Vous êtes sur la page 1sur 23

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Jumlah responden dalam laporan ini adalah sebanyak 225 kepala keluarga
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dasan Lekong Kecamatan Sukamulia
Kabupaten Lombok Timur.

1. Gambaran Tempat Berobat Masyarakat

2. Gambaran jarak fasilitas kesehatan dengan rumah masyarakat

3. Gambaran Transportasi yang digunakan ke fasilitas kesehatan

4. Gambaran Jaminan Kesehatan yang dimiliki masyarakat

5. Gambaran Penolong persalinan anak terakhir

6. Gambaran frekwensi balita ditimbang/tahun

7. Gambaran anak mendapat Asi Ekslusif

8. Gambaran Alat Kontrasepsi yang digunakan masyarakat

9. Gambaran Keluarga menggunakan garan ber-Iodium

10. Gambaran Jenis Jamban Keluarga yang dimiliki masyarakat

11. Gambaran Jarak Pembuangan kotoran dengan SAB

12. Gambaran jenis SAB yang digunakan masyarakat

13. Gambaran tempat pembuangan sampat yang dimiliki masyarakat

14. Gambaran tempat pembuangan air limbah yang dimiliki masyarakat

15. Gamaran kandang ternak yang dimiliki masyarakat

16. Gambaran tanaman obat keluarga yang dimiliki masyarakat

17. Gambaran Pencahayaan rumah masyarakat

18. Gambaran Penyakit yang diderita dalam tiga bulan terakhir

19. Gambaran perilaku anggota keluarga

8
20. Jumlah BALITA yang Ditimbang Tiap Bulan di Wilayah Kerja RW 06
Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

Jumlah BALITA yang Ditimbang Tiap Bulan di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014 adalah Ditimbang sebanyak 33
(92%) dan tidak ditimbang sebanyak 13 (8%).

Tabel 3.20 Jumlah BALITA yang Ditimbang Tiap Bulan di Wilayah Kerja
RW 06 Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

No Balita Ditimbang Jumlah Persentase

1 Ya 33 72%
2 Tidak 13 28%
Total 46 100%

Grafik 3.20 Jumlah BALITA yang Ditimbang Tiap Bulan di Wilayah Kerja
RW 06 Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

9
21. Jenis Kontrasepsi yang Digunakan di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan
Sirnagalih Bulan Desember 2014

Jenis Kontrasepsi yang Digunakan di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014 adalah KB Hormonal sebanyak
55 (72%), KB Mekanik sebanyak 19 (25%) dan KB Operatif sebanyak 2
(3%).

Tabel 3.30 Jenis Kontrasepsi yang Digunakan di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

No Jenis Kontrasepsi Jumlah Persentase

1 Hormonal 55 72%
2 Mekanik 19 25%
3 Ooperatif 2 3%
Total 76 100%

Grafik 3.30 Jenis Kontrasepsi yang Digunakan di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

10
22. Sarana Pembuangan Air Limbah di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan
Sirnagalih Bulan Desember 2014

Sarana Pembuangan Air Limbah di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan


Sirnagalih Bulan Desember 2014 adalah Ya sebanyak 131 (99%) dan tidak
sebanyak 1 (1%).

Tabel 3.32 Sarana Pembuangan Air Limbah di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

No Pembuangan Air Limbah Jumlah Persentase

1 Ya 131 99%
2 Tidak 1 1%
Total 132 100%

Grafik 3.32 Jumlah Sarana Pembuangan Air Limbah di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

23. Jenis Sarana Pembuangan Air Limbah di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

11
Jenis Sarana Pembuangan Air Limbah di Wilayah Kerja RW 06
Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014 adalah Selokan sebanyak 66
(50%), bak penampung sebanyak 42 (32%), Sungai 24 (18%) dan Got tidak
ada.

Tabel 3.33 Jenis Sarana Pembuangan Air Limbah di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

No Sarana Pembuangan Air Limbah Jumlah Responden

1 Got 0 0%
2 Sungai 24 18%
3 Selokan 66 50%
4 Bak penampungan 42 32%
Total 132 100%

Grafik 3.33 Jenis Sarana Pembuangan Air Limbah di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

24. Gambaran Anggota Keluarga Merokok dalam Rumah di Wilayah Kerja


RW 06 Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

12
Anggota Keluarga Merokok dalam Rumah di Wilayah Kerja RW 06
Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014 adalah ada sebanyak 68 (52%)
dan tidak ada sebanyak 64 (48%).

