Vous êtes sur la page 1sur 21

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


Sistem Gerak

Oleh :

Nama : M. Amien Rais


NIM : 140210103040
Kelas :B
Kelompok :2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
I. Judul
Sistem Gerak
II. Tujuan
Mahasiswa mampu memahami struktur anatomi sistem gerak pada manusia
dan jenis-jenis gerak pada manusia
III. Tinjauan Pustaka
Kerangka manusia terdiri dari dua pembagian utama yaitu kerangka
aksial dan kerangka apendikularis. Delapan puluh tulang membentuk
kerangka aksial. Termasuk 74 tulang yang membentuk sumbu tegak tubuh
dan 6 tulang telinga tengah. Kerangka apendikularis terdiri dari 126 tulang,
lebih setengah dari kerangka aksial. Tulang kerangka apendikularis
membentuk pelengkap yaitu girdle bahu, lengan, pergelangan tangan, dan
tangan, girdle pinggul, kaki, pergelangan kaki, dan kaki (Thibodeau, 2013)
Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat
berdiri tegak, tempat melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya
pembuluh darah, tempat sumsum tulang dan syaraf yang melindungi jaringan
lunak, tulang juga merupakan organ yang dibutuhkan manusia untuk
mengangkat dan membawa barangbarang yang berat. Intinya tulang adalah
organ yang kita butuhkan untuk melakukan aktifitas seharihari, sehingga
kita tidak dapat membayangkan bagaimana terganggunya bila ada kerusakan
yang terjadi pada tulang kita. Sebagian orang mengira tulang adalah jaringan
mati yang pasif, padahal sesungguhnya tidak. Tulang adalah jaringan hidup
dan tumbuh, serta secara terus-menerus membongkar, membentuk kembali
dan memperbaiki jaringannya (Iriani, 2015).
Rangka Aksial (Cranial)
Dua puluh delapan tulang berbentuk tidak teratur membentuk
tengkorak. tengkorak terdiri dari dua bagian utama: tengkorak, dan tulang
wajah. Tengkorak dibentuk oleh delapan tulang, yaitu, frontal, parietal, dua
temporalis, oksipital, sphenoid, dan etmoid. 14 tulang yang membentuk
wajah adalah dua maksila, dua zygomatic (malar), dua nasal, rahang bawah,
dua lakrimal, dua palatine, dua inferior nasal conchae (turbinat), dan vomer.
Tulang frontal membentuk dahi dan bagian anterior dari calvaria atau
atas tengkorak. Yang terdiri atas garis mukosa, ruang udara, atau sinus frontal.
Sinus frontal serupa dengan sinus di sphenoid, ethmoid, dan maxillae, sering
disebut sinus paranasal karena memiliki saluran sempit yang membuka ke
dalam rongga hidung. Sebagian dari tulang frontal membentuk bagian atas
dari orbit. Sehingga menyatukan dengan dua tulang parietal posterior dalam
sendi tak bergerak, atau disebut dengan sutura, sutura korona.
Dua tulang parietal memberi bentuk pada sisi atas menggembung dari
tengkorak. Mereka membentuk sendi tidak bergerak dengan beberapa tulang:
sutura lambdoid dengan tulang occipital, sutura skuamosa dengan tulang
temporal dan bagian dari sphenoid, dan sutura koronal dengan tulang frontal.
Sisi bawah tengkorak dan bagian dari lantainya tersusun dari dua tulang
temporal. Terstruktur menengah. Selain itu juga telinga bagian dalam dan
mengandung sinus mastoid, terkenal karena terjadinya mastitis, radang
selaput lendir yang terjadi pada ruang tersebut. Tulang oksipital menghasilkan
kerangka yang lebih rendah, bagian posterior tengkorak. Membentuk sendi
tidak bergerak dengan tiga tulang tengkorak lainnya parietal, temporal, dan
sphenoid dan sendi bergerak dengan leher pada vertebra pertama.
Kedua maxillae berfungsi sebagai batu kunci dalam arsitektur wajah,
seperti tulang sphenoid bertindak sebagai batu kunci dari tengkorak. Setiap
rahang berartikulasi dengan rahang atas yang lain dan juga dengan hidung,
zygomatic, sebuah concha inferior, dan tulang palatine. Dari semua tulang
wajah, hanya mandibula tidak mengartikulasikan dengan maxillae. Maxillae
membentuk bagian dari lantai orbit, bagian atap mulut, dan bagian dari lantai
dan dinding samping hidung. Setiap rahang berisi ruang mukosa berjajar,
sinus maksilaris
Berbeda dengan rahang atas, yang dibentuk oleh artikulasi kedua
rahang, rahang bawah, karena fusi dari bagian selama masa bayi, terdiri dari
satu tulang, mandibula. Ini adalah yang terbesar, tulang terkuat dari wajah. Ini
berartikulasi dengan tulang temporal di satu-satunya sendi bergerak
tengkorak
Rangka Aksial (Vertebra)
Vertevra atau juga disebut dengan kerangka sum-sum tulang belakang,
adalah tulang yang membentuk sumbu longitudinal dari sistem rangka,
bersifat fleksibel karena tersegmentasi. kolom vertebral terdiri dari 24 ruas
ditambah sakrum dan tulang ekor. Sendi dantara segmen
tersebutmenyebabkan vertebra dapat melaukan pergerakan maju, mundur, dan
ke samping.
Tujuh tulang leher membentuk kerangka tulang leher. 12 vertebra
berikutnya disebut vertebra torakalis karena lokasi mereka di bagian posterior
dari dada, atau daerah thoraks. Lima berikutnya, vertebra lumbalis,
mendukung kecil belakang. Di bawah lumbar tulang berbaring sakrum dan
tulang ekor. Pada orang dewasa sakrum adalah satu tulang yang telah
terbentuk dari fusi lima vertebra terpisah, dan tulang ekor adalah satu tulang
yang telah terbentuk dari fusi empat atau lima vertebra (Thibodeau, 2013)
Semua tulang belakang mirip satu sama lain dalam fitur tertentu dan
berbeda pada orang lain. Sebagai contoh, semua kecuali yang pertama
vertebra serviks memiliki bentuk datar, tubuh bulat ditempatkan anterior dan
terpusat, ditambah proses spinosus tajam atau tumpul memproyeksikan
inferior di garis tengah posterior dan dua proses melintang memproyeksikan
lateral (Chadda, 2012)
Klasifikasi Tulang
berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik tulang, dibagi
menjadi :
1. Tulang rawan
Ada 3 jenis tulang rawan, yaitu : tulang rawan hialin, tulang rawan elastin dan
tulang rawan serabut.
2. Tulang keras
Tulang keras atau yang sering disebut sebagai tulang berfungsi menyusun
berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas : Osteoblas, osteosit dan
osteoklas.
Tulang rawan hialin terdiri atas serabut kolagen yang terbenam dalam
