Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah suatu penyakit yang ditimbulkan
sebagai dampak berkembang biaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam
tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga
mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan
tubuh membuat si penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit
ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel putih dan menjadikannya tempat berkembang biaknya Virus.
Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka
ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak mampu melawan penyakit yang
datang dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.
BAB II
HIV/AIDS PADA IBU HAMIL
A. DEFINISI
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah suatu penyakit yang ditimbulkan
sebagai dampak berkembang biaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam
tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga
mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan
tubuh membuat si penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit
ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel putih dan menjadikannya tempat berkembang biaknya Virus.
Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka
ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak mampu melawan penyakit yang
datang dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau
menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun
bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
HIV, virus penyebab AIDS, dapat menular dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya.
Tanpa upaya pencegahan, kurang-lebih 30 persen bayi dari ibu yang terinfeksi HIV menjadi
tertular juga. Ibu dengan viral load tinggi lebih mungkin menularkan HIV kepada bayinya.
Namun tidak ada jumlah viral load yang cukup rendah untuk dianggap "aman". Infeksi dapat
terjadi kapan saja selama kehamilan, namun biasanya terjadi beberapa saat sebelum atau selama
persalinan. Bayi lebih mungkin terinfeksi bila proses persalinan berlangsung lama. Selama
persalinan, bayi yang baru lahir terpajan darah ibunya. Meminum air susu dari ibu yang
terinfeksi dapat juga mengakibatkan infeksi pada si bayi. Ibu yang HIV-positif sebaiknya tidak
memberi ASI kepada bayinya. Untuk mengurangi risiko infeksi ketika sang ayah yang HIV-
positif, banyak pasangan yang menggunakan pencucian sperma dan inseminasi buatan.
B. PENULARAN HIV/AIDS DARI IBU KE BAYI
Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak ditemukan pada
darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain bisa juga ditemukan, misalnya air
susu ibu dan juga air liur, tapi jumlahnya sangat sedikit.
Sejumlah 75-85% penularan virus ini terjadi melalui hubungan seks (5-10% diantaranya
melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang tercemar (terutama para pemakai
narkoba suntik yang dipakai bergantian), 3-5% dapat terjadi melalui transfusi darah yang
tercemar.
Infeksi HIV sebagian besar (lebih dari 80%) diderita oleh kelompok usia produktif (15-50
tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita wanita cenderung meningkat.
Infeksi pada bayi dan anak-anak 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV. sekitar 25-
35% bayi yang dilahirkan ibu yang terinfeksi HIV, akan tertular virus tersebut melalui infeksi
yang terjadi selama dalam kandungan, proses persalinan dan pemberian ASI.
Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, resiko penularan
dapat dikurangi menjadi 8%.
Ibu HIV-positif dapat mengurangi risiko bayinya tertular dengan:
1. Mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV)
Resiko penularan sangat rendah bila terapi ARV (ART) dipakai. Angka penularan hanya 1 persen
bila ibu memakai ART. Angka ini kurang-lebih 4 persen bila ibu memakai AZT selama minggu
enam bulan terahkir kehamilannya dan bayinya diberikan AZT selama enam pertama
hidupnya. Namun jika ibu tidak memakai ARV sebelum dia mulai sakit melahirkan, ada dua cara
yang dapat mengurangi separuh penularan ini. AZT dan 3TC dipakai selama waktu persalinan,
dan untuk ibu dan bayi selama satu minggu setelah lahir. Satu tablet nevirapine pada waktu mulai
sakit melahirkan, kemudian satu tablet lagi diberi pada bayi 23 hari setelah lahir.
Menggabungkan nevirapine dan AZT selama persalinan mengurangi penularan menjadi hanya 2
persen. Namun, resistansi terhadap nevirapine dapat muncul pada hingga 20 persen perempuan
yang memakai satu tablet waktu hamil. Hal ini mengurangi keberhasilan ART yang dipakai
kemudian oleh ibu. Resistansi ini juga dapat disebarkan pada bayi waktu menyusui. Walaupun
begitu, terapi jangka pendek ini lebih terjangkau di negara berkembang.