Tabel 3.44 Gambaran Anggota Keluarga Merokok dalam Rumah di Wilayah


Kerja RW 06 Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

No Merokok Dalam Rumah Jumalh Persentase

1 Ada 68 52%

2 Tidak Ada 64 48%

Total 132 100%

Grafik 3.44 Gambaran Anggota Keluarga Merokok dalam Keluarga di


Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember
2014

25. Gambaran Sumber Air Bersih Keluarga di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

13
Sumber Air Bersih Keluarga di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan
Sirnagalih Bulan Desember 2014 adalah sumur gali + sanyo sebanyak 95
(72%), PDAM sebanyak 19 (14%), sumur gali sebanyak 17 (13%) dan pompa
tangan sebanyak 1 (1%).

Tabel 3.45 Gambaran Sumber Air Bersih Keluarga di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

No Sumber Air Bersih Jumlah Persentase

1 PDAM 19 14%
2 Sumur Gali 17 13%
3 Sumur Gali + Sanyo 95 72%
4 Pompa Tangan 1 1%
Total 132 100%

Grafik 3.45 Gambaran Sumber Air Bersih Keluarga di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

26. Gambran Jenis Jamban di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan Sirnagalih


Bulan Desember 2014

14
Jenis Jamban di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan Sirnagalih Bulan
Desember 2014 adalah Leher angsa sebanyak 123 (93%) dan plengsengan
sebanyak 9 (7%).

Tabel 3.47 Gambaran Jenis Jamban di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan


Sirnagalih Bulan Desember 2014

No Jenis Jamban Jumlah Persentase

1 Leher Angsa 123 93%


2 Plengsengan 9 7%
Total 132 100%

Grafik 3.47 Gambaran Jenis Jamban di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan


Sirnagalih Bulan Desember 2014

27. Tempat Pembuangan Jamban Keluarga di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

Tempat Pembuangan Jamban Keluarga di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014 adalah kali/sungai sebanyak 42

15
(32%), septiktank sebanyak 32 (24%), cubluk sebanyak 20 (15%), lain-lain
sebanyak 20 (15%) dan kolam sebanyak 18 (14%).

Tabel 3.48 Tempat Pembuangan Jamban Keluarga di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

No Pembuangan Jamban Jumlah Persentase

1 Septitank 32 24%
2 Cubluk 20 15%
3 Kolam 18 14%
4 Kali/Sungai 42 32%
5 Lain-Lain 20 15%
Total 132 100%

Grafik 3.48 Tempat Pembuangan Jamban Keluarga di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

28. Gambaran Jentik Nyamuk di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan


Sirnagalih Bulan Desember 2014

Jentik Nyamuk di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan Sirnagalih Bulan


Desember 2014 adalah tidak ada jentik nyamuk sebanyak 129 (98%), tidak

16
tahu cara deteksi nyamuk sebanyak 2 (1%), ada jentik nyamuk sebanyak 1
(1%) dan tahu cara deteksi nyamuk tidak ada.

Tabel 3.49 Gambaran Jentik Nyamuk di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan


Sirnagalih Bulan Desember 2014

No Jentik Nyamuk Jumlah Persentase

1 Ada 1 1%
2 Tidak Ada 129 98%
3 Tidak Tahu Cara Deteksi 2 1%
4 Tahu Cara Deteksi 0 0%
Total 132 100%

Grafik 3.49 Gambaran Jentik Nyamuk di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan


Sirnagalih Bulan Desember 2014

29. Gambaran Cara Buang Sampah di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan


Sirnagalih Bulan Desember 2014

Cara Buang Sampah di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan Sirnagalih


Bulan Desember 2014 adalah Sungai sebanyak 101 (76%), dikumpulkan lalu

17
dibakar sebanyak 29 (22%), ditimbun dalam tanah sebanyak 1 (1%),
sembarangan sebanyak 1 (1%) dan penggunaan jasa tidak ada.

