Vous êtes sur la page 1sur 9

ARTIKEL

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN


POLI UMUM DIMAJAPAHITMEDICAL CENTER (MMC)
LAMONGAN
Gurendro Putro,* Prima Kartika Sari**

COSTUMER SATISFACTION GRADE ANALYSIS OF GENERAL POLICLINIC


IN MAJAPAHIT MEDICAL CENTER LAMONGAN

Abstract
Cos turner satisfaction is one of the cos turner loyality factors. After seeing health-service-data in MMC
Lamongan shows that general polyclinic has tendency for decreasing visitors about -165 from 2003
until 2006. From those data, need to do research about satisfaction of health service in general
polyclinic MMC Lamongan. Design research has cross sectional observation characteristic by use
satisfaction theory from Dabholkar that's composed of five points, there are physical aspect, reliability,
personal interaction, problem solving, and policy. The research's result shows that costumer
satisfaction of medical service has strong value in physical aspect and problem solving. In the other
hand, costumer satisfaction in supporting-and-non-supporting medical service has strong value in
personal interaction. All customers have loyality in MMC Lamongan's service. The conclusion shows
customer satisfaction is one of the important aspect for increase health service quality, so it's expected
costumer always use meritorious service given by MMC Lamongan.

Keywords : satisfaction, general polyclinic, majapahit medical center

Pendahuluan Masyarakat telah semakin banyak yang


mengerti tentang kesehatan baik kuratif maupun

T erwujudnya keadaan sehat adalah


kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh
orang per orang, tetapi juga oleh keluarga,
kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk
dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak
preventif. Semakin baik tingkat sosial ekonomi
dan semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat
(terutama di kota-kota besar), maka akan semakin
kritis dalam menilai pelayanan yang didapatnya
hal yang perlu dilakukan. Salah satu di antaranya dibandingkan dengan nilai rupiah yang dikeluar-
yang dinilai mempunyai peranan yang cukup kan. Mereka tidak hanya sekedar mencari
penting adalah penyelenggaraan pelayanan "kesembuhan atau kesehatan" yang merupakan
kesehatan.1 Untuk mewujudkan derajat kesehatan core product dari penyedia layanan kesehatan,
yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan tetapi juga kenyamanan sebagai atribut produk.
upaya kesehatan dengan pendekatan pemelihara- Dengan demikian perilaku provider dan
an, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan kenyamanan pelanggan perlu diperhatikan untuk
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit mencapai suatu keseimbangan pelayanan
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatij) kesehatan baik dari kepentingan provider maupun
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, pelanggan.
dan berkesinambungan.2

* Peneliti Madya pada Puslitbang Sistem dan Kebijakan Kesehatan Surabaya


** Alumni FKM Unair tahun 2007

131 Media Litbang Kesehatan Volume XXNomor 3 Tahun 2010


Jika seorang pasien merasakan bahwa suatu kinerja Majapahit Medical Centre (MMC) adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan pada dirinya jumlah kunjungan pasien pada tahun 2003-2006
baik maka ia akan puas. Sebaliknya, jika (tabel I).3
pelayanan yang diterimanya dirasa tidak bagus, Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa
maka ia akan merasa tidak puas. Kepuasan pasien hampir semua Poli di MMC mengalami
merupakan indikator pertama dari standar suatu kecenderungan penurunan trend (7 Poli) pada
industri pelayanan jasa kesehatan dan merupakan tahun 2003-2006, yaitu pada Poli Umum, Poli
suatu ukuran mutu pelayanan. Kepuasan pasien Bedah, Poli Mata, Poli Jantung, Poli Gigi, serta
yang rendah akan berdampak terhadap jumlah pada Poli Klinik baru yaitu Poli Orthopedi, dan
kunjungan yang akan mempengaruhi profitabilitas Poli Fisiotherapy. Penurunan trend (kunjungan
penyedia jasa, sedangkan sikap karyawan pelayanan) pasien tertinggi adalah pada Poli
terhadap pasien juga akan berdampak terhadap Umum sebesar -165 pada periode tahun 2003
kepuasan pasien di mana kebutuhan pasien dari sampai dengan 2006, sedang kenaikan trend
waktu ke waktu akan meningkat, begitu pula tertinggi adalah pada Poli Interne yaitu sebesar
tuntutan terhadap mutu pelayanan. Pelayanan 80,5 pada tahun 2006.
kesehatan yang bermutu adalah pelayanan
Berdasar latar belakang di atas, maka
kesehatan yang dapat memuaskan pasien (patient
masalah yang dapat diajukan pada usulan
satisfaction) sesuai dengan etika dan standar
penelitian ini adalah penurunan trend kunjungan
pelayanan profesi.1
pasien poli umum MMC Lamongan pada periode
Majapahit Medical Center (MMC) salah tahun 2003-2006, yaitu sebesar -165. Jumlah
satu klinik swasta mandiri di Lamongan yang kunjungan pasien didapat dari data kunjungan,
memiliki potensi untuk dapat berkembang sebagai yaitu saat itu pasien berkunjung dan terjadi proses
penyedia layanan kesehatan swasta di Kabupaten pelayanan jasa kesehatan di poli umum MMC.
Lamongan. Salah satu bentuk penilaian terhadap Saat itu pasien langsung memberi penilaian.

