Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
3.1 Hasil
Jumlah responden dalam laporan ini adalah sebanyak 225 kepala keluarga
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dasan Lekong Kecamatan Sukamulia
Kabupaten Lombok Timur.
8
20. Jumlah BALITA yang Ditimbang Tiap Bulan di Wilayah Kerja RW 06
Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014
Tabel 3.20 Jumlah BALITA yang Ditimbang Tiap Bulan di Wilayah Kerja
RW 06 Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014
1 Ya 33 72%
2 Tidak 13 28%
Total 46 100%
Grafik 3.20 Jumlah BALITA yang Ditimbang Tiap Bulan di Wilayah Kerja
RW 06 Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014
9
21. Jenis Kontrasepsi yang Digunakan di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan
Sirnagalih Bulan Desember 2014
1 Hormonal 55 72%
2 Mekanik 19 25%
3 Ooperatif 2 3%
Total 76 100%
10
22. Sarana Pembuangan Air Limbah di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan
Sirnagalih Bulan Desember 2014
1 Ya 131 99%
2 Tidak 1 1%
Total 132 100%
11
Jenis Sarana Pembuangan Air Limbah di Wilayah Kerja RW 06
Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014 adalah Selokan sebanyak 66
(50%), bak penampung sebanyak 42 (32%), Sungai 24 (18%) dan Got tidak
ada.
1 Got 0 0%
2 Sungai 24 18%
3 Selokan 66 50%
4 Bak penampungan 42 32%
Total 132 100%
12
Anggota Keluarga Merokok dalam Rumah di Wilayah Kerja RW 06
Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014 adalah ada sebanyak 68 (52%)
dan tidak ada sebanyak 64 (48%).
1 Ada 68 52%
13
Sumber Air Bersih Keluarga di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan
Sirnagalih Bulan Desember 2014 adalah sumur gali + sanyo sebanyak 95
(72%), PDAM sebanyak 19 (14%), sumur gali sebanyak 17 (13%) dan pompa
tangan sebanyak 1 (1%).
1 PDAM 19 14%
2 Sumur Gali 17 13%
3 Sumur Gali + Sanyo 95 72%
4 Pompa Tangan 1 1%
Total 132 100%
14
Jenis Jamban di Wilayah Kerja RW 06 Kelurahan Sirnagalih Bulan
Desember 2014 adalah Leher angsa sebanyak 123 (93%) dan plengsengan
sebanyak 9 (7%).
15
(32%), septiktank sebanyak 32 (24%), cubluk sebanyak 20 (15%), lain-lain
sebanyak 20 (15%) dan kolam sebanyak 18 (14%).
1 Septitank 32 24%
2 Cubluk 20 15%
3 Kolam 18 14%
4 Kali/Sungai 42 32%
5 Lain-Lain 20 15%
Total 132 100%
16
tahu cara deteksi nyamuk sebanyak 2 (1%), ada jentik nyamuk sebanyak 1
(1%) dan tahu cara deteksi nyamuk tidak ada.
1 Ada 1 1%
2 Tidak Ada 129 98%
3 Tidak Tahu Cara Deteksi 2 1%
4 Tahu Cara Deteksi 0 0%
Total 132 100%
17
dibakar sebanyak 29 (22%), ditimbun dalam tanah sebanyak 1 (1%),
sembarangan sebanyak 1 (1%) dan penggunaan jasa tidak ada.
18
Tabel 3.55 Aktivitas dan Olahraga Keluarga di Wilayah Kerja RW 06
Kelurahan Sirnagalih Bulan Desember 2014
3.2 Pembahasan
19
-. Nilai 2 = kurang penting
-. Nilai 3 = cukup penting
-. Nilai 4 = penting
-. Nilai 5 = sangat penting
Dimana semakin besar nilainya semakin besar tingkat prioritas pemecahan
masalahnya.