Tabel 3.50 Gambaran Cara Buang Sampah di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

No Cara Buang Sampah Jumlah Persentase

1 Sungai 101 76%


2 Dikumpulkan, Dibakar 29 22%
3 Ditimbun Dalam Tanah 1 1%
4 Penggunaan Jasa 0 0%
5 Sembarangan 1 1%
Total 132 100%

Grafik 3.50 Gambaran Cara Buang Sampah di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

30. Aktivitas dan Olahraga Keluarga di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan


Sirnagalih Bulan Desember 2014

Aktivitas dan Olahraga Keluarga di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan


Sirnagalih Bulan Desember 2014 adalah Ada olahraga sebanyak 73 (55%),
tidak ada olahraga sebanyak 35 (27%) dan olahraga kecil sebanyak 24 (18%).

18
Tabel 3.55 Aktivitas dan Olahraga Keluarga di Wilayah Kerja RW 06
Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

No Aktivitas dan Jumlah Persentase


Olahraga
1 Ada 73 55%
2 Kecil 24 18%
3 Tidak Ada 35 27%
Total 132 100%

Grafik 3.55 Aktivitas dan Olahraga Keluarga di Wilayah Kerja RW 06


Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014

3.2 Pembahasan

Analisa pada Survey Mawas Diri di RW 06 kelurahan Sirnagalih


menggunakan analisa USGR ( Urgent Serius Growth Rational), analisa USGR
merupakan salah satu teknik menejemen untuk menetapkan alternatif masalah,
dimana U (Urgent) = menunjukan aspek kepentingan dari unsur waktu yang perlu
segera ditangani, S (Seriousness) = merupakan aspek keseriusan melihat besar
kecilnya akibat yang ditimbulkan, G (Growth) = merupakan aspek kemungkinan
meluasnya atau perkembangan masalah/dampak yang jika tidak segera ditangani
akan mengalami kesulitan yang besar, R (Rationalization) = merupakan aspek
rasional dilihat dari sasaran dan ketersediaan sumber manajemen serta peluang
pelaksanaanya. Dengan memberikan bobot skor penilaian antara 1-5 dengan
kriteria :

-. Nilai 1 = tidak penting

19
-. Nilai 2 = kurang penting
-. Nilai 3 = cukup penting
-. Nilai 4 = penting
-. Nilai 5 = sangat penting
Dimana semakin besar nilainya semakin besar tingkat prioritas pemecahan
masalahnya.

No. URIAN U S G R USGR

1 KK paling banyak berjenis kelamin Laki- 1 1 1 1 1


lki

2 Pendidikan paling banyak SD 4 5 4 1 80

3 Pekerjaan karyawan swasta 1 1 1 1 1

4 Keluarga inti 1 4 2 2 16

5 Penyakit tidak menular 3 3 3 3 71

6 Hubungan antar keluarga dekat 1 5 4 1 20

7 Ikut terlibat kegiatan masyarakat 1 1 1 1 1

8 Tidak ikut pendidikan non formal 1 1 1 1 1

9 Anggota keluarga bisa baca 1 5 5 5 125

10 Tidak memiliki ketrampilan khusus 1 1 1 1 1

11 Pandangan positif terhadap pendidikan 1 5 5 5 125

12 Pola komunikasi secara terbuka 1 4 3 3 36

13 Menggunakan bahasa daerah 1 1 1 1 1

14 Bersama-sama menanggulangi masalah 1 4 3 3 36

15 Respon keluarga saling membantu 1 3 3 3 27

16 Televisi sebagai media sumber informasi 1 1 1 1 1

17 Kepuasan terhadap pelayanan kesehatan 3 5 5 5 375

18 Tidak memiliki balita 1 1 1 1 1

19 Balita memiliki KMS 1 5 5 5 125

20
20 Balita ditimbang setiap bulan 5 5 5 5 625

21 Balita sudah diimunisasi 1 5 5 5 125

22 Balita diimunisasi lengkap 1 5 5 5 125

23 Ibu tidak hamil 1 1 1 1 1

24 Pemeriksaan ANC ibu hamil 1 5 5 5 125

25 Tempat Pemeriksaan ANC 1 3 3 3 27

26 Ibu hamil memiliki buku KIA 1 5 5 5 125

27 Rencana persalinan oleh Nakes 3 5 5 5 375

28 Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid 1 5 5 5 125

29 Akseptor KB aktif 3 5 3 3 135

30 Menggunakan jenis KB hormonal 1 1 1 1 1

31 Tempat pelayanan KB 1 3 3 3 27

32 Memiliki sarana pembuangan air limbah 3 5 5 5 375

33 Pembuangan air limbah melalui selokan 1 1 1 1 1

34 Kondisi sarana pembuangan yaitu tertutup 1 5 5 5 125


dan lancar

35 Keluarga tidak memiliki penyakit menular 1 1 1 1 1

36 Penghasilan rata-rata keluarga berkisar 1-2 3 3 3 3 71


juta

37 Warung sebagai sarana ekonomi keluarga 1 1 1 1 1

38 Keluarga tidak memiliki tabungan 1 1 1 3 3

39 Keluarga tidak memiliki jaminan 5 5 5 5 625


kesehatan

40 Kecukupan penghasilan keluarga 4 5 5 3 300

41 Jenis bangunan rumah permanen 1 3 3 3 27

42 Memiliki jendela dirumah dan sering 1 1 2 1 2


dibuka

43 Memiliki ventilasi rumah dan sesuai 1 3 3 3 27

21
standar

44 Anggota keluarga merokok dalam rumah 5 5 5 5 625

45 Sumber air bersih dari sumur gali dan 1 3 3 3 27


sanyo

46 Jarak sumber air ke tempat limbah 1 5 5 5 125

47 Janis jamban yang digunakan jenis leher 1 3 3 3 27


angsa

48 Tempat pembuangan jamban dibuang ke 5 5 5 5 625


sungai

49 Rumah tidak ada jentik 1 1 1 1 1

50 Cara buang sampah 5 5 5 5 625

51 Keluarga tidak memiliki hewan ternak 1 1 1 1 1

52 Kandang hewan ternak berjarak kurang 5 5 4 4 400


dari 10 meter

53 Air minum dimasak 1 1 1 1 1

54 Mengolah makanan dicuci lalu dipotong 1 1 1 1 1

55 Keluarga beraktivitas dan berolahraga 1 5 1 1 5

Dari data diatas didapatkan hasil dengan skor tertinggi

20 Jumlah balita yang ditimbang setiap bulan 625

39 Keluarga tidak memiliki jaminan 625


kesehatan

44 Anggota keluarga merokok didalam rumah 625

48 Tempat pembuangan jamban dibuang ke 625


sungai

50 Buang sampah ke sungai 625

Dari hasil analisa USGR tersebut diatas diperoleh kesimpulan bahwa


masalah yang diprioritaskan untuk dibahas adalah masalah prilaku hidup bersih

22
dan sehat (PHBS). Pembahasan mengenai persmasalahan dan potensi dari masing-
masing persoalan lima tertinggi dari hasil analisa USGR, yaitu:

1. Jumlah yang ditimbang setiap bulan

2. Keluarga tidak memiliki jaminan kesehatan

3. Anggota keluarga merokok didalam rumah

Hak untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok telah
menjadi perhatian dunia. WHO memprediksi penyakit yang berkaitan dengan
rokok akan menjadi masalah kesehatan di dunia. Dari tiap 10 orang dewasa
yang meninggal, 1 orang diantaranya meninggal karena disebabkan asap
rokok. Dari data terakhir WHO di tahun 2004 ditemui sudah mencapai 5 juta
kasus kematian setiap tahunnya serta 70% terjadi di Negara berkembang,
termasuk didalamnya di Asia dan Indonesia.
Merokok sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu
secara terus menerus diupayakan penanggulangannya, karena menyangkut
berbagai aspek permasalahan dalam kehidupan, yaitu aspek ekonomi, sosial,
politik, utamanya aspek kesehatan. Diperkirakan lebih dari 40,3 juta anak
tinggal bersama dengan perokok dan terpapar pada asap rokok di
lingkungannya dan disebut sebagai perokok pasif. Sedangkan kita tahu bahwa
anak yang terpapar asap rokok dapat mengalami peningkatan risiko terkena
bronkitis, pneumonia, infeksi telinga tengah, asma, serta kelambatan
pertumbuhan paru-paru. Kerusakan kesehatan dini ini dapat menyebabkan
kesehatan yang buruk pada masa dewasa. Orang dewasa bukan perokok pun
yang terus-menerus terpapar juga akan mengalami peningkatan risiko kanker
paru dan jenis kanker lainnya.
Dari aspek kesehatan, rokok mengandung 4000 zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan, seperti Nikotin yang bersifat adiktif dan Tar yang
bersifat karsinogenik, bahkan juga Formalin. Asap rokok terdiri dari asap
utama yang mengandung 25% kadar bahan berbahaya dan asap sampingan