bahan dasar yang bening seperti kaca dan ulet. Kuat dan elastis dan dijumpai
menutupi ujung tulang pipa sebagai tulang rawan sendi. Juga pada tulang
rawan iga, pada hidung, laring, trakea dan pada bronkus supaya tetap terbuka.
Juga membentuk tulang rawan sementara yang yang kemudian akan dibentuk
menjadi tulang. Pada embrio dan janin yang sedang tumbuh bertugas sebagai
penyangga sementara untuk mendukung jaringan lainnya sampai terbentuk
tulang yang menggantikannya. Sel tulang rawan hialin pada dasarnya disusun
dalam kelompok-kelompok kecil didalam matriks yang kuat (Pearce, 2011).
Tulang elastik sering disebut tulang rawan elastik kuning sebab
mengandung sejumlah besar serabut elastik berwarna kuniing. Terdapat pada
daun telinga, epiglotis, dan tabung Eustakhius (faringotimpanik). Bila ditekan
atau dibengkokkan terasa lentur dan cepat kembali ke bentuk semula (Pearce,
2011).
Tulang rawan fibrosa terbentuk oleh berkas-berkas serabut dengan
tulang rawan tersusun diantara berkas serabut itu dan dijumpai ditempat yang
memerlukan kekuatan besar. Tulang rawan fibrosa memperdalam rongga dari
cawan-cawan tulang, seperti asetabulum (cawan) dari tulang koksa (tulang
panggul) dan rongga glenoid dari skapula. Tulang rawan brosa juga
membentuk tulang rawan interartikuler, seperti pada tulang rawan semilunar
pada lutut., dan tulang rawan penghubung, seperti pada diskus intervertebralis
tulang belakang, serta bantalan tulang rawan pada simfisis pubis (Pearce,
2011).
Persambungan, sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan
untuk menunjukkan pertemuan antara dua atau beberapa tulang kerangka.
Terdapat tiga jenis sendi utama: sendi yang fibrus, sendi tulang rawan, dan
sendi sinovial. Sendi dapat juga diklasifikasikan menuruy kemungkinan
geraknya: tak bergerak, sedikit bergerak, dan bergerak luas (Pearce, 2011).
Artikulasi
Sendi fibrus atau sinartroses adalah sendi yang tak dapat bergerak atau
merekat ikat, maka tidak mungkin ada gerakan di antara tulang-tulangnya,
contohnya: sutura atau sela antar tulang pipih tengkorak dan sindesmoses atau
tempat permukaan persendian dihubungkan membran (Pearce, 2011).
Sendi tulang rawan atau amfiartroses adalah sendi dengan pergerakan
sedikit, dan permukaan persendiannya dipisahkan bahan antara dan hanya
mungkin sedikit gerakan, contohnya: simfisis pubis dan sendi temporer
(Pearce, 2011).
Sendi sinovial atau diartroses adalah persendian yang bergerak bebas
dan terdapat bayak ragamnya. Menurut Pearce (2011), terdapat enam jenis
sendi sinovial, yaitu :
a. Sendi datar atau sendi geser, dua permukaan datar tulang salung meluncur,
misalnya sendi karpus dan tarsus.
b. Sendi putar, tempat sebuah ujung bulat tepat masuk didalam sebuah
rongga cawan tulang lain, yang mengizinkan gerakan ke segala jurusan,
seperti bola didalam lubang berbentuk cawan, misalnya sendi panggul dan
sendi bahu.
c. Sendi engsel, datu permukaan bundar diterima yang lain sedemikian rupa
sehingga hanya mungkin gerakan dalam satu bidang, seperti gerakan engsel.
Contoh yang baik adalah sendi siku.
d. Sendi kondiloid mirip dengan sendi engsel, tetapi dapat bergerak dalam
bidang lateral, ke belakang dan ke depan, sehingga fleksi dan ekstensi, seperti
abduksi dan adduksi (ke samping dan ke tengah) dan sedikit sirkumduksi,
seperti pada pergelangan tangan tetapi bukan rotasi (perputaran).
e. Sendi berporos atau sendi putar ialah yang hanya memungkinkan
perputaran, seperti pada gerakan kepala, tempat atlas yang terbentuk cincin
berputar sekitar prosesus yang berbentuk paku pada aksis (servikal kedua
atau epistrofeus).
f. Sendi pelana atau sendi yang timbal balik menerima, misalnya sendi antara
trapesium (multangulum mayus) dan tulang metakarpal pertama ibu jari,
memberi benyak kebebasan bergerak, memungkinkan ibu jari berhadapan
dengan jari-jari lainnya.
Fungsi sistem Rangka
jaringan tulang menyumbangkan sekitar 18% dari total keseluruhan
berat badan seseorang. Sistem rangka memiliki beberapa fungsi antara lain :
yang pertama adaah sebagai pendukung, sistem rangka merupakan struktur
yang berfungsi untuk menopang dan menegakkan tubuh dan merupakan
tempat bagi melekatnya tendon yang merupakan penghubung atau pelekat
antara otot rangka dengan tulang. yang kedua adalah fungsi proteksi, tulang
merupakan organ internal yang sangat penting untuk melindungi dari cedera,
sebagai contoh tulang tengkorak melindungi otak, tulang belakang
melindungi sum-sum tulang belakang, tulang rusuk melindung jantung dan
paru-paru. Yang ketiga adalah fungsi sebagai alat gerak pasif yang di
gerakkan oleh otot rangka. Yang keempat adalah sebagai homeostatis mineral
(tempat penympanan dan pelepasan) jaringan rangka menyimpan beberapa
mineral seperti kalsium dan phosphorus, yang berkontribusi dalam
menguatkan tulang. Jaringan rangka menyimpan sekitar 99% kalsium yang
berada pada tubuh, selain itu tulang juga melepaskan mineral ke darah (untuk
pengaturan homeostatis) dan mendistribusikannya keseluruh bagian tubuh.
Fungsi yang kelima adalah sebagai tempat di prosuksinya sel darah. Pada
beberapa tulang memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan platelet
atau keping darah. Pembentukan darah tersebut dikenal dengan hemopoiesis.
sumsum tulang merah terdiri dari pengembangan sel darah, adiposit,
fibroblas, dan makrofag dalam jaringan serat reticular. Hal ini tersedia ketika
dalam masa mengembangkan tulang janin dan dalam beberapa tulang orang
dewasa, seperti tulang pinggul, tulang rusuk, tulang dada, tulang belakang
(tulang punggung), tengkorak, dan ujung tulang lengan dan paha. Sedangkan
fungsi yang keenam adalah sebagai tempat dari pembentukan sum-sum
kuning yang tersusun dari sel adiposa sebagai penyimpanan trigliserida yang
merupakan energi potensial.
IV. Metode Praktikum
I.1 Waktu dan Tempat
Waktu : Kamis, 23 Maret 2017
Tempat : Laboratorium Biologi Ruang 19
I.2 Alat dan Bahan
Alat : Torso
Bahan :-

I.3 Cara kerja


a. Struktur anatomi sistem gerak

Menampilkan torso di depan kelas

Menjelaskan macam-macam jenis tulang pada manusia

Menggambar jenis-jenis tulang pada manusia (tulang penyusun ekstremitas


superior dan inferior, tulang penyusun kepala dan tulang penyusun sumbu
tubuh)

Menggambar torso dengan lengkap dan memberi keterangan

b. Jenis-jenis gerak pada manusia

Praktikan mempraktekkan beberapa jenis gerakan pada manusia, seperti


fleksi-ekstensi, abduksi-adduksi, pronasi-supinasi, elevasi-depresi, inversi-
eversi

Menggambar jenis-jenis gerak pada manusia

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum yang pertama ini, dilakukan praktikum tentang Sistem


Gerak. Menurut (Reece,2014) sistem gerak terdiri dari sistem rangka dan
sistem otot. Akan tetapi yang di praktikumkan kali ini hanyalah dipelajari
sistem rangka saja. Tujuan diadaannya praktikum ini adalah Mahasiswa
mampu memahami struktur anatomi sistem gerak pada manusia dan jenis-
jenis gerak pada manusia. Cara kerja dalam praktikum tersebut adalah dengan
melakukan pengamatan pada struktur anatomi sistem gerak dengan
menggunakan torso lalu asisten menjelaskan mengenai bagian-bagian, nama,
dan jenis tulang pada manusia. . Langkah berikutnya adalah mempraktikkan
jenis-jenis gerak pada manusia. Pada pengamatan jenis-jenis gerakan ini,
asisten memberikan contoh gerakan, lalu praktikan mempraktekkan jenis
gerakan tersebut lalu praktikan mencatat keterangan yang diberikan asisten
Secara keseluruhan, rangka pada manusia terdiri atas rangka aksial dan
rangka apendikular. Hal ini sesuai dengan apa yang diampaikan oleh
Thibodeau (2013) Kerangka manusia terdiri dari dua pembagian utama yaitu
kerangka aksial dan kerangka apendikularis. Delapan puluh tulang membentuk
kerangka aksial. Termasuk 74 tulang yang membentuk sumbu tegak tubuh dan
6 tulang telinga tengah. Kerangka apendikularis terdiri dari 126 tulang. Juga
sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Tortora (2008) tulang dari orang
dewasa tergolongkan menjadi dua bagian yaitu rangka aksial dan rangka
apendikular. Rangka aksial terdiri dari 80 tulnag dan rangka apendikular
terdiri dari 126 tulang.
Menurut Tortora (2008) tulang memiliki 6 fungsi utama yaitu sebagai
pendukung, sebagai proteksi, sebagai alat gerak, sebagai pembentukan sel
darah, sebagai penyimpan mineral, dan sebagai pembentukan sum-sum
kuning. Sedangkan menurut Hartiningsih (2012) Tulang selain berfungsi
sebagai kerangka penopang sistem muskuloskeletal, pendukung lokomotif dan
pelindung organ vital, juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan sebagian
besar kalsium (Ca) tubuh, berperan mempertahankan Ca darah dalam kisaran
normal melalui keseimbangan antara resorpsi tulang oleh osteoklas dan
pembentukan tulang oleh osteoblas selama proses remodeling tulang.
Sedangkan menurut Thibodeau (2013) Tulang memiliki sifat yang kaku,
struktur mineral membantu melakukan lima peran utama dalam tubuh. Setiap
fungsinya penting untuk menjaga stabilitas keseluruhan lingkungan internal
tubuh, atau homeostasis.tulang merupakan rangka yang berfungsi untuk
mendukung tubuh, memberikan bentuk tubuh dan merupakan tempat
menempelnya otot. Tulang yang keras berfungsi untuk melindungi organ yang
penting, misalnya otak, paru-paru dan jantung. Tulang juga berperan dalam
pergerakan, penyimpan mineral dan hematopoiesis.
Kerangka manusia terdiri dari dua pembagian utama yaitu kerangka
aksial dan kerangka apendikularis. Delapan puluh tulang membentuk
kerangka aksial. Termasuk 74 tulang yang membentuk sumbu tegak tubuh
dan 6 tulang telinga tengah. Kerangka apendikularis terdiri dari 126 tulang,
lebih setengah dari kerangka aksial. Tulang kerangka apendikularis
membentuk pelengkap yaitu girdle bahu, lengan, pergelangan tangan, dan
tangan, girdle pinggul, kaki, pergelangan kaki, dan kaki (Thibodeau, 2013)
Pada pengamatan rangka aksial yang pertama, yaitu tulang tengkorak,
tulang tengkorak merupakan sekelompok tulang yang melindungi otak dan
tulang muka, sehingga tulang tengkorak terdiri atas tulang kranial dan tulang
wajah. Tulang-tulang yang melindungi otak terdiri dari tulang: frontal,
parietal sepasang, occipital, sphenoid sepasang, temporal sepasang, dan
etmoid serta beberapa tulang kecil lainnya. Tulang frontal, membentuk bagian
anterior dari tengkorak, melengkung ke tempat bola mata. Bagian medialnya
berbatasan dengan tulang hidung (nasal). Tulang parietal, terdapat disebelah
posterior tulang frontal dan merupakan bagian yang terbesar dari tengkorak.
Tulang occipital, terdapat disebelah posterior tulang frontal dan merupakan
tulang yang terletak posterior dari tengkorak. Pada daerah occipital dapat
ditemukan foramen magnum yang merupakan lubang tempat keluarnya
sumsum tulang belakang, dan condyllus occipitalis yang terdapat pada kedua
sisi dari foramen magnum, berupa tonjolan tempat persendian dengan tulang
atlas. Tulang sphenoid merupakan tulang yang kompleks terletak pada dasar
dan lateral dari tengkorak dan berbatasan dengan occipital. Tulang temporal,
terletak dibagian lateral dari tengkorak. tulang etmoid, merupakan tulang
yang terletak dibagian anterior, berbatasan antara lain dengan tulang frontal
dan sphenoid. Sedangkan, Tulang-tulang pada muka dibangun oleh tulang:
mandibula, vomer, maxila, zygomatic sepasang, nasal, septum nasalis, dan
lacrimal sepasang. Tulang mandibula merupakan tulang rahang bawah.
Tulang vomer merupakan tulang yang berbatasan dengan tulang etmoid
membentuk bagian bawah dari septum nasalis. Maxilla, merupakan dinding
ventral dan medial dari orbita. Disebelah medial tulang maxilla berbatasan
dengan tulang nasal. Tulang zygomatik, membangun dinding lateral dari
orbita, berbatasan dengan tulang frontal, maxilla dan temporal
Menurut Mader (2010) kerangka aksial terletak pada garis tengah tubuh
dan terdiri dari tengkorak, tulang belakang, dinding dada, sakrum, dan tulang
ekor. Tengkorak, yang melindungi otak, dibentuk oleh cranial dan tulang
wajah. Pada bayi baru lahir, tulang-tulang tertentu dari tempurung kepala
yang bergabung dengan daerah membran yang disebut fontanel (atau bintik
lembut), yang semuanya biasanya dekat dan menjadi sutura pada usia dua
tahun. Tulang-tulang tempurung kepala mengandung sinus [L. sinus,
berongga], ruang udara dilapisi oleh selaput lendir yang mengurangi berat
tengkorak dan memberikan suara resonansi suara tersebut. Dua sinus, yang
disebut sinus mastoid, mengalir ke telinga tengah. Mastoiditis, yaitu suatu
kondisi yang dapat menyebabkan ketulian, adalah peradangan pada sinus
tersebut.
Tulang utama dari tempurung kepala memiliki nama yang sama dengan
nama lobus otak. Di atas tempurung kepala, tulang frontal membentuk dahi,
dan tulang-tulang parietal meluas ke sisi. Di bawah tulang parietal yang jauh
lebih besar, masing-masing tulang temporal memiliki pembukaan yang
mengarah ke telinga tengah. Dalam bagian belakang tengkorak, kurva tulang
occipital untuk membentuk dasar tengkorak. Di dasar tengkorak, tulang
belakang lewat atas melalui lubang besar yang disebut foramen magnum [L.
foramen, lubang, dan magnus, besar,] dan menjadi jalan atau saluran dari
batang otak. Tulang temporal dan frontal tulang tengkorak yang berkontribusi
pada wajah. tulang sphenoid untuk daerah yang rata pada setiap sisi dahi.
Tulang frontal tidak hanya membentuk dahi, tetapi juga memiliki alur
supraorbita dimana alis berada.
Tulang penyusun rangka aksial berikutnya adalah tulang belakang.
Tulang belakang dapat dibagi menjadi 5 macam bagian, yaitu: vertebra
cervicalis (terdiri dari 7 ruas, dua buah vertebra cervicalis yang oertama
disebut atlas dan epistropheus (aksis)), vertebra thoracalis (terdiri dari 12
ruas, mengadakan persendian denga tulang rusuk), vertebra lumbalis (terdiri
dari 5 ruas), vertebra sacralis (terdiri dari 5 ruas), dan vertebra caudalis
(terdiri dari 4 ruas, pada saat masih bayi, tulang vertebra caudalis masih
terlihat sekat-sekatnya, namun saat dewasa, sekat tersebut hilang dan
menyebabkan tulang vertebra caudalis bersatu).
Menurut Mader (2010) Kolumna vertebra mendukung kepala, badan
dan melindungi saraf tulang belakang. Kolumna vertebra merupakan sumbu
longitudinal yang berfungsi baik secara langsung atau tidak langsung sebagai
jangkar untuk semua tulang dari kerangka lainnya. Dua puluh empat vertebra
membentuk tulang belakang. Tujuh tulang leher yang terletak di leher; 12
vertebra toraks berada di dada; 5 vertebra lumbalis berada di punggung
bawah; 5 vertebra sacral menyatu membentuk sakrum tunggal; dan beberapa
vertebra menyatu berada di tulang ekor. Biasanya, tulang belakang memiliki
empat lekukan yang menyediakan lebih banyak ketahanan dan kekuatan
untuk postur tegak daripada bisa kolom lurus. lekukan yang abnormal juga
terjadi. Vertebra toraks adalah bagian dari tulang rusuk. Tulang rusuk juga
berisi tulang rusuk, kartilago kosta, dan tulang dada, atau dada.
Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya melindungi jantung
dan paru-paru dari goncangan, melindungi lambung, limpa dan ginjal, dan
membantu pernapasan. Tiap rusuk merupakan sebuah tulang pipih dan
melengkung. Pada bagian ventralnya berakhir sebagai rawan rusuk (cartilago
costalis). Tujuh pasang rusuk yang berhubungan dengan tulang dada disebut
rusuk sejati, 3 pasang disebut rusuk palsu, karena tidak berhubungan
langsung dengan tulang dada, sedangkan 2 yang lainnya disebut rusuk
melayang karena hanya berhubungan dengan tulang belakang. Hal ini seseuai
dengan apa yang diungkapkan oleh Mader (2010) Ada 12 pasang tulang
rusuk. Bagian atas 7 pasang yang tulang rusuk sejati karena mereka
terhubung langsung ke sternum. Semakin rendah 5 pasang tidak terhubung
langsung ke tulang dada dan disebut tulang rusuk palsu. Tiga pasang tulang
rusuk palsu melampirkan dengan cara tulang rawan umum, dan 2 pasang
yang tulang rusuk melayang karena mereka tidak melekat ke sternum sama
sekali. Tulang rusuk merupakan pelindung tetapi juga fleksibel. Tulang rusuk
melindungi jantung dan paru-paru; namun ayunan ke luar dan ke atas pada
inspirasi dan kemudian ke bawah dan ke dalam saat ekspirasi.
Sedangkan ruas-ruas tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang
dengan bentuk tidak beraturan. Ke 33 buah tulang tersebut terbagi atas 5
bagian yaitu: Columna cervicalis (7 buah), Columna thoracalis (12 buah),
Columna lumbalis (5 buah), Columna sacralis (5 buah), dan Columna
coccigialis (4 buah).
Selanjutnya adalah kerangka Apendikularis. Menurut Mader (2010)
Kerangka apendikularis terdiri dari tulang dada dan girdle panggul, girdle
bahu dan sepasang tungkai. Girdle bahu dan tungkai atas adalah khusus untuk
fleksibilitas, tetapi girdle panggul (tulang pinggulnya) dan tungkai bawah
yang khusus untuk kekuatan. Sebanyak 126 tulang membentuk kerangka
apendikularis
gelang bahu (Girdle Bahu) atau bisa disebut juga gelang pektoralis.
gelang bahu atau gelang pektoralis, yang terdiri dari tulang-tulang scpula /
belikat dan tulang clavikula / selangka. Scapula merupakan tulang yang
melebar dengan 2 buah tonjolan, yaitu processus coracoideus (sisa dari tulang
korakoid) dan acromion. Tulang skapula ini bersendian dengan humerus
melalui suatu lekukan yang disebut cavitas glenoidalis. Tulang clavikula
bersendian dengan bagian cekungan dari acromion pada bagian lateralnya dan
dengan manubrium pada bagian medialnya.
Komponen dari pectoral gridle hanya dihubungkan oleh ligamen Setiap
klavikula (tulang selangka) menghubungkan dengan sternum dan skapula
(tulang belikat), tetapi skapula diadakan di tempat yang hanya melekat
dengan otot. Hal ini memungkinkan untuk meluncur dan berputar pada
klavikula. Tulang panjang tunggal di lengan atau disebut humerus, memiliki
kepala lancar bulat yang cocok ke soket pada skapula. Soket skapula
memiliki ukuran yang sangat dangkal dan jauh lebih kecil daripada kepala.
Meskipun berarti bahwa lengan dapat bergerak di hampir semua arah, akan
tetapi ada sedikit stabilitas. Ujung humerus bertemu dua tulang lengan bawah
yaitu ulna dan radius, di siku. (Tulang yang menonjol di siku adalah bagian
paling atas ulna.) Ketika ekstremitas atas diadakan sehingga telapak tangan
diputar ke depan, radius dan ulna sekitar sejajar satu sama lain. Ketika
ekstremitas atas dihidupkan sehingga telapak tangan sebelah tubuh, jari-jari
melintasi di depan ulna, sebuah fitur yang memberikan kontribusi untuk
gerakan memutar secara mudah pada lengan bawah (Mader, 2010)
Banyaknya tulang tangan berfungsi untuk meningkatkan fleksibilitas.
pergelangan tangan memiliki delapan tulang karpal, yang terlihat seperti
kerikil kecil. Dari ini, lima tulang metakarpal menyebar untuk membentuk
kerangka kerja untuk telapak tangan. Tulang metakarpal yang mengarah ke
ibu jari ditempatkan sedemikian rupa sehingga ibu jari dapat menjangkau dan
menyentuh yang lain digit. (Digiti adalah istilah yang mengacu pada baik jari
tangan atau kaki.) Di luar metakarpal adalah falanges yaitu tulang-tulang jari-
jari dan jempol.
Gelang panggul (Pelvic Girdle) terdiri dari dua tulang coxal besar
(tulang pinggulnya). Tulang coxal berlabuh ke sakrum, dan bersama-sama
tulang-tulang ini membentuk rongga-rongga yang disebut rongga panggul.
Yang lebih luas rongga panggul pada wanita dibandingkan laki-laki memiliki
fungsi untuk mengakomodasi kehamilan dan persalinan.
Di tungkai bawah, terdiri dari dua tulang. Dua tulang dinamakan tibia
dan fibula tulang yang paling besar adalah tulang tibia. Tibia memiliki
punggung yang kita sebut tulang kering. Kedua tulang kaki memiliki
keunggulan yang memberikan kontribusi untuk pergelangan kaki tibia di
bagian dalam pergelangan kaki dan fibula di luar pergelangan kaki. Meskipun
ada tujuh tulang tarsal di pergelangan kaki, hanya satu yang menerima berat
dan dibagikan pada tumit dan bola kaki. Tulang metatarsal berpartisipasi
dalam membentuk lengkungan kaki. Ada lengkungan memanjang dari tumit
ke jari kaki dan lengkungan melintang di kaki. Hali ini berfungsi untuk
memberikan kestabilan, dasar yang kenyal bagi tubuh. Tulang-tulang jari kaki
disebut falang, seperti halnya pada jari-jari tangan, akan tetapi pada kaki
memiliki falanges yang lebih kuat daripada di tangan.
Menurut Pearce (2011) berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-
sifat fisik tulang, tulang dibagi menjadi Tulang rawan, dan tulang keras. Ada
3 jenis tulang rawan, yaitu : tulang rawan hialin, tulang rawan elastin dan
tulang rawan serabut. Tulang keras atau yang sering disebut sebagai tulang
berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas : Osteoblas,
osteosit dan osteoklas.
Tulang rawan hialin terdiri atas serabut kolagen yang terbenam dalam
bahan dasar yang bening seperti kaca dan ulet. Kuat dan elastis dan dijumpai
menutupi ujung tulang pipa sebagai tulang rawan sendi. Juga pada tulang
rawan iga, pada hidung, laring, trakea dan pada bronkus supaya tetap terbuka.
Juga membentuk tulang rawan sementara yang yang kemudian akan dibentuk
menjadi tulang. Pada embrio dan janin yang sedang tumbuh bertugas sebagai
penyangga sementara untuk mendukung jaringan lainnya sampai terbentuk
tulang yang menggantikannya. Sel tulang rawan hialin pada dasarnya disusun
dalam kelompok-kelompok kecil didalam matriks yang kuat (Pearce, 2011).
Tulang elastik sering disebut tulang rawan elastik kuning sebab
mengandung sejumlah besar serabut elastik berwarna kuniing. Terdapat pada
daun telinga, epiglotis, dan tabung Eustakhius (faringotimpanik). Bila ditekan
atau dibengkokkan terasa lentur dan cepat kembali ke bentuk semula (Pearce,
2011).
Tulang rawan fibrosa terbentuk oleh berkas-berkas serabut dengan
tulang rawan tersusun diantara berkas serabut itu dan dijumpai ditempat yang
memerlukan kekuatan besar. Tulang rawan fibrosa memperdalam rongga dari
cawan-cawan tulang, seperti asetabulum (cawan) dari tulang koksa (tulang
panggul) dan rongga glenoid dari skapula. Tulang rawan brosa juga
membentuk tulang rawan interartikuler, seperti pada tulang rawan semilunar
pada lutut., dan tulang rawan penghubung, seperti pada diskus intervertebralis
tulang belakang, serta bantalan tulang rawan pada simfisis pubis (Pearce,
2011).
Menurut Tortora (2008) tulang berdasarkan jaringannya di bagi menjadi
dua yaitu tulang kompak dan tulang spon. jaringan tulang kompak hanya
memiliki beberapa ruang dan merupakan bentuk terkuat dari jaringan tulang.
Hal ini disebabkan karena ditemukan di bawah periosteum dari tulang-tulang
dan membentuk sebagian besar dari diaphyses tulang panjang. jaringan tulang
kompak memberikan perlindungan dan dukungan dan menahan tekanan yang
dihasilkan oleh berat badan dan gerakan. pembuluh darah, pembuluh limfatik,
dan saraf dari periosteum menembus tulang kompak melalui perforating
melintang atau saluran Volkmann. Komponen jaringan tulang kompak
disusun menjadi unit-unit berulang struktural yang disebut osteons atau
sistem haversian. Setiap osteon terdiri dari (haversian) kanal pusat dengan
bentuk yang konsentris diatur oleh lamellae, lakuna, osteosit, dan canaliculi.
Osteons di jaringan tulang kompak sejajar dalam arah yang sama sepanjang
garis stres.
Berbeda dengan jaringan tulang kompak, jaringan tulang spons tidak
mengandung osteons. Meskipun apa nama tampaknya menyiratkan, istilah
spons tidak mengacu pada tekstur tulang, hanya penampilan saja yang
menyerupai spons. tulang spons terdiri dari lamellae disusun secara tidak
teratur oleh trabekula. Ruang makroskopik antara trabekula membantu
membuat tulang lebih ringan dan kadang-kadang dapat diisi dengan sumsum
tulang merah, yang mengandung banyak pembuluh darah kecil. Dalam setiap
trabecula adalah lakuna yang mengandung osteosit. Canaliculi memancarkan
keluar dari lakuna tersebut. Osteosit menerima makanan dari darah yang
beredar melalui pembuluh darah di ruang antara trabekula.
Selanjutnya adalah sendi. Sendi merupakan hubungan antar tulang.
Sendi diklasifikasikan, berdasarkan karakteristik anatomi mereka, dan
fungsional, berdasarkan jenis gerakannya. Klasifikasi struktural sendi
didasarkan pada dua kriteria: (1) ada atau tidak adanya ruang antara tulang
(rongga sinovial), dan (2) jenis jaringan ikat yang mengikat tulang bersama-
sama. Secara struktural, sendi diklasifikasikan sebagai berikut: sendi fibrosa
Tidak ada rongga sinovial, dan tulang-tulang disatukan oleh jaringan ikat
padat tidak teratur yang kaya akan serat kolagen. sendi kartilago Tidak ada
rongga sinovial dan tulang-tulang disatukan oleh tulang rawan. sendi sinovial
yaitu sendi yang memiliki rongga sinovial dan dipersatukan oleh jaringan
ikat yang tidak teratur padat dan memiliki kapsul artikular (Tortora, 2008)

