatan yang akan
memperberat
depresi pernapasan
pada bayi
Kolaborasi :
5. Pantau pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi
6. Berikan oksigen
sesuai indikasi
7. Berikan obat-obatan
yang sesuai indikasi

26/10/2 Perubahan Setelah dilakukan tindakan Nutritional


016 nutrisi keperawatan selama 3 x 24 Management
kurang dari jam diharapkan kebutuhan Mandiri :
nutrisi terpenuhi 1. Kaji maturitas
kebutuhan
Kriteria Hasil :
berhubunga refleks berkenaan
Nutrisi status
n dengan dengan pemberian
Indikator IR ER
penurunan Bayi mendapat 2 5 makan (misalnya :
simpanan nutrisi adekuat mengisap, menelan,
nutrisi Penambahan BB 2 5 dan batuk)
2. Auskultasi adanya
Keterangan bising usus, kaji
1. Keluhan ekstrim status fisik dan
2. Keluhan Berat statuys pernapasan
3. Keluhan Sedang 3. Kaji berat badan
4. Keluhan Ringan dengan menimbang
5. Tidak ada Keluhan berat badan setiap
hari, kemudian
dokumentasikan
pada grafik
pertumbuhan bayi
4. Pantau masuka dan
dan pengeluaran.
Hitung konsumsi
kalori dan elektrolit
setiap hari
5. Kaji tingkat hidrasi,
perhatikan fontanel,
turgor kulit, berat
jenis urine, kondisi
membran mukosa,
fruktuasi berat
badan.
6. Kaji tanda-tanda
hipoglikemia;
takipnea dan
pernapasan tidak
teratur, apnea,
letargi, fruktuasi
suhu, dan
diaphoresis.
Pemberian makan
buruk, gugup,
menangis, nada
tinggi, gemetar,
mata terbalik, dan
aktifitas kejang.
Kolaborasi :
7. Pantau
pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi
Glukas serum
Nitrogen urea darah,
kreatin, osmolalitas
serum/urine,
elektrolit urine
8. Berikan suplemen
elektrolit sesuai
indikasi misalnya
kalsium glukonat
10%

26/11/2 Resiko Setelah dilakukan tindakan Hipothermi


016 termoregula keperawatan selama 2 x 24 Treatment
si jam di harapkan suhu tubuh Mandiri :
bayi normal
inefektif ber 1. Kaji suhu dengan
Kriteria Hasil :
hubungan Thermoregulation memeriksa suhu
dengan SSP Indikator IR ER rektal pada
imatur Suhu normal 3 5 awalnya,
Kejang 4 5 selanjutnya
Hidrasi adekuat 3 5
periksa suhu
aksila atau
gunakan alat
Keterangan
termostat dengan
1. Keluhan ekstrim
dasar terbuka dan
2. Keluhan Berat
penyebar hangat.
3. Keluhan Sedang 2. tempatkan bayi
4. Keluhan Ringan pada inkubator
5. Tidak ada Keluhan atau dalam
keadaan hangat
3. pantau sistem
pengatur suhu ,
penyebar hangat
(pertahankan
batas atas pada
98,6F,
bergantung pada
ukuran dan usia
bayi)
4. kaji haluaran dan
berat jenis urine
5. pantau
penambahan
berat badan
berturut-turut.
Bila penambahan
berat badan tidak
adekuat,
tingkatkan suhu
lingkungan sesuai
indikasi.
6. Perhatikan
perkembangan
takikardia, warna
kemerahan,
diaforesis, letargi,
apnea atau
aktifitas kejang
Kolaborasi :
7. pantau
pemeriksaan
laboratorium
sesuai indikasi
(GDA, glukosa
serum, elektrolit
dan kadar
bilirubin)
8. berikan obat-obat
sesuai dengan
indikasi ex:
fenobarbital

E. TINDAKAN KEPERAWATAN

No Waktu Tindakan Respon Ttd


Dx
1 26/10/2016 Mempertahankan DS:
10.00 pemberian oksigen DO:
5 lpm - Warna kebiruan
tidak nampak
- RR 58 x/mnt
2 26/10/2016 Memberikan ASI via OGT DS:
10.15 sebanyak 15 cc
DO:
- ASI masuk
setiap 2 jam

3 26/10/2016 Mempertahankan Bayi di DS:


10.20 dalam Inkubator DO:
- Suhu Kulit 35,9
derajat Celcius

1 27/10/2016 Memposisikan bayi untuk DS:


11.00 mempertahankan jalan DO:
nafas (ekstensi) - SpO2 98%
- RR: 54 x/mnt
2 27/10/2016 Memonitor BB bayi DS:
11.15 DO:
- BB: 2150 gram
- ASI masuk
setiap 2 jam

3 28/10/2016 Memonitor Suhu Kulit DS:


12.00 WIB DO:
Suhu Kulit 36,1
derajat Celcius
1 29/10/2016 Memonitor pernafasan DS:
14.00 DO:
- RR: 50x/mnt
- SpO2 98%
2 29/10/2016 Memonitir status nutrisi DS:
15.00 dan hidrasi bayi DO:
-BB: 2175 gram
- mukosa lembab
-Konjungtiva tidak
pucat

F. EVALUASI

NO Waktu Respon Perkembangan (SOAP) TTD


DX
1 29/10/2016 S: Ny.W mengatakan By. F mampu
20.00 bernafas tanpa bantuan alat
O: Jalan Nafas paten, SpO2 98%
RR 46 x/mnt
A: Masalah Teratasi
Indikator IR ER
Mempertahankan 5 5
Pola nafas
Sianosis 5 5
Frekuensi 5 5
pernafasan
P: Hentikan Intervensi

2. 29/10/2016 S: Ny.W mengatakan bahwa By.F


20.00 sudah bisa menetek lama
O: Letargi (-)
BB: 1205 gram
A: Masalah Teratasi
Indikator IR ER
Bayi mendapat 5 5
nutrisi adekuat
Penambahan BB 5 5
P: Hentikan Intervensi

3 28/10/2016 S: Ny. W mengatakan bahwa suhu


14.00 anaknya tidak dingin lagi
O: Suhu : 36,5 derajat Celcius
Mukosa lembap
A: Masalah Teratasi
Indikator IR ER
Suhu normal 5 5
Kejang 5 5
Hidrasi adekuat 5 5
P: Hentikan Intervensi
BAB IV

JURNAL
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (WHO, 1990). Berat badan lahir
rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir ( Hudan dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
Diagnosa keperawatan pada pasien kelolaankelompok yaitu:
1. Ketidakefektifan Pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan simpanan nutrisi
3. Resiko termoregulasi inefektif berhubungan dengan SSP imatur

Vous aimerez peut-être aussi