Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PUSKESMAS KONDA
TANGGAL 7-4-2012
No. register :-
A. IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama : Ny. E / Tn. H
Umur : 29 tahun / 31 tahun
Suku : tolaki / tolaki
Agama : islam / islam
Pendidikan : SD / SMP
Pekerjaan : IRT / swasta
Alamat : kel. konda
Lama menikah : 9 tahun
disertai pelepasan lendir dan darah sejak tanggal 7-4-2012, pukul 06.30
3. Riwayat keluhan utama
a. Sifat keluhan : hilang timbul
b. Lokasi keluhan : daerah abdomen tembus belakang
c. Factor pencetus : di sebabakan adanya kontraksi uterus
d. Pengaruh keluhan terhadap aktifitas : mengganggu
e. Usaha ibu untuk mengatasi keluhan : istirahat
4. Riwayat kesehatan yang lalu
a. Ibu tidak pernah menderita penyakit menular / penyakit keturunan
b. Ibu mengatakan tidak ada riwayat trauma
c. Ibu mengatakan tidak ada riwayat operasi dan trasfusi darah
5. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keturunan dan menular dalam keluarga, baik istri maupun
suami.
6. Riwayat reproduksi
a. Riwayat haid
- Menarche : 13 tahun
- Siklus haid : 28-30 hari
- Durasi haid : 5-6 hari
- Perlangsungan : normal
b. Riwayat obstetric
1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
b Palpasi
1 Tonus otot : tidak tegang
2 Leopold I : TFU 3 jari bawa prosesus xifoideus
3 Leopold II : punggung kanan
4 Leopold III : prasentase bokong
5 Leopold IV : bokong sudah masuk PAP (divergen)
c Auskultasi
1 DJJ : (+)
2 Frekuensi : 136x/menit
3 Irama : teratur
4 Kekuatan : kuat dan jelas
10. Genitalia luar
Berbentuk normal, tidak tampak varises, tidak tampak oedema, tampak
pengeluaran cairan pervaginam lender bercampur darah.
11. Anus
Tidak tampak hemoroid dan tidak tampak oedema
12. Ekstremitas
a. Atas/ tangan
Simetris kiri dan kanan, warna kuku tampak merah muda, tidak tampak
oedema, dan tidak tampak varises.
b. Bawah/ kaki
Simetris kiri dan kanan, warna kuku tampak merah muda, tidak tampak
oedema, tidak tampak varises dan refleks patella (+).
13. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan obstetric pada periode inpartu
1. Pemeriksaan awal kala I tanggal 7-4-2012, pukul 11.00 wita
2. Pelepasaan pervaginam lendir bercampur darah
3. Kontraksi uterus baik
4. Keadaan umum ibu baik
5. Respon klien terhadap nyari , setiap ada his ibu tampak meringis
6. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37C
Pernafasan : 20x/menit
7. Palpasi abdomen
- Tonus otot : tidak tegang
- Leopold I : TFU 3 jari bawa prosesus xifoideus
- Leopold II : punggung kanan
- Leopold III : prasentase bokong
- Leopold IV : bokong sudah masuk PAP (divergen)
8. Auskultasi
DJJ terdengar jelas dan kuat, irama teratur dengan frekuensi 136x/menit
C. DATA PSIKOLOGIS/SOSIAL
1. Reaksi emosional saat proses persalinan
- Ibu tampak cemas dan meringis saat kontraksi
- Suami tampak cemas tetapi tetap memberi semangat pada istrinya
2. Hubungan antara ibu, suami dan keluarga baik
D. DATA SPIRITUAL
Ibu, suami dan keluarga selalu berDoa agar persalinannya berlangsung normal, bayi dan ibu
sehat.
GIII PII A0, Umur kehamilan 41 minggu 5 hari, punggung kanan, prasentase bokong, bokong sudah
masuk PAP (divergen), janin hidup, janin tunggal, intra uterina, keadaan janin baik, keadaan ibu
dengan inpartu kala 1 fase aktif serta masalah nyeri perut tembus belakang disertai pelepasan lender
bercampur darah
1. GIP0A0
Dasar
Data subjektif
- ibu mengatakan hamil yang ketiga kalinya dan tidak pernah keguguran
Data objektif
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Tonus otot perut tidak tegang
- Tampak linea nigra dan striae albicans
Analisis interprestasi
- Pada ibu hamil primigravida, tonus otot perut tidak tegang, karena sudah pernah
mengalami peregangan sebelumnya.
