Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui definisi tentang obat tradisional
Untuk mengetahui tanaman yang bisa digunakan untuk obat tradisional.
Untuk memahami tentang bentuk sediaan obat tradisional.
1.3 Manfaat
Untuk menambah pengetahuan dan lebih mendalami tentang obat
tradisional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat tradisional yang diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki izin edar
yang diberikan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pemberian izin
edar dilaksanakan melalui mekanisme registrasi sesuai dengan tatalaksana yang
ditetapkan dan berlaku selama 5(lima) tahun. Dikecualikan dari ketentuan
kewajiban memiliki izin edar di berlakukan terhadap:
a. obat tradisional yang dibuat oleh usaha jamu racikan dan usaha jamu
gendong
b. simplisia dan sediaan galenik untuk keperluan industri dan keperluan
layanan pengobatan tradisional
c. obat tradisional yang digunakan untuk penelitian, sampel untuk registrasi
dan pameran dalam jumlah terbatas dan tidak diperjualbelikan.
Obat tradisional yang dapat diberikan izin edar harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. menggunakan bahan yang memenuhi persyaratan keamanan dan mutu
b. dibuat dengan menerapkan CPOTB
c. memenuhi persyaratan Farmakope Herbal Indonesia atau persyaratan lain
yang diakui
d. berkhasiat yang dibuktikan secara empiris, turun temurun, dan/atau secara
ilmiah, penandaan berisi informasi yang objektif, lengkap, dan tidak menyesatkan.
Zat kimia berkhasiat (obat) tidak diperbolehkan digunakan dalam campuran obat
tradisional karena obat tradisional diperjual belikan secara bebas. Dengan
sendirinya apabila zat berkhasiat (obat) ini dicampurkan dengan ramuan obat
tradisional dapat berakibat buruk bagi kesehatan (Dirjen POM, 1986).
Sumber simplisia :
1. tumbuhan liar
Kerugian : a. umur dan bagian tanaman
b. jenis (species)
c. lingkungan tempat tumbuh
Keuntungan : a. Ekonomis
Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat ini sudah lama dimiliki oleh nenek
moyang kita dan hingga saat ini telah banyak yang terbukti secara ilmiah. Dan
Pemanfaatan tanaman obat Indonesia akan terus meningkat mengingat kuatnya
keterkaitan bangsa Indonesia terhadap tradisi kebudayaan memakai jamu.
Bagian-bagian yang digunakan sebagai bahan obat yang disebut simplisia.
Simplisia:
a. Kulit (cortex)
Kortek adalah kulit bagian terluar dari tanaman tingkat tinggi yang berkayu.
b. Kayu (lignum)
Simplisia kayu merupakan pemanfaatan bagian dari batang atau cabang.
c. Daun (folium)
Folium merupakan jenis simplisia yang paling umum digunakan sebagai bahan
baku ramuan obat tradisional maupun minyak atsiri.
d. Herba
Simplisia herba pada umumnya berupa produk tanaman obat dari jenis herba yang
bersifat herbaceous.
e. Bunga (flos)
Bunga sebagai simplisia dapat berupa bunga tungga atau majemuk, bagian bunga
majemuk serta komponen penyusun bunga.
f. Akar (radix)
Akar tanaman yang sering dimanfaatkan untuk bahan obat dapat berasal dari jenis
tanaman yang umumnya berbatang lunak dan memiliki kandungan air yang tinggi.
g. Umbi (bulbus)
Bulbus atau bulbi adalah produk berupa potongan rajangan umbi lapis, umbi akar,
atau umbi batang. Bentuk ukuran umbi bermacam-macam tergantung dari jenis
tanamannya.
h. Rimpang (rhizoma)
Rhizoma atau rimpang adalah produk tanaman obat berupa potongan-potongan
atau irisan rimpang.
i. Buah (fructus)
Simplisia buah ada yang lunak dan ada pula yang keras. Buah yang lunak akan
menghasilkan simplisia dengan bentuk dan warna yang sangat berbeda, khususnya
bila buah masih dalam keadaan segar.
j. Kulit buah (perikarpium)
Sama halnya dengan simplisia buah, simplisia kulit buah pun ada yang lunak,
keras bahkan adapula yang ulet dengan bentuk bervariasi.
k. Biji (semen)
Semen (biji-bijian) diambil dari buah yang telah masak sehingga umumnya sangat
keras. Bentuk dan ukuran simplisia biji pun bermacam- macam tergantung dari
jenis tanaman (Widyastuti, 2004).
