Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Materi Kuliah:
Pengantar; Iterasi Satu Titik; Iterasi Newton
# PENGANTAR #
Berikut ini adalah contoh sekumpulan 2 buah persamaan tak linier simultan, dengan 2 buah variabel
yang tak diketahui:
x12 + x1 x2 = 10 ... (i)
x2 + 3 x1 x2 = 57
2
... (ii)
Dengan cara grafik, harga x1 dan x2 yang merupakan penyelesaian sistem persamaan ini terlihat dari
perpotongan (intersection) antara 2 kurva. Perhatikanlah bahwa penyelesaian sistem persamaan
tersebut di atas adalah: x1 = 2 dan x2 = 3 (lihat gambar berikut...!!!)
6
x12 + x1 x2 = 10
5
Penyelesaian:
4
(2,3)
x2 + 3 x1 x22 = 57
x2
3
2
1
0
0 1 2 3 4
x1
Secara umum, sistem atau kumpulan persamaan tak linier yang melibatkan n buah persamaan
dengan n buah variabel yang tak diketahui, dapat dituliskan dalam bentuk:
f1 (x1, x2, ... , xn) = 0
f2 (x1, x2, ... , xn) = 0
#
fn (x1, x2, ... , xn) = 0
atau, dapat juga dituliskan sebagai: fi (x) = 0 dengan: i = 1, 2, ..., n
di mana f menyatakan fungsi atau persamaan tak linier dan x = [x1 x2 ... xn]
Penyelesaian sistem persamaan tersebut merupakan nilai-nilai x yang membuat sistem persamaan
sama dengan nol.
Seperti halnya penentuan akar persamaan tak linier tunggal, dua metode berikut ini dapat diterapkan
untuk penyelesaian sebuah sistem persamaan tak linier:
1. Metode substitusi berurut (atau iterasi satu titik, atau iterasi titik tetap)
2. Metode iterasi Newton-Raphson
Contoh:
Gunakan metode substitusi berurut untuk menentukan akar-akar persamaan:
x12 + x1 x2 = 10 ...(a)
x2 + 3 x1 x2 = 57
2
...(b)
Gunakan nilai tebakan awal: x1 = 1,5 dan x2 = 3,5
Bandingkan hasilnya dengan nilai x1 dan x2 yang sesungguhnya.
Penyelesaian:
Masing-masing persamaan (a) dan (b) dapat disusun ulang (rearranging) untuk memperoleh
harga x1 dan x2 sebagai berikut:
10 x12
x1 = dan x2 = 57 3 x1 x22
x2
Iterasi pertama:
Dengan menggunakan nilai awal x1 = 1,5 dan x2 = 3,5, maka x1 (baru) dapat dihitung
dengan cara:
10 (1,5) 2
x1 = = 2,21429
3,5
Nilai x1 (baru) ini dan nilai x2 (lama) selanjutnya dapat dihitung untuk menghitung nilai
x2 (baru):
x2 = 57 3 (2,21429) (3,5) 2 = 24,37516
Iterasi kedua:
Dengan cara yang sama, diperoleh:
10 (2,21429) 2
x1 = = 0,20910
24,37516
x2 = 57 3 (0,20910) (24,37516) 2 = 429,709
Perhatikanlah bahwa pendekatan ini menghasilkan penyelesaian yang divergen...!!
Oleh karena itu, persamaan (a) dan (b) disusun ulang kembali dengan cara yang berbeda,
misalnya:
Dari persamaan (a) : x1 = 10 x1 x2
57 x2
dan, dari persamaan (b) : x2 =
3 x1
Iterasi pertama:
x1 = 10 (1,5) (3,5) = 2,17945
57 3,5
x2 = = 2,86051
3 (2,17945)
Iterasi kedua:
x1 = 10 (2,17945) (2,86051) = 1,94053
57 2,86051
x2 = = 3,04955
3 (1,94053)
f1,i f 2,i
f 2,i f1,i
x1 x1
x2,i +1 = x 2 ,i
f1,i f 2,i f1,i f 2,i
x1 x2 x2 x1
Contoh:
Gunakan metode Newton-Raphson multiple-equations untuk menentukan akar-akar persamaan:
x12 + x1 x2 = 10 ...(a)
x2 + 3 x1 x2 = 57
2
...(b)
Gunakan nilai tebakan awal: x1 = 1,5 dan x2 = 3,5
Bandingkan hasilnya dengan nilai x1 dan x2 yang sesungguhnya.
Penyelesaian:
Persamaan (a) dan (b) dapat dituliskan kembali dalam bentuk:
f1 = x12 + x1 x2 10 = 0
f 2 = x2 + 3 x1 x22 57 = 0
Fungsi turunan parsial pertama untuk f1 dan f2:
f1 f2
= 2 x1 + x2 = 3 x22
x1 x1
f1 f2
= x1 = 1 + 6 x1 x2
x2 x2
Iterasi pertama:
Untuk nilai tebakan awal: x1,0 = 1,5 dan x2,0 = 3,5, nilai-nilai turunan parsialnya adalah:
f1,0
= 2 x1,0 + x2,0 = 2 (1,5) + 3,5 = 6,5
x1
f1, 0
= x1,0 = 1,5
x2
f 2, 0
= 3 x22, 0 = 3 (3,5) 2 = 36,75
x1
f 2,0
= 1 + 6 x1, 0 x2, 0 = 1 + 6 (1,5) (3,5) = 32,5
x2
Nilai determinan matriks Jacobian:
= (6,5) (32,5) (1,5) (36,75) = 156,125
Nilai fungsi f1 dan f2:
f1, 0 = x12,0 + x1,0 x2,0 10 = (1,5) 2 + (1,5) (3,5) 10 = 2,5
f 2, 0 = x2, 0 + 3 x1,0 x22,0 57 = 3,5 + 3 (1,5) (3,5) 2 57 = 1,625
Contoh:
Tentukan akar persamaan:
(i) y = 1 ex atau: f1 ( x, y ) = e x + y 1 = 0
(ii) x 2 + y 2 = 4 (Persamaan lingkaran) atau: f 2 ( x, y ) = x 2 + y 2 4 = 0
secara iteratif dengan menggunakan metode Newton.
