Vous êtes sur la page 1sur 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.budaya bersifat kompleks, abstrak dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.Unsur-unsur
sosiobudaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Citra budaya yang
bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai
perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam
anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lainnya, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Aspek adalah sesuatu yang mendasar atau mengikat.Budaya atau kebudayaan berasal
dari bahasa sansekerta yaitu Buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
dan akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sosial
atau socius yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Sehingga sosial
mengandung makna bahwa setiap anggotanya memiliki kepentingan dan perhatian yang
sama dalam mencapai tujuan bersama. Aspek sosial budaya merupakan sesuatu yang
mendasar berkaitan dengan akal dan pemikiran manusia dalam kehidupan sosial.Karena
aspek sosial budaya inilah, berkembang yang namanya mitos dan fakta yang ada dalam
kehidupan masyarakat. Aspek sosial budaya ini berkaitan dengan bayi baru lahir dana
anak prasekolah yang mana pada zaman dahulu banyak mitos dan budaya dalam

1
menanggapi hal ini. Oleh karena itu, kami akan membahas hal tersebut dalam makalah
ini
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pertumbuhan dan perkembangan anak?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak?
3. Bagaimana pemeriksaan fisik pada anak?
4. Bagaimana usaha kesehatan social?
5. Bagaimana cara pemberian makanan pada anak?
6. Apa saja mitos pada anak?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada
anak.
3. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik pada anak.
4. Untuk mengetahui usaha kesehatan social.
5. Untuk mengetahui carapemberian makanan pada anak.
6. Untuk mengetahui mitos pada anak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Pelayanan Anak


1. Pengertian Anak
Anak merupakan mahkluk sosial, yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang
dan tempat bagi perkembangannya.Anak juga mempunyai perasaan, pikiran,
kehendak tersendiri dimana semuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat
serta struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya.
Seorang anak mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan kesehatan dari
keluarganya tetapi kesehatan anak sekarang ini sangat memprihatinkan karena banyak
sekali kasus anak-anak yang terkena penyakit tertentu karena tidak tercukupi
kebutuhan gizinya.Seperti banyak anak-anak di pelosok desa yang orangtuanya hanya
memberi kebutuhan gizi sekedarnya saja pada anak mereka.
Kebutuhan-kebutuhan anak :
a. Pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Pemberian imunisasi
c. Pemeriksaan fisik pada anak
d. Usaha kesehatan social
e. Pemberian gizi pada anak
Aspek adalah sesuatu yang mendasar atu mengikat.Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa sanskerta yaitu Buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi dan akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.
Sosial atau socius yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain.
Sehingga sosial mengandung makna bahwa setiap anggotanya memiliki kepentingan
dan perhatian yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
2. Pelayanan Kesehatan Anak
Rumah Sakit maupun pelayanan kesehatan di Indonesia memberikan batas
pelayanan kesehatan anak dari umur 13 s/d 14 tahun, sedangkan jika sudah diatas 14
tahun maka sudah dianggap dewasa.
Pelayanan kesehatan anak bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal bagi anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberian
imunisasi, pemeriksaan fisik, usaha kesehatan sosial dan pemberian gizi.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

3
Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek yang
diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang
menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun
psikososial. Namun, sebagian orang tua belum memahami hal ini, terutama orang tua
yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang relatif rendah.Mereka
menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah
kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sering kali para orang tua
mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian
yang sama ( Nursalam, 2005).
1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti
sebagian atau seluruhnya karena adanya multiflikasi sel-sel tubuh dan juga karena
bertambah besarnya sel. Adanya multiflikasi dan pertambahan ukuran sel berarti ada
pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi, yaitu
bertemunya sel telur dan sperma hingga dewasa (IDAI, 2000).Jadi, pertumbuhan
lebih ditekankan pada bertambahnya ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih
besar atau lebih matang bentuknya, seperti bertambahnya ukuran berat badan, tinggi
badan dan lingkar kepala. Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan
yang bervariasisesuai dengan bertambahnya usia anak. Secara umum, pertumbuhan
fisik dimulai dari arah kepala ke kaki.Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian
kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh
tubuh bagian bawah.Pada masa fetal pertumbuhan kepala lebih cepat dibandingkan
dengan masa setelah lahir, yaitu merupakan 50 % dari total panjang badan.
Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur. Pada usia dua
tahun, besar kepala kurang dari seperempat panjang badan keseluruhan, sedangkan
ukuran ekstremitas bawah lebih dari seperempatnya.

2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai
hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang
terorganisasi (IDAI, 2000). Dengan demikian, aspek perkembangan ini bersifat
kualitatif, yaitu pertambahan kematangan fungsi dari masing-masing bagian

4
tubuh.Hal ini diawali dengan berfungsinya jantung untuk memompakan darah,
kemampuan untuk bernafas, sampai kemampuan anak untuk tengkurap, duduk,
berjalan, memungut benda-benda di sekelilingnya serta kematangan emosi dan sosial
anak.
3. Tumbuh Kembang
a. Masa Bayi (0 sampai 1 tahun)
Masalah yang utama terjadi adalah karena dampak dari perpisahan dengan
orang tua sehingga ada gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang.
Pada anak usia lebih dari enam bulan terjadi stranger anxiety atau cemas apabila
berhadapan dengan orang yang tidak dikenalnya dan cemas karena perpisahan.
Reaksi yang sering muncul pada anak usia ini adalah menangis, marah, dan
banyak melakukan gerakan sebagai sikap stranger anxiety. Bila ditinggalkan
ibunya, bayi akan merasakan cemas karena perpisahan dan perilaku yang
ditunjukkan adalah dengan menangis keras. Respons terhadap nyeri atau adanya
perlukaan biasanya menangis keras, pergerakan tubuh yang banyak, dan ekspresi
wajah yang tidak menyenangkan.
b. Masa Todler (2 sampai 3 tahun)
Anak usia todler bereaksi terhadap hospitalisasi sesuai dengan sumber
stresnya. Sumber stres yang utama adalah cemas akibat perpisahan. Respons
perilaku anak sesuai dengan tahapannya,yaitu tahap protes, putus asa, dan
pengingkaran (denial). Pada tahap protes, perilaku yang ditunjukkan adalah
menangis kuat, menjerit memanggil orang tua atau menolak perhatian yang
diberikan orang lain. Pada tahap putus asa, perilaku yang ditunjukkan adalah
menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjukkan minat untuk bermain.
Pada tahap pengingkaran, perilaku yang ditunjukkan adalah secara samar
mulai menerima perpisahan, membina hubungan secara dangkal, dan anak mulai
terlihat menyukai lingkungannya. Oleh karena adanya pembatasan terhadap
pergerakannya, anak akan kehilangan kemampuannya untuk mengontrol diri dan
anak menjadi tergantung pada lingkungannya. Akhirnya, anak akan kembali
mundur pada kemampuan sebelumnya atau regresi. Terhadap perlukaan yang
dialami atau nyeri yang dirasakan karena mendapatkan tindakan invasive, seperti
injeksi, infus, pengambilan darah, anak akan meringis, menggigit bibirnya, dan

5
memukul.Walaupun demikian, anak dapat menunjukkan lokasi rasa nyeri dan
mengomunikasikan rasa nyerinya.
c. Masa prasekolah (3 sampai 6 tahun)
Perawatan anak di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dari lingkungan
yang dirasakannya aman, penuh kasih sayang, dan menyenangkan, yaitu
lingkungan rumah, permainan, dan teman sepermainannya. Reaksi terhadap
perpisahan yang ditunjukkan anak usia prasekolah adalah dengan menolak makan,
sering bertanya, menangis walaupun secara perlahan, dan tidak kooperatif
terhadap petugas kesehatan. Perawatan di rumah sakit juga membuat anak
kehilangan control terhadap dirinya. Perawatan di rumah sakit mengharuskan
adanya pembatasan aktivitas anak sehingga anak merasa kehilangan kekuatan diri.
Perawatan di rumah sakit sering kali dipersepsikan anak prasekolah sebagai
hukuman sehingga anak akan merasa malu, bersalah, atau takut. Ketakutan anak
terhadap perlukaan muncul karena anak menganggap tindakan dan prosedurnya
mengancam integritas tubuhnya. Oleh karena itu, hal ini menimbulkan reaksi
agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal dengan mengucapkan kata-
kata marah, tidak mau bekerja sama dengan perawat, dan ketergantungan pada
orang tua.
d. Masa Sekolah (6 sampai 12 tahun)
Perawatan anak di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dengan
lingkungan yang dicintainya, yaitu keluarga dan terutama kelompok sosialnya dan
menimbulkan kecemasan. Kehilangan control juga terjadi akibat dirawat di rumah
sakit karena adanya pembatasan aktivitas. Kehilangan control tersebut berdampak
pada perubahan peran dalam keluarga, anak kehilangan kelompok sosialnya
karena ia biasa melakukan kegiatan bermain atau pergaulan sosial, perasaan takut
mati, dan adanya kelemahan fisik. Reaksi terhadap perlukaan atau rasa nyeri akan
ditunjukkan dengan ekspresi baik secara verbal maupun nonverbal karena anak
sudah mampu mengomunikasikannya. Anak usia sekolah sudah mampu
mengontrol perilakunya jika merasa nyeri, yaitu dengan menggigit bibir dan/atau
menggigit dan memegang sesuatu dengan erat.
e. Masa Remaja (12 sampai 18 tahun)
Anak usia remaja memersepsikan perawatan di rumah sakit menyebabkan
timbulnya perasaan cemas karena harus berpisah dengan teman sebayanya.