Tabel 1. Jumlah Kunjungan dan Trend Pasien Tiap Tahun di Berbagai Poliklinik
Majapahit Medical Centre (MMC) Lamongan tahun 2003-2006

Jumlah Kunjungan
No Jenis Pelayanan Tahun Tahun Tahun Tahun Trend
2003 2004 2005 2006 2003-2006
1 Poli Umum 6543 5841 4710 5883 -165
2 Poli Bedah 360 277 244 133 -56,75
3 Poli Syaraf 724 795 1001 936 53
4 Poli Mata 257 239 131 99 -39,5
5 Poli Jantung 191 181 70 27 -41
6 Poli Urologi 13 16 9 31 4,5
7 Poli Gigi 653 644 506 502 -37,5
8 Poli THT 29 73 61 57 7
9 Poli Interne 12 471 372 334 80,5
10 Poli Pijat Syaraf 409 363 179 706 74,25
11 Poli Orthopedi - 76 24 19 -19
12 Poli Paru - 21 18 28 2,3
13 Poli Fisiotherapy - 341 227 - -57
Jumlah 9191 9338 7551 8755 -104
Sumber: Laporan Tahunan Majapahit Medical Centre (MMC)Lamongan Tahun 2003-2006

Media Litbang Kesehatan Volume XXNomor 3 Tahun 2010 132


Kerangka Konseptual

Faktor Masyarakat: Lingkungan :


1. Karaktaristik Pasien 4. Lokasi klinik
f. Umur 5. Jarak
g. Jenis kelamin 6. Pesaing
h. Tingkat Pendidikan
i. Tingkat Pendapatan
ii f. _Kebiasaan
_ berobat
___ __
2. Tingkat kepentingan : Proses
6. Aspek Fisik (Physical Penilaian pasien terhadap
Aspect) kualitas pelayanan Poli Umum
7. Reliabilitas MMC Lamongan, meliputi:
(Reliability) 6. Aspek Fisik (Physical
8. Interaksi personal Aspect)
(Personal Interaction) 7. Reliabilitas (Reliability)
9. Pemecahan Masalah 8. Interaksi personal
(Problem Solving) (Personal Interaction)
lO.Kebijakan (Policy) 9. Pemecahan Masalah
(Problem Solving)
lO.Kebijakan (Policy)
Faktor Klinik:
1. Kualitas pelayanan
2. Kualitas SDM:
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
3. Komunikasi Kepuasan
4. Promosi
5. Tarif
6. Fasilitas Klinik 4 Datang lagi
a. Fasilitas Medis Advokasi Loyalitas
b. Fasilitas Non Medis

Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti

Gambar 1. Kerangka Konsep Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan


di Poli Umum Majapahit Medical Centre

Penilaian pasien berupa kualitas pelayanan klinik. interaction), 4) pemecahan masalah (probling
Kualitas pelayanan klinik yang dinilai oleh pasien solving) dan 5) kebijakan (policy).4
menyebabkan pasien merasa-kan kepuasan atau Kepuasan tidak terkait langsung dengan
tidak. Selanjutnya, kepuasan pasien akan profitabilitas. Ini terjadi melalui variabel antara,
mempengaruhi jumlah kunjungan pasien yaitu loyalitas. Pelanggan yang loyal akan
berikutnya. Kualitas pelayanan dinilai menggunakan kembali bila membutuhkan klinik
menggunakan dimensi Dabholkar yang meliputi: di masa depan. Pelanggan loyal akan bersedia
1) aspek fisik (physical aspect), 2) reliabilitas melakukan promosi, advokasi (word of month)
(reliability), 3) interaksi personal (personal yang positif pada orang lain secara sukarela. Jadi