23
yang mengandung 75% kadar bahan berbahaya. Perokok pasif mengisap 75%
bahan berbahaya ditambah separuh dari asap yang dihembuskan keluar oleh
perokok. Di dalam ruang tertutup, partikel-partikel racun dari asap rokok,
dapat tinggal di tempat yang sama selama kurang lebih dua jam walaupun
sudah kasat mata bahkan sudah hilang baunya. Partikel racun akan menempel
di dinding, karpet, dan benda-benda di sekitarnya, siap dilepaskan kembali ke
udara untuk diisap orang lain.
Ada 25 jenis penyakit yang ditimbulkan karena kebiasaan merokok
seperti Emfisema, Kanker Paru, Bronkhitis Kronis dan Penyakit Paru lainnya.
Dampak lain adalah terjadinya penyakit Jantung Koroner, peningkatan
kolesterol darah, berat bayi lahir rendah (BBLR) pada bayi ibu perokok,
keguguran dan bayi lahir mati. Soewarta Kosen dkk (2009) memperkirakan
bahwa jika asumsi tanpa biaya rawat inap, maka total biaya yang dikeluarkan
oleh masyarakat karena penyakit yang berkaitan dengan tembakau berjumlah
Rp.15,44 triliun. Angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan total
biaya rawat inap untuk penyakit yang sama pada tahun 2001 yakni Rp.2,6
triliun. Total biaya rawat inap untuk penyakit yang berkaitan dengan tembakau
sebesar Rp. 3,11 triliun, sehingga total biaya untuk rawat inap dan rawat jalan
sebesar Rp. 18,55 triliun.
Target PHBS nasional adalah 70%, menurut RPJMN 2014. Indikator
PHBS salah satunya adalah tidak merokok didalam rumah. Indikator ini cukup
sulit dicapai terutama di daerah pedesaan yang tidak memiliki ruang-ruang
khusus untuk merokok. Masyarakat masih banyak yang belum memahami
bahayanya merokok untuk kesehatan. Terutama jika merokok dilakukan
didalam rumah.
Menurut survey yang dilakukan di RW 06 Kelurahan Sirnagalih
Kecamatan Indihiang, sebanyak 52% (sesuai pada tabel 3.44) ada yang
merokok didalam rumah. Angka ini masih jauh dari target PHBS dalam
tatanan rumah tangga, yaitu 70%.

4. Tempat pembuangan jamban dibuang ke sungai

24
Kriteria Jamban Sehat secara prinsip harus mampu memutuskan
hubungan antara tinja dan lingkungan. Sebuah jamban dikategorikan SEHAT
jika :
a. Mencegah kontaminasi ke badan air
b. Mencegah kontak antara manusia dan tinja
c. Membuat tinja tersebut tidak dapat dihinggapi serangga, serta binatang
lainnya.
d. Mencegah bau yang tidak sedap
e. Konstruksi dudukannya dibuat dengan baik & aman bagi pengguna.
Rumah Jamban (Bangunan bagian atas) terdiri dari atap, rangka dan
dinding. Dalam prakteknya disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.
Beberapa pertimbangan pada bagian ini antara lain :
a. Sirkulasi udara yang cukup
b. Bangunan mampu menghindarkan pengguna terlihat dari luar
c. Bangunan dapat meminimalkan gangguan cuaca (baik musim panas
maupun musim hujan)
d. Kemudahan akses di malam hari
e. Disarankan untuk menggunakan bahan lokal
f. Ketersediaan fasilitas penampungan air dan tempat sabun untuk cuci
tangan
Dudukan Jamban (Bangunan Bagian Tengah), Slab berfungsi sebagai
penutup sumur tinja (pit) dan dilengkapi dengan tempat berpijak. Pada jamban
cemplung slab dilengkapi dengan penutup, sedangkan pada kondisi jamban
berbentuk bowl (leher angsa) fungsi penutup ini digantikan oleh keberadaan
air yang secara otomatis tertinggal di didalamnya. Slab dibuat dari bahan yang
cukup kuat untuk menopang penggunanya. Bahan-bahan yang digunakan
harus tahan lama dan mudah dibersihkan seperti kayu, beton, bambu dengan
tanah liat, pasangan bata, dan sebagainya. Selain slab, pada bagian ini juga
dilengkapi dengan abu atau air. Penaburan sedikit abu ke dalam sumur tinja
(pit) setelah digunakan akan mengurangi bau dan kelembaban, dan
membuatnya tidak menarik bagi lalat untuk berkembang biak. Sedangkan air
dan sabun digunakan untuk cuci tangan. Pertimbangan untuk bangunan bagian
tengah.