6
Apabila harus dirawat di rumah sakit, anak akan merasa kehilangan dan timbul
perasaan cemas karena perpisahan tersebut. Pembatasan aktivitas di rumah sakit
membuat anak kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menjadi bergantung pada
keluarga atau petugas kesehatan di rumah sakit.Reaksi yang sering muncul
terhadap pembatasan aktivitias ini adalah dengan menolak perawatan atau
tindakan yang dilakukan padanya atau anak tidak mau kooperatif dengan petugas
kesehatan atau menarik diri dari keluarga, sesama pasien, dan petugas kesehatan
(isolasi). Perasaan sakit karena perlukaan atau pembedahan menimbulkan respons
anak bertanya-tanya, menarik diri dari lingkungan, dan/atau menolak kehadiran
orang lain (Supartini,2004).

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang pada Anak


1. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan anak.
Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan dicapainya potensi genetik/
bawaan/ bakat anak. Lingkungan yang kurang baik akan menghambat pertumbuhan,
sehingga potensi bawaan atau bakat tidak dapt dicapai. Lingkungan meliputi aspek
fisis, biologis dan sosial yang pada dasarnya disebut lingkungan fisikobiopsikososial.
Aspek-aspek tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan berkaitan satu sama
lain.

Lingkungan fisikobiopsikososial tersebut dapat berupa :


a. Orang tua
1) Hidup rukun dan harmonis
2) Persiapan jasmani, mental, sosial yang matang pada saat membina keluarga
3) Mempunyai riwayat pendidikan yang baik
4) Mempunyai pekerjaan tetap
5) Mempunyai tingkat ekonomi/ kesejahteraan yang cukup
6) Mempunyai waktu dalam membina keluarga
7) Tinggal di rumah yang sehat
8) Tinggal di lingkungan yang sehat
b. Pelayanan KIA dan KB yang cukup untuk perlindungan kesehatan ibu dan anak
dengan jaringan fasilitas yang memadai dalam tenaga, peralatan, anggaran serta
mencakup seluruh populasi.
c. Di daeerah perkotaan atau pedesaan di ciptakan keadaan cukup baik dalam segi-
segi :

7
1) Kesehatan, misalnya pengetahuan keluarga mengenai kesehatan, penyebaran
fasilitas kesehatan
2) Geografis, Misalnya sumbeer alam dan komunikasi
3) Demografis, misalnya komposisi penduduk menurut umur, penyebaran
penduduk, kebijaksanaan keluarga berencana, urbanisasi dan transmigrasi
4) Sosial ekonomi, misalnya kesempatan kerja/ lapangan kerja, tingkat
pendapatan, perumahan, lingkungan hidup
5) Psikokulturil, misalnya pendidikan di sekolah, di rumah dan di luar sekolah,
kebiasaan, kepercayaan, tradidsi, sikap terhadap masalah kesehatan
6) Kebijaksanaan politik pemerintah, misalnyaperencanaan perkembangan/
pembangunan ekonomi, kesejahteraan anak.
d. Pendidikan di rumah, sekolah dan luar sekolah serta luar rumah untuk pembinaan
perkembangan emosi, sosial, moral, etika, tanggung jawab, pengetahuan,
ketrampilan dan kepribadian.
Dengan demikian harus disadari bahwa lingkungan fisikobiopsikososial yag
cukup baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditunda karena hal ini merupakan
kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang sangat baik.
Penundaan hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
2. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani
Seorang anak bukan seorang dewasa dalam bentuk tubuh yang kecil, karena ia
mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus terus dan tetap berkembang
sampai dewasa agar menjadi orang berguna bagi semua orang.
Semua orang harus memahami persoalan anak yang sedang tumbuh dan
berkembang sebab pada fase itu seorang anak selalu bergantung pada orang yang ada
disekitarnya mengenai makanan, perawatan, bimbingan dan perasaan aman.Apabila
ligkungan disekitar buruk maka segera lah dirubah sehingga pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat berjalan dengan baik.
Pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu dariyang lain karena
itu saling berkaitan sangat erat. Untuk perkembangan normal diperlukan pertumbuhan
yang selalu bersamaan dengan kematangan fungsi.Untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak yang optimum di butuhkan makanan yang harus disesuaikan
dengan kebutuhan anak yang sedang tumbuh.Pencegahan penyakit menular juga
merupakan hal yang penting, di samping membutuhkan bimbingan, pembinaan,
perasaan aman dan kasih sayang dari orang tua yang hidup rukun, bahagia sejahtera

8
dalam lingkungan yang sehat agar penularan penyakit akut maupun kronis tidak
menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sebelum bayi lahir terdapat pertumbuhan dan perkembangan yang cepat sekali,
yaitu berasal dari seorang makhluk yang hanya terdiri dari satu sel sampai terlahir
menjadi seorang bayi hingga pada saatnya nanti dia akan hidup sendiri terpisah dari
ibunya.
Pada triwulan pertama masa embrio sangat penting kerena merupakan masa
pembentukan organ, lalu dalam triwulan berikutya janin lebih bertahan karena
pertumbuhan organ telah selesai dan selama triwulan terakhir pertambahan berat
badan cepat sekali dan terdapat penimbunan lemak di bawah jaringan kulit.
a. Tahap pertumbuhan anak
1) Tahun pertama mengalami pertumbuhan yang cepat sekali, kemudian
mengurang berangsur-angsur smpai umur 3-4 tahun.
2) Sampai pada masa anak ke masa dewasa atau masa peralihan pertumbuhan
berjalan lambat dan teratur
3) Masa anak ke masa peralihan (12-16 tahun) pertumbuhannya cepat
4) Kecepatan pertumbuhan mengurang sedikit demi sedikit hingga berakhir kira-
kira sampai umur 18 tahun.
b. Pertumbuhan BB, TB dan lingkar kepala
1) BB ( Berat Badan )
Berat badan meruupakan ukuran terbaik untuk menilai atau menentukan
pertumbuhan karena merupakan gabungan keseluruhan dari berbagai macam
ukuran.Dalam penilaian berat badan harus berhati-hati karena anak yang
memiliki berat badan banyak belum tentu gizinya lebih baik dari anak yang
berat badannya lebih sedikit (normal).Sekarang banyak anak yang berat
badannya banyak tapi di dalam tubuhnya hanya berisi cairan (Bengkak) bukan
gemuk.
Berat Badan Lahir di Indonesia diperkirakan antara 2,7-4,1kg dan dalam 3
bulan pertama kenaikan berat badan diperkirakan naik 1kg/ bulan.
Umur 5 bulan, berat badan 2x dari BBL
Umur 6 bulan, berat badan naik kg / bulan
Umur 1 tahun, berat badan 3x dari BBL
Umur 2 tahun, berat badan 4x dari BBL
Umur 6 tahun, berat badan 2x dari berat pada umur 1 tahun

Pada masa prasekolah dan sekolah kecepatan pertumbuhan berat badan


mulai menurun karena dibarengi dengan pertumbuhan beberapa organ dan

9
mulai aktif dalam beraktivitas yang mengakibatkan bertambahnya jumlah
jaringan sedemikian rupa sehingga jumlah jaringan lemak di bawah kulit
mengurang.Masa peralihan adalah masa sangat penting dimana saat sebelum
dan sewaktu dalm masa peralihan di bawah kulit terbentuk kembali jaringan
lemaknya.Perbedaan jaringan lemak yang terdapat pada anak wanita dan pria
adalah, penimbunan lemak pada wanita banyak tertimbun di sekitar panggul,
payudara dan di daerah pergerakan sedangkan pada pria banyak tertimbun di
punggung.Perubahan jaringan lemak dan berat badan pada wanita berlangsung
sampai beberapa tahun setalah masa peralihan sedangkan pada pria setelah
melalui masa peralihan berat badan tidak bertambah.Pertambahan berat badan
tergantung dari makanan, hormon dan faktor keturunan.