133 Media Litbang Kesehatan Volume XXNomor 3 Tahun 2010


ujung-ujungnya pelanggan loyal akan meningkat- rupa sehingga pasien dan keluarganya dapat
kan efisiensi biaya pemasaran. Pelanggan loyal menjadi puas dan loyal. Jika hal ini terjadi maka
tidak sensitif terhadap tarif. Dalam jangka panjang di kemudian hari pasien akan berkenan untuk
pelanggan loyal akhirnya akan memberikan menggunakan jasa klinik kembali serta menjadi
profitabilitas klinik. Karena itu kepuasan advokator atau marketting bagi orang lain untuk
merupakan aset berharga. Namun dalam upaya menggunakan jasa pelayanan kesehatan yang
memuaskan pelanggan, juga harus tetap telah memberikan pelayanan yang sangat
memperhatikan ukuran aspek yang lain, sehingga memuaskan seperti yang mereka rasakan.
tidak terjadi over investment (biaya upaya
memuaskan pelanggan lebih besar dari
Metode Penelitian
pendapatan). Peningkatan kepuasan pelanggan
jangka panjang dapat meningkatkan daya saing. Penelitian ini merupakan penelitian obser-
Karena itu kepuasan pelanggan bukan hanya vasional, yaitu penelitian diarahkan untuk
menjadi tanggung jawab top manajemen, tetapi menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Menurut
harus menjadi budaya dan komitmen seluruh waktu penelitiannya, penelitian ini merupakan
karyawan.5 penelitian cross-sectional study yaitu kasus yang
terjadi pada obyek penelitian diukur atau
Tujuan umum penelitian ini untuk
dikumpulkan secara simultan (dalam waktu
menganalisis tingkat kepuasan pasien terhadap
bersamaan).6 Populasi dalam penelitian ini adalah
pelayanan di Poli Umum Majapahit Medical
pasien yang datang untuk berobat jalan di Poli
Centre (MMC) Lamongan. Sedangkan tujuan
Umum MMC Lamongan. Sampel dalam
khususnya (1) mengidentifikasi karakteristik
penelitian ini adalah pasien yang sedang berobat
pelanggan di MMC Lamongan; (2) menganalisis
ke Poli Umum MMC Lamongan pada bulan Mi
tingkat kepuasan pelangan terhadap pelayanan
2007. Besar sampel ditentukan dengan rumus
medis dan keperawatan; (3) menganalisis tingkat
yang digunakan untuk penelitian yang bersifat
kepuasan pelangan terhadap pelayanan penunjang
survei atau observasional berikut ini:
medis; dan (4) menganalisis tingkat kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan penunjang non n= N.z2.p.(l-p)
medis.
N.d 2 +z 2 .p.(l-p)
Manfaat penelitian ini sebagai bahan
masukan bagi pimpinan MMC, yaitu dengan Keterangan :
mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap N = Besar sampel
kualitas pelayanan dan loyalitas pasien di Poli N = Besar populasi
Umum Majapahit Medical Centre (MMC) za= Nilai standar normal, a= 0,05, maka z# =
Lamongan berdasarkan penilaian dan tingkat 1.96
kepentingan terhadap tiap aspek kualitas pelayana, p = probabilitas kunjungan customer ke pelayanan
dan masyarakat akan mendapat kepuasan dengan kesehatan (0,5)
adanya perbaikan mutu pelayanan kesehatan Poli d = Besarnya penyimpangan yang masih bisa
Umum di MMC Lamongan. ditolerir(0,l)
Penilaian pasien terhadap kualitas Berdasarkan pasien poli umum pada bulan
pelayanan klinik dipengaruhi oleh tiga faktor, Desember 2006 sebesar 357 pasien, maka dapat
yaitu faktor masyarakat, klinik, dan lingkungan. dihitung besar sampel sebagai berikut:
Dalam hal ini peneliti meneliti pada faktor
masyarakat, meliputi karakteristik pasien (umur,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat n= 357.(1,96)2.0,5.(1-0,5) = 75
pendapatan) dan tingkat kepentingan tiap aspek 357.(0,1)2+(1,96)2.0,5. (1-0,5)
pelayanan kesehatan Poli Umum di MMC
Lamongan menurut pasien, sedang pada faktor
klinik hanya diteliti faktor tarif saja. Penilaian Berdasarkan perhitungan di atas didapatkan
besar sampel sebesar 75 responden. Cara
pasien terhadap mutu pelayanan Poli Umum
MMC Lamongan akan mempengaruhi kepuasan pengambilan sampel dengan metode simple
pasien. Kepuasan pasien bergantung pada random sampling.
bagaimana klinik memberi pelayanan sedemikian Interpretasi skor pada angka strength dan

