Vous êtes sur la page 1sur 149

Thanks Atas Bencimu

Jika BENCIku ini adalah CINTA


Maka, apakah CINTAmu itu adalah BENCI

Gadis Pendiam dan Masa Lalu

Entah sudah berapa lama jendela itu dibiarkan terbuka. Berdecit


dan berayun di terpangin. Dan entah sudah berapa lama pula gadis
itu berada disana. Diambang bingkai jendela dengan kedua tangan
tegar menopang dagu. Mata birunya terus saja menatap keluar
kearah langit kelabu. Sungguh ada hal yang salah pada gadis itu.
Karena sungguh dia sudah terlalu lama berada disana. Bahkan
seandainya saja ada orang yang memperhatikan kelakuannya itu,
niscaya mereka akan terkejut dan menyadari kegilaan apa yang
dilakukan gadis itu.

Jam berapa sekarang?!Tepat jam 12 tengah malam. Gadis cantik


yang sepertinya mengalami gangguan jiwa.

Ya.Tentu begitu perkiraan mereka. Apalagi mengingat kebiasaan


aneh ini memang sering ditekuninya.

Angin kembali datang. Berputar-putar membelai mukanya yang


pucat. Membawa segenap aura dingin yang seakan ingin
membekukan tubuh dan hatinya. Si gadis hanya diam. Seolah beku.
Seolah bisu. Seolah ingin meyakinkan bahwa hidupnya pun benar-
benar sunyi dan sepi.

Diluar sana terdengar pula angin yang bersiul-siul pelan,


menerbangkan sejumlah daun-daun kering yang menghambur
dijalanan, Sesekali bahkan terdengar mengetok-ngetok kotak jus
orange yang tergeletak diatas bak sampah depan rumah, separuh
dari badan kotak jus nampak terkoyak, berulang kali diterpa angin,
menyebabkan bunyi-bunyian yang terdengar nyaring di malam yang
sepi. Anginmenyelinap lagi masuk melewati jendela. Dan kembali
menerpa tubuh yang kehilangan jiwanya itu.

Harus berapa lama lagi kau berada disana?!.

Suara yang kemudian memecah kesunyian.

Seorang Laki-laki yang sejak tadi berbaring di lantai. Bangkit dan


mencoba merapikan rambutnya yang berantakan ditiup angin.

1
Gadis itu perlahan menoleh kearah lelaki yang baru saja bicara.
Sekali lagi dia hanya menatap dengan diamnya.

Laki-laki tadi balas menatap lekat sosok yang sedang terdiam.


Seperti berusaha menemukan sesuatu dalam dua bola mata biru
gadisitu. Menerawang jauh melewati batas fisik dari hal yang tak
terlihat. Mencoba masuk semakin dalam. Semakin jauh. Semakin
redup. Hingga yang ada hanya ruang hampa dan kosong. Kemudian
menjadi pudar dan gelap.

Kau seakan dibelenggu waktu. Masa lalu membuatmu hidup dalam


kegelapan. Mengunci rapat setiap jalan untukmu keluar pada
kenyataan. Menenggelamkanmu sampai kau tak mampu lagi
menghirup makna kebahagiaan. Kini cahayamu telah memudar.
Aku bahkan tak mengenalimu sekarang. Dirimu jatuh dalam ruang
dan waktu yang berbeda. Kau telah tersesat. Dan semakin tersesat
dalam duniamu sendiri.

Laki-laki tadi tak mendapati sesuatu yang dia cari. Dirinya hanya
menghela nafas. Menghampiri si gadis. Pasrah untuk bergabung
bersama kesunyian dan malam yang dingin tanpa tau tujuan ikut
memandangi langit bersamanya

Malam ini saking sunyinya, bahkan suara detak jarum jampun dapat
terdengar begitu jelas. Rasanya detik berlalu begitu lambat dan
berat. Menunggu dengan rasa jenuh teramat sangat membuat
pikiran lelaki itu semakin kacau.Melakukan sesuatu yang sudah
lewat dari batas kewajaran.Sejak tadi dia berusaha mencari apa
yang dapat ditemukan dari berlama-lama memenadangi langit.
Sungguh semakin diperhatikan yang terjadi malah semakin
membosankan. Di langit luas tanpa batas yang terlihat hanyalah
gumpalan awan hitam yang sesekali bergerak dan berubah tak
keruan. Lelaki tadi kini berdiri. Beragam pikiran kemudian
memenuhi otaknya.Senyum hambar mengambang pada wajah
tampannya.

Sangat menyebalkan jika masih harus berlama-lama di tempat ini.


Rupanya kau memang benar tidak waras atau mungkin sebenarnya
yang tidak waras itu aku. Mungkin menurutmu terdapat keasyikan
yang tak mampu diketahui oleh orang lain dengan duduk
memandang langit berjam-jam. Terjadi percakapan sepihak yang
hanya dilakukan oleh si lelaki.

Dan setelah sekian lama menunggu reaksi gadis itu. Namun tidak
ada tanggapan. Akhirnya kesabarannya habis. Lewat jendela yang
masih menganga laki-laki itumelompat keluar.Dan sekarang

2
menarik paksa si gadis untuk mengikuti apa yang baru saja
dilakukannya. Melompat melewati jendela. Menginjakan kaki ke
tanah yang terasa basah.

Kemana kau akan membawaku pergi?. Lirih gadis itu saking


pelannya hampir tak terdengar.

Sesaat semuanya sunyi. Benar-benar sepi. Lelaki tadi hanya


memandang sang gadistanpa mencoba untuk menjawab
pertanyaannya.

Dari tadi aku bicara sendiri dan kau tak menjawab pertanyaanku,
jadi sebaiknya kau tau bagaimana rasanya orang diam
terhadapmu. Ungkapnya dalam hati.

Perlahan bau bunga jasmin menusuk kehidung. Lebih harum dari


bau biasanya. Atau mungkin tidak tepat dikatakan harum, karena
ini sedikit berbeda. Baunya sedikit aneh dimalam hari.Suara burung
hantu memecah kesunyian.

Lelaki itu menoleh kearah jendela kamar yang dari tadi tertutup
rapat. Nampak cahaya remang yang menembus diantara pertemuan
dua daun jendela.Sambil memegangi tangan simata biru
denganerat. Berjalan kearah pagar besi yang menjulang tinggi
berkarat dan tampak lawas. Pagar yangdulunya berwarna merah
tembaga kini telah bercampur dengan warna kebiru-biruan akibat
dimakan usia. Sedang separoh badan pagarnyaditumbuhi tanaman
bunga jasmine yang merayap. Menyempurnakan tampilan rumah
yang memang terlihatsuram.

Di bagian depan kanan rumah.Pada ujung pagar disebelah luar


berdiri pohon Ekstua yang besar. Saking tuanya pohon itu tajuknya
saja bahkan mencapai 3 meter panjangnnya. Daunnya yang lebat
pada malam hari saat tertimpa cahaya bulan mampu menciptakan
bayangan gelap dan suram menyelubungi sebagian depan rumah.

Terdengar bunyi decitan kasar saat pagar besi tua berkarat berhasil
dibuka. Beberapa saat kemudian dua orang itu sudah berdiridisisi
jalan seberang rumah.

Bau bunga jasmin masih tercium. Meskipun mereka sudah berjalan


cukup jauh. Rupa-rupanya angin malam masih saja
mempermainkan keduanya. Sesekali menghembuskan aroma
jasmin yang semakin dihirup semakin tidak nyaman baunya.

3
Namun, beberapa waktu kemudian langkahnya tiba-tiba terhenti.
Gadis itu melepas paksa genggaman tangan lelaki tersebut. Dia
membisu. Memperlihatkan gayanya yang khas.

Aku akan membawamu pergi. Ketempat dimana kau akan bangun


dari mimpi burukmu. Hanya kata-kata itu dan kemudian lelaki itu
benar-benar membawanya pergi.

***

Malam ini suasana pantai begitu sepi. Sejauh mata memandang


hanya ada air dan butiran pasir. Wajah laut terlihat begitu pucat.
Serupa dengan naungan langit mendung tanpa bintang yang
melingkupinya.

Deburan ombak begitu jelas terdengar ditelinga Fathir. Seorang


lelaki muda yang sejak tadi tengah memainkan gitarnya.

Sejenak Fathir memandang sekelilingnya. Setelah kemudian


memutuskan untuk memainkan gitar pada lagu terakhir. Belum
sempat jarinya menyentuh tali senar. Terdengarlah suara dua orang
yang sepertinya sedang bertengkar. Sebersit tanya melintas
dibenaknya. Diurungkannya niat untuk menyanyikan lagu terakhir
tadi.

Kini Fathir membalikan badan. Berjalan menyeret gitar yang


diujungnya dibiarkan menyentuh pasir. Sambil sesekali mengumpat
kesal sebab merasa terganggu oleh kehadiran mereka. Lalu
membuka pintu mobil dan masuk kedalam.

Fathir melirik jam ditangannya sembari bergumam pelan. Apa yang


sedang mereka lakukan tengah malam begini?. Memicingkan mata.
Mengamati apakah mereka masih berada disana. Dua orang yang
sekarang masih tampak bayangan hitam saja.

Untuk alasan apa hingga aku harus bersusah payah


memikirkannya.

Kali ini Fathir hanya membatin. Segera ia mengatur posisi untuk


menyalakan mobil dan beranjak pergi.

Akan tetapi sebelum Fathir melaksanakan niatnya itu, kedua orang


tadi telah nampak. Mereka menyusuri bibir pantai dan semakin
lama semakin dekat. Mereka berjalan kearah mobil Fathir. Sinar

4
bulan melemparkan bayangan kedua orang itu kehamparan pasir
yang luas. Skarang terlihat jelas gambaran wajah keduanya. Dan
tepat ketika bayangan itu berkelebat melewati mobil.

Fathir tercengang. Menatap sepasang bola mata. Hanya sesaat. Tapi


entah mengapa jantungnya berdetak duakali lebih cepat.

Tunggu dulu.

Bukankah aku mengenali sepasang bola mata itu.

Bola mata berwarna biru dari wajah seorang gadis yang sangat
dikenalnya. Sketsa wajah gadis itu berangsur-angsur tergambar
jelas dalam pikiran Fathir. Mata birunya, raut wajah yang begitu
suram, dan kehampaan yang terpancar dalam sinar mata gadis itu
memang tak asing bagi Fathir.

Maura

Benarkah dia orangnya?

Seperti baru melihat hantu. Itulah yang mungkin teengah


dirasakannya saat ini.

Gadis itu adalah satu-satunya orang yang berperangai sangat dingin


yang pernah dikenalnya. Sangat jarang bicara dan suka sekali diam.
Disekolah hal yang paling sering dilakukanya adalah menyendiri.

Ya Aku yakin dia Maura dengan mata birunya. Aku bahkan begitu
yakin dengan pemikiran ini.

Ada seulas senyum diwajah Fathir. Senyum yang sedikit sinis.

Huh Seharusnhya tidak perlu kaget melihatnya disini. Dia terlalu


aneh, jadi tidak masalah, jika dia memiliki kebiasaan yang serupa
dengan tabiatnya.

Belum lagi Fathir sempat beranjak meninggalkan tempat itu. Dari


sana terdengar teriakan yang mengejutkan.

CUKUP!!!.

Suara yang sangat tidak biasa terdengar di telinga Fathir. Teriakan


Maura sungguh diluar dugaan. Biasanya Maura tak pernah
terpengaruh oleh sesuatu apapun yang mengganggunya. Maura
yang selalu konsisten dengan sikap diamnya. Dan tak pernah

5
bereaksi dengan lawan bicara. Hari ini Fathir menyaksikan sisi lain
kehidupan si mata biru.

Tidak berapa lama kemudian terdengar isakan yang serta merta


mengganggu perasan Fathir. Maura menangis. Tubuhnya kaku,
hatinya beku, kini tangisnya begitu pilu.

Dia bukan hanya berteriak. Menangis juga. Fathir beberapa kali


meyakinkan pikirinnya. Maura yang tidak menangis saja mukanya
sudah sangat menyedihkan apalagi jika ternyata apa yang
dilihatnya tadi benar. Betapa ironis nasib gadis itu pikirnya.

Aku ingin pulang. Kata-kata itu terdengar bergetar lagi.

Aku tidak menyukai tempat ini. Sama sekali tidak menyukainya.

Maura kemudian menangis untuk menawar luka yang tiba-tiba


terkoyak saat dia kembali lagi ketempat ini. Mengingat masa
lalunya.

Bawa aku kembali pulang. Maura menangisi keadaannya yang


sukar sekali dimengerti orang lain.

Dengarkan aku... Bukankah dulunya ini adalah tempat yang paling


Kau sukai.

Laki-laki itu demi meredam kepanikan Maura memegangi kedua


pergelangan tangannya.

Melihat hari-harimu yang dipenuhi kesedihan menjadi terlampau


sakit bagiku. Tak mungkin ku biarkan kau selamanya begini.
Kembalilah menjadi seperti Maura yang dulu. Katanya penuh harap.

Gadis itu tengah menatap. Memamerkan senyum yang penuh luka.


Kehidupan ini sudah cukup memberinya pelajaran hidup yang
menyakitkan dan dia tidak ingin mengingatnya lagi.

Mungkin ini suatu kebodohan. Tapi aku tidak ingin kembali seperti
dulu lagi.

Apa yang ada dalam otak mu itu!!!.Kau benar-benar keras kepala


rupanya. Apa kau pikir dengan sikapmu sekarang ini bisa mengubah
kejadian masa lalu. Apa menurutmu kau dapat memutar lagi waktu
dengan terus-terusan melamun tiap hari, bersedih tiap saat,
terpuruk seperti ini. Berulang kali ku katakan kepadamu. Lupakan
Semua kejadian buruk itu.

6
Laki-laki itu sudah tidak bisa dikatakan bicara lagi. Kini suaranya
sudah setengah berteriak. Setiap kalimat sengaja diperjelas dengan
tekanan yang muncul dari dalam dirinya. Agar si lawan bicara
mengerti bahwa dia sangat berharap perkataannya didengarkan.

Sekarang lihatlah dirimu. Berpura menjadi orang yang bisu dan


tuli. Terus menghindar kenyataan. Ini pekerjaan pecundang. Apa
kau mengerti!!?. Laki-laki ini tak dapat menahan emosinya. Gigi
gerahamnya bergemertak meredam amarah.

Maura menatap, tak percaya dengan apa yang baru didengarnya.

Kau yang sesungguhnya tak mengerti. Betapa mudahkah pikirmu


melupakan kejadian hidup yang akupun tak percaya hal itu telah
menimpa kepadaku. Jika bisa ku tunjukan seberapa dalam luka itu
mencabik hati ku, maka akan ku perlihatkan semuanya. Agar kau
mau percaya seberapa sakit diriku ini.

Ada sesak yang tiba-tiba menyergap perasaan Fathir. Seakan ada


sesuatu yang mulai ia pahami. Dan detik itu juga Fathir merasa
sangat bodoh, saat perasaan ingin tahunya membuncah
mengalahkan akal sehat yang membimbingnya untuk tidak ikut
campur dalam urusan pribadi orang lain.

Saat sesuatu sudah tidak bisa lagi dijelaskan hanya dengan kalimat.
Saat dengan cara menangispun juga tidak bisa membuat orang lain
mengerti betapa pedih beban yang ditanggungnya selama ini.

Maura memegangi kepala dengan kedua telapak tangannya.

Kau bahkan tak tau Aku hampir gila demi menahan beban ini!!!..

Maura bicara dengan napas yang tersendat-sendat. Kemudian


berlari sekencang-kencangnya ingin menyelamatkan sisa jiwanya
yang hancur ketika mengingat kembali kejadian masa lalu yang
membawanya kepantai ini lagi. Dia ingin berlari dari masa lalu.
Menghindari ingatan perih yang kini melanda otaknya. Menemukan
tempat dimana dia bisa sembunyi dari kejaran kisah hidup yang
menyakitkan. Namun semua telah terlambat. Ingatan perih itu
berputar-putar menghantui pikirannya. Semakin mengejarnya.
Maura kesakitan. Sangat kesakitan. Hingga di terus berlari seperti
orang di kejar-kejar setan.

Lelaki itu juga berlari mengejarnya. Menyadari seberapa bodoh


perkataannya tadi. Bu-bukan itu maksudku, Ra. Suara itu
kemudian melemah.

7
Tunggu, Ra!

Maura menoleh kebelakang sembari menunjuknya. Menuding


kearah lelaki yang kini sungguh terlihat cemas.

Jangan mengikutiku!!. Sudah tak ada gunanya lagi. Ada kilatan


marah dalam matanya.

Gadis itu meninggalkannya. Terus berlari dan menjauh dari laki-laki


yang kini menjatuhkan kedua lututnya pasrah diatas pasir.
Usahanya telah berakhir sia-sia dan dia hanya bisa memandangi
kepergian gadis itu sekarang.

Ditempatnya Fathir terdiam. Semua kata-kata tadi terekam jelas


dalam pikirannya. Ada pedih disana. Ada luka. Cerita pilu masa
lalu. Dan semua rasa yang begitu suram. Hanya dengan melihat
tangis dan teriakannya membuat mengerti tentang bagaimana
kepedihan yang sedang Maura rasakan.

Gadis yang begitu tak menyenangkan dimata Fathir. Yangtak pernah


menangis. Tak pernah pula tersenyum seingatnya. Tapi kali ini
Maura berbeda dari biasanya. Baru dia mengerti ada beban masa
lalu yang selama ini di pendamnya.Perasaan asing ini telah
membuat dadanya bergemuruh. Pikirannya menjadi risuh. Dingin
malam tak lagi terasa. Berganti hawa. dingin yang seketika menjadi
panas. Panas yang seakan mendaki ke kepala. Mulutnya bahkan
terkunci namun ada hal yang ingin diungkapkannya. Fathir semakin
kuat mencengkramkan tangan pada pedal stir mobil.

Awal Yang Sulit

8
Berakhir sudah liburan akhir pekan. Mengawali hari dengan
segudang semangat adalah suatu hal yang paling luar biasa
dipikiran Fathir.

Tentu luar biasa sulit untuk dilaksanakan. Dua hari belumlah cukup
baginya untuk menenangkan pikiran. Menenangakan jiwa yang
sulit untuk dikendalikan. Fathir mengulang kembali ingatan akan
masalah akhir-akhir ini.Tak terkecuali mengenai kejadian kemaren
malam. Salah satu yang sepertinya telah berhasilmengganggu
pikirannya.

Apa orang yang ku lihat malam itu memang benar Maura. Dan
siapa laki-laki yang bersamanya.

Sepertinya Fathir sudah ketinggalan jauh dari ketiga kawannya


didepan. Dilihatnya mereka sudah hampir sampai didepan kantin
sekolah.

Dan saat melewati taman didepan perpustakaan. Fathir


mengurungkan niat untuk mempercepat langkahnya. Hanya karena
diseberang sana nampak seorang gadis yang beberapa hari ini
sempat mengganggu pikirannya, duduk menyandarkan bahupada
sebatang pohon Eks berdaun rindang. Sinar mentari jingga
menerobos dedaunan dan berhasil menciptakan pancaran cahaya.
Tepat dimana gadis itu berada.

Fathir memandang tanpa berkedip. Ada sesak yang mulai


menyelimuti rogga dada. Perasaan yangsepertinya pernah terjadi
sebelumnya.

Di seberang sana,berharap menemukan orang yang mereka cari


Muqtada dan Faza saling melempar pandangan keseluruh penjuru
arah.

Sementara Rey nampaknya sudah menemukan orang yang mereka


cari itu.

Hey, Fath!. Cepat kesini kami sudah lapar. Teriak Rey memanggil
Fathir yang sedang berdiri tegak didepan perpustakaan. Namun
terlihat Fathir tak sedikitpun bergeming disana.

Fathir. Teriak Rey kembali.

Heran, apakah teriakansekeras itu tidak terdengar olehnya. Rey


berlari menghampiri. Tada dan Faza menyusul dibelakang.

9
Ayolah teman Apa yang sedang kau lakukan disni?. Rey menatap
Fathir dengan raut wajah heran. Dia mulai menyadari ada yang
janggal. Fathir seperti tidak menyadi kedatangan mereka. Kini Rey
menyusuri pandangan pada sesuatu yang sejak tadi sepertinya
menjadi pengalihperhatian Fathir.

Dan saat tangan Tada menyentuh pundaknya. Dengan tergagap


Fathir menyadari keadaan disekelilingnya.Seketika tatapan curiga
menuding kearahnya.

Hey, A-apa Apa yang sedang kalian lakuakan disini?. Tidakkah


kalian merasa lapar?. Mengalihkan perhatian, namun sepertinya
gagal karena dirinya pun nampak belum menguasai kesadaran.
Yang ada malah Fathir sepertinya semakin salah bertingkah.

Bukankah... Pertanyaan itu sudah kami ajuakan kepadamu sejak


tadi. Tada merapatkan alis.

Dan Fathir buru-buru berlalu. Berusaha mengatur ekspresi mukanya


agar tidak terlihat gugup.

Ditempatnya, Muqtada, Faza, dan Reyhan hanya bisa saling


pandang satu sama lain menyimpan perasaan herannya.

Sial. Umpat Fathir dalam hati.

Betapa dirinya merutuki apa yang baru saja terjadi. Dia hanya bisa
berharap agar ketiga kawannya tidak mencoba bertanya lebih jauh
lagi tentang kebenaran bahwa tadi dia memang sedang
memperhatikan Maura. Namun semakin Fathir mencoba bersikap
tenang, maka semakin nampak kegelisahan di wajahnya.

Sejak tadi makannya tidak keruan. Dan lebih parahnya lagi ketiga
kawannya itu jelas sekali sedang menatapnya dengan pandangan
penuh kecurigaan.

Kau sedang apa tadi!?!. Memandangi garis aneh itu?. Sangat


mencurigakan.... Tada menyendok sup kental didepannya.

Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan.

Tapi aku mengerti apa yang sedang kau sembunyikan. Tada


menyeringai lebar.

Pernyataan itu memaksa Fathir untuk bersegera menghabiskan


makanannya dan beranjak meninggalkan kantin. Fathir menyadari

10
bahwa tidak lama lagi Tada akan menyerangnya dengan
pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih memojokkan dirinya.

Sudahlah Jangan mencegatnya. Sepertinya pikiran Fathir sedang


kacau. Bukankah akhir-akhir ini Dia memang banyak masalah. Faza
angkat bicara saat dilihatnya Tada hampir saja menyusul Fathir.

Kalau untuk alasan itu aku setuju. Tada membalikan badan.

Akhir-akhir ini sikapnya sedikit aneh. Mungkin semua itu akibat


pemberitaan dimedia menyangkut dirinya. Fathir semacam terkena
sindrom anti introgasi.

Itu sudah menjadi resiko bagi artis yang tengah naik daun.
Pemberitaan di media terkadang memang tidak mengenakan di
hati. Faza melanjutkan menyuap makanannya.

***

Hello Fathir

Syilla, Luna dan Nina menyapa kompaksang idola saat hendak


memasuki kelas. Ketiganya merupakan beberapa diantara
pengemar berat Fathir yang beruntung karena dapat sekelas
dengan idola mereka itu. Syilla merupakan salah satu murid baru
yang pindah kesekolah Fathirlantaran idolanya itu bersekolah di sini
juga.

Hai. Jawab Fathir datar. Sebenarnya dia sangat malas berurusan


dengan orang-orang seperti mereka. Terlalu banyak bicara hal tidak
penting pikir Fathir.

Sedang menunggu seseorang, Fath Tanya Syilla dengan senyum


manis yang dibuat-buat.

Yang ditanya hanya diam.

Yang pasti dia tidak mugkin menunggu dirimu. Kata Nina


sekenanya.

Merasa tersinggung dengan perkataan Nina tadi lagsung saja kata


kata pedas menyeruak dimulutnya.

11
Dasar mulut yang tak terdidik. Aku hanya sekedar bertanya. Apa
maksud dari perkataanmu tadi!!? Huh...!!. Didorongnya kepala
temannya itu.

Sedang Luna yang sejak tadi menatap Fathir tiba-tiba saja tersipu
malu. Jangan bilang kalau kau sejak tadi menungguku Fathir..

Mana mungkin!!! Teriak Syilla dan Ninabersamaan.

Fathir yang sangat terganggu mendengar keributan di depannya


kemudian angkat bicara.

Siapapun orang yang sedang kutunggu disini. Kupastikan bukan


kalian orangnya. Jadi tidak perlu bersusah payah untuk berdebat.
Ini bukan urusan kalian. Nadanya terdengar jengkel.

Tanpa melanjutkan perdebatannya lagi. Mereka bertiga langsung


masuk ke kelas. Memasang wajah cemberut.

Kamu sih kelewat cerewet!!!

Kamu tuh yang sok manis!!!. Terdengar suara saling tuduh


dibelakang.

Dibagian sekolah yang lain, Maura menyusuri koridor dengan


langkah perlahan. Menyeret satu demi satu kesunyian dalam setiap
pijakan kakinya. Kepada deretan dedaunan yang berjatuhan di
tujukan pandangannya.Tak diperdulikan sudah berapa banyak mata
yang memandanginya dengan tatapan tak bersahabat. Tatapan
yang mengisyaratkan rasa aneh, acuh dan terkesan merendahkan.

Maura tidak perduli, karena Maura telah terbiasa. Sejak awal tak
ada satupun orang yang ingin bergaul dengannya. Maura sudah
terlampau dikenal sebagai gadis yang aneh dan misterius. Dimata
merekagadis itu tidak dapat ditebak. Gerak-geriknya sangat
berbeda dari kebanyakan orang. Maka seumpama manusia yang
diciptakan Tuhan dengan dunianya sendiri itulah Maura.

Langkah perlahan itu akhirnya tersendat tepat di depan pintu.


Maura memang tidak lagi melanjutkan langkahnya dikarenakan
entah mengapa Fathir sekarang sudah berada tepat di depannya.
Sedikit saja, jika gadis itu tidak menyadari keberadaan Fathir, Maka
kemungkinan untuk bertabrakan bisa saja terjadi.

Sejak kapan orang ini berada disini?. Tanya Maura dalam hati. Dia
mundur selangkah kebelakang memperhatikan orang didepannya
yang hanya memandanginya saja. Kemudian tampak tak

12
mempedulikan keberadaan Fathir. Maura ingin menerobos masuk
dan hampir saja berhasil melewati pintu. Sebelum tanpa di duga
tangan kanan Fathir membentang. Menghalangi gadis itu untuk
melewati pintu.

Maura menatap Fathir agak lama. Matanya seolah berkata.

Apa yang kau lakukan disini!?. Kau menghalangiku masuk!.

Seakan mengerti dengan tatapan itu. Fathir berkata.

Jawab pertanyaan ku terlebih dahulu. Dan barulah kau boleh


masuk.

Dikejauhan Muqtada, Faza dan Reyhan terus saja memperhatikan


tingkah aneh temannya yang satu itu. Mereka yang sejak tadi
mencium aroma mencurigakan, kini rela berdesak-desakan diantara
semak-semak demi menyaksikan apa yang sebenarnya ingin
dilakukan temannya disana.

Aku benar-benar curiga pada sikap Fathir. Rey bergumam pelan.

Kau punya alasan yang baik untuk curiga. Faza menyahut dengan
nada datar.

Setelah cukup lama Fathir dan Maura saling beradu tatapan


sinis.Dan akhirnya Fathir mulai angkat bicara.

Bagaimana keadaanmu sekarang ini!!?

Tampak jelas laki-laki ini tak sedang ingin menanyakan kabar pada
lawan bicaranya. Lebih tepat dikatakan membentak.

Maura mengerutkan keningnya.

Kau bertanya kepadaku?!?

Sudah jelas yang ku maksud adalah dirimu. Kali ini nada bicaranya
tak enak didengar.

Mendengar itu Maura menatapnya dingin.

Tentu saja keadaanku tidak seburuk keadaanmu saat ini.

Muka Fathir merah padam. Cepat-cepat dia membalas perkataan


tadi.

13
Haaaa.!!! benar begitukah. Setelah kemaren malam kau
menangis seperti anak kecil kehilangan permen. Ada senyum
mengejek hanya sekilas.

Maura benar-benar memandang Fathir geram seperti ingin


mengulitinya. Mata biru itu seakan menyiratkan kemarahan atau
mungkin kebencian yang teramat sangat. Nyali Fathir bahkan
sempat menciut dibuatnya. Tak terpikir kata-kata itu bisa membuat
Maura saangat marah. Sungguh di luar dugaan.

Apa maksud perkataan tadi!!! Serang Maura.

Fathir tetap berusaha tenang. Dirinya berusaha menunjukan sikap


yang biasa.

Ku pikir siapa pun orangnya akan bertanya-tanya saat melihat kau


dengan seorang laki-laki berada di pantai malam itu. Oh, malah
seingatku kalian berdua datang ketempat itu di tengah malam
buta.

Sejak kapan kau jadi suka mencampuri urusan orang!!?. Maura


masih memandang Fathir dengan tatapan yang mengerikan.
Seolah-olah pertanyaan tadi harus di jawab dengan benar secara
sempurna.

Habis sudah kesabaran Fathir. Dia benar-benar mati gaya dengan


pernyataan Maura barusan. Aku bukannya ingin mencampuri
urusan orang lain. Apalagi menyangkut Orang Aneh
sepertiMU!!!. Fathir mempertegas kata demi kata.

Hanya saja saat itu aku berada disana dan tidak sengaja
menyaksikan kejadian malam itu. Jadi apa salahnya kalau aku
hanya ingin memastikan apa perempuan yang berada dipantai itu
memang benar kau orangnya. Jawab saja YA atau TIDAK apa
susahnya!!! Fathir sudah hampir setengah berteriak. Tanpa dia
sadari seisi kelas sedang memperhatikan mereka berdua dari
dalam.

Hanya itu yang perlu KAU ketahui. Dan bukannya langsung


menjawab Maura malah kembali menyerangnya.

Belum lagi Fathir membalas perkataan pedas tadi. Terdengar seruan


dari arah belakang.

14
Selamat siang anak-anak. Ada yang bisa menjelaskan mengapa
kalian berdua mengobrol didepan pintu. Suara Ibu Azaba terdengar
dari kejauhan saat hendak menuju ke ruang kelas mereka.

Sekarang menyingkirlah. Serang Maura. Ditepisnya pergelangan


tangan Fathir begitu saja. Dan dengan mudahnya gadis itu masuk
kedalam kelas melewati fathir.

Beraninya Kau!!! Gumam Fathir sambil menyusulnya masuk.

Tidak berapa lama. Tada, Faza dan Rey menghambur kedalam


kelas. Mereka tampak terengah-engah.

Maaf bu Sedikit terlambat!!!. Tada berusaha mengatur nafasnya.

Mereka telah dipersilahkan untuk duduk kebangku masing-masing.


Ketiga sekawan itu sempat melemparkan tatapan aneh ke arah
Fathir dengan raut wajah yang menyimpan tanda Tanya.

Pelajaran yang diberikan oleh ibu Azaba terasa berjalan begitu


lambat. Rumus-rumus kimia mulai bermunculan di papan tulis yang
menurut Tada semakin di perhatikan maka semakin tidak
ditemukan kejelasan didalamnya. Sedang Faza lebih parah lagi.
Sejak awal penjelasan hingga pelajaran kimia sudah berjalan sejauh
ini yang bisa dia lakukan hanyalah tidur.

Lain lagi Fathir, meskipun matanya selalu tertuju pada tumpukan


rumus-rumus kimia itu, namun pikirannya telah melayang jauh
menembus atap sekolah, melewati gerbang utama, terbang
menyusuri jalan raya, menembus batas kota dan hinnga akhirnya
terpecah disebuah tempat yang dipenuhi pasir, laut, batu karang.
Menghampiri siluet seseorang yang makin dekat makin jelas. Fathir
tekejut diatas kesadarannya saat siluet itu menatapnya dengan bola
mata berwana biru. MAURA. Bayangannya itu menatapnya lekat.
Fathir pun akhirnya tersadar dari lamunan panjangnya. Betapa
besar dia menahan keinginannya ini untuk tidak menoleh
kebelakang. Namun Fathir tak berhasil atas usahanya itu. Sedetik
kemudian Fathir menoleh juga. Matanya tak mampu mengalihkan
pandagan pada sosok yang sedang menyimak dengan serius buku
kimianya. Maura tak menyadari siapa yang kini memperhatikannya
didepan sana.

Tiba-tiba

Fathir Tolong perhatikan penjelasan didepan!!. Seruan bu Azaba


seketika membangunkan Faza dari tidurnya.

15
Sedang yang dipanggil terlanjur di sibukan oleh alam pikirannya
sendiri. Fathir terus saja memandangi gadis yang duduk dipojok
paling belakang kelas. Dan saat Maura mendongakan wajahnya
daribuku yang dia baca. Saat mereka berdua saling bertemu
pandang. Saat itulah Fathir tersadar dan buru-buru berpaling.
Namun Saat itu juga seisi kelas menyadari siapa yang sedang
diperhatikannya tadi. Kemudian bu guru Azaba mengulangi
seruannya untuk yang kedua kalinya.

Fathir. Untuk apa kau menoleh kebelakang?!!. Ada sesuatu yang


lebih menarik disana, hingga kau harus melewatkan rumus-rumus
penting ini.

Huuuuu!!!

Seisi kelas bergemuruh. Bahkan ada yang bersiul-siul dan bertepuk


tangan di antara riuhnya suara.

Maura selalu seperti biasanya. Meskipun ada keributan yang lebih


dahsyat lagi dari pada ini. Dirinya Tetap diam. Tetap sepi. Meskipun
yang diributkan adalah menyangkut tentang dirinya sendiri.Maura
meneruskan membaca bukunya. Sedang sepasang. Dua pasang,
bahkan lebih banyak mata yang mulai memandanginya penuh arti.

Tabiat Tada yang memang suka menjahili orang langsung


terpancing saat menyadari kini Fathir terlihat sangat frustasi.

Nampaknya Kau telah menemukan seorang putri yang bisa


mencairkan gunung es, yang selama ini membeku dihatimu.

Hu Kelas kembali bergemuruh.

Fathir kemudian menjawabnya dengan tatapan yang mengerikan.


Ingin sekali disumbatnya mulut yang mengeluarkan kata-kata
barusan. Melihat reaksi Fathir yang begitu marah seketika membuat
Tada bersorak dalam hati.

Hah. Kena kau Fathir.

Lain kali jangan kau ulangi perbuatanmu itu. Bu Azaba mendelik


kearah Fathir. Pelajaran kita hari ini saya cukupkan. Terdengar
bunyi bel yang menyusul kemudian.

Sial! Umpat Fathir sembari memasukan dengan paksa bukunya


kedalam ransel.

Ketiga temannya itu menahan tawa saat melihat reaksinya.

16
Rasakan sendiri akibatnya, Fath..! . Mengapa kau harus bersusah
payah mengurusi masalah gadis aneh itu.Fathir mengutuk
terhadap apa yang barusan diperbuatnya.

Fathir masih saja dihujani ulah jahil ketiga temannya. Mereka tentu
tidak akan menyianyiakan kesempatan yang jarang terjadi ini.
Mereka sangat menikmati saat-saat ketika Fathir tampak sangat
nelangsa.

Hey.Hey!! Tunggu dulu. Tada mengusik lagi saat keadaan sudah


mulai mereda. Bagaimana bisa gadis itu mencairkan gunung es
dihatimu.

Dengan apa, maksudku. Kukira dia malah lebih dingin dari dirimu.

Ha..Ha.. Ketiganya terbahak-bahak. Seisi kelas riuh lagi.

Fathir berusaha tak terpengaruh.

Hey..! Jawab aku pangeran Es. Kepala Fathir mulai didorong-


dorongnya.

Habis sudah kesabaran Fathir. Dengan sigap dia berhasil


memegangi tangan Tada. kemudian memutarnya. Satu kali
gerakan mengunci dan dengan mudah menelungkupkan Tada
keatas meja. Akibat aksi itu Tada menjerit sejadi-jadinya.

Arghhh!!! Ampun Fath. Tadi itu hanya lelucon belaka. Kau ini
seperti tidak tau bagaimana caraku bercanda.

Dan kau seperti tidak tau bagimana caraku menunjukan


kekesalanku. Kuperingatkan. Aku sama sekali tidak berminat pada
gadis yang mempunyai perangai aneh sepertinya. Suaranya
sengaja di buat keras.

Haha Kita hanya sekedar bergurau. Jangan menanggapinya


terlalu serius. Yang ini suara Faza.

Lagi pula, apa salahnya jika Fathir sekedar mencuri pandang


kepada gadis yang disukainya. Mungkin ada sesuatu yang memang
ingin disampaikannya. Atau apapun itu terserah lah. Yang penting
membuat Fathir senang.

Omong kosong. Siapa yang sedang mencuri pandang. Kalian


benar-benar tidak waras. Fathir terlihat sangat marah dan semakin
salah tingkah.

17
Tada bersusah payah melepaskan cengkraman tangan yang
memegangi kepalanya. Setelah berhasil lari keluar ruangan. Dan
terdengarlah teriakan. Fathir Aku tau apa yang sebenarnya ingin
kau katakan. Wahai Maura, putri cantik bermata biru. Apakah kau
mau menerima cintaku. Suaranya sengaja dibuat begitu puitis
laksana sandiwara drama klasik Eropa.

Tak ada yang berani berkomentar setelah itu. Tak sanggup yang
membayangkan apa nantinya yang akan dilakukan Fathir untuk
perkataan yang telah terlanjur keluar dari mulut Tada.

Faza dan Rey. Satu persatu menyelinap keluar. Tidak berapa lama
dari arah luar terdengar kembali gelak tawa ketiga temannya.
Sedang seisi kelas kini bungkam. Ada beberapa yang berusaha
menutupi mulutnya,karena tak sanggup menahan tawa. Ada pula
yang masih tercengan atas aksi menghebohkan tadi. Dan Fathir
hanya bisa terkulai lemas.

Selamat. Kau telah berhasil mengganggu pikiranku. Dan kini


mengganggu kehidupanku juga. Batin Fathir berulang kali.

Berhenti memandangiku!!!. Teriak Fathir sambil berlalu


meninggalkan kelas.

Setelah kejadian itu. Keduanya, baik Fathir ataupun Maura tidak


pernah terlihat saling berinteraksi lagi. Mereka cendrung saling
menjauh. Fathir sendiri telah menegakkan sumpah pada dirinya
untuk tidak pernah mengulangi kesalahannya lagi. Cara terbaik
dalam menyelesaikan permasalahan itu dengan tidak pernah
menganggap bahwa Maura satu sekolah dan satu kelas dengannya.
Sedang Maura tidak pernah terganggu atas sikap Fathir itu.

Hari demi hari berlalu. Cerita pada hari itupun memudar dengan
sendirinya. Seiring dengan perjalanan waktu, perlahan-lahan
kehidupan Fathir terus bermetamorfosa. Dia menjadi seorang aktor
terkenal. Dia sempurna dimata setiap orang. Wajahnya yang
tampan dan berasal dari keluarga terpandang menjadi pelengkap
kesempurnaan yang dia dimiliki.

Sementara itu, Maura. Seperti biasanya tak pernah ada yang


menghiraukan keberadaan gadis itu. Hidupnya bagai bunga yang
tengah tertidur di musim dingin. Hampir mati. Namun ada satu hal
yang tak mungkin dipungkiri bahwa gadis itu kini tumbuh semakin
cantik. Meskipun kecantikan itu tertutup oleh salju musim dingin.
Menjadi sosok yang tak ada gerak. Tak ada rona.