- Tampak striae albicans, akibat meningkatnya hormone MSH
(sarwono prawirohardjo, ilmu kebidanan, 2006)
2. Umur kehamilan 41 minggu 5 hari
Dasar
Data subjektif
- ibu mengatakan haid terakhir tanggal 20-6-2011
Data objektif
- tanggal masuk : 7-4-2012, pukul 10.45 wita
- TFU : 3 jari bawah prosesus xifoideus
- TP : 27-3-2012
- Dari HPHT tanggal 20-6-2011 sampai tanggal kunjungan 7-4-2012, maka umur
kehamilan 41 minggu 5 hari.
- Pada palpasi abdomen TFU 3 jari bawa prosesus xifoideus.
(obstetri dan ginekologi, fat thesno The, 2006)
3. Punggung kanan
Dasar
Data subjektif
- Ibu mengatakan pergerakan pergerakan janinnya dirasakan pada perut sebelah kiri
Data objektif
- Leopoid II, teraba datar, keras dan membujur pada sisi kanan
Pada pemeriksaan Leopold II, teraba datar seperti papanpada sebelah kanan dan bagian-
bagian terkecil dari janin teraba pada perut sebelah kiri, hal ini menandakan bahwa
punggu berada di sebelah kanan.
Dasar :
Data subjektif
Data objektif
- Pada pemeriksaan Leopold III teraba bagian yang besar, lunak dan tidak
melenting di area bagian bawah abdomen ibu.
Pada pemeriksaan Leopold III, bertujuan untuk mengetahui bagian terendah dari janin
dan pada pemeriksaan ini teraba bagian yang besar, lunak dan tidak melenting pada
bagian bawah ibu, ini menandakan bagian terendah dari janin adalah bokong.
Dasar :
Data subjektif :
Data objektif :
Pada pemeriksaan Leopold IV kedua ujung jari-jari tangan sudah tidak bertemu
(divergen) menandakan bagian terendah dari janin sudah masuk pintu atas panggul.
(Keterampilan Dasar Prektek Klinik, Musrifatul Uliyah, 2006)
6. Janin hidup
Dasar :
Data subjektif :
Data objektif :
- DJJ (+), terdengar jelas dan kuat pada kuadran perut ibu, (136x/menit)
Ibu gelah merasakan pergerakan janinnya sejak umur kehamilan 20 minggu dan pada
pemeriksaan auskultasi DJJ (+), terdengar jelas dan kuat pada kuadran perut ibu, ini
menandakan bahwa janin hidup.
7. Janin tunggal
Dasar :
Data subjektif :
Data objektif :
Pada pemeriksaan Leopold teraba bokong pada bagian fundus dan pada segmen bawah
rahim teraba kepala, serta pada auskultasi DJJ hanya terdengar pada kuadran kanan
bawah perut ibu, ini menandakan janin tunggal.
Diklat Kuliah : (Obstetri dan Ginekologi, Fat Tesno The, 2006)
8. Intra uterina
Dasar :
Data subjektif :
- Sejak amenorhea ibu tidak pernah mengalami nyeri perut yang hebat dan tidak
pernah keluar darah (spooting)
Data objektif :
- Pada saat palpasi ibu tidak merasa nyeri, menandakan ibu hamil intra uterine, hasil
konsepsi berimplementasi di endometrium dan selama hamil ibu tidak pernah merasa
adanya pengeluaran darah (spooting)
(Hanifa Wiknjosastro, Ilmu Kandungan 2006)
9. Keadaan janin baik
Dasar
Data subjektif
- Ibu telah merasaan pergerakan janinnya pada umur kehamilan 20 minggu sampai
sekarang pada perut sebelah kiri.
Data objektif
- Saat auskultasi (DJJ) +, terdengar jelas dan kuat, irama teratur, frekuensi
136x/menit
- Janin yang bergerak kuat dan jelas dan DJJ terdengar jelas, kuat dan irama teratur
dengan frekuensi antara 120-160x/menit.
Data objektif
- Keadaan umum ibu baik, kesadaran coposmentis, tanda-tanda vital dalam batas
normal, tidak ada anemia, ikterus dan oedema pada wajah dan ekstresmitas,
menunjukan keadaan umum ibu baik.