Media Litbang Kesehatan Volume XXNomor 3 Tahun 2010 134


weakness dari pelayanan kesehatan di MMC Kepuasan Responden pada Pelayanan Medis
sebagai berikut: dan Keperawatan
a. Strength, apabila skor rata-rata pada tingkat Berdasarkan hasil penelitian pada
kepentingan > 4 dan penilaian > 4. pelayanan medis dan keperawatan tentang
b. Weakness, apabila skor rata-rata tingkat physical aspect, personal interaction dan problem
kepentingan > 4 dan penilaian < 4. solving, bagi responden merupakan kekuatan
(strength) yang mengisyaratkan adanya kepuasan
pesien. Namun lain halnya dengan aspek
Hasil dan Pembahasan reliability dan policy, responden menilai keduanya
Karakteristik Responden merupakan kelemahan (weakness) yang belum
Karakteristik pembeli mempunyai suatu membuat pasien merasa puas terhadap pelayanan
pengaruh yang besar terhadap persepsi dan reaksi yang diberikan. Selengkapnya dapat dilihat pada
pembeli terhadap produk yang dikonsumsi.7 tabel 2.
Karakteristik responden yang menggunakan Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi
pelayanan kesehatan dalam penelitian ini terdiri Dabholkar dari physical aspect dapat dikatakan
dari: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan bahwa secara keseluruhan atribut yang ada pada
tingkat pendapatan. Menurut Reinke (1994) dalam aspek ini penting namun kinerjanya masih rendah.
Haidar (2005) bahwa pola usia mempengaruhi Sedangkan jika dilihat pada atribut yang dianggap
permintaan pelayanan kesehatan. Seiring ber- penting saja dimensi ini merupakan kekuatan
tambahnya umur seseorang maka semakin besar dengan tingkat kepentingan dan kinerja yang
kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Umur cukup tinggi. Hendaknya hal ini menjadi
responden banyak pada usia produktif (41,3%) pertimbangan untuk dipertahankan di masa
yang artinya sebagian besar responden adalah mendatang. Ada dua atribut yang oleh responden
kelompok umur dewasa.8 dianggap tidak penting dan kinerjanya sangat
Dilihat dari jenis kelamin responden dapat rendah, yaitu pada pemakaian papan nama oleh
diketahui bahwa responden dominan pada dokter dan perawat, terutama oleh perawat
perempuan (54,7%), sedangkan laki-laki sebesar pertama kali dilihat oleh pelanggan, mudah
(45,3%). Hal ini sesuai dengan Dever (1984) tertangkap dalam benak pelanggan dan langsung
dalam Haidar (2005), bahwa dalam memanfatkan mendapatkan penilaian dari pelanggan. Sebelum
pelayanan rumah sakit ternyata wanita lebih pelanggan memutuskan untuk memanfaatkan
sering menggunakan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit maka
daripada laki-laki. Tingkat pendidikan seseorang aspek fisik yang berperan memikat pelanggan.
akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, Disamping adanya fasilitas fisik, kenyamanan
cara berpikir, cara pandang, bahkan persepsinya yang ditawarkan kepada pelanggan melalui
terhadap suatu masalah. Pendidikan yang berbeda tatanan fisik juga mempengaruhi kualitas jasa
akan mempengaruhi pilihan konsumen terhadap
produk maupun merek.1

Tabel 2. Indikator Kepuasan Responden Terhadap Pelayanan Medis dan Keperawatan


di MMC Lamongan Tahun 2007

Skor Skor
Variabel Indikator Kepuasan Penilaian Tingkat Interpretasi
Kepentingan
Physical Aspect 4,11 4,28 S
Pelayanan Medis Reliability 3,77 4,54 W
dan Personal Interaction 4,11 4,42 S
Keperawatan Problem Solving 4,02 4,47 S
Policy 3,85 4,41 W
Keterangan : S = strength; W = weakness

135 Media Litbang Kesehatan Volume XXNomor 3 Tahun 2010


yang diterima pelanggan.4 aspek ini penting dengan kinerja yang sudah baik
(merupakan kekuatan). Sedang kelemahan
Responden menilai pada aspek reliablity
terdapat pada kecepatan perawat menangani
merupakan kelemahan dengan tingkat penilaian
keluhan. Atribut pelayanan yang penting namun
yang rendah dan tingkat kepentingan yang tinggi.
belum ditunjang dengan kinerja yang setara akan
Hal ini terutama pada ketepatan waktu datang
menimbulkan ketidakpuasan pelanggan. Keter-
(respon time) dokter. Reliablitas merupakan
libatan perawat dan dokter dalam penyampaian
pandangan pelanggan sebagai kombinasi menepati
jasa dapat menimbulkan masalah kualitas. Faktor-
janji melakukan dengan benar dari klinik.
faktor yang bisa mempengaruhinya antara lain:
Pelanggan menghargai pemenuhan janji seperti
upah yang rendah, pelatihan yang kurang
merefleksikan ketergantungannya selama dirawat
memadai, atau jumlah petugas yang kurang.
di klinik. Kepuasan menurut Dadholkar bahwa
Menurut Westbrook (1981) dalam Dabholkar, et
reliabilitas sangat penting dalam kualitas jasa.
al (1996) menyatakan bahwa pelanggan itu peka
Dalam reliabilitas dapat mengungkap apakah
terhadap bagaimana penyedia jasa bersedia
rumah sakit mampu memberikan layanan dengan
menampung masalah dan keluhan. Problem
tepat (doing it right) dan pemenuhan janji
solving bertujuan menangani pengembalian dan
(keeping promise). Item reliabilitas yang sangat
penukaran barang, juga penanganan keluhan.
penting namun kinerjanya kurang seharusnya
Walaupun ini akan melibatkan interaksi antara
mampu ditindaklanjuti oleh klinik agar menjadi
pelanggan dan karyawan namun secara spesifik
lebih optimal.
berkaitan dengan penanganan masalah.
Hasil penelitian atas dimensi personal Mendapatkan pelayanan yang lebih baik dikenal
interaction menunjukkan bahwa responden sebagai bagian kritis dari good service9
menilai aspek ini penting dengan kinerja yang
baik (merupakan kekuatan). Sedang kelemahan Dari hasil penelitian, tampaknya jadwal
atau jam buka Poli Umum MMC Lamongan yang
terdapat pada kemampuan perawat menjawab
penting bagi pasien dirasa belum sesuai bagi
pertanyaan pasien tentang penyakit mereka dan
pasien dan merupakan kelemahan dari pelayanan
kecepatan perawat memberi pelayanan. Jumlah
medis dan keperawatan. Dalam hal ini tampak
SDM yang tidak sesuai dengan jumlah pasien
bahwa atribut policy bagi pasien begitu penting
dapat menjadi penyebab kurangnya kecepatan
sedangkan kebijakan yang telah dibuat oleh pihak
perawat memberi pelayanan dan dalam menjawab
manajemen MMC Lamongan dirasa belum
berbagai pertanyaan pasien, sedangkan interaksi
optimal oleh responden. Menurut Dabholkar, et al
personal penting dalam pemberian kualitas jasa.
(1996), kebijakan rumah sakit dapat memperkuat
Pelanggan merupakan individu yang unik dengan
aspek kualitas pelayanan. Bila para pelanggan
preferensi, perasaan dan emosi masing-masing.
mengevaluasi apakah suatu rumah sakit
Dalam hal interaksi dengan penyedia jasa, tidak
mempunyai jadwal kunjungan dokter (dalam hal
semua pelanggan bersedia menerima jasa yang
ini jam buka poli umum) yang tepat dan
sama atau standar. Sering terjadi ada pelanggan
menyenangkan, hal ini bisa dilihat dari kebijakan
yang menginginkan jasa yang sifatnya personal.
rumah sakit tersebut responsif terhadap kebutuhan
Aspek interaksi personal merefleksikan
para pelanggannya atau tidak.9
bagaimana pelanggan ingin diperlakukan oleh
perugas baik medis, perawat maupun non medis. Kepuasan Responden pada Pelayanan
Interaksi yang baik akan memberi keyakinan dan Penunjang Medis
percaya diri pelanggan dalam menggunakan Hasil penelitian pada pelayanan penunjang
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelanggan medis menunjukkan bahwa aspek fisik,
merasa aman selama dirawat bila perawat atau reliabilitas, pemecahan masalah dan kebijakan
dokter memperlakukan mereka dengan sopan dan merupakan kelemahan. Artinya pelanggan masih
baik. Sesuai dengan apa yang dikatakan belum merasa puas. Sedangkan aspek interaksi
Dabholkar, et al (1996) bahwa interaksi personal personal merupakan kekuatan, artinya pelanggan
merefleksikan cara karyawan memperlakukan merasa puas interaksi yang terjadi antara
para pelanggan mereka.9 pelanggan dengan pelayanan penunjang medis di
Hasil penelitian atas dimensi problem MMC Lamongan. Selanjutnya dapat dilihat pada
solving menunjukkan bahwa responden menilai tabel 3.