Sendi fibrosa disebut juga sinartrosis yaitu sendi mati, sendi yang tidak
bisa digerakkan, contohnya terdapat pada persambungan tulang cranial.
Sedangkan sendi kartilago juga dapat disebut sebagai sendi kaku atau
amfiartrosis. yaitu sendi yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
Contohnya terdapat pada ruas-ruas tulang belakang. Sedangkan sendi sinovial
dapat disebut juga sendi gerak atau diartrosisis. Sendi gerak terdiri dari sendi
putar, sendi engsel, peluru dan sendi pelana. Sendi engsel yaitu dapat
digerakkan ke satu arah. Sendi peluru yaitu memungkinkan gerakan ke semua
arah. Tulang yang satu dapat berputar pada tulang lainnya. Contoh sendi pada
ruas tulang leher paling atas dan pangkal paha. Sendi pelana yaitu dapat
bergerak ke dua arah. Contoh sendi pada telapak tangan dan pangkal ibu jari.
Sendi putar yaitu tulang yang satu dapat berputar mengelilingi tulang lainnya
yang bertindak sebagai poros. Contoh sendi pada tulang atlas (tulang leher
yang pertama) dengan tulang tengkorak. Kemudian menurut literatur
ditambah dengan sendi geser dan sendi kaku. Sendi Geser yaitu ujung tulang
yang satu menggeser ujung tulang yang lain. Contoh sendi pada tulang hasta
dan tulang pengumpil.