- Ibu dikatakan dalam keadaan inpartu bila ditemukan gajalah gajalah : HIS
adekuat, penipisan dan pembukaan minimal 4cm, keluar cairan dari vagina dan
bentuk cairan lendir bercampur darah.
(obstetric dan ginekologi, Fat Tesno The, 2006)
- Nyeri perut tembus belakang terjadi karena membukanya mulut rahim disertai
pergerakan otot polos rahim yang menimbulkan rangsangan yang cukup kuat dan
berasal dari pembuluh darah kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis
turut berkontraksi. Hal ini disebabkan oleh serabut sensorok turut terangsang.
- Perubahan pada uterus dan serviks akibat HIS, uterus teraba keras pada saat ada
kontraksi. Tekana hidrostati air ketuban dan tekanan intra uteri naik serta
A. Tujuan
1. Kala I berlangsung normal
2. Keadaan umum ibu dan jani baik
3. Ibu mendapatkan dukungan psikologis dari keluarga dan bidan
4. Ibu dapat beradaptasi secara fisiologis terhadap nyeri akibat kontraksi
B. Kriteria keberhasilan
- Kala I berlangsung normal tidak melebihi 12 jam, penurunan bagian terendah
maju, his adekuat 5x dalam 10 menit lamanya 50 detik.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
o Tekanan darah : 120/80 160/100 mmHg
o Nadi : 60-100 x/menit
o Suhu : 36,5 - 37,5C
o Pernafasan : 16 - 24x/menit
- DJJ dalam batas normal, kuat dan jelas, irama teratur dengan frekuensi 120-
160x/menit
- Rasa nyeri dapat teratasi
- Kontraksi uterus adekuat 4-5x dalam 10 menit 50 detik
- Ibu mendengarkan saran keluarga dan bidan
C. Rencana Asuhan
1 Beri senyum, sapa dan salam
Rasional :
Agar terjalin komunikasi yang baik antara ibu dan bidan
2 Beritahu ibu setiap tindakan yang akan dilakukan
Rasional :
Penjelasan yang diberikan sebelum melakukan tindakan akan membuat ibu
merasa nyaman dan tidak khawatir
kepala
4 Observasi tanda-tanda vital dan DJJ
Rasional :
Tanda-tanda vital dan DJJ merupakan salah satu indikator untuk mengetahi
(SOAP)
GIII PII A0, Umur kehamilan 41 minggu 5 hari, punggung kanan, prasentase bokong,
bokong sudah masuk PAP (divergen), janin hidup, janin tunggal, intra uterina, keadaan
janin baik, keadaan ibu dengan inpartu kala 1 fase aktif serta masalah nyeri perut tembus
belakang disertai pelepasan lender bercampur darah
D. PLANNING (P)
1. Memberikan senyum, sapa dan salam
Hasil :
ibu menyambit bidan dengan baik
2. Memberitahu ibu setiap tindakan yang akan dilakukan
Hasil :
ibu bersedia di periksa
3. Mengenjurkan pada ibu untuk mengosongkan kandung kemih
Hasil :
kandung kemih telah kosong
4. Mengobservasi TTV dan DJJ
Hasil :
TTV dan DJJ dalam batas normal
5. Mengobservasi kontrksi uterus (HIS) setiap 30 menit
Hasil :
HIS telah di observasi setiap 30 menit
6. Mengobservasi pembukaan serviks
Hasil :
pembukaan serviks 7 cm
7. Mengobservasi air ketuban dan penyusupan
Hasil :
ketuban masih utuh
8. Memilih posisi yang nyaman atau berjalan-jalan
Hasil :
ibu sudah mengambil posisi yang nyaman
9. Menganjurkan pada ibu untuk bernafas-nafas panjang
Hasil :
ibu mau melaksanakananjuran bidan untuk benafas-nafas panjang saat ada
kontraksi
10. Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum diantara kontraksi
Hasil :
ibu makan dan minum saat tidak ada kontraksi
11. Menganjurkan pada ibu untuk selalu mendekatkan diri pada tuhan
Hasil :
ibu sudah selalu berdoa
12. Mempersiapkan perlengkapan alat dan penolong termaksud perlengkapan ibu dan bayi
Hasil :
semua alat dan perlengkapan penolong telah disediakan
13. Mengkolabolasi dengan dokter spesialis obgin atau petugas kesehatan lainnya
Hasil :
kolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya
14. Mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan dalam partograf
Hasil :
semua tindakan yang dilakukan telah di dokumentasikan
B. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum ibu baik
- Kesadaran composmentis
- Tanda-tanda vital
Tekana darah : 110/70 mmHg
Nadi : 76x/menit
Suhu : 36,5C
Pernafasan : 20x/menit
- Observasi HIS 5x dalam 10 menit dengan durasi 50 detik
- Perineum nenonjol, vulva dan spingter ani membuka
- Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 7-4-2012, pukul 15.00 wita
Dinding vagina : elastis
Portio : tidak teraba
Pembukaan : 10cm
Ketuban : (-) sudah pecah
Prasentase : bokong
Hodge : H IV
Kesan panggul : Normal
Pelebasan lender bercampur darah
KALA II PENGELUARAN
dagu menempel di dada, bokong tidak boleh diangkat, jika ada HIS ibu dapat berkuat
sekuat mungkin dan dipertahankan, bila HIS berhenti ibu dapat istirahat makan dan
1. Inpartu kala II
Dasar
Data subjektif
- Ibu mengatakan ingin BAB
- Ibu mengatakan ingin meneran
- Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan sering
Data objektif
- Kontraksi uterus 5x dalam 10 menit dengan durasi 50 detik
- Dilatasi serviks 10cm, pukul 15.00 wita
- Ketuban sudah pecah dan jernih
- Penurunan kepala tidak ada
- Perineum tampak menonjol, vulva dan spingter ani membuka
- HIS yang sempurna membuat diding corpusyang terdiri atas otot-otot menjadi
lemah, lebih tebal dan pendek, sedangkan bagian bawah uterus dan serviks yang
mengandung sedikit otot dan banyak mengandung jaringan kolagen, akan mudah
tertarik dan menjadi tipis dan membuka, adanya tekanan dan air ketuban pada
permulaan kala I dan bagian terendah dari janin masuk kerongga panggul
mengadakan tekanan pada serviks hingga pembukaan menjadi lengkap.
- Pada saat ibu mengedan menambah kekuatan uterus yang sudah optimum itu
mengadakan kontraksi diafragma dan otot dinding abdomen sehingga bagian
terendah janin di dorong membuka diafragma, velviks dan vulva.
- Adanya penurunan bagian terendah janin menekan otot-otot dasr panggul secara
reflekstrosis menimbulkan rasa ingin meneran.
Data objektif
- DJJ (+), terdengar jelas dan kuat, irama teratur dengan frekuensi 136x/menit
- Tanda-tanda vital dalam batas normal dan DJJ dalam batas normal menandakan
keadaan umum ibu dan janin baik.
A. Tujuan
1. Keadaan umum ibu baik
2. Kala II berlangsung normal
3. Tidak terjadi partus macet
4. Tidak terjadi perdarahan
5. Bayi lahir spontan tanpa trauma
B. Kriteria keberhasilan
1. Kala II berlangsung tidak lebih dari 120 menit untuk primipara sedangakan untuk
multipara tdak lebih dari 60 menit, penurunana bagian terendah janin maju, HIS
adekuat yaitu 5x dalam 10 menit dengan durasi 50 detik.
2. Keadaan umum ibu dan janin baik
3. Bayi lahir spontan dan langsung menangis kuat dengan apgar score 7-10
4. Tidak terjadi perdarahan
5. Tidak terjadi partus macet
C. Rencana asuhan
1. Pastikan adanya tanda dan gejala kala II
Rasional :
Dengan memastikan adanya tanda dan gejala kali II, bila ada HIS ibu sudah dapat
di anjurkan untuk meneran.
2. Pastikan kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan esensian
Rasional :
Kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan esensial dalam proses persalinan akan
mempermudah jalanya proses persalinan.
3. Siap ibu dan diri untuk menolong
Rasional :
Dengan menggunakan celemek dapat melindungi penolong dari kontaminasi
dengan cairan dan dara dari pasien.
4. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan sabun dan air
kemudian keringkan
Rasional :
Cuci tangan dapat mncegah penyebaran infeksi dari penolong ke pasien
5. Pakai sarung tangan DTT
Rasional :
Penggunaan saung tangan untuk mencegah terjadinya infeksi
6. Siap oxytosin dan spuit
Rasional :
Kesiapan oxytosin untuk memudahkan penolong saat melakukan penanganan
aktif kala III.
7. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan benar
Rasional :
Mencegah terjadinya infeksi jalan lahir akibat kuman yang berasal dari vulva dan
perineum denga teknik aseptic.
8. Lakukan pemeriksaan dalam
Rasional :
Untuk memastikan pembukaan lengkap, sehingga bias dilakukan amniotomi jika
ketuban masih utuh dan memastikan tidak teraba bagian-bagian terkecil dari janin
dan tidak ada penumbungan tali pusat.
9. Dekontaminasi sarung tangan yang sudah di pakai
Rasional :
Untuk mencegah terjadinya infeksi silang
10. Periksa DJJ
Rasional :
Untuk memastikan DJJ dalam batas normal
11. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
Rasional :
Agar ibu bias mempersiapkan diri untuk meneran saat ada HIS
12. Anjurkan kepada keluarga untuk membantu ibu mengambil posisi yang nyaman
atau posisi setengah duduk
Rasional :
Ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan janin akan menekan vena cava
inferior. Hal ini akan mengakibatkan berkurangx aliran darah dari ibu ke plasenta
hingga menyebabkan hipoksia pada janin.
13. Pimpin ibu meneran jika da his dan anjurkan ibu istirahat d antara kontraksi
Rasional :
Meneran secara berlebihan akan menahan upaya untuk mengambil nafas dan
mengakibatka kelelahan yang tidak perlu bagi ibu dan meningkatkan resiko
asfiksia pada bayi akibat menurunya pasokan oksigen ke palsenta.
14. Anjurkan pada ibu untuk miring kiri atau mengambil posisi yang nyaman bila
belum ada dorongan untuk meneran dalam waktu 60 menit
Rasional :
Menganjurkan pada ibu untuk berjalan, berjongkok atau posisi yang nyaman bila
belum ada dorongan untuk meneran selama 60 menit.
15. Letakkan handuk di atas perut ibu jika bokong bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm
Rasional :
Untuk mengeringkan bayi segera setelah bayi lahir
16. Letakkan kain yang di lipat 1/3 bagian di bawa bokong ibu
Rasional :
Untuk mencegah infeksi silang dari tempat persalinan ke pasien dan untuk
menyokong perineum.
17. Buka tutup alat partus dan memastikan kelengkapan alat
Rasional :
Untuk memastikan kelengkapan alat
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan untuk menolong
Rasional :
Penggunaan sarung tangan DTT untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu.
19. Lahirkan bokong sambil menyokong perineum dan menahan bokong bagian atas
agar tidak terjadi laserasi yang terlalu luas.
Rasional :
Untuk mencegah terjadinya laserasi yang terlalu luas pada perineum
20. Penolong melakukan hipernodosis pada tubuh bayi guna mengikuti gerakan rotasi
anterior.
Rasional :
Dengan melakukan hipernodosis (penolong hanya mengikuti gerakan bayi
sehungga gerakan tersebut hanya disesuaikan dengan berat badan bayi)
21. Dengan gerakan hipernodosis, berturut-turut kahirkan perut, bahu dan lengan,
kemudian melakukan perabaan pada leher bayi untuk memeriksa lilitan tali pusat,
kemudian lahirkan dagu, muka dan akhirnya seluruh kepala.
Rasional :
Dengan gerakan hipernodosis dapat meminimalkan trauma pada bayi karena
penolong hanya mengikuti gerakan janin dan lilitan tali pusat bias menghambat
lahirnya bahu sehingga menyulitkan kelahiran bayi..
22. Bersihkan mulut, hidung dan muka bayi
Rasional :
Agar bayi dapat bernafas dengan baik
23. Nilai bayi dengan cepat, tangisan, gerakan dan warna kulit
Rasional :
Menilai bayi dengan segera untuk mengetahui adanya kegawat daruratan pada
bayi.
24. Keringkan bayi segera, kemudian ganti handuk setelah itu tempatkan bayi pada
posisi diatas perut ibu
Rasional :
Untuk mencegah hipotermi pada bayi.
