Vous êtes sur la page 1sur 19

STRUKTUR TUMBUHAN

Akar pada Tumbuhan

Disusun oleh:
Imelda Pratiwi NIM. 1401145098

Biologi 2.B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
ini guna memenuhi persyaratan nilai tugas presentasi kelompok dalam mata kuliah
Struktur Tumbuhan.

Adapun Makalah Akar pada Tumbuhan sudah kami usahakan semaksimal


mungkin dan tentunya dengan berbagai sumber, sehingga dapat memperlancar
pembuatan Makalah ini. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan kami kesehatan.

2. Bapak Devi Anugrah selaku dosen kami yang telah membantu selama
pelaksanakan pembelajaran Struktur Tumbuhan.

Namun tidak lepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami semua meminta maaf selebar-lebarnya,
jika ada kekurangan atau salah-salah kata didalam Makalah Akar pada Tumbuhan.

Akhirnya kami mengharapkan semoga dari Makalah Akar Pada Tumbuhan ini
dapat memberikan manfaat yang banyak dan dapat memberikan inspirasi terhadap
pembaca.

Jakarta, 20 Maret 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Akar adalah bagian paling bawah dari tumbuhan. Umumnya Akar berkembang
didalam tanah.akar berfungsi sebagai tempat penyerapan zat zat makanan untuk
kelangsungan tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman.

Kondisi lingkungan sering kali mempengaruhi pertumbuhan akar. Sistem


perakaran tumbuhan yang hidup ditanah kering biasanya berkembang
lebih baik.pada tumbuhan yang hidup pada tanah berpasir, perkembangan akarnya
dangkal, mendatar, dan akar lateral menyebar dekat dibawah permukaan
tanah.struktur akar banyak ragamnya. Berdasarkan fungsinya, dikenal akar
penyimpanan, akar udara, akar sukulen, akar panjat, akar penunjang, akar napas
( Pneumetafor ), dan akar yang yang bersimbosis dengan jamur ( mikorhiza ).

Berdasarkan asal usulnya, terdapat dua tipe akar , yaitu akar primer dan akar
serabut ( adventitious ). Akar primer berkembang dari ujung embrio yang
terbatas, Sedangkan akar serabut berkembang dari jaringan akar dewasa atau dari
bagian lain tubuh tumbuhan, seperti batang dan daun.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana struktur akar pada pertumbuhan primer dan sekunder?

2. Bagaimana srtuktur akar monokotil dan dikotil ?

3. Bagaimana sistem perakaran pada tumbuhan ?

4. Bagaimana akar dalam fungsi khusus ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan struktur akar pada pertumbuhan primer dan sekunder?


2. Menjelaskan srtuktur akar monokotil dan dikotil ?

3. Menjelaskan sistem perakaran pada tumbuhan ?

4. Menjelaskan akar dalam fungsi khusus ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Akar
Akar merupakan bagian organ tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar
tumbuh dan berkembang di bawah permukaan tanah. Bentuk dan ukuran akar sangat
bervariasi, disesuaikan dengan fungsinya masing-masing. Berdasarkan asalnya, akar
dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu akar primer dan akar adventif. Akar primer adalah akar
yang berasal dari calon akar (radikula) pada embrio. Akar primer akan membentuk akar
tunggang yang mampu mengadakan pertumbuhan sekunder dengan percabangannya,
sedang akar adventif tidak mengadakan pertumbuhan sekunder. Jaringan penyusun akar
adalah: epidermis merupakan lapisan terluar, korteks dan silinder pusat. Jangan penyusun
akar tumbuhan yang mengadakan pertumbuhan sekunder berbeda dengan akar yang tidak
mengadakan pertumbuhan sekunder. Akar yang mengadakan pertumbuhan sekunder
karena aktifitas kambium, menyebabkan terbentuknya jaringan-jaringan sekunder
sehingga terjadi perubahan struktur di bagian stele.
1) Struktur Akar pada Pertumbuhan Primer
Berdasarkan irisan memanjang dari ujung akar, maka ada 4 daerah pertumbuhan pada
ujung akar, yaitu:
1. Tudung akar
2. Daerah pembelahan sel
3. Daerah pembentangan
4. Daerah diferensiasi atau pemasakan sel daerah pertumbuhan ini strukturnya
bervariasi tergantung jenis tumbuhan dan lingkungannya yaitu tanah dan iklim.
Daerah ini tersusun oleh jaringan-jaringan: 1). Epidermis, 2). Korteks dan 3). Stele.
Gambar 1. Bagian-bagian akar

a. Tudung akar
Tudung akar terdapat pada ujung akar, berfungsi
melindungi
meristem akar
dari keruakan dan
membantu
penetrasi akar
ke dalam tanah.
Sel- sel tudung
akar sering berisi
amilum. Sel-
sel ini tidak
mempunyai
susunan yang
khusus atau tersusun dalam deret random. Sel tersebut
adalah kolumela. Tudung akar mengatur geotropi akar.

Gambar 2. Struktur anatomi tudung akar Gambar 3. Tipe-tipe perkembangan ujung akar

b. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar akar, sel-selnya tersusun rapat tanpa
ruang antar sel. Pada kebanyakan akar, epidermis berdinding tipis. Rambut-rambut
akar berkembang dan sel-sel epidermis yang khusus, dan sel tesebut mempunyai
ukuran yang berbeda dengan sel epidermis, dinamakan trikoblas. Trikoblas sendiri
berasal dari pembelahan protoderm. Epidermis akar yang berfungsi untuk penyerapan
serta bulu-bulu akar mempunyai kutikula yang tipis.
Gambar 4. Jaringan epidermis akar

c. Korteks
Pada kebanyakan akar korteks terdiri atas sel-sel parenkimatis. Selama
perkembangannya, ukuran sel-sel korteks yang mengalami diferensiasi bertambah,
sebelum terjadi vakuolisasi dalam sel tersebut. Pada beberapa akar beberapa
tumbuhan air, sel-sel korteks tersusun teratur. Banyak dijumpai ruang-ruang udara,
dan parenkim ini disebut aerenkim. Sel-sel korteks sering mengandung tepung,
kadang-kadang kristal. Dibawah epidermis sering terdapat selapis/dua lapis sel
berdinding tebal disebut hipodermis atau eksodermis.

d. Endodermis

Gambar 5. Pita kaspari pada struktur


anatomi akar

Lapisan terdalam dari korteks akar terdiferensiasi menjadi endodermis.


Endodermis terdiri dari selapis sel. Pada sel endodermis yang muda dijumpai adanya
penebalan dinding suberin yang berbentuk pita, mengelilingi dinding sel, disebut pita
Caspary.
Gambar 6. Irisan melintang akar muda
Pada akar yang tidak mengalami pertumbuhan menebal sekunder, lamela
suberin biasanya terbentuk di seluruh dinding bagian dalam sel endodermis.
Penebalan selulosa sering terjadi. Penebalan lignin terjadi pada dinding tangensial dan
radial bagian dalam. Penbebalan dinding biasanya dimulai dari bagian sel yang
berdekatan dengan floem. Penebalan dinding endodermis ini mula-mula sebagai titik
disebut titik Caspary, kemudian menjadi bentuk pita akhimya berbentuk seperti huruf
U.

e. Stele (silinder berkas pengangkut)


Bagian ini dipisahkan dari koteks oleh endodermis. Lapisan terluar yang
berbatasan dengan korteks adalah perisikel. Perisikel berfungsi untuk menghasilkan
primordia akar lateral, dan sebagian dan kambium pembuluh (yang menghasilkan
floem dan xilem sekunder). Sel-sel perisikel seperti halnya meristem apikal, bersifat
diploid. Pensikel kadang-kadang terdiri lebih dari satu lapis sel, berdinding tebal.
Sistem pembuluh akar terdiri atas unsur trakeal yang berlignin, dan diselingi oleh
floem yang berdinding tipis tersusun radial, di bagian tengah terdapat empulur yang
terdiri atas sel-sel parenkimatis atau sklerenkimatis, seperti pada akar kebanyakan
tumbuhan monokotil. Akar mungkin mempunyai jari-jari xylem satu sampai banyak.
Berdasarkan jari-jari ini maka akar dinamakan bersifat:
1. Monoarkh apabila mempunyai 1 jari-jari xilem;
2. Diarkh, apabila mempunyai dua jari-jari xilem;
3. Triarkh apabila mempunyai 3 kani-jani xilem.
Apabila akar mempunyai lebih dari enam jari-jari xilem maka disebut poliarkh.
Xilem pada akar dapat terdapat dibagian luar atau mengumpul di bagian tengah,
membentuk bangunan seperti bintang pada irisan melintang. Kalau xilem terdapat di
bagian luar maka bagian tengah terdapat empulur.

2) Struktur Akar Monokotil


Akar tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan menebal sekunder.
Strukturnya seperti akar primer. Pada Allium, korteks tersusun oleh sel-sel parenkim
yang besar dan rapat tanpa ruang udara. Pada akar tumbuhan air, seperti pada (Oryza
sativa) banyak ruang-ruang udara. Parenkim tidak kerkloroplas. Pada akar udara suku
Orchidaceae tropik dan suku Araceae yang hidup epifit, dan beberapa monokotil yang
terestrial, apidermis berkembang menjadi jaringan yang multiseriat berlapis-lapis, dan
disebut velamen. Velamen bersifat mati, dinding sekunder tebal, berfungsi sebagai
pelindung, mengurangi hilangnya air dan korteks.
Penebalan dinding velamen kadang-kadang berserabut. Disebelah dalam
velamen terdapat lapisan sel yang khusus, merupakan derivat periblem, dan lapisan ini
merupakan lapisan terluar korteks, disebut eksodermis. Pada Zea mays, lapisan
hipodermis berdinding tebal, berfungsi sebagai penguat. Xilem terletak disebelah luar
dan dibagian tengah terdapat empulur.
Gambar 7.
Struktur anatomi akar monokotil

Gambar 8. Struktur anatomi akar monokotil dan dikotil

3) Struktur Akar Dikotil pada Pertumbuhan Sekunder


Struktur Akar Dikotil pada Pertumbuhan Sekunder Pada pertumbuhan primer
struktur akar dikotil mempunyai persamaan dengan akar monokotil. Tumbuhan dikotil
yang berbentuk perdu tidak mengalami pertumbuhan menebal sekunder.

Gambar 9. Struktur anatomi akar dikotil


Pertumbuhan sekunder pada akar disebabkan oleh aktifitas kambium
pembuluh (vaskuler). Kambium pembuluh berasal dari sel-sel parenkim yang berada
disebelah dalam berkas floem. Begitu kambium terbentuk, sel-sel perisikel juga
mengalami pembelahan. Kedua kelompok sel ini kemudian membentuk cambium
yang lengkap. Kambium membelah menghasilkan xilem sekunder membungkus
xilem primer. Pada saat yang bersamaan floem sekunder juga terbentuk. Setelah itu
terbentuk kambium gabus di bagian korteks dan perisikel. Jaringan gabus terus
tumbuh ke arah luar, sehingga jaringan lama akan terkelupas. Perisikel juga berperan
dalam pembentukan jaringan gabus setelah kambium abus primer selesai
membentang.

Gambar 10. Protoxilem dan floem


pada akar dikotil muda Gambar 11. Perkembangan akar sekunder

Gambar 12. Pertumbuhan sekunder


pada akar Salix

B. Morfologi Akar
Pada pembagian lima dunia makhluk, tumbuhan dikelompokkan berdasarkan
perilaku melekat di habitat, dapat menggunakan alat pelekat (stipe) misalnya
tumbuhan gagang (Algae), risoid (rhizoid) misalnya pada tumbuhan lumut
(Bryophyta), atau akar (radix) pada tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan
berbiji (Spermatophyta). Alat pelekat pada tumbuhan ganggang merupakan kumpulan
masa sel yang berfiingsi untuk melekat dan bukan untuk absorbsi air dan unsur hara,
rizhoid merupakan penonjolan sel-sel yang bersambungan menjadi bentuk benang
yang secara straktural dapat dipersamakan dengan rambut akar (pilus radicalis) pada
tumbuhan berbiji. Akar tumbuhan berbiji memiliki sifat-sifat antara lain:
1. merupakan struktur berbentuk silmdris (pipa) tidak memiliki buku (node)
2. ruas (internode),
3. tidak memiliki zat warna hijau daun,
4. pertumbuhan geotropis positif.

1) Sistem Perakaran pada Tumbuhan


1. Sistem akar serabut (Radix adventicia)
Akar utama pada saat perkecambahan (akar primer) berhenti tumbuh, dan
digantikan dengan akar2 lain yang sama ukurannya dan tumbuh hampir
bersamaan. Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun
kadang-kadang, tumbuhan dikotil juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan
dikotil tersebut dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi
utamanya adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan.

