Vous êtes sur la page 1sur 2

Metode fenol-asam sulfat merupakan salah satu uji kuantitatif

yang digunakan untuk mengukur total gula. Metode ini dapat


mengukur dua molekul gula pereduksi. Gula sederhana,
oligosakarida, dan turunannya dapat dideteksi dengan fenol
dalam asam sulfat pekat yang akan menghasilkan warna jingga
kekuningan yang stabil. Metode fenol asam sulfat ini mrupakan
salah satu metode yang digunakan sebagai salah satu metode
untuk menentukan kadar gula total yang berada dalam suatu
karbohidrat. Metode ini dapat mengukur gula pereduksi baik
oligosakarida dan monosakarida dimana sampel yang memiliki
suatu glukosa ditambahkan dengan asam sulfat yang mana akan
terjadi reaksi dehidrasi yang akan menghasilkan senyawa
furfural, dimana senyawa furfural yang terbentuk antara glukosa
dengan asam sulfat ini akan bereaksi dengan fenol menghasilkan
suatu warna jingga kekuningan yang stabil. Senyawa furfural
yang terbentuk itu terbentuk baik pada gula oligosakarida
maupun monosakarida karena aldehid dan keton yang
terkandung dalam gugus gula tersebut, dan gula dengan gugus
aldehid akan lebih cepat membentuk suatu senyawa furfural
karena adanya gugus alfa pada aldehid tersebut (Achmad, 2006).

Kelemahan dari bahan kimia yang digunakan yaitu pada fenol


memiliki kelemahan yaitu kreosol harus digunakan di dalam air
lunak dan bersifat membakar pada kulit terbuka. Meskipun banyak
senyawa yang penting atau bermanfaat bagi kehidupan didasarkan pada gugus
fenol, asam karbol itu sendiri beracun dan korosif. Hal ini mudah menguap dan
mudah diserap melalui kulit, sehingga jika terhirup dan kontak dengan kulit. Uap
mengiritasi saluran pernapasan dan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru. Hasil kontak dengan kulit dalam mengakibatkan warna putih
diikuti oleh luka bakar yang dapat parah ini mungkin tidak menyakitkan pada
awalnya, karena efek anestesi senyawa ini. Gejala keracunan karbol termasuk
mual, muntah, dan sakit perut, serta urin berwarna gelap dan haus. Gejala lain
termasuk berkeringat, denyut nadi cepat, kejang dan koma. Sedangkan untuk
H2SO4 memiliki kelemahan yaitu bersifat korosif, mengalami
penguraian bila kena panas, mengeluarkan gas SO 2. Asam encer apabila bereaksi
dengan logam maka akan menghasilkan gas hidrogen yang eksplosif bila kena api
atau panas dan bereaksi hebat jika kena air (Sumantri, 2007).

Achmad, M dan Abdul, R.(Editor), 2006,Pengantar Kimia Farmasi Analisis :


Volumetri dan Gravimeteri, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sumantri, AbdulR,2007,Analisis Makanan,Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta.

Vous aimerez peut-être aussi