Vous êtes sur la page 1sur 5

NOTULENSI PENYULUHAN ASMA BRONKIALE

TANGGAL : 9 MARET 2017

PRESENTAN :dr. Fazalia Putri

dr. Alberta Claudia

PENYULUHAN
ASTHMA BRONKIALE
a. Definisi
Asthma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah suatu penyakit
obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan bronchospasme, inflamasi,
dan peningkatan reaksi jalan nafas terhadap berbagai stimulan.
b. Etiologi
Faktor ekstrinsik:reaksi antigen-antibodi; karena inhalasi alergan(debu, serbuk-serbuk,
bulu-bulu binatang)
Faktor instrinsik; infeksi: para influenza virus, pneumonia, mycoplasmial. Kemudian dari
fisik: udara dingin, perubahan temperature. Iritan; kimia. Polusi udara (CO, asap rokok,
parfum). Emosional; takut, cemas, dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi
faktor pencetus.
c. Gejala gejala :
Wheezing
Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori pernafasan, cuping hidung,
retraksi dada, dan stridor
Batuk kering (tidak produktif) karena secret kental dan lumen jalan nafas sempit
Tachypnea
Gelisah
Diaphorosis
Nyeri abnomen karena terlibatnya otot abnomen dalam pernafasan
Fatigue
Tidak toleran terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara
Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran
Meningkatnya ukuran diameter anteroposteror( barrel chest)
Serangan yang tiba-tiba atau berangsur-angsur
d. Komplikasi
Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas
Chronic persistent bronchitis

Bronchiolistis
Pneumonia
Emphysema

e. Penatalaksanaan Terapeutik
Serangan akut dengan oksigen nasal atau masker
Terapi cairan parenteral
Terapi pengobatan sesuai program;
Beta2-agonist untuk mengurangi bronkospasme:
Albuterol(proventil, ventolin) :
Dengan pemberian oksigen, dosis oral; 0,1 mg/kg setiap 8 jam; nebulizer; 0,15 mg/kg
per dosis dalam 2ml normal salin; inhalasi 1 atau 2 isapan setiap 4-6 jam. Efeknya:
tachycardia, palpitasi, pusing kepala, mual, dysrhythmia, tremor, hypertensi dan insomnia.
Intervensi keperawatan: jelaskan pada orang tua tentang efek samping dan cara melakukan
nebulizer dan fisio terapi dada.
Terbutalin :
Dosis; usia 2-6 tahun: 0,15 mg/kg tiga akli sehari (tidak lebih dari 5 mg per hari); 6-14
tahun; 2 mg tiga kali sehari ( tidak lebih dari 24 mg per hari); 14 tahun dan dewasa; 2-6 mg/kg
dalam tiga akli sehari atau empat kali sehari ( tidak lebih dari 32 mg per hari); inhalasi; 1 atau
2 lapisan setiap 4-6 jam; nebulizer; 0,5-1,5 mg setiap 4-6 jam. Efek samping; tachycardia,
pusing kepala, tremor atau gemetar, mual dan insomnia.
Metaprotenol ( alupen, metaprel) :
Dosis; 0,3-0,5 mg/kg per dosis setiap 6-8 jam; maksimum 20 mg per dosis. Efek
samping; tachycardia, palpitasi, hipertensi, gemetar, lemah, pusing kepala, mual, muntah,
mulut rasa tidak enak.
Bronkodilator :
Dilatsi bronkus dan bronkiolus, mengurangi bronkospasme, dan meningkatkan
bersihan jalan nafas.
Theophylline ethylenediamine( Aminophylline) :
Dosis; pada klien tanpa thophylline, dosis; 6 mg/kg dan melalui intravena; usia 6-9
bulan; 1,0-1,2 mg/kg/jam usia 9-12 jam;0,9-1,0 mg/kg/jam usia 12-16 tahun:0,6-0,7
mg/kg/jam

Pemberian dengan melalui aliran cairan intravena jangan lebih dari 25 mg per
menit.efek samping, tachycardia, dysrhythmias, palpitasi, iritasi gastrointestinal, rangsangn
system syaraf pusat; gejalatoxic; sering muntah, haus demam ringan, palpitasi, tinnitus, dan
kejang

Referensi :
1. Sylvia A. Price. 2000. Patofisiologi. EGC. Jakarta.
2. Ignatisius. Donna. 1995. Medical Surgical Nursing Philadephia. Sender Company.
3. Price, sylvia. Monica ( Ed ) 1999. Patofisiologi konsep klinis penyakit. EGC. Jakarta
FOTO

Vous aimerez peut-être aussi