Cara mengukur berat badan :

Pada bayi BB diukur dengan timbangan bayi, sedangkan pada anak


dengan timbangan berdiri.
Periksa terlebih dahulu : alat sudah dalam keadaan seimbang atau
belum.
Bayi ditimbang berbaring terlentang atau duduk tanpa baju.
Sedangkan anak ditimbang berdiri tanpa sepatu minimal
menggunakan pakaian.
Sampai umur 1 tahun : timbang setiap bulan
Sampai umur 3 tahun : timbang setiap 3 bulan
Dilanjutkan 2x pertahun selama lima tahun
Lebih dari umur 5 tahun : dilakukan setiap tahun kecuali bila
terdapat kelainan atau penyimpangan berat badan.
2) TB (Tinggi Badan)
Saat lahir tinggi badan atau panjang badan 50cm, sehingga pada umur 1
tahun panjangnya 71cm kemudian kecepatan pertumbuhan berkurang
sehingga setelah umur 2 tahun kecepatan pertambahan tinggi badan kira-kira
5cm pertahun.
Pertumbuhan TB :
1 tahun : 1 x Panjang lahir
4 tahun : 2 x Panjang lahir
6 tahun : 1 x Panjang umur 1 tahun
13 tahun : 3 x Panjang lahir

10
Dewasa : 2 x Panjang umur 2 tahun
Perubahan tubuh pada masa peraliahan berlangsung karena pengaruh
hormon kelamin dan hipofisis.Pada awal masa peralihan terdapat penambahan
beratbadan yang drastis disertai dengan penambahan tinggi badan.
Pada permulaan masa peralihan pertumbuhan cepat sekali. Dalam masa
yang pendek ini tinggi badan akan dapat bertambah kurang lebih 10cm
pertahun. Sampai pada masa peralihan pertumbuhan pada pria dan wanita
kecepatannya berkurang menurut norma tertentu, tetapi setelah itu terdapat
perbedaan. Tinggi badan pria selama masa peralihan lebih cepat dibandingkan
dari pada tinggi badan anak wanita.
Cara mengukur tinggi badan :
Alat pengukur terbuat dari kayu, yang satu ujungnya mempunyai
batas yang tetap, sedangkan yang lain bisa digerakan. bayi
ditidurkan terlentang tanpa sepatu dan tanpa topi di atas kayu yang
keras.
Usahakan agar tubuh anak lurus agar panjang bayi dapat diukur
dengan akurat, dengan meletakkan verteks bayi pada kayu yang
tetap.Sedangkan kayu yang dapat bergerak menuju tumit bayi.
Pada anak, tinggi badan dukur dengan posisi berdiri tanpa sepatu,
telapak kaki dirapatkan dan punggung bersandar pada dinding.
3) Lingkar kepala
Pengukuran pada lingkar kepala yang diukur adalah lingkaran kepala
terbesar.Tujuannya untuk mengetahui perubahan daalam pertumbuhan otak.
Cara mengukur lingkar kepala :
Caranya dengan meletakkan pita lingkar kepala melalui glabela pada bayi,
bagian atas alis mata dan bagian belakang kepala yang paling menonjol yaitu
protuberonsia oksipitalis. Pita pengukur diletakkan sedemikian rupa sehingga
kencang melingkari kepala.

D. Imunisasi atau Vaksinasi


Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
Imunisasi sendiri berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.imunitas atau
kekebalan dari suatu penyakit diperoleh melalui kehadiran antibodi terhadap penyakit

11
tersebut pada sistem tubuh seseorang.Antibodi sendiri adalah protein yang diproduksi
oleh tubuh untuk menetralkan atau membunuh toksin atau organisme pembawa
penyakit.Antibodi merupakan protein yang spesifik terhadap satu penyakit. Sebagai
contoh, antibodi terhadap penyakit campak akan melindungi seseorang yang terpapar
penyakit campak, akan tetapi tidak dapat menimbulkan efek melindungi apabila ia
terkena penyakit lain seperti gondokan.
Imunisasi mungkin dapat memberikan efek samping yang membuat anak jatuh sakit,
namun dampak positif perlindungan yang dihasilkan vaksin tersebut amat sangat berguna.
Terdapat 2 jenis imunitas atau kekebalan tubuhyaitu kekebalan aktif & kekebalan
pasif, perbedaannya adalah :
1. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif didapat akibat terkena paparan organisme penyebab penyakit
yang memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi terhadap penyakit
tersebut.Paparan terhadap organisme tersebut dapat berupa terkena penyakit tersebut
secara langsung (sehingga timbul kekebalan alamiah) atau dikenai organisme
penyebab penyakit yang telah dibunuh atau dilemahkan melalui vaksinasi (kekebalan
akibat vaksinasi). Sehingga, apabila suatu saat orang tersebut terkena paparan
penyakit itu, maka sistem kekebalan tubuhnya akan mengenali penyakit tersebut &
segera memproduksi antibodi yang diperlukan untuk melawan. Kekebalan aktif
berlangsung dalam jangka panjang & bahkan seumur hidup.
2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif tersedia dalam tubuh apabila seseorang diberikan antibodi
terhadap suatu penyakit & bukan diproduksi sendiri oleh sistem kekebalan tubuhnya.
Bayi baru lahir biasanya akan mempunyai kekebalan pasif dari ibunya melalui
plasenta. Seseorang juga dapat mempunyai kekebalan pasif melalui pemberian cairan
antibodi misalnya imunoglobulin, yang dapat diberikan saat itu juga untuk
melindungi terhadap suatu penyakit.Hal inilah yang menjadi keuntungan utama dari
pemberian kekebalan pasif, yaitu perlindungan terhadap penyakit langsung didapat,
sedangkan pada kekebalan aktif membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
terbentuk perlindungan (biasanya beberapa minggu).Akan tetapi kekurangannya
adalah, kekebalan pasif hanya berlangsung selama beberapa minggu atau bulan,
sedangkan pada kekebalan aktif berlangsung lebih lama bahkan bisa seumur hidup.

12
Imunisasi anak sangat penting, kenapa? Walaupun imunisasi sendiri diperlukan
oleh semua orang pada setiap tahapan usia, akan tetapi penekanannya lebih banyak
kepada anak-anak, kenapa demikian ?Saat lahir, bayi mempunyai perlindungan
terhadap beberapa penyakit tertentu karena antibodi ibunya yang diberikan lewat
plasenta. Kemudian setelah lahir, bayi yang diberikan ASI juga akan menerima
manfaat tambahan dari antibodi yang terdapat dalam ASI. Tetapi kedua perlindungan
tersebut bersifat hanya sementara.Sedangkan pada bayi atau anak sendiri rentan
terkena penyakit karena beberapa organ tubuhnya belum berfungsi secara sempurna
untuk melindungi tubuhnya, oleh karena itu imunisasi penting dilakukan supaya
mereka mempunyai kekebalan tubuh sendiri terhadap penyakit tersebut.
Beberapa orang tua merasa khawatir untuk melakukan imunisasi terhadap anak
mereka, karena mereka takut anak akan mengalami efek samping yang serius atau
bahkan terkena penyakit itu sendiri. Sebenarnya hal tersebut tidak perlu ditakutkan,
karena meskipun komponen dari vaksin tersebut adalah organisme penyebab
penyakit, tetapi mereka sudah dilemahkan atau dimatikan.Bahkan pada beberapa jenis
vaksin, yang digunakan adalah bagian tubuh dari organisme tersebut, sehingga tidak
mungkin untuk menyebabkan penyakit. Beberapa vaksin tertentu memang dapat
menimbulkan efek samping seperti rasa sakit di tempat penyuntikan ataupun demam,
akan tetapi reaksi lain yang lebih serius jarang terjadi.
Bisa dianggap reaksi efek samping akibat pemberian vaksin lebih kecil
dibandingkan dengan resiko kesehatan akibat penyakit tersebut dimasa yang akan
datang , apabila tidak diberikan vaksinasi. Bahkan bisa dibilang imunisasi adalah
investasi awal untuk kesehatan anak di masa depan.
Pada tahun 2010 yang direkomendasikan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia)tidak dicantumkannya lagi imunisasi wajib & imunisasi tidak wajib. Hal ini
karena menimbulkan anggapan di masyarakat bahwa imunisasi tidak wajib, tidak
penting dilakukan.Dimana hal tersebut adalah salah, karena semua imunisasi tersebut
sebaiknya dilakukan agar dapat membantu anak terlindungi dari penyakit yang
berbahaya.Yang ada adalah imunisasi yang sudah bisa diberikan oleh pemerintah
secara gratis & imunisasi yang belum bisa diberikan oleh pemerintah secara gratis,
karena beberapa sebab.
TIPS SEPUTAR IMUNISASI ANAK