4 Keluarga inti 1 4 2 2 16
20
20 Balita ditimbang setiap bulan 5 5 5 5 625
31 Tempat pelayanan KB 1 3 3 3 27
21
standar
22
dan sehat (PHBS). Pembahasan mengenai persmasalahan dan potensi dari masing-
masing persoalan lima tertinggi dari hasil analisa USGR, yaitu:
Hak untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok telah
menjadi perhatian dunia. WHO memprediksi penyakit yang berkaitan dengan
rokok akan menjadi masalah kesehatan di dunia. Dari tiap 10 orang dewasa
yang meninggal, 1 orang diantaranya meninggal karena disebabkan asap
rokok. Dari data terakhir WHO di tahun 2004 ditemui sudah mencapai 5 juta
kasus kematian setiap tahunnya serta 70% terjadi di Negara berkembang,
termasuk didalamnya di Asia dan Indonesia.
Merokok sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu
secara terus menerus diupayakan penanggulangannya, karena menyangkut
berbagai aspek permasalahan dalam kehidupan, yaitu aspek ekonomi, sosial,
politik, utamanya aspek kesehatan. Diperkirakan lebih dari 40,3 juta anak
tinggal bersama dengan perokok dan terpapar pada asap rokok di
lingkungannya dan disebut sebagai perokok pasif. Sedangkan kita tahu bahwa
anak yang terpapar asap rokok dapat mengalami peningkatan risiko terkena
bronkitis, pneumonia, infeksi telinga tengah, asma, serta kelambatan
pertumbuhan paru-paru. Kerusakan kesehatan dini ini dapat menyebabkan
kesehatan yang buruk pada masa dewasa. Orang dewasa bukan perokok pun
yang terus-menerus terpapar juga akan mengalami peningkatan risiko kanker
paru dan jenis kanker lainnya.
Dari aspek kesehatan, rokok mengandung 4000 zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan, seperti Nikotin yang bersifat adiktif dan Tar yang
bersifat karsinogenik, bahkan juga Formalin. Asap rokok terdiri dari asap
utama yang mengandung 25% kadar bahan berbahaya dan asap sampingan
23
yang mengandung 75% kadar bahan berbahaya. Perokok pasif mengisap 75%
bahan berbahaya ditambah separuh dari asap yang dihembuskan keluar oleh
perokok. Di dalam ruang tertutup, partikel-partikel racun dari asap rokok,
dapat tinggal di tempat yang sama selama kurang lebih dua jam walaupun
sudah kasat mata bahkan sudah hilang baunya. Partikel racun akan menempel
di dinding, karpet, dan benda-benda di sekitarnya, siap dilepaskan kembali ke
udara untuk diisap orang lain.
Ada 25 jenis penyakit yang ditimbulkan karena kebiasaan merokok
seperti Emfisema, Kanker Paru, Bronkhitis Kronis dan Penyakit Paru lainnya.
Dampak lain adalah terjadinya penyakit Jantung Koroner, peningkatan
kolesterol darah, berat bayi lahir rendah (BBLR) pada bayi ibu perokok,
keguguran dan bayi lahir mati. Soewarta Kosen dkk (2009) memperkirakan
bahwa jika asumsi tanpa biaya rawat inap, maka total biaya yang dikeluarkan
oleh masyarakat karena penyakit yang berkaitan dengan tembakau berjumlah
Rp.15,44 triliun. Angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan total
biaya rawat inap untuk penyakit yang sama pada tahun 2001 yakni Rp.2,6
triliun. Total biaya rawat inap untuk penyakit yang berkaitan dengan tembakau
sebesar Rp. 3,11 triliun, sehingga total biaya untuk rawat inap dan rawat jalan
sebesar Rp. 18,55 triliun.
Target PHBS nasional adalah 70%, menurut RPJMN 2014. Indikator
PHBS salah satunya adalah tidak merokok didalam rumah. Indikator ini cukup
sulit dicapai terutama di daerah pedesaan yang tidak memiliki ruang-ruang
khusus untuk merokok. Masyarakat masih banyak yang belum memahami
bahayanya merokok untuk kesehatan. Terutama jika merokok dilakukan
didalam rumah.
Menurut survey yang dilakukan di RW 06 Kelurahan Sirnagalih
Kecamatan Indihiang, sebanyak 52% (sesuai pada tabel 3.44) ada yang
merokok didalam rumah. Angka ini masih jauh dari target PHBS dalam
tatanan rumah tangga, yaitu 70%.