2. Menjaga proses kelahiran tetap singkat waktunya
Semakin lama proses kelahiran, semakin besar risiko penularan. Bila si ibu memakai AZT dan
mempunyai viral load di bawah 1000, risiko hampir nol. bu dengan viral load tinggi dapat
mengurangi risiko dengan memakai bedah Sesar.
3. Menghindari menyusui
Kurang-lebih 14 persen bayi terinfeksi HIV melalui ASI yang terinfeksi. Risiko ini dapat
dihindari jika bayinya diberi pengganti ASI (PASI, atau formula).
Namun jika PASI tidak diberi secara benar, risiko lain pada bayinya menjadi semakin
tinggi. Jika formula tidak bisa dilarut dengan air bersih, atau masalah biaya menyebabkan jumlah
formula yang diberikan tidak cukup, lebih baik bayi disusui. Yang terburuk adalah campuran ASI
dan PASI. Mungkin cara paling cocok untuk sebagian besar ibu di Indonesia adalah menyusui
secara eksklusif (tidak campur dengan PASI) selama 3-4 bulan pertama, kemudian diganti
dengan formula secara eksklusif (tidak campur dengan ASI).
D. KESEHATAN IBU
Penelitian baru menunjukkan bahwa perempuan HIV-positif yang hamil tidak menjadi
lebih sakit dibandingkan yang tidak hamil. Ini berarti menjadi hamil tidak mempengaruhi
kesehatan perempuan HIV-positif.
Namun, terapi jangka pendek untuk mencegah penularan pada bayi bukan pilihan terbaik
untuk kesehatan ibu. ART adalah pengobatan baku. Jika seorang perempuan hamil hanya
memakai obat waktu persalinan, kemungkinan virus dalam tubuhnya akan menjadi resistan
terhadap obat tersebut. Hal ini dapat menyebabkan masalah untuk pengobatan lanjutannya.
Seorang ibu hamil sebaiknya mempertimbangkan semua masalah yang mungkin terjadi
terkait ART:
1. Jangan memakai ddI bersama dengan d4T dalam ART-nya karena kombinasi ini dapat
menimbulkan asidosis laktik dengan angka tinggi.
2. Jangan memakai efavirenz atau indinavir selama kehamilan.
3. Bila CD4-nya lebih dari 250, jangan mulai memakai nevirapine.
4. Beberapa dokter mengusulkan perempuan berhenti pengobatannya pada triwulan pertama
kehamilan.
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama : Ny.H Nama : Tn.K
Umur : 19 tahun Umur : 21 tahun
Suku/ bangsa : Islam Suku/ bangsa : Islam
Agama : Jawa/Indonesia Agama : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
AlamatRumah : Jln.Karya Bakti No.33 Alamat Rumah : Jln.KaryaBakti No.33
III. ASSESSMENT
1. DIAGNOSA KEBIDANAN
G.Po A Bo hamil 23 minggu 4 hari, kehamilan intra uterin janin hidup, janin tungal, punggung
kanan, presentasi kepala bagian bawah (PAP).
Diagnosa dengan keadaan ibu penderita HIV
1. Ibu Primigravida
Data Dasar : Go, Po, ABO
Ibu primigravida berumur 19 tahun, belum pernah melahirkan dan tidak pernah abortus.
2. Usia kehamilan 23 minggu 4 hari
Data dasar : HPHT : 05-11-2012
Tanggal kunjungan : 20-04-2012
TFU : 24cm
3. Kehamilan intra uterin
Data dasar : Teraba bagian janin didalam rahim ibu serta ada nyeri tekanan pada saat
palpasi abdomen
4. Janin Hidup
Data dasar : ibu mengatakan ada pergerakan janin dan pada saat palpasi terdapat gerakan
janin.
5. Janin Tunggal
Data dasar : Teraba satu bagian yang panjang, memapan dan satu bagian bulat, keras dan
melenting
6. Punggung kanan
Data dasar : pada saat pemeriksaan palpasi Leopold II teraba bagian yang panjang,
memapan disisi sebelah kanan dalam rahim ibu.