13
Meskipun imunisasi aman dilakukan pada anak-anak, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh orang tua sebelum membawa anak mereka untuk diimunisasi.
1. Kapan harus menunda atau menghindari pemberian imunisasi pada anak
a. Jika anak menderita sakit/demam & rewel, meskipun bila hanya batuk/pilek
biasa tanpa demam & rewel, anak masih bisa tetap di imunisasi.
b. Jika anak mempunyai reaksi alergi pada pemberian imunisasi sebelumnya.
Beritahu dokter jika anak memiliki alergi terhadap bahan latex, karena
terdapat salah satu jenis imunisasi yang memiliki aplikator dari latex.
c. Jika anak memiliki masalah/penyakit pada sistem pencernaannya,
konsultasikan dahulu ke dokter.
d. Jika anak baru-baru ini menerima transfusi darah atau gamma globulin.
e. Jika anak mempunyai masalah sistem kekebalan tubuhnya akibat penyakit
tertentu seperti kanker, sedang mengkonsumsi steroid atau obat penekan
sistem kekebalan tubuh lainnya atau sedang menjalani proses terapi radiasi
atau kemoterapi.
2. Merawat anak setelah imunisasi
Apabila mengalami demam, anak dapat diberikan paracetamol atau ibuprofen,
tergantung dari usia anak, untuk dosis tepatnya dapat konsultasi ke dokter. Jika
anak mengalami muntah atau diare, berikan cairan sesering mungkin & awasi
tanda atau gejala terjadinya dehidrasi seperti misalnya buang air kecil yang tidak
sesering biasanya. Jika ada reaksi lain yang tidak terduga sehabis imunisasi,
sebaiknya konsultasi kembali ke dokter yang menangani.
3. Pencatatan Imunisasi
Bila melakukan imunisasi di RS, biasanya orang tua akan mendapatkan buku
untuk mencatat imunisasi apa saja yang telah dilakukan & yang belum dilakukan
serta waktu harus melakukan imunisasi tersebut. Pencatatan imunisasi ini penting
untuk dilakukan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara imunisasi yang
belum & telah dilakukan. Apabila saat melakukan imunisasi tidak diberikan buku,
dapat juga membuat buku sendiri yang mencatat waktu imunisasi, umur anak saat
imunisasi,jenis imunisasi yang dilakukan & tempat melakukan imunisasi dengan
paraf dokter yang melakukan imunisasi.
4. Jenis/Macam Vaksin Imunisasi Untuk Anak
a. BCG

14
Perlindungan Penyakit : TBC / Tuberkolosis
Penyebab : Bakteri Bacillus Calmette Guerrin
Kandungan : Bacillus Calmette-Guerrin yang dilemahkan
Waktu Pemberian : Umur / usia 2 bulan
b. DPT/DT
Perlindungan Penyakit : Difteri (infeksi tenggorokan), Pertusis (batuk
rejan) dan Tetanus (kaku rahang).
Penyebab : Bakteri difteri, pertusis dan tetanus
Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 3 bulan
II. Umur / usia 4 bulan
III. Umur / usia 5 bulan
IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan
V. Umur / usia 5 tahun
VI. Umur / usia 10 tahun
c. Polio
Perlindungan Penyakit : Poliomielitis / Polio (lumpuh layuh) yang
menyababkan nyeri otot, lumpuh dan kematian.
Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 3 bulan
II. Umur / usia 4 bulan
III. Umur / usia 5 bulan
IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan
V. Umur / usia 5 tahun

d. Campak / Measles
Perlindungan Penyakit : Campak / Tampek
Efek samping yang mungkin : Demam, ruam kulit, diare
Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 9 bulan atau lebih
II. Umur / usia 5-7 tahun
e. Hepatitis B
Perlindungan Penyakit : Infeksi Hati / Kanker Hati mematikan
Waktu Pemberian :
I. Ketika baru lahir atau tidak lama setelahnya
II. Tergantung situasi dan kondisi I

15
III.Tergantung situasi dan kondisi II
IV. Tergantung situasi dan kondisi III
5. Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Yang Dianjurkan Pada Anak :
a. MMR
Perlindungan Penyakit : Campak, gondongan dan campak Jerman
Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 1 tahun 3 bulan
II. Umur / usia 4-6 tahun
b. Hepatitis A
Perlindungan Penyakit : Hepatitis A (Penyakit Hati)
Penyebab : Virus hepatitis A
Waktu Pemberian :
I. Tergantung situasi dan kondisi I
II. Tergantung situasi dan kondisi II
c. Typhoid & parathypoid
Perlindungan Penyakit : Demam Typhoid
Penyebab : Bakteri Salmonela thypi
Waktu Pemberian :
I. Tergantung situasi dan kondisi

d. Varisella (Cacar Air)


Perlindungan Penyakit : Cacar Air
Penyebab : Virus varicella-zoster
Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 10 s/d 12 tahun 1 kali dan di atas 13 tahun 2 kali dengan
selang waktu 4 s/d 8 minggu.
6. Pemeriksaan Fisik Pada Anak
a. Kepala
Bentuk kepala ; makrosefali atau mikrosefali
Tulang tengkorak :
Anencefali : tidak ada tulang tengkorak
Encefalokel : tidak menutupnya fontanel occipital
Fontanel anterior menutup : 18 bulan
Fontanel posterior : menutup 2 6 bulan
Caput succedeneum : berisi serosa , muncul 24 jam pertama dan
hilangdalam 2 hari
Cepal hematoma : berisi darah,muncul 24 48 jam dan hilang 2
3minggu
Distribusi rambut dan warna

16
Jika rambut berwearna / kuning dan gampang tercabut merupakan
indikasiadanya gangguan nutrisi
Ukuran lingkar kepala 33 34 atau < 49 dan diukur dari bagian
frontalkebagian occipital.
b. Muka
Simetris kiri kanan
Tes nervus 7 ( facialis )
Sensoris : Menyentuhkan air dingin atau air hangat daerah maksilladan
mandibula dan menyebutkan apa yang dirasakan.
Motorik : pasien diminta mengerutkan dahi,kemudian menutupmata
kuat-kuat sementara jari-jari pemeriksa menahan kedua kelopak mata
agar tetap terbuka.
Tes nervus 5 ( trigeminus )
Sensorik : menyentuhkan kapas pada daerah wajah danapakah ia
merasakan sentuh tersebut
Motorik : menganjurkan klien untuk mengunyah dan pemeriksa meraba
otot masenter dan mandibula.
c. Mata
Simetris kanan kiri
Alis tumbuh umur 2-3 bulan
Kelopak mata :
Oedema
Ptosis : celah kelopak matamenyempit karena kelopak mata atasturun.
Enof kelopak mata mnyempit karena kelopak mata atas dan
bawahtertarik kebelakang.
Exoptalmus : pelebaran celah kelopak mata, karena kelopak mataatas
dan bawah tertarik kebelakang.
Pemeriksaan nervus II ( optikus),test konfrontasi danketajaman
penglihatan.
Sebagai objek mempergunakan jari
Pemeriksa dan pasaien duduk berhadapan ,mata yang akandiperiksa
berhadapan dengan mata pemeriksa ,yang biasanya berlawanan, mata
kiri dengan mata kanan,pada garis ketinggian yangsama.
Jarak antara keduanya berkisar 60 100 cm. Mata yang
lainditutup,obyek mulai digerakkkan oleh pemeriksa mulai dari

17
sampingtelinga ,apabila obyek sudah tidak terlihat oleh pemeriksa maka
secaranormal obyek tersebut dapat dillihat oleh pasien.
Anak dapat disuruh membaca atau diberikan Snellen Chart.
Pemeriksaan nervus III ( Oculomotoris refleks cahaya)
Pen light dinyalakan mulai dari samping atau, kemudiancahaya
diarahkan pada salah satu pupil yang akan diperiksa, maka akan ada
rekasi miosis.
Apakah pupil isokor kiri atau kanan
Pemeriksaan Nervus IV ( Troclearis ) pergerakan bola mata
Menganjurkan klien untuk melihat ke atas dan ke bawah.
Pemeriksaan nervus VI ( Abdusen )
Menganjurkan klien untuk melihat ke kanan dan kekiri.
Pemeriksaan nervus V( Trigeminus) Reflekskornea
Tutup mata yang satu dengan penutup
Minta klien untuk melirik kearahlaterosuperior ( mata yang tidak
diperiksa)
Sentuhkan pilinan kapas padakornea, respon refleks berupa kedipan
kedua mata secara cepat.
Glaberal refleks: mengetuk dahidiantara kedua mata,hasil positif bila
tiap ketukan mengakibatkankedua mata klien berkedip.
Doll eye refleks : bayi dipalingkandan mata akan ikut ,tapi hanya
berfookus pada satu titik.
d. Hidung
Posisi hidung apakah simetris kiri kanan
Jembatan hidung apakah ada atau tidak ada, jika tidak ada diduga
downsyndrome.
Cuping hidung masih keras pada umur < 40 hari
Pasase udara : gunakan kapas dan letakkan di depan hidung, dan
apabila bulu kapas bergerak, berarti bayi bernafas.
Gunakan speculum untuk melihat pembuluh darah mukosa, secret,
poliup,atau deviasi septum.
Pemeriksaan nervus I ( Olfaktoris)
Tutup salah satu lubang hidung klien,berikan bau bauan lalu klien
diminta untuk menyebutkan bau apa.Tiap hidung diuji secara terpisah.
e. Mulut
Bibir kering atau pecah pecah
Periksa labio schizis
Periksa gigi dan gusi apakah ada perdarahan atau pembengkakan.