2.3 Bentuk sediaan Obat Tradisional
Obat tradisional tersedia dalam berbagai bentuk yang dapat diminum atau
ditempelkan pada permukaan pada permukaan kulit. Tetapi tidak tersedia dalam
bentuk suntikan atau aerosol. Dalam bentuk sediaan obat- obat tradisional ini
dapat berbentuk serbuk yang menyerupai bentuk sediaan obat modren, kapsul,
tablet, larutan, ataupun pil (BPHN, 1993).
2.3.1 Larutan
Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan, maka
padat tadi terbagi secara molekuler dalam cairan tersebut. Zat cair atau cairan
biasanya ditimbang dalam botol yang digunakan sebagai wadah yang diberikan.
Cara melarutkan zat cair ada dua cara yakni zat-zat yang agak sukar larut
dilarutkan dengan pemanasan (Anief, 2000).
2.3.2 Serbuk
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang disebukkan. Pada
pembuatan serbuk kasar, terutama serbuk nabati, digerus terlebih dahulu sampai
derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih 500C.
Serbuk obat yang mengandung bagian yang mudah menguap dikeringkan dengan
pertolongan bahan pengering yang cocok, setelah itu diserbuk dengan jalan
digiling, ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai derajat
halus serbuk (Anief, 2000).
2.3.3 Tablet
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau
cempung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan. Zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat
pembasah. Contohnya yaitu tablet antalgin (Anief, 2002).
2.3.4 Pil
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandung satu
atau lebih bahan obat. Berat pil berkisar antara 100 mg sampai 500 mg. untuk
membuat pil diperlukan zat tambahan seperti zat pengisi untuk memperbesar
volume, zat pengikat dan pembasah dan bila perlu ditambah penyalut (Anief,
2002).
2.3.5 Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga
terbuat dari pati dan bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras
bervariasi dari nomor paling kecil (5) sampai nomor paling besar (000), dan ada
juga kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang ( dikenal sebangai
usuran OE), yang memberikan kapasitas isi yang lebih besar tanpa peningkatan
diameter. Contohnya kapsul pacekap (Farmakope IV, 1995).
a. Coriandri Fruktus
Ketumbar adalah Coriandrum sativum suku Apiaceae
Ketumbar berkhasiat untuk meredakan pusing, muntah- muntah, influensa, wasir,
radang lambung, campak, masuk angin, terkena darah tinggi, dan lemah syahwat.
b. Myristicae semen
Buah pala adalah myristica fragrans suku Myristicaceae
Mengandung minyak atsiri, zat samak, dan zat pati.
Buah pala berkhasiat sebagai obat diare, kembung, mual serta untuk menetapkan
daya cerna dan selera makan, yang kaya akan vitamin C, kalsium, dan posfor.
Senyawa kimia buah pala tersebut terdapat dikulit, daging, biji pala hingga
bunganya.
c. Piperis Nigri Fruktus
Lada hitam adalah piper nigrum suku Piperaceae
Mengandung saponim, flavonoid, minyak atsiri, kavisin, resin, amilum.
Lada hitam berkhasiat untuk memperlancar menstruasi, meredakan serangan
asma, meringankan gejala ramatik, mengatasi perut kembung serta
menyembuhkan sakit kepala.
d. Andrographis Herba
Tanaman sambiloto adalah Andrograpis Peniculata suku Acanthaceae.
Mengandung flavinoid, alkane, keton, aldehid, dan beberapa mineral seperti
kalium, kalsium, dan natrium. Tanaman ini berkhasiat sebagai antiradang ,
analgetik, dan penawar racun.
e. Curcumae Rhizoma
Temulawak adalah Curcuma Xanthorrhiza suku Zingiberaceae. Mengandung pati,
kurkuminoid, dan minyak atsiri. Temulawak berkhasiat antiradang, antisembelit,
tonikum, dan diuretik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan
tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.
Bahan yang digunakan dalam obat tradisional adalah simplisia.
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa
bahan yang dikeringkan.
Simplisia yang digunakan berasal dari tumbuhan, hewan, pelikan (mineral)
dan bisa bersumber dari tumbuhan liar atau tumbuhan budidaya yang harus
memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan pengobatan tradisional.
Bagian tanaman obat yang digunakan untuk obat tradisional adalah kulit,
buah, daun,kulit batang, biji, akar , dll.
Obat tradisional dapat berupa serbuk, larutan, pil, kapsul, dsb.
Tanaman yang masuk dalam kategori simplisia antara lain adalah coriandri
fructus, myristicae semen, curcuma rhizoma, dsb.
3.2 SARAN
Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang ada
di sekitar kita dengan sebaik mungkin. Serta tetap menjaga kelestarian lingkungan
hidup disekitar kita agar tercipta lingkungan hidup yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA