Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
15 September 2011
f. Tidak terjadi ketidak efektifan pertukaran gas
Post op:
a. Tidak ada nyeri
b. Tidak terjadi resiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA
copyaskep
Beranda
Pos Komentar
ASKEP
GA-DAR
Terkait
Filed under ASKEP Tagged with defek, defek pada ventrikel, Kebocoran, kongesti
pulmonal, ventrikel, ventrikel kanan, Ventrikulare Septum Defek, VSD
Berikan Balasan
Pos-pos Terakhir
ASAM BASA
Arsip
Arsip
Kategori
Kategori
Awan Tag
acidosis alkalosis anafilaktik analisa data appendik asam asetilcolin askep Asuhan
keperawatan basa Cidera kepala combustio cvd definisi askep demam demam berdarah Dengue
haemorhagic fever DHF diagnosa keperawatan electrical burn evaluasi fraktur gangguan imunologi gigitan serangga globuler hot
infark infeksi usus inflamasi vena iritasi vena jaringan panas kelemahan keracunan luka bakar metoda askep miastenia gravis
miastenia krisis myastenia neuromuscular nyamuk aedes aegypty osserman otak panas patah
P3K
tulang PEMERIKSAAN PASIEN SAKIT KERAS pemfis penanganan kegawatan pengertian askep penurunan
kesadaran peradangan vena perdarahan pH Plebitis praktik keperawatan prostigmin sakit keras sarkoma Sepsis serangan
mendadak stroke synovial. trauma syok syok anafilaksis Syok septik Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) thermal
burn tia tindakan keperawatan transmisi trauma trauma pada otak traumatic usus buntu wanita 15 tahun
Pintu Belakang
Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Blog di WordPress.com.
Follow copyaskep
Home
RSS
Search this sit
Kardiovaskuler
Neurobehaviour
Pencernaan
Persepsi sensori
Respirasi
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah pulmonal
(arteri pulmonalis) ke aliran darah sistemik (aorta) dalam masa kehamilan (fetus).
Hubungan ini (shunt) diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja
di dalam masa kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan
aliran darah bersih dari ibu (melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium
kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik melalui
duktus arteriosus, dan hanya sebagian yang diteruskan ke paru.
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus
tersebut menutup secara fungsional 10 15 jam setelah lahir dan secara anatomis
menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 3 minggu. (Buku ajar kardiologi FKUI,
2001 ; 227)
Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media) yang
tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk
lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal
dan tersusun rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus sensitif
terhadap mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2). Setelah
persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera setelah
eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya
pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu 2 minggu.
Patent Ductus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal
yang bertekanan rendah. ( Suriadi, Rita Yuliani, 2001 : 235)
Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah kelainan
jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus
yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan pasca
kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara normal dalam waktu 2
bulan dan meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai ligamentum
arteriosum. PDA dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri (isolated), atau disertai
kelainan jantung lain.
//
2.3 Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi
ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian
penyakit jantung bawaan :
1. Faktor Prenatal :
1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
2. Ibu alkoholisme.
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
2. Faktor Genetik :
2.3 Patofisiologi
Pada bayi prematur (kurang dari 37 minggu) duktus dipertahankan tetap terbuka oleh
prostaglandin yang kadarnya masih tinggi, karena memang belum waktunya bayi lahir.
Karena itu duktus arteriosus persisten pada bayi prematur dianggap sebagai
developmental patent ductus arteriosus, bukan struktural patent ductus arteriosus seperti
yang terjadi pada bayi cukup bulan. Pada bayi prematur dengan penyakit membran
hialin (sindrom gawat nafas akibat kekurangan surfaktan), ductus arteriosus persisten
sering bermanifestasi setelah sindrom gawat nafasnya membaik.
Pada ibu yang terinfeksi rubella, pelepasan prostaglandin (6-ketoprostaglandin F1) akan
meningkat yang disertai dengan faktor nekrosis tumor yang dapat meningkatkan resiko
pembukaan duktus arteriosus.
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah
lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda
kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan
PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat
Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat,
Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan
membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa:
3. berkeringat
Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal jantung kongestif, yang
seringkali terjadi pada bayi prematur.
WOC
Tek kapiler
pulmoner
2. Ekhokardiografi. Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada
bayi lebih dari 1,0 pada bayi patern(disebabkan oleh peningkatan volume atriu
kiri sebagai akibat dari paru kiri ke kanan)
4. EKG. sesuai yingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas,
hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.
5. Kateterisasi jantung. Untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler
yang meragukan bila ada defek tambahan lain.
2.6.1 Medikamentosa
3. 3. Indometasin tidak efektif untuk menutup PDA pada bayi cukup bulan
karena terbukanya duktus bukan disebabkan oleh prostaglandin.
2.6.2 Invasif
2.6.2 Bedah
1. 1. Tindakan bedah adalah ligasi atau divisi PDA melalui torakotomi kiri.