18
Tekan pangkal lidah dengan menggunakan spatel,hasil positif bila
adarefleks muntah ( Gags refleks)
Perhatikan ovula apakah simetris kiri dan kanan
Pemeriksaan nervus X ( VAGUS )
Tekan lidah dengan menggunakan spatel, dan anjurkan klien
untuk memngatakan AH dan perhatikan ovula apakah terngkat.
Pemeriksaan nervus VII ( facialis) sensoris
Tetesi bagian 2/3 anterior lidah dengan rasa asin, manis dan
pahit,kemudian menentukan zat apa yang dirasakan dan 1/3
bagian belakang lidah untuk pemeeriksaan Nervus IX.
Pemeriksaan Nervus XI Hipoglosus
Menyuruh pasien untuk menjulurkan lidah lurus lurus kemudianmenarik
dengan cepat dan disuruh menggerakkan lidah ke kiri dan kekanan dan
sementara itu pemeriksa melakukan palpasi pada kedua pipi untuk
merasakan kekuatn lidah.
Rooting refleks : bayi akan mencari benda yang diletakkandisekitar
mulut dan kemudian akan mengisapnya.
Dengan memakai sarung tangan, masukkan jari kelingkingkedalam
mulut, raba palatum keras dan lunak apabila ada lubang berarti labio
palato shizis,kemudian taruh jari kelingking diataslidah , hasil positif
jika ada refleks mengisap (Sucking Refleks)
f. Telinga
Simetris kiri dan kanan
Daun telinga dilipat, dan lama baru kembali keposisi semula
menunjukkantulang rawan masih lunak.
Canalis auditorious ditarik kebawah kemudian kebelakang,untuk
melihatapakah ada serumen atau cairan.
Pemeriksaan tes nervus VIII (Acustikus)
Menggesekkan rambut, atau tes bisik.
Mendengarkan garpu tala (Tes Rinne,Weber)
Starter refleks :tepuk tangan dekat telinga, mata akan berkedip.
g. Leher
Lipatan leher 2-3 kali lipat lebih pendek dari orang dewasa.
Periksa arteri karotis
Vena Jugularis
Posisi pasien semifowler 45 dan dimiringkan,tekan daerah nodus
krokoideusmaka akan tampak adanya vena.

19
Taruh mistar pada awal dan akhir pembesaran vena tersebutkemudian
tarik garis imajiner untuk menentukan panjangnya.
Raba tiroid : daerah tiroid ditekan,dan p[asien disuruh
untuk menelan,apakah ada pembesaran atau tidak.
Tonick neck refleks : kedua tangan ditarik, kepala akanmengimbangi.
Neck rigting refleks refleks : posisi terlentang,kemudian tanganditarik
kebelakang,pertama badan ikut berbalik diikuti dengan kepala.
Pemeriksaan nervus XII (Asesoris)
Menganjurkan klien memalingkan kepala, lalu disuruh untuk
menghadap kedepan,pemeriksa memberi tahanan terhadap kepala sambil
meraba otot sternokleidomasatodeus.
h. Dada
Bentuk dada apakah simetris kiri dan kanan
Bentuk dada barrel anterior posterior dan tranversal hampir sama
1:1dandewasa 1: 2
Suara tracheal : pada daerah trachea, intensitas tinggi, ICS 2 1:1
Suara bronchial : pada percabangan bronchus, pada saat udara
masuk,intensitas keraspada ICS 4-5 1:3
Suara broncho vesikuler : pada bronchus sebelum alveolus,
intensitassedang ICS 5.
Suara vesikuler : pada seluruh bagian lateral paru, intensitas rendah3:1
Wheezing terdengar pada saat inspirasi dan rales pada saatekspirasi
Perkusi pada daerah paru suara yang ditimbulkan adalah sonor
Apeks jantung pada mid klavikula kiri intercostals 5
Batas jantung pada sternal kanan ICS 2 ( bunyi katup aorta),sternal kiri
ICS 2 ( bunyi katup pulmonal), sternal kiri ICS 3-4 ( bunyikatup
tricuspid), sternal kiri mid klavikula ICS 5 ( bunyi katup mitral).
Perkusi mpada daerah jantung adalah pekak.
i. Abdomen
Tali pusat : Dua arteri satu vena.
Observasi adanya pembengkakan atau perdarahan.
Observasi vena apakah terbayang atau tidak.
Observasi distensi abdomen.
Terdengar suara peristaltic usus.
Palpasi pada daerah hati, teraba 1 2 cm dibawah costa, panjangnya
padagaris media clavikula 6 12 cm.

20
Palpasi pada daerah limpa pada kuadran kiri atasPerkusi pada daerah
hati suara yang ditimbulkan adakah pekak Perkusi pada daerah lambung
suara yang ditimbulkan adalah timpan
Refleks kremaster : gores pada abdomen mulai dari sisi lateralkemedial,
terlihat kontraksi.
j. Punggung
Susuri tulang belakang , apakah ada spina bivida okulta : ada
lekukan pada lumbo sacral,tanpa herniasi dan distribusi lanugo lebih
banyak.
Spina bivida sistika : dengan herniasi , meningokel ( berisi meningendan
CSF) dan mielomeningokel ( meningen + CSF + saraf spinal).
Rib hum and Flank: dalam posisi bungkuk jika tulang
belakangrata/simetris( scoliosis postueral) sedangkan jika asimetris atau
bahu tinggi sebelah danvertebra bengkok ( scoliosis structural)
skoliometer >40
k. Tangan
Jumlah jari jari polidaktil ( .> dari 5 ) , sindaktil ( jari jari bersatu)
Pada anak kuku dikebawakan, dan tidak patah , kalau patah
didugakelainan nutrisi.
Ujung jari halus
Kuku klubbing finger <180 ,bila lebih 180 diduga kelainan
system pernafasan
Grasping refleks : meletakkan jari pada tangan bayi, maka refleks akan
menggengam.
Palmar refleks : tekan pada telapak tangan ,akan menggengam
l. Pelvis
CDH : test gluteal , lipatan paha simetris kiri kanan
Ortholani test : lutut ditekuk sama tinggi/tidak
Barlow test : kedua lutut ditekuk dan regangkan kesamping akan
terdengar bunyi klik
Tredelenburg test : berdiri angkat satu kaki, lihat posisi pelvis apakah
simetris kiri dan kanan.
Waddling gait : jalan seperti bebek.
Thomas test : lutut kanan ditekuk dan dirapatkan kedada,sakit dan
lututkiri akan terangkat

21
E. USAHA KESEHATAN SOSIAL
Sehat menurut WHO adalah segala bentuk kesehatan badan, rohani/mental dan
bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat atau kelemahan-kelemahan.
Sehat menurut UU No. 23/1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kesehatan jiwa, seperti yang diatur dalam lembaran Negara RI No. 2805 yaitu suatu
keadaan/kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan emosional dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras dengan perkembangan orang
lain.
Masyarakat yaitu sekelompok orang yang memiliki identitas sendiri dan mendiami
wilayah atau daerah tertentu serta mengembangkan norma-norma yang harus dipatuhi
oleh para anggotanya.
Kesehatan sosial yaitu peri kehidupan dalam masyarakat, dimana perikehidupan ini
harus sedemikian rupa sehingga setiap orang cukup kemampuan untuk memelihara dan
mewujudkan kehidupan sendiri maupun kehidupan keluarganya dalam masyarakat yang
memungkinkan ia dapat menikmati hiburan.
Kesehatan masyarakat menurut Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat (Public
Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan
meningkatkan kesehatan melalui Usaha-usaha Pengorganisasian Masyarakat untuk :
a. Perbaikan sanitasi lingkungan
b. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan.
e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan
hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948), kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat.
Adapun disiplin ilmu yang menopang IKM atau sering disebut pilar utama IKM yaitu :
1. Epidemiologi
2. Biostatistik/Statistik kesehatan
3. Kesehatan Lingkungan
4. Promosi Kesehatan
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat
6. Gizi Masyarakat
7. Kesehatan Kerja