18
***
Dilema Fathir

Setelah berhasil lulus Ujian Akhir dan menyelesaikan sekolah


menengah. Kini Fathir melanjutkan pendidikannya ke bangku
kuliah. Kemampuan dan bakat seni yang dia miliki semakin hari
semakin bertambah dan semakin diasah. Bak bintang yang bersinar
paling terang, begitulah karir Fathir di dunia hiburan sekarang.
Mimpinya telah menjadi kenyataan. Kini Fathir adalah sosok actor
sekaligus penyanyi yang sanagat di perhitungkan. Sejumlah
penghargaan bergengsi telah dikantonginya. Prestasi itu semakin
terasa manis sebab satu alasan bahwa tidak ada satu pun orang
yang memungkiri dalam usianya yang terbilang muda Fathir telah
memiliki prestasi yang sangat mencengangkan.

Sampai suatu ketika, puncak kejayaan itu akhirnya diterpa badai.


Fathir mendapat cobaan terbesar saat dia telah berdiri diatas
puncak memegang kemenangan.

Sore yang indah dibulan Juli. Hari itu adalah hari yang tidak akan
pernah bisa dilupakan dalam hidupnya. Fathir akan menyelesaikan
Film terbarunya. Pemandangan mengagumkandari deretan pohon
pinus yang berjejer rapi mengikuti arah aliran air. Berdiri diatas
sebuah jembatan gantung yang dibawahnya terdapat anak sungai
berbatu. Begitu indah pemandangan di sekitar tempat itu. Sampai-
sampai penduduk sekitar menamakan tempat ini sebagai surga
ditanah adam. Lokasinya tidak jauh dari Pegunungan selatan. Itulah
lokasi terakhir untuk menyelesaikan film ini.Seperti film-film yang
sebelumnya, peluncuran film ini telah ditunggu-tunggu oleh
penggemar sejak lama.

Dalam kisah kali ini Fathir yang berperan sebagai Daniel tengah
menyatakan cintanya pada Nadine dan melamar gadis itu. Cerita
berakhir indah tepat ketika Daniel memasangkan sebuh cincin ke
jari manis Nadine. Pertanda bahwa Nadine menerima lamarannya.
Usai shooting Derra yang tak lain adalah lawan main Fathir
berakting mengajaknya bersantai ditepian anak sungai. Perempuan
itu sudah lama berusaha mendekati lawan mainnya itu. Tidak di
pungkiri pesona Fathir telah banyak memikat beberapa artis cantik
dari dunia hiburan. Bukan hanya Derra yang telah terang-terangan
menunjukkan ketertarikannya. Ada beberapa artis cantik dan
terkenal lainnya yang sering mengajak Fathir untuk berhubungan
dekat. Namun tampaknya dari sekian banyak pilihan itu tak ada
satupun yang berhasil membuat Fathir jatuh hati. Dan kali ini
sepertinya Fathir akan menentukan pilihannya. Setelah sekian lama
menimbang. Fathir akan menentapkan kepada siapa hatinya akan
terpaut.

19
Akhirnya film kita selesai. Senang sekali rasanya pernah beberapa
kali menjadi lawan mainmu, Fath... Rambut Derra yang terikat dan
ujungnya terputar-putar di terpa angin.

Begitu juga denganku. Fathir melempar senyum.

Rasanya selalau sama, begitu pekerjaan ini berakhir perasaan


senang dan sedih berbaur jadi satu. Perasaan senang karena semua
kerja keras kita dalam film ini berjalan lancar, tapi Derra
menggantung kalimatnya.

Tapi... apa?. Fathir mencoba memahami maksud perempuan yang


berada disampingnya sekarang.

Perasaan sedih setelah menyadari kebersamaan ini juga harus


berakhir. Kali ini Derra menatap Fathir mesra.

Fathir tesenyum penuh arti. Kenapa harus berakhir. Bukankah


masih banyak kesempatan yang harus kita lewati bersama.

Senyum Derra kini menghiasi bibir mungilnya. Jika ada


kesempatan untuk bermain denganmu lagi. Aku akan senang
sekali.

Lama keduanya saling beradu pandang.

Tidak perlu menunggu kesempatan lain waktu. Kita bisa membuat


komitmen untuk selalu bersama. Kau bisa terus bersamaku.
Menjadi kekasihku. Itupun jika kau menyetujuinya. Fathir
menggenggam tangan Derra.

Kau tidak sedang bergurau, bukan!

Apa aku terlihat demikian.

Aku tidak percaya kau mengatakannya kepadaku.

Apa kau setuju dengan komitmen itu?

Derra hanya tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

Apa kau ingat saat Daniel ingin melamar Nadine. Ku harap jika
kutanyakan pertanyaan itu kembali padamu kau akan menjawabnya
dengan jawaban yang sama.

20
Derra terpana mendengar perkataan Fathir. Sinar senja menerpa
pipi gadis cantik jelita itu membuatnya semakin merah malu. Fathir
yang telah lama mengagumi kecantikan Derra. Kini semakin yakin
tentang perasaannya ini.

Hidungnya yang mancung dengan alis pisau yang meruncing halus


dan panjang menjadi salah satu daya tarik kecantikan wajah gadis
itu. Warna kulit Derra yang putih bersih dan bibirnya yang mungil
menjadikannya sempurna dimata laki-laki manapun didunia ini.
Sama halnya Fathir. Dia juga mengagumi Derra. Kecantikan dan
sejumlah talenta yang dimiliki gadis ini membuat Fathir yakin akan
perasaanya kali ini.

Aku bersedia Fathir. Aku bersidia melakuakan apapun asalkan bisa


bersamamu.

Fathir semakin bersemangat mendengar pengakuan Derra


kepadanya. Tiba-tiba Dia dikejutkan dengan suara beberapa kru
film. Mereka menghambur mengagetkan keduanya.

Hey.. Apa yang kalian lakukan disini... Lagi pacaran rupanya!!

Buru-buru Fathir menyela Siapa yang pacaran!?.

Derra menggerakan tangannya mengisyaratkan kata tidak. Kami


hanya berdiskusi tentang cerita dalam film ini.

Ooo. Yang lain ikut menyahut.

Teman-teman tertawa lepas memandangi mereka berdua.


Kedekatan dua artis terkenal ini sudah sejak dulu terdengar di
media. Tidak dipungkiri jika keduanya merupakan pasangan yang
serasi. Namun jika ditanya seberapa jauh hubungan mereka,
keduanya selalu berdalih bahwa mereka hanya berteman biasa. Dan
setelah kejadian hari ini nampaknya kedekatan itu sebentar lagi
akan terkuak kebenarannya.

***

Hari ini terasa manis. Fathir bahkan tak mengerti mengapa dia
sejak dari tempat shooting tadi tak henti-hentinya tersenyum-
senyum sendiri. Sungguh Fathir tak berhenti memikirkan gadis
impiannya itu. Derra.

21
Mobil melaju melintasi lampu-lampu jalan yang menyala. Di luar
sudah semakin gelap. Sebentar lagi melingkup malam. Namun
senja masih tersisa di ufuk barat sana. Tiba waktunya, hanya
beberapa menit hitung mundur. Badai itu segera datang. Badai yang
mampu menggoncang semua yang ada pada hidup Fathir. Sampai-
sampai rasa manis yang dikecapnya hari ini habis tak tersisa. Tak
ada rasa.

Di halaman rumah yang luas itu ada sebuah mobil berwarna hitam
mengkilat dengan posisi nampak pengemudi tergesa-gesa
memarkirkannya. Bukan mobil itu yang mencuri perhatiannya, tapi
si pemilk mobil. Ini mobil paman Herald. Dokter pribadi Ayahnya.
Sejak beberapa tahun terakhir ini kondisi kesehatan ayahnya
semakin memburuk. Ayahnya menderita penyakit jantung yang
sewaktu-waktu bisa saja merengut nyawa.

Bergegas Fathir menuju kamar sang Ayah. Telah nampak seluruh


keluarga besar berkumpul disana. Dan nampak pula dokter Herald
sedang menarik sebuah jarum suntik yang tadinya menancap
dibagian lengan ayahnya.

Ibunya menatap Fathir dengan raut cemas. Baru saja Ibu ingin
menghubungi mu, nak Ayah tiba-tiba saja sesak napas dan tak
sadarkan diri.

Bagaimana keadaan Ayah sekarang. Fathir langsung menghampiri


dokter itu.

Sekarang keadaannya agak membaik. Tapi.. Dokter Herald


menggantung kalimat terakhirnya. Memperbaiki letak kaca mata
yang sebenarnya sudah benar letaknya.

Ada apa.. Fathir mencoba menyembunyikan raut wajah cemasnya.

Hanya saja kejadian semacam ini akan sering kalian jumpai.

Dokter Herald menghela napasnya panjang.

Aku tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa Ayahmu dalam


kondisi yang semakin memburuk. Kapanpun dan untuk alasan
apapun bisa saja Beliau terkena serangan jantung secara
mendadak.

Fathir menatap sang Ayah pasrah.

22
Yang bisa kalian lakukan hanyalah menjaga suasana hatinya.
Penting untuk tidak membuat sesuatu yang dapat mengejutkan
perasaan Beliau.

***

Tuan Richman, Ayah Fathir terbaring lemah dibawah selimut


berwarna putih gading yang tebal berbulu. Beliau telah siuman
beberapa waktu yang lalu. Seluruh Keluarga besar masih berkumpul
di dalam ruangan. Ketiga teman Fathir juga berada disana. Ikut
membesuk sang Ayah.

Kali Ini ada sesuatu hal yang ingin disampaikan oleh Beliau.
Terlepas tentang perihal apa yang akan disampaikannya, tentulah
akan sangat penting bagi semua anggota keluarga. Karena sang
Ayah merupakan sosok yang paling dihormati dalam keluarga
Richman. Hal apapun yang nantinya akan disampaikan beliau
tentunya menjadi amat penting dimata mereka.

Beliau mulai menceritakan tentang kisah lama, masa dimana beliau


masih sangat muda.

Ayah memiliki dua orang sahabat yang mana kami telah berteman
lama sejak kecil. Persahabatan kami sangat mirip dengan
persahabatan antara kalian. Ayahnya berusaha tersenyum menatap
mereka berempat, Muqtada, Faza, Reyhan dan anak nya sendiri.

Seorang yang tampan, cerdas dan setia kawan. Dia bernama


Zullqarnaen dan yang satu lagi Alexa, dia sosok pemberani juga
cerdas. Kami bersahabat hingga kami menjadi pengusaha muda.

Tuan Rickman berhenti sejenak. Menatap langit-langit penuh ukiran


dengan pandangan yang kosong. Mukanya berubah sendu.

Hingga suatu ketika Zullqarnaen menghianati pershabatan kami.


Dia yang pada saat itu menjadi orang kepercayaan di perusahaan
keluarga Richmantelah menggelapkan uang perusahaan yang tak
terbilang jumlahnya. Sampai-sampai Perusahaan yang telah lama
berjaya dikembangkan turun-temurun oleh Ayahku hampir gulung
tikar. Tapi bukan itu yang menyakitkan bagiku, Aku hanya tidak
terima dengan penghianatannya terhadapku. Persahabatan antara
Aku dan Zullqarnaen akhirnya hancur tak tersisa.

23
Mereka berempat saling beradu pandang. Tak tampak rasa marah
Pada Wajah Tuan Richman, Hanya saja beliau seakan menyisihkan
raut penyesalan yang mendalam.

Pepatah bijak mengatakan Jangan menilai sesutu dari sampulnya.


Dan nampaknya aku telah membuat kesalahan yang fatal. Serupa
dengan pepatah tadi. Aku telah salah menilai Zullqar. Sebab
bukanlah dia penyebab kerugian diperusahaanku, tetapi dialah
Alexa, musuh dalam selimut yang telah memfitnah Zulqar hingga
memasukannya kedalam penjara dengan dalih penipun. Dan dia
juga yang ternyata membawa lari uang perusahaan keluarga
Richman. Namun Tuhan berkehendak lain, sebelum kematiannya 3
tahun yang lalu kebenaran itu dia sampaikan kepadaku. Alexa
mengulang penyesalannya berkali-kali. Ada alasan yang sama
beratnya sehingga di terpaksa melakukan tindakan waktu itu.
Akhirnya dengan pemikiran yang panjang akupun dapat menerima
permintaan maafnya. Mungkin kami bertiga memang ditankdirkan
untuk menjadi sahabat hingga akhir hayat. Aku pun menghargai
kejujuran Alexa meski dalam diriku yang lain ingin sekali ku luapkan
amarahku kepadanya.

Ayah berdiam sejenak berusaha merangkai-rangkai kembali ingatan


pedih itu.

Aku yang semakin tua dan penuh penyesalan ini akhirnya mencari
keberadaan Zulqarnaen dan memberanikan diri menemuinya.
Pemandangan yang menyedihkan terjadi disaat aku mendapati
Zulqarnaen terbaring dirumah sakit dan memerlukan ginjal sebagai
tawar penyakit kronis gagal ginjalnya dan dari sanalah ku pikir
saatnya membalas budi. Aku mendonorkan ginjalku yang ternyata
cocok untuk sahabatku itu. Zulqarnaen yang dulunya kaya raya,
semenjak tertangkap, kini menjadi serba susah, namun yang paling
membuatku bangga. Dia tetap saja seperti Zulqarnaen yang dulu.
Tampan, cerdas, dan setia kawan meski sekarang dia nampak tua
dan lelah. Istrinya yang cantik itu tetap setia menemani. Mereka
punya satu anak perempuan. Anak perempuan itu seumuran
denganmu Fathir. Ayahnya tersenyum.

Zulqarnaen hanya dapat bertahan hidup satu tahun dengan ginjal


cangkokan itu. Namun atas donor ginjal itu. Dia seolah hutang budi
padaku. Padahal kesalahan ku yang dulu jauh lebih besar dari apa
yang kulakukan sekarang. Tak pernah satu pun diingatnya
Kesalahanku tempo dulu. Katanya aku telah dimaafkan sejak jauh-
jauh hari lalu. Zulqar percaya bahwa tidak ada satupun yang dapat
menghancurkan persahabatan kami. Meskipun kehidupan yang
kejam ini pernah mengecoh kami kedalam sebuah pertengkaran.

24
Seumur hidup Tuan Rickman tak pernah menampakkan wajah yang
begitu pilu. Kali ini air matanya jatuh. Begitu berat rupanya
perasaan sakit yang ditanggung beliau selama ini.

Tak habis pikir mengapa dia begitu baik. Hingga ketika dia wafat.
Hanya kebaikan yang mereka berikan kepadaku. Jika aku menemui
banyak masalah maka aku tidak akan kerumah. Karena disini akau
tidak akan bisa menemui anak-anakku juga istri yang serupa
dimana saat ku berada dalam Keluarga Zulqarnaen.

Sudahlah Ayah Sebaiknya Ayah istirahat saja ceritanya bisa


dilanjutkan lain kali. Ibu tersedu-sedan menahan air mata.

Tidak Bu Aku merasa umurku tidak terbaca lagi, setelah ini bisa
saja aku akan meninggalkan kalian. Aku hanya ingin menyampaikan
permintaan terakhir ku pada Fathir.

Anak kebanggaan yang semakin menjauh dariku. Kata Tuan


Richman menatap Fathir yang berdiri kaku.

Sadarkah kau bahwa apa yang ku khawatirkan dulu telah terjadi.


Aku telah kehilangan dirimu, setelah kau memutuskan untuk
memilih duniamu sendiri. Apa Kau tak peduli lagi pada Ayahmu ini.
Kau meninggalkan ku. hingga aku hampir tak mengenalimu lagi,
nak

Fathir membisu, betapa diaingat bahwa dia tidak pernah sepaham


dengan ayahnya. Ayahnya adalah orang yang paling menentang
keinginan Fathir untuk berkerja di bidang hiburan, menjadi seorang
penyanyi ataupun actor bukan sebuah pilihan bagi ayah.

Dan jika kau masih menyisakan kepedulian. Menganggap bahwa


aku ini masih Ayahmu, maka kabulkanlah permintaan terakhirku
ini.

Fathir tak mampu lagi menahan air matanya. Satu demi satu
menetes.

Sepeninggal suaminya. Istiri Zulqarnaen mengalami penurunan


mental dan fisik. Dia menjadi sakit-sakitan. Tidak nafsu makan dan
di dera rasa sedih berkepanjangan. Setelah satu tahun lebih istrinya
pun menyusulnya. Mereka meninggalkan seorang anak Perempuan
yang malang. Dia sama seperti ayahnya cerdas, baik dan setia.
Wajahnya cantik mirip Ibunya. Tapi anak ini sangat pendiam. Anak
itu sekarang tinggal sebatangkara. Aku telah menganggapnya
sebagai anakku sendiri. Agar hubungan keluarga antara aku dan dia
tidak terputus maka kau kujodohkan dengan gadis itu.

25
Kau kujodohkan dengan gadis itu

Badai itu kini telah datang

Seketika itu juga Fathir terkejut. Rasanya ada semacam petir yang
menyambar hingga ke ulu hatinya. Apa yang baru saja didengarnya
tadi sungguh sukar dipercaya.

Ketiga temannya nampak kaget dengan keputusan Tuan Richman


yang sangat tiba-tiba. Tak terkecuali seluruh keluaga. Ibunya hanya
berani memandangi sebentar wajah Fathir yang nampak shock.

Tapi aku bahkan tak mengenalnya, Ayah.

Fathir mencoba tenang. Bayangan Derra tiba-tiba samar mengusik.


Sebenarnya hari ini Fathir juga akan bermaksud untuk
menyampaikan bahwa dia akan melamar seorang yang dia cintai.
Berharap ayahnya akan menyukai pilihannya itu. Tapi bukan gadis
dari anak seorang yang bernama Zulqarnaen yang sama sekali tidak
dikenalnya.

Namanya Maura. Maura Zulqarnaen. Ini ku perlihatkan Fotonya.

Saat nama itu pertama kali disebut Fathir bagai tersambar petir
untuk yang kedua kalinya. berharap bukan gadis itu yang dimaksud.
Di beranikannya untuk melihat siapa dibalik foto itu.

Dan badai kini mengamuk. Betapa kutukan seakan tengah


menghampiri hidup Fathir. Gadis dengan mata biru. Nama Maura
yang dimaksud Ayahnya ternyata. Gadis pendiam itu.

A Apa orang ini setuju waktu dijodohkan denganku? Fathir


menahan emosinya yang hampir meledak.

Dia menurut saja apa kataku. Anak itu harus membalas budi atas
ginjal yang dulu ku berikan pada ayahnya.

Mengapa ayah begitu keras padaku. Untuk alasan apa Ayah


melakukan hal ini Rahangnya mengeras.

Kau akan tau alasannya nanti.

Fathir tidak sanggup memendamnya.

Kalau aku tidak mau

26
Aku sudah tau itu kemungkinan besar kau akan berpikir demikian.
Jawabnya datar.

Kau harus menikah dengannya dan dengan alasan apapun. Jika


tidak aku akan mencabut seluruh hak warisan atas namamu. Kau
tidak termasuk kedalam catatan keluarga Richman. Ayahnya
menampakan ketegasan yang tidak mungkin dapat diganggu gugat.

Dan aku memberimu sebuah pilihan jika memang tidak pernah ada
kecocokan antara kalian. Silahkan bercerai dalam waktu yang telah
ku tentukan

Berapa lama?. Fathir menyahut segera.

Tiga tahun, itu waktu yang cukup agar kau berpikir.

Selama itu. Bersama orang Ini. Hatinya remuk sudah. Kenyataan


ini benar-benar melenyapkan rasa manis hingga tak tersisa.

27
Dilema Maura

Lihatlah lautan sedang bersantai. Mengantuk bagai padang pasir.


Batu karang tertidur nyenyak dalam nyanyian ombak. Disini melodi
kehidupan berjalan lambat. Tempat Maura menjumputi satu demi
satu sisa serpihan kebahagian atas hidupnya dimasa lalu.

Naas tak ada yang tersisa rupanya.

Betapa merindukan dia pada musik masa lalu hidupnya. Musik yang
begitu merdu. Mampu menggetarkan dasar laut kesunyian. Maura
menunggu, tapi tak ada tanda bahwa kebahagiaan akan segera
merangkulnya. Bagaikan segenggam pasir yang mudah rusak.
Hatinya berserakan. Diterbangkan udara. Jauh meninggalkan semua
harapan.

Tiga hari menghitung mundur dari hari pernikahannya dengan


seorang laki-laki yang dia pun tak tau siapa orangnya. Maura sudah
tak mampu lagi untuk menangisi beban hidup yang terlampau berat
ini. Tak ada gunanya lagi menangis, sebab setiap kejadian buruk
dalam hidupnya bagaikan rentetan kisah kelam yang seakan sudah
ditulis Tuhan dan disaksikan ribuan malaikat dalam kitab Lauhul
Mahfuz di atas singgasana Tuhan. Takdir itulah hal yang rasanya
sulit untuk berubah. Dan Takdir itu jua nantinya yang akan segera
membimbing Maura kepada kisah-kisah kelam berikutnya.

Tiga hari menghitung mundur, bahkan Maura pun tak mengetahui


apa yang terjadi nanti. Lautan akan segera mengamuk.
Menghancurkan batu karang. Sisa-sisa ketegaran yang tak
berwujud. Meluluh lantahkan setitik harapan.

Tidak ku duga, Kau berada disini. Sapa Lelaki yang tiba-tiba saja
membangunkan Maura dari lamunan panjangnya.

Sangat mengejutkan. Bukannkah Terakhir kali kita kesini kau


bicara kepadaku dengan penuh keyakinan. Kau ingat malam itu.
Kau bilang sangat tidak menyukai tempat ini.

Laki-laki itu duduk bersebelahan dengan Maura. Membujurkan


kakinya di atas pasir halus berwarna putih. Mengenakan sebuah
topi hitam dengan gambar burung garuda berwarna emas disisi
belakang sebelah kanan. Rambutnya yang hitam tembaga tak
mungkin diusik angin lagi.

Jadi ada masalah apa hingga mengantarmu pergi kepantai ini?.

28
Maura bahkan tak menoleh. Laki-laki itu mengusap punggung
Maura pelan. Sambil ikut memandangi ujung langit yang menyentuh
permukaan laut. Tak tau apa yang sebenarnya mereka cari dalam
pandangan itu.

Sudahlah. Ceritakan masalahmu kepadaku.

Lama menunggu akhirnya Maura bicara juga.

Untuk apa, Lex Tidak akan menyelesaikan masalah.

Hanya untuk bercerita saja kau bahkan tak mempercayaiku. Ingat


Ra Kita ini sudah berteman sejak kecil. Aku sudah mengenalmu
sejak lama. Masalahmu adalah masalahku juga. Tidak adil rasanya
jika kau bersikap seolaholah Aku ini tidak bisa diandalkan.

Alex memegang erat bahu Maura. Merangkulnya seolah ingin


melindungi gadis itu.

Maura menangis dalam pelukan Alex.

Tiga hari lagi aku akan menikah Suaranya terasa bergetar


ditelinga Alex.

Menikah, Ra!? Apa aku tidak salah dengar. Berharap dia benar
salah dengar.

aku akan segera menikah, Lex

Dan kata-kata itu yang kemudian dia dengar kembali.

Kau jangan bergurau, Ra

Maura melepaskan pelukan. Dan tak nampak tersirat gurauan


diwajahnya.

Aku harus menikah dengan anak dari seorang sahabat baik


Ayahku. Kau pasti tau ceritaku tentang Tuan Richman

Maksudmu, Tuan Richman menjodohkanmu dengan anaknya.


Bagaimana bisa. Siapa orangnya?! Di dalam dada Alex mulai
berkecamuk perasaan gelisah, cemas, tidak percaya.

Aku tidak tau siapa orangnya. Yang ku tau aku harus menikah
dengannya Maura menghapus air mata berulang kali.

29
Bagaimana Dia bisa suka. M-maksudku mau menikah denganmu.
Kalian bahkan tidak pernah saling bertemu. Alex benar terdengar
gusar.

Dia pernah melihatku di foto.

Hah.., laki-laki macam apa dia itu. Belum kenal orang sudah
langsung mengajaknya menikah. Kemarahannya sudah tidak
terbendung lagi.

Itu yang dikatakan Tuan Richman.

Kau tidak bisa menikah dengannya. Alex sangat yakin dengan


ucapannya barusan.

Keluarga besar kami berhutang budi pada beliau. Dia telah


mendonorakan ginjalnya pada Ayahku.

Sudah ku bilang dari dulu, kan!. Aku bisa membantu keluarga


kalian. Itu yang sejak dulu ku tawarkan kepadamu. Tapi, kau tidak
pernah mengindahkannya.

Alex menghempaskan topinya kehamparan pasir. Ah Kau ini


memang keras kepala. Coba dulu kau dengar perkataanku. Tidak
menjadi serumit ini akhirnya. Rambutnya berantakan diacak-acak
angin.

Ini bukan hanya menyangkut masalah uang. Hutang jasa harus


dibayar dengan jasa. Apa kau bisa mengerti maksudku, Lex.

Tangis Maura telah mereda. Gadis itu mencoba tegar.

Ayahku meninggalkan pesan terakhirnya. Beliau memintaku untuk


menghormati sahabatnya itu sama sepertiaku menghormati dirinya.
Ku pikir ini saatnya untuk membalas budi atas kebaikan Tuan
Richman selama ini kepada keluarga kami. Aku tidak ingin
mengecewakan Ayahku.

Balas budi bukan berarti mengorbankan kebahagianmu

Kebahagiaan itu sudah lama pergi menghianatiku.

Kau Kalimat itu tersendat.

Memang tak pernah mendengarkan perkataanku. Tak pernah


menghargai perasaanku. Ingin sekali marah, tapi perasaan
sayangnya terhadap Maura mengalahkan hatinya saat ini.

30
Aku tidak akan membiarkanmu menikah dengannya. Kau hanya
bahagia bila bersamaku. Bukan dengan orang lain

Kata hatinya yang belum sempat terucap.Alex merangkulnya lagi.

Barang kali, Aku akan hidup bahagia dengannya

Alex tersengat atas pernyataan itu. Tidak mengerti jalan pikiran


sahabatnya itu. Tidakkah Maura menyadarinya, bahwa hanya
dirinyalah yang selalu ada dalam setiap sedih dan senang hidupnya.
Hanya dia yang tetap setia disampingnya saat semua orang
menjauh. Hanya dia yang selalu mencoba memahami meskipun tak
pernah dipahami. Jadi dengan cara apalagi agar Maura mengerti ini
bukan sekedar pengorbanan seorang sahabat, tapi ini adalah
pengorbanan cinta dan perasaan.

Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu menikah dengannya.

Alex tak ingin melepas pelukannya lagi. Dan tak akan membiarkan
gadis ini terluka lagi. Dalam hati dia bertekat untuk selalu
menjaganya.Maura begitu berharga bagi dirinya. Karena itulah, tak
ada satu orang pun yang boleh menyakiti Maura. Kerena sesuatu
yang baru dia sadari telah terjadi pada hatinya.Kenyataanbahwa dia
mencintai sahabatnya sendiri. Kenyataan bahwa persahabatan ini
tiba-tiba berubah jadi cinta.

31
Gerbang Menuju Takdir

Menjelang hari yang ditentukan. Pikiran Fathir semakin kalut.


Seluruh anggota keluarga memaksanya untuk menurut pada kata
sang Ayah. Dalam kondisi kesehatan Ayahnya yang semakin
memburuk Fathir menjadi harapan yang mungkin dapat membuat
kesehatan Ayahnya memulih. Dan dia harus mengorbankan
perasaan demi menebus itu semua.

Kau hanya punya satu pilihan,Fath. Menikahlah dengan gadis itu.


Jika tidak, kita bahkan tidak tau apa yang akan terjadi pada Ayah.

Kakak tertuanya yang bernama Khasandra kini sudah berada di


kamar Fathir bersama Ibunya.

Fathir membisu.

Khasandra duduk disamping adiknya

Banyak alasan yang memaksamu melakukan hal ini. Aku pun


sebenarnya tidak rela gadis miskin itu masuk kedalam keluarga
kita. Tapi aku tidak sanggup membayangkan jika kau diusir dari
keluarga ini. Tidak diakui sebagai anak oleh Ayah. Dan bukankah
kau telah mendengarnya,Fath... Ayah tidak akan mewariskan
hartanya kepadamu. Jika Ayah sudah mengucapan sesuatu, maka
Beliau tidak akan menarik kata-kata itu kembali. Aku sangat tau itu
sejak kecil.

Tapi, Mengapa harus dia orangnya.

Hanya menunggu selama tiga tahun anakku. Setelah itu kau bisa
menceraikannya. Ibu akan mengatur semuanya agar perempuan
itu menyesali keputusannya karena telah setuju menikah
denganmu.

Aku tak mampu bertahan dengan orang itu selama TIGA TAHUN!.
Rahangnya mengeras.

Sehari saja Aku tak sanggup. Kalian tak kenal siapa dia. Dia
perempuan yang paling membosankan yang pernah ku kenal. Orang
yang aneh. Kolot. Sangat pendiam. Dia benar-benar bukan tipeku.
Sedikitpun tidak.

Fathir mengusap mukanya yang nampak menanggung beban tak


tertanggungkan.

32
Kami semua akan menemanimu menjalaninya selama tiga tahun
nanti. Lihat apa yang akan Ibu lakukan untuk perempuan miskin
itu. Dia tidak akan bisa mendapat tempat disini. Ingat itu nak

Khasandra menatap tajam. Gadis miskin itu juga tidak akan bisa
memilikiharta keluarga kita. Sedikitpun tidak.

Mereka semua memberikan dorongan agar Fathir mampu melewati


cobaan ini. Kecuali Alzera, Adik Fathir yang masih kelas satu SMU.
Dirinya hanya menyender disamping pintu. Memandangi sanak-
saudaranya. Dalam hati Alzera merasa iba. Bukan Fathir yang
sebenarnya akan sengsara nantinya. Tapi Maura, gadis malang
pilihan Ayahnya itu. Sungguh terselip perasaan bersalah atas
kejadian ini. Alzera menyesalkan apa yang mungkin akan terjadi
pada gadis malang itu nanti, Karena Dia sangat mengenal setiap
sifat penghuni dalam rumah ini.

***

Hari yang ditentuknan kini telah tiba. Acara pernikahan ini hanya
dirayakan dengan pesta yang sangat sederhana. Rencananya hanya
dihadiri oleh keluarga besar kedua mempelai. Tuan Rickman yang
keadaannya semakin memburuk meminta agar pernikahan anaknya
itu dilaksanakan dikamar pribadi beliau.

Didepan Ayahnya yang terbaring lemah dengan selang oksigen yang


terpasang dihidung. Seluruh keluarga Rickman telah berkumpul
menunggu Kedatangn mempelai wanita.

Sementara itu dikediaman Maura. Supir pribadi dari keluarga


Richman telah datang menjemputnya. Anggota keluarga mempelai
wanita telah bersiap diri menuju mobil.

Namun dibilik lain, dalam kamarnya Maura sedang menunggu.


Menunggu hatinya untuk menguatkan diri. Setelah ini, entah apa
lagi yang akan terjadi.Akhirnya Maura melangkahkan kaki menuju
jalan kedepan. Kearah kehidupan yang tersembunyi. Dan bagaikan
menuju tempat yang masih dilingkup kegelapan. Dia tak dapat
meraba sesuatuyang akan menghadangnyadisana.

Maura mencoba untuk meikhlaskan semuanya. saat mobil yang


pribadi keluarga Richman membawanya pergi. Saat itu juga Maura
memantapkan hati bahwa dia memang harus melakukan yang
memang harus dilakukannya.

33
RaTunggu... Terdengar teriakan.

Dibelakang sana Alex menyusul dengan motornya. Menyalip mobil


yang tengah melaju kencang. Alex tiba-tiba berhenti semaunya
hanya beberapa meter di depan mobil. Terdengar decitan ban
menggilas aspal saat mobil di rem mendadak. Seketika semua
terkejut.

Itu Alex, Ra Apa dia sudah Kau beri tau tentang pernikahanmu.
Bibi Iskandar saudara tertua Ibunya mengamati Alex. Cemas.

Maura mengangguk kemudian meminta supir untuk menunggunya


sebentar. Gadis itu turun dari dalam mobil.

Apa yang kau lakukan disini, Lex? Tanya Maura sembari berlari
mendekat pada Alex. Merapikan gaunnya yang berkibar diterpa
angin.

Apa yang ku lakukan Alex melepas helmnya. Alis mata tegas


milik Alex bertaut saat sejenak menatap makhluk mengagumkan
didepannya. Hatinya tak bisa berdusta bahwa dia sangat memuja
perempuan ini.

Membawamu lari dari sini. Kau tidak boleh menikah. Menarik


lengan Maura. Bermaksud membawanya.

Lepaskan aku Ditepisnya lengan itu.

Alex terkejut atas penolakan Maura.

Rupanya kau tidak mengerti tentang apa yang aku bicarakan


tempo hari. Aku harus membalas budi, Lex.

Matanya melotot terkejut tak percaya.

Kau yang tidak mengerti tentang apa yang kau bicarakan. Menikah
bukan perkara yang sederhana.

Tiba-tiba suara Alex melemah Pergilah bersamaku Semuanya


akan jauh lebih baik.

Alex memegang lembut kedua tangan Maura. Menatap sepasang


bola mata biru yang mulai berkaca.

Ya.. bersamamu mungkin akan jauh lebih baik. Tapi tidak baik
untuk Tuan Richman yang sekarang kondisinya semakin
memburuk.

34
Maura menagis.

Bolehkan aku minta satu hal padamu. Dan berjanjilah untuk


mengabulkan pemintaan itu.

Alex merasakan kerongkongannya tercekik. Firasatnya saat ini


tidaklah baik. Tentang apa yang ada di pikiran Maura. Tentang apa
yang akan dia katakanya.

Jangan menghalangiku lagi. Mungkin dengan cara ini akan ku


temui kebahagiaan.

Lelaki itu langsung memeluk Maura. Menumpahkan seluruh


kepedian yang baru saja diterimanya. Dan Maura dapat merasakan
semua kepedihan yang dirasakan sahabatnya itu.

Akan ku lepas kau demi kebahagiaan yang kau cari.

Alex menghapus air mata gadis itu. Sementara air matanya mulai
menetes satu demi satu. Alex tak sanggup menahannya.

Jika tak kau temukan kebahagiaan disana maka kembalilah


kepadaku Alex meraih tangan itu kembali dan mengecupnya
lembut.

Maura hanya mengangguk. Dia bahkan tak sanggup menatap mata


Alex. Hatinyapun terasa sakit atas keputusan yang diambilnya.
Meningalkan Alex. Melepas satu-satunya sisa kebahagiaan yang
dimilikinya.

Ra Jaga dirimu baik-baik Alex mengecup kening Maura dan


merelakannya kepergiannya.

Langitpun berangsur mendung. Membawa rintik hujan. Menyiram


tubuh Alex yang masih terpaku menatap kepergian Maura. Kilat
sambar menyambar bergulat dengan hujan. Menyapu gunung dan
padang. Juga Maura. Dia hanya dapat menatap mendung dari
dalam mobil yang terus melaju. Meredam rasa sakit yang
menyeruak menyesak di rongga dadanya. Membalik waktu ke masa
lalu. Saat bersama sahabat satu-satunya itu. Alex telah
mengajarkannya untuk menghargai hidup. Saat dirinya mencoba
membuat keputusan untuk mengakhiri hidupnya. Saat beban hidup
yang ditanggungnya begitu berat. Alex juga yang kemudian masih
mau menemani dalam setiap susah dan sepi dikehidupannya.

Hari ini, dari sekian banyak pengorbanan Alex. Sahabatnya itu


masih setia, saat dirinnya sendiri memilih untuk meninggalkannya.

35
Tanpa diduga mobil yang membawanya telah berhenti disebuah
rumah mewah nan anggun yang mengadopsi gaya klasik Eropa
dengan halaman luas tak terbilang. Didepan tak nampak satupun
orang yang menyambut kedatangan rombongan mempelai wanita.
Mata biru itu keluar dari dalam mobil. Gerimis hujan yang tak
kunjung reda segera menyambut kedatangannya.Maura
memandang sejenak rumah yang berdiri kokoh seolah memasayang
wajah congkak ke arahnya, seakan ingin mengatakan kepada gadis
lusuh itu bahwa kedatangannya tak diharapkan di sini. Tempat ini
diperuntukan bagi orang-orang yang istimewa, bukan untuk orang-
orang miskin seperti mereka. Langkah pertama saat Maura
menginjakan kakinya kedalam rumah ini. Bersamaan itu terdengar
raungan halilintar diatas sana. Sedang mendung telah melingkupi
seluruh permukaan langit.Gerimis kini menjelma sebagai hujan.

Belum sempat memasuki ruangan rombongan ini keburu dicekal.

Kenapa mempelai wanitanya basah begini. Kau pikir pernikahan ini


hanya sekedar main-main.

Khasandra menjerit saat menyambut kedatangan Maura. Suaranya


terdengar sampai kedalam ruangan.

Ketiga sahabat Fathir saling berpandangan.

Maura dan beberapa orang dari pihak keluarganya masuk kedalam


ruangan. Ada paman dan bibi Iskandar, Saudara jauh ibunya bibi
Sada dan yang terakhir teman baik Ibunya paman Sam. Hanya itu
keluarga yang dia miliki. Semuanya berdiri memandangi
sekelompok keluarga kecil itu. Juga menatap gadis bermata biru
yang dibalut gaun sederhana berwarna biru muda. Gaun yang kini
nampak sedikit basah dibagian lengan seperempatnya. Gaun
sederhana itu menjuntai menutupi mata kaki tapi dibagian depan
terbuka kira-kira hingga satu jengkal dibawah lutut. Menampakkan
kakinya yang indah bersepatu hak yang tingginya tidak lebih dari 5
senti. Tubuh gadis itu tinggi semampai dengan lekuk tubuh yang
mengagumkan. Meski gaunnya polos tak ada manik-manik sungguh
sederhana, namun tak mampu mengurangi kecantikan gadis itu.

Alzera nampak tercengang pada sosok yang sedang berdiri disana.


Anak itu tengah memperhatikan rambut Maura yang digelung
kebelakang. Hingga menampakkan lehernya yang indah dan
dagunya yang lancip. Poninya yang disisir dibiarkan jatuh kesebelah
kiri. Yang menarik lagi adalah bunga Krisan putih yang menempel
diatas kepalanya sebelah kanan. Alzera bahkan sempat menangkap
ekspresi kagum Fathir sesaat, kemudian laki-laki itu cepat-cepat

36
membuang muka. Maura memang menampakan muka yang amat
datar. Tak ada senyum yang mengambang diwajahnya. Namun
Alzera yakin gadis itu adalah orang yang baik. Sinar mukanya tak
mampu menutupi kebenaran itu.

Maura berjalan kearah Tuan Richman. Menatap sayu pada sosok


yang terbaring lemah dengan tabung oksigen dimulut itu. Matanya
nanar. Tak terbayang olehnya keadaan ini. Tuan Richman seakan
sedang menghitung sisa kehidupan. Terbaring takberdaya diatas
ranjang yang penuh dengan kemewahan. Gadis itu menyentuh
tangan sang Tuan. Menggenggamnya hangat.

Bukankah Kau dulu pernah berjanji didepan Ayahku. Sahabat


terbaikmu. Bahwa kau akan menjaga baik anaknya dan akan
menjadi pengganti Ayah baginya. Bahwa kau akan menganggapku
sebagai anakmu.Untuk itu, kau harus segera sembuh, Tuan...
Tangis Maura berjatuhan.

Reyhan menatap Maura dengan mata berkaca. Sekarang dia


mengerti mengapa Tuan Richman memilih gadis itu. Bukan hanya
karena Ayahnya adalah sahabat baik beliau, juga bukan semata-
mata untuk kebaikan Fathir. tapi juga karena Maura
menghormatinya melebihi hormat anak-anaknya yang lain.
Penghormatan yang sebelumnya tidak pernah dilihat Reyhan. Maura
menunjukan kasih sayang yang ditujukan khusus untuk seorang
Ayah. Ketika dia memasuki ruangan, Maura bahkan tak menoleh
kearah satu orangpun diruangan ini. Dia langsung menatap Tuan
Richman. Menghampiri beliau dan mengucapkan kata-kata begitu
saja diluar dugaan. Ada sisi lain yang ditemukan Reyhan pada diri
Maura hari ini. Reyhan menemukan sisi yang berbeda dari 5 tahun
yang lalu. Atau mungkin sesuatu yang sebenarnya tidak
diketahuinya tentang gadis itu dulu sewaktu SMA.

Dan selanjutnya Sang Ayah tiba-tiba membuka selang oksigen yang


menutup mulutnya. Maura terkejut dan berusaha mencegahnya.
Namun kenyataannya Tuan Richman berkehendak lain. Dia minta
dibantu untuk dapat duduk menyender. Semua yang menyaksikan
itu mersasa senang sekaligus cemas. Tuan Rickman tak berbicara.
Tapi wajahnya seketika berseri. Seakan Maura telah memberinya
sebuah keajaiban. Beliau membalas usapan hangat ketangan gadis
itu. Dia tersenyum kearah sosok yang berdiri diseberang sana.
Seorang laki-laki wajahnya tak asing lagi. Tapi untuk apa laki-laki
itu berada disini. Mengenakan jas hitam rapi. Dan ketika Maura
masih disibukkan oleh pemikirannya itu. Seorang perempuan paruh
baya dengan muka congkak. Dia tidak lain, tidak bukan adalah
Ibunda Fathir. Berjalan membimbingnya menuju laki-laki itu. Dan
berhenti tepat didepan sosok yang tengah berdiri kaku.

37
Maura menatap Fathir tajam.

Bukan kau orangnya. Maura berkata lirih.

Fathir menjawab dengan nada yang sama.

Pernyataan bodoh macam apa itu. Jangan berpura-pura tidak


tau. Mata Fathir menatap tajam.

Maura yang mendengar hal itu langsung tersengat hatinya.

Aku benar-benar tidak tau hal ini.

Ketiga kawannya yang sembari tadi berada disamping Fathir dan


menyaksikan kejadian tersebut berpikir bahwa mereka berdua tak
nampak seperti mempelai yang sedang bahagia dalam sebuah
pernikahan, tapi lebih tepat dikatakan seperti sepasang lawan yang
siap menyerang dalam sebuah pertandingan.

Fathir lebih mendekatkan dirinya lagi.

Jangan berlagak bodoh.

Lalu kau sendiri mengapa mau melakukan semua ini? Tatapan


tajam kembali diperlihatkan gadis bermata biru itu.

Semua demi Ayahku. Dia yang memaksaku. Bisikan itu mengaung


keras di telinga Maura.

Maura menoleh kebelakang. Tuan Richman terlihat sudah kembali


berbaring dengan selang oksigennya. Dia menghembuskan perlahan
nafas yang tertahan. Semua yang gelap dulunya samar-samar
mulai jelas. Hari setelah ini. Setelah kejadian ini. Takdir itu benar-
benar akan menuntunnnya. Dan ini hanya demi sosok yang
terbaring itu. Hanya demi beliau, seorang yang sudah dianggapnya
seperti ayahnya sendiri. Dan demi janjinya dulu pada almarhum
Ayahnya, maka direlakannya takdir itu membawadirinya pada kisah
kelam selanjutnya. Inilah harga mati yang harus dibayar demi
alasan itu.

Pernikahan sederhana yang disaksikan segelincir kerabat itu


akhirnya selesai. Dan drama kelu barulah akan dimulai. Keluarga
kecil Maura pun berpamitan untuk kembali ketempat asal mereka.
Ketempat yang jauh berbeda dari tempat ini. Bagai meninggalkan
seorang anak kecil pada kawanan serigala. Bibi Iskandar menyadari
hal itu. Mereka tidak disambut hangat disini. Tak ada gurat bahagia

38
yang tergambar diwajah keluarga besar mempelai laki-laki. Ada
perih saat menatap Maura. Tidak seperti yang dia bayangkan dulu,
fakta bahwa gadis itu akan bahagia jika menikah dengan lelaki kaya
yang Ayahnya pernah saling bersahabat dulu kini tidak terbukti.
Harapan satu-satunya itu ternyata tidaklah berarti. Lihatlah
beliau.Bagaimana mungkin menjaga gadis malang itu bahkan untuk
menjaga dirinya sendiri pun tak ada daya lagi. Namun semuanya
sudah menjadi pilihan. Sampai detik ini Maura tetap nampak tegar,
betul hebat anak itu. Akhirnya bibi Iskandar pun pergi membawa
serta semua penyesalannya.

***

Tuan Richman memberi isyarat kepada Maura agar lebih mendekat


ke arahnya.

Aku sudah memutuskan, bahwa mulai besok Kau dan Fathir akan
mendiami rumah yang sejak jauh hari telah ku persipkan untuk
kalian berdua. Rumah itu nantinya akan menjadi tempat membina
keluarga bersama dan menjalani hidup bersama.

Khasandra tersedak saat Ayahnya mengucapkan kalimat terakhir


tadi. T-Tapi Ayah

Tapi apa, Ada yang keberatan dengan putusan ini. Tuan Richman
menungu reaksi Khasandra.

Tidak, Ayah. Dia menjawab dengan nada pasrah.

Fathir dan Khasandra saling melemparkan pandangan, dari sinar


mata mereka tampak tak satupun yang merasa senang atas
keputusan tersebut. Terlebih ketika Ayahnya menjelaskan mengenai
urusan kuliah. Maura harus pindah ke Universitas tempat Fathir
kuliah. Meski tak ada satupun yang setuju, tapi tak ada satupun jua
yang berani menggungkapkan keberatan. Semua pihak tak
berkutik atas kemauan sang Ayah. Baik Khasandra maupun ibunya.
Meraka hanya bisa menahan amarah di depan Tuan Richman.

Ketika semua sudah beranjak pergi meninggalkan ruangan ini.


Maura masih saja berdiri disamping tempat tidur sang Tuan. Mereka
nampak bercakap-cakap. Bercerita tentang keadaan Ibunya. Dan
dari balik pintu Alzera menengokkan kepala. Menatap Maura dengan
senyumnya yang lebar. Menyaksikan tingkahnya itu, segera
Ayahnya mempersilahkan masuk. Beliau memintan anak itu untuk
mengantarkan Maura kekamarnya. Alzera dengan langkah yang

39
riang menuntun Maura menuju kamar yang telah disediakan
sebelumnya.

Baju ganti ada di dalam lemari. Jika ada keperluan yang lain kakak
bisa memanggilku. Dengan senang hati aku akan membantu.
Alzera tersenyum manis.

Terima kasih.

Maura menatap Alzera, gadis berponi dan berambut panjang


dengan potongan meruncing pada ujunnya. Hanya dia yang nampak
senang menerimanya disini.

Alzera mengerti tatapan itu.

Senang sekali rasanya Ka Maura bisa menjadi bagian keluarga ini.

Pintu tiba-tiba terbuka. Fathir bersama Ibu dan kakaknya masuk


bak penagih hutang memasang tampang tak mengenakan.
Khasandra melempar map hitam yang berisi lembaran kertas
tertulis ke muka Maura. Seisi kertas berserakan kelantai. Seperti
biasa mendapat perlakuan seperti tadi, wajah gadis itu tetap datar.
Fathir memperhatikan Maura dengan seksama.

Kau pikir kami akan menerima gadis miskin dan lusuh sepertimu
masuk dalam keluarga terhormat ini. Tidak akan pernah!!. Ini
semua semata-mata hanya demi Ayah. Ingat itu. Khasandra
menatapnya tajam.

Aku bahkan tau apa yang ada dalam isi kepalamu.

Khasandra memang sengaja menunjuk kepala Maura.

Wanita mana yang menolak menikah dengan adikku. Dia actor


terkenal, tampan juga pemuda yang kaya. Jadi sikap baikmu
terhadap Ayah jelas ada maunya. Kau ingin menguasai harta beliau,
bukan. Berlagak ingin seolah Ayahku itu menjadi pengganti
Ayahmu. Sifatmu itu tak ubahnya seperti seorang pengemis yang
ingin menjadi putri raja di istana kami ini. Khasandra menyeringai.

Pungut semua kertas itu dan baca baik-baik setiap isinya. Nyonya
Richman mengatkannya dengan nada pelan, namun matanya
berkilat menatap Maura.

Maura memunguti kertas demi kertas. Rasanya ada hembusan


udara mati yang bertiup kearah tubuhnya. Terungkap sudah. Apa
yang menyebabkan Fathir menerima keputusan Ayahnya. Semua

40
penjelasan telah dia dapatkannya dari kertas-kertas ini. Tentang
warisan dan perjanjian selama tiga tahun untuk pernikahan pura-
pura. Kalimat bisu yang tertulis dalam dokumen ini adalah gerbang
utama dari masa depannya yang kelam.

Alzera hanya bisa menyimpan rasa penasaran tentang isi dokumen


yang ditulis oleh keluarganya itu. Dia menatap reaksi Maura, tapi
tak menemukan tanda-tanda yang berarti. Reaksi Maura terbilang
datar.

Maura membaca sekali lagi kalimat yang menyatakan perkawinan


ini berakhir pada jangka waktu tiga tahun, jika dalam hal ini kedua
pihak saling tidak cocok satu sama lainnya. Maura mengalihkan
pandangnnya kearah Fathir. Matanya saling beradu. Fathir merasa
janggal. Tiba-tiba ada sisi hatinya yang menolak rencana ini.

Nona Maura Zulqarnaen. Kau hanya mempunyai dua pilihan


menandatangani surat ini atau menghadap Ayahku untuk
mengatakan mengakhiri pernikahan ini. Dan itu akan menjadi
sebuah pukulan bagi Ayahku tentunya.

Di dalam dokumen itu telah terpampang jelas tandatangan Fathir.


Setelah mengumpulkan sisa ketegaran yang dia miliki. Akhirnya
Maura menandatangani dukumen tersebut. Mengambil keputusan
besar itu sama halnya dengan menandatangani karcis menuju
gerbang utama kisah hidup yang kelam.

***

Malam telah menyentuh sisi kehidupan yang sunyi. Di kamar ini


yang hanya diterangi cahaya lampu remang. Terdapat ranjang yang
ukurannya sangat besar berpasangan dengan sebuah sofa tiga
dudukan. Di ujung ranjang itu terdapat pula dua tiang besar,
bahkan tingginyasampai kelangit-langit kamar yang melengkung
membentuk kubah dan diatur serasi dengan penutup dari
berbagaibahan sutra, satin maupun beludru. Sebuah lukisan karya
seniman kenamaan tergantung di atas bagian kepala tempat tidur
itu. Sedang Diseberangnya cahaya purnama masuk melalui tirai
yang setengah tertutup dan pintu jendela terbuka pada serambi.
Sebagian cahaya lagi jatuh mengenai kerutan tirai jendela berwarna
kuning keemasaan. Sungguh kamar ini susah payah dirancang
untuk sepasang pengantin.Maura duduk pada kursi berbahan kayu
jati yang memiliki ukiran khusus pada kedua lengannya.
Menopangkan dagu pada bingkai jendela. Karena Lewat jendela
itulah dirinya dapat memendangi bulan yang kini bersinar penuh.

41
Juga dapat menatap danau yang sedang tertidur dengan tenang.
Danau itu tidak begitu luas dan dikitari pohon-pohon yang tidak
begitu besar, berada di antara keteduhan ranting-ranting yang
memancarkan sinar redup kuning keemasan. Memberi suasana
mistik yang sulit melukiskannya.

Tiba-tiba dari arah pintu terdengar suara seseorang masuk dan


mengunci pintu. Maura tak berminat untuk melihatnya. Seseorang
itu tak lain adalah Fathir. Fathir menghempaskan tubuhnya di atas
ranjang.Memandangi Maura yang belum mengganti gaun birunya.
Kini gadis itu tengah menopang dagu diambang jendela. Kelakuan
yang sungguh aneh. Ucap Fathir dalam hati.

Ku peringatkan padamu. Tidak ada malam pertama dan malam-


malam lainnya untukmu. Aku tak sudi menyentuhmu. Bahkan bagi
ku kau sangat menjijikkan. Kau tak boleh tidur diranjang. Kalau
mau, tidurlah di lantai atau di sofa itu .

Fathir menunjuk Sofa tiga dudukan yang berwarna coklat muda.

Maura hanya membisu.

Dasar orang aneh... Fathir bergumam.

Maura tak bereaksi. Sikap diam Maura ternyata memancing


kejengkelan Fathir.

Dan perlu kau ingat. Pernikahan ini tidak sungguh-sungguh. Hanya


demi memenuhi keinginan Ayah. Kau bukanlah istriku yang
sebenarnya. Kau hanya boleh bersandiwara didepan Ayah.
Selebihnya tidak sama sekali. Kau tidak akan pernah bisa merebut
hatiku. Tidak akan pernah. Jadi ku peringatkan jangan berani-
berani mendekatiku saat ku tertidur nanti. Kata-katanya meninggi.

Cukup lama Fathir menunggu reaksi gadis itu. Merasa diacuhkan.


Lantas Fathir bangkit dari ranjang. Menghampiri Maura dan menarik
kasar tangannya. Tiba-tiba Fathir tak mampu meneruskan kalimat
yang ingin diucapakannya. Saat itu Fathir terperanjat.

Mata biru yang nanar oleh selaput bening berkaca. Ternyata Maura
dari tadi menangis.

Maura berdiri menghadap kearah Fathir menepis lengan lelaki itu.


Dan buru-buru mengusap air matanya. Jarak mereka sangat dekat.
Hingga buat pertama kalinya Fathir dapat mencium aroma
harumnya bunga berasal dari tubuh Maura, sesaat sarafnya tidak

42
mampu menterjemahkan aroma apa, sampai kemudian dia tahu
bahwa itu adalah serupa dengan wanginya kembang lembayung.

Kau tidak perlu banyak bicara. Semua yang kau khawatirkan itu
tidak akan terjadi. Tidak akan pernah. Mulai detik ini Aku berjanji
akan benar-benar menjaga sikapku padamu. Pegang janjiku itu. Air
matanya kembali berlinang. Buru-buru ia memalingkan muka.
Kembali menatap keluar jendela.

Fathir yang setelah mendengar perkataan gadis itu langsung


tersadar, bergegas kembali ke ranjang. Merebahkan diri, namun
masih saja ia tak mampu mengalihkan pandangan kearah
Maura.Perkataan gadis itu terus mengiang ditelinganya. Pikirannya
terus membayang akan kejadian singkat tadi. Tak disangka gadis itu
ternyata tengah menangis. Buat pertama kali juga dirinya dapat
menatap dengan jelas sepasang bola mata yang berwarna biru
muda itu. Dan dapat mencium aroma bunga yang harum dari
tubuh gadis itu. Dia merasakan lelah saat naik keatas tempat tidur,
tapi entah mengapa dirinya hingga detik ini masih tidak bisa tidur.
Dirinya mencoba melupakan perasaan aneh yang menyergapnya.

Fathir terbangun dari tidur, dengan perasaan resah. Dia bangkit dari
tempat tidurnya. Terlihat cahaya lemah di celah tirai jendela yang
pertanda bahwa subuh telah menjelang. Kamar tidur yang terletak
di tingkat atas dan berada di bagian ujung rumah itu memiliki
sebuah jendela yang panjang menghadap ke lembah sekaligus
danau dan jendela yang lain menghadap ke kebun.

Dia langsung menatap Maura yang masih berada disamping jendela


itu, tapi kali ini Maura tengah tertidur. Kemudian saat sudah berada
disamping maura. Dia bisa melihat bulu mata Maura yang masih
basah. Kelihatan hitam pada pipinya yang pucat. Gadis itu pasti
kedinginan. Dia kelelahan setelah acara pernikahan dan menangis
semalaman. Tubuh Maura tiba-tiba bergerak. Buru-buru Fathir
mengalihkan pandangannya.

Maura membuka matanya, saat terbangun dia mendapati Fathir


yang sedang memandang keluar berdiri disampingnya. Ketika
kesadarannya memulih, Terasa dingin telah menyergap disekujur
tubuhnya. Dengan perasaan yang sangat melelahkan Maura
mencoba bangkit.

Lembah masih berkabut, namun cahaya subuh sudah kelihatan di


balik pegunungan di kejauhan, dan bintang-bintang satu per satu
mulai menghilang.

43
Maura ,menuju jendela lain dan melihat sinar matahari yang
pertama yang berwarna keemasan bergemerlapan pada air jeram
yang terjun dari bukit jatuh ke danau. Dia dapat mendengarkan
suara desiran air yang mengalir deras beberapa ratus kaki ke
lembah yang di selimuti kabut. Pemandangan ini bukan main
indahnya dan bunga-bunga di kebun sangat menakjubkan.

Ketika cahaya makin terang dia bisa melihat semua bunga dengan
jelas, melati, mawar, geranium, magnolia, dan oleander di selang-
seling dengan bunga krisan yang beraneka rupa warnanya. Juga
tardapat pohon bambu bulu, bunga bakung arum dan bermacam-
macam anggrek.

Dengan semakin terangnya langit dia melihat kebun semakin jelas.


Cukup lama Maura menikmati pemandangan yang maha agung itu
dan betapa kecewa dirinya ketika teringat kembali pada peristiwa
semalam. Acara pernikahan itu tiba-tiba datang berkelebat di
pikirannya. Dia tahu bahwa semua ini bukanlah kesenangan yang
abadi. Sebentar lagi kehidupan nyata akan melemparnya jauh dari
segala bentuk kebahagiaan.

Mestinya aku sadar akan hal itu. Maura membatin. Hatinya benar-
benar ingin menjerit.

Fathir masih tak bergeming ditempatnya, pikirannya terasa kalut.


Tidak ada keberanian baginya untuk menoleh kearah Maura.
Sampai ketika Maura berjalan kearah lemari dan mengambil
beberapa potong pakaian yang akan dikenakannya. Kemudian Fathir
mendengar bunyi pintu kamar yang di buka kemudian di tutup lagi
dan menyusul suara langkah kaki yang terdengar meninggalkan
kamar. Setelah itu, Fathir menghembuskan nafas panjang.

44
Cuma Segenggam Tanah yang Terbakar, Hari Demi Hari

Seluruh publik dikagetkan oleh kabar pernikahan aktor terkenal


Fathir Rickman dengan seorang perempuan yang hingga kini
inisialnya masih dirahasiakan. Pernikahan sangat mendadak dan
perayaannya pun terkesan sembunyi-sembunyi. Akibatnya akhir-
akhir ini banyak media Infotaiment yang mengincar keberadaan
sang actor. Kabarpun bermunculan. Bahkan ada Beberapa media
menuding dengan pemberitaan yang tidak nyaman didengar.
Sebuah majalah ternama misalnya berani menulis

Pernikahan yag terkesan sembunyi-sembunyi itu dikarenakan


perempuan tersebut tengah berbadan dua.

Ada pula kabar tentang perjodohan yang dilakukan orang tua Fathir.
Ataupun kabar lain yang mengatakan bahwap erempuan yang
sekarang dinikahinya adalah pacar pertamanya sewaktu duduk di
bangku SMA. Semua pemberitaan itu semakin berkembang, dan
masih belum pasti kebenaran perihal pemberitaan tersebut.

Fathir yang merasa terganggu oleh pemberitaan media akhirnya


melakukan klarifikasi terhadap kabar yang tengah beredar. Tepat
Seminggu setelah pemberitaan tersebut. Sang actor mengabarkan
kepada khalayak ramai menyinggung prahara pernikahan yang
terkesan mendadak dan sembunyi-sembunyi itu. Lain Fathir, jika tak
mampu menarik simpati kepada seluruh penggemarnya. Hanya
dengan berbekal kebohongan dan acting yang telah mahir
digelutinya dengan mudah Fathirpun dapat menguasai keadaan.
Dalam jumpa Pers tersebut dia memaparkan bahwa pernikahannya
itu merupakan perjodohan dari sang Ayah dan dia sebagai anak
yang berbakti, tidak ingin mengecewakan orangtua maka demi
baktinya itu pula dia rela menikahi seorang wanita dari keluarga
biasa-biasa saja yang menjadi pilihan dari sang ayah.

Meskipun dia merupakan pilihan orangtua saya. Namun saya


berusaha mencintainya sebagai istri dan berjanji akan menjaganya
dengan sepenuh hati. Demi keinginan ayah yang sekarang masih
sakit. Saya sangat berharap akan kesembuhan beliau.

Maura Menekan tombol off pada remot. Mematikan televisi yang


tengah ditontonnya. Hampir semua stasiun TV menayangkan jumpa
Pers tersebut. Dirinya tak peduli lagi dengan apapun kebohongan
yang akan dikatakan Fathir. Baginya sudah sangat jelas penolakan
Fathir lewat pernyataan yang tertera dalam perjanjian tersebut. Dan
sikap Fathir yang dingin sejak pertama kali mereka bertemu di
acara pernikahan itu, hingga sekarang tidaklah berubah.

45
Maura tak pernah mebayangkan bahwa anak dari sahabat Ayahnya
itu adalah Fathir. Juga, Fathir tak pernah terpikir sedikitpun bahwa
Maura yang akan menjadi isrinya. Mereka telah tinggal satu rumah,
namun baik Maura ataupun Fathir tak pernah saling berinteraksi
satu sama lain. Keduanya seakan telah membangun benteng
pemisah masing-masing.

Harusnya tak ada yang dipersalahkan dalam hal ini, karena baik
Fathir maupun Maura sama-sama di jodohkan oleh orang tuanya.
Namun Fathir yang sudah terlanjur benci, menganggap Maura
adalah sumber dari semua masalah yang terjadi. Rencana indah
bersama Derra sirna akibat datangnya seseorang yang tidak dia
harapkan itu. Kemarahan Fathir terhadap Maura laksana bara yang
terbakar hari demi hari.

***

Usaha Tuan Richman untuk mendekatkan Fathir dan Maura tidak


berjalan mulus. Tinggal serumah bukan berarti hubungan keduanya
semakin membaik. Yang terjadi malah sebaliknya, Fathir semakin
mengacuhkan kehadiran Maura. Semakin tidak suka, semakin
membenci istrinya. Terlihat jelas jarak yang sengaja diciptakan
Fathir. Jangan kan untuk sekedar bertegur sapa, memandang
sesaatpun tidak sudi dilakukannya. Entah mengapa rasa benci itu
begitu menguasai Fathir, apapun yang berhubungan dengan Maura
menjadi sangat sulit untuk diterima.

Hari-hari bersama orang yang tak di harapkan sungguh


menciptakan situasi yang tidak nyaman. Baru satu minggu Maura
hidup bersama Fathir. Namun sudah tak terhitung lagi kata-kata
kotor yang keluar dari mulut suaminya itu.Ungkapan menyebalkan,
memuakan, ataukahmenjijikan, sudah sering di lontarkan demi
merendahkan harga dirinya. Fathir yang sekarang jauh lebih tidak
berprikemanusiaan dibandingkan Fathir yang dulu dikenalnya
sewaktu SMA. Bila dulu Fathir sering menghujamnya dengan
perkataan tajam menyakitkan, lain sekarang, Fathir tidak hanya
merendahkannya dengan kata-kata kotor, namun juga tak segan
memukul atau melukainya. Maura tak henti besabar terhadap sikap
suaminya itu.

Begitu pula dengan pagi ini, kejadian serupa terulang kembali.


Maura, pagi-pagi sekali dengan mata yang masih mengantuk sudah
harus membersihkan rumah dan mencuci pakaian yang kotor,
semua itu dikerjakannya sendiri karena tak ada satupun pembantu
yang ada di rumahnya itu. Setelah semuanya selesai dia bergegas

46
pergi ke dapur, kemudian sibuk menyiapkan sarapan untuk
suaminnya yang masih tertidur nyenyak. Sarapan yangtelah selesai
dibuat langsungdiantarkan kekamar Fathir. Namun karena pintu
kamar yang masih dikunci dan nampaknya penghuni kamarpun
masih belum bangun Maura meletakkan baki berisi sarapan dan
secangkir kopi panas di atas meja yang letaknya tepat disamping
pintu kamar Fathir. Di meja itu pula diletakkan tumpukan baju yeng
telah rapi disetrika. Maura yang telah selesai melakukan tugasnya
itu, kemudiian mengetuk pintu kamar Fathir, sampai suaminya itu
akhirnya terbangun dan saat terdengar suara kunci kamar yang
hendak dibuka, seiring dengan itu pula Maura pergi
meninggalkannya.

Maura memang tidak satu kamar dengan suaminya. Kamarnya


terletak sangat jauh dari kamar Fathir. Ukuran kamarnyapun jauh
lebih kecil dari kamar milik Fathir. Jika dibandingkan dengan kamar
suaminya itu, kamar Maura sangat sederhana hanya ada satu
lemari pakaian, satu ranjang ukuran sedang, seperangkat meja
untuk meletakan buku dan satu buah televisi. Berbeda dengan
Kamar kepunyaan Fathir yang begitu luas dan Mewah, Fathir bahkan
memiliki ruangan tersendiri untuk meletakkan pakaiannya, memiliki
kolam berenang serta taman tersendiri dibelakang ruang kamar,
memiliki wc dan kamar mandi yang ukuranya 3 kali lipat dari
ukuran kamar mandi Maura,terdapat ranjang mewah berukuran
besar, televisi keluaran terbaru yang ukurannya bahkan menutupi
bagian dinding, lemari Es, dan di dalam kamar juga terdapat
mezanin,semua alat-alat music kepunyaannya diletakan disana.
Tentu merupakan kamar yang jauh lebih nyaman dibandingkan milik
Maura.

Letak kamar mereka menghadap taman di dalam rumah, jadi


bagian depan kamar terdapat selasar yang saling menyambung.
Kamar Fathir berseberangan dengan kamar Maura, namun jaraknya
sangat jauh karena terdapat banyak ruangan yang menghalat
antara kamar keduanya. Selasar yang menghubungkan antar
ruangan membentuk pola pergi panjang ditengah, menjadi
semacam area luas yang tak terisi. Atap rumah pun berakhir pada
ujung tepian selasarnya saja, jika malam menjelang pemandangan
disana sangat indah karena kita bisa melihat langsung ke atas langit
yang berbintang. Pada bagian rumah inilahmenjadi tempat favorit
Maura, jika dulunya area tersebut hanya di buat taman seadanya.
Ditangan Maura taman tersebut berubah menjadi taman bunga
yang sangat indah degan bemacam-macam warna yang memikat.

Setiap harinya, dia tak pernah lupa menyiram bunga-bunga yang


berbaris rapi. Maura sangat mencintai bunga-bunganya terlebih lagi
pada bunganya yang bernama anggrek bulan, bunga yang hidupnya

47
menempel disebatang pohon peneduh miliknya. Ada bermacam
anggrek menempel dipohon itu, ada anggrek panda, anggrek hitam,
dan anggrek macan. Tetapi anggrek bulan memanglah yang paling
indah menurut Maura. Lama perempuan itu terdiam memandang
anggek bulan yang hari ini bunganya telah mekar bewarna putih.
Akan tetapi tak lama kemudian terdengar teriakan Fathir memanggil
namanya. Maura buru-buru berlari kearah suara.

Ada apa?? Maura sekarang didepan kamar suaminya itu.

Fathir yang masih memakai celana pendek tanpa mengenakan baju


rambutnya pun terlihat berantakan memandang Maura dengan
kening berkerut.

Aku tidak memintamu membuatkan kopi dengan rasa yang seperti


ini. Coba kau minum ini. Fathirmemaksa Maura untuk meneguk
kopinya.

Ini rasa kopi. Jawab Maura seadanya.

Dasar Bodoh Fathir bergumam.

Ini memang rasa KOPI!!!

tapi bukan seperti kopi yang ku inginkan!!!. Fathir berteriak tepat


didepan wajah Maura.

kau tau apa yang SALAH?!!

Maura menarik nafas panjang kemudian menggeleng.

YANG SALAH ADALAH ISI YANG ADA DALAM KEPALAMU INI


Fathir mendorong kepala Maura berulang kali, karena sangat benci
dengan jawaban dingin dari istrinya tadi.

sudah kubilang aku tidak suka kopi yang rasanya TERLALU MANIS,
kenapa kau begitu bodoh hingga untuk mengingat hal sekecil ini
pun tidak bisa.

tapi ini sudah sesuai dengan perintahmu. 2 sendok teh gula.


Maura sangat bingung dengan laki-laki yang kini berdiri didepannya.
Bukankah kemaren dia berkata begitu, berikan 2 sendok teh gula
saja.

Aku atau dia yang bodoh. Maura membatin.

48
Fathir membentak lagi. harusnya saat membuatnya kau gunakan
otakmu itu, jika kopi ini masih terasa manis, maka coba untuk
mengurangi gulanya. Pokoknya aku tidak mau meminum kopi yang
ini. Buatkan kembali untuk ku. Cepat!!!.

Dengan segera Maura pergi kedapur untuk membuat kopi seperti


yang Fathir inginkan. Sambil mengolah secangkir kopi Maura terus
saja membatin, mengingat setiap pagi selalu saja ada kesalahan
yang menyebabkan suaminya itu marah.Bukan tentang kopi saja
yang sering menjadi masalah, makanan pun juga. Tidak suka ada
bawang gorenglah. Alergi udanglah. Tidak boleh ada kacang.
Pokoknya segala macam jenis kacang-kacangan tidak boleh ada
dalam hidangan. Tidak suka susu putih, jadi ganti dengan susu
coklat, juga paling benci dengan cabe. Tidak suka makanan yang
hambar, karena seleranya sedikit lebih asin. Tidak suka makan ikan
air tawar, semua ikan yang diolah harus berasal dari laut. Dan
masih banyak lagi yang belum Maura ketahui mengenai makanan
dan minuman yang tidak disukai Fathir.

Bahkan masalah kecilpun bisa saja membangkitkan amarah


suaminya tersebut. Seperti kejadian Kemaren pagi, Fathir
membentak Maura hanya karena gelas yang berisi susu coklat
berbeda dari gelas yang biasanya dipakai. Gelasnya memang
berbeda, tapi perbedaanya sangat sedikit, sungguh jika sekilas
melihat gelas tersebut tidaklah dapat membedakannya.
Perbadaannya hanya pada bagian ukiran saja.

Kali ini semoga tidak salah lagi. Maura berujar dalam hati.

Sudah bosan dirinya mendengar teriakan serta segala macam


makian yang keluar dari mulut Fathir.Maura berjalan mengantarkan
secangkir kopi panas ke kamar suaminya. Dan ketika kopi itu telah
sampai ditangan Fathir. Baru seteguk Fathir meminumnya.

Fuuii..h!!! Kenapa rasanya jadi begini!!?. Fathir melotot


memandangi Maura.

Fathir kemudiam meyuruh untuk meminumnya.

HEeeeh!! Bagaimana rasanya. Enak, bukan?!!.

Maura menundukan wajahnya.

Bukan main, enak sekali kopi ini. Apa itu yang ingin kau katakan!?.

49
JAWAB!!!

Maura menggeleng. Maaf tadi memang sengaja tidak


kutambahkan gula kedalam secangkir kopi yang kubuat.

GOBLOK!!...

Pantaslah jika ku katakan kepalamu ini tidak ada isinya. Kataku tadi
jangan terlalu manis, bukan-berarti-sama-sekali tidak
menambahkan gula.

DASAR BODOH!!!.......

T-tapi ketika kukurangi takaran gulanya masih saja ada terasa


manisnya. Ku pikir lebih baik tidak memakai gula jika memang ingin
tidak berasa manis. Maura mencoba melakukan pembelaan.

DASAR KAU sangat bodoh!!.

Tidakkah kau menggunakan akalmu untuk sekedar berpikir


bagaimana caranya membuat kopi yang benar.

IDIOT!!.

Kau sungguh menyebalkan sekali!!.

Cepat pergi dari sini, BODOH!!!. Aku benar-benar muak melihat


mukamu itu.

Dan sumpah serapah suaminnya telah menjadi menu rutin setiap


hari. Maura berlari menuju kamarnya, matanya berkaca saat
mendengar perkataan Fathir tadi.

Membayangkan kejadian yang baru saja dia lewati. Air matanya


menetes. Kesedihan telah melampaui batas. Keadaan terlalu jelas
tergambar sebagai kenyataan. Kenyataan yang menyakitkan.
Dirinya terkulai, membenamkan wajahnya pada kedua telapak
tangan. Maura tak sanggup menegakkan kaki. Beban hidup telah
merampas kekutannya. Maura benar-benar menangis.Dan tiba-tiba
suara yang terdengar kemudian, telah mengagetkannya

Jika tak kau temukan kebahagiaan disana maka kembalilah


bersamaku.Alex menyentuh bahunya dengan lembut.

Alex benarkah dia.

50
Maura mendongakkan wajah tak percaya dengan apa yang baru di
dengarnya tadi. Benar, Maura mendapati Alex yang sedang
tersenyum menatapnya. Senyum yang tak asing lagi, begitu tulus
dan hangat. Dia tak memahami mengapa Alex datang kesini.
Sesuatu kemudian mengejutkannya lagi. Alex tidaklah seorang diri,
di belakangnya tengah berdiri seseorang yang begitu dinantikan
kedatangannya. Benar, Ibunya berdiri di sana.Maura berhasil
tersenyum. Belum sempat dia bicara. Sesuatu yang kemudian di
sadarinya lagi. Disana ada seseorang lagi yang berdiri dibelakang
Ibunya. Entah kekuatan apa, tiba-tiba Maura mengukuhkan
kakinya. Dia berdiri menghampiri sosok itu. Sesuatu yang sangat
mengejutkan, hingga jantungnya terus berdetak kencang.

Kau telah menepati janjimu.

Ayah Kata yang terucap pertama kali membuat hatinya bergetar.


Maura melangkah dengan pijakan yang semakin kuat. Tersenyum
dengan penuh keyakinan, karena memang ayahnyalah yang ada di
depan sana. Saat sosok itu semakin didekati. Saat kajaiban itu
sudah berada didepan mata, dan sesuatu kemudian terjadi.

Tiba-tiba dia merasakan hatinya menjadi keras. Kenyataan telah


menyadarkan Maura. Kenyataan yang menyakitkan. Kenyataan
bahwa tak ada seorangpun disitu saat itu. Tinggalah Maura yang
hanya bisa meratapi nasibnya dalam hati. Meski menanggung perih
yang tak tertahankan, namun satu hal yang dia pahami bahwa tak
seorang pun yang dapat diandalkan untuknya meminta
perlindungan. Ia tetap harus menjalani semua ini sendirian.

***

Ini gelas ke enam yang telah kosong ditangan Fathir. Kepalnya


mulai terasa berat akibat pengaruh alcohol yang diminumnya.Dalam
kesadaran yang timbul tenggelam itu tiba-tiba melihat seseorang
yang nampak berjalan kearahnya. Wanita cantik dengan gaun hitam
yang anggun. Fathir mencoba meyakinkan dirinya bahwa apa yang
tengah dilihatnya ini memang benar Derra. Senyuman yang
menawan dari wanita cantik itu telah menyadarkan Fathir.

Fath Aku sangat merindukanmu. Derra mengusap punggung


Fathir dengan lembut dan hangat.

Kamu? Sedang apa disini?. Fathir sedikit tercengang.

51
Fathir Aku mencarimu beberapa hari belakangan ini. Kau sudah
tidak bisa dihubungi lagi semenjak hari pernikahanmu. Kenapa
begitu sombong padaku.

Derra melingkarkan tangannya pada leher Fathir dengan sorot mata


yang menggoda.

Begitu banyak orang yang menanyakan keputusan konyolku untuk


menikahi Maura. Itu lah mengapa aku tidak menyalakan HP
beberapa hari belakangan ini.

Fathir tersenyum lega kemudian.

Ku pikir kau tak akan mau menemuiku lagi setelah kejadian tempo
hari

Mendengar itu Derra seketika melepaskan rangkulannya sambil


melipat tangannya dengan mata melotot.

Jujur, aku benar-benar marah dan ingin sekali menampar mukamu.


Kalau bukan karena penjelasan dari teman-temanmu tidak mungkin
aku sudi menemuimu disini.

Mereka menjelaskan semuanya padamu

Derra mengangguk.

Alasan mengapa aku harus menikah dengan Maura.Kata Fathir


datar.

Dari kejauhan ketiga temannya yang baru saja dibicarakan itu


setengah berlari menghampiri mereka berdua.

Faza datang dengan mengepalkan tinjunya kearah lengan Fathir.

Bagaimana, teman. Kerja yang bagus, bukan?. Kami yang


membujuk Derra agar mau menemuimu.

Lihatlah, Derra. Tanpa dirimu keadaan Fathir semakin kacau.

Fathir tersenyum miris mendengar perkataan Tada.

Benar begitu? Apa kau tak bahagia bersama orang pilihan


Ayahmu?.

Derra bergelayaut manja pada Fathir.

52
Apakah kelihatannya aku sedang bahagia?.

Bukankah kau hanya dapat bahagia bila bersamaku, bukan dengan


yang lain. Aku berjanji tidak akan membiarkan Maura merebut kau
dariku.

Jangan khawatir. Dia sama sekali tak sebanding denganmu. Kau


begitu berharga dibanding dirinya.

Tapi kusarankan agar jangan terlalu membenci perempuan malang


itu. Kau harus berhati-hati, jangan sampai kebencian itu berubah
menjadi cinta.

Perkataan Reyhan sontak memancing tawa Faza dan Tada.

Sedang Derra tiba-tiba air mukanya berubah cemas.

Ku pikir Fathir tentu bisa membedakan mana yang kelasnya dan


mana yang bukan. Derra cemberut.

Suadahlah. Jangan terus-terusan membicarakannya. Rasanya ingin


muntah jika mengingat orang itu. Aku kesini bukan ingin membahas
masalahku lagi. Aku benar-benar butuh hiburan.

OK. Kita lupakan semua masalahmu. Sekarang mari kita


bersenang-senang.

Derra bergegas menarik lengan Fathir dan membawanya ketengah


lantai dansa. Ketiga temannya menyusul dengan membawa
pasangan mereka masing-masing.

Tanpa terasa malam semakin larut. Ditempat ini mereka semakin


tenggelam bersama hentakan music yang berdegup-degup
kencang. Fathir membaur dengan ritme music dan menyatu
bersama cahaya lampu disco yang saling memantul keseluruh
ruangan. Untuk sesaat dia dapat melupakan masalahnya.

***

Hujan tak kunjung reda. Langit begitu gelap. Malam telah larut
mendekati subuh. Menunggu Fathir sungguh usaha yang
melelahkan. Maura tak mampu menahan kantuknya lagi. Matanya
perlahan terpejam. Maura tertidur tertelungkup diatas meja ruang
tamu yang berkilat akibat pantulan cahaya petir yang menerobos
masuk lewat kaca jendela berukuran besar. Kedua tangannya

53
melipat diatas meja. Rambutnya yang tergerai hampir menutupi
setengah mukanya. Selimut yang dibawanya tadi kini melorat,
hanya menutupi tubuhnya sebatas pinggang.

Saat jam menunjukan pukul 3.40 subuh. Diluar terdengar mobil


yang memasuki garasi. Fathir kembali kerumah dengan kesadaran
yang masih belum pulih seutuhnya. Maura bahkan tak menyadari
kedatangan Fathir hingga orang yang ditunggu sejak tadi kini sudah
berada di ruang tamu. Rupanya derasnya hujan telah menyamarkan
suara deru mesin mobil saat memasuki garasi tadi. Atau mungkin
Maura sudah sangat kelelahan menunggu, menjadi tak menyadari
kedatangan Fathir.

