Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
About Us
Concept Works
Finished works
Competition
Our Story
Publication
Download/Links
Contact
Apa jadinya jika kita membuat pasar tradisional dengan prinsip kemandirian Kampung Naga di
seputar Bundaran HI, Jakarta?
Semodern apapun manusianya kebutuhan pangan akan selalu ada. Jika kebutuhan pangan selalu
ada, maka produsen pangan akan selalu dicari. Harga kebutuhan pangan akan dapat ditekan
drastis jika sentra-sentra produksi itu terletak di jantung-jantung kota. Kualitas kehidupan
manusianya akan meningkat seturut bahan pangan yang semakin mudah didapat. Pasar adalah
kebutuhan dasar sebuah kota. Disanalah warganya mencari kebutuhan pokoknya. Pasar adalah
nyawa sebuah kota.
Pasar ini berfungsi selayaknya pasar pada lazimnya, namun yang membedakan ialah semua
bahan diusahakan langsung di tempat ini. Serta bangunan pasar yang lazimnya masif, diusahakan
untuk dapat memiliki perserapan air yang baik. Baik untuk dimanfaatkan lagi sebagai air kolam
ikan, atau pun untuk diserap langsung ke dalam tanah. Sirkulasi udara alami, jarak gang yang
cukup luas, pencahayaan yang baik. Prinsip kemandirian akan diterapkan secara radikal
konsisten. Segala macam sampah organik akan diusahakan dijadikan kompos untuk media
tanam. Pasar inipun memiliki peternakan kecil, berfungsi menghasilkan susu dan telur.
Sedangkan kotoran yang dihasilkan akan dijadikan pupuk untuk digunakan lagi di ladang sayur
dan buah-buahan.
Indonesia yang gagah mahsyur, bukan karena mampu menciptakan karya sebesar-besarnya
manusia dapat. Namun karena kelembutan budi pekertinya, kerendah-hatian yang bersahaja.
Sesederhana senyum rakyatnya, yang justru memancar terik menjelma menjadi suatu kebesaran
jiwa.
Ini bukan persoalan untuk membuat bangunan superduper megah pongah flamboyan rupawan.
Bukan Grandeur, pun MAHA-Besar.Namun sepenuhnya pencarian sebentuk bangunan sederhana
bersahaja, yang (semoga dapat) ber-JIWA besar.
Inilah sebenar-benarnya hakekat kebesaran Indonesia itu terletak. Bukan di luaran, tapi jauh di
lubuk hati.
Bangsa yang besar, karena jiwa yang besar.
Maha Indonesia.