22
Sedangkan sebagai seni yaitu :
1. Pemberantasan penyakit menular maupun tidak menular
2. Perbaikan sanitasi lingkungan
3. Perbaikan lingkungan pemukiman
4. Pemberantasan vector
5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
6. KIA
7. Pembinaan Gizi masyarakat
8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
9. Pengawasan obat dan minuman
10. Pembinaan peran serta masyarakat
PEMBERIAN MAKANAN
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan
bayi/anak menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 4
tahap :
a. Makanan bayi umur 0 6 bulan
b. Makanan bayi umur 6 9 bulan
c. Makanan anak umur 9 12 bulan
d. Makanan anak umur 12 24 bulan
Pada situasi khusus seperti anak sakit atau ibu bekerja, pemberian makanan bayi/anak
perlu penanganan secara khusus.
1. Makanan Bayi Umur 0 6 Bulan
a) Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif )
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30
menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi.Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk
bayi.Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menyusui akan terbina
hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.

b) Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna
kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang
tinggi.
c) Berikan ASI dari kedua payudara
Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke payudara
lainnya, ASI diberikan 8 10 kali setiap hari.
INGAT !
Beri ASI saja sampai umur 6 bulan
Berikan kolostrum

23
2. Makanan Bayi Umur 6 Bulan
a) Pemberian ASI diteruskan, diberikan dari kedua payudara secara bergantian
b) Bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus karena bayi
sudah memiliki reflek mengunyah. Contoh MP-ASI berbentuk halus antara lain :
bubur susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang
dilumatkan. Berikan untuk pertama kali salah satu jenis MP-ASI, misalnya pisang
lumat.Berikan sedikit demi sedikit mulai dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2
kali sehari.Berikan untuk beberapa hari secara tetap, kemudian baru dapat
diberikan jenis MP-ASI yang lainnya.
c) Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI
dimanfaatkan seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan dengan
sendok, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot.Penggunaan botol dan dot
berisiko selain dapat pula menyebabkan bayi/anak mencret itu dapat
mengakibatkan infeksi telinga.
d) Memberikan MP-ASI dengan botol dan dot untuk anak baduta sambil tiduran
dapat menyebabkan infeksi telinga tengah, apabila MP-ASI masuk keruang
tengah.
e) Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi sulit
menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit
dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut.

INGAT !
Teruskan pemberian ASI
Berikan ASI lebih dulu, baru MP-ASI
Berikan makanan lumat halus 1-2 x sehari
3. Makanan Bayi Umur 6 9 Bulan
a) Pemberian ASI diteruskan
b) Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu, bayi
mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari.
c) Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi
sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin.
Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, disamping
memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain yang
larut dalam lemak.
d) Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit sbb :

24
Pada umur 6 bulan beri 6 sendok makan
Pada umur 7 bulan beri 7 sendok makan
Pada umur 8 bulan beri 8 sendok makan
Pada umur 9 bulan beri 9 sendok makan
Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya
4. Makanan Bayi Umur 9 12 Bulan
a) Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara
bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga, bentuk dan
kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun mendekati
bentuk dan kepadatan makanan keluarga.
b) Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang bernilai
gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll.usahakan agar makanan selingan
dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.
c) Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan. Campurkanlah
ke dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti
(terlampir). Pengenalan berbagai bahan makanan sejak usia dini akan berpengaruh
baik terhadap kebiasaan makan yang sehat dikemudian hari.
INGAT !
Teruskan pemberian ASI
Berikan makanan lunak 3 kali sehari dengan takaran yang cukup
Berikan makanan selingan 1 kali sehari
Perkenalkan bayi dengan beraneka ragam bahan makanan
5. Makanan Anak Umur 12 24 Bulan
a) Pemberian ASI diteruskan.Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang,
tetapi merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
b) Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari
dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan.Disamping itu
tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.
c) Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan.
Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti
dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun
kangkung, wortel, tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur
sumsum, biskuit, dll.
d) Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi
frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.

25
INGAT !
Teruskan pemberian ASI
Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
Berikan makanan selingan 2 kali sehari
Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.
Perilaku Makan Anak Sekolah
Kegiatan di sekolah menyita waktu terbesar dari aktifitas keseluruhan anak sehari
hari, termasuk aktifitas makan.Makanan jajanan di sekolah ternyata sangat beresiko
terjadi cemaran biologis atau kimiawi yang banyak mengganggu kesehatan. Perilaku
makan pada anak usia di sekolah tersebut harus dihatikan secara cermat dan hatihati.
Kegiatan di sekolah menyita waktu terbesar dari aktifitas keseluruhan anak sehari hari,
termasuk aktifitas makan.Makanan jajanan di sekolah ternyata sangat beresiko terjadi
cemaran biologis atau kimiawi yang banyak mengganggu kesehatan. Perilaku akan pada
anak usia di sekolah tersebut harus dihatikan secara cermat dan hati hati.
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus
bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan
berkesinambungan. Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung
pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa
tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak selalu
dapat dilaksanakan dengan sempurna.Sering timbul masalah terutama dalam pemberian
makanan yang tidak benar dan menyimpang.Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan
pada banyak organ organ dan sistem tubuh anak.Foodborne diseases atau penyakit
bawaan makanan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di banyak
negara.Penyakit ini dianggap bukan termasuk penyakit yang serius, sehingga seringkali
kurang diperhatikan.
Pemberian Nutrisi Yang Baik Dan Benar Pada Anak Sekolah
Untuk memberikan makanan yang benar pada anak usia sekolah harus dilihat dari
banyak aspek,seperti ekonomi, sosial ,budaya,agama,disamping aspek medik dari anak
itu sendiri. Makanan pada anak usia sekolah harus serasi,selaras dan seimbang. Serasi
artinya sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak. Selaras adalah sesuai dengan
kondisi ekonomi,sosial budaya serta agama dari keluarga. Sedangkan seimbang artinya

26
nilai gizinya harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan usia dan jenis bahan makanan
seperti kabohidrat, protein dan lemak.
Karena besarnya variasi kebutuhan makanan pada masing-masing anak,maka dalam
memberikan nasehat makanan pada anak tidak boleh terlalu kaku. Pemberian makanan
pada anak tidak boleh dilakukan dengan kekerasan tetapi dengan persuasif dan
monitoring terhadap tumbuh kembangnya.Pemberian makan yang baik harus sesuai
dengan Jumlah, Jenis dan Jadwal pada umur anak tertentu. Ketiga hal tersebut harus
terpenuhi sesuai usia anak secara keseluruhan, bukan hanya mengutamakan jenis tapi
melupakan jumlahnya atau sebaliknya memberikan jumlah yang cukup tapi jenisnya
tidak sesuai untuk anak. Contoh, pemberian makanan jumlahnya sudah cukup banyak
tapi jenis makanannya kurangmengandung nilai gizi yan baik. Pada usia sekolah sudah
harus dibagi dalam jenis kelaminnya mengingat kebutuhan mereka yang berbeda. Anak
laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas fisik sehingga mmerlukan kalori yang lebih
banyak dibandingkan anak perempuan. Pada usia ini biasanya anak perempuan sudah
mengalami masa haid sehingga memerlukan lebih banyak protein, zat besi dari usia
sebelumnya.
Sarapan pagi bagi anak usia sekolah sangatlah penting, karena waktu sekolah adalah
penuh aktifitas yang membutuhkan energi dan kalori yang cukup besar. Untuk sarapan
pagi harus memenuhi sebanyak kalori sehari. Dengan mengkonsumsi 2 potong roti dan
telur; satu porsi bubur ayam; satu gelas susu dan buah; akan mendapatkan 300 kalori.
Bila tidak sempat sarapan pagi sebaiknya anak dibekali dengan makanan/snack yang
berat (bergizi lengkap dan seimbang) misalnya : arem-arem, mi goreng atau roti isi
daging. Makan siang biasanya menu makanannya lebih bervariasi karena waktu tidak
Bahaya Makan Jajanan
Pada umumnya kebiasaan yang sering menjadi masalah adalah kebiasaan makan di
kantin atau warung di sekitar sekolah dan kebiasaan makan fast food. Makanan jajanan
yang dijual oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris disebut street food
menurut FAO didefisinikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual
oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang
langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Jajanan
kaki lima dapat mejawab tantangan masyarakat terhadap makanan yang murah, mudah,
menarik dan bervariasi. Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan

27
waktunya di sekolah.Sebuah penelitian di Jakarta baru-baru ini menemukan bahwa uang
jajan anak sekolah rata-rata sekarang berkisar antara Rp 2000 Rp 4000 per hari.Bahkan
ada yang mencapai Rp 7000.Sekitar 5% anak-anak tersebut membawa bekal dari rumah.
Mereka lebih terpapar pada makanan jajanan kaki lima dan mempunyai kemampuan
untuk membeli makanan tersebut.
Menariknya, makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak
sekolah sebanyak 36%, protein 29% dan zat besi 52%. Karena itu dapat dipahami peran
penting makanan jajanan kaki lima pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah.
Namun demikian, keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun
kimiawi masih dipertanyakan. Pada penelitian yang dilakukan di Bogor telah ditemukan
Salmonella Paratyphi A di 25% 50% sampel minuman yang dijual di kaki lima.
Penelitian lain yang dilakukan suatu lembaga studi di daerah Jakarta Timur
mengungkapkan bahwa jenis jajanan yang sering dikonsumsi oleh anak-anak sekolah
adalah lontong, otak-otak, tahu goreng, mie bakso dengan saus, ketan uli, es sirop, dan
cilok. Berdasarkan uji lab, pada otak-otak dan bakso ditemukan borax, tahu goreng dan
mie kuning basah ditemukan formalin, dan es sirop merah positif mengandung rhodamin
B. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum ditemukan pada
makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal
seperti borax (pengempal yang mengandung logam berat Boron), formalin (pengawet
yang digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil), dan methanil
yellow (pewarna kuning pada tekstil). Bahan-bahan ini dapat terakumulasi pada tubuh
manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan penyakit-
penyakit seperti antara lain kanker dan tumor pada organ tubuh manusia. Belakangan
juga terungkap bahwa reaksi simpang makanan tertentu ternyata dapat mempengaruhi
fungsi otak termasuk gangguan perilaku pada anak sekolah.Gangguan perilaku tersebut
meliputi gangguan tidur, gangguan konsentrasi, gangguan emosi, hiperaktif dan
memperberat gejala pada penderita autism.Pengaruh jangka pendek penggunaan BTP ini
menimbulkan gelaja-gejala yang sangat umum seperti pusing, mual, muntah, diare atau
bahkan kesulitan Luang air besar. Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA)
dari WHO yang mengatur dan mengevaluasi standar BTP melarang penggunaan bahan

28
kimia tersebut pada makanan. Standar ini juga diadopsi oleh Badan POM dan
Departemen Kesehatan RI melalui Peraturan Menkes no. 722/Menkes/Per/IX/1998.
Wawancara dengan PKL menunjukkan bahwa mereka tidak tahu adanya BTP ilegal
pada bahan baku jajanan yang mereka jual. BTP ilegal menjadi primadona bahan
tambahan di jajanan kaki lima karena harganya murah, dapat memberikan penampilan
makanan yang menarik (misalnya warnanya sangat cerah sehingga menarik perhatian
anak-anak) dan mudah didapat. Lebih jauh lagi, kita ketahui bahwa makanan yang
dijajakan oleh PKL umumnya tidak dipersiapkan dengan secara baik dan
bersih.Kebanyakan PKL mempunyai pengetahuan yang rendah tentang penanganan
pangan yang aman, mereka juga kurang mempunyai akses terhadap air bersih serta
fasilitas cuci dan buang sampah. Terjadinya penyakit bawaan makanan pada jajanan kaki
lima dapat berupa kontaminasi baik dari bahan baku, penjamah makanan yang tidak
sehat, atau peralatan yang kurang bersih, juga waktu dan temperatur penyimpanan yang
tidak tepat.
Upaya Perbaikkan
Untuk mengurangi paparan anak sekolah terhadap makanan jajanan yang tidak sehat
dan tidak aman, perlu dilakukan usaha promosi keamanan pangan baik kepada pihak
sekolah, guru, orang tua, murid, serta pedagang.Sekolah dan pemerintah perlu
menggiatkan kembali UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Materi komunikasi tentang
keamanan pangan yang sudah pernah dilakukan oleh Badan POM dan Departemen
Kesehatan dapat ditingkatkan penggunaannya sebagai alat bantu penyuluhan keamanan
pangan di sekolah-sekolah.
Perlu diupayakan pemberian makanan ringan atau makan siang yang dilakukan di
lingkungan sekolah.Hal ini dilakukan untuk mencegah agar anak tidak sembarang
jajan.Koordinasi oleh pihak sekolah, persatuan orang tua murid dibawah konsultasi
dokter sekolah atau Pusat Kesehatan Masyarakatsetempat untuk dapat menyajikan
makanan ringan pada waktu keluar istirahat yang bisa diatur porsi dan nilai gizinya.
Upaya ini tentunya akan lebih murah dibanding anak jajan diluar disekolah yang tidak
adajaminan gizi dan kebersihannya.
Dengan menyelenggarakan kegiatan makanan tambahan tersebut, diharapkan
mendapat keuntungan, misalnya : anak sudah ada jaminan makanan disekolah, sehingga
orang tua tidak khawatir dengan makanan yang dimakan anaknya disekolah. Ibu yang
selalu khawatir biasa memberi bekal makanan pada anaknya. Kalau makanan yang baik

29
dan bergizi tersedia disekolah, akan meringankan tugas ibu. Dalam kegiatan ini bisa pula
dikenalkan berbagai jenis bahan makanan yang mungkin tidak disukai anak ketika
disajikan dirumah, tetapi akan menerima ketika disajikan disekolah. Dengan demikan
anak dapat mengenal aneka bahan pangan.
Banyak studi yang menunjukkan persentase anak sekolah Amerika yang kelebihan
berat badan bertambah hampir tiga kali lipat dalam 20 tahun terakhir.Kecenderungan
tersebut diduga akibat makanan faft food (junk food) dan kurang olahraga. Pengalaman
yang bisa diambil jadi contoh yaitu kebijakan baru di Los Angeles dalam beberapa tahun
ke depan akan menghilangkan tahap demi tahap minuman ringan di mesin-mesin penjaja
dan kafetaria. Minuman yang dianggap tak bermanfaat itu akan diganti dengan air putih,
susu dan buah-buahan dan minuman olahraga. Hal ini menunjukkan statu kepedulian
terhadap kesehatan anak usia sekolah.
Bahaya yang senantiasa mengancam kesehatan anak usia sekolah karena perilaku
makan ini harus diperhatikan oleh semua pihak. Orang tua, guru, persatuan orang tua
murid dan guru, pemerintah daerah khususnya departemen pendidikan dan departemen
kesehatan harus mulai mengambil langkah cepat berkoordinasi untuk melakukan upaya
perbaikkan.Perlu dipikirkan pembuatan peraturan atau kebjaksanaan baik oleh pihak
sekolah atau instansi terkait sehingga dapat mengatasi masalah ini. Peningkatan perhatian
kesehatan anak usia sekolah ini diharapkan dapat mengciptakan peserta didik yang sehat,
cerdas dan berprestasi.

F. MITOS PADA ANAK


1. Setiap anak yang mengalami diare, demam dan rewel biasanya oleh orang tua sering
mengaitkannya dengan perubahan tumbuh kembang anak tersebut.
Contohnya : Tumbuhnya gigi, mulai belajar berjalan, mulai belajar berbicara
2. Biasanya kepercayaan masyarakat terhadap anak, jika anak yang mengalami tumbuh
gigi terlebih dahulu maka kemungkinan untuk berjalannya lambat, begitu pula
sebaliknya jika anak berjalan terlebih dahulu maka kemungkinan untuk tumbuh gigi
terlambat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak itu
berbeda satu sama lain. Itu dapat terjadi dari pola makan,gaya hidup dan lingkungan
sekitar anak tersebut.