25
Penampung Tinja (Bangunan bagian bawah) adalah lubang di bawah
tanah, dapat berbentuk persegi, lingkaran, bundar atau yang lainnya.
Kedalaman tergantung pada kondisi tanah dan permukaan air tanah di musim
hujan. Pada tanah yang kurang stabil, penampung tinja harus dilapisi
seluruhnya atau sebagian dengan bahan penguatseperti anyaman bambu, batu
bata, ring beton, dan lain lain. Pertimbangan untuk bangunan bagian bawah
antara lain :
a. Daya resap tanah (jenis tanah)
b. Kepadatan penduduk (ketersediaan lahan)
c. Ketinggian muka air tanah
d. Jenis bangunan, jarak bangunan dan kemiringan letak bangunan
terhadap sumber air minum (lebih baik diatas 10 m)
e. Umur pakai (kemungkinan pengurasan, kedalaman
lubang/kapasitas)
f. Diutamakan dapat menggunakan bahan lokal
g. Bangunan yang permanen dilengkapi dengan manhole
h. Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh
pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk
memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses
ini. Agar usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada jamban (sehat)
harus mencapai 100% pada seluruh komunitas. Keadaan ini kemudian
lebih dikenal dengan istilah Open Defecation Free (ODF).
i. Semua masyarakat telah BAB (Buang Air Besar) hanya di
jamban yang sehat dan membuang tinja/ kotoran bayi hanya ke jamban
yang sehat (termasuk di sekolah)
j. Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar
k. Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat
untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat
l. Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat
untuk mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat
m. Ada upaya atau strategi yang jelas untuk dapat mencapai Total
Sanitasi Suatu komunitas yang sudah mencapai status Bebas dari Buang
Air Besar Sembarangan, pada tahap pasca ODF diharapkan akan
mencapai tahap yang disebut Sanitasi Total. Sanitasi Total akan dicapai
jika semua masyarakat di suatu komunitas, telah:

26
a. Mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat
b. Mencuci tangan pakai sabun dan benar saat sebelum makan, setelah
BAB, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan
c. Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman
d. Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat).
Kotoran manusia banyak yang mengandung penyakit, antara lain:
1. Kholera
2. Typhus abdomenalis
3. Dysentri basiler ,dan
4. Amuba dari berbagai cacing

Penyebaran penyakit yang bersumber dari tinja :


1. Air
2. Tangan
3. Lalat
4. Tanah

Dampak limbah cair dari kotoran manusia :


1. Gangguan pandangan dan bau (estetika)
2. Terjadi genangan limbah cair yg menjadi tmpat sarang nyamuk
3. Terjadi pencemaran air permukaan
4. Pencemaran air tanah
Indonesia menurut RPJMN 2014 memiliki target penggunaan jamban
sehat sebesar 75%. Menurut survey di RW 06 Kelurahan Sirnagalih Kecamatan
Indihiang, 32% rumah menggunakan pembuangan kesungai, 24% rumah
menggunakan septic tank, ke cubluk 15% dan ke kolam 14%. Jenis jamban
yang paling dianjurkan adalah septic tank. jamban yang paling memenuhi
persyaratan.