Media Litbang Kesehatan Volume XX Nomor 3 Tahun 2010 136


Tabel 3 Indikator Kepuasan Responden Terhadap Pelayanan Penunjang Medis
di MMC Lamongan Tahun 2007

Skor Skor
Variabel Indikator Kepuasan Penilaian Tingkat Interpretasi
Kepentingan
Physical Aspect 3,81 4,52 W
Pelayanan
Reliability 3,98 4,53 w
Penunjang Medis
Personal Interaction 4,02 4,32 s
Problem Solving 3,89 4,23 w
Policy 4,00 4,29 w
Keterangan : $>=strength, W=weakness

Tabel 4 Indikator kepuasan responden terhadap pelayanan penunjang non medis


di MMC Lamongan tahun 2007

Skor
Skor
Variabel Indikator kepuasan Tingkat Interpretasi
Penilaian
Kepentingan
Physical Aspect 3,78 4,18 W
Pelayanan Reliability 3,76 4,20 W
Penunjang Non Personal Interaction 4,02 4,21 s
Medis Problem Solving 3,96 4,13 w
Policy 3,50 4,31 w
Keterangan : S=strength, W=weakness

Berdasarkan hasil penelitian untuk dimensi sangat penting dalam kualitas jasa. Dalam
physical aspect pelayanan penunjang medis dapat reliabilitas dapat mengungkap apakah rumah sakit
dikatakan bahwa secara keseluruhan atribut yang mampu memberikan layanan dengan tepat (doing
ada pada aspek ini tergolong sangat penting it right) dan pemenuhan janji (keeping promise).9
namun kinerjanya masih rendah, yaitu dikategori- Dalam reliabilitas juga meninjau adanya keter-
kan sebagai kelemahan. Kelemahan tampak pada sediaan barang yang ada di rumah sakit. Item-item
kecanggihan peralatan laboratorium dan radiologi reliabilitas yang sangat penting namun kinerjanya
yang menurut responden sangat penting namun kurang seharusnya mampu ditindaklanjuti oleh
dinilai oleh responden tidak canggih. Hal ini dapat klinik agar menjadi lebih optimal.
disebabkan pengetahuan responden yang kurang Hasil penelitian atas dimensi personal
terhadap peralatan laboratorium dan radiologi interaction pelayanan penunjang medis me-
serta bentuk fisik yang menurut respnden kurang nunjukkan bahwa responden menilai aspek ini
canggih. penting dengan kinerja yang baik (merupakan
Hasil penelitian untuk dimensi aspek kekuatan). Dari hasil penelitian ini tampak bahwa
reliability dapat dikatakan bahwa secara responden menganggap penting komunikasi yang
keseluruhan atribut yang ada pada aspek ini dilakukan oleh petugas laboratorium dan
tergolong sangat penting namun kinerjanya masih radiologi.
rendah, yaitu dikategorikan sebagai kelemahan. Hasil penelitian dimensi policy pelayanan
Kelemahan tampak pada kelengkapan jenis obat penunjang medis menunjukkan bahwa responden
dan alat diagnostik yang dinilai masih kurang oleh menilai aspek ini penting namun kinerjanya belum
responden. Sesuai dengan apa yang terdapat optimal (merupakan kelemahan). Kelemahan ini
dalam dimensi Dabholkar bahwa reliabilitas