25. Perikasa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lagi dalam uterus
Rasional :
Untuk memastikan janin tunggal
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
kemudian keringkan
5. Memakai sarung tangan DTT
6. Meyiapkan oxytosin dan spuit
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan benar
8. Melakukan pemeriksaan dalam
9. Mendekontaminasi sarung tangan yang sudah di pakai
10. Memeriksa DJJ
11. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
12. Menganjurkan kepada keluarga untuk membantu ibu mengambil posisi yang
kemudian melakukan perabaan pada leher bayi untuk memeriksa lilitan tali pusat,
dada ibu/perut ibu. Usahan kepala bayi lebih randah dari payudarah ibu
31. Menyelimuti ibu dengan kain bersih dan kering dan pasang topi bayi
LANGKAH VII EVALUASI
telah tersedia
18. Sarung tanga DTT telah dipakai
19. Bokong telah dilahirkan
20. Telah dilakukan hipernodosis
21. Gerakan hipernodosis telah dilakukan
22. Mulut, hidung dan muka telah di bersihkan
23. Bayi lahir spontan, letak bokong, dengan rangsangan langsung menangis pada
tanggal 7-4-2012, pukul 13.50 wita, dengan apgar score 7/8, jenis kelamin laki-
laki.
24. Bayi telah dikeringkan dan dig anti sarung yang kering
25. Tidak ada janin lain/ janin tunggal
26. Ibu sudah siap untuk disuntik
27. Ibu telah di suntik oxytosin pada paha atas sebelah kanan
28. Tali pusat telah dijepit
29. Tali pusat telah dipotong dan di ikan dengan benang
30. Bayi sudah berhasil disusui
31. Ibu dan bayi telah diselimui dengan kain bersih dan kering dan bayi sudah
dipaikan topi.
(S O A P)
C. ASSESMENT (A)
Inpartu kala II, keadaan ibu dan janin baik
D. PLANNING (P)
dada ibu/perut ibu. Usahan kepala bayi lebih randah dari payudarah ibu
Hasil :
Bayi sudah berhasil disusui
31. Menyelimuti ibu dengan kain bersih dan kering dan pasang topi bayi
Hasil :
Ibu dan bayi telah diselimuti dengan kain bersih dan kering dan bayi sudah
dipaikan topi.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KALA III
2. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis
- Tanda-tanda vital
Tekana darah : 100/70 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 38C
Pernafasan : 22x/menit
- Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bulat
- TFU setinggi pusat
- Plasenta belum lahir
- Perdarahan 150cc
Kala III persalinan, pengeluaran plasenta (kala uri), keadaan umum ibu baik
Dasar
Data subjektif
Data objektif
- Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 38C
Pernafasan : 22x/menit
- Tanggal 7-4-2012, pukul 15.20 wita, lahir letak bokong, dengan rangsangan langsung
menangis, apgar score 7/8, jenis kelanimlaki-laki
- Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
- TFU setinggi pusat
- Perdarahan 150cc
- Setelah bayi lahir uterus teraba keras dan bundar dan fundus uteri setinggi pusat, beberapa
menit kemudian uterus berkontraksi yang mengakibatkan penciutan permukaan cavum uteri
tempat implantasi plasenta. Akibatnya akan terlepas dari tempatnya. Biasannya plasenta lepas
5-15 menit setelah bayi lahir.
( ilmu kebidanan, sarwono prawirohardjo)
- Kala III disebut kala uri yaitu dimulai dari saat bayi lahir sampai plasenta lahir, uterus teraba
keras dan bundar dengan fundus uteri setinggi pusat. Beberapa menit setelah bayi lahir his
timbul lagi yang dinamakan his pelepasan uri untuk melepaskan plasenta dari dinding uterus.
(obstetric dan ginekologi, Fat Tesno The, 2006)
- Tanda-tanda vital dalam batas normal, ibu dapat berkomunikasi dengan baik, kesadaran
komposmentis dan tetap kreatif manunjukkan keadaan umum ibu baik.
(APN, 2008)
A. Tujuan
1. Kala III berlangsung normal
2. Kontraksi uterus baik
3. Plasenta lahir lengkap
4. Tidak ada perdarahan
B. Kriteria keberhasilan
1. Pelangsungan kala III normal tidak lebih dari 15 menit
2. Uterus teraba keras dan bundar
3. Plasenta lahir lengkap
4. Tidak terjadi perdarahan
C. Rencana asuhan
1. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm dari vulva dan nilai
tanda-tanda terlepasnya plasenta.
Rasional :
Untuk memudahkan tindakan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
2. Letakkan 1 tangan diatas kain pada perut ibu di tepi atas simpisis untuk
mendeteksi kontraksi uterus dan lakukan PTT.