Fathir heran dengan sikap Maura. Mengapa perempuan ini selalu


menunggunya pulang disetiap malamnya.

Kilat masih memantul dipermukaan kaca saat Fathir yang tanpa


sadar sejak tadi mematung ditempatnya. Dengan kesadaran yang
belum pulih menatap Maura begitu lekat. Memperhatikan rambut
Maura yang tergerai menutupi setengah wajahya yang putih pucat.
Seperti terhipnotis Fathir semakin mendekat memperhatikan wajah
perempuan didepannya yang begitu lemah. Memperhatikan
alismatanya. Bulumatanya. Dan bibirnya.

Sesuatu yang aneh menyusup kedalam pikiran Fathir. Maura yang


tengah tertidur malam ini begitu mengagumkan. Dia tidak dapat
lagi mengendalikan pikirannya saat itu. Mungkin karena pengaruh
alcohol yang diminumnya tadi. Fathir kemudian bertindak semakin
berani. Maura tak menyadari bahwa Fathir sudah semakin mendekat
padanya.

Maura membuka matanya karena terkejut saat ciuman Fathir


mendarat dibibirnya. Maura seketika itu juga berusaha melepaskan
ciuman Fathir. Menyadari penolakan itu bukannya melepaskan
Maura, Fathir malah semakin menginginkannya. Memaksa dan
mengulangi ciumannya lagi. Perempuan itu menjadi ketakutan
menghadapi perubahan sikap Fathir. Karena seperti ada yang salah
saat Fathir menyentuh tubuhnya dengan paksa.

A-ada apa denganmu, Fath Kau sepertinya sedang mabuk.

Tubuh Maura bergetar saat menyaksikan Fathir sedang melepas


bajunya. Maura hanya dapat berpikir bahwa Fathir sedang mabuk
berat saat ini. Apakah Fathir tak mengenali siapa orang yang
sedang diciumnya tadi. Bukankah suaminya itu sangat
membencinya. Jika ternyata Fathir melakukan hal tersebut, tentulah

54
diluar dari kesadaran. Maura semakin takut dengan perbuatan
Fathir padanya.

Buka bajumu. Perintah Fathir.

Kau sedang mabuk. Sadarlah ini aku Maura. Matanya nanar


menatap tatapan Fathir yang berbeda.

Lalu kenapa. Apa kau lupa bahwa kau telah menjadi istriku. Fathir
kembali mencium Maura sambil melepasi satu demi satu kancing
baju istrinya.

Maura menangis saat berada dalam pelukan Fathir. Dia Tak


mengerti apa yang ada dalam pikiran laki-laki ini. Fathir memang
suaminya. Tapi bukankah ini tidak sesuai dengan kesepakatan
mereka sebelumnya. Maura menolak melakukan ini, karena dia
merasa yang terjadi bukan didasarkan atas cinta. Maura
melepaskan pelukan Fathir dengan paksa.

Fathir yang keinginannya telah memuncak menjadi marah akan


penolakan Maura padanya. Sebuah tamparan yang sangat keras
berhasil mendarat dipipi Maura.

BODOH... Bukankah kau seharusnya senang atas perlakuan ku ini.


Jangan menolakku lagi atau kau akan tau akibatnya. Maura
kembali mendapat tamparan.

Maura merasakan tamparan yang sangat keras pada pipinya tak


sebanding sakit hatinya akibat ucapan merendahkan yang keluar
ada dari mulut Fathir. Dirinya terus saja menangis karena Fathir
bersikap kasar kepadanya. Tak ada yang bisa dia lakukan saat ini
selain mengikuti kemauan Fathir.

Diluar petir dan kilat silih berganti meneror malam yang dingin
karena hujan malah semakin bertambah deras. Fathir mungkin
telah kehilangan akal sehatnya. Dibawah pengaruh alcohol dirinya
telah lupa bahwa pernah bersumpah untuk tak sekalipun sudi
menyentuh Maura. Dan malam ini nampaknya hal tersebut
menguap entah kemana.

***

Sinar matahari pagi menembus jendela kaca menerpa wajah Fathir


yang masih tertidur pulas diatas sofa. Fathir kemudian membuka
matanya saat sinar yang menusuk itu mulai terasa hangat dipipi.

55
Dengan malas Fathir menarik selimut untuk melindunginya dari
silau yang tengah memancar. Dan seiring itu dia mulai sadar dari
tidurnya dan mulai mengingat sedikit kejadian demi kejadian malam
tadi. Sekarang Fathir mendapati dirinya dalamkeadaan berselimut
sedang dia tidak mengenakan pakaian. Bayangan jelas mulai
berkelebat dipikiran Fathir tentang sesuatu yang telah dilakukannya
bersama Maura. Orang yang paling dibencinya. Fathir terhenyak
ditempatnya, saat ingatan itu semakin jelas. Ingatan saat dirinya
menyentuh perempuan itu. Menjadi penguasa atas Maura.
Melampiaskan hasrat bergelora yang meluap tak terbendung,
merajai seluruh system pertahanan yang susah-susah dia bangun
sebelumnya. Rasa lelah yang masihbelum lagi hilang. Dan begitu
terkejutnya Fathir setelah sadar bahwa apa yang dilakukannya
dengan mara bukanlah mimpi. Itu kenyataan. Segera dirinya
bangkit dan berjalan menuju kamar.

Sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Suasana rumahsepi. Seprti


biasa sarapan sudah tertata dengan rapi di dapur. Maura sudah
berangkat sebelum dirinya terbangun. Fathir kemudian membasuh
muka dan memandangi wajahnya dicermin. Merutuki apa yang telah
dilakukannya malam tadi. Pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam
benak Fathir adalah apakah benar kejadian malam tadi murni
karena dia sedang dalam keadan mabuk ataukah ada sesuatu hal
lain yang mendorongnya melakukan tersebut. Betapa bodohnya,
jika ternyata orang yang begitu dibenci, bahkan untuk bicara
denganya saja rasanya tak sudi dan ternyata malam tadi Fathirlah
yang mendesak dan terus memaksa Maura. Fathir mencari alasan
yang dapat membenarkan atas perlakuannya. Dia benar mabuk
malam itu, tetapi dia juga menyadari bahwa wanita yang berada
didepannya untuk di diajak bercinta adalah Maura. Rasanya seperti
keinginan yang tak bisa dikendalikan. Sangatlah aneh jika ternyata
begitu terjadi, kecuali jika ternyata Fathir memangbenar
menginginkan hal tersebut.

Kini sudah sekitar setengah jam Fathir berada dibawah shower


diguyur air. Pikirannya kembali mengingat kejadian demi kejadian
malam tadi. Berulang kali dirinya mencoba menghapus ingatan dan
bayangan pada setiap lekuk tubuh peempuan itu. Nalurinya sebagai
seorang lelaki tentu tak mudah melupakan kejadian dan
menguapkannya begitu saja.

Aaaaakhh... Tuhan. Tolong hentikan pikiran-pikairan aneh ini.


Teriak Fathir. Dan dia memutuskan setelah hari ini tidak akan
pulang kerumah untuk sementara waktu. Dengan cara itu dia dapat
menghindari agar tak bertemu dengan Maura. Dan itu pun ternyata
untuk meghindari sesuatu yang diluar kehendak. Rasanya Fathir
mengambial keputusan yang tepat, karena jika kejadian serupa

56
malam tadi terulang kembali. Alasan apa yang akan dia
pertenggungjawapkan pada dirinya sendiri, jika ternyata dia
melakukannya dengan kondisi penuh kesadaran.

Hari ini ada pemotretan di beberapa majalah dan promosi Film


barunya. Sebenarnya pemotretan baru dimulai dua jam lagi, akan
tetapi Fathir merasa akan lebih baik bersegera meninggalkan rumah
ini dan pergi ketempat kerja. Jika terlalu lama berada dirumah
entah pikiran aneh apa yang akan bermunculan dalam otaknya
nanti. Beberapa menit kemudian Fathir bergegas mengenakan
pakaian dan setelah semuanya selesai dirinya langsung berangkat
ketempat tujuan.

***

Sekarang Fathir memang masuk dalam jajaran actor papan atas.


Keberhasilannya dalam dunia entertainment berdampak juga pada
kehidupannya. Apapun yang dikenakan, dibicarakan dan apapun
yang menyangkut dengan Fathir akan menjadi baik dan indah
menuruk kebanyakan orang. Terlanjur dipuja semua orang terutama
kaum hawa menjadikan sesuatu yang salahpun akan menjadi benar
jika Fathir yang melakukannya. Sehingga meskipun statusnya tidak
melajang lagi Fathir tetap menjadi idola bagi mereka, jadi usaha
sia-sia jika ternyata ada pihak yang mencoba menjatuhkan reputasi
sang actor, karena sekarang Fathir sedang berada di puncak
pencapain yang tertinggi.

Orang-orang terkejut, namun teap menyapa dan tersenyum ramah


saat menyambut kedatangan Fathir.

Lho..?!. Bukanya, pemotretan masih dua jam lagi?. Menejer


menilik jam yang bergantung di dinding kantornya. Orang-orang
yang ada dalam ruangan pun sepertinya memasang wajah tak
mengerti. Tak menyangka sang actor yang biasanya terlambat,
ternyata bisa juga datang lebih awal dari biasanya. Tetapi dua jam
lebih awal sepertinya terlalu berlebihan untuk ukuran actor sekelas
Fathir.

Bukannya malah bagus, Sekali-kali datang lebih awal.

Fathir menghempaskan tubuhnya keatas sofa. Perasaan shock


mengenai kejadiannya dengan Maura terus membayang-bayangi
dimanapun Fathir berada.

Seakan memahami sesuatu. Menejer menghapirinya.

57
Sekali-kali datang lebih awal memang bagus, tapi dua jam lebih
awal sepertinya terlalu berlebihan Semua yang ada disana
mengulum senyumnya. Ternyata pikiran mereka dengan sang
menejer sama saja.

Fathir memasang wajah masam mendengar ucapan manejer.


Apalagi saat menyadari bahwa yang lain pun tengah
memandanginya dengan muka aneh. Seolah ingin sekali meminta
penjelasan dari Fathir.

Huh!. Lain kali, sebaiknya aku datang terlambat saja Fathir


menggerutu masih dengan wajah masamnya.

Maaf. Maaf Bukan maksudku begitu

Tiba-tiba wajah menejer Jo berubah.

Tidak terjadi sesuatu antara kau dan istrimu,kan...?. Pengantin


baru bertengkar. Menejer tersenyum jahil.

Fathir menelan ludah. Panik.

Apa maksud dari perkataanmu tadi?!. Sepertinya, Aku memang


harus meninggalkan tempat ini

Menejer Jo buru-buru mencegah Fathir yang hendak beranjak pergi.

Ayolah Tidak ada maksud untuk menyinggung perasaanmu.


Hanya pertanyaan biasa. Kalo tidak mau menjawabnya, Ya sudah

Fathir kembli ke tempatnya masih dengan perasaan kacau.


Bagaimana mungkin sesampainya dia di tepat ini, dihadapkan
dengan pertanyaan konyol tentang perempuan itu. Usahanya untuk
melupakan Maura menjadi sia-sia belaka. Sampai detik ini pun
Fathir terus saja diteror oleh pikiran-pikirannya tentang Maura.

Dan selama pengambilan gambar berlangsung dia menjaditidak


focus dengan kamera didepan. Tampak seperti didera rasa gelisah.
Tentu saja orang-orang di sekitarpun menyadari hal tersebut.
Mereka mengira Fathir memang dalam keadaan sakit atau kelelahan
bekerja. Meskipun berulang kali mengelak pada diri sendiri, bahwa
kenyataannya yang terjadi adalah sejak tadi Fathir tak berhenti
berpikir tentang Maura.

Dan hari demi hari berlalu. Kejadian yang sangat pelik berawal dari
malam itu semakin membuat hubungan antara Fathir dan Maura

58
menjadi semakin renggang. Fathir dan Maura sebisa mungkin untuk
tidak saling berinteraksi. Mereka sekarang seumpama mahnet yang
saling tolak menolak. Menghindar pada kedua sisinya. Masing-
masing membentengi diri. Tak ada satu pun kemungkinan bagi
Maura dan Fathir untuk hidup bahagia bersama. Semua upaya
untuk menyakiti istrinya telah dilakukan Fathir termasuk menjalin
hubungan terlarangnya dengan Derra. Maura pun sepertinya telah
terbiasa menghadapi situasi seperti ini. Dirinya hanya bisa berharap
agar cobaan hidupnya akan segera berakhir.

Lelaki Misterius

59
Siapa orag itu??

Derra bergumam pelan saat seseorang melintas dihadapannya.

Sepertinya aku baru pertama kali melihatnya disini.

Saking antusiasnya Derra memalingkan wajahnya mengikuti


kemana arah orang itu pergi.

Mengagumkan

Dan Derra tersentak kaget. Karena ternyata Fathir sudah berada


disebelahnya dan tidak menyadari bahwa cukup lama Fathir
memperhatikan tingkah anehnya tadi.

Buru-buru Derra mengalihkan perhatian dengan cara merangkul


Fathir mesra.

Hey sayang Dari tadi aku mencarimu. Kemana saja sih?

Kau tadi sedang apa? Fathir memasang tampang curiga.

E Entahlah. Mungkin tadi sedang melamun.

Fathir menatapnya kaku.

Tenanglah, sayang Dalam pikiranku ini hanya ada kamu seorang.

Derra mengecup pipi Fathir segera. Kemudian menggandeng


tangannya. Mereka berdua berjalan menuju kelas. Bergandengan
mesra tanpa mempedulikan stataus keduanya. Meskipun telah
menikah dengan perempuan hasil perjodohan orangtuanya namun
Derra tetaplah kekasih Fathir.

Sesampainya di kelas Fathir mendapati Maura sudah duduk dikursi


paling depan dekat dengan tempat dosen pengajar. Seperti hari-hari
biasa semenjak kepindahannya kekampus ini. Maura tidak mau
ambil pusing dengan kelakuan Fathir dan Derra yang selalu
mengumbar kemesraan dan dengan sengaja merendahkannya
didepan semua orang.

Fathir sengaja melingkarkan tangan kepinggul Derra saat lewat


dihadapan Maura. Orang-orang disekitarpun telah telah terbiasa
melihat pemandanagn tersebut. Jelas lah mereka menyadari akan
kejanggalan pernikahan Fathir dan Maura. Tetapi anehnya, dibalik
kejadian ini bukan Fathir yang disalahkan atas perilakunya yang

60
terang-terangan berselingkuh. Malah sebaliknya. Entah karena
termakan racun ketenaran sang actor, mereka menganggap Maura
lah yang menjadi pengacau diantara hubungan Fathir dan
kekasihnya Derra. Maura hanya seorang miskin yang sangat
beruntung karena dia adalah perempuan pilihan orangtua Fathir,
seorang actor tampan, berbakat dan kaya telah menjadi korban
dalam perjodohan tersebut. Mungkin dalam benak mereka Maura
yang miskin, kampungan, tidak bisa bergaul sungguh tidak setara
dengan keadaan Fathir.

Maura semakin menundukan wajahnya ketika ketiga kawan akrab


Fathir melintas di depannya. Reyhan diam-diam memperhatikan
tingkah perempuan yang sangat pendiam itu. Sebenarnya telah
lama Reyhan mulai memperhatikan Maura tepatnya saat pertama
kali mereka bertemu di sekolah menegah. Saat itu Rey telah
merasakan bahwa dirinya merasa tertarik pada gadis bermata biru.
Dia berbeda dari kebanyakan perempuan yang ia kenal. Maura
memang pendiam, suka menyendiri, dan terkadang sangat
misterius. Sifat demikian itulah yang membuat Maura cendrung
dijauhi orang, karena dia sangat susah ditebak. Tapi menurut
Reyhan gayanya yang berbeda memiliki daya tarik yang mendalam.
Karakter kuat. Sangat khas dan sangat tidak dibuat-buat. Satu hal
lagi, Maura tidak hanya tergolong kedaam kategori wanita berwajah
cantik. Tetapi dia juga lebih tepat dikatakan cantik yang eksotis. Hal
itulah yang membuat Rey semakin mengaguminya. Suatu hal yang
tidak sadari sebelumnya bahwa dia telah menjadi lelaki yang
pengecut. Berpura-pura acuh, hanya karena Maura terlanjur dijauhi
semua orang.

Rey Kenapa tidak duduk? Fathir menyusuri arah pandangan.


Mencari sesuatu yang sedang dipandangi Reyhan.

DEG!

Maura rupanya mata Fathir berhenti di punggung istrinya. Tak ada


seorang pun disana selain Maura.

Reyhan sudah duduk dikursi. Fathir menaikan sebelah alisnya.

Siapa yang sedang kau amati, Rey..?

Ingin sekali memastikan siapa yang sedang diperhatikan Rey tadi.

Tak diduga Rehyan menunjuk kearah pandangannya. Kemudian


tersenyum pada Fathir.

Maura!?

61
Fathir sedikit kaget melihat kejujuran temannya itu.

Kalau memang benar dia kenapa? Kau tentu tidak


mempermasalahkannya, bukan Rey menepuk pundak teman
disampinya.

Tidak ku sangka selera mu sangat rendah. Fathir bicara dengan


nada meremehkan.

Rey Tersenyum tipis.

Apa kau buta, Fath Punya istri secantik itu malah disia-siakan.
Setidaknya dia kelihatan lebih terhormat dibandingkan kekasih
disebelahmu.

Kau jangan main-main dengan ucapanmu itu.

Fathir sangat terkejut, ternyata Reyhan serius menyukai Maura.

Apa aku terlihat sedang main-main. Sudah sejak lama aku


mengaguminya. Tapi aku yang bodoh karena tidak pernah
menyatakan perasaan ini.

Maksudmu, tapi statusnya sekarang adalah istriku Fathir


keheranan.

Situasinya memang menjadi serumit ini. Tapi ku pikir hal tersebut


tidak masalah, karena setauku kau sama sekali tidak menyukainya

Sudahlah Rey Siapa saja asalkan jangan Maura. Kau tidak tau
betapa menyebalkannya orang itu

Itukan menurumu. Atau sebenarnya kau juga menyukainya Kali


ini Reyhan yang kelihatannya bingung.

Hah!!! Aku.. Tidak akan pernah. Camkan itu!. Sebagai sahabat aku
hanya ingin menyarankan agar kau tak menyesal nantinya. Selama
statusnya masih menjadi istriku. Kau jangan berani macam-macam.
Ingat itu, Rey

Lho Memangnya kenapa?. Tidak bisakah aku pendekatan terlebih


dahulu?

Fathir langsung menjitak kepala temannya itu.

62
Pakai otak, dong! Dimana harga diriku kalau istriku sendiri
dengan sahabatku saling bersama, sedang aku masih suaminya!?

Bukankah kau sendiri secara terang-terangan berselingkuh


dihadapan semua orang

kalo itu beda. Maura memang harus tunduk denganku

Brengsek. Kau

Fathir memamerkan senyum Liciknya.

Selang beberapa menit suara rebut-ribut datang dari arah luar


mengagetkan mereka. Muqtada yang mudah terpengaruh segala
bentuk keributan bergegas menghampiri ingin tau apa yang terjadi
diluar sana. Dan setibanya dari sana Muqtada meracau-racau tak
karuan.

Heeh Dasar perempuan. Baru lihat orang seperti itu. Terik


histeris.

Ada apa? Ada perkelahian kah? Tanya Faza segera.

Tadinya ku pikir juga begitu. Tidak taunya

Muqtada menggantung kalimatnya mendengar riuh yang semakin


nyaring.

Memangnya ada apa, sih? Derra mulai curiga kemana arah


pembicaraan Muqtada.

Sepertinya ada pendatang baru. Tampanya sih Ok. Kelihatannya


memang dari kalangan berduit. Dari gerak-geriknya. Emm sedikit
mirip denganmu, Fath!

Aku! Fathir mulai meresfon.

He kau kan tampak acuhan orangnya. Tapi ini sepertinya Lebih


sadis. Di sapa sekelompok wanita cantik malah membalasnya
dengan tatapan mengerikan. Hiiii

Tada bergidik pura-pura sok takut.

Belum lagi Fathir sempat menjawab. Orang yang dibicarakan sudah


berada di depan pintu. Seisi kelas menatapnya. Kecuali Maura.
Seperti biasanya.

63
Lelaki itu mengenakan jaket hitam mengkilat. Tangan kanannya
memikul ransel. Dan tangan kirinya menjuntai kebawah. Fathir
memperhatikan sesuatu yang membuatnya penasaran. Sebuah
gelang dengan tali-tali hitam melilit dipergelangan tangannya.
Kilatan cahaya logam mulia berwarna perak dengan bentuk mirip
segitiga lancip tidak sempurna tengah berputar-putar.

Kalung tali hitam dengan bandul Logam perak berkilat.

Fathir membatin.

Sepertinya dia mengenali kalung yang sengaja dililit ditangan


tersebut.

Dan Fathir tersentak.

Di tengah malam yang dingin dengan kesadaran yang timbul-


tenggelam. Bayangan Maura tanpa sehelai kain pun. Fathir ingat.
Dileher Maura terdapat kalung dengan tali hitam berbandul logam
mulia perak mirip dipakai oleh lelaki itu.

Fathir terdiam kaku. Sama halnya dengan Lelaki bertubuh tegap


yang masih berdiri disana. Matanya menatap kearah Maura. Istrinya
itu seperti biasa. Tak menyadari situasi sekitar yang tengah riuh
menyambut kedatangn sosok lelaki yang luar biasa tampannya
menurut perempuan-perempuan yang sibuk memperhatikan lelaki
itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak terkucuali Derra yang
keheranan penuh kagum.

Menakjubkan

Meskipun kekasihnya Fathir juga tergolong lelaki tampan. Namun


Derra tak pernah merasakan aura seperti itu. Lelaki yang nampak
sulit untuk didekati, meski berbahaya namun sangat menantang.
Matanya yang bersifat magnetis mampu menarik pandangan setiap
wanita. Garis mukanya tegas dan mengagumkan. Pesonanya kini
telah membuat wanita-wanita lupa bahwa masih ada 4 sekawan
didalam ruangan ini. Fathir, Reyhan, Faza dan Muqtada. Bintang
kampus yang sepertinya tak dihiraukan di sini.

Terdengar bisik-bisik dibelakang.

Seetts Kau tau siapa dia?

Waah Makhluk menakjubkan. Aku baru pertama kali melihat


orang sekeren ini.

64
Mereka melihatnya mengendarai mobil super keren kesini. Hebat
bukan!

Hah Kenapa baru pertama kali melihatnya disini?!

Kabarnya mahasiswa pindahan dari luar negeri.

Betulkah!?. Bisa-bisa menggeser predikat jagoan kita Fathir. Si


bintang tampan Universitas.

Eets Belum tentu. Mungkin ini hanya pesona anak baru

He kita lihat saja nanti. Sepertinya tidak mudah di taklukan.

Bisik-bisik seketika terhenti. Saat lelaki tadi melangkah masuk.


Berjalan menuju perempuan yang duduk di depan. Yang dari tadi
sibuk membolak-balik buku tebalnya. Lelaki tadi berhenti tepat
didepan Maura. Terdiam sejenak.

Dan mengulurkan tangannya.

Hai cantik, boleh aku tau siapa namamu?

Lelaki tampan dengan muka dingin dan keras seketika berubah


ramah didepan Maura. Menampakan senyum yang hangat dan
bersahabat.

Semua membelalakan mata.

Maura bahkan tak bisa bersuara saking terkejutnya.

Jennyfer. Perempuan seksi berbulu mata lentik dan memiliki warna


rambut kecoklatan berdiri dengan wajah masam.

Sepertinya perempuan itu harus diberi pelajaran.Belum apa-apa


sudah berani mencuri start.

Jennyfer berjalan layaknya model di atas kattwalk menghampiri


Lelaki tadi.

Hay Kenalkan aku Jennyfer

Lelaki itu tak menghiraukan Jennyfer yang tengah menyodorkan


tangannya.

Merasa tidak dihiraukan dia pun memandang Maura kesal.

65
Kuberi tau, ya. Perempuan yang baru kau ajak kenalan ini adalah
perempuan yang tidak baik. Tidak ada satu pun orang di tempat ini
yang mau bergaul dengannya. Perempuan yang tidak tau malu dan
sikapnya sangat aneh. Suaminya bahkan tidak mau bersamanya
Jennyfer menunjuk Fathir.

Lelaki itu menyaksikan sendiri Fathir sedang merangkul wanita


disampingnya.

Maura menunduk menahan sesuatu yang tiba-tiba ingin meluap


dimatanya.

Lama lelaki itu menatap Fathir dengan tatapan penuh kebencian.


Tampangnya yang tadi berubah ramah didepan Maura, kemudian
berubah kembali dingin. Kilatan kebencian dari sorot matanya
sudah jelas terbaca Fathir.

Derra dan ketiga kawannya juga menyadari kejanggalan itu.

Kau mengenal orang itu? Ucap Derra yang merasa takut


menangkap bahaya tersembunyi dari lelaki itu yang masih terus
memandang Fathir penuh benci.

Tidak. Aku bahkan tidak pernah bertemu orang ini sebelumnya

Yang benar, Fath.. Tapi apa Cuma perasaan ku saja. Dia sepertinya
sangat membencimu. Tampangnya tiba-tiba berubah seperti
pembunuh berdarah dingin saat menatapmu.

Faza menepuk punggung Fathir.

Sangat marah dan benci Tada bergidik.

Melihat Lelaki itu terus membisu di tempatnya. Jennyfer menjadai


keheranan.

Hello Apa kau mendengarku. Sebaiknya jangan mendekati


perempuan miskin dan kampungan ini.

Kalimat sempurna untuk merendahkan Maura, pikirnya.

Kemudian dengan agresif Jennyfer menarik lengan Lelaki yang tidak


menghiraukannya itu. Namun yang mengejutkan Lelaki itu menepis
kasar.

66
Ku peringatkan padamu perempuan tidak tau malu. Jangan sekali-
kali menampakan mukamu yang sungguh memuakan itu
dihadapanku. Atau kau akan ku bunuh

Lelaki itu benar-benar marah dan tidak main-main. Tampangnya


sudah seperti ingin mencekik Jennyfer hingga mati.

Ditempatnya Jennyfer pucat pasi. Sosok tampan yang


mengagumkan seketika berubah mengerikan layaknya mesin
pembunuh.

Alex Cukup, Ucap Maura Lirih. Dirinya pun terkejut tidak pernah
melihat sahabatnya semarah itu.

Alex menatap Maura tidak kalah sangarnya. Maura tertunduk


ingin menyembunyikan luka yang mungkin terbaca Alex.

Dasar bodoh... Alex medorong kepala Maura.

Keras kepala

Pecundang

Mengapa masih bertahan disini. Terdengar gemertak gigi


grahamnya. Tanda emosi dan rasa kecewa yang sangat.

Kesengsaraan merenggut keberaniannya. Bahkan tak berani


menatap sahabatnya itu.

Jangan menunduk! Lelaki tadi bicara dengan rahang yang


mengeras.

Jangan tunduk pada apapun, kecuali kebenaran. Kata-katanya


membuat hati Maura terasa perih.

Alex menarik dagu lancip Maura. Menengadahkannya keatas. Dan


seketika hatinya teriris melihat sahabatnya menangis tanpa bisa
melakukan pembelaan. Maura masih duduk dibangkunya saat Alex
memeluknya. Seluruh rasa pedih, sakit, hancur yang di rasakan
tumpak didalam pelukan sahabatnya itu. Seisi ruangan tercengang
menyaksikan.

Jangan mengacaukan semuanya. Ini sebuah pertaruhan janji

Alex tidak dapat menahan marahnya kepada Fathir. Wajahnya


terangkat. Menatap penuh benci kepada orang yang telah merebut
paksa cinta sekaligus sahabatnya sendiri. Dalam hati Alex

67
bersumpah akan membalas semua yang diperlakukan Fathir
terhadap Maura.

Suasana dalam ruang kelas lantas menjadi sangat tidak nyaman.


Tak ada seorang pun yang berani berkomentar. Meskipun perasaan
heran menyelimuti pikiran mereka. Heran pada sikap anak baru itu
terhadap Maura. Heran karena mereka tak mengetahui siapa
sebenarnya Lelaki tersebut. Dan banyak hal yang membingugkan
lainnya.

Tidak sedikitpun gerak-gerik Maura dan Lelaki itu lepas dari


pantauan Fathir. Cara mereka berkomunikasi. Jelas mereka berdua
terlihat sudah lama saling mengenal. Dalam keakraban yang tidak
bisa disembunyikan itu membuat Fathir berpikir bahwa ada banyak
hal yang nampaknya tidak diketahui olehnya.

Dalam benaknya saat ini, terus saja mengingat-ingat lelaki yang


pernah dilihatnya itu. Tetapi mengapa mengapa Maura memiliki
kalung yang sama dengan kepunyaan lelaki itu. Dan mengapa
tampangnya tiba-tiba bisa berubah menjadi sangat ramah saat
bicara dengan Maura.

Awas saja jika berani berbuat macam-macam, perempuan itu akan


ku beri pelajaran

kenapa Kau cemburu? Derra cemberut.

Hah!!! Cemburu?!?! Kau pikir aku gila.

Derra masih menatap penuh sangsi.

Ini persoalan lain. Menyagkut harga diri. Dia tidak boleh semaunya
dengan statusnya sebagai istriku

Hey! Tenang dulu Lagi pula mereka juga tidak melakukan suatu
hal yang kelihatannya melanggar aturan Ujar Tada.

Mungkin saja anak baru itu sahabat atau bahkan terkait keluarga
oleh Maura Faza menimpali.

Derra mengamati anak baru itu dengan seksama.

Tapi kalau sahabatnya setampan itu. Siapa yang tidak tergoda.


Maura bisa saja melanggar aturan yang ada.

Derra yang asal bicara tak menyadari akibatnya. Fathir naik darah.

68
Jadi! Artinya secara tidak langsung kau juga mengaguminya,
begitukah?

Ooh Bukan maksudku, sayang. Hanya membingungkan orang


miskin dan kampung sepertinya bisa punya kenalan setampan itu

Salah bicara lagi.

Fathir melotot lagi.

Reyhan yang dari tadi diam. Namun menyimak pembicaraan dengan


seksama. Sejujurnya merasa tidak senang atas kedatangan anak
baru itu secara mendadak. Melihat dari caranya menatap Maura
sanangat tidak biasa. Bisa jadi lelaki itu menyukai Maura. Dan jika
benar, lelaki itu tidak lah lawan yang mudah di remehkan. Tidak
saja tampan, namun juga memiliki aura yang dapat menjerat
siapapun wanita yang di ingin kannya.

***

Dosen pengajar menyadari kejagalan pada kelas hari ini. Sangat


tidak wajar, kelas yang biasanya ribut menjadi ini begitu tenang.
Telalu tenang malahan. Bahkan detak jarum jam ditangannya pun
terdengar olehnya. Ya. Setelah insiden kecil yang dialami jennyfer
tadi. Kelas ini menjadi sunyi senyap seketika. Bagaimana bisa,
Jennyfer adalah salah satu primadoma Universitas, dia cantik, seksi,
menarik dan berkelas harus mendapatkan tolakan yang sangat
keras dari anak baru itu. Sedang yang mengejutkan lelaki setampan
dia malah terang-terangan memilih Maura, seorang yang sudah
terlanjur memiliki catatan buruk.Bahkan mereka melihat sesaat dia
datang memeluknya. Semua serba membingungkan. Namun
semuamemilih bungkam. Kejadian Jennyfer merupakan pelajaran
berharga. Bahwa lelaki yang terlalu tampan, kadang sangat
berbahaya.

Kelas sunyi bagai kuburan tua hingga mata kuliah hari ini berakhir.
Tanpa disadari oleh Maura seisi kelas tengah memperhatikan gerak-
geriknya. Fathir tidak seperti biasanya yang ketika kuliah usai
langsung menghambur keluar. Ada hal yang membuatnya terhenti
disini. Melihat dengan jelas perhatian khusus yang diberikan lelaki
tersebut kepada Maura. Hingga meyaksikan sendiri saat lelaki itu
menarik lengan Maura membawanya keluar ruangan.

Wanita itu

69
Dia sudah berani bermain diatas bara. Fathir kesal. Marah. Dan
terbakar. Seolah baru saja dihianati.

Koridor panjang yang berisik. Semua mata tertuju padanya.


Memandang penuh heran. Bingung. Berbisik-bisik tak percaya.
Makhluk mengagumkan yang belakangan mereka tau bernama
Alex. Bergandengan tangan dengan seorang wanita bernama
Maura. Padangan lurus kedepan menatap kosong. Solah tak berada
ditempat ini saat ini.

Di koridor panjang yang berisik. Alex dan Maura disergap rasa sunyi
yang mendalam. Keduanya menikmati kesunyian tanpa mengerti
yang terjadi. Menikmati perasaan yang terlarang. Menikmati cinta
dari sebuah penghianatan. Masih dalam diam ketika keduanya
berhenti di sebuah taman. Memilih untuk duduk dan belum ingin
bicara. Alex tak melepaskan genggaman tangannya. Menatap
kosong menikmati kesunyian dan menutup matanya.

Bila bunyi yang merdu disebut lagu


Mungkinkah menutup matapun bisa dikatakan cinta
Dan bila kata-kata yang tersampaikan kepadamu adalah kenyataan
Apakah kata-kata yang terpendam ini hanyalah mimpi
Hanya satu hal yang kuyakini sampai mati
Dihatiku ada cinta untuk mu

Menyadari akan cinta setelah kita kehilangannya. Itulah yang


terjadi. Duduk bersama. Memiliki perasaan yang sama. Namun
mereka merasa tidak bisa bersatu. Setidaknya masih belum
saatnya. Sebelum janjinya terselesaikan. Hal yang paling tepat
untuk dilakukannya saat ini ialah bersabar.

Hari-hari pertamuan kita yang samar-samar terpantul di suatu


tempat
Sekarang menjadi kenyataan, dimana kau ada disampingku

Alex bersamanya..

Hatinya senang, namun keadaan tak membenarkan.

Kenapa kau kesini?

Maksudmu!?

Untuk apa kau melakukan semua ini?

Alex mengerutkan keningnya.

70
kenapa. Untuk apa. Pertanyaan bodoh

Maura menghela nafas mendengarnya.

Semua kulakukan untukmu. Harusnya tak perlu kau tanya lagi. Alex
membatin

Aku pindah ke universitas ini. Satu jurusan denganmu.

Sejak kapan kau berada dikota ini?

Kurang lebih satu bulan yang lalu. Ternyata membutuhkan banyak


waktu untuk mengurus kepindahanku dari luar negeri

Maura sangat terkejut dan Alex telah menduganya.

Kau ini sahabat macam apa?! Bahkan aku pergi jauh pun kau tak
tau. Kau boleh saja tak mengingat ku. Tapi aku tak sedikitpun
melupakan mu.

kau keluar negeri?!

Sekarang Maura mengerti mengapa dia merasa sangat kesepian.


Ternyata selama ini Alex sangat jauh darinya.

Ya. Setelah ditinggal menikah oleh sahabatku. Ku putuskan untuk


meninggalkan Negara ini. Meskipun sangat berat melakukannya.
Karana saat itu begitu banyak firasat buruk tentangmu. Tapi aku
tetap melakukannya. Ku pikir hanya itu satu-satunya cara untuk
melupakan mu

Alex terpana. Saat kalimat itu dia ucapkan dan seketika itu juga
Maura menangis. Seakan bisa merasakan apa yang telah menimpa
Maura. Alex mempererat gengamannya.

Aku tak akan datang kemari kalau ku pikir yang ku lakukan ini
akan menggaggu kesenanganmu. Bibi Iskandar telah menceritakan
semuanya. Pernikahanmu itu, saat terakhir kali kau bertemu
mereka. Setelah itu, mereka bahkan tak pernah tau bagaimana
kabarmu saat ini.

Mendengar hal tersebut. Maura mengerti kemana arah pembicaraan


Alex. Kenyataan pahit ini tak mungkin lagi ditutupinya. Meskipun
dengan sekuat tenaga.

Sekarang ceritakan kepadaku apa yang terjadi. Hentikan semua


sandiwara ini

71
Maura memberanikan diri menceritakan masalahnya kepada Alex.
Tentang perjanjian 3 tahun yang telah disepakati. Tentang
penolakan Fathir dan keluarganya. Dan tentang pernikahan sebagai
topeng demi keselamatan tuan Richman. Maura harus
menyelesaikan hutang janji yang terlanjur disepakatinya. Fathir
harus melakukan ini buka karena dia mencintai Maura, tapi semata
demi kepentingan lain. Penjelasan Maura mengekang keinginan Alex
untuk bertindak. Rasanya ingin sekali marah, teriak, menghajar,
meremuk tulang Fathir hingga hancur tak tersisa. Disatu sisi Alex
ingin segera memawa pergi Maura. Namun di sisi lain tak berdaya
atas permintaan Maura untuk bersabar agar masalahnya
terselesaikan. Alex sangat kecewa. Lengan nya yang kuat, tak
cukup untuk melindungi perempuan yang dia cintai.

Wajahnya terlihat cemas. Maura tak tau kemana Alex akan


membawanya pergi.

Alex, apa tidak sebaiknya aku izin dulu untuk pergi bersamamu?!

Memangnya kenapa? Kau khawatir Fathir marah padamu?.


Bukankan dia sama sekali tak peduli. Dia juga bersama perempuan
lain disana. Jadi untuk apa kau terus memikirkan orang itu. Dia
bahkan tak pernah memikirkanmu

Bukan mejawabnya, Maura malah memalingkan muka kearah


jendela mobil yang terbuka lebar. Menyaksikan deretan pepohonan
dengan daun yang rimbun. Cahaya matahari menerobos disela-sela
dahannya. Udara sejuk dengan bau dedaunan segar yang khas.
Tumbuhan liar menari-nari. Langit biru yang hangat. Dan mobil
terus melaju kesebuah tempat yang asing bagi dirinya. Maura
tercengang saat semakin tercium bau semacam bunga-bungaan
dan tak berapa lama setelah itu dilihatnya hamparan luas kebun
bunga dipinggir jalan. Sungguh pemandangan yang langka. Mereka
melewati hamparan bunga Lafender. Dirinya takjub saat semua
yang dilewatinya menjadi berwarna ungu. Kemudian warnanya
memencar dari ungu menjadi merah. Kemudian jingga, kuning,
putih dan semua warna membuatnya gembira. Seketika merubah
suasan hati. Perasan takut pun kini berangsur-angsur memnghilang
tergantikan oleh rasa tenang.

Mobil terus melaju. Maura pelahan menengok kearah pengemudi.


Sahabatnya itu tersenyum kecil sambil terus menatap lurus pada
jalan di depannya. Alex diam-diam menikmati perubahan sikap
Maura.

Mengapa aku baru menyadari perasaan ini.

72
Bersama Alex setidaknya bisa membuat Maura melupakan
masalahnya untuk sementara waktu. Alex adalah pelengkap hidup
yang sempurna. Yang tidak hanya menjanjikan kebahagiaan, tetapi
dengannya semua bisa menjadi kenyataan. Alex selalu datang
ketika Maura memerlukan bantuan. Maura bisa tersenyum karena
Alex ada disisinya.

Hari ini Maura telah menemukan cahaya dari orang lain saat dia
kehilangan cahanya sendiri.

Nah, sekarang kita sudah sampai.

Maura kaget bukan karena Alex tiba-tiba menghentikan mobilnya.