5. Buang sampah ke sungai

27
Sebagaimana diketahui bahwa akibat aktivitas manusia maka sampah
dihasilkan. Menurut UU Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia,
maka akan bertambah pula sampah yang akan di hasilkannya. Tidak ada data
yang pasti mengenai sampah yang ada di Indonesia maupun di dunia. Namun
dapat diperkirakan bahwa dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk
dunia ini maka kebutuhan akan pemenuhan akan meningkat dan konsekuensi
lainnya adalah peningkatan jumlah sampah.
Sampah memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi produk
bernilai ekonomis. Dari setiap meter kubik sampah kota dengan bobot 120-170
kg, sekitar 70% merupakan sampah organik seperti daun-daunan, ranting dan
sisa-sisa sayuran yang dapat diproses menjadi kompos. Sisanya 30% berupa
sampah anorganik yang meliputi berbagai jenis logam, plastik, kertas, serta
barang pecah belah yang dapat didaur ulang menjadi berbagai produk yang
berharga (Londra, 2006).
Sampah menjadi permasalahan jika kemudian tidak diolah dengan baik
dan tidak termanfaatkan. Pengolahan sampah yang tidak efektif akan
menimbulkan masalah pada kesehatan manusia dan kerusakan alam. Upaya
pengolahan sampah mulai dari pengangkutan hingga pengolahan perlu terus
menerus di tingkatkan seriring meningkatnya sampah.
Tahapan-tahapan pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan,
pengangkutan dan pembuangan mempunyai permasalahan tersendiri sendiri.
Seperti pengumpulan misalnya, dalam hal pengumpulan di butuhkan tenaga
dan alat yang memadai. Karena jika tidak, maka akan terjadi penumpukan
sampah dimana-mana seperti yang terjadi di Bandung. Kemudian dengan
sarana transpotasi baik pengangkutan dari rumah tangga hingga tempat
pembungan akhir akan menimbulkan masalah bau yang tidak sedap jika
menggunakan alat transporasi yang memadai. Sedangkan masalah pembuangan
adalah terkait dengan penyediaan lahan yang digunakan untuk penampungan
dan pengolahan. Dan pengolahan sampah organik dan anorganik yang berasal

28
dari sampah rumah tangga merupakan upaya dasar menjaga kesehatan keluarga
dan lingkungan.
Target RPJMN 2014 mengenai sampah adalah tersedianya akses
pengelolaan sampah diperkotaan sebesar 80%.Pengelolaan sampah yang aman
adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan atau
pembuangan dari material sampah dengan cara yang tidak membahayakan
kesehatan masyarakat dan lingkungan. Menurut Depkes RI, penanganan
sampah yang memenuhi kriteria baik yaitu penanganan sampah yang diangkut
petugas, ditimbun dalam tanah, atau dibuat kompos. Dan Menurut survey
yang telah dilakukan di RW 06 Kelurahan Sirnagalih Kecamatan Indihiang,
adalah buang sampah ke sungai sebanyak 76%, dikumpulkan lalu dibakar
sebanyak 22%, ditimbun dalam tanah sebanyak dan sembarangan masing-
masing sebanyak 1% dan tidak ada warga yang menggunakan jasa angkut
sampah.

3.3 Prioritas Masalah


Berdasarkan survey yang dilakukan di RW 06 Kelurahan Sirnagalih
Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, dengan menggunakan analisis prioritas
masalah USGR (Urgent, Serious, Growth, Realization) didapatkan permasalahan
kesehatan ialah masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama
tentang pembuangan jamban, yaitu:
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) terutama mengenai jamban sehat di Wilayah RW 06
Kelurahan Sirnagalih Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya tahun 2014

3.4 Rencana Kegiatan


3.4.1 Planning of Action
Dari hasil Survei Mawas Diri (SMD) di RW 06 Kelurahan Sirnagalih,
penulis merencanakan kegiatan sebagai berikut:
1. Penyuluhan
2. Pembagian browsur
3. Pembentukan kelompok jamban arisan

3.4.2 Time Schedule

29
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Hari & Tanggal
29/12/14 30/12/14 31/12/14 1/1/15 2/1/15 3/1/15 4/1/15
Kegiatan
Penyuluhan
Pembagian browsur
Pembentukan
kelompok jamban
arisan

3.4.3 Monitoring
Setelah melakukan rencana kegiatan yaitu penyuluhan, pembagian
browsur, dan pembentukan kelompok jamban arisan kemudian dimonitoring
selama 14 hari. Diharapkan dengan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama mengenai
dampak kebiasaan buang air di jamban yang tidak sehat, pembagian browsur
bermanfaat untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat mengenai penyakit
yang kemungkinan ditimbulkan dari jambat tidak sehat, dan adanya kelompok
dari warga yang membuat dan mengawasi jamban sehat sehingga tercapai target
jamban sehat di RW 06 kelurahan Sirnagalih kecamatan Indihiang.

3.4.4 Indikator Keberhasilan


1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)
2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang dampak penyakit yang
ditimbulkan dari jamban tidak sehat
3. Masyarakat ikut berpartisipasi membuat jamban sehat di rumah
4. Sebagian masyarakat mulai mengurangi penggunaan pembuangan jamban
di sungai

30

Vous aimerez peut-être aussi