Rasional :
Melakukan PTT untuk mengetahui apakah plasenta sudah lepas atau belum dari
tempat implantasinya dan untuk memudahkan proses kelahiran palsenta.
3. Lahirkan plasenta dengan dorongan dorso cranial hingga plasenta terlepas, saat
memegang dan putar palsenta searah dengan jarum jam hingga selaput ketuban
ke wadah khusus
Rasional :
Untuk memastikan tidak ada kotiledon selaput ketuban yang tertinggal, karena
sisa selaput ketuban dan kotiledon yang tertinggal bias menghalangi kontraksi
1. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm dari vulva dan nilai
tanda-tanda terlepasnya plasenta.
2. Meletakkan 1 tangan diatas kain pada perut ibu di tepi atas simpisis untuk
mendeteksi kontraksi uterus dan lakukan PTT.
3. Melahirkan plasenta dengan dorongan dorso cranial hingga plasenta terlepas, saat
plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan,
memegang dan putar palsenta searah dengan jarum jam hingga selaput ketuban
terpilin dan plasenta lahir lengkap.
4. Melakukan rangsangan taktil/massase fundus uteri setelah palsenta lahir
5. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban, kemudian masukkan
plasenta ke wadah khusus
1. Klem sudah dipindahkan hingga jarak 5-10cm dari vulva dan telah Nampak tanda
dari terlepasnya plasenta yaitu tali pusat bertambah panjang dan adanya semburan
darah.
2. Uterus globuler, terjadi semburan darah, setelah itu lakukan penengangan tali
pusat terkendali.
3. Plasenta lahir komplit pada pukul 15.25 wita
4. Rangsangan taktil/massase fundus telah dilakukansegera setelah plasenta lahir
5. Plasenta lahir lengkap, tidak ada kotiledon maupun selaput, baik selaput plasenta
maupun selaput ketuban yang tertinggal dalam kavum uterus.
(SOAP)
C. ASSESMENT (A)
Kala III pengeluaran palsenta (kala uri) keadaan umum ibu baik
D. PLANNING (P)
1. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm dari vulva dan nilai
tanda-tanda terlepasnya plasenta.
Hasil :
Klem sudah dipindahkan hingga jarak 5-10cm dari vulva dan telah Nampak tanda
dari terlepasnya plasenta yaitu tali pusat bertambah panjang dan adanya semburan
darah.
2. Meletakkan 1 tangan diatas kain pada perut ibu di tepi atas simpisis untuk
mendeteksi kontraksi uterus dan lakukan PTT.
Hasil :
Uterus globuler, terjadi semburan darah, setelah itu lakukan penengangan tali
pusat terkendali.
3. Melahirkan plasenta dengan dorongan dorso cranial hingga plasenta terlepas, saat
plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan,
memegang dan putar palsenta searah dengan jarum jam hingga selaput ketuban
terpilin dan plasenta lahir lengkap.
Hasil :
Plasenta lahir komplit pada pukul 15.25 wita
4. Melakukan rangsangan taktil/massase fundus uteri setelah palsenta lahir
Hasil :
Rangsangan taktil/massase fundus telah dilakukansegera setelah plasenta lahir
5. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban, kemudian masukkan
plasenta ke wadah khusus.
Hasil :
Plasenta lahir lengkap, tidak ada kotiledon maupun selaput, baik selaput plasenta
maupun selaput ketuban yang tertinggal dalam kavum utrus.
A. Riwayat persalinan
- Ibu mengatakan masih nyeri pada bawah abdomen
- Ibu mengatakan ada sedikit pengeluaran darah pada jalan lahir
B. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, ibu tampak kelelahan
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37C
Pernafasan : 22x/menit
- Tanggal 7-4-2012, pukul 15.25 wita, plasenta lahir lengkap
- Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
- TFU setinggi pusat
- Perdarahan 150cc
Kala IV (pengawasan), KU ibu dan bayi baik dengan masalah nyeri perut bagian bawah.
Dasar
Data subjektif
Data objektif
- Nyeri perut bagian bawa di sebabkan kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
sebelum hamil.