Penyelesaian:
Secara grafik, terlihat bahwa sistem persamaan tak linier ini mempunyai 2 buah akar (yang
terlihat dari perpotongan antara grafik f1 dan f2).
3 y
f2 2 Akar-akar
persamaan
1
0 x
-3 -2 -1 0 1 2 3
-1
-2
f1
-3
Dengan cara yang sama dengan contoh penyelesaian soal sebelumnya, akan dicoba 2 buah nilai
tebakan awal x dan y yang berbeda.
Hasil-hasil perhitungan selengkapnya, dengan mengambil nilai awal: x = 1; y = -2
Komentar:
Perhatikanlah bahwa dengan mengambil nilai tebakan awal x dan y yang berbeda, maka hasil
perhitungan masing-masing bersifat konvergen dan mengarah kepada posisi akar persamaan
yang berbeda pula.
Generalization
Secara umum, untuk sejumlah n buah persamaan tak linier, dengan n buah variabel bebas
yang tak diketahui, berlaku hubungan:
f k ,i f k ,i f k ,i f k ,i f k ,i f k ,i
x1,i +1 + x2,i +1 + ... + xn,i +1 = f k ,i + x1,i + x2 ,i + ... + xn,i
x1 x2 xn x1 x2 xn
dengan k menyatakan persamaan atau variabel yang tak diketahui; i menyatakan nilai (atau
iterasi) sekarang; dan i+1 menyatakan nilai (atau iterasi) berikutnya. Jika persamaan umum di
atas disusun untuk k = 1, 2, ..., n, terlihat bahwa sistem persamaan yang terbentuk merupakan
sekumpulan persamaan linier simultan, yang dapat diselesaikan secara numerik melalui
beberapa metode.
Dalam bentuk matriks, sistem persamaan di atas dapat dituliskan sebagai:
[Z] [xi+1] = - [f] + [Z] [xi]
dengan turunan parsial yang dituliskan sebagai matriks Jacobian dinyatakan sebagai:
Finite-difference approximation:
fi f ( x + x j ) f i ( x j )
i j (forward difference)
xj x j
fi f ( x + x j ) f i ( x j x j )
i j (central or center difference)
xj 2 x j
fi f ( x ) f i ( x j x j )
i j (backward difference)
xj x j
Contoh Aplikasi:
Berikut ini adalah skema reaksi kompleks dari sebuah sistem reaksi fase cair:
r1
A 2B
r2
A C
r3
r4
B D+C
dengan:
r1 = k1 CA [=] gmol/L.detik k1 = 1,0 detik-1
r2 = k2 CA3/2 [=] gmol/L.detik k2 = 0,2 liter1/2/gmol1/2.detik
2
r3 = k3 CC [=] gmol/L.detik k3 = 0,05 L/gmol.detik
2
r4 = k4 CB [=] gmol/L.detik k4 = 0,4 L/gmol.detik
Q
VR 3
f 3 = CC + k2 C A 2 k3 CC2 + k 4 CB2 = 0
Q
VR
f 4 = C D + k4 CB = 0
2
Q
Tentukan besarnya CA, CB, CC, dan CD dengan menngunakan metode Newton. Gunakan nilai-nilai
awal: CA,0 = CB,0 = CC,0 = CD,0 = 0,3
Penyelesaian:
Untuk menerapkan metode Newton, turunan parsial dari masing-masing persamaan terhadap
masing-masing variabel perlu ditentukan, untuk menghasilkan matriks Jacobian. Berikut
merupakan non-zero partial derivatives untuk sistem ini:
V 1 f 3 VR
f1
= 1 R k1 + 1,5 k2 C A 2 = 2 k 4 CB
CA Q C Q
B
f3
= 1 R 2 k3 CC
f1 VR V
= 2 k3 CC CC Q
CC Q
f 2 VR
=
CA Q
( )
2 k1
f 4 VR
C B
=
Q
2 k 4 CB
f2 f4
= 1 R 2 k 4 C B = 1
V
C Q C D
B
f 3 VR 1
= 1,5 k 2 C A 2
CA Q
Hasil perhitungan secara iteratif (silakan Anda coba menghitung sendiri...!!!):
i CA CB CC CD
0 0,3 0,3 0,3 0,3
1 0,3150712 0,9001920 0,4148786 0,3600919
2 0,3183329 0,7874451 0,5308877 0,4858863
3 0,3188652 0,7838874 0,5349776 0,4915732
4 0,3188658 0,7838840 0,5349814 0,4916789
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa 4 langkah iterasi telah menunjukkan hasil
(atau penyelesaian) yang konvergen.
# LATIHAN SOAL #
1. Tentukan penyelesaian sistem persamaan tak linier simultan berikut ini:
y = -x2 + x + 0,5
y + 5 x y = x2
Gunakan metode Newton-Raphson dan gunakan nilai tebakan awal x = y = 1,2
2 (3 1 + 2 )
= 5,528
(1 2 ) (8 1 2 )
Pertanyaan: Tentukan komposisi gas pada kesetimbangan untuk sistem reaksi ini!
Selamat Belajar!!!