Vous êtes sur la page 1sur 6

HUBUNGAN STIMULASI ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK

KASAR ANAK USIA 12-19 BULAN

Oleh:

Hasti Nawang Wulan Sari

RRA1F115035

Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas FKIP, Universitas Jambi

PENDAHULUAN

Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang secara alamiah terjadi


sebagai akibat dari proses pengalaman yang dialami oleh anak (Hurlock, 2000). Peristiwa
perkembangan ini dapat terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai
dari aspek sosial, emosional, dan intelektual (Soetjiningsih, et al., 2002).

Aspek perkembangan anak adalah perkembangan motorik kasar. Perkembangan ini


merupakan hasil dari koordinasi antara otot dan saraf yang terjadi secara alami (Mulyani dan
Juliska, 2007).

Perkembangan motorik kasar anak yang tidak optimal bisa menyebabkan menurunnya
kreatifitas anak dalam beradaptasi. Perkembangan motorik kasar yang lambat dapat
disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot atau
penyakit neuromuskuler. Anak dengan serebral palsi dan kelainan sumsum tulang belakang
seperti spina bifida dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik kasar sebagai
akibat spastisitas dan ataksia (Adriana, 2011).

Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi
antar anggota tubuh, serta menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh.
Misalnya, kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya
(Hidayat, 2012)

Beberapa faktor menjadi penyebab perkembangan motorik halus dan kasar yang terhambat.
Adanya keterlambatan tersebut bisa disebabkan oleh kerusakan otak pada waktu lahir atau
kondisi pasca lahir yang tidak memungkinkan seorang anak untuk mengembangkan
kemampuan motoriknya. Akan tetapi, tidak dipungkiri seringnya terjadi keterlambatan
tersebut disebabkan oleh tidak adanya kesempatan belajar pada anak, perlindungan orang tua
yang berlebihan atau kurangnya motivasi pada diri anak sendiri, untuk itu pembelajaran
diharapkan dapat mengembangkan keterampilan motorik yang dimilki oleh anak (Hurlock,
1995).

Berdasarkan observasi yang terkait dengan motorik kasar dan halus, anak usia ini tidak
mengalami keterlambatan, misalnya anak usia 2 tahun sudah bisa berdiri sambil mengambil
objek, menendang bola tanpa kehilangan keseimbangannya, membalik halaman buku satu per
satu, meremas, menggulung, menyusun balok kayu, dll.

Dari hasil wawancara kepada orang tua mengenai perkembangan motorik anak usia 2 tahun,
mereka sudah melakukan stimulasi kepada anaknya seperti mengajari anak untuk menendang
bola, mengambil benda disekitar anak, meremas, menyusun balok kayu, dll. Sehingga tidak
terjadi keterlambatan dalam perkembangan anaknya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan motorik anak usia 2 tahun,
perkembangan ini merupakan perkembangan pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan
yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, atak dan spinal cord.
METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan melakukan
wawancara dengan orangtua si anak. Dan bagaimana hubungan antara orangtua dan
anak.
B. KEHADIRAN PENELITI
Peneliti dalam melakukan penelitian ini dengan berkunjung ke rumah subjek
yang diteliti atau melihat anak pada saat beraktivitas diluar rumahnya dan di dampingi
oleh orangtua. Jadi, peneliti bertanya langsung tentang kegiatan anak pada orangtua.
C. LOKASI PENELITIAN
Lokasi subjek yang peneliti amati berlokasi di perumahan Bugenvile, blok ec,
no 15, Kecamatan Alam Barajo, Kelurahan Kenali Besar
D. SUMBER DATA PENELITIAN
Dalam penelitian aktivitas anak usia 1-3 tahun, peneliti menggunakan data primer,
dengan metode sebagai berikut:
1. Metode pengamatan (observasi)
Metode dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung.
2. Metode wawancara (interview)
Metode dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada orangtua
untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan subjek yang diteliti.

PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian yang dilakukan pada:


Nama : Bilqis Ufaira Niefa Rohmansyah

Tempat : Perumahan Bougenvile, Blok ec, No 15, Kecamatan Alam Barajo,


Kelurahan Kenali Besar

Nama orang tua

Ayah :Farid Rohmansyah

Umur :30

Ibu :Enny Susanti

Umur :25

Penelitian pertama ( 05 maret 2017) : perkembangan motorik kasar bilqis sudah bisa
berlari-lari kecil sambil menendang bola, sudah bisa menangkap bola , sudah bisa menaiki
tangga dengan mengandalkan satu kaki, mengendarai sepeda roda tiga.

Penelitian ke dua (12 maret 2017) : pada penelitian ke dua inisaya dan Bilqis bermain
dirumah, dan saya mencoba untuk melakukan beberapa kegitan seperti menyusun puzzle, dan
Bilqis sudah bisa menggabungkan puzzle tersebut, membangun balok kayu.

Penelitian ke tiga (19 maret 2017) : dalam peneliti ketiga ini ketika saya datang,
Bilqis sedang makan tetapi saat itu Bilqis tidak mau makan disuapin oleh ibunya, dia makan
sendiri dan dia memegang sendok sudah kuat dan makanan yang di piring nya pun tidak
tumpah, meskipun saat itu ia makan makanan yang berkuah.lalu saya bertanya perkembangan
apa saja yang sudah berkembang pda anak tersebut. Ibunya menjawab sudah banyak
perkembangannya terutama pada perkembangan motorik anak aktif berjalan dan berlari,
memanjat, dan suka bernari nari. Pada perkembangan bahasa anak sudah bisa mengucapkan
kata kata namun belum jelas, seperti: mama makan, papa, nenek, kakak, abang.

Dari hasil penelitian di atas menurut peneliti dimungkinkan karena orangtua adalah
oraang terdekat dengan anak dalam pendampingan aktivitas anak sehari-hari. Aktivitas anak
yang berkaitan dengan perkembangan motorik, sehingga orangtua berkaitan erat dengan
perkembangan motorik anak. dengan menemani anak bermain dan mengajarkan hal-hal yang
mendukung perkembangan anak serta melatih kemampuan anak dalam melakukan gerakan-
gerakan sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya maka anak tidak akan mengalami
keterlambatan pertumbuhan perkembangan.
Hal ini diperoleh bahwa perkembangan motorik anak usia 1-3 tahun itu normal dan
dari hasilyang diajarkan orangtua dengan perkembangan motorik anak mempunyai hubungan
yang signifikan antara stimulasi orangtua dan perkembangan motorik anak.

Keterbatasan ini meliputi pengambilan hasil penelitian yang meliputi kuesioner yang
dilakukan pada waktu yang singkat, sehingga hasil yang di dapat merupa kan kejadian yang
telah dilakukan oleh orangtua yang sebenarnya. Penelitian yang relatif lama karena penelitian
perlu mengulang proses penelitian pada saat melakukan observasi observasi pada anak karna
belum menemukan hasil, sehingga peneliti perlu melakukan observasi melakukan penelitian
di minggu berikutnya.

KESIMPULAN

Vous aimerez peut-être aussi