Jika pada saat bayi berusia beberapa minggu terjadi gagal jantung, maka segera
dilakukan pembedahan. Jika gejalanya hanya berupa murmur, maka pembedahan
biasanya dilakukan pada saat anak berusia 1 tahun. Jika tidak ada gejala, pembedahan
ditunda sampai anak berumur 6 bulan 3 tahun.
Terdapat beberapa cara untuk mengatasi PDA, yang pemilihannya tergantung kepada
berbagai faktor :
1. 1. PDA kecil dalam jangka penuh bayi mungkin secara spontan menutup
tanpa intervensi. PDA besar tidak mungkin untuk menutup.
2.7 Komplikasi
Sebuah ductus arteriosus paten kecil mungkin tidak menimbulkan komplikasi. Namun
cacat yang lebih besar yang tidak diobati dapat berakibat buruk, antara lain :
5. 5. Gagal ginjal
6. 6. Obstruksi pembuluh darah pulmonal
8. 8. Enterokolitis nekrosis
(Betz & Sowden, 2002 ; 376-377, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236)
PGE1 harus digunakan untuk mempertahankan patency dari ductus arteriosus setelah
ditetapkan bahwa lesi tergantung duktus ada.. Namun, PGE adalah vasodilator paru-paru
dan dapat menyebabkan eksaserbasi CHF dengan cara meningkatkan aliran darah paru.
2.8 Prognosis
Jika PDA relatif kecil, gejala yang ditimbulkan pada jantung kemungkinan dapat
berkembang. Pasien dengan PDA yang cukup besar, masalah yang ditimbulkan pada
jantung dapat diminimalisir dengan tindakan bedah.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. ( Carpenito, 2000, 2 ).
3.1.1 Anamnesa
PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24 jam
pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4 minggu
pertama. PDA ( Patent Ductus Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x
lebih banyak dari bayi laki-laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15
%. PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita jantung
bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.
1. Keluhan Utama
Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory distress,
dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan hiposekmia
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari rubella.
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA karena
PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita penyakit jantung
bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom
1. Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap
tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang digunakan,
kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan
penyesuaian keluarga terhadap stress.
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu
nafas saat inspirasi, retraksi.
1. 2. Kardiovaskuler B2 ( Blood)
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema
tungkai, clubbing finger, sianosis.
1. 3. Persyarafan B3 ( Brain)
4. Perkemihan B4 (Bladder)
5. Pencernaan B5 (Bowel)
1. 6. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
(Machinery mur-mur
persisten)
Pembentukan energi
berkurang
Lemah, lesu
Anoreksia
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan
meningkat
6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan
hospitalisasi.
3.3 Intervensi
1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut 1. Permulaan gangguan pada jantung akan
jantung, nadi perifer, warna dan ada perubahan tanda-tanda vital,
kehangatan kulit semuanya harus cepat dideteksi untuk
penanganan lebih lanjut.
2. Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral,
membran mukosa, clubbing) 2. Pucat menunjukkan adanya penurunan
perfusi sekunder terhadap ketidak
1. Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, adekuatan curah jantung, vasokonstriksi
takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah, dan anemia.
periorbital edema, oliguria, dan
hepatomegali) 3. Deteksi dini untuk mengetahui
Intervensi Rasional
kolaborasi
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan
Intervensi Rasional
1. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas 1. Jika tidak sesuai parameter, klien dikaji
menggunakan parameter berikut : Nadi ulang untuk mendapatkan perawatan lebih
20 per menit diatas frekuensi istirahat, lanjut.
catat peningkatan TD, Nyeri dada,
kelelahan berat, berkeringat, pusing dan 1. Persiapkan dan dukung klien untuk
pingsan melakukan aktivitas jika sudah mampu.
4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan
Kriteria hasil: Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi
badan
Intervensi Rasional
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan nafsu makan timbul kembali dan status
nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
7. Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan hospitalisasi.
Kriteria hasil: Orang tua tampak tenang ,orang tua tidak bertanya-tanya
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua 1. Pengetahuan orang tua akan
4. Latih orang tua tentang cara-cara 3. Akan membuat orang tua nyaman
perawatan bayi dirumah sebelum
bayi pulang dan lebih tenang jika senantiasa
dekat dengan anaknya.
anak
3 Comments:
Onlinecasino
I always inspired by you, your opinion and way of thinking, again, appreciate for
this nice post.
- Thomas
I agree with your Blog and I will be back to check it more in the future so please
keep up your work. I love your content
ari
Informasi yg disampaikan sangat bermanfaat utk saya. Putri saya (4 tahun 4 bln)
penderita Penyakit Jantung Bawaan jenis Truncus Arteriosus Mixed Type. Saat
usianya 3 thn telah dilakukan operasi rastelli. Kondisinya saat ini alhamdulillah
jauh lebih baik, tumbuh kembangnya bisa dikatakan relatif normal. Menurut
dokter bedahnya saat itu, pada usia 11/12 th kelak, harus dilakukan operasi yg
sama utk mengganti contegra dengan ukuran yg lebih sesuai. Saya kesulitan
utk mendapatkan informasi/referensi mengenai penyakit tsb pasca operasi, baik
perawatan, kualitas hidup maupun kemungkinan kondisi kesehatannya ke depan.