7. Presentasi Kepala
Data dasar : pada saat pemeriksaan palpasi Leopold II teraba bagian yang bulat keras dan
melenting dari bagian bawah perut ibu.
8. Bagian terbawah belum termasuk PAP (convergen)
Data dasar : pada pemeriksaan palpasi Leopold IV teraba bagian bawah janin belum
masuk PAP, dimana tangan masih bisa menyatu saat pemeriksaan bagian bawah
(convergen).
9. Keadaan ibu dan janin baik
Data dasar : dari hasil pemeriksaan diketahui
TD : 100/80 mmHg
MD : 72x/menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36,50c
2. MASALAH
Ibu cemas dengan kehamilah saat ini
Data Dasar : Terlihat dari wajah ibu
3. KEBUTUHAN
Beri Penkes pada ibu tentang :
- Personal Hygine
Yaitu sarankan ibu untuk mengganti pakaian dalam 2x sehari dan membersihkan alat
kelaminnya dengan air bersih sesudah BAB dan BAK
- Beri suport mental
Yaitu beri dukungan dan semangat pada ibu dan yakinkan ibu kalau ibu dan bayinya akan
baik-baik saja
- Pola Nutrisi
Yaitu sarankan ibu untuk makan-makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein spirit
mengkonsumsi daging, telur, tempe, wortel,buah alpukat, sayur-sayuran, buah-buahan
berwarna dan kaya vitamin.
Menganjurkan ibu untuk banyak minuman air putih 8 gelas/hari paling sedikit.
Beri ibu tablet Fe dengan dosis 1x1 / hari, anjurkan minum pada malam hari, kalau
siang hari dapat menimbulkan muntah
- Pola Istirahat
Anjurkan ibu beristirahat dan tenang agar kondisi ibu dan bayi baik
Anjurkan suami dan keluarga untuk memberikan semangat
4. DIANGNOSA POTENSIAL
AIDS
5. MASALAH POTENSIAL
- Penularan pada bayi
- Kematian pada ibu
- Kematian pada bayi
IV. PLANING
Tanggal 20-04-2012 Jam 10.30wib
- Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan seperti:
TD:100/80mmHg
RR:20 x / menit
Pols:72 x / menit
Suhu:36,5 C
- Beritahu ibu penkes tentang:
Personal hygine
Pola istirahat
Pola nutrisi
- Beri ibu dukungan atau support mental
- Beri tahu keluarga untuk tatap memberi semangat pada ibu
V. PELAKSANAAN
Tanggal 20-04-2012 Jam 10.45Wib
Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan seperti:
- Perdarahan pervaginam
- Sakit kepala yang hebat
- Pengelihatan kabur
- Bengka pada muka dan tangan
- Nyeri perut hebat
Menjelaskan pada ibu untuk mengatur pola istirahat dan tenang agar keadaan ibu dan
janin baik yaitu jng terlalu bnyk berfkir,dan jng terlalu banyak melakukan kegiatan.
Menganjurkan pada ibu untuk memakai pakaian yang longgar dan berbahan katun agar
ibu tetap merasa nyaman.
Menjelaskan pada ibu untuk mengatur pola makan sikit tapi sering agar ibu tetap
bertenaga dan tidak lemas.
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian,atau apabila
ibu mengalami penyakit atau hal-hal yang keluarga anggap tidak mengerti dan ibu
mengatakan akan kembali melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian.
VI. EVALUASI
- Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan seperti:
TD :100 /80mmHg
RR :20 x/menit
Pols :72 kali/ menit
Suhu :36,5 C
- Ibu sudah mengrti cara mengatrur pola istirht yang baik dan tenang
- Keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan
- Ibu sudah mengetahui tentang penjelasan pola nutrisi
- Ibu mengetahi tentang personal hygyne
- Ibu bersedia dating kembali pada kunjungan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rukiah, Ai Yeyeh S.Si.T, Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan), Jakarta: Trans Info
Media, 2010.
Prawirohardjo, Sarwono, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ,
Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009
http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/11/hivaids-pada-ibu-
hamil.html#ixzz1uSGaM4JD