24
Kriteria Jamban Sehat secara prinsip harus mampu memutuskan
hubungan antara tinja dan lingkungan. Sebuah jamban dikategorikan SEHAT
jika :
a. Mencegah kontaminasi ke badan air
b. Mencegah kontak antara manusia dan tinja
c. Membuat tinja tersebut tidak dapat dihinggapi serangga, serta binatang
lainnya.
d. Mencegah bau yang tidak sedap
e. Konstruksi dudukannya dibuat dengan baik & aman bagi pengguna.
Rumah Jamban (Bangunan bagian atas) terdiri dari atap, rangka dan
dinding. Dalam prakteknya disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.
Beberapa pertimbangan pada bagian ini antara lain :
a. Sirkulasi udara yang cukup
b. Bangunan mampu menghindarkan pengguna terlihat dari luar
c. Bangunan dapat meminimalkan gangguan cuaca (baik musim panas
maupun musim hujan)
d. Kemudahan akses di malam hari
e. Disarankan untuk menggunakan bahan lokal
f. Ketersediaan fasilitas penampungan air dan tempat sabun untuk cuci
tangan
Dudukan Jamban (Bangunan Bagian Tengah), Slab berfungsi sebagai
penutup sumur tinja (pit) dan dilengkapi dengan tempat berpijak. Pada jamban
cemplung slab dilengkapi dengan penutup, sedangkan pada kondisi jamban
berbentuk bowl (leher angsa) fungsi penutup ini digantikan oleh keberadaan
air yang secara otomatis tertinggal di didalamnya. Slab dibuat dari bahan yang
cukup kuat untuk menopang penggunanya. Bahan-bahan yang digunakan
harus tahan lama dan mudah dibersihkan seperti kayu, beton, bambu dengan
tanah liat, pasangan bata, dan sebagainya. Selain slab, pada bagian ini juga
dilengkapi dengan abu atau air. Penaburan sedikit abu ke dalam sumur tinja
(pit) setelah digunakan akan mengurangi bau dan kelembaban, dan
membuatnya tidak menarik bagi lalat untuk berkembang biak. Sedangkan air
dan sabun digunakan untuk cuci tangan. Pertimbangan untuk bangunan bagian
tengah.
25
Penampung Tinja (Bangunan bagian bawah) adalah lubang di bawah
tanah, dapat berbentuk persegi, lingkaran, bundar atau yang lainnya.
Kedalaman tergantung pada kondisi tanah dan permukaan air tanah di musim
hujan. Pada tanah yang kurang stabil, penampung tinja harus dilapisi
seluruhnya atau sebagian dengan bahan penguatseperti anyaman bambu, batu
bata, ring beton, dan lain lain. Pertimbangan untuk bangunan bagian bawah
antara lain :
a. Daya resap tanah (jenis tanah)
b. Kepadatan penduduk (ketersediaan lahan)
c. Ketinggian muka air tanah
d. Jenis bangunan, jarak bangunan dan kemiringan letak bangunan
terhadap sumber air minum (lebih baik diatas 10 m)
e. Umur pakai (kemungkinan pengurasan, kedalaman
lubang/kapasitas)
f. Diutamakan dapat menggunakan bahan lokal
g. Bangunan yang permanen dilengkapi dengan manhole
h. Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh
pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk
memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses
ini. Agar usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada jamban (sehat)
harus mencapai 100% pada seluruh komunitas. Keadaan ini kemudian
lebih dikenal dengan istilah Open Defecation Free (ODF).
i. Semua masyarakat telah BAB (Buang Air Besar) hanya di
jamban yang sehat dan membuang tinja/ kotoran bayi hanya ke jamban
yang sehat (termasuk di sekolah)
j. Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar
k. Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat
untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat
l. Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat
untuk mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat
m. Ada upaya atau strategi yang jelas untuk dapat mencapai Total
Sanitasi Suatu komunitas yang sudah mencapai status Bebas dari Buang
Air Besar Sembarangan, pada tahap pasca ODF diharapkan akan
mencapai tahap yang disebut Sanitasi Total. Sanitasi Total akan dicapai
jika semua masyarakat di suatu komunitas, telah:
26
a. Mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat
b. Mencuci tangan pakai sabun dan benar saat sebelum makan, setelah
BAB, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan
c. Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman
d. Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat).