137 Media Litbang Kesehatan Volume XXNomor 3 Tahun 2010


tampak pada kebijakan klinik terkait fasilitas satu atribut yang bukan merupakan kekuatan
ruang periksa laboratorium dan radiologi. maupun kelemahan bagi responden, yaitu
Kepuasan Responden pada Pelayanan kesopanan petugas parkir. Interaksi yang baik
Penunjang Non Medis akan memberi keyakinan dan percaya diri
pelanggan dalam menggunakan pelayanan
Kepuasan pelanggan pada pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Pelanggan merasa aman
penunjang non medis, hasil sama dengan
selama dirawat bila petugas non medis juga
pelayanan penunjang medis, hanya pada aspek
memperlakukan mereka dengan sopan dan baik.
interaksi personal yang mempunyai kekuatan,
artinya pelanggan merasa puas dengan aspek Hasil penelitian dimensi problem solving
interaksi personal. Lebih lengkapnya dapat dilihat pelayanan penunjang non medis baik secara
pada tabel 4. keseluruhan dianggap penting oleh responden
menunjukkan bahwa responden menilai dimensi
Berdasarkan dimensi physical aspect
ini penting namun kinerjanya belum optimal
pelayanan penunjang non medis dapat dikatakan
(merupakan kelemahan). Sistem penangganan
bahwa secara keseluruhan atribut yang ada pada
komplain yang efektif membutuhkan beberapa
aspek ini tergolong penting namun kinerjanya
aspek seperti (1) permohonan maaf kepada
masih belum optimal, yaitu dikategorikan sebagai
pelanggan atas ketidaknyamanan yang mereka
kelemahan. Kelemahan tampak pada semua
alami; (2) empati terhadap pelanggan yang marah;
atribut dari aspek fisik. Penampilan fisik yang
(3) kecepatan dalam penanganan keluhan; (4)
pertama kali dilihat oleh pelanggan, mudah
kewajaran atau kedilan dalam memecahkan
tertangkap dalam benak pelanggan dan langsung
masalah; (5) kemudahan bagi konsumen untuk
mendapatkan penilaian dari pelanggan. Sebelum
menghubungi perusahaan (lewat telepon, bebas
pelanggan memutuskan untuk memanfaatkan
pulsa, surat, e-mail, fax, tatap muka langsung)
pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit maka
dalam rangka menyampaikan komentar, kritik,
aspek fisik yang berperan memikat pelanggan.
saran, pertanyaan, dan atau komplain.4
Selain itu, kenyamanan yang yang diatur melalui
tatanan fisik juga mempengaruhi kualitas jasa Hasil penelitian atas dimensi policy
yang diterima pelanggan. menunjukkan bahwa responden menilai aspek ini
penting namun kinerjanya belum optimal
Dimensi reliability pelayanan penunjang
non medis dapat dikatakan bahwa secara (kelemahan). Kelemahan ini tampak pada
keseluruhan atribut yang ada pada aspek ini kebijakan klinik terkait waktu yang dipillih
tergolong penting namun kinerjanya masih belum petugas untuk membersihkan ruangan klinik,
sesuai menurut responden, yaitu dikategorikan faslitas tempat parkir, dan terutama tarif Poli
sebagai kelemahan. Kelemahan tampak pada Umum MMC. Menurut Dabholkar, et al (1996),
kecepatan perugas kasir menghirung biaya kebijakan rumah sakit dapat memperkuat aspek
pembayaran pasien. Menurut Dabholkar bahwa kualitas pelayanan.9 Menurut Azwar (1996),
reliabilitas sangat penting dalam kualitas jasa. syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang
Dalam reliabilitas dapat mengungkap apakah baik adalah mudah dijangkau.1
rumah sakit mampu memberikan layanan dengan Dari ketiga penilaian responden terhadap
tepat (doing it right) dan pemenuhan janji pelayanan medis dan keperawatan; pelayanan
(keeping promise)* penunjang medis dan pelayanan penunjang non
medis, bahwa pelayanan medis dan keperawatan
Pada dimensi personal interaction pelayan-
an penunjang non medis dillihat dari aspek yang yang lemah adalah pada reliability (tepat waktu
dianggap penting saja bagi responden menunjuk- dalam pelayanan) dan policy (jadwal buka poli
kan bahwa responden menilai aspek ini penting yang belum sesuai dengan keinginan responden),
dengan kinerja baik optimal (merupakan sedangkan pada physical aspect, personal
kekuatan). Namun secara keseluruhan aspek ini interaction dan problem solving sudah memberi-
termasuk kelemahan yang tampak pada kan kepuasan (strength). Sedangkan penilaian
keramahan petugas Front Office saat menyambut responden terhadap pelayanan penunjang medis
tamu, kesopanan petugas kebersihan (sekaligus dan penunjang non medis, hanya personal
satpam) dan kesediaan petugas kasir ber- interaction yang mempunyai nilai strength,
komunikasi tentang pembayaran pasien. Terdapat sedangkan personal aspect, reliability, problem