30
3. Jika anak mengalami step atau demam tinggi biasaanya orang tua yang masih kental
dengan adat dan budayanya sering menyikapi hal tersebut dengan mengibaskan sapu
ijuk dimuka anak tersebut.
4. Jika menjelang maghrib anak kecil tidak diperbolehkan untuk keluar dari rumah dan
biasanya orang tua menakut-nakutinya agar anak tersebut tetap berada didalam
rumah. Hal ini, bertujuan agar anak tidak terkena angin malam yang menyebabkan
anak tersebut sakit.
5. Menurut sebagian orang yang masih meyakini kebudayaan bahwa orang yang sering
mengkonsumsi air kelapa akan menyebabkan keluarnya keputihan yang banyak.
Tetapi dalam ilmu kesehatan hal tersebut sangat bertolak belakang sebab air kelapa
sangat berguna untuk mnyembuhkan penyakit gastristis.
6. Menurut sebagian orang tua jika sedang menstruasi tidak diperbolehkan mencuci
rambut sampai menstruasi selesai karena sebagian mereka mempercayai berhentinya
darah sebelum menstruasi selesai. Padahal, hal tersebut menurut kesehatan tidak baik
karena akan menyebabkan kulit kepala kotor dan gatal-gatal.
7. Jika rambut anak anda basah maka anak anda akan masuk angin. Seorang Pakar
Kesehatan Jims Scars mengatakan dari riset yang pernah dilakukannya di Inggris
dimana setengah kelompok anak dibiarkan berada dalam ruangan hangat sedangkan
sisanya berada di lorong dengan kondisi basah kuyup.Setelah beberapa jam,
kelompok yang berada di lorong tadi tidak mengalami flu." Kedinginan belum tentu
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh secara langsung".
8. Anak perlu makan ketika kedinginan dan meminum banyak air ketika demam
Hal yang seharusnya dilakukan adalah menjaga keseimbangan komposisi cairan
tubuh . Jika seseorang banyak cairan maka akan mudah terserang penyakit begitupun
sebaliknya.Meskipun demikian anak tidak perlu mengonsumsi minuman elektrolit
bila tidak mengalami dehidrasi ataupun diare.
9. Anak akan kehilangan 75% panas melalui kepala
Mitos ini berkembang karena keharusan bahwa kepala bayi yang baru lahir ditutupi
ketika cuaca dingin ataupun panas.Hal tersebut dibenarkan karena kepala bayi
memiliki presentasi lebih besar daripada bagian tubuh yang lainnya. Tetapi saat
beranjak dewasa , keluarnya panas melalui kepala hanya10%, sisanya keluar melalui
kaki, lengan , dan tangan.
10. Makanan yang keluar dari mulut ibu yang terbaik bagi bayi

31
Suku Sasak di Lombok, para ibu nifas biasa memberikan nasi pakpak (nasi yang telah
dikunyah oleh ibunya terlebih dahulu ) kepada bayinya agar bayinya tumbuh sehat
dan kuat . Mereka percaya bahwa apa yang keluar dari mulut ibu merupakan yang
terbaik untuk bayi.

11. Asupan lain ketika ASI belum keluar


Masyarakat Kerinci di Sumatera Barat , pada usia 1 bulan bayi sudah diberi bubur
tepung, bubur nasi, pisang , dan lain-lain. Dan ada juga kebiasaan memberikan
roti,nasi yang sudah dilumatkan ataupun madu, dan teh manis kepada bayi baru lahir
sebelum ASI keluar.
12. Kolostrum dianggap sebagai susu yang sudah rusak
Masyarakat tradisional menganggap kolostrum sebagai susu yang sudah rusak dan tak
baik diberikan pada bayi karena warnanya yang kekuning-kuningan. Selain itu, ada
yang menganggap kolostrum dapat menyebabkan diare, muntah , dan masuk angin
pada bayi.
13. Mitos tentang vitamin sangat perlu diketahui agar tak salah langkah..
a. Anak kurus karena kurang vitamin
Orang sering berpikir, anak yang gemuk dan lincah pastilah sehat.Padahal
belum tentu, lho.Anak gemuk belum tentu cukup vitamin.Pasalnya, tubuh
yang besar relatif butuh makanan lebih banyak."Bisa jadi, anak yang gemuk
tersebut kurang darah alias mengidap anemia."
Biasanya pada saat lahir, anak tersebut mendapat cadangan makanan (baik
zat besi maupun vitamin) yang cukup dari ibunya. Namun seiring pesatnya
pertumbuhan, ia ternyata relatif kekurangan vitamin pembentukan darah.
Untuk itu harus mendapat tambahan asam folat, zat besi, dan vitamin C.
Sebaliknya, anak yang kurus juga belum tentu kekurangan
vitamin.Pemikiran bahwa anak gemuk itu sehat dan anak kurus tidak sehat,
tidak berlaku lagi sekarang."Patokannya sekarang adalah tumbuh dan
kembang.Untuk mengetahui apakah anak kita cukup ideal, bisa menggunakan
alat ukur grafik berat, tinggi dan umur yang saling dibandingkan," lanjut
Ghazali.
Selain itu, faktor genetik pun bisa mempengaruhi anak menjadi kurus,
gemuk, pendek, tinggi, dan lainnya.
b. Nafsu makan hilang, cekok saja dengan vitamin

32
Sering, kan, kita lihat orang tua yang sembarangan mencekokkan vitamin
pada anaknya yang sulit makan. "Mencekokkan vitamin dianggap bisa
mengembalikan nafsu makan anak.Padahal, hilangnya nafsu makan anak
disebabkan banyak hal, seperti karena sakit tenggorokan, sariawan, gigi
tumbuh, gigi copot, anak flu, atau terkena TBC," ujar Ghazali.
Pemberian vitamin yang berlebihan justru bisa membuat anak kehilangan
nafsu makan.Terutama jika anak kehilangan vitamin C alias asam askorbat.
Asam jika dimakan berlebih akan menyebabkan perut perih. Apalagi jika anak
makan tidak teratur, bisa saja terjadi luka di lambung.Tetapi pada anak kecil
hal ini jarang terjadi.
Penyakit mag biasanya diderita orang dewasa. Untuk itu sebaiknya
mengkonsumsi vitamin sesuai dosis wajarnya 50 mg. Jangan termakan iklan
yang menyebutkan bahwa menelan vitamin dosis tinggi (sampai 1.000 mg)
bisa membantu stamina tetap kuat dan tidak sakit-sakitan.
c. Vitamin membuat anak lebih cerdas
Vitamin memang bisa membuat anak cerdas, namun tetapi prosesnya tentu
saja tidak langsung. Cerdas itu terjadi karena anak mengalami perkembangan.
Misalnya cepat bicara, berjalan, bermain, dan lainnya.

33
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Anak merupakan mahkluk sosial, yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang
dan tempat bagi perkembangannya.Anak juga mempunyai perasaan, pikiran, kehendak
tersendiri dimana semuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta struktur
yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya.
Rumah Sakit maupun pelayanan kesehatan di Indonesia memberikan batas pelayanan
kesehatan anak dari umur 13 s/d 14 tahun, sedangkan jika sudah diatas 14 tahun maka
sudah dianggap dewasa.
Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek yang
diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang
menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun
psikososial.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti
sebagian atau seluruhnya karena adanya multiflikasi sel-sel tubuh dan juga karena
bertambah besarnya sel.
Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan
sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya
yang terorganisasi (IDAI, 2000).
Tumbuh kembang anak dimulai dari masa bayi antara usia 0-1 tahun, setelah itu masa
todler antara usia 2-3 tahun, kemudian dilanjutkan dengan masa prasekolah umur 3-6
tahun, selanjutnya masa sekolah umur 6-12 tahun dan yang terakhir adalah masa Remaja
antara usia 12 sampai 18 tahun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak antara lain lingkungan
dan pertumbuhan dan perkembangan jasmani.
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Terdapat 2 jenis imunitas atau kekebalan
tubuhyaitu kekebalan aktif & kekebalan pasif.
Sehat menurut WHO adalah segala bentuk kesehatan badan, rohani/mental dan
bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat atau kelemahan-kelemahan. Sehat

34
menurut UU No. 23/1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Di dalam masyarakat masih sering berkembang mitos-mitos pada anak. Salah satunya
adalah jika anak mengalami step atau demam tinggi biasaanya orang tua yang masih
kental dengan adat dan budayanya sering menyikapi hal tersebut dengan mengibaskan
sapu ijuk dimuka anak tersebut. Maka dari itu diperlukannya pendidikan mengenai
kesehatan pada anak agar mitos yang berkembang tidak terus berlanjut.
B. Saran
Untuk pembaca diharapkan dengan membaca makalah ini dapat lebih tahu dan
memahami tentang social budaya masyarakat Bali yang berkaitan dengan kesehatan pada
anak-anak sehingga pemahaman ini dapat diinformasikan kepada orang awam dan dapat
diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Pillitteri, Adele. Buku Saku Asuhan Ibu & Anak. 2002. Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Toni, Djohari. Buku Diktat Ilmu Kesehatan Anak. 2011. STIKes Indramayu : Indramayu
http://family.fimela.com/bayi-balita/tumbuh-kembang/mitos-seputar-kesehatan-anak-yang-
sering-membuat-ibu-bingung-130917d-page1.html
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-sehat-menurut-ahli-who.html
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_23_92.htm

35

Vous aimerez peut-être aussi