Setelah mempelajari sendi, selanjutnya adalah pegerakan sendi. Menurut


Thibodeau (2013) Jenis gerakan mungkin pada sendi sinovial tergantung pada
bentuk permukaan artikulasi tulang dan pada posisi ligamen sendi dan otot
dan tendon di dekatnya. Semua sendi sinovial, bagaimanapun, memungkinkan
satu atau lebih dari jenis berikut gerakan angular, melingkar, Meluncur, dan
khusus.
Gerakan angular yaitu gerakan mengubah ukuran sudut antara tulang
artikulasi. Fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi adalah beberapa jenis gerakan
angular. Fleksi mengurangi sudut antara tulang. misalkan membungkuk atau
melakukan lipatan satu bagian yang lain. Ekstensi meningkatkan sudut antara
tulang. Ia mengembalikan bagian dari posisinya yang awalnya tertekuk
sehingga kembali ke posisi anatomi.
Abduksi merupakan pergerakan bagian yang jauh dari bidang median
tubuh, seperti dalam bergerak kaki lurus ke samping atau jari dari garis tengah
tangan. Adduksi bergerak bagian menuju bidang median. Contohnya termasuk
membawa lengan kembali ke samping atau menggerakkan jari-jari ke arah
garis tengah tangan
Gerakan melingkar menghasilkan gerakan rotasi struktur yang berotasi
atau memutar sekitar sebuah sumbu. Gerakan melingkar utama adalah rotasi,
sirkumduksi, supinasi, dan pronasi. Pronasi adalah gerakan menelungkupkan
tangan dan supinasi adalah menelungkupkan tangan.
Gliding atau meluncur gerakan yang paling sederhana dari semua gerakan.
Permukaan artikular dari satu tulang bergerak di atas permukaan artikular lain
tanpa gerakan angular atau melingkar. Gerakan meluncur terjadi antara carpal
dan tulang tarsal dan antara artikular tulang tulang belakang.
Gerakan khusus sering disebut dengan gerakan unik atau tidak biasa yang
terjadi pada sendi hanya dalam jumlah yang sangat terbatas. Gerakan-gerakan
ini tidak muat dengan baik dalam kategori gerakan lain dan umumnya
dijelaskan secara terpisah. Yang termasuk dalam gerakan khusus antara lain
inversi, eversi, uluran, retraksi, elevasi, dan depressi. Inversi mengubah
telapak kaki ke dalam, sedangkan eversi mengubah telapak kaki ke luar.
Laki-laki dan perempuan tidak hanya memiliki perbedaan secara
morfologi saja, akan tetapi juga memiliki perbedaan dalam sistem rangkanya.
Umunya pada kerangka wanita tidak terlalu besar dan tulang-tulangnya tidak
terlalu berat. Selain itu terdapat bagian yang khas pada sistem rangka wanita
yang membedakannya dengan sistem rangka pada laki-laki yaitu gelang
panggulnya. Wanita memiliki gelang panggul yang luas daripada laki-laki.
Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Thibodeau (2013) . Yang
lebih luas rongga panggul pada wanita dibandingkan laki-laki memiliki
fungsi untuk mengakomodasi kehamilan dan persalinan. Selain itu, tulang
panggul perempuan juga memiliki bentuk yang lebih bulat dari tulang
panggul laki-laki. Selain tulang panggul, wanita memilki tulang toraks yang
lebih kuat dariada laki-laki hal ini dikarenakan pada saat melahirkan wanita
membutuhkan dorongan yang kuat dari toraks untuk mengeluarkan janin
yang ada dalam kandungannya. Dalam hal perkembangan, wanita memiliki
perkembangan yang lebih singkat daripada laki-laki, itulah kenapa
kebanyakan wanita lebih pendek dari laki-laki. Apabila di tinjau dari tulang
cranial, maka tulang supra orbital, proses mastoid, tulang zygomatic, dan
tulang oksipital pada wanita kurang menonjol oleh sebab itu laki-laki
cenderung memiliki tengkorak yang lebih besar.
Proses pembentukan tulang rawan. Mengapa pada tulang telinga dan
tulang cuping hidung tidak berubah menjadi tulang keras. Menurut Tortora
(2008) pembentukan tulang disebut juga dengan osifikasi. Terdapat dua jenis
osifikasi yaitu osifikasi intra membran dan osifikasi endrokondral. Osifikasi
intra membran adalah Proses pembentukan tulang yang terjadi pada jaringan
ikat yang ada sejak tahap fetus. Osifikasi intermembran utamanya terjadi pada
pembentukan tulang pipih pada tengkorak manusia dan juga pada rahang,
maksila serta pada tulang klavikula. Tulang yang terbentuk dari proses ini
diperoleh dari mesenkim (salah satu jaringan ikat), bukan dari kartilago
(tulang rawan). Pada osifikasi endrokondral terjadi pada tulang panjang
contohnya tulang paha dan hampir pada semua tulang di tubuh manusia.
Proses pembentukan tulang ini terjadi pada kartilago (tulang rawan). Tulang
penyusun dari tulang hidung adalah tulang rawan atau disebut juga kartilago.
Tulang rawan ini bersifat lentur. Tulang rawan tersusun atas sel-sel tulang
rawan muda yang di sebut dengan kondroblas pada hidung tidak terjadi
pengerasan tulang dikarenakan sel-sel kondroblas tidak menjadi kondrosit.
Hal tersebut terjadi karena kondroblas pada hidung dan telinga diselubungi
oleh perikondrium. Selin itu pada hidung dan teling, tulang kartilagonya
todak memiliki bagian diafisis seperti pada tulang lainnya. Pada diafisis ini
menurut Tortora (2008) tempat terjadinya kalsifikasi matriks yang merupakan
cikal bakal dari tulang keras. Sehingga pada hidung ataupun telinga tidak
terjadi pengerasan tulang.

VII. PENUTUP
a. Kesimpulan
sistem gerak pada manusia dapat dibagi menjadi rangka aksial,
rangka apendikular, macam-macam tulang berdasarkan bentuk dan
jaringan penyusunnya, dan berbagai jenis sendi. Rangka aksial dapat
dibagi menjadi kepala dan badan, termasuk tulang-tulang tengkorak,
tulang belakang, tulang dada, iga-iga dan tulang hioid. Sedangkan
kerangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak (anggota
gerak atas dan danggota gerak bawah) dan gelang panggul. Macam-macam
tulang berdasarkan jaringan penyusunnya adalah tulang rawan dan tulang
keras. Sedangkan macam-macam gerakan sendi adalah angular, singular,
gliding, dan spesial
b. Saran
Sebaiknya bisa dibedakan antara pembahasan dengan tinjauan pustaka
agar tidak terasa bekerja hal yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Chadda, Vandana., Nikhil, Kpoor. 2012. Fetal Skletal System. Medical Journal,
Fetal Medicine Unit, Department of Obstetrics and Gynecology
Hartiningsih, dkk. 2012. Respons Metafisis Tulang Femur Distalis Tikus
Ovariektomi yang Mengkonsumsi Kalsitriol. Jurnal Kedokteran Hewan
ISSN 1978-225X Vol. 6 No. 2, September 2012.
Iriani, S. 2015. Penerapan Metode Backward Chaining pada Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Tulang Manusia. Indonesian Journal on Nerworking
and Security. Vol.4 No.1
Mader, Sylvia. Biology 10th Edition. Mc-Graw Hill. United States America
Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Umum
Tortora, Gerard, J. 2008. Principles Of Anatomy and Physiology. Willey: United
States Of America

Thibodeau, Patton. 2013. Anatomy and Physiology 8th Edition. Elsevier Press.
United States of Ameica

Vous aimerez peut-être aussi