Media Litbang Kesehatan Volume XXNomor 3 Tahun 2010 138


solving dan policy mengalami kelemahan Sebagian besar pasien telah loyal dengan
(weakness) bersedia untuk menggunakan lagi jasa pelayanan
kesehatan di Poli Umum MMC Lamongan dan
Kesimpulan merekomendasikan kepada orang lain.
Pasien Poli Umum MMC Lamongan
didominasi perempuan, pada usia produktif, Daftar Pustaka
berpendidikan SMA ke bawah dan berpendapatan 1. Azwar A., 1996, Pengantar Adimistrasi
menengah. Semua aspek pelayanan di Poli Umum Kesehatan, Binarupa Aksara, Surabaya.
MMC Lamongan dianggap penting oleh pasien 2. Undang-Undang No.23 tahun 1992, tentang
pada pelayanan medis dan keperawatan, Kesehatan, Departemen Kesehatan RI.
penunjang medis dan penunjang non medis yaitu :
3. Majapahit Medical Centre, 2005, Laporan
aspek fisik, reliability, personal interaction,
tahunan evaluasi kegiatan Majapahit Medical
problem solving, dan policy.
Centre Lamongan tahun 2005, MMC.
a. Hasil penelitian tentang tingkat kepuasan Lamongan.
pasien di Poli Umum MMC Lamongan adalah
4. Tjiptono F.,(2006), Pemasaran Jasa,
sebagai berikut:
Bayumedia Publishing, Malang.
b. Pada pelayanan medis dan keperawatan :
5. Supriyanto S., 2005, Strategi Pemasaran Jasa
pasien merasa tidak puas pada aspek reliability
Pelayanan Kesehatan, Universitas Airlangga,
dan policy; sedang pasien telah merasa puas
Surabaya.
pada aspek fisik, personal interaction dan
problem solving", 6. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: Rineka
c. Pada pelayanan penunjang medis : pasien
Cipta.
merasa tidak puas terhadap aspek fisik,
reliability, problem solving, dan policy; namun 7. Amstrong G., Kotler P.,1995, Principles of
telah merasa puas terhadap aspek personal Marketing, copyright 1995, Muze.Inc.
interaction; dan 8. Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen
d. Pada pelayanan penunjang non medis : Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
ketidakpuasan pasien tampak pada aspek fisik, Bogor: Ghalia Indonesia.
reliability, problem solving, dan policy; namun 9. Dabholkar P.A, Thorpe DJ, Rentz J.O, 1996,
kepuasan juga telah tampak pada aspek A measure of Service Quality for Retail
personal interaction. Stores: Scale Development an Validation,
Journal of the Academy of Marketintg
Science, Vol.24.,No.l, p.p.3-16.

139 Media Litbang Kesehatan Volume XXNomor 3 Tahun 2010

Vous aimerez peut-être aussi