- Setejah plasenta lahir, pembuluh darah bekas implantasi plasenta mengalami
perdarahan masih mengancam petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi baru
lahir untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil
A. Tujuan
1. Kala IV berlangsung normal
2. KU ibu baik
3. Tidak terjadi perdarahan
B. Kriteria keberhasilan
1. Kesadaran komposmentis
2. Kontraksi uterus baik
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Tekanan darah : 120/80 100/160mmHg
Nadi : 60-100x/menit
Suhu 36,5-37,5C
Pernafasan : 16-24x/menit
C. Rencana asuhan
1. Evaluasi adanya laserasi pada vagina pada perineum dan lakukan penjahitan pada
laserasi.
Rasional :
Penjahitan laserasi untuk mencegah terjadinya perdarahan
2. Nilai ulang kontraksi uterus
Rasional :
Untuk memastikan kontraksi uterus baik atau tidak
3. Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit antara ibu dan bayi
Rasional :
Kontak kulit antara ibu dan bayi dapat memberikan kehangatan pada bayi dan
mempererat tali kasih antar ibu dan bayi.
4. Lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic profilaksis dan
vitamin K 1 mg IM di paha kiri anterolateral setela 1 jam kontak kulit ibu dan bayi.
Rasional :
Mencegah terjadinya infeksi pada bayi, penularan penyakit dari ibu dan mencegah
perdarahan pada bayi.
5. Beri suntikan immunisasi hepatitis B, setelah 1 jam pemberian vitamin K, di paha kanan.
Rasional :
Mencegah bayi terkena hepatitis B
6. Lanjutkan pemantauan kontraksi
Rasional :
Pemantauan kontraksi uterus mencegah terjadinya perdarahan pervaginam.
7. Anjurkan ibu dan keluarga cara melakukan massase fundus uterus dan menilai kontraksi
Rasional :
Membantu dalam pencegahan perdarahan dan terciptanya dukungan dari keluarga.
8. Evaluasi jumlah kehilangan darah
Rasional :
Untuk mengetahui jumlah kehilangan darah untuk rindakan selanjutnya.
9. Observasi TTV ibu
Rasional :
TTV merupakan indokator untuk mengetahui keadaan umum ibu.
10. Periksa kembali kondisi bayi, apakah bayi bernafas dengan baik (40-60x/m) serta suhu
tubuh normal (36,5-37,5c)
Rasional :
Untuk mengetahui keadaan umum bayi, serta sebai dasar untuk dilakukan tindakan
segera.
11. Tempatkan semua alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
Rasional :
Larutan klorin sebagai dekontaminasi alat
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
1. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina pada perineum dan lakukan penjahitan
pada laserasi.
2. Menilai ulang kontraksi uterus
3. Memberi cukup waktu untuk melakukan kontak kulit antara ibu dan bayi
4. Melakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic
profilaksis dan vitamin K 1 mg IM di paha kiri anterolateral setela 1 jam kontak
kulit ibu dan bayi.
5. Memberi suntikan immunisasi hepatitis B, setelah 1 jam pemberian vitamin K, di
paha kanan.
6. Melanjutkan pemantauan kontraksi
7. Menganjurkan ibu dan keluarga cara melakukan massase fundus uterus dan
menilai kontraksi
8. Mengevaluasi jumlah kehilangan darah
9. Mengobservasi TTV ibu
10. Memeriksa kembali kondisi bayi, apakah bayi bernafas dengan baik (40-60x/m)
serta suhu tubuh normal (36,5-37,5c)
11. Menempatkan semua alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
12. Membuang bahan-bahan terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai
13. Membersihkan badan ibu menggunakan air DTT, bantu ibu memakai sarung yang
bersih dan kering.
14. Memastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI, anjurkan keluarga
untuk member ibu makan dan minum
15. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin
16. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin , rendam dalam keadaan
terbalik.
17. Mencuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih yang mengalir,
kemudian keringkan dengan handuk bersih dan kering
18. Mendokumentasi semua tindakan dalam partograf
1. Kesadaran komposmentis
2. Kontraksi uterus baik
3. Keadaan umum ibu baik
4. Kala IV dalam batas normal
5. Tidak terjadi perdarahan
6. Pendokumentasian telah dilakukan
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN KALA IV
(SOAP)
C. ASSESMENT (A)
Kala IV (pengawasan), KU ibu dan bayi baik dengan masalah nyeri perut bagian bawah.
D. PLANNING (P)
Tanggal 7-4-2012, pukul 15.25 wita
1. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina pada perineum dan lakukan penjahitan
pada laserasi.
Hasil :
Terjadi robekan jalan lahir