Gambar 13. Sistem perakaran serabut

Jenis akar pada sistem akar serabut, antara lain :


a. Akar yang menyusun akar serabut kecil kecil berbentuk benang. Misalnya pada
padi (Oryza sativa )
Gambar 16. Akar serabut kecil-kecil berbentuk benang

b. Akar-akar serabut kaku keras dan


cukup besar seperti tambang.
Misalnya pada pohon kelapa (Cocos
nucifera).

Gambar 17. Akar serabut yang kaku, keras, dan besar

c. Akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan, masing-masing tidak banyak


memperlihatkan percabangan. Misalnya pada (Pandan tectorius).

Gambar 18. Akar serabut yang besar dan tidak banyak cabang

2. Sistem akar tunggang (Radix primaria)


Pada waktu perkecambahan, radikula terus tumbuh menjadi akar primer, dan akar
primer ini terus tumbuh dan bercabang-cabang. Fungsi utamanya adalah untuk
menyimpan makanan. Sistem akar ini biasa terdapat pada tumbuhan biji
(Dicotyledoneae) belah dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae). Sistem
akar tunggang hanya di temukan pada tanaman yang berkembang biak secara
generatif (melalui biji).
Gambar 19. Sistem perakaran tunggang

Klasifikasi akar tunggang berdasarkan percabangan dan bentuk, antara lain:


1. Akar tunggang yang tidak bercabang
Sekalipun ada sedikit cabang, namun biasanya cabang ini hanya berbentuk
serabut-serabut yang halus. Akar tunggang ini seringkali berhubungan dengan
fungsinya sebagai tempat penimbunan cadangan makanan.
a. Berbentuk tombak (fusiformis)
Pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut akar sebagai
percabangan. Biasanya berfungsi sebagai tempat penimbunan cadangan
makanan. Misalnya akar lobak (Raphanus sativus L.), dan wortel (Daucus
carota I.).

Gambar 20. Akar tunggang berbentuk tombak

b. Berbentuk gasing (napiformis)


Pangkal akar berbentuk gasing berukuran besar dan membulat. Cabang akar
berupa serabut akar yang hanya terdapat pada ujung akar yang sempit
meruncing. Misalnya akar bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.) dan bit (Beta
vulgaris )
Gambar 21. Akar tunggang berbentuk gasing

c. Berbentuk benang (filiformis)


Suatu akar disebut berbentuk benang jika akarnya berupa akar tunggang
berukuran kecil dan panjang, seperti serabut akar serta sedikit sekali
bercabang. Misalnya pada kratok (Phaseolus lunatus L.). gambar 22. Akar
tunggang berbentuk benang.

2. Akar tunggang yang bercabang (ramosus).


Akar tunggang ini tumbuh kurus ke bawah,
bercabang banyak, dan cabangnya dapat
bercabang lagi, sehingga daerah
perakaran menjadi luas. Bentuk perakaran seperti
ini dapat memberi kekuatan yang lebih
besar kepada batang, dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat
diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak. Susunan akar ini terdapat pada
pohon-pohon yang ditanam dari biji.

3. Sistem akar adventif


Sistem perakaran ini adalah sistem perakaran yang bukan berasal dari akar primer.
Contohnya akar dari batang cangkokan, akar dari umbi batang, dan akar dari stek,
bahkan ada akar yang berasal dari daun.

Gambar 23. Akar serabut pada nodus Zea


2) Akar dengan Fungsi Khusus
Pada keadaan tertentu, beberapa jenis tumbuhan memiliki akar dengan sifat dan
fungsi khusus, misalnya :
1. Akar udara atau akar gantung (radix aereus).
Akar ini keluar dari bagian-bagian tanaman yang terdapat di atas tanah,
bergantung di udara. Selama masih menggantung, akar ini hanya dapat menolong
menyerap air dan zat gas dari udara dan seringkali mempunyai jaringan khusus
untuk menimbun air yang disebut velamen misalnya akar anggrek kalajengking
(Arachnis flos-aeris).

Gambar 24. Akar udara atau akar gantung

Akan tetapi jika akar ini telah mencapai dan masuk ke dalam tanah,
bagian yang masuk tanah lalu berkelakuan seperti akar biasa (menyerap air
dari dalam tanah), bagian yang di atas tanah seringkali berubah menjadi
batang seperti yang terdapat pada pohon beringin (Ficus benjamina L.)

Gambar 25. Akar udara yang berubah menjadi batang

2. Akar hisap atau akar penggerek (haustorium)


Akar yang terdapat pada tanaman yang hidup sebagai parasit, berfungsi untuk
menyerap air dan zat makanan dari pohon inangnya seperti kita dapati pada benalu
(Loranthus sp.).
Gambar 26. Akar
hisap

3. Akar pelekat (radix adligans)


Akar yang keluar dari buku-buku tumbuhan memanjat dan berguna untuk
menempel pada penunjang saja missal pada Lada (Piper nigrum L.) dan sirih
(Piper betle L.) . Gambar 27. Akar pelekat

4. Akar pembelit (cirrhus radicalis)


Juga untuk memanjat, tetapi dengan membelit atau
memeluk penunjangnya, misalnya pada panili
(Vanilla planifolia Andr.).

Gambar 28. Akar pembelit

5. Akar nafas (pneumatophora)


Yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas sehingga muncul dari
permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya tumbuhan. Pada akar ini terdapat
banyak lubang atau celah (pneumathoda) untuk jalan masuknya udara yang
diperlukan dalam pernafasan karena tumbuhan ini biasanya hidup di tempat yang
di dalam tanah sangat kekurangan oksigen, misalnya di hutan bakau (mangroove)
pada tanaman bogem (Sonneratia sp.) dan kayu api (Avicennia sp.).

Gambar 29. Akar nafas

6. Akar tunjang
Akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah dan seolah-olah
menunjang batang ini jangan sampai rebah. Sama seperti akar nafas, bagian akar
yang terdapat di atas permukaan tanah pada akar ini banyak di temukan lubang
atau celah untuk kepentingan pernafasan. Misalnya pada pohon bakau
(Rhizophora conjugate L.) dan pohon pandan (Pandanus tectorius Sol.).

Gambar 30. Akar tunjang


7. Akar lutut
Bagian akar yang tumbuh ke atas lalu membengkok lagi masuk ke dalam tanah.
Akar ini berfungsi seperti halnya dengan akar nafas yang terdapat pada tumbuhan
di tepi pantai yang rendah berlumpur. Misal pada pohon tanjang (Bruguiera
parivolia W. Et A.).

Gambar 31. Akar lutut

8. Akar banir atau akar papan (butrees)


Akar banir atau akar papan adalah perkembangan pangkal akar lateral yang
berfungsi untuk menegakkan berdirinya tajuk (batang) tumbuhan. Metamorfosis
akar ini terjadi pada pohon penyusun hutan hujan tropis (basah) karena tajuk lebih
besar dibandingkan akar.
Contoh: kenari (Canarium
commune; Burseriaceae) dan
randu alas (Salmalia
malabarica; Bombacaceae).

Gambar 32. Akar banir atau akar papan


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Susunan anatomi akar bervariasi, namun lebih sederhana daripada batang.
Secara umum terdapat 3 (tiga) jaringan utama pada penampang melintang akar, yaitu
jaringan epidermis, jaringan dasar (korteks), dan jaringan pengangkut. Dalam
perkembangannya, perbedaan utama antara struktur anatomi akar monokotil dan
dikotil adalah akar monokotil tidak mengalami pertumbuhan sekunder sebagaimana
pada akar dikotil. Sistem perakaran pada tumbuhan ada beberapa macam, diantaranya
adalah sistem akar serabut, sistem akar tunggang, dan sistem akar adventif. Pada
keadaan tertentu, beberapa jenis tumbuhan memiliki akar dengan sifat dan fungsi
khusus, diantaranya akar udara atau akar gantung, akar hisap atau akar penggerek,
akar pelekat, akar pembelit, akar nafas, akar tunjang, akar lutut, dan akar banir atau
akar papan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tjitrosupomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

2. Dra. Lutfah S. Nurusman. Handout Struktur Tumbuhan. Jakarta: Uhamka.

3. Indah Yulia Ningsih, 2015., Anatomi dan Morfologi Akar. http://repository.unej.ac.id.


Diakses pada tanggal 16 April 2017.
4. Ratna hairani, 2014., makalah anatomi tumbuhan akar.
https://ratnahairani90.wordpress.com. Diakses pada tanggal 16 April 2017.

Vous aimerez peut-être aussi