Tetapi lebih karena Alex yang memalingkan wajahnya, saat Maura
tengah memandanginya.

Eh! Sudah sampaikah!? wajahnya menghangat.

Makanya, jangan memandangiku terus. Alex tersenyum


mengejek.

Maura merengut.

Kebiasaan buruk yang tak bisa berubah.

Maura memperhatikan sekelilingnya. Suasana yang tak asing. Bau


khas air laut yang asin, dan suara deburan ombak yang dirindukan.
Rambut Maura menari dibawa angin yang datang dari laut. Alex
melepas topinya dan memasangkannya ke kepala Maura. Merapikan
rambut panjang hitam tembaga yang menjuntai terbawa angin. Alex
menatap Maura dengan perasaan sesak yang membahagiakan.

Menakjubkan kata Maura membuyarkan lamunan Alex

Oh! Kau ingin turun dan melihatnya lebih dekat?

Maura tersenyum.

Cantik Alex dari tadi terus memperhatikannya.

Pantai yang cantik dan eksotis. Pasirnya, ombaknya, pohon


kelapanya Maura mengalihkan pembicaraan.

Benar. Tetapi tak ada yang mengalahkan kecantikan dan eksotisnya


dirimu.

73
Muka Maura memanas lagi

Heh, ingat. Aku masih istri orang

Ya, aku tau, tapi kau tidak mencintai suamimu dan suamimu tidak
mencintaimu.

Maura tertegun. Kata-kata Alex menyakitkan tapi sayangnya semua


yanga dikatakannya benar.

Alex menarik nafas dalam. Sebelum satu pertanyaan yang sejak


lama dia ingin tau jawabannya.

Maura, boleh aku tanyakan kepadamu tentang satu hal ?

Tentang apa ?.

Siapakah orang yang sebenarnya kau cintai ?.

Hatinya bergetar membaca ketulusan yang tergambar dari wajah


Alex.

Haruskah aku mengatakan perasaanku yang sebenarnya. Haruskah


aku memberitahukan bahwa aku mencintainya.

Maura menimbang-nimbang. Tatapan Alex yang lembut menungggu


jawaban darinya membuat hati Maura melemah.

Jawab yang jujur, ra jangan kau paksakan. Aku hanya ingin tau
kejujuran. Aku ingin tau apakah aku ini memiliki tempat dihatimu,
melebihi seorang sahabat.

Apakah penting bagimu untuk mengetahui jawaban itu.

Penting sekali bagiku.

Alex menarik Maura kedalam pelukan. Mendekatkan wajahnya.


Maura gemetar antara ingin, menolak ciuman Alex atau
menerimanya. Terjadi perang di dalam dirinya. Dan tiba-tiba wajah
Fathir terlintas. Bayangan Fathir sedang memeluk dan mencium
Derra. Mereka bahagia. Tertawa. Suara tawanya seakan menutupi
telinga Maura, sepertinya mereka dekat disini. Maura tersadar dan
menjaukan badannya sebelum meruka berdua sempat berciuman.

Jika aku melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan
Fathir kepadaku. Jadi apa bedanya akau dengan Fathir. Maura
malu. Malu dengan dirinya sendiri.

74
Apapun jawabanku itu tetap tidak akan mengubah keadaan yang
telah terjadi. Aku ini sudah bersuami. Dan aku ini tidak boleh
mencintai orang selain suamiku. Ini tentang kehormatan dan
kesetiaan. Meskipun aku tau apa yang telah dilakukan Fathir
kepadaku. Dia bersama siapa. Atau melakukan apa. Aku tak peduli.
Aku tidak ingin disamakan dengannya. Aku membeci apa yang
dilakukannya kepadaku, tapi itu bukan menjadi alasan untuk aku
melakukan pembalasan yang sama. Karena jika suatu hari nanti aku
tidak lagi bersamanya. Aku dapat membuktikan bahwa aku istri
yang menjaga kehormatan keluarga. Aku berbeda dengan dirinya.

Maaf, aku tidak bisa mengendalikan perasaanku. Ku harap kau tak


membenciku. Karena perkataan ku itu tadi tulus. Tak bermaksud
menyakitimu.

Jika suatu saat kelak kita bersama. Maka sedikitpun tak usah kau
khawatirkan apa yang terjadi hari ini. Karena semua sudah ada
dalam rencana Tuhan.

Alex mengangguk mantap. Penolakan Maura semakin meyakinkan


perasaannya bahwa dia tidak salah mencinta Maura. Kekagumannya
kepada perempuan itu semakin bertambah. Kehormatan,
kesetiaaan dan pengabdian adalah prinsip hidup yang dipegangnya
hingga kini dan telah membuktikan bahwa Maura memang patut di
kagumi.

Ayo, cepat keluar sebentar lagi matahari terbenam. Kau tidak ingin
ketinggalan momennya, bukan.

Alex keluar dari dalam mobil dan Maura mengikutinya. Mereka


berjalan menyusuri pantai. Menikmati matahari terbenam. Bicara
hal-hal yang baik dan menyenangkan untuk menghindari ingatan-
ingatan buruk yang belakangan ini terjadi. Maura tersenyum
memandang matahari terbenam. Dia senang dan perasaan ini
sangat jarang dirasakan olehnya. Bersama sahabatnya Maura dapat
sedikit melupakan kesedihannya.

Hari berangsur-angsur gelap. Maura meminta Alex untuk


mengantarnya pulang.

Apa yang membuatmu cemas..? Kau khawatir suamimu marah


padamu?! Alex mengerutkan kening melihat wajah Maura yang
seketika berubah saat masuk kembali kedalam mobil.

Bisakah kau menyetir lebih cepat. Ini sudah malam dan aku belum
berada dirumah. Ujar Maura dengan wajah cemas.

75
Sangt tidak adil jika ternyata Fathir marah kepadamu. Sedangkan
dia pergi dan pulang kerumah sesuka hatinya. Atau mungkin ssaja
suamimu itu tidak pulang kerumah malam ini. Apa kau lihat tadi
siang di bersama kekasihnya ?!.

Tapi jika kau bertemu dengannya nanti. Tolong bersikap wajar.


Jangan memancing pertengkaran.

Alex diam melanjutkan menyetir tidak mengiakan perkataan Maura


barusan.

Akhirnya mobil memasuki pekarangan rumah. Maura terkejut


melihat mobil Fathir dan mobil teman-temannya sudah lebih dulu
terparkir disana. Biasanya Fathir tidak satang secepat ini. Pikir
Maura dalam hati.

Maura membuka pintu sedang Alex mengikuti di belakangnya.


Diruang keluarga yang berdekatan dengan dapur itu suara tv yang
keras dan kegaduhan terdengar hingga keluar. Tia-tiba semua
senyap saat Maura masuk dengan Alex yang menyusulnya dari
belakang. Ruangan yang tadinya rebut seketika sunyi. Di ruang itu
nampak 3 sahabatnya dan 4 orang wanita cantik satu diantaranya
adalah Derra.

Alex menghampiri Fathir dan berdiri memperhatikan Derra yang


salah tingkah duduk di samping Fathir.

Aku memaksa Maura untuk ikut bersamaku. Maaf, tidak meminta


izin terlebih dahulu membawa istrimu.

Fathir mematikan tv yang sedang ditontonnya. Berdiri berhadapan


dengan Alex.

Kau bawa dia kemanapun aku tidak peduli. Tapi sikapmu itu sama
halnya merendahkanku. Kau jangan seenaknya jadi orang.

Nafas Fathir sudah tidak beraturan. Ingin sekali rasanya memukul


lelaki yang seharian ini membawa istrinya pergi. Tetapi keadaannya
tidak memungkinkan. Sebab Derra dan ketiga kawannya ada disini.
Dia tidak ingin orang lain tahu bahwa dia terbakar cemburu.

Alex semakin mendekati Fathir. Mata mereka saling menuding


geram.

76
Seharusnya kau memikirkan perkataanmu itu baik-baik. Siapa
sesungguhnya yang seenakny bersikap. Alex kemudian berbalik
menghampiri Maura.

Dan kau jangan takut. Mulai sekarang jika ada yang berani
menyakitimu, maka orang itu akan berurusan denganku. Biar ku
remukan seluruh tulang-belulannya. Alex kemudian pergi setelah
pamitan dengan Maura.

Rahang Fathir mengeras mendengar perkataan Alex kepadanya. Dia


tidak terima melihat kedekatan Alex dengan Maura. Dan dia tidak
ingin Maura menyukai lelalaki itu. Kecemasan Fathir memang
beralasan sekali. Karena sebenarnya Fathir mengetahui bahwa Alex
adalah lelaki yang pernah bersama Maura di malam ketika tanpa
sengaja dia melihat mereka berdua berada dipantai. Sudah pasti
Alex adalah orang yang special dalam kehidupan Maura. Lelaki itu
sudah mengenal Maura sejak lama. Jauh sebelum Maura menjadi
istrinya.

Fathir mengikuti Maura dari belakang. Dia tidak menghiraukan lagi


semua orang di ruangan ini mengamatinya. Bagi Fathir tidak ada
ancaman yang paling mengerikan daripada lelaki itu. Yang biasa
saja akan membawa Maura kapanpun meninggalkan rumah ini.

Maura tau Fathir mengikutinya. Akan tetapi dia mempercepat


langkahnya, karena merasa takut. Karena baru kali ini Maura
merasa bahwa ini kesalahan yang memeng dia melakukannya
sendiri. Maura bergegas membuka pintu kamarnya. Namun Fathir
lebih dulu menghalanginya.

Kau tidak bisa menghindar dariku, Maura. Fathir berhasil menarik


lengan Maura.

Fathir menariknya masuk dan mengunci pintu.

Maura membayangkan apakah Fathir akan mencacimakinya atau


bahkan memukulinya. Kepalanya pusing dan terasa berat. Perutnya
mual bukan main. Kemudian dia tidak bisa melihat Fathir dengan
jelas. Penglihatannya semakin buram dan gelap. Hingga Maura tak
sadarkan diri dan jatuh di pelukan Fathir.

Rasa terkejut Fathir belumlah hilang ditambah lagi kini istrinya itu
pingsan. Untungya Maura tidak sempat terjatuh. Berhasil
ditangkapnya. Badan istrinya itu panas dengan kaki yang sangat
dingin. Buru-buru dia menggendongnya membawa keluar.

77
Diruangan luar semua terkejut melihat Fathir sedang menggendong
Maura dengan muka panik.

Reyhan langsung berlari menghampiri Fathir

Apa yang kau lakukan padanya?. Apa kau memukulnya hingga


mati?

Faza terbelalak membayangkan Maura mati ditangan Fathir. Pikirnya


Fathir meskipun dia sangat membeci Maura, tetap saja tidak
mungkin setega itu pada istrinya.

Aku bahkan belum sempat melakuakan apapun. Dia sudah jatuh


pingsan. Sepertinya orang ini sakit badannya sangat panas.

Kalian pulang saja biar aku yang mengantar Maura ke rumah sakit.
Rey tolong antarkan Derra pulang.

Aku ingin ikut denganmu, Fath.. Derra merasa tidak dihiraukan


gara-gara Maura.

Apa kau masih bisa merengek dalam situasi genting seperti ini.
Cepat sana pulang.

Fathir membentak Derra yang memang sudah keterlaluan


merepotkan dirinya.

Baiklah. Aku bisa pulang sendiri kalau memang perempuan itu


lebih penting bagimu.

Terserah. Dasar bodoh... Fathir mengumpat saking kesalnya.

Reyhan dan Fathir yang akhirnya membawa Maura kerumah sakit,


sedangkan Faza dan Tada mengantar wanita yang dibawanya
kemari terlebih dahulu.

Di perjalanan Fathir terus saja memperhatikan keadaan Maura yang


semakin lemah.

Ada apa dengan istrimu ini, Fath..

Kenapa kau tanya aku. Bukankah dia seharian dengan lelaki sialan
itu!!!
Mengingat kembali wajah Alex langsung membuat Fathir naik darah.

Apa yang dialakukan seharian ini dengan lelaki itu. Hingga sakit
begini. Coba kau ingat lagaknya tadi. Benar-benar menyebalkan.

78
Sepanjang jalan hingga sesampainya di rumah sakit Fathir terus
saja mengumpat. Melampiaskan kekesalannya terhadap lelaki yang
bernama Alex.

Maura langsung di bawa keruang pemeriksaan. Para perawat


memeriksa tekanan darah, detak jantung dan memasangkan selang
oksegen serta infuse. Sedang Maura masih tak sadarkan diri dengan
tubuh sangat lemah dan dingin.

Setelah menunggu kira-kira 2 jam Fathir dipanggil keruangan


dokter untuk mengetahi hasil leb mengenai keadaan Maura saat
ini. Reyhan tetap tinggal menemani maura diruangan. Dokter
mempersilahkan Fathir duduk. Kemudian memberitahukan
penyebab pingsannya Maura beberapa waktu yang lalu.

Apakah Tuan suaminya?

Ya.. bagaimana keadaan istri saya, dok..?

Istri anda kekurangan darah. Nampaknya dia terlalu lelah dan


terlalu keras berpikir. Sehinnga berpengaruh pada pada kondisi
fisiknya. Saya lihat makannya juga tidak teratur. Juga beban pikiran
yang berat. Ini sangat membahayakan bagi kandungannya yang
baru berusia 3 minggu.

istri saya mengandung, dokter..?. bagaikan terserang halilintar.


Fathir terkejut bukan main.

Betul. Saya harap anda bisa bekerjasama membantu menjaga pola


makan dan menjaga suasana hatinya agar tetap senang. Ini amat
sangat berpengaruh bagi kesehatan bayi kalian nanti,

Cukup dengan mendengar penjelasan dokter tentang bayi itu.


Kepala Fathir seperti dihantam palu berukuran besar. Bagaimana
bisa seorang bayi terlahir di dalam perkawinannya dengan Maura.
Ini diluar dari konsep mereka sebelumnya. Teringatlah dia akan
kejadian tempo malam yang memungkinkan segala kemungkinan
itu bisa saja terjadi. Kejadian yang tak disengaja. Dan tak disangka
itu melahirkan permasalahan yang amat pelik bagi Fathir.

Setelah keluar dari ruangan dokter. Fathir langsung masuk


menemui Reyhan yang masih menunggu Maura. Dan ternyata
ketiga kawannya sudah datang dan berkumpul di ruangan itu.
Sementara Fathir datang membawa muka yang kusut. Karena ada
bermacam pikiran yang tiba-tiba masuk kedalam otaknya. Timbul

79
keraguan bahwa anak yang sedang dikandung Maura adalah anak
biologisnya.

Bagaimana, Fath.. ada apa dengan kondisi Maura saat ini?.


Reyahan menanyainya terlebih dulu.

Fathir mengusap muka beberapa kali. Sebelum menyampaikan hal


yang sangat tidak menyenangkan menurutnya.

Maura hamil. Umur kandungannya sudah 3 minggu.

Semua terkejut bukan main dengan apa yang baru didengar


mereka. Mereka tau Fathir tidak mungkin bercanda pada situasi
pentik seperti ini.

Bagaimana mungkin itu bisa terjadi. Bukankah antara kau dan


Maura samasekali tidak ada hubungan apapun. Kalian bahkan
sangat sedikit berinteraksi. Kau bisa jelaskan ini semua, Fath..?.
Reyhan meragukan keterangan dokter.

Fathir mengusap lagi wajahnya beberapa kali.

Memang kau pikir apa yang akan ku lakukan dengan Maura. Kalian
lihat sendirikan bagaimana siakpku kepadanya dan bagaiman
sikapnya kepadaku.

Waah.. aku bahkan mencemaskan hubungan antara istrimu dan


anak baru itu. Siapa tau itu kekasihnya. Dan kita tidak tau sudah
berapa lama mereka menjalin hubungan.

Aku tidak percaya Maura bisa melakukan hal tersebut. Dia


perempuan yang baik. Dan tidak akan gegabah menggambil
tindakan.

Fathir geram mendengar pembelaan Reyhan terhadap Maura yang


menurutnya sudah sangat tidak wajar.

Kau teruslah saja membela perempuan ini. Kau tidak tau kah
bahwa lelaki itu sudah lama sekali memiliki hubungan dengan
Maura. Jauh sebelum aku menikahinya. Dan sekarang aku malah
berpikir perempuan ini ternyata tidak selugu yang kita lihat.

Semua kemungkinan bisa saja terjadi. Sementara ini kita harus


menunggu sampai anak itu lahir kemudian periksa DNA sipa yang
cocok sebagai ayah biologisnya nanti. Faza mencoba menjernihkan
suasana.

80
Menunggu sampai anak itu lahir aku bahkan berpikir untuk segera
menggugurkan kandungannya.

Apa kau yakin anak itu bukan anakmu ? Reyahan menyerang balik
Fathir.

Kau masih ingin membelanya. Silahkan. Aku tetap tidak akan


megakui anak itu jika dia sampai terlahir kedunia ini. Kau urus saja
perempuan itu. Aku tidak berminat menolongnya. Lebih baik aku
segera pergi dari pada aku tambah muak berada diruangan ini.

Fathir meninggalkan Reyhan dan Maura, sementara Tada dan Faza


mengikutinya pergi.

Reyhan menunggu Maura sampai sadarkan diri dia hanya ingin tau
kebenaran yang sesungguhnya. Dia tidak yakin Maura melakuakan
tindakan bodoh seperti itu. Sekitar setengah jam berlalu. Maura pun
terbangun dengan tubuh yang masih lemah. Dia menyarankan pada
Maura untuk banyak beristirahat dan makan yang teratur. Hingga
Maura merasakan konsinya mulai membaik dan dia ingin pulang.
Reyhan mengantarnya kerumah. Namun di rumah tidak ada siapa-
siapa. Melihat itu Reyhan merasa iba pada Maura. Dengan kondisi
yang sedang mengandung dan sakit suami atau sanak saudara
tidak ada disampingnya.

Setelah memasuki rumah. Dan Reyhan mengantarkan sampai


didepan kamar. Reyhan meminta Maura untuk duduk sebentar. Ada
yang harus disampaikan olehnya.

Maura apa kau tau kau sedang mengandung?.

Benarkah. Itu yang dikatakan dokter. Kepala Maura terasa sakit


dan perutnya kembali mual.

Baiklah kau harus berbaring di kasur. Dan aku akan ceritakan


penjelasan dokter tadi.

Maura menuruti perkatan Reyhan. Dia ingin mendengar bagaimana


reaksi Fathir ketika tau dirinya tengah mengandung.

Kandunganmu sudah berumur tiga minggu. Mungkin itulah yang


menyebabkan dirimu mudah lelah dan kurang darah. Jadi kau harus
jaga pola makan mu agar kandunganmu tumbuh sehat.

Apa Fathir mengetahui hal ini.

Tentu.

81
Dan itu penyebab menyapa dia pergi. Benarkan, Rey...

Reyhan hanya diam memendangi Maura dengan perasaan kasian.

Aku sudah tau itu, Rey Mungkin dia tidak akan mau anak ini lahir.
Meskipun ini semua kesalahnnya. Dia yang membuatku begini.

Reyhan penasaran sekali dengan penjelasan yang berbeda dari


keterangan Fathir.

Fathir malah menuduhmu dengan Alex. Dia tidak mengakui anak


itu adalah anaknya. Fathir bahkan ingin kau menggugurkan
kandunganmu itu, Ra.

Demi Tuhan. Aku tidak pernah mau menggugurkan kandungan ini.


Karena aku yakin aku benar. Aku tidak pernah melukan hubungan
dengan orang lain sepanjang hidupku, kecuali dengan Fathir. Tidak
ada sedikitpun dalam pikiranku untuk berkelakuan murahan seperti
itu dengan orang lain.

Aku sudah menduga sebelumnya. Aku tak habis pikir mengapa


dirinya begitu kejam terhadapmu. Apa yang dipikirkan olehnya.

Reyhan kecewa mengapa Fathir seenaknya menghancurkan hidup


orang lain.

Aku bahkan berani membuktikannya, Rey. Bukan untuk pengakuan


Fathir terhadap anak ini. Tetapi agar dia tau bahwa aku tidak akan
melakukan perbuatan sehina itu. Bahkan setelah anak ini lahir aku
tidak inginkan dia tau kalo ayahnya itu adalah Fathir. Aku tidak akan
pernah menuntut pertanggungjawabannya.

Bola mata biru yang terlihat berkaca-kaca. Dia sangat kecewa atas
pemikiran yang tidak manusiawi untuk menggugurkan anaknya ini.
Anak ini tidak bersalah pikirnya.

Mungkin dia sangat membenciku, Rey Aku sadar hal itu. Tapi aku
pun ingin sekali pergi dari kehidupannya, ini masih menunggu
hingga waktunya tiba. Jika kelak aku sudah berpisah dengan Fathir,
mungkin aku tidak akan lagi muncul dihadapannya.

Reyhan pulang dengan rasa bersalah yang amat dalam. Biar


bagaimanapun Maura itu adalah istrinya Fathir. Rasanya tidak
pantas dan tindakannya sudah sangat keterlaluan. Hanya karena
perjodohan ini. Lantas melimpahkan semua kemarahan kepada
Maura. Reyhan kecewa, penuh peyesalan yang mendalam. Reyhan

82
tertunduk lemas, menyesal kenapa selama ini dirinya ikut menjadi
pecundang. Membiarakan kejahat terjadi didepan mata kepalanya
sendiri.

***

Ini hari ke tiga Maura tidak masuk kelas. Alex cemas karena telah
mendatanginya ke rumah namun tak seorangpun ada disana. Dia
coba menghubunginya. Namun Maura selalu beralasan dan
menghindar. Alex merasa janggal, karena dia merasa Maura
menyembunyikan sesuatu terhadap dirinya.

Hello.. Maura kau bisa temani aku keluar sebentar? Aku akan
kerumah menjemputmu..?

Oh tidak, tidak, Lex Aku tidak ada di rumah sekarang. Jawab


Maura segera.

Jadi kau dimana? Biar aku yang menjemputmu kesana?

Jangan Tidak perlu. Sebentar lagi urusanku selesai.

Apa kau sedang membohongiku. Aku tidak suka di bohongi. Kau


tau itu kan!!! Alex mulai kesal dengan kelakuan Maura akhir-akhir
ini.

Aku tidak bohong kepadamu. Aku memang tidak di rumah.

Dan kau tidak ingin aku tau kau berada dimana. Begitukah...!!!

Ragu-ragu maura menjawab. Aku hanya inginkan sendiri


sekarang.

Aku juga hanya ingin bertemu benganmu sekarang. Tak bisakah


kau mengerti!!!

Alex langsung mematikan hand phonenya. Dia kesal dan marah


pada Maura.

Di kelas Alex menjumpai Fathir seperti biasa dengan kekasihnya


Derra. Alex berpikir bagaimana jika dia tanyakan pada Fathir
kemana Maura pergi. Meskipun rasanya dia malas sekali harus
bicara dengan orang itu.

Kau tau dimana Maura sekarang?. Tanya Alex ketus.

83
Tidak. Aku beberapa hari tidak pulang kerumah. Jawab Fathir
dingin.

Mendengar jawaban yang dingin itu emosi Alex makin tersulut.

Jika terjadi suatu hal kepadanya, maka orang pertama yang ku cari
adalah dirimu. Ingat itu. ujar Alex menunjuk muka Fathir.

Heey.. jika terjadi sesuatu kepadanya. Itu semua karena ulahmu.


Bukankah setelah kau membawanya pergi tempo hari. Maura
berubah sikapnya.

Fathir berdiri tegak mengepalkan tangannya.

Apa yang kaulakukan padanya, Brengsek?!!. Alex meneriakinya.

Siapa yang brengsek?!!. Fathir balas teriak.

Kemudian sebuah tinjuan yang sangat keras dilayangkan ke muka


Alex, sehingga membuatnya terpental. Derra menjerit dan menjauhi
kedua lelaki itu. Ketiga kawannya siaga di belakang.

Apa kau tidak tau siapa yang berkuasa disini. Cari mati rupanya.
Ujar Fathir sombong.

Alex menyapu bibirnya yang berdarah. Sekarang ku beri satu


kesempatan lagi. Kau harus katakan padaku dimana Maura?

Kau mau aku menjawab apa?!. Heh Meskipun aku tau aku tidak
akan mengatakannya kepadamu.

Mendengar itu Alex menjadi lupa dengan janjinya kepada Maura


untuk tidak mencari masalah dengan suaminya itu. Tiba-tiba Alex
menyerang Fathir tanpa ampun. Ketiga temannya yang melihat
sahabatnya tidak bisa berkutik lantas segera datang membantu.
Namun apa yang terjadi malah mereka yang ikut babak belur
dihajar balik oleh Alex. Kekuatannya bahkan tidak seimbang.
Menghadapi Alex sepertinya membutuhkan pasukan yang telah ahli
dalam urusan berkelahi. Semua yang menyaksikan kejadian itu
tidak berani ikut campur. Alex menghajar mereka tanpa ampun.
Seperti ingin membunuh nya satu persatu.

Kalau hanya ini kemampuan yang kalian miliki ini hanya membuat
lelucan ditanganku. Aku bahkan telah menghadapi ribuan
pecundang seperti kalian ini.

84
Alex marah, kesal, muak dengan tingkah Fathir yang sok hebat.
Padahal kemampuan berkelahinnya jauh dibandingkan dirinya.

Bayangkan saja geng besar yang telah lama berkuasa di wilayah ini
dihajar olehnya tanpa sempat member perlawanan yang berarti.
Alex sesuai tampannya yang keras. Dia juga memiliki kemampuan
berkelahi jauh diatas rata-rata. Pukulannya cepat dan tepat.
Badannya gesit menghindar serangan. Fathir pun mengakui
lawannya kali ini sangat tangguh. Pukulannya sangat keras
menyakitkan hingga ke saraf. Orang seperti Faza pun yang dikenal
sebagai ahlinya dalam perkelahian dan tidak pernah kalah melawan
siapapun. Kini tersungkur menahan sakitnya npukulannyang tepat
mengenai tulang rusuknya.

Dan rupannya kemarahan Alex belumlah mereda. Seperti momen


yang telah lama ditunggu-tunggu. Alex kembali menghajar Fathir
dengan pukulan yang bertubi-tubi. Hingga Fathir tidak mampu lagi
mengangkat wajahnya. Mukanya bahkan berlumuran darah segar.
Fathir berpikir Alex memang benar ingin membunuhnnya. Namun
saat terakhir yang sangat sulit itu suara Alex menghentikan pukulan
Alex kepadanya.

Alex!!! Hentikan..! Maura tak percaya melihat Fathir terkapar


penuh darah segar.

Alex yang seperti baru sadar dari kesurupan. Langsung melepaskan


pukulannya dan berlari menyambar lengan Maura dengan tangan
yang masih berlumuran darah.

Alex. Kau melupakan janjimu.

Maura yang marah menepis tangannya dengan kasar dan


menatapnya tajam.

Bukannya menjawab Alex malah memperhatikan Maura dengan


cermat. Seakan takut ada yang salah pada sahabatnya itu.

Maura.. Kau baik-baik sajakah?. Mengapa tidak ada kabar?.


Kemana saja dirimu? Yang muncul hanya pertanyaan-pertanyaan
itu kemudian.

Semua yang melihat perubahan sikap Alex itu semakin bingung.


Karena di depan Maura keganasannya lenyap seketika. Maura yang
tau semua sedang memperhatikannya segera menarik lengan Alex
untuk menjauh dari kerumunan itu.

85
Maura menagis sambil terus menarik lengan Alex menbawanya
pergi menjauh dari tempat ini. Kenapa semua menjadi semakin
runyam pikirnya.

Apa yang kau lakukan, Lex Sudah ku bilang jangan kau tambah
mempersulit posisiku,. Bukannya kau sudah paham dengan
kondisiku yang masih menjadi istrinya. Kita tidak bisa berbuat apa-
apa.

Dia yang memulai. Tak ada raut penyesalan sedikitpun yang


tergambar diwajah Alex.

Jika aku tak segera datang. Kau akan memkulnya mungkin hingga
mati. Yang jadi permaslahannya adalah itu pasti akhirnya akan
mrenyulitkanku.

Sekali-kali perlu di beri pelajaran agar mereka tau bahwa diluar


sana masih banyak orang yang lebih hebat darinya!!

Alex Ku mohon jangan mengulanginya lagi.

Tergantung sikapnya kepadamu. Alex merasa belum cukup puas


dengan apa yang diperbuatnya terhadap Fathir.

Maura merasa takut menceritakan perihal kehamialnnya pada Alex.


Apalagi jika dia tau bahwa Fathir menyuruhnya untuk
menggugurkan kandungannya. Maura bingung harus berterus
terang atau tidak.

Yang menjadi pertanyaan besarnya adalah apakah perutnya yang


akan semakin membesar ini masih bisa dia tutupi. Cepat atau
lambat Alex pasti akan mengetahuinya. Dia hanya tidak ingin Alex
tau dari orang lain

Contohnya saja sekarang ini ketika Alex mengantarnya pulang


kerumah. Maura harus hati-hati menutupi tanda-tanda
kehamilannya tersebut. Dalam mobil ini mati-matian Maura
menahan mualnya saat bau pengharum mobil yang tercium
olehnya. Baunya sangat tidak enak.

Kau sedang apa?

Ujar Alex ketika melihat Maura gelisah menutupi hidungnya.

Apa kau mengganti pengharum mobilmu?

86
Dari dulu aku selalu menggunakan aroma ini. Dengan merk yang
sama. Dan kau biasanya tidak ada komentar dengan aroma ini.

Mungkinyang ku cium ini bukan bau yang berasal dari pengharum


mobil. Maura mengerti ini mungkin ada hubungannya dengan rasa
mual akibat kehamilannya.

Aku tak mengerti bau apa yang kau maksud. Sepertinya aku juga
tidak salah menggunakan parfum. Sambil mengendus aroma yang
ada pada bajunya.

Haha Mungkin kau tidak sadar telah menginjak kotoran kucing


Tawa Maura merekah. Melihat sahabatnya itu risih.

Kurang ajar! Alex menjitak kepala Maura pelan.

Kurasa hidungmu lah yang tersumbat kotoran kucing.

Apa katamu Maura berpura-pura marah.

Satu sisi Maura merasa senang dengan semua perhatian Alex


kepadanya. Di sisi lain Maura juga takut, karean dia tau sahabatnya
itu tidak suka di bohongi. Kebohongan sekecil apapun akan senilai
dengan penghianatan dimata Alex. Dengan keadaannya sekarang
ini Maura belum berani berterus terang. Takut akan membuat
sahabatnya itu kecewa. Takut Alex juga tidak menerima keyataan
bahwa Maura mengandung anak dari seorang yang paling di
bencinya.Terlepas apapun nanti yang harus dihadapinya. Maura
bertekat akan terus mempertahankan bayinya. Bagian dari
hidupnya.

Alex menghela nafas panjang.

Maura... Taukah kau, aku sangat mencemaskanmu. Kau


menghilang tanpa kabar beberapa hari ini.

Senyum di wajah Maura memudar. Dia kembali teringat pada


kenyataan yang terjadi menimpanya.

Beberapa menit berlalu. Tak ada kata yang mampu terucap dibibir
Maura. Dia bingung Harus bersikap bagaimana.

Meskipun kau diam. Tetapi aku tau kau tengah menyembunyikan


suatu hal penting terhadapku. Aku bisa merasakannnya.

Mendengarnya membuat Maura terkejut. Sedangkan Alex terus


menyetir menatap kosong ke arah jalan.

87
Kau tidak perlu terkejut. Aku ini sahabat dekatmu. Kita telah
banyak menghabiskan waktu bersama. Aku sangat mengerti dirimu,
begitu pula sebaliknya. Jadi kau tidak perlu menutupi apapun
dariku, karena cepat atau lambat aku akan mengetahuinya.

Apa kau pikir aku sedang menutupi sesuatu hal terhadapmu?

Maura bertanya hanya demi mengurangi rasa takutnya.

Mereka berdua memang sahabat yang tidak terpisahkan sejak lama.


Seumpama air laut dan pasir pantai. Saling bersinggungan. Saling
bekerjasama. Apapun yang terjadi pada Maura, dapat di rasakan
oleh Alex.

Jika kau enggan mengatakannya kepadaku. Tak apa. Itu


sepenuhnya ada ditanganmu.

Aku tidak sanggup di tekan olehmu.

Menekan. Kau anggap itu tadi tekanan!?

Aku merasa begitu... Ujar Maura lemah.

Alex menambah kecepatan mobilnya untuk melampiaskan


kekesalannya.

Merasa bahwa Alex marah kepadanya akhirnya Maura berterus


terang.

Aku baru mengetahui bahwa aku hamil. Itulah alasan mengapa aku
menghindarimu beberapa hari yang lalu.

Tiba-tiba mobil Alex yang melaju kencang hampir menabrak truk di


depannya. Mobil Alex melampaui batas kecepatan maksimal.
Untunglah supir truk tersebut cepat tanggap. Dan berhasil
menghindar.

Maura terkejut bukan main. Terdengat bunyi kelakson. Disusul


umpatan dan teriakan kasar di belakang.

Teeet!!! Teet. Teet

Hey!!! Bisa menyetir tidak!!!

Mau cari mati, rupanya!!! Supir truk mengamuk, karena terpaksa


harus menghentikan mobilnya.

88
Alex menatap menoleh ke arah Maura. Kekesalannya bertambah
dua kali lipat.

Jangan bicara hal yang tak masuk akal. Kita hampir tabrakan gara-
gara perkataanmu itu.

Aku bicara sesungguhnya. Aku sedang mengandung anak dari


seorang yang bernama Fathir Richman.

Dan Alex merem mobilnya secara mendadak. Terdengar suara


berdecit keras saat gesekan ban dengan aspal terjadi. Untunglah
tidak ada mobil di belakang mereka. Maura bahkan harus menahan
nafasnya selama beberapa detik saat kejadian menegangkan
tersebut.

Apa kau gila!!! Alex membanting stirnya menuju tepian jalan.

Apa yang kau lakukan dengan orang itu. Kau membuatku kecewa.
Kau membohongiku!!! Teriakan Alex terdengar hingga keluar
mobil.

Bukankah antara kau dan dia tidak ada hubungan apapun. Kalian
di depanku seperti saling acuh. Bicara tentang pernikahan pura-
pura. Dan bersikap seolah tidak saling cocok satu sama lainnya.

Memang itu kenyataanya. Maura membela diri.

Lalu kehamilanmu. Apa itu bukan kenyataan. Hal tersebut bisa


terjadi. karena kau dan Fathir sama. Kalian orang-orang yang sama
munafiknya. Ujar Alex geram.

Teruslah menyalahkanku. Hingga kau puas.

Alex mengacak-acak rambutnya. Frustasi sekali menghadapi


kenyataan Maura sedang hamil. Dan ayah dari anak yang
dikandungnya adalah Fathir.

Menurutmu apa aku harus membenarkan kelakuanmu itu. Kau


mau-maunya di perbudak oleh orang sepertinya. Tidak ingat kah
kau saat dia merendahkan derajatmu di hadapan semua orang.
Saat dia bermesraan dengan kekasihnya di depan mata kepalamu
sendiri. Dan dirumahpun dia memperlakukanmu tidak lebih dari
seorang budak. Pesuruh. Yang harus selalu menuruti apa pun
kehendaknya. Sekarang apa yang bisa kau jelaskan kepadaku!?

89
Maura hanya bisa menggelengkan kepala. Air matanya jatuh
berguguran.

Kau tidak bisa menjelaskannya, bukan. Karena kau memang


bersalah. Kesalahanmu adalah mengapa kau membiarkannya
mengambil harga dirimu juga.

Sudah cukup, Alex. jangan terus menyalahkanku. Ini semua terjadi


di luar kehendakku. Fathir yang memaksa melakukannya.

Dia memaksamu dan kau menurut begitu saja. Penjelasan yang


tidak masuk akal.

Dia sedang mabuk waktu itu. aku bersusah payah mencegahnya,


tapi aku tidak bisa menghentikannya.

Harusnya kau lari meminta bantuan atau setidaknya


menghubungiku.

Menurutmu apakah orang-orang akan menolongku. Sedang aku


istri sahnya. Mungkin mereka akan mentertawakanku. Lagi pula
kejadian itu jam 3 subuh. Sepulangnya Fathir dari tempat pesta.
Aku sedang tertidur dan tidak sempat memikirkan untuk
menghubungimu Alex.

Aku sangat kecewa. Aku tidak ingin mendengarkan penjelasanmu


lagi. Ucap Alex geram.

Terserah. Yang penting aku sudah berkata jujur kepadamu. Apapun


yang terjadi aku tetap akan mempertahankan anak ini. Meskipun
tidak ada satupun orang yang mendukungku di dunia ini.
Termasuk dirimu.

Kau dan Fathir harusnya bahagia, karena kalian sebentar lagi


menjadi keluarga yang lengkap. Kau tidak perlu lagi dukunganku.

Kau salah. Fathir mnyuruhku menggugurkan kandungan ini. Dia


tidak mengakui bahwa ini adalah anaknya. Dia bahkan menuduh
bahwa anak ini adalah hasil hubungan antara aku dan dirimu.

Barusan itu seperti sebuah granad yang baru saja meledak dalam
dada Alex. kepalanya serasa mendidih dan kemarahnnya
mengamuk ingin keluar dalam dirinya.

Orang itu. Kali ini jika bertemu kembali. Tidak akan ku maafkan
lagi. Dia harus mati ditanganku.

90
Alex memang sangat kecewa terhadap Maura. Tetapi kemarahannya
terhadap Fathir membuatnya merasa kasian kepada sahabatnya itu.
kepada siapa lagi Maura meminta dukungan, jika bukan kepada
dirinya. Apalagi di saat-saat sulit seperti ini. Sahabat sejati adalah
orang yang membuktikan bahwa dirinya tetap ada meskipun masa
sulit menghampiri sahabtnya.

Alex menghidupkan kembali mobilnya. Melaju kencang. Membawa


Maura pergi, tetapi bukan mengantarnya ke rumah. Sesampainya di
tempat tujuan. Maura bingung karena ini bukan kediamannya,
melainkan aparteman tempat Alex tinggal.

Kau tidak berpikir akan menyuruhku tinggal di apartemenmu,


bukan.

Baiknya kau ikuti aku saja. Jangan banyak bertanya.

Alex memang membawa Maura masuk ke ruangannya. Dia sengaja


tidak mengantar sahabatnya itu kemabali kerumah. Di karenakan
Alex benar-benar ingin membawa Maura pergi dari kehidupan Fathir.

Malam ini dan seterusnya. Kau tinggal di apartemen ini. Dan aku
akan mencari tempat lain untukku tinggal.

Aku harus pulang. Aku tidak boleh berada disini. Fathir tidak boleh
mengetahui hal ini.

Maura panik. Bersikeras ingin kembali pulang. Kekhawatirannya


tentang anggapan Fathir terhadap dirinya yang tidak tidur dirumah.

Alex tersenyum sinis.

Apa yang kau takutkan, Maura. Fathir bahkan telah membuang


dirimu.

Dan Alex menunjuknnya dengan tegas.

Ooh Aku harus menambahkan. Dia juga telah membuang


anakmu, bahkan anak yang belum kau lahirkan.

Aku sangat tau apa maksud dari perkataanmu itu. tetapi tidakkah
kau berpikir. Aku ini hamil dan orang yang dituduhkan
menghamiliku adalah dirimu. Meskipun aku harus keluar dari rumah
itu, maka apartemenmu ini buklan pilihan yang tepat.

Akan ku jamin tidak akan ada yang tau.

91
Dan jika nanti. Fathir menilaiku sebagai istri yang tidak
bertanggungjawab, karena meninggalkan rumah. Apa yang bisa kau
jadikan jaminan?!

