Vous êtes sur la page 1sur 2

Assalamualaikum wr.

wb

Terimakasih sebelumnya sudah meluangkan waktumu untuk membaca surat ini.


Saya bersyukur di anugerahkan perasaan cinta yang tulus oleh Allah kepadamu.
Waktu yang lama telah saya hadapi untuk melupakan cintaku yang dulu bahkan sebelum
mengenalmu, namun saya menemukan obat yang ku dapatkan darimu, hingga perasaan ini pun
tumbuh hingga sekarang.
Namun, saya melakukan hal yang sebaliknya, ketika kebanyakan orang lain mencintaimu
dengan kelebihanmu, justru hatiku yang telah kokoh bernazar luluh hanya dengan
kekuranganmu. Tiba-tiba muncul rasa kasih sayang dan ingin selalu ada untukmu.
Persahabat, saya menilai orang tidak pandang bulu entah itu baik ataupun buruk, saya selalu
ingin menanamkan hal positif pada orang lain jika hal itu akan merubah mereka lebih baik.
Ketika seorang sahabat bercerita semua tentang kelebihanmu dan juga mencintaimu, ku berfikir
mungkin ini adalah cara untuk merubah sahabatku menjadi lebih baik. Mengorbankan perasaan
deminya, Kubiarkan orang lain memilikimu.
Dan kekecewaan yang kudapat, sahabatku sendiri tak pernah berubah walaupun dirimu juga
telah berusaha untuknya. Ku berfikir Allah pasti akan memberikan kesempatan kedua bagi
mereka yang ingin berubah, jadi setelah diriku pulang dari tempat jauh, ku harap saya bisa
menceramahinya habis-habisan. Namun jawabanya membuatku sakit bahkan lebih sakit
dibandingkan kekecewaan sepanjang hidupku.
Ku berserah, yang lalu biarlah berlalu. Kini tiba waktunya ku tak ingin menyesal lebih dari ini,
kumantapkan hatiku untuk benar-benar memperjuangkanmu. Ku berfikir seusai kita bicara
tentang hal ini, saya akan melepasmu untuk orang lain. Tapi, apakah saya cuma berjuang hanya
sampai disini, Ku berfikir dia juga tengah berjuang di garis depan untukmu bukan berarti saya di
garis belakang harus mundur karena orang pertama maju didepan, sayapun punya keberanian
yang berbeda dari orang lain.

Untukmu wik, saya yakin jika kamu mengikuti perkataanku saat dia datang menghampirimu.
Mungkin saya tidak ada disana, tapi di garis belakang saya berusaha memberimu keberanian dan
dukungan penuh agar kamu tidak merasa kesusahan disana. Ingin menghubungimu Perbedaan
jam selalu menggangguku khawatir jika larut malam mempengaruhi kesehatanmu walaupun tak
pernah kukatakan.
Saya mengerti bahwa jodoh datang dari Allah, tinggal bagaimana kita menjaganya. Namun
kadang Allah memberikan Dua pilihan atau lebih untuk hambanya yang beriman sebagai ujian.
Dirimulah salah satunya wik, jika benar kamu menyanyanginya masih adakah ruang untukku
untuk memperjuangkanmu di garis depan dengannya juga?. Hanya inilah kesempatan kedua
yang kupunya. Kuakui kenyataan jika dia lebih mapan dan jauh melangkah didepanku namun
saya masih menganggap dia belum menjadi jodohmu. Kuharap dia mengerti secara positif.
Hanya perkataanmu yang bisa membuatku bersemangat atau jatuh, maka putuskanlah masih
adakah diriku dihatimu. Ku tak keberatan jika kamu menceritakan surat ini pada orang tuamu
dulu, jika memang kamu tak ingin menyakitiku ataupun dia. Saya yakin dalam hal positif antara
kedua pria walaupun menyakitkanpun akan terasa memuaskan karena gugur sebagai pejuang di
garis depan dan posisikulah saat ini yang paling mendebarkan. Karena selama ini penyesalan dan
penyesalan yang selalu kukatakan padamu, andai jika saya tidak menulis surat ini maka saya
akan menambah daftar penyesalanku seumur hidup.
Setidaknya dengan surat ini dapat mengurangi penyesalan hidupku, pilihan di depanmu.

Vous aimerez peut-être aussi