Info juga bahwa penyakit tsb baru diketahui saat usianya 2 th 9 dan sempat
dinyatakan hanya mujizat yg bisa menyembuhkannya mengingat kondisi
hypertensi Pulmonal yg sudah sangat tinggi. Semoga ada info tentang hal tsb
yg bisa dibagi.
thanks
Calendar
August 2010
M T W T F S S
Feb Jul
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
About
Recent Posts
o 78
o ASKEP KATARAK
Gallery
Categories
o Endokrin
o Kardiovaskuler
o Neurobehaviour
o Pencernaan
o Persepsi sensori
o Respirasi
Archives
o March 2013
o July 2011
o August 2010
o February 2010
o December 2009
o November 2009
Meta
o Register
o Log in
o Entries RSS
o Comments RSS
o Powered by Blog.com
Recent Comments
Powered by Blog.com
[ Back to top ]
Login
Create Blog
Random Blog
Report Blog
Felix Nurse87
Non Scholae Sed Vitae Discimus
BLOG
Terkait
1.
thx
Balas
2.
Trmksih atas pengetahuannya. Adek sya mnglmi DPA. Sran dkter tunggu smpai
adek sya umur 1-2 th. Klo msh tdak mntup jga katubnya..bru operasi. Mohon
pncerhanny?
Balas
3.
4.
Pada saat anak saya ke- 2 (laki-laki) berusia 3 tahun dinyatakan PDA oleh dokter
sp. anak, dan dianjurkan untuk segera dioperasi (diikat), beliau juga mengatakan
PDA bisa terdeteksi melalui stetoskop juga beliau menjelaskan tanda2 yang akan
tampak pada si anak pengidap PDA. kami sebagai orang tuanya sangat prihatin
dengan kondisi anak saya, untuk membandingkan pendapat dokter spesialis anak
tadi, kami juga memeriksakan ke dokter spesialis jantung sekaligus ia sebagai
dokter spesialis anak setelah konsultasi dan melakukan berbagai test
laboratorium, beliau menyatakan memang ada PDA tapi bisa ditunggu sampai
usia anak 9 tahun, dengan terus di pantau perkembanganya. untuk
menghilangkan kepenasaran kami memeriksakan juga ke dokter spesialis
jantung, beliau memeriksa menggunakan USG, ternyata hasilnya anak saya
bukan PDA tapi ada kebocoran di jantungnya dengan menunjukan tampilan di
monitor USG dan hasil print-outnya, diketahui diameter kebocorannya 1 cm.
Ya Allah Maha Penyembuh, semakin berat kelainan jantung anak kami
tersayang, hanya pada MU lah ya Allah kami memohon pertolonganMU karena
hanya Engkaulah yang mampu menyembuhkan.sambil mengamati keadaan
anak saya yang nampak tidak menunjukan tanda2 pengidap PDA, seperti cepat
lelah, gangguan pernafasan, sering sakit dan membiru Alhamdulillah semua
tanda2 itu tidak ada pada anak saya, pada pemeriksaan ulang dengan USG
sampai dokternya heran karena tampilan kebocoran jantung anak saya
sebelumnya tidak diketemukan. seiring dengan bertambahnya usia anak saya
yang tumbuh kembang normal, saat di Sekolah Dasar kami ikutkan pada Sekolah
Sepak Bola di ITB (SSB Ganesha) konon jika anak pengidap PDA anak cepat
mengundurkan diri dari lapangan karena kelelahan, juga dokter menganjurkan
untuk disertakan pada kegiatan olah raga yang berkelompok untuk memantau
kondisinya dibandingkan dengan teman2nya. ternyata anak saya mengikuti
semua kegiatan itu bebarengan dengan teman2nya. Jika anak saya sakit dan saya
periksakan ke dokter, dokter akan mengatakan gejala flu atau radang
tenggorokan atau mau pilek dsb.tetapi jika saya ceritakan medical record anak
saya, maka dokterpun akan meminta anak saya kembali naik ke pemeriksaan dan
dokter kembali menggunakan stetoskopnya, umumnya dokter bilang iya ada
PDA. saya ingat dokter anak yang pertama menyatakan PDA bahwa dengan
stetoskop PDA bisa terdengar. tetapi setiap dokter yang memeriksa anak saya
tidak menyebutkan ada PDA sebelum saya menceritakanya. Dengan tidak lepas
dari memohon pertolongan Allah SWT, kami perhatikan perkembangan anak
kami tersayang Alhamdulillah anak saya sekarang sudah masuk perguruan
tinggi dan aktif berolah raga bola basket. Terima kasih ya Allah atas karuniaMU
bagi kami. mudah-mudahan anak saya selamanya sehat dan lancar dalam
mengejar cita-citanya, dibawah lindunganMUya Allah. Amiiin.
Sekedar berbagi tentang kisah PDA anak saya. Terima kasih.