Maka dia adalah orang yang paling tidak tau diri yang pernah aku
temui. Sekarang dengarkan baik-baik perkataanku

Pertama, dia telah membuatmu hamil dan dia pula yang


menyuruhmu menggugurkan kandungan.

Kedua, sejak awal pernikahan kalian, dia tidak peduli apapun yang
kau lakukan terhadap hidupmu.

Ketiga, Bukankah sejak dulu kau terus di salahkan. Apapun yang


terjadi kau tetap akan terlihat salah dimata Fathir.

Jadi untuk apa menghawatirkan penilaiannya terhadap dirimu.


Sekeras apapun kau berusaha meyakinkannya, maka kau tetap
terlihat tidak benar dimatanya.

Alex, tolong antar aku pulang sekarang.

Tidak bisa. Aku selau mengalah untukmu. Menuruti keinginanmu.


Mengorbankan perasaanku. Sekarang ku putuskan kau tetap harus
tinggal disini. Meskipun harus dengan cara paksa tetap akan
kulakukan. Bukan karena aku membencimu Maura. Tetapi karena
aku menyayangimu.

Mereka bersitegang. Saling adu argumen cukup lama.


Menghabiskan waktu berjam-jam. Hingga malam semakin larut.
satu sisi semua perkataan Alex itu benar. Tetapi disisi lain hati kecil
Maura menolak. Fathir sudah sering memperlakukannya dengan
buruk. Bukan kali ini saja. Maura hanya perlu bersabar hingga
waktunya tiba, tanpa membuat kesalahan yang disebabkan oleh
dirinya sendiri. Dia tidak perduli seberapa salah Fathir terhadapnya.
Yang pasti Maura tidak ingin berkelakuan yang serupa dengan apa
yang Fathir lakuakan kepadanya.

Malam sudah sangat larut, setidaknya kita bisa mendiskusikannya


besok hari. Untuk malam ini lebih baik kau tinggal saja disini
dahulu.

Kemudian Alex meninggalkan Maura sendirian di apartemennya.


Dan dia pergi mencari hotel untuk menginap malam ini.

92
***

Sedangakan setelah perkelahian yang terjadi siang tadi. Fathir dan


teman-temannya berkumpul di rumah Reyhan. Merundingkan
kekalahan yang yang menimpa geng mereka. Bukan hanya rasa
sakit yang harus mereka rasakan tetapi mereka juga harus
menanggung rasa malu akibat kekalahan telak pada perkelahinnya
dengan Alex. Bayangkan saja mereka berempat dapat dengan
mudahnya dikalahkan oleh Alex yang hanya seorang diri.
Sedangkan tidak ada satupun dalam catatan pertarungan mereka
kalah dengan lawan.

Ini sungguh memalukan. Empat lawan satu. Mau taruh dimana


muka kita. Aku yakin seluruh kampus mentertawakanku
dibelakang.

Ujar Tada sambil memandangi bekas-bekas pukulan dan luka yang


sangat Nampak di wajahnya.

Sial!!! Aku rela mengakui kekalahan ini, asalkan bukan Alex


orangnya. Mengapa harus dia. Tubuh Fathir mengeras di atas sofa.

Faza yang dari tadi berdiri menempelkan dahinya pada kolom


beton. Terus saja memegangi perutnya yang masih nyeri.

Bagaimanapun dia memang tangguh. Aku bahkan berpikir ini


belum seberapa lagi dibandingkan apa yang sebenarnya ada pada
dirinya. Aku sudah pengalaman menghadapi orang seperti itu.
Senior-seniorku bahkan tidak memiliki kemampuan menyerang
seperti halnya Alex menyerangku. Kecepatannya mengelak
seimbang dengan ketepatannya dalam memukul.

Coba saja seandanya tadi Maura tidak datang kita semua bisa saja
tewas ditanganya. Ungkap Reyhan.

Mendengar itu Tada dan Faza saling berpandangan cemas.

Benar juga. Ini gara-gara ulamu, Fath.. Kau memancing


kemarahannya dan kau yang duluan mulai memukulnya. Tada
langsung menyalahkan Fathir.

Lihat saja Alex memukuli Fathir seperti orang kesetanan. Untung


saja istrimu itu datang, Fath..

Untung ada Maura. Reyhan mengulangi perkataannya.

93
Apanya yang untung. Perempuan sialan itu membawa sial. Semua
kejadian memalukan ini tidak bakal terjadi kalau bukan karena dia.

Kalau bukan karena Maura juga. Kau pasti sudah tewas. Kalau
istrimu itu memanga jahat mengapa tidak dia biarkan saja Alex
memukulimu hingga mati. Jadi secara tidak sengaja kau telah
berhutang nyawa kepadanya.

Ada apa denganmu, Rey!!? Seingatku kerjamu dari dulu selalu


membela perempuan itu. Sebenarnya kau ini memihak siapa!? Aku
atau Maura?!

Sejak awal aku tau Maura tidak bersalah. Dia hanya perempuan
yang datang di kehidupanmu karena perjodohan orangtuamu. Ku
rasa Maura pun tidak inginkan suami sepertimu, seperti layaknya
dirimu yang tidak inginkan dia menjadi istrimu. Karena dalam hal ini
Maura tidak mendapat keuntungan apapun dari pernikahan kalian.
Untuk memenuhi tanggungjawab sebagai suami pun kau tak bisa.
Yang kau lakukan adalah menyalahkan Maura atas semua kesalahan
yang tidak dia lakuakan.

Benar itu, Fath Jika di pikir dengan seksama. Perempuan itu


sebenarnya tidak pernah menuntut apapun darimu. Layaknya hak
yang harusnya didapat dari seorang istri. Ujar Faza menimpali.

Kenapa kau juga ikut membelanya!?!

Dalam keadaan seperti ini teman-temannya malah membela Maura.


Sangat tidak masuk akal pikir Fathir dalam hati. Mendengarnya
semakin membuat Fathir menambah kekesalannya.

***

Seperti layaknya tawanan. Maura di sekap di dalam ruangan ini dan


tak bisa keluar. Semua keperluan Maura seperti makan, pakaian dan
keperluan lainnya telah di sediakan Alex. Sepanjang hari Alex
menemaninya hingga malam hari dia pulang ke kediamannya yang
baru. Meskipun semua kebutuhannya tercukupi tetap saja Maura
merasa tidak bebas. Terlebuh tidak ada kabar yang bisa dia
ketahuai disini. Dan Alex juga telah mengurus kuliahnya. Maura izin
satu semester untuk istirahat dan menjada kandungannya.
Begitulah rencana Alex kepadanya.

94
Sikap Alex yang demikian itu tidak lain untuk keselamatan Maura
dan kandungannya. Fathir yang tidak inginkan anak itu lahir
mungkin saja bertindak nekat mencelakakan Maura demi tercapai
keinginannya. Jika Maura di sini, Alex dapat dengan mudah
memantau keadaannya. Itu lah yang menjadi pertimbangan besar
Alex meminta agar Maura tetap tinggal disini. Dan Maura meskipun
awalnya tidak setuju, kini mulai menerima pemikiran sahabatnya
itu. baginya Alex adalah lelaki yang bertanggungjawab dan pasti
akan melindunginya.

Beberapa bulan telah berlalu dan Maura belum juga kembali


kerumah. Dalam waktu yang cukup lama itu pula Maura tidak
masuk kelasnya. Awalnya Fathir tidak merasa terganggu dengan
kepergian istrinya, malah merasa senang karena tidak perlu
bertemu dengannya lagi. Begitu pikiran Fathir pada awalnya.
Ternyata seiring waktu berlalu timbul rasa yang berbeda terhadap
kepergian Maura. Karena biasanya Maura yang mengurusi
keperluannya dirumah. Memasak dan menyiapkan makanan
untuknya. Membuatkannya kopi. Menyetrika bajunya. Mengurus
tugas-tugas kampunya. Bahkan merawat taman bunga di
rumahnya. Kini taman bunga mulai mengering. Tak ada lagi suara
gemericik air di selasar yang setia sepanjang pagi. Saat dia pulang
terlambat kerumah. Aroma rupa-rupa masakan sedap juga tak lagi
tercium di dapur. Dan yang paling janggal adalah tak ada lagi aroma
kopi di pagi hari yang selalu memaksanya untuk bangun meneguk
secangkir kopi nikmat buatan istrinya.

Ketika genap tiga bulan Maura tidak ada di rumah ini barulah Fathir
merasakan kejanggalan itu. Rasanya ada yang kurang. Bukan
karena dia merindukan Maura, tetapi karena dia sudah terbiasa
dengan kondisi tersebut. Maura ada di rumah dan Maura tidak ada
di rumah bagi Fathir sama-sama tidak menyenangkan bagi dirinya.

Fathir tidak punya nomor hand phone untuk dihubungi. Namun dia
tau kepergian Maura ada hubungannya dengan Alex. orang itu jelas
mengetahui dimana sekarang istrinya berada. Berinteraksi dengan
Alex sama halnya ingin mencari penyakit. Ketidak senangan Alex
terhadap Fathir telah dibuktikannya sendiri. Fathir malas jika harus
membuat keributan.

Bagaimana Fathir, apa kau sudah menemukan dimana Maura


berada? Ujar Reyhan.

Tidak. Dan aku tidak peduli.

Kenapa begitu. Istrimu itu sedang mengandung anakmu. Dan usia


kandungannya sudah semakin bertambah.

95
Bagaimana aku bisa menemukannya. Tidak ada sedikitpun kabar
yang diberitahukannya kepadaku.

Apa kau punya nomor hand phonenya. Sini aku akan mencoba
menghubunginya. Minta Reyhan.

Tidak. Aku tidak punya nomornya, mungkin begitu pula Maura.

Tada menggeleng-gelengkan kepala.

Kalian ini seperti bukan suami istri.

Aku yakin sekali. Perempuan itu ada di tempat Alex. Alex pasti tau
itu.

Malas sekali harus berurusan dengan orang itu. Ujar Faza ketus.

Mungkinkah Alex ingin memisahkan Maura denganmu.

Terserah apa maunya. Aku tak peduli. Matipun aku tak peduli.

Tetapi itu hanya omongan Fathir yang sebenarnya tidak sesuai


dengan kehendak hatinya. Setidaknya ada rasa ingin tau tentang
kabar istrinya tersebut. Apakah dia baik-baik saja disuatu tempat
disana.

Pancaran Api Kehidupan di Tengah Keputusasaan

Anak yang terlahir dari rahim Maura Zulqarnaen adalah anak laki-
laki yang tampan. Seperti halnya obat, anak itu telah
menyembuhkan perasaan sakit hati yang di derita ibunya bertahun-
tahun lamanya. Maura tersenyum bangga melihat bayi kecil yang
sedang tertidur dipelukanya. Semangat hudup yang dipancarkan
oleh sang anak, membuat Maura semakin merasa kuat. Demi anak

96
inilah Maura berjanji akan terus hidup bersemangat untuk
memberikan hal yang layak kepada buah hatinya.

Alex menimbang-nimbah sebuah nama yang pantas di sematkan


kepada anak kebanggaaanya itu. Sebuah nama yang dia ingat,
mencerminkan kekuatan dahsyat namun memiliki kerendahan hati
dan budi pekerti tinggi, nama itu adalah El-Faruq. Nama seorang
pemimpin yang memiliki watak keras namun santun. Karakter itulah
yang ingin dibangun dari anak tersebut.

Kebenciannya kepada Fathir sama sekali tidak merubah rasa


sayangnnya terhadap anak itu. Alex bangga karena Maura memiliki
anak laki-laki yang tampan dan kuat. Dirinya juga berjanji akan
mendidik anak tersebut agar kelah dapat menjaga ibunya dengan
baik.

Tidak jauh sebelum hari dari kelahiran anak tersebut. Fathir


mendapatkan firasat yang kuat yang berhubungan dengan Maura.
Beberapa minggu terakhir ini Fathir dilanda resah sepanjang
malam, karena terus-terusan bertemu seorang anak laki-laki dalam
mimpinya. Anak laki-laki yang sangat mirip dengan dirinya.

Dan tidak lama setelah kejadian itu. Fathir mendapat kabar bahwa
Ayahnya meninggal dunia. Ayahnya meninggal akibat penyakit
jantung yang telah lama di deritanya. Kondisi beliau yang sudah
lama koma, membuat sanak keluarga tidak terlalu terkejut dengan
kejadian tersebut. Upacara pemakaman dihadiri oleh banyak orang.
Dari rekan bisnis, sahabat dan keluarga. Hanya Maura yang tidak
ikut hadir di situ. karena tepat hari itu Maura melahirkan dan dia
tidak mengetahui kabar meninggalnya Tuan Richman.

Dan keesokan harinya, Fathir berencana untuk mengikuti Alex ke


kediamannya. Berharap akan dapat menemukan Maura di sana.
Untuk memberitahukan kabar berkabung tersebut. Setidaknya
Fathir memiliki alasan untuk bertemu dengan istrinya itu. Sepualng
kuliah Fathir langsung mengikuti Alex ke kediamannya.

Tunggu. Aku ingin bicara denganmu. Fathir mencegatnya didepan


pintu.

Hey!! Apa yang kau lakukan di sini?! Kau membuntutiku, Haah!!

Aku ingin bertemu dengan Maura. Dia pasti tinggal bersamamu.


Ujar Fathir datar.

Dia tidak ada disini. Dan apa lagi maumu. Harusnya kau senang
dengan kepergian Maura.

97
Ada yang inginku bicarakan dengannya. Sangat penting.

Bukannya mendengarkan Alex malah memukul wajah Fathir dengan


keras hingga Fathir terjerembab.

Kau tidak perlu mencari-cari Maura lagi. Kau tinggal tunggu hari
perceraian kalian berdua.

Fathir tersungkur dengan hidung yang berdarah. Pukulan Alex


begitu kuat. Rasanya sakit hingga ke syaraf kepala. Melawan Alex
sama halnya mencari mati. Karena kekuatannya tidak berimbang.
Benar kata Faza orang ini sangat tangguh. Tapi Fathir tidak ingin
menyerah sebelum menemukan istrinya itu.

Kenapa kau tidak segera pergi dari sisni. Atau kau ingin mati di
tanganku.

Aku tidak akan pergi sampai bertemu dengan Maura.

Keras kepala. Maura tidak akan ku serahkan kepadamau. Tidak


akan ku serahkan pada orang yang menyakitinya.

Pukulan bertubi-tubi. Menghantam perut dan muka Fathir. Seperti


apa kata Alex sebelumnya, jika Fathir mencari gara-gara dengannya
maka kali ini tidak akan di lepaskannya lagi. Alex menginginkan
Fathir mati ditangannya.

Namun ketika nafas Fathir mulai lemah, terdengar suara tangisan


bayi kecil yang menggema di kepala Alex. wajah bayi itu sangat
mirip dengan orang yang sedang di pukulnya ini. Alex melayangkan
pukulannya ke tembok beton hingga pecah. Dia tidak bisa
melakukannya. Dia ingan Maura dan anaknya.

Jika bukan karena Maura. Kau tidak akan ku biarkan tetap


hidup!!! Teriak Alex.

Dengan keadaan payah. Fathir tetap bersikeras ingin menemui


Maura.

Bawa aku ke tempat Maura berada. Aku hanya ingin beritahu dia
bahwa Tuan Richman, Ayahku. Kemaren meninggal dunia. Dan dia
berpesan agar Maura kembali pulang kerumah.

Rupanya kabar kematian Tuan Richman mengejutkan Alex. Jika


Maura mengetahui bahwa dia menghalangi Fathir untuk bertemu
dengannya. Mungkin Maura akan marah besar. Tuan Richman

98
merupakan orang yang sangat penting bagi Maura. Beliau sudah
dianggap sebagai Ayahnya. Akhirnya Alex mengantar Fathir ke
kediaman Maura.

Alangkah terkejutnya Fathir ketika sampai di apartement tempat


Maura tinggal. Fathir melihat Maura sedang memangku seorang
bayi kecil yang masih merah. Tertidur tenang tanpa mengetahui
bagaimana kejamnya hidup disekitarnya.

Satu hal yang menyeruak dalam hati kecilnya. Maura bukan


meninggalkannya pergi, tetapi pergi untuk menyelamatkan anak
kecil tak berdosa ini dari keegoisan dirinya. Maura bukan pergi dari
rumah tetepi dialah yang membuang mereka.

Alex mengisyaratkan kepada Maura agar berhati-hati atas


kedatangan Fathir. meskipun dia yang membawanya ketempat ini.

Perempuan itu terkejut saat melihat siapa yang sedang dibawa Alex
ke hadapanya. Lelaki yang mukanya penuh luka dan lebam. Rasa
khawatir sekaligus terkejut menghampiri Maura seketika.
Mungkinkah Alex memaksa Fathir menjenguknya kemari.

Apa yang kau lakukan kepadanya, Alex?!

Menatap Fathir yang berdiri kaku didepannya.

Kau bisa tanyakan langsung kepadanya.

Apa kau di paksanya kemari, Fath..

Tidak. Aku yang memaksanya kemari. Agar aku bisa bertemu


denganmu. Karena alasan itu pulalah aku jadi begini. Jawab Fathir
segera.

Rasanya janggal Fathir mencari dirinya. Lebih janggal lagi sampai


rela dipukuli Alex demi bertemu dengannya.

Kau mencariku?

Melihat Maura untuk yang pertama kalinya sangatlah mengejutkan


bagi Fathir. Apalagi melihat bayi yang ada dalam dekapan istrinya
itu membuat hatinya semakin terkejut.

Marah. Kasian. Terharu. Benci. Menyatu dalam hati Fathir. perasaan


yang sangat janggal. Tidak menyangka bisa bersikap begitu.

99
Aku hanya ingin memberitahukan kepadamu bahwa Tuan Richman
telah meninggal dunia.

Benarkah. Wajah cemas. Panik. Tergambar jelas di muka Maura

Bagaimana ini. Aku tidak sempat menemuinya. Aku tidak bisa lagi
bertemu dengannya

Itu salahmu. Kenapa pergi dari rumah tanpa kabar.

Mata Maura mendelik kearah Alex. karena merasa tidak nyaman


dengan tatapan Maura tersebut Alex keluar ruangan agar Fathir dan
Maura bisa leluasa bicara.

Beliau punya pesan penting untukmu.

Dia ingin kau kembali kerumah. Itu pesan terakhirnya.

Jadi dia tau aku tidak ada di rumah.

Bukan hanya dia. Semua keluarga tau kau pergi.

Apakah ayah tau. Aku sedang mengandung anak ini.

Dia tau. Tapi seandanya dia sempat liat anak ini. Pasti dia bahagia
sekali.

Fathir mendekat. Untuk mengamati bayi ini lebih dekat. Perasaan


yang menyenangkan segera memenuhi otaknya. Dia yakin anak ini
juga merasakan kehadirannya disini. Meskipun matanya terpejam
dan menggeliat sedikit itu saja sudah membuat hati Fathir senang.
Tinggal bagaimana caranya agar Maura mau pulang bersamanya.

Bagaimana denganmu, Fath.. Apa kau tidak keberatan membawa


anak ini kerumah.

Bagiku tak masalah. Asalkan tidak mengganggu aktivitasku


dirumah.

Dan Alex tidak bisa menghalangi keputusan Maura untuk kembali


kerumahnya. Terlebih karena Fathir dan Almarhum Tuan Rickhman
yang memintanya. Sedangkan Fathir pun menerima akan kehadiran
anak tersebut. Jadi tak ada lagi yang dapat menahannya untuk
tetap tinggal di sini.

***

100
Semenjak kembalinya Maura kerumah ini ada sesuatu yang berbeda
di rumah ini. Suara tangisan bayi. Terkadang Fathir menemui suara
tangisan itu di tengah malam saat dia baru pulang ke rumah atau
pagi hari. Tetapi untungnya karena kamar Maura berjauhan dengan
kamar Fathir suara tangisan bayi itu tidak terdengar sampai masuk
kedalam kamar.

Seiring bertalannya waktu suara-suara bayi itu semakin membuat


Fathir tertarik. Biasanya Maura meletakan El di dekat ruang dapur
ketika sibuk memeasak. Dan ini kesempatan Fathir untuk menemui
anaknya. Meskipun dengan alasan ingin meminta dibuatkan susu
atau makannan lainnya, ketika Maura sibuk Fathir punya
kesempatan mendekati El.

El tidak tertidur waktu itu. Fathir hanya menyapa bayi mungil dalam
keranjang. Memperhatikan matanya dan yang dia lihat adalah
dirinya sediri berada dalam diri El. Benar saja fotonya sewaktu bayi
ini sangat mirip dengan rupa El sekarang. Jika besar nanti anak ini
mungkin persis sekali seperti Ayahnya.

Semua Tidak Selalu Sama

Menjelang senja kelompok ini sudah berkumpul di rumah Fathir.

Malam ini kita rencananya pergi kemana? Tanya Tada.

Entahlah, tanyakan pada, Fath Dia yang biasanya buat rencana.


Jawab Rey.

Tak ada rencana aku malas keluar. Ujar Fathir segera.

101
Dan yang lain memandangi Fathir bersamaan.

Ada apa dengan kalian? Fathir kebingungan.

Ada apa denganmu?. Itu pertannyaannya, Fath Faza menyipitkan


mata.

Ya. Tidak seperti biasanya kau bersemangat untuk keluar rumah.


Jadi, apa yang dilakukan Maura untukmu hingga membuatmu betah
di rumah Faza meneruskan tudingannya.

Muka Fathir segera berubah. Tidak ada hubungannya dengan orang


itu.

Baiklah kami akan pergi keluar. Dan kau apakah tetap ingin tetap
tinggal? Faza berdiri memandang Fathir yang masih bingiung
menentukan.

Sudahlah, Rey Jangan tanyakan padanya. Malam ini dia ada


urusan dengan istrinya.. Tada jelas sedang mengejek Fathir.

Brengsek!!! Fathir segera mengambil kaleng minuman yang


sudah kosong dan melemparnya mengenaikepala Tada.

Mendapat perlakuan temannya lempar kaleng membuat Tada teriak


kesal. Hey Fath.. Kenapa Kau?

Rasakan itu karena ulahmu. Cepat pergi kau sana..!

Nah.. Benar apa kataku kan. Dia memang tidak ingin kita
menggangu rencananya. Faza cemberut mengusap-usap keningnya
yang terasa nyeri.

Tidak bisa diam kau!!! Fathir kembali mengambil kaleng


berikutnya. Yang ini ada isinya.

Dan Tada segera berlindung dibelakang Reyhan.

Baiklah, kalau kau benar tidak ingin ikut. Kami saja yang akan
pergi. Ujar Reyhan.

Muqtada, Faza dan Reyhan bersiap meninggalkan Fathir. Dan


kemudian sebelum mereka keluar rumah. Fathir berubah pikiran.

Hey, tunggu aku ikut kalian!

102
Lah Kenapa lagi

Daripada dirumah dan dituduh macam-macam olehmu.

Itu bukan tuduhan, Fath Hanya kebenaran yang akan kukatakan.


Tada puas perkataannya dapat mempengaruhi Fathir.

Ingat tak ada hubungannya dengan Maura

Fathir pergi dengan perasaan yang sungguh berat. Kerena


sebenarnya dia merasakan ada firasat buruk yang bakal
menimpannya malam ini. Demi menghindari prasangka ketiga
temannya Fathir memutuskan untuk tetap ikut mereka.

Malam semakin larut. Dan mereka mabuk berat. Reyhan yang


biasannya tidak ikut-ikutan hari ini malah lebih parah. Dia tidak bisa
bangun dan pulang kerumah. Namun Fathir dengan kondisi seperti
itu tetap memaksa pulang. Dia tidak tau mala mini telah dihadang
oleh sekelompok orang dengan peralatan pemukul lengkap. Mereka
adalah orang yang dendam dengan Fathir akibat perlakuan buruk
Fathir yang pernah merebut pacar orang tersebut.

Di tengah perjalanna mobil Fathir dicekal dan Fathir dipaksa keluar


mobil. Karena masih dalam kondisi mabuk berat mka sekelompok
orang bersenjata tersebut mengeroyok Fathir. Rupanya perlawanan
Fathir tidak dapat mengimbanginya. Dengan susah payah Fthir
akhirnya berhasil melarikan diri. Meskipun ada beberapa mobil
dibelakang yang terus mengejarnya. Ini sangat buruk pikir Fathir.
Beberapa kali mobil itu mendesaknya. Disaat genting itulah
akhirnya Fathir mencoba menghubungi teman-temannya.

Reyhan merasakan getaran HP pada kantong celananya. Saat


itupun dia masih tersungkur diatas shofa tempatnya berpesta
minuman tadi. Dengan kesadaran yang masih belum pulih. Reyhan
mengangkat telephone yang kemudian sangat mengejutkannya.

Hallo Hallo REEEY!!! Kau dengar aku. Aku dikeroyok sekelompok


orang yang tak ku kenal. Aku butuh bantuan. Tuuuuut.!!!
Telpon mati dan Reyhan tidak tau Fathir sekarang berada dimana.
Dia panik dan membangunkan kedua temannya.

Malam ini firasat buruk yang dirasakan Fathir benar. Mobilnya


semakin melesat dengan kecepatan penuh. Mobil dibelakang terus
mendesak. Namun tak Tak disangka dari arah tikungan mobil
datang berlawanan dengan kecepatan penuh dan Fathir tidak
sempat menghindar. Akibatnya tabrakan beruntun terjadi. Setelah
dihantam oleh mobil yang berada didepannya. Kemudian mobil di

103
belakang pun menhantam mengakibatkan kedua mobil itu terpental
ketepi jurang.

Malam ini. Fathir tak yakin dia akan selamat.

***

Kabar tabrakan maut itu segera menyebar. Kabarnya cukup banyak


memakan korban jiwa. Reyhan memberitahukan Muara perihal
kejadian tersebut dan memintanya untuk datang. Pukul 02.00
malam, tanpa pikir panjang Maura langsung pergi menemui
suaminya yang di rumah sakit. Dsesampainnya disana Maura
terkejut mendengar kabar bahwa Fathir dalam keadaan koma.
Keadaannya sangat memprihatinkan.

Mengapa terjadi demikian. Setauku Fathir sangat ahli dalam


menyetir.

Ini bukan sekedar kecelakaan biasa. Ini terencana. Kami tak


menyadarinya. Reyhan tampak penuh penyesalan.

Kau tau siapa pelakunya?

Mereka sudah diamankan polisi. Tiga diantaranya bahkan


meninggal dunia. Kami punya banyak musuh, Ra Tak mudah
mengingatnya sau persatu.

Aku tidak menyangka dokter bilang kaki kirinya patah. Meskipun


terlepas dari maut, tapi akan susah baginya menerima kondisi fisik
seperi itu.

Aku sangat cemas, Rey Kau harus selalu mendorongnya Fathir


terus bersemangat hidup dan dapat sembuh.

Maura gelisah. El tertidur di pelukannya. Reyhan sibuk menerima


telpon yang masuk. Sudah hampir pukul 05.00. dan Maura masih
duduk berdiri tidak tenang. Reyhan terhenyak menyadari betapa
peduli Maura terhadap Fathir. Seandainya sahabatnya itu
mengetahuiny mungkin dapat sedikit merubah pandangannya
terhadap Maura.

Keluara Richmanpun baru datang. Melihat Maura berada di sana


nyonya Richman langsung naik darah. Menghampiri Maura.

104
Kau wanita sialan!!! Jika ini semua ada hubungannya denganmu.
Ingat kau akan mendapati ganjaran lebih dari pada yang kau
pikirkan.

Betul, mom Orang sepertinya pandai sekali beracting. Seolah tak


tau menahu. Seolah peduli. Kami tau betul akal licikmu. Khasndra
ikut-ikutan membentaknya.

Reyhan merasa harus melindungi Maura.

Semua ini tidak ada hubungannya dengan Maura. Aku yakin itu,
nyonya. Ini murni persoalan pribadi kami. Antasa sesama geng.

Kau tak perlu membelanya, Rey

Sama sekali tidak bermasud membela. Aku merasa harus


menyampaikan kenyataan yang sebenarnya.

Disaat yang bersamaan Derra datang dengan wajah panik.

Bagaimana keadaannya, Rey Ku dengar kakinya patah. Muknya


rusak. Dan bagian tubuh yang lain terkoyak. Derra mempraktekan
denang gaya yang berlebihan. Lebih seperti rasa takut bukanlah
bentuk kepedulian.

Kau bisa lihat sendiri keadaannya di dalam.

Derra bahkan lupa menyapa keluarga Richman. Seperti halnya


orang yang tidak tau sama sekali cara bertata karma. Terburu-buru
masuk dan juga terburu-buru keluar.

Apa yang harus kulakukan, Rey Fathir dengan kondisi separah itu.
Aku tidak bisa bayangkan bagaimana karirnya nanti.
Derra histeris sekali pikirnya tidak mungkin menerima Fathir dengan
keadaan seperti ini.

Reyhan mengerutkan kening. Memang apa maumu?!!.

Sebentar lagi persiapan konser akbarnya. Segera setelah selesai


itu pembuatan film terbaru kami. Dan jika ku lihat Fathir dalam
kondisi menggenaskan seperti itu. Dia tidk dapat mengikuti
sckedhule.

Apa kau bodoh!!! Bagaimana okau bisa memikirkan orang yang


sedang bertaung melawan maut dan kau masih membicarakan
urusan yang lain. Perempuan bodoh sekaligus kurang ajar kau

105
Faza yang berada dalam ruangan itu tak tahan lagi melihat
kelakuan Derra pada sahabatnya.

APA KATAMU Dan aku juga tak sebodoh yang kau katakan.
Sebagai kekasih aku tidak bisa menerima jika karirnya akan hancur.
Terlebih lagi apa yang bisa ku harapkan dari Fathir sekarang. Tolong
katakana pada temanmu itu. Untuk sementara waktu aku ingin
menenangkan diri. Dan hubunganku dengannya lebih baik break
dulu menunggu waktunya tepat.

Khasandra yang mendengar itu marah bukan main. Kau tak perlu
break. Kau jangan pernah lagi berhubungan dengan adikku.
Sekarang telah Nampak wujudmu wanita murahan..!!!

Kau tidak usah menghinaku!!! Ditepisnya telunjuk Khasandra yang


mengarak kemukanya.

Benar-benar perempuan rendah dan hina. Kau tak tulus mncintai


Fathir. Kau menginginkan ketenaran dan hartanya saja, bukan!!!

Dengar Kutanya padamu. Apa kau merasa lebih terhormat dari


pada diriku. Beraninya kau menghinaku. Harusnya kau tau. Adakah
cinta yang tulus seperti yang kau bayangkan. Kita saling menerima
satu sama lain karena kita sempurna satu sama lain. Kau cari saja
perempuan bodoh seperti yang ada dalam pikiranmu.

Tamparan Khasandra mengenai pipi Derra yang mulus.

Beraninya kau. Aku tidak takut kepadamu. Dera balas


memukulnya dengan keras.

Pergi kau dari sini dan jangan sekalipun menampakan mukamu


dihadapan kami!!!

Derra segera meninggalkan mereka. Dengan membawa segenap


kekesalannya.

Reyhan termenungng mencermati perkataan Derra tadi. Benarkah


begitu, semua tak akan ada yang tulus dalam kehidupan ini. Apakah
benar tak ada yang mampu menerima pada titik terburuk yang kita
miliki. Apakah semua memang harus sempurna. Reyhan kira yang
berada disisinya kini pun tak pernah dia uji. Meyakitkan karena apa
yang dikatakan oleh Derra itu tadi adalah kenyataan. Kau tak akan
dihormati lagi bila kau kehilangan jabatan. Kau tak akan di perlukan
lagi bila kau tidak memiliki kemampuan. Kau tak akan dikagumi lagi
bila pesonamu memudar. Atau kau tak akan dicintai lagi bila kau
tidak memiliki apa yang kau miliki dulu.

106
Reyhan mengelamun hingga tak menyadari ada yang berulang kali
memanggil namanya.

Rey Rey Reyhan. Kau dengar aku.

Maura menupuk pundaknya dengan lembut Ah Maura. Ada Apa?

Aku membawakanmu makan. Jangan melupakan kesehatan. juga


penting. Makanlah ini. Maura membelikannnya sarapan.

Aku berharap banyak kepadamu, Rey

Lantas bagaimana dengan Maura. Meskipun tak ada yang peduli


dengan kedatangannya. Apa yang sebenarnya keuntungan yang dia
cari dalam posisi ini. Maura tidak mengenal rasa sakit hati, takut
atau malu atas perlakuan semua orang kepadanya.

Pertannyaan yang kemudian mengusik pikirannaya. Benarkah Maura


datang kemari tanpa ada maksud apapun, kecuali rasa peduli
terhadap Fathir. Reyhan tak peduli itu. Namun satu hal yang pasti.
Dengan kedatangan Maura kemari membuat hatinya yang sedih
sedikit berkurang.

Kau lelaki beruntung, Fath Andai saja kau menyadarinya.

***

Sudah dua hari berlalu. Keadaan Fathir sedikit membaik. Setidaknya


dia telah berhasil melawan masa sulit. Terlepas dari koma. Banyak
rekan-rekan bisnis, intertaiment dan orang-orang yang mengenal
Fathir datang menjenguk Fathir. Semua tanggapan hampir sama.
Mereka prihatin dengan keadaan yang menimpa Fathir sekarang ini
dan menyayangkan hal ini terjadi.

Hari berlalu berganti dengan minggu. Minggu juga berlewat. Kini


sudah hampir sebulan Fathir berada di rumah sakit. Dan dengan
berjalannya waktu itulah semua pada akhirnya menjadi jelas oleh
Reyhan mana orang-orang yang tulus dan mana yang tidak. Mana
yang orang-orang tetap sabar menunggu dan mana yang kini
meninggalkan Fathir. Mana orang-orang yang perlakuannya dari
awal tak berubah hingga sekarang meski apapun telah terjadi
padanya.

107
Dan dalam renungan panjang itu. Reyhan melihat seorang anak
yang berlari-lari kecil kearahnya. Disisinya seorang perempuan
berjalan dengan langkah yang sangat cepat. Maura dan El. Istri dan
Anak yang hingga detik ini setia berada di pihak Fathir.

Tadi ku dengar Fathir telah sadarkan diri.

Fathir sempat terbangun. Dan juga bicara, akan ingatannya yang


masih baik. Tapi dokter memberinya obat penenang. Fathir perlu
istirahat. Semau ingatan itu akan mempengaruhi emosinya.

Untunglah. Fathir tidak selemah yang ku kira.

Reyhan tersenyum memandangi muka lega Maura.

Dia tidak sekuat yang kau kira. Itu lebih tepatnya.

Maura memperhatikan betul penjelasan Reyhan. Hingga dia tidak


sempat berpikir yang lain.

Reyhan segera menggendong El. Dan membawanya keruangan


Fathir. Maura sedikit canggung saat masuk, karena ketiga Faza dan
Tada juga berada diruang tersebut.

Ayo El. Ucapkan salam pada kedua pamanmu? Reyhan


menunjuk Faza dan Tada.

Selamat siang, uncle! Mata bulatnya mencermati ke dua orang


itu.

Selamat siang Anak pintar. Tada begitu ceria. Melihat anak ini
tumbuh semakin besar dan semakin mirip dengan Fathir.

Faza menghampiri El. Menggendongnya dan mengangkat tinggi-


tinggi seolah sangat bangga dengan kehadiran anak ini.Kau harus
jadi lelaki yang tangguh seperti ayahmu Faza tidak bisa menutupi
kebanggaannya.

El tersenyum dan senyumnya itu benar milik Maura. Memang tidak


bisa di pungkiri. Dalam diri El mengalir darah Maura. Di buktikan
dari tingkat kesopanan dan kecerdasannya.

Mom Mengapa Tuan Richman dililit seperti itu? El menunjuk


perban yang melilit sekujur tubuh Fathir.

Maura menempelkan telunjuknya ke bibir.

108
Itu namanya perban. Orang yang lukanya parah harus di perban,
El? Faza memencet hidungnya.

Pelllban. El mengangguk-ngangguk.

Kau bahkan belum sempat mengganti seragam anakmu. Ujar Faza


pada Maura.

Aku sangat terkejut mendengar kabar bahwa Fathir telah sadarkan


diri. Hingga aku melupakan hal yang lain.

Kau sangat peduli dengan Fathir seolah-olah Faza ingin tau


alasan mengapa Maura peduli dengan sahabatnya.

Kejadian ini hampir membuatnya kehilangan nyawa. Kehilangan


segalannya. Aku hanya berpikir seandainya itu terjadi kepadaku.
Dan orang tak peduli. Betapa menyakitkan.

Kami sangat berterimakasih kepadamu. Reyhan menepuk pundak


Maura.

Sebenarnya ada hal yang ingin kusampaikan pada kalian. Tapi ini
mungkin tak ada gunannya lagi. Hanya saja ini lebih kepada
penyesalanku.

Malam ketika kalian pergi. Aku benar-benar memiliki firasat buruk


terhadap Fathir. Ada semacam kontak bathin yang akupun tidak
bisa menggambarkannya. Aku mencoba bicara padanya. Agar tidak
pergi ke luar malam itu. Ku pikir waktu itu dia juga merasakan hal
yang sama. Tapi aku sadar bahwa sifat Fathir itu tidak suka di atur.
Dia lebih memilih pergi ketimbang mendengarkan perkataanku. Jika
saja aku lebih peka untuk membicarakan hal ini pada Reyhan
mungkin semua bisa diusahakan.

Tidak ada yang bisa mengubah takdir. Meskipun kau berusaha


melakukannnya kami belum tentu mendengarkanmu. Faza
memotong pendapat Maura.

Dan alangkah terkejutnya dia ketika Maura malah memberikan


jawaban.

Kau salah. Tak ada yang bisa merubah takdir selain Tuhan. Akan
tetapi usaha adalah jalan agar Tuhan mau merubah takdirmu.

Kata-kata kata itu. Yang kemudian menggugah hati yang


mendengarnya. Ini adalah motivasi yang paling menyentuh. Mereka

109
baru saja menemukan sosok yang tulus. Tidak memiliki motif
tersembunyi, karena memang dari awal hingga sekarang Maura
adalah orang yang paling dirugikan dengan adanya pernikahan ini.
Hingga saat inipun semua tuduhan kepadanya tidak terbukti,
sebaliknya Maura lah yang telah tersakiti.

Aku harus kembali bekerja. Nanti malam kami akan datang lagi.
Jika terjadi perkembangan pada diri Fathir, ku harap kalian mau
memberitaukannya kepadaku Ujar Maura.

Maura membisikan sesuatu ketelinga anaknya.

El dengan mata bulatnya menghampiri mereka satu persatu.


Bersalaman. Mencium tangan Reyhan, Tada dan Faza.

Unclee El pelmisi pulang.. Hii senyumnya membuat yang lain


tertawa. Gigi depannya yang tersisa dua bilah. Membuat senyumnya
sangat lucu.

Hay anak pintar! Sekali-kali kau harus ikut uncle jalan-jalan.


Faza ingin sekali anak ini membiasakan diri pada mereka. Dia ingin
El tumbuh menjadi bagian dari kehidupan mereka.

El menatap Ibunya. Member isarat dengan menarik tangan agar


Ibunya member reaksi.

Maura mengangguk dan tersenyum pada Faza. Dan anak itupun


kembali tersenyum sambil menganguk-ngangguk dengan pasti.

Sepeninggal Maura dan El Reyhan langsung member komentar.

Anak itu cerdas mirip dengan Ibunya.

Tapi kalian tentu menyadari satu hal. El itu ciri-ciri fisiknya sangat
mirip dengan Fathir. Dia memang anak Fathir. Tak ada yang bisa
mendustakan kenyataan ini. Ujar Tada.