Kotoran manusia banyak yang mengandung penyakit, antara lain:
1. Kholera
2. Typhus abdomenalis
3. Dysentri basiler ,dan
4. Amuba dari berbagai cacing
27
Sebagaimana diketahui bahwa akibat aktivitas manusia maka sampah
dihasilkan. Menurut UU Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia,
maka akan bertambah pula sampah yang akan di hasilkannya. Tidak ada data
yang pasti mengenai sampah yang ada di Indonesia maupun di dunia. Namun
dapat diperkirakan bahwa dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk
dunia ini maka kebutuhan akan pemenuhan akan meningkat dan konsekuensi
lainnya adalah peningkatan jumlah sampah.
Sampah memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi produk
bernilai ekonomis. Dari setiap meter kubik sampah kota dengan bobot 120-170
kg, sekitar 70% merupakan sampah organik seperti daun-daunan, ranting dan
sisa-sisa sayuran yang dapat diproses menjadi kompos. Sisanya 30% berupa
sampah anorganik yang meliputi berbagai jenis logam, plastik, kertas, serta
barang pecah belah yang dapat didaur ulang menjadi berbagai produk yang
berharga (Londra, 2006).
Sampah menjadi permasalahan jika kemudian tidak diolah dengan baik
dan tidak termanfaatkan. Pengolahan sampah yang tidak efektif akan
menimbulkan masalah pada kesehatan manusia dan kerusakan alam. Upaya
pengolahan sampah mulai dari pengangkutan hingga pengolahan perlu terus
menerus di tingkatkan seriring meningkatnya sampah.
Tahapan-tahapan pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan,
pengangkutan dan pembuangan mempunyai permasalahan tersendiri sendiri.
Seperti pengumpulan misalnya, dalam hal pengumpulan di butuhkan tenaga
dan alat yang memadai. Karena jika tidak, maka akan terjadi penumpukan
sampah dimana-mana seperti yang terjadi di Bandung. Kemudian dengan
sarana transpotasi baik pengangkutan dari rumah tangga hingga tempat
pembungan akhir akan menimbulkan masalah bau yang tidak sedap jika
menggunakan alat transporasi yang memadai. Sedangkan masalah pembuangan
adalah terkait dengan penyediaan lahan yang digunakan untuk penampungan
dan pengolahan. Dan pengolahan sampah organik dan anorganik yang berasal
28
dari sampah rumah tangga merupakan upaya dasar menjaga kesehatan keluarga
dan lingkungan.
Target RPJMN 2014 mengenai sampah adalah tersedianya akses
pengelolaan sampah diperkotaan sebesar 80%.Pengelolaan sampah yang aman
adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan atau
pembuangan dari material sampah dengan cara yang tidak membahayakan
kesehatan masyarakat dan lingkungan. Menurut Depkes RI, penanganan
sampah yang memenuhi kriteria baik yaitu penanganan sampah yang diangkut
petugas, ditimbun dalam tanah, atau dibuat kompos. Dan Menurut survey
yang telah dilakukan di RW 06 Kelurahan Sirnagalih Kecamatan Indihiang,
adalah buang sampah ke sungai sebanyak 76%, dikumpulkan lalu dibakar
sebanyak 22%, ditimbun dalam tanah sebanyak dan sembarangan masing-
masing sebanyak 1% dan tidak ada warga yang menggunakan jasa angkut
sampah.
29
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Hari & Tanggal
29/12/14 30/12/14 31/12/14 1/1/15 2/1/15 3/1/15 4/1/15
Kegiatan
Penyuluhan
Pembagian browsur
Pembentukan
kelompok jamban
arisan
3.4.3 Monitoring
Setelah melakukan rencana kegiatan yaitu penyuluhan, pembagian
browsur, dan pembentukan kelompok jamban arisan kemudian dimonitoring
selama 14 hari. Diharapkan dengan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama mengenai
dampak kebiasaan buang air di jamban yang tidak sehat, pembagian browsur
bermanfaat untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat mengenai penyakit
yang kemungkinan ditimbulkan dari jambat tidak sehat, dan adanya kelompok
dari warga yang membuat dan mengawasi jamban sehat sehingga tercapai target
jamban sehat di RW 06 kelurahan Sirnagalih kecamatan Indihiang.
30