Ketulusan dan Pengorbanan

Maura tergesa-sesa menyusuri koridor rumah sakit, menjinting


rantang berisi lauk pauk yang khusus dimasaknya untuk Fathir. Tada
menelponya tadi pagi. Fathir tidak mau makan apapun yang
disediakan oleh pihak rumah sakit. Itulah mengapa Maura siang ini
membawakan makanan kesukaannya.

110
Sesampainya di ruang rawat inap. Maura masuk meletakann bekal
yang dibawanya ke atas meja.

Apa yang kau lakuakan disini? Tanya Fathir dingin.

Mengantar ini. Maura menunjuk bekal yang ia bawa.

Apa itu?!

Makanan untukmu.

Kau yang membuatnya?!

Maura menganguk

Tidak perlu bersusah payah membuatkannya untuk ku, karena aku


tidak ada selera makan. Aku hanya ingin kau pergi dari sini.

Fathir mengusir Maura keluar. Sebenarnya ini bukanlah murni


kekesalannya pada Maura. Akan tetapi semua kekesalan yang di
sebabkan orang lain maka Maura yang jadi sasarannya. Fathir tidak
tau lagi kemana dia harus menumpahkan amarahnya. Selain
kepada istrinya sendiri.

Setelah beberapa bulan tinggal di rumah sakit. Hari ini Fathir sudah
diizinkan pulang kerumah. Sebab luka-lukanya sudah memulih. Dan
ketika kesehatannya kondisi tubuhnya normal kembali, maka
rencana untuk oprasi kaki sebelah kanannya. Namun sesampainya
di rumah Fathir tidak bisa leluasa seperti dahulu. Kini dia harus
menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan. Dan dia
meskipun mencoba keras untuk melakukannya sendiri, tapi
keadaannya ini mengharuskannya untuk menerima bantuan dari
Maura.

Setiap paginya, Maura mengantarkan makanan ke kamar suaminya.


Kebiasaan yang tidak pernah berubah. Kali ini dia terkejut karena
mendapati suaminya yang tidak biasanya sudah bangun. Dan kini
duduk di selasar depan kamar sedang memandangi taman bunga
yang asri. Maura yang seperti biasanya meletakan baki berisi penuh
maknan ke atasmeja, kemudian pergi tanpa sedikitpun bicara.

Maura kata pertama kali yang terdengar dari mulut Fathir


setelah 3 hari dia berada di rumah.

Ya Jawab Maura. Mereka bicara dalam jarak yang cukup jauh.

Menurutmu, Bagaimana penampilanku sekarang?

111
Maura terenung. Fathir untuk apa bertanya seperti itu.

Jawab saja dengan jujur.

Kau kini berubah. Itu yang kurasakan sekarang.

Fathir tersenyum pahit.

Apakah seburuk itu tampilanku sekarang. Kenapa harus


kutanyakan lagi kepadamu. Bahkan tak ada gunanya.
Memperhatikan tangannya yang masih menyisakan bekas luka.

Bukan itu yang ku maksud

Kau ingin katakan apa?!! Suaranya meninggi.

Aku sudah lihat bagaimana aku yang sekarang ini. Sangat


mengerikan. Wajahku, tanganku, kakiku. Tidak taukah kalian
bagaimana cara menghibur orang yang paling terpuruk. bahkan
kekasihku juga telah meninggalkanku. Padahal aku begitu berharap
padanya untuk memberiku motivasi. Ternyata dia sama halnya
dengan yang lain. Bahkan dia orang pertama yang mengatakan
penolakan atas keadaanku sekarang ini. Aku sangat membenci
orang-orang munafik seprti kalian. Aku juga benci pada diriku
sendiri.

Apa-apaan kau ini. Apa yang kau katakan itu salah. Perubahan
yang kumaksud tidak ada hubungannya sama sekali dengan
penampilanmu sekarang. Jika kau mempermasalahkan penamilan
fisik mu ini. Kau hanya butuh kesabaran untuk terus berobat.
Kenapa kau begitu panik?!

Fathir mengerutkan keningnya. Kau ini bicara apa?

Dirimu sekarang jauh berubah. Kau lemah, cemas dan takut. Itu
bukanlah dirimu yang dulu pernah ku kenal. Fathir itu selalu merasa
paling kuat. Merasa jadi yang hebat. Dan merasa kau adalah lelaki
paling tampan. Dulu tak ada hal yang pantas untuk kau cemaskan.
Ingatlah, kau adalah pribadi yang penuh percaya diri, jadi jika
kecelakaan ini telah membuat tubuhmu rusak. Itu tidak menjadi
penghalang besar bagimu untuk tetep semangat. Karena harusnya
jiwamu tidak akan terpengaruh dengan apapun yang menimpamu.
Itu idak boleh mengurangi rasa percaya diri yang kau miliki.
Sekarang ini yang menjadi permasalahan adalah bukan tubuhmu
saja yang lemah tapi juga jiwamu. Kau kehilangan semangat dan
percayadiri itu

112
Fathir tersentak. Tak menyangka perkataan itu malah datang dari
Maura. Orang yang kemudian membuka pikiranya. Menyadarkannya
bahwa ada orang-orang yang masih percaya pada dirinya hingga
sekarang. Yang tidak berubah terhadap dirinya.

Jadi apa yang harus kulakaukan sekarang, Ra

Luka itu akan segera sembuh. Sakit itupun akan terobati. Tapi
percayadiri itu kau yang tentukan. Itu tergantung padamu.
Bergantung pada dirimu sendiri. Intinya kau harus percaya kau
mampu melewatinya. Yakin, semua akan berjalan lancar.Kemudian
Maura meningalkan Fathir. Berharap suaminya memikirkan
perkataannya.

***

Akhirnya hari-hari yang sulit itu harus tetap di lewati. Namun dia
tak menduga, jika sekarang hidup Fathir sangat bergantung pada
Maura. Dari menyiapkan makan, menyiapkan peralatan mandi,
hingga menyiapkan untuk tidurnya. Keterbatasan inilah yang
membuat Fathir menyadari betapa berarti bantuan Maura selama
ini. Maura adalah tipe perempuan yang pedulidan sangat teliti. Tak
afa satupun hal yang terlewatkan dari pantauan Maura. Hal inilah
yang akhirnya sedikit demi sedikit menggeser pandangan Fathir
tentang Maura. Dia tak seburuk yang father kira. Prasangkanya lah
yang membentuk presepsi buruk tentang Maura selama ini.
Sekarang Fathir tidak bisa mengelaknya Maura telah membuktikan
pengabdian dan kesetiaannya sebagai seorang istri. Komitmen yang
tak pernah berubah dari dulu hingga sekarang. Ini berbeda dengan
kebanyakan orang yang dulu dekat dan di percaya Fathir. Semua
menghindar. Semua menjauhinya dengan alasan yang tidak bisa di
terima.

Sekarang Fathir tau betul bagaimana rasanya penghianatan, di jauhi


banyak orang, menjadi manusia yang tak di hargai. Begitu
menyakitkan. Menampar harga diri. Membekukan hatinya.
Membuatnya tak percaya lagi pada apapun. Siapapun.

Lalubagaimana mungkin Maura bisa melewati hari-hari sesulit ini.

Pikirannya melayang pada kejadian yang berawal dari tiga tahun


yang silam. Saat dirinya menikahi Maura. Perlakuan kasar,
merendahkannya dan segala bentuk penghinaan kepada istrinya
telah dia lakuakan. Hal yang terjadi saat ini, tidaklah sebanding

113
dengan apa yang dilakukannya kepada Maura. Hal yang kemudian
menyakitkan Fathir adalah Maura tidak pernah sedikitpun membalas
perbuatannya itu dengan sikap yang buruk.

Perlahan Fathir membuka matanya. Pertamakali yang dapat dia


rasakan hanyalah rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuh.
Badanya yang lemah kini tengah terbaring di sebuah ranjang
berwarna putih gading. Bau ruangan asing yang terhirup makin
memulihkan kesadarannya. Dikamar Maura. Dilihatnya sang pemilik
kamar tengah tertidur dilantai dengan posisi tertelungkup diatas
buku-biku yang berserakan. Rambut yang panjang menutupi
sebagian mukanya yang menghadap kesampingdan Layar laptop
pun ternyata masih menyala. Fathir kembali memejamkan
matanya sambil meringis mengingat kejadian siang tadi saat dia
terjatuh dari kamar mandi. Bagian belakang kepalanya membentur
lantai kramik keras sekali. Sebelum hal buruk yang ada dalam
pikirannya terjadi. Fathir telah tak sadarkan diri.

Fathir mencoba untuk duduk, tapi tak bisa. Usahanya itu membuat
rasa sakitnya makin bertambah. Hingga menyebabkannya sulit
bernafas.

Fathir suara Maura yang cemas.

Rupanya istrinya itu terbangun dan melihatnya tengah kesakitan.


Maura segera menghampirinya. Membantunya duduk. Cukup lama
mereka hanya saling pandang tanpa satupun yang memulai bicara.
Fathir ingin memeritahkan sesuatu tapi tertahan dimulut. Maura
memperhatikan seluruh perban yang membelit luka-luka suaminya
itu. Pada bagian kaki. Tangan. Dan yang paling mengkhawatirkan
terlihat pada bagian kepala. Karena masih terlihat darah segar
membekasi perban.

Perbanmu harus diganti. Dan lukamu harus dibersihkan. Ujar


Maura.

Aku tau. Tapi tanganku ini masih sakit!. Tidak mungkin melakukan
hal itu!! Diluar kehendak Fathir juga. Tapi mulutnya selalu
mengeluarkan kata-kata kasar jika berhadapan dengan perempuan
ini.

Maura tak bicara. Dirinya sibuk membuka laci yang berada dibawah
meja kecil samping ranjang tesebut. Kemudian pergi keluar setelah
itu.

Entah mengapa Fathir seolah tertarik untuk memandangi lebih jelas


keadaan kamar yang menurutnya sangat sempit ini. Kamar Maura

114
yang sempit dan sederhana sangat kontras dengan kamar miliknya.
Maura tak memiliki banyak prabot. Hanya ada lemari pakaian, rak
sepatu, meja belajar, dan televisi ukuran sedang. Di ruangan inipun
bahkan tidak memanjang foto. Kemudian matanya terhenti pada
sesuatu yang tengah terbaring telentang disana. Seorang anak kecil
yang tengah tertidur pulas didepan televisi yang masih menyala,
tangan kanannya terlihat sedang memegang botol susu yang isi
tinggal seperempat. Kasian sekali pikir Fathir.

Pintu terbuka. Maura masuk membawa baskom kecil almunium


yang berisisi air. Tangannya nampak kesusahan saat hendak
menutup pintu, dikarnakan tangan yang satunya memegangi
handuk kecil akibatnya Maura tidak menyadari saat ikat rambutnya
yang tengah longgar kini terjatuh kelantai. Fathir terhenyak dalam
situasai ini. Pikirannya saling membentur aneh sekali. Ada sesuatu
yang janggal yang mulai menyusup dalam hatinya.

Fathir hanya berani sesekali memandang kearah istrinya. Tapi entah


mengapa juga Fathir merasa canggung seperti itu. Padahal
sekarang dia berada di rumahnya sendiri dan bersama orang yang
hampir setiap hari dia temui. Maura menaruh Baskom diatas meja
bersamaan kotak berisi alatalat kesehatan yang diletakan
disampinnya. Maura yang ragu. Berdiri kaku disamping Fathir.
Kemudian memberanikan diri untuk bicara.

Maaf sebelumnya, tapi Aku diperintahkanoleh dokter pribadimu


untuk membantu mengganti semua perban itu. Maura menatap
Fathir kemudian. Setelah tak ada sahutan.

Maura menyentuh perban yang melekat ketat ditangan Fathir


sedang Fathir tak bereaksi apa-apa. Awalnya sangat sukar sekali
melakukannya sambil berdiri, karena Fathir juga tak sedikitpun
bergerak. Maura memutuskan untuk duduk menyisi di pinggiran
ranjang. Sangat menjaga jarak. Jarinya yang lentik bersusah payah
untuk tidak menyentuh kulit Fathir. Fathir sesekali memandangi
raut wajah serius itu. Nampaknya yang sedang dipandangi tidak
menyadari hal tersebut. Maura terlalu berkonsentrasi dengan
pekerjaannya. Fathir akhirnya tak mampu menolak keinginannya
untuk menyaksikn sosok yang tengah bersusah payah melepasi
perban itu.

Rambut Maura yang tidak terikat lagi nampak tertiup angin yang
melewati jendela dari arah belakang ranjang. Fathir terkejut ketika
sadar bahwa jantungnya berdetak lebih kencang. Dia dikejutkan
oleh sesuatu yang tiba-tiba merenggut perasaannya. Sukar
dipercaya, jika ternyata tiba-tiba matanya mulai memandangi
dengan lekat sosok disampinnya itu. Mulai dari baju yang dikenakan

115
Maura. Baju tidur longgar berwarna krem dengan lengan pendek
dan celana yang mencapai lutut saja. Kaki Maura yang sebelah
kanan tengah melipat keatas ranjang dan satunya menjuntai. Kaki
itu indah masih sama seperti waktu kali pertama Fathir melihatnya
di pesta perkawinan itu. Pandangan itu kemudian singgah pada
tangan yang kini tengah berhati hati membersihkan luka disekujur
tubuh Fathir menggunakan handuk kecil. Tangan yang mulus
dengan jari-jari yang lentik. Fathir meneruskan pandangannya pada
wajah yang memiliki alis mata pedang yang indah. Bulu mata yang
lentik nampak berkerjap-kerjap di bawa kelopak mata besarnya.
Dan sampai pada bibir dengan lekuk yang mengagumkan. Saat itu
suara jantunya tiba-tiba saja terasa berdegup ditelinga Fathir. Tepat
ketika Maura menyentuh luka dibagian dada kirinya. Fathir pun
seolah tersengat sesutu. Tanpa sadar saking terkejut Fathir
terperanjat dan langsung memegangi tangan Maura. Tak
dibayangkan sebelumnya ternyata tanggan itu terasa lembut
digenggaman Fathir.

Fathir meringis.

A-ada apa FathTanya Maura gugup.

Fathir menepis tangan Maura dengan kasar. Dan tanpa diduga


Maura terperanjat hingga hampir hilang keseimbangannya. Dengan
posisi seperti itu hampir saja dia terjatuh dari ranjang tadi.
Fathirpun tak menyangka mengapa dia begitu kasar dengan Maura.

Maafkan aku, Apa bagian ini sangat sakit. Sembari menyentuh


luka itu dengan handuk yang telah basah.

Aduuh!!. Apa yang kau lakukan!?!. Kau ingin menyakitiku. Entah


mengapa kata-kata itu yang keluar.

Tapi luka ini harus dibersihkan. Aku akan berhati-hati


melakukannya.

Kata-kata itu disambut tatapan tajam dari Fathir.

Maura melanjutkan tugasnya yang tertunda. Nampak berusaha


berhati-hati melakukannya agar tidak menyakiti Fathir. Fathir
sempat meringis tapi bukan menahan sakit yang ditimbulakan oleh
luka itu. Dia berusaha keras untuk tetap tenang saat sentuhan
pertama kali terjadi menimbulkan efek menyengat lagi. Seperti ada
aliran listrik yang mengalir cepat keseluruh organ tubuhnya. Fathir
bahkan tak berani bergerak sekarang. Fathir berulang kali menolak
keinginannya ini, tapi ternyata tak mampu jua dia lakukan. Dia tak

116
mampu mengalihkan pandangannya kearah orang yang berada
disampinya itu.Dan Fathir telah pasrah. Hatinya telah berkata lain.

Satu hal yang tidak dia mengerti. Atau mungkin sesuatu yang tak
pernah dia sadari sedari dulu. Tentang Maura. Perempuan yang
secara status adalah istrinya. Perempuan yang setiap hari
melakukan kewajiban sebagai seorang istri dengan batas-batas
yang telah ditentukan sejak dulu. Sejak pertamakali mereka
menandatangani perjanjian itu. Maura yang sedari dulu tak pernah
sudi dianggapnya sebagai istri. Maura yang tak pernah dipedulikan
tentang keberadaannya dirumah ini. Maura yang selalu menjadi
bahan pelampiasan kekesalannya. Maura yang tak berhenti
ditatapnya dengan tatapan yang menjijikan, memuakan,
menyebalkan. Bahkan Maura yang tak pernah Fathir sadari bahwa
bagaimanapun dia itu adalah seorang istri yang sangat
bertanggungjawab akan kewajibannya terlepas apakah itu hanya
berupa status palsu. Seorang Ibu yang sangat mencintai anaknya.
Seorang perempuan yang tidak hanya memiliki kecantikan hati tapi
ternyata juga seorang perempuan yang memiliki kecantikan
sempurna dimata laki-laki. Sedang Fathir tidak mungkin
memungkiri hal itu. Karena bagaimanapun dia juga seorang laki-
laki. Pemandangan itu terlalu jelas saat ini. Bahkan sangat dekat
sekali.

Jendela kamar berayun lambat dan mengelurkan bunyi mengalun


mengikuti geraknyayang dibawa angin. Maura terganggu akan
hadirnya angin yang mencoba mempermainkan rambutnya. Fathir
sungguh menikmati pemandangan itu. Maura mendongak kearah
jendela dan berniat untuk menutupnya. Belum lagi tangannya
sempat menyentuh daun jendela dan tiba-tiba Fathir menarik
kembali pergelangan tangannya. Terpaksa Fathir melakukan hal itu.
Dia tak rela membiarkan kesenangannya terganggu.

Fathir berusaha mencari alasan yang tepat. biarkan jendelanya


tetap terbuka,Aku merasakan kepanasan di ruang yang sesempit
ini. Fathir memandangi Maura yang sekarang nampak
kebingungan.

Maura hanya mengangguk.

Dan semua pekerjaan mengganti perban akhirnya sudah selesai.


Maura merapikan alat-alat kesehatan yang telah berantakan.
Kemudian menyarankan agar Fathir beristirahat kembali. Fathir
hanya terpaku dengan perlakuan istrinya itu. Perempuan yang
sangat dia benci itu kini tengah setia merawatnya. Bersusah payah
dirangkainya kata-kata untuk membuat percakapan dengan Maura,
namun sungguh terasa sulit untuk diucapkan.

117
Maura... Niat Fathir ingin mengucapkan terimakasih, tapi saat
Maura malingkan wajah kearahnya. Fathir benar-benar kehilangan
suaranya.

Eh. Ada apa?

Fathir hanya menggeleng kepala.

Ada sesuatu yang kemudian dicari Maura dalam lemarinya. Dia


mengambil gumpalan besar selimut. Dan memakaikannya kepada
Fathir. Maura hanya berkata bahwa kalau malam nanti akan terasa
sangat dingin. Dia menyarankan agar Fathir memakai selimut tebal
ini jika kedinginan. Posisi Fathir yang tadinya duduk menyender kini
kembali rebahan.

Semuanya telah dilakukan perempuan itu untuknya. Termasuk


menyuapinya makan. Membantunya minum obat. Merapikan posisi
selimut. Dan haripun sudah semakin gelap diluar sana. El sudah
tertidur lelap di atas ranjangnya yang berukuran sedang denga
selimut yang nyaman. Anak kecil itu tampak sangat dicintai oleh
ibunya. Hawa dingin sudah mulai terasa. Maura kini memakai jaket
namun dia masih saja meneruskan pekerjaannya didepan layar
yang menyala itu.

Sedang Fathir yang sejak tadi tidak bisa tidur. Entah mengapa dia
tidak mau kembali kekamarnya disana. Ada keinginan yang
bergejolak di hati Fathir. Keinginan untuk terus bersama Maura.

Suasana yang biasa terjadi kini terulang kembali. Keduanya satu


pun yang bicara. Sama-sama tenggelam dalam suasana sepi. Baik
Fathir maupun Maura tak ada yang memulai untuk berbicara. Fathir
merasakan suasana ini yang sering dia alami sebelumnya jika
bersama Maura sebelumnya. Dia tak pernah mengannggap Istrinya
itu ada dalam rumah ini. Mungkin itu juga yang dirasakan
perempuan itu selama hampir tiga tahun belakang ini. Tiba-tiba
bayangan masalalu itu berkelebat dipikiran Fathir bayangan masa
lalu yang berawal di sebuah pantai itu. Kemudian pernikahan
mereka berdua. Hari-hari yang mereka lalui dengan penuh
kebencian. Dalam alam pikiran Fathir terus saja berkecambuk.
Hingga sampai saat ini tiba. Fathir menemukan jawaban dari semua
itu. Hatinya kini benar-benar terasa perih. Kemudian perih itu
berubah menjadi sakit yang tak tertahannkan mencoba merengguti
rongga dadanya. Fathir merasakan sesak. Dia terlonjak ingin
bangun dari mimpi yang mengerikan itu. Tanpa terasa Sesuatu yang
hangat menetes dikedua pipi Fathir.

118
Fathir

Fathir Kau dengar aku. Cepat bangun. Buka matamu. Maura


panik menyaksikan suaminya gelisah dan menangis dalam tidurnya.

Fathir membuka mata. Dan hal yang ingin dilakukannya adalah


segera memeluk Maura. Hatinya tenang dan merasa lega.
Kegelisahannya seakan sirna, rasa sakitnya pun mereda saat Maura
membalas pelukannya.

Maura tak bisa menahan kesedihannya. Dia tak tahan menyaksikan


penderitaan yang dirasakan oleh Fathir. Air matanya menetes.

Fathir Apa yang terjadi padamu... Ku mohon berhenti


menangis!. Namun Fathir semakin membenamkan mukanya
kedalam pelukan Maura.

Aku mimpi buruk. Mimpi itu sangat nyata. Hingga akupun dapat
merasakannya.

Tenanglah, Fath Kau hanya mimpi buruk. Maura mengusap


kepalanya dengan lembut.

Aku hancur. Aku merasa tak berguna. Fathir kecewa pada dirinya
sendiri. Di pelukan Maura dia tak berhenti menangis.

Lalu apa yang bisa kulakukan untukmu. Berhentilah menangis!

Aku tak menginginkan apapun. Kau hanya perlu tetap berada


disisiku.

Sepanjang malam Maura terus berada disisinya. Sampai tidurpun


masih dalam peluakan Fathir.

Bukankah ini sangat wajar, Fathir... Dia melakukan tugasnya


sebagai seorang istri. Dia memang harus merawat suaminya.
Bukankah sangat wajar. Jadi mengapa lagi kau harus mencari
jawaban-jawaban yang lain.

Fathir tidak bisa tidur. Dia merasa tenang dengan memandangi


wajah Maura hingga pagi menjelang.

Sejak kejadian malam itu. Harapan dan semangat baru mulai


tumbuh di dalam diri Fathir. Hari-hari sulit telah dilaluinya. Semua
terapi termasuk operasi penyambungan tulang kaki kirinya hampir
selesai. Kepercayaan dirinya telah kembali. Kemajuan yang
mengejutkan banyak orang. Maura adalah satu alasan keras

119
mengapa ia ingin segera sembuh. Perempuan yang kini menjadi
seseorang yang penting dalam hidupnya. Dan karena Mauralah
akhirnya Fathir mau berobat intensif di Singaphore.

Cinta Yang Tak disadari

Setelah berhasil menjalani terapi dan operasi penyempurnaan kaki


kirinya di Singaphore selama 3 bulan, siang ini rencananya Fathir
pulang ke negaranya. Keluarga dan teman-temantelah menyiapkan
pesta penyambutan kedatangannya.

120
Sejak 3 hari yang lalu,petugas yang bekerja di kediaman keluarga
Richman sibuk dengan tugasnya masing-masing. Mereka hilir mudik
membenah setiap sudut rumah, membawa beberapa peralatan
dekorasi untuk ruang yang nanti malam yang akan di hadiri oleh
orang-orang penting.

Apa yang kau pikirkan?. Terdengar suara Ibunya yang kemudian


mengejutkan Fathir.

Oh!, Tak ada.

Harusnya kau segera bersiap. Pestamu akan segera dimulai.

Ya, Aku tau. Memang sebentar lagi akan di mulai. TIba-tiba ada
perasaan aneh yang bergelayaut dipikiran Fathir. Ingin sekali di
tanyakannya tentang mengapa Maura seharian tidak terlihat.

Ibu Kerongkongannya terasa sesak untuk mengucapkan kata-


kata itu.

Sedang Ibunya menunggu dengan ekspresi kebingungan. Ada yang


ingin kau katakan?

Lupakan saja. Hanya sesuatu yang tidak penting. Takut jika


pertanyaan tersebut meninggalkan kecurigaan di pikiran Ibunya.

Acara akan segera dimulai. Beberapa tamu terlihat berdatangan.


Kebanyakan diantara tamu yang hadir adalah orang-orang penting,
baik itu pengusaha, para actris dan actor kenamaan, musisi
ataupun petinggi-petinggi negara. Sebagian yang memang telah
kenal cukup lama dengan keluarga Richman. Semuanya nampak
anggun, mewah dan terhomat.

Orangtuanya mengenalkan Fathir dengan perempuan cantik, anak


dari salah satu petinggi negara, menjabat sebagai menteri
luarnegeri dan seorang Dokter yang terkemuka di kota ini.
Hubungan mereka memang sangat didukung oleh kedua pihak
keluarga. Bahkan status Fathir yang masih sebagai suami Maura tak
menjadi masalah berarti. Karena dari awal istrinya memang bukan
siapa-siapa dimata mereka. Maura hanya sebuah simbol untuk
memenuhi wasiat mendiang tuan Richman. Kabar rencana
perceraiannya dengan Maura sudah menjadi rahasia umum bagi
seantero orang-orang diluar sana.

Lucu sekali, tiba-tiba Fathir ingin menuntut keadilan. Pantaskah di


mata mereka seorang lelaki yang sudah memiliki istri lebih
mengistimewakan wanita lain ketimbang istrinya.

121
Semua orang nampak bertepuk tangan mennyambut kedatangan
Fathir. Lelaki itu tersenyum saat berjalan menuju panggung. Fathir
nampak gagah memakai jas putih yang pada setiap kancing, lipatan
kantong dan kerahnya berwarna hitam dipadukan dengan dalaman
berwarna putih dan dasi hitam. Celana hitam yang dikenakannya
nampak serasi dengan sepatu kulit mengkilap dengan warna yang
serupa. Pesta semakin semarak dengan tepukan tangan dan kilatan
kamera dari wartawan. Fathir tersenyum hambar sebab tak
ditemukan tanda-tanda keberadaan Maura. Mengapa istrinya itu
belum juga datang.

Dan ditengah hiruk pikuk itulah Fathir disergap rasa sunyi. Teringat
dia akan kejadian yang telah berlalu. Tentang lampu mobil yang
menyilaukan mata. Jalan beraspal yang licin. Rimis hujan yang
mengaburkan pandangan. Batu tebing tinggi menjulang laksana
terror hantu malam yang tak bisa terhapus dalam memori. Suara-
suara music itu berubah menjadi suara deru mesin mobil yang terus
mengejarnya. Ingin menghantam mobilnya, tetapi kemudian Fathir
membanting stir. Dan mobil terpental 2 km dari badan jalan.
Melayang kearah didnding tebing disampingnya. Membuat mobilnya
hancur dan hampir membuat hidupnya berakhir. Fathir memang
terhindar dari kecelakaan maut, akan tetapi sebagai gantinya kaki
kirinya patah. Dadanya terkoyak dan sebelah mukannya tergilas
aspal.

Trauma itu menghantuinya sepanjang hari. Rasa sakit fisik dan juga
tekanan batin. Hampir membuatnya putus asa. Di saat semua orang
pergi menjauh. Untungnya dalam keputusasaan itu Maura hadir
untuk memberinya dorongan. Tidak ada lagi keraguan saat Maura
ada di sampingnya. Rasa takut dan cemas itu pun menghilang. Yang
ada hanya keberanian. Dan keberanian itu adalah kenyataan yang
telah Maura berikan. Malamini pun Fathir sangat merindukan
kehadirannya.

Lalu bayangan wajah Maura kemudian terbersit di pikirannya. Dia


melihat Maura disana. Di dalam keramaian pesta. Tapi perempuan
itu berdiri sebentar saja, kemudian pergi meninggalkan kemeriahan
pesta. Fathir berlari diantara keramaian hentakan music,mengejar
sosok yang dilihatnya tadi. Maura meninggalkan ruangan itu dan
berjalan melewati koridor terbuka yang mengarah kepada pintu
gerbang di belakang rumah.

Dalam benaknya bertanya-tanya kemanakah istrinya itu saat pesta


berlangsung didalam. Gerimis turun saat pintu gerbang telah
berhasil dibuka, dan dirinya mendapati Maura berdiri disisi jalan.
Sendirian.

122
Apa yang kau lakukan disini?. Kata Fathir yang nampak masih
tersengal mengatur nafasnya yang berantakan.

A-ku harus pergi Jawabanya terdengar gugup.

Ada sesuatu hal yang membuatmu begitu terburu-buru pergi..?


Fathir masih tak mengerti dengan ucapan Maura.

Maura mencoba untuk mengerti apa yang ada dalam pikiran Fathir.

Bukankah kalian menyuruhku segera pergi sebelum acara ini di


mulai. Ekspresi mukanya menjadi sedikit sangsi.

Suara Halilintar menyambar perasaan Fathir. hinnga


menyadarkannya betapa hal ini sudah sering terjadi. Bukankah dari
sejak dulu Maura memang sengaja dilupakan. Hingga rasanya aneh
jika dirinya sangat berharap akan kehadiran Maura di sisinya dalam
pesta ini.

Halilintar bergemuruh diatas sana menyatu dengan awan kelam


yang sekarang menaungi dua orang yang terpaku ditempatnya.

Fathir menjadi kaku. Pikirannya menjadi kosong. Tak tau kata-kata


apa yang akan diucapkan. Sedang Maura menyapu rintik air yang
membasahi wajahnya. Menunggu Fathir untuk setidaknya
mengatakan sesuatu, karena dia menyadari keadaan sudah
semakin tidak nyaman.

Fathir berjalan menghampiri istrinya

Kau bahkan belum mengucapkan selamat untukku Matanya


berusaha memberitahukan sesuatu, berharap Maura memahami
perasaannya saat ini.

Maura menangkap perasan aneh yang tiba-tiba merasuk hatinya.

Ucapan selamat telah ku tulis dalam bingkisan yang kuletakkan


didimeja kamarmu pagi tadi. Mungkin kau tak memperhatikannya
karena bingkisan itu sangat sederhana berbeda dengan bingkisan-
bingkisan mewah yang biasa kau terima. Maura tersenyum getir.
Dan pergi meninggalkan Fathir karena taxi yang ditunggunya sejak
tadi telah datang.

Fathir tetap terpaku ditempatnya. Kata-kata Maura menyakitkan


hatinya. Mengingatkan bahwa dirinya mungkin tak pernah
menyadari keberadaan Maura. Karena Maura memang jauh dari

123
kemewahan yang biasa dia miliki. Padahal tadi dia hanya ingin
mengatakan jangan pergi

Dia adalah Cinta yang Tak Disadari

Semua tidak akan selalu sama. Seperti langit yang tidak selalu
cerah. Seperti malam yang tak selalu sepi. Seperti bunga yang tidak
selalu mekar. Atau seperti halnya hidup tak selalu bahagia. Semua
bisa berubah. Tak ada yang kekal. Juga soal urusan hati. Jika pada

124
akhirnya semua kembali pada kehidupan normal. Seperti biasa.
Seperti malam-malam sebelumnya. Dimana Fathir tidur sendiri. Di
kamarnya sendiri. Jadi mengapa Fathir harus gelisah. Apa yang
ingin di tuntutnya dari kehidupan yang patut dia syukuri selama ini.
Harta nan berlimpah ruah. Ketenaran. Kekuasaan. Ketampanan dan
kesempurnaan fisik. Tetapi semua berubah, ketika cinta mengetuk
hatinya.Siapa yang menduga bahwa malam ini Fathir merindukan
Maura.

Bukan cinta pada pandangan pertama. Atau tentang perjalanan


panjang pencarian cinta. Karena ini sungguh hal yang tak pernah
terpikir oleh Fathir. Cinta yang datang dengan sangat perlahan.
Lewat cara yang paling halus. Sudah sangat lama sekali dan Fathir
baru menyadarinya.

Kali ini Fathir tidak mau mengulangi kesalahannya lagi. Dia


bersungguh-sungguh ingin membuktikan bahwa perasaannya pada
Maura tidak main-main. Segala macam upaya akan dia lakukan
untuk membuat hubungannya dengan Maura menjadi lebih dekat.
Agar Maura juga menyadari perasaannya.

***

Acara makan malam bersama yang dihadiri oleh orang-orang


penting pemegang saham akan berlangsung seminggu lagi. Mereka
yang sudah berpengalaman dalam bidang bisnis dan ekonomi telah
menjalin kemitraan cukup lama dengan perusahaan keluarga
Rickhman. Dan malam itu Fathir hadir untuk menggantikan ayahnya
selaku komisaris utama. Mengingat yang akan datang rata-rata
berasal dari mancanegara dan semua memiliki peran penting dalam
kemajuan perusahan. Fathir memerlukan fatner terbaik yang bisa
membantunya berkomunikasi dan dapat memberikan masukan
dalam kondisi tertentu.Tentu lah dia itu mesti mengerti tentang ilmu
ekonomi, menguasai bisnis, seorang yang cerdas namun tetap
menjunjung etika dan nilai kesopanan.

Menurutku kau ajak saja Maura. Hanya dia orang yang paling
berpotensi.

Suara Reyhan memecah lamunan Fathir. Seperti apa yang


dipikirkannya bahwa memang Maura pilihan yang tepat.

Mustahil. Itu adalah ide yang paling konyol yang pernah ku dengar
dari mulutmu. Tada malah tergelak mengira Reyhan sedang
melawak.

125
Kenapa?!. Apanya yang lucu. Soal berbahasa asing tak perlu
diragukan lagi. Maura siswi terbaik dalam pidato internasional SMA
sederajat dulu. Apa kalian lupa.

Ya... ya... ya Dia juga cerdas, sopan, cantik, dan lain sebagainya.
Begitukah yang ingin kau katakan?.

Nah, itu tadi fakta ungkap Reyhan.

Sepertinya kau tau betul tentang Maura. Fathir menatapnya


curiga.

Kau pasti mengetahuinya, aku sudah sejak lama mengagumi


istrimu.

Fathir merassa kata-kata itu mengaduk-aduk isi perutnya.

Apa yang kaubicarakan tadi memeng benar. Tetapi itu tidak


mungkin terjadi. Maura tidak mungkin mau bergabung dengan
orang-orang itu dan Fathir sudah pasti tidak akan
mengajaknya.Kecuali kau ingin liat adegan pertengkaran rumah
tangga ditengah acara makan malam. Sambung Faza.

Kali ini Tada dan Faza terbahak-bahak.

Hah...Faza menghela nafas panjang. Kau ini Rey kasih pendapat


yang lain dong. Cari selain Maura.

Ya. Aku tau. Tadi itu hanya sebuah pendapat.

Pilihan yang tepat itu memang benar. Sangat mustahil itu juga
benar

Fathir melamun sementara ketiga temannyatengah berdebat


menentukan orang yang cocok untuk menemaninya pada acara
malam nanti.Akan tetapi jauh dipelosok hatinya paling dalam dia
memamang memilih Maura. Bukan karena tidak ada pilihan lain
tetapi karena Fathir memang menginginkanmnya. Akan menjadi
sulit jika ternyata Fathir memintanya sendiri kepada Maura.

Sesampainya di rumah, hal pertama yang ingin dilakukannnya


adalah menemui Maura dan bicara mengenai rencana-rencana
terhadapnya. Seperti biasa. Jika tidak ada di ruang dapur.
Kemungkinan Maura sedang menyiram tanaman di taman atau di

126
kamarnya. Fathir bergegas menyusuri selasar dan dapur Maura tak
nampak jua. Kemudian Fathir pergi menuju kamar istrinya itu.

Tok-tok-tok!!!

Fathir mengulang beberapa kali dan tak ada sahutan dari dalam. Di
bukanya pintu kamar tanpa izin terlebih dulu. Memang Maura tak
terlihat di dalam. Yang ada hanya El dan anak itu pun sedang
tertidur nyeyak di atas kasurnya.

Kemana orang itu

Pikir Fathir hanya berani berdiri di depan pintu. Samar-samar dia


mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Tapi
hanya sebentar saja, setelah itu. pintu kamar mandi pun terbuka.
Selanjutnya Fathir seperti baru melihat hal yang paling menarik
dalam hidupnya. Sampai-sampai hal itu membuat Fathir sesak
nafas. Atau sejenis kena serangan jantung mendadak, tetapi
serangan jantung yang dimaksud adalah serangan jantung ringan.

Pantaslah dari tadi Maura tak menjawab panggilanku.

Pikirnya dalam hari. Bingung antara ingin segera kabur pergi


meninggalkan ruangan ini. Atau malah kabur memeluk sosok
didepan yang sekarang hanya memakai anduk yang mambalutnya
dari dada hingga paha. Berpadu dengan kulitnya yang putih kontras
dengan rambutnya yang hitam basah. Benar-benar ingin
menggodaku pikir Fathir.

Naluri alamiah menuntunnya untuk tetap bertahan disana.

Maura yang tak kalah terkejut dan malu. mungkin lebih kearah
ketakutan dengan cepat menarik apa saja yang berada didekatnya
saat itu. Selendang hitam yang lebar dipakainya untuk menutupi
kepala hingga dadanya, tetapi malang selendang itu meskipun
lebar, bahannya sangat tipis, jadi meskipun tubuhnya itu tertutupi
masih bisa terlihat samar-samar.

Fathir Sejak kapan kau ada di sini??

Sejak tadi. Jangan salahkan aku. Pintaunya tidak di kunci. Dan aku
sudah berulangkali memanggil namamu. Debaran itu membuat
Fathir kesulitan bicara.

Oooh Ada perlu apa?!

127
Kau sanagt tidak sopan. Dari tadi membiarkanku berdiri dan bicra
didepan pintu. Fathir merasa sedikit menang. Karena melihat
Maura lebih kelihatan gugup di banding dirinya.

Maaf Silahkan masuk Maura masih tidak berani bergerak

Fathir masuk dan menutup pintu. Otaknya pun langsung bekerja.


Dia berdiri tepat membelakangi lemari yang hanya berjarak 2 meter
dari ranjang. Dia pikir dengan begitu maura tidak akan
mendapatkan pakaiannya sebelum dia pergi dari ruangan ini.

Begitulah Fathir di dalam situasi yang rumit pun. Masih bisa mencari
akal.

Kau kemarilah. Duduk disini. Fathir menyuruhnya duduk diatas


ranjang itu.

Maura menurut saja. Seperti biasa.

kau bisa membangtuku? Tanya Fathir kemudian.

Maura mengangguk setelah tau siapa yang memintanya.

Sangat patuh. Pikir Fathir

Dan setelah itu sangat sulit untuk selanjutnya memulai percakapan.


Karena Fathir tidak terbiasa berbicara dengan istrinya apalagi
dengan jarak sedekat ini. Tenggorokannya serasa tercekik hanya
karena ingin melanjutkan Kata-kata berikutnya.

Malam ini ada acara rapat pemegang saham untuk mengevaluasi


kinerja perusahan dan dilanjutakan makan malam bersama. Kau
kupilih menjadi fatnerku malam ini.

Boleh tau mengapa kau memilih ku?. Mengingat masih banyak


calon yang harusnya dipilih Fathir.

Fathir gelagapan tak siap dengan pertanyaan Istrinya.Biasanya


Maura hanya berkata ya, tidak atau menggeleng, dan
mengangguk. Tak banyakbertanya.

Syukurnya dia ingat akan pembicaraan teman-temannya tadi.

Reyhan yang menyarankan agar kau yang membantuku.

Apa tidak masalah jika aku yang membantumu. Aku tidak


berpengalaman dan...

128
Ku pikir bisa kita coba. Segera Fathir memotong perkataan
istrinya.

Maura mengangguk saja. Meskipun jawaban tadi masih belum jelas.

Syukurlah... Reyhan sangat membantuku.

Kau bisa mempelajari sejarah perkembangan perusahaan terlebih


dahulu. Juga dapat mengenal lebih banyak tentang perusahaan.
Kau harus baca buku petunjuk ini sampai habis.

Maura mengambil buku itu dan membacanya dengan muka seriu.


Sampai tidak menyadari Fathir memperhatikannya. Selendang tipis
itu. sangat mengganggu perhatian Fathir. bayangan tubuh yang
mengagumkan itu membuatnya berpikir tak tentu arah.

Setelah sekian hari bersamanya. Mengapa baru kali ini aku


menyadai. Maura itu bukan saja cantik. Dia juga menarik. Tidak
salah jika Reyhan mengaguminya. Atau Alez ingin mendekatinya.
Siapapun lelaki normal yang melihatnya dengan tampilan ini. Sudah
pasti ingin menyentuh tubuhnya walau hanya sedikit.

Lalu apa salahnya?

Lagipula dia istriku.

Aku berhak atas dirinya.

Fathir terkejut dengan pikirannya sendiri.

Jadi jika ada hal yang tidak kau mengerti. Langsung tanyakan saja
kepadaku! ujar Fathir.

Maura mengangguk. Pandangan mata mereka bertemu. Fathir


dilanda dipresi hebat. Pikirannya kacau jika masih berlama-lam di
dalam kamar ini. Dengan kondisi ini. Hal-hal mengejutkan lainnya
mungkin bisa saja terjadi.

Pastikan semuanya sudah siap untuk malam nanti. Akusangat


mengharapkan bantuanmu. Fathir berjalan keluar pintu dengan
pikiran yang mulai kacau. Setelah berada diluar. Ada rasa benci
pada dirinya. Mengapa tidak bisa sedikit bersikap mesra kepada
Maura.

***

129
Jika mutiara itu indah karena kilaunya,
maka ini lebih dari indahnya kilau mutiara
Jika bunga mawar menggoda oleh harumnya
maka ini jauh menggoda dari sekedar harum bunga mawar
Jika purnama dimalam yang jernih begitu esotic
Maka ini juga tak kalah eksotis dari purnama dimalam hari
Dan jika ternyata semua keindahan itu
berasal dari hal yang sangat sederhana
Sering terlewatkan dan dianggap tak berarti
Maka ini adalah Maura

Hal ini pertama bagi Fathir, hadir didepan umum bersamaistrinya.


Ternyata tidak seperti apa yang di pikirkannya. Bahwa akan mudah
mengatur skenario saat bersama Maura nanti. Fathir yang sudah
berpengalaman mengatasi wanita cantik teryata kesulitan untuk
menghadapi Maura. Terlebih Maura malam ini terlihat berbeda.
Fathir berkonsentrasi untuk tidak mencoba terlalu
memperhatikanMaura yang tengah berbincang dengan salah satu
rekan kerjanya.

Maura mengenakan gaun hitam atau tidak bisa juga dikatakan gaun
karena seperti baju terusan hingga lutut yang sangat biasa. Rambut
di ikat kebelakang. Kuncir satu. Rapi dan simple. Mengambarkan
perpaduan antara kecantikan dan kecerdasan.

Fathir berpikir keras bukan mengenai tamu-tamu yang hadir yang


dia hadapi, tetapi dia sepertinya harus lebih menjaga pikiran-pikiran
dan imajinasinya tentang Maura. Rupanya mengahadapi Maura
bukan perkara mudah yang dia pikirkan. Hal ini membutuhkan
konsentrasi berlebih. Sesuatu yang baru dia sadari dan sepertinya
akan membuat dia melupakan komitmennya dahulu bahwa ternyata
Maura tidak hanya cantik dia juga cerdas dan sangat beretika.
Ituyang belum pernah ditemukan dari perempuan perempuan
cantik yang pernah dekat dengan Fathir.

Acara berlangsung lancar. Fathir bergabung dengan tamu undangan


lain dan berbicara banyak dengan mereka sementara Maura setia
disampinnya. Maura melakukan tugasnnya dengan baik. Dari
caranya berkomunikasi tidak sedikitpun mengalami kesulitan.
Semua telah melihat kelebihan yang dimiliki pasangan Fathir kali
ini. Gaya bicara yang ramah dan Maura memiliki banyak
pengetauan umum yang pemikirannya mengejutkan banyak orang,
sehinnga semua tamu memujinya di hadapan Fathir.

130
Mereka mugkin banyak yang tidak menyangka pada kesan pertama
bertemu dengan istri dari Fathir Richman sangat berbeda dari apa
yang mereka dengar di media yang menyebutkan Maura seorang
gadis kampung yang tidak bisa bergaul. Jauh dari kesan itu. Maura
menggambarkan pribadi yang sederhana, perempuan pintar dan
penguasaannya terhadap bisnis jauh dibandingkan oleh Fathir.

Beberapa rekan bisnis yang berasal dari Luar negeri bahkan merasa
lebih nyaman berkomunikasi dengan Maura, karena penguasaannya
terhadap topic baik perkembangan bisnis masa depan, konsep
marketing telah mengejutkan banyak orang.alhasil mereka pun
merasa sangat nyaman dan senang dengan istrinya tersebut.

Nyonya Richman memang propil istri sempurna. Anda tidak salah


memilihnya, Tuan ujar salah satu tamu.

Terima kasih banyak. Saya sangat senang anda memberikan


respon positif kepada pasangan saya. Ujar Fathir dengan perasaan
aneh kerena juga harus mengakui keunggulan Maura.

Saya baru pertama kali bertemu dengan anda nyonya Richman,


tapi saya juga baru pertama kali bertemu wnita yang sangat cantik
tapi sekaligus juga memiliki wawasan yang luas dan sangat cerdas.
Lain kali kalian bisa berkunjung ketempat saya di Osaka. Kalian
bissa sekaligus berbulan madu disana. Kata seorang perempuan
lain yang mengira Fathir dan Maura adalah pasngan yanga akur.

terima kasih, nanti jika kami berdua memiliki banyak waktu.


Mungkin bisa kita coba. Kata Fathir sambil tersenyum getir.

Pada akhirnya acara malam ini pun telah berakhir.

Sewaktu perjalanan pulang Fathir mendapati perubahan sikap


Maura kepadanya. Seperti biasa Maura terlihat dingin padahal tadi
dia sangat ceria dan banyak bicara. Kekakuan yang terjadi antara
mereka kembali lagi. Keakraban yang mereka perlihatkan tadi
hanya sementara. Namun Fathir merasakan kegundahan yang luar
biasa dengan kebiasaan ini. Fathir heran kerena dia masih inginkan
Maura berada disinya seperti beberapa waktu yang lalu.

Ingin sekali dia tau apa yang ada dipikiran Maura. Tiba-tiba Fathir
peduli. Tiba-tiba Fathir sedih. Menyadari begitu tinggi batas yang
telah tercipta antara mereka berdua. Tak ada satupun yang dia
ketahui tentang istrinya ini. Tidak satupun yang dipercayakan Maura
kepadanya. Fathir sadar dan menyesali ketidak baikan hubungannya
dengan Maura hingga kini. Kali ini perasaan itu begitu mendesak.
Hingga rasanya sulit untuk mengatur nafas. Saat mengingat

131
perkataan orang-orang yang mengatakan betapa beruntungnya dia
memiliki pasangan seperti Maura.

Benar apa yang mereka katakana padaku. Kau bukan saja cantik
tapi juga punya wawasan yang luas. Fathir terkejut seakan
perkataan tersebut keluar sendiri dari mulutnya.

Terimakasih karena kau memberi kepercayaan besar terhadapku

Kata-kata itu membuat Fathir tambah gelisah. seharusnya aku


yang berterimakasih.

Sebenarnya aku sangat gugup. Orang-orang itu membuatku


gugup. Dan aku semakin takut jika sikap ku tadi
mengecewakanmu. Maura berusaha dengan sedemikian besar
untuk menyesuaikan diri berbaur dengan mereka.

Fathir barusan tercengang mengetahui istrinya itu ketakutan


terhadap dirinya.

itu tadi sudah sangat menakjubkan. Kau sudah melakukan


tugasmu dengan sangat baik, jadi tak ada yang perlu kau
takutkan.

Fathir melupakan segalanya. Sekarang yang ada di pikirannya


hanyalah Maura. Fathir merasa harus mengatakan bahwa dia
menyukai Maura. Sangat suka.Fathir kemudian memegang erat
tangan istrinya.

Malam ini aku tidak pernah merasakan sebahagia ini. Benar apa
kata mereka yang memujimu tadi kau sungguh mempesona cantik
dan cerdas. Aku beruntung mengenal dirimu hingga sejauh ini.
Namun yang disayangkan hanya saja aku sangat terlambat
menyadarinya.

Mendengar itu saja telah mengejutkan Maura ditambah lagi sikap


Fathir kepadanya. Kini Fathir tidak lagi memegang tangan Maura.
Bergeser ke bahunya. Dan memeluknya erat.

Fathir kau tidak perlu

Belum selesai bicara dan tidak ada kesempatan untuk menghindar.


Pada akhirnya Fathir yang memang sangat dekat berhasil mencium
Maura. Beberapa detik berlalu namun tak ada tanda penolakan dari
istrinya hal itu semakin menerbangkan perasaan Fathir. Harusnya
Maura tidak terima perlakuan itu. Harusnya mereka ingat akan

132
komitmen yang telah disepakati. Tidak akan ada kontak fisik.
Seperti halnya ciuman.

Maura terdiam. Hingga Fathir melepaskan dekapannya. Tak


mengerti apa yang sebenarnya dia rasakan. Apakah harus senang,
sedih ataukah marah dengan perlakuan Fathir terhadapnya. Dia
hanya ingat kemudian berapa banyak hati yang telah di permainkan
oleh Fathir. Selama ini dia yakin tidak akan masuk kedalam
perasaan yang menjebak itu. Dia berpikir Fathir tidak akan
melakukan ciuman itu. Dan Fathir tidakakan mengatakan hal yang
mustahil dia katakana. Karena kejadian malam ini sungguh diluar
akal sehat. Diluar rencana. Diluar komitmen. Maura tidak sempat
mempersiapkan mentalnya. Jadi jika pada akhirnya Maura
menyukai perubahan sikap Fathir malam ini. Maka apakah itu
berarti dia mulai mencintai Fathir. Dan pikiran itu seketika
menyakitkan baginya. Fathir ingin mempermainkan perasaaannya.
Dia tau itu. Namun mengapa dia menyukai permainan itu.

kau marah padaku?. Kesediahan yang kemudian mampu dibaca


Fathir.

Maura menunduk.

kau diam berarti benar. Kini Fathir yang tertunduk.

kau marah karena aku yang menciummu?.

Maura menunduk dan menangis. Hati Fathir menjadi perih saat tau
Maura menangis. Ternyata Maura sangat tidak bahagia malam ini.
Dan dialah penyebab utamannya. Dan ciuman yang sempat
menerbangkan Fathir kedalam harapan yang tinggi. Kini
menyisakan rasa yang amat menyiksa.

Air mata itu terus mengalir pelan. Aku sudah terlampau sakit
olehmu. Jangan kau tambahkan lagi. Jangan mempermainkanku.

Sekuat tenaga Fathir berusaha tersenyum. Mungkin ini adalah


senyum yang paling dipaksakan seumur hidupnya.

Ayolah.. Jangan di besar-besarkan. Anggap saja ciuman itu sebagai


ucapan terimakasihku. Tanpa ada maksud lain.

Maura semakin bertambah sedih mendengar pengakuan Fathir tadi.


Harusnnya dia tidak sampai terbawa perasaan seperti ini. Ini hal
yang biasa bagi Fathir.

133
Mereka pun memutuskan tidak saling bicarahingga masuk kamar
masing-masing.

Rasannya tersiksa. Rasanya tidak terima ketika Maura menolaknya


tadi. Baru kali ini Fathir menghadapi situasi demikian. Bagaimana
tidak. Fathir yang kenyataannya selama ini selau dibutuhkan dan
semua perempuan rela melakukan apa saja demi bersamanya. Tapi
tidak berlaku pada istrinya sendiri. Itu tadi tak bisa lupakan bola
mata yang menatapnya penuh kesedihan. Fathir merasa bahwa
keberadaannya disisi Maura sangatlah mengganggu kehidupan
perempuan itu. Fathir dihantui perasaan bersalah dan gelisah.
Pertengkaran bathin antara ingin menjauhi Maura dan gejolak hati
yang terus memanggil namanya.

Adakah sesuatu yang bisa mendamaikan hati ini.


Selain dirimu.

Akan ku simpan kemana perasaan yang terus memberontak


didalam hati.

Akan ku buang kemana rasa cinta yang meracuniku hingga ke ulu


hati.

Aku tau kau tak akan bahagia bila berada disisiku.

Meskipun sebenarnya aku sangat membutuhkanmu.

Ini semua salahku.


Mengapa terlalu membencimu.

Hingga sama sekali kusadari kusadari bahwa aku sesungguhnya


aku mencintaimu.

Jika untuk membuatmu bahagia.

Aku harus menyimpannya meskipun sakit.

Aku harus membuangnya meskipun dapat menghancurkan jiwaku.

Maka akan kulakukan.

Hari ini
Aku telah menemukan jawaban yang mengejutkan.

Bahwa benciku ini adalah cinta kepadamu.

134
Dan mungkin cintamu itu adalah benci kepadaku..

Pertengkaran Sahabat

135
Dialah Maura. Sangat dekat namun selalu terlewatkan. Setiap
harinya luput dari penglihatan. Berlalu saja dan tak pernah di
perhitungkan. Dialah Maura cinta yang tak disadari sebelumnya.

Hingga datang hari ini. Saat cinta itu perlahan mulai dikenali.
Mengisyaratkan hal menakjubkan yang masih belum jelas terlihat.
Dan mati-matian dibantah oleh Fathir dengan semua logika. Ketika
cinta itu merubah wujudnya menjadi debaran yang sukar
dikendalikan. Menjadi rasa sesak didada jika berada didekatnya.
Atau menjadi mimpi-mimpi yang selalu mengusik tidurnya. Maka
akhirnya Fathir harus menyerah untuk menutupi perasaanya.
Mengakhiri sandiwaranya.

Dia menyukai Maura. Tidak ada keraguan lagi. Fathir memang


menyukai Maura. Meski ini adalah bagian tersulit dalam hidup
Fathir.

Dan pagi-pagi sekali Fathir menelpon Tada.

Hello. Ada perlu apa? Suara disana terdengar mengantuk.

Ini aku, Fathir

Ya Aku tau itu kau, bodoh! Tumben kau menelpon jam segini?!!
Tada Nampak kurang senang. Fathir menelponnya pagi-pagi sekali.

Aku semalaman tidak bisa tidur. Pikiranku di penuhi oleh


seseorang. Dia terus membayangiku.

Haa!!! Begitukah!! Tada mulai tertarik mendengarkan. Temannya


tidak tidur semalaman memikirkan seseorang. Itu pertanda buruk.

Semacam membayangkan hal yang mengerikan atau


menyenangkan?!?! Petanyaannya antusias.

Membingungkan. Ini sulit kuceritakan.

Hey jadi apa maumu menelponku jika tak bisa cerita. Tada
menjadi tak bersemangat kembali.

Tunggu dulu kau tidak sedang memikirkan aku, bukan! Tada


memotong percakapan.

Untuk apa memikirkanmu sampai tidak bisa tidur. Dasar bodoh!


kini Fathir yang marah menghadapi kekonyolan sahabatnya itu.

136
Haaahaaa

Aku menyukai seseorang.

Aku sudah sering dengar kau bilang begitu.

Iya. Tapi tidak pernah sampai tak bisa lupakan orang itu.

Benar juga ya... Kau bilang sampai tak bisa tidur. Waah!!!
Parah...

Persis orang yang sedang jatuh cinta. Apa kau bisa mengerti
cinta???

Cinta. Kau yakin dengan pikiranmu itu. Bukankah selama ini kita
tidak berurusan dengan hal yang satu itu. Iya. Mereka memang
tidak akrab dengan namanya cinta. Semua wanita yang berada
disisinya semacam hubungan tanpa didasari cinta.

Awalnya aku tidak yakin sama sekali. Ku pikir hanya keinginan


sesaat tapi hingga kini aku masih memikirkannya.

Apa kau sudah mengenal orang itu cukup lama?

Benar. Dan aku baru menyadarinya sekarang.

Setelah cukup lama berpikir. Tada memberikan pendapat.

Repot sekali caramu berpikirmu. Sudah tinggal katakan padanya


kau menyukainya. Urusan sekecil itu. kau harus membangunkanku
pagi begini.

Tapi aku benar-benar tak bisa katakan terus terang. Aku benar-
benar gugup. Membayangkannya pun membuatku demam.

Hahahah Kau ini seperti anak ingusan. Padahal sudah sangat


pengalaman.

Hey.. jangan mengejekku. Ini soal lain. Urusan hati.

Begitu berartikah dia bagimu. Akhirnya kau jatuh cinta juga.

Dan aku tidak mengira rasanya akan seperti ini. Fathir


merebahkan tubuhnya keranjang.

Baiklah. Aku bersedia membantumu. Aku akan urus semuannya.


Aku yang akan sampaikan pada perempuan itu? Siapa orangnya?

137
Mmmm. M-Maura. Nama itu seperti tersangkut di
tenggorokanya.

Tada langsung bangkit dari tidurnya.

Maura yang mana, nih!!? Yang jelas dong!!

Yang mana lagi.

Istimu kah?

Ya. Maura Zulqarnaen.

Lama tak ada sahutan. Fathir menunggu reaksi Tada selanjutnya.

Hey Kau masih di sana?

Kau gila, Fath Aku tidak bisa membantumu.

Kenapa. Bukankah kalian juga sering memujinya. Ku rasa Maura


pantas untuk di cintai.

Kau tak mengerti atau benar-benar bodoh.

Maksudmu

Tentu memang sangat pantas untuk di cintai. Tapi coba kau pikir.
Setelah perlakuan burukmu kepadanya. Setelah penghinaan dan
sikap merendahkan. Apa mungkin dia akan menyukai mu.

Bagai baru tersambar petir. Tidak dikira Tada berkata demikian.

Seingatku kau bahkan sering memukul Maura. Aku pun pernah


lihat sendiri. Seberapa sering. Apa kau pernah menghitungnya. Kau
bahkan sering melakukanya didepan banyak orang. Semua tau kau
ingin memperlamalukan istrimu. Dan apa kah kau pernah
memanggil namanya dengan sebutan yang baik. Coba pikir baik-
baik Fathir. Perempuan mana yang mau. Setelah kau lakukan hal
menyakikan padanya. Lalu kau katakan kau mencintainya. Thats
Bulsyittt, man!!!

Apapun akan kulakan demi menebus kesalahanku padanya. Fathir


kecewa. Kecewa pada dirinya sendiri.

aku bukan ingin menghalangimu. Tapi ini harus ku katakan. Hal


yang kami takutkan sejak dulu. Jika pada akhirnya kau menyukai

138
Maura. Maka orang yang paling dirugikan adalah dirinya. Harusnya
kau paham mengapa hingga detik ini dia masih disisimu. Itu hanya
karena janjinya pada ayahmu. Maura menunggu sampai perjanjian
antara kalian berakhir. Bukan karena dia inginkan harta dan
kedudukan. Kau pikir ada perempuan yang mau diperlakuakn
seperti hal yang menimpa Maura. Sedang dia tak mungkin
memperoleh keuntungan dari hidup dengan kondisi yang serba
sakit. Sekarang Tada yang sesak menahan amarahnya atas
pengakuan paling kurang ajar yang pernah didengarnya.

Untuk itulah aku minta pendapatmu.

Aku sarankan agar kau tak berpikiran bahwa kau bisa


membahagiakannya dengan cara mencintainya. Kau berharap dia
ada disisimu selamanya. Dengan begitu berarti kau menahannya
untuk pergi. Kau dengan segala keegoisanmu itu telah merenggut
kebahagiaan hidup istrimu sendiri. Apa kau yakin Maura bahagia
bila bersamamu. Ibu mana yang rela menerima anaknya tidak
diakui oleh ayah biologis. Itu kesalahan paling fatal, Fathir.

Jika Rey dengar hal ini, aku yakin dia akan marah sekali.

Kenapa dengan Reyhan. Apa urusannya!!? Tiba-tiba Fathir tidak


senang mendengar namanya disebut.

Kau tau sendirikan. Dia menyukai Maura sudah sejak lama.


Sepertinya dia sudah sering bilang hal itu. Dan itu tidak main-main.
Dia salah satu orang yang ingin sekali membebaskan Maura dari
belenggu dirimu.

Salah satu...

Alex. Kau ingat lelaki yang hampir menghabisi kita. Untuk apa di
kembali lagi kesini.

Sudahlah, Fath... Jika kau benar-benar mencintainya, maka


biarkanlah dia pergi. Jika hanya untuk main-main maka cari saja
perempuan yang lain. Masih banyak yang lain.

Saranmu itu sangat membantuku. Semoga kau benar. Semoga


semua yang kupikirkan salah.

Fathir langsung memutuskan sambungan sepihak, kemudian lempar


HP ke dinding hingga semua isinya terbongkar.

Kau pikir mudah mencari perempuan lain. Kau pikir hati ini bisa
berubah semudah kita membalik telapak tangan.

139
Tada tau kalau Fathir pasti kesal dengan penjelasannya tadi. Selama
ini tidak ada yang menghalangi keinginan Fathir. Selama ini pula
Tada tidak pernah tidak mendukung keputusannya. Jika Fathir
marah itu hal yang sangat wajar. Tetapi Tada merasa lega karena
bisa mengutarakan hal yang sudah lama ingin dibicarakannya.

Beberapa jam kemudian Fathir menyuruh ketiga temanya bertemu.

Tentang kejadian malam itu. Aku tidak menyangka kau akan


melakukan seperti apa yang aku sarankan. Ku pikir kau tidak ada
sama sekali pikiran kesana.

Setelah ku pikir-pikir, aku menyesal karena mengikuti saranmu


itu.

Bagaimana mungkin. Penyesalanmu itu tidak beralasan. Kau bisa


lihat sendiri bagaiman dia membantumu. Tak ada yang serupa
dengan Maura. Dia bahkan tak sebanding dengan pasangan-
pasanganmu yang lain. Kau dapat bandingkan mana yang berkelas
dan mana yang tidak.

Perkataan Reyhan membuat yang lain tidak nyaman. Sudah mulai


tercium ketegangan antara mereka.

Nah, jika terjadi sesuatu dengan hatimu. Setelah melihatnya


malam itu. Itu berarti terjadi perubahan mengenai seleramu, Fath...
Antara terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Aku melakukan seperti apa yang kau sarankan.

Pembohong besar. Aku menemukan kejanggalan dari gelagatmu


itu.

Lalu apa masalahmu.

Yang punya masalah itu adalah dirimu.

Jika kau sangat tergila-gila padanya mengapa tidak berani katakan


langsung pada orangnya?!!. Ternyata kau memang pecundang!!!

Siapa yang pecundang. Apakah kau sedang mencaci dirimu


sendiri?!!

Haah!! Jika kau benar-benar berani. Kenapa takut merebutnya


dariku. Dasar pengecut!!!.

140
Tidak ada yang perlu kutakutkan. Apa yang meski ku rebut darimu.
Bukankah sejak awal Maura memang bukan hakmu.

Reyhan melayangkan pukulan keras kearahnya.

Rey... Sudah!! Teriakan Tada dan Faza tidak lagi mereka hiraukan.

Fathir melakukan pembalasan yang lebih keras kepada Reyhan.

Aku tau kau iri padaku, bukan...!!! Kau ingin merebut Maura hanya
untuk memuaskan keinginanmu saja. Kau tidak perlu berlagak
seperti malaikat. Coba minta saja dengan baik-baik.

Brengsek!!! Aku tak sebejat pikiranmu itu.

Lihat saja nanti. Jangan terkejut kalau Maura bersamaku.

Kuperingatkan kepadamu. Selama masih ada aku. Kau tidak bisa


bersikap semaumu kepadanya. Ingat itu.

Perkelahian ini tak mudah untuk di lerai. Keduannya sama-sama


tangguh. Pukulan demi pukulan dilayangkan bergantian hingga
payah. Mereka penuh luka dan memar, namun mereka tetap saling
pukul.

Dengan perkelahian itu. Tentu saja membuat teman-temannya


binggung melihat Fathir. Apakah sahabatnya itu memeng membenci
Maura atau malah menyukainya.

***

Hari yang menakutkan bagi Fathir. Semua teman-temannya tidak


mendukung keputusannya. Dan ini baru terjadi untuk pertama
kalinya. Fathir tidak pernah merasa setakut ini saat pulag kerumah.
Dia takut jika dia tidak bisa melupakan Maura. Lebihtakut lagi, jika
harus kehilangan perasaan cintanya ini.

Tok-tok-tok...

Ketukan pintu membuyarkan lamunanya.

Siapa!! teriakan seraknya.

Apa kau baik saja...? Seharian kau tak keluar kamar.

141
Benarkah itu Maura.

Fathir terkejut. Bergegas menghampiri cermin dan merapikan


tampilannya yang kusut. Jantungnya berdegup-degup kencang.
Ritme jantung dan rasa gugupnya menjadi berlebihan.

Wajah cemas yang berubah gembira menyambut Fathir saat


membuka pintu kamarnya.

Ada perlu apa? Tanya Fathir ketus. Rasa gugup yang berlebihan
membuatnya selalu tidak bersahabat kepada Maura.

Ini aku bawakan makan malam untukmu.

Di tangan Maura terdapat sebuah baki berisi berbagai makanan,


lauk pauk dan minuman hangat. Mencium aromanya seketika
membuat Fathir sadar bahwa dia sama sekali belum makan
seharian. Fathir tak menyangka hari sudah malam. Memikirkan
perempuan dihadapannya ini membuat dia lupa akan waktu.

Apa kau sakit..?? Maura bertanya dan dia memandangi Fathir


dengan seksama. Itu artinya mata mereka saling bertemu dan
semakin membuat Fathir salah tingkah.

Bisakah. Jangan banyak bertanya. Bawa saja masuk makanan itu


kedalam. Fathir menggiring Maura untuk memasuki kamarnya.

Fathir menyadari sikap buruknya itu harus segera di hilangkan.


Membentak dan tak peduli akan membuat hubungan mereka
semakin merenggang. Jika inginkan Maura mengerti perasaanya
maka hal yang harus dilakukannya adalah membuat Maura
menyadari bahwa Fathir menyukainya. Sungguh dia tak pernah
bersikap baik pada istrinya itu.

Maura hampir saja meninggalkan ruangan sebelum Fathir


mencegatnya.

Tunggu dulu. Aku sedang tak berselera makan.

Benarkah. Apa semua masakan ini tidak sesuai dengan seleramu.


Apa yang kau inginkan?

Mungkin aku bisa mencoba memakannya. Jika kau mau


menemaniku disini.

Maura hanya mengangguk keheranan.

142
Fathir mengambil baki makanan dan meletakkannya diatas tempat
tidur.

Sini duduk disini. Fathir menepuk nepuk disebelahnya.


Mengisyaratkan agar Maura menghampirinya.

Posisi mereka dekat dan berhadapan. Maura tersenyum kecil.

Ayo. Cepat habiskan makanannya.

Fathir mulai menyendok makanannya dengan semangat. Sambil


menyalakan TV dan mencari acara comedy untuk mencairkan
suasana.

Jika Maura diam-diam bertanya dalam hati tentang perihal


perubahan sikap Fathir akhir-akhir ini. Lain pula dengan Fathir yang
diam-diam menyukai Maura. Selama ini tak ada perempuan yang
begitu mengusiknya selain Maura. Memikirkannya hingga terbawa
kemimpi. Segala upaya tergolong bodoh telah dilakukannya hanya
demi sedikit kesempatan untuk bisa berinteraksi lebih lama dengan
Maura.

Saat itu Fathir masih belum menghabiskan makanannya.

Malam ini.. Maukah kau tidur disini?

Perempuan itu jelas terkejut mendengar permintaannya.

Fathir menimbang kata-kata yang tepat agar Maura mau menerima


alasannya.

Akhir-akhir ini, aku benar-benar tertekan. Aku ingin bercerita


banyak hal kepadamu. Aku sangat memerlukan dukungan saat ini.

Dan malam ini pun mereka terlarut dalam pembicaraan panjang.


Fathir mencoba menceritakan kehidupannya yang tidak pernah di
ketahui Maura sebelumnya. Topik-topik ringan itu sangat
memancing rasa ingin tau Maura. Mengingat tak banyak kisah yang
pernah didemgarnya langsung dari mulut Maura.

Diantara 3 temanku itu. Tada adalah teman sejak kecil dan


menjadi tak terpisahkan sampai sekarang. Dibalik tingkahnya yang
konyol itu. Tada memiliki sifat yang peka dan setia kawan.

Ada permainan yang sangat dia senangi. Yaitu mendandani Tada


dengan style perempuan cantik. Memoles bibirnya dengan lipstik.
Menguncir rambutnya dengan pita berwarna-warni. Kami sering

143
menyusup kekamar khasandra untung meminjam gaun dan
peralatan makeupnya.

Sangat menyenangkan. Seandainya kau bisa lihat tampilannya


waktu itu.

Maura tersedak menahan tawanya. Membayangkan Tada dengan


rambut kuncir dan bibir penuh lipstik.

Kau bagaimana? Apa kau juga melakukan hal yang serupa?

Tidak. Tidak mungkin. Aku jelas tidak mau.

Aku mendapat peran sebagai suaminya. Sedangkan Tada sebagai


istrinya. Jadi nama permainannya adalah sepasang pengantin.

Maura terkekeh lagi. Melihat maura bersemangat mendengtarkan


Fathir bercerita.

Seandainya bisa selalu membuatmu tertawa seperti ini.

Perkataaan Fathir itu spontan membuat Maura berhenti tertawa.


Menyadari kondisi mereka berdua yang berubah semakin akrab.

Hingga malam selarut ini keduannya masih belum tidur.

Senyap kemudian...

Fathir takut jika Maura mengetahui kegelisahannya. Sejak pertama


kali Maura merebahkan tubuh disampingnya. Mata Fathir tidak bisa
terpejam. Berapa kali Fathir menahan keinginannya untuk memeluk
istrinya tersebut. Membelai rambutnya dan mengecup keningnya.
Tetapi hal yang biasa dilakukannya kepada perempuan lain itu.
Menjadi sangat sulit dipraktekan kepada istrinya sendiri. Alih-alih
bergerak. Memikirkannya saja membuat Fathir merasa kepalanya
hampir terbakar.

Apa kau sudah tidur.

Suara parau yang keluar dari mulutnya membuat Maura


membalikan badannya. Fathir tak mengira akan sangat
mengejutkan ketika melihat wajah Maura berhadapan langsung
dengannya.

Aku tidak bisa tidur. Suara lemah itu terdengar seperti bisikan
menggoda di telinga Fathir.

144
Tidur di tempat yang sama. Mungkin tak semudah yang Fathir
pikirkan. Pandangan Fathir turun menyapu tubuh Maura yang hanya
mengenakan baju tidur. Penampilan yang sangat jarang dilihat
Fathir. Sekuat tenaga dia mengalihkan pikirannya untuk tidak
mencoba menyentuh tubuh itu.

Dilihatnya Maura melepas ikat rambutnya. Dan itu seketika


membuat otot perutnya mengejang.

Ooh Tuhan. Apa yang sedang aku pikirkan.

Kenapa kau belum tidur. Apa kau tidak menyukai tempat ini.
Fathir merasa sangat risih.

Aku terbiasa tidur sendiri. Tidak dengan orang lain.

Jadi apa yang harus kita lakukan agar kaucepat tidur?


Pertanyaan itu lebih menjurus kepada kemana arah selanjutnya.

Maura menggeleng. Kemudian menarik selimutnya.

Baiklah. Aku akan coba tidur. Kau juga, Fath!.

Fathir menoleh Maura yang sedang memejamkan matanya. Tiba-


tiba dia teringat kembali pada perkataan teman-temannya. Fathir
tidak akan bisa membuat istrinya bahagia. Dia akan membuat hidup
Maura semakin menderita, jika tetap membiarkan Maura hidup
bersamanya.

Apakah menginginkanmu terus berada disisiku adalah sebuah


kesalahan.
Aku hanya ingin kau tetap berada disisiku.
Hanya itu.

Bukankah kau yang memilih untuk membencinya.


Dan siapakah yang lebih dulu menolaknya.
Seperti apa yang pernah kau katakan kepadanya bahwa kau tak
sedikitpun sudi hidup bersamanya.
Bagaimana mungkin dia bisa menyadari cinta
Di tengah penolakan dan penghinaan yang telah kau berikan
Di tengah perlakuan paling merendahkan

Jadi mengapa sekarang kau menuntut Maura untuk mengerti


perasaanmu
Setelah semua yang telah kau lakukan kepadanya.

145
Maura telah tertidur. Nafasnya lembut teratur. Tangan Fathir
bergetar saat menyentuh lembut tangan Maura. Tak terasa air mata
menetes dipipinya.

Maafkan aku Maura. Maafkan kebodohanku selama ini.

Fathir menangis memegangi tangan istrinya. Membuat Maura


terbangun dari tidurnya.

Maura menyeka air mata itu dengan lembut. Mencemaskan keadaan


Fathir yang terus menangis di bahunya. Maura hampir tak
mengenali Fathir malam ini. Rapuh dan lemah.

Seberat apapun masalahmu itu. Kau menghadapinya dan


percayalah semua pasti akan berakhir.

Maura menatapnya lekat dan menggenggam tangannya erat.

Fathir memberanikan diri menyentuh wajah istrinya itu. Mengusap


bibirnya dengan perlahan. Hingga Fathir melupakan kesedihannya.
Perasaan bahagia yang menghampirinya tak dapat di bendung lagi.
Semua rasa yang hadir kini telah menyadarkan dirinya bahwa
perasaan ini tidaklah main-main. Fathir menginginkan Maura lebih
dari sekedar istri pura-pura. Dan juga bukan hanya keinginan
sesaat. Dia tau betul bahwa ini adalah perasaan cinta pada orang
yang dulunya sangat di bencinya. Perasaan benci yang berubah jadi
cinta. Fathir menyukuri akan hadirnya cinta ini. Meskipun terlambat.

Maura menggeliat bereaksi terhadap pelukan erat orang


disampingnya. Seperti halnya Fathir tubuhnyapun bereaksi seperti
baru menemukan sesuatu yang selama ini dia cari. Fathir mengecup
kening istrinya. Dan menarik nafasnya dalam-dalam. Menghirup
aroma Maura yang memabukkan. Inilah cita rasa cinta yang
sesungguhnya. Sangat menyenangkan. Bahagia dan terharu. Dia
bersumpah akan menjaganya walau apapun resiko yang harus dia
hadapi. Berjanji akan membuktikan cintanya yang tulus.

Sepertinya khusus malam ini. Kedua pihak melupakan konflik yang


terjadi antara mereka. Fathir memberanikan diri untuk mencium
bibir merekah yang sudah lama dia impikan. Maura membalas
perlakuannya itu. Dan cukup dengan satu balasan bagi Fathir itu
artinya sebuah persetujuan dari Maura untuk melanjutkan semua
keinginan Fathir. Keinginan untuk menciumi bibir Maura. Membuat
rambut tembaga itu berantakan di atas bantal. Melampiaskan
hasrat yang menuntut sejak lama. Meskipun banyak logika-logika
penting yang berusaha menghalanginya. Tetapi itu bagaikan usaha
sebongkah Es yang mencoba meredam panas air laut yang tengah

146
bergejolak. Mereka berdua sepakat tenggelam dalam suasana asing
yang memabukan. Di sepanjang malam.

***

Kejadian malam tadi telah menyadarkan dirinya akan perasaannya


kepada Maura. Fathir memang menginginkan istrinya lebih dari
sekedar istri pura-pura. Bahwa Fathir membutuhkan Maura untuk
masa depannya. Dan ini bukan main-main. Bukan pula perasaan
sesaat atau pun hanya emosi sesaat. Fathir menyadari bahwa
perasaan bencinya telah berubah menjadi cinta. Dia bersumpah
akan menjaga cintanya dan tak akan menukarnya dengan sesuatu
apapun di muka bumi ini.

Masalahnya sekarang adalah bagaimana membuat Maura membalas


cintannya. Merasakan hal yang sama. Membuatnya percaya akan
kesungguhan Fathir. Setelah semua perlakuan buruk dan segala
tindakan merendahkan yang diterima Maura.

Fathir mungkin bisa dengan mudah mengubah bencinya menjadi


cinta, tetapi mungkin tidak bagi Maura. Terlalu banyak yang
tersakiti. Butuh waktu yang lama untuk mengobati lukanya.

Akhir Yang Sulit

Cinta itu tak bisa dipaksakan. Juga tak mampu dipungkiri. Kau tak
bisa berpura-pura menyukai seseorang demi kebahagiaannya.
Karena cara itu pada akhirnya akan membuat orang itu tersakiti.
Tapi kau juga tidak mampu menipu perasaanmu. Meskipun seribu
kali kau katakan tidak, namun hatimu berkata iya.

147
Kau bisa memilih dengan siapa kau akan jatuh cinta. Kau bisa pilih
rupanya. Fisiknya. Kecerdasannya. Kekayaanya. Ketenarannya. Tapi
kau harus tau semua orang berhak dicintai dengan segala
kekurangan yang dia miliki. Mungkin dia tidak seperti yang kau
harapkan. Mungkin karena dia jelek. Karena dia miskin, atau Karena
dia bodoh. Tetapi sampai kapanpun kau tak akan pernah temukan
orang yang kau cari, jika kau tak bisa menerima kekuranagnya.

Jadi menemukan cintai itu perlu kepekaan yang tajam. Dan perlu
melihat dari sudut pandang yang berbeda. Sebab cinta terkadang
malah tidak kau temukan dari keramaian, dia malah sembunyi di
dalam kesunyian. Cinta juga terkadang tak kau sadari karena
terlalu biasa dan tak istimewa, karena sesungguhnya yang luarbiasa
itu sering terlewatkan. Cinta juga terkadang tidak kau temukan
dalam pencarian, karena bisa jadi kau tak pernah terpikir untuk
mencarinya.

Genap satu tahun dan Maura seakan hilang di telan masa lalu.
Seandainnya saja dia tidak nyata mungkin tak sesakit ini. Dan
orang-orang menyadari perubahan sifat Fathir saat ini. Hampir
semua orang-orang terdekat tau penyebabnya. Fathir menjadi
pribadi yang suka menyendiri. Menjadi anti keramaian. Dan berubah
pendiam. Setelah Maura pergi meninggalkanya.

Semua berdampak pada selera bermusiknya. Akhir-akhir ini Fathir


banyak menciptakan lagu yang menggambarkan patah hati.
Kesepian. Kepedihan. Mungkin lewat musik dan lagu itulah dia
dapat menyuarakan isi hatinya yang hancur.

Jika kau memang tak mungkin lagi kembali


Maka tariklah api yang membara dari jiwaku
Ambil kembali apa yang telah kau letakkan di hatiku
Singkirkan rasa cinta yang menyiksa
Dan padamkan api asmara yang membakar semua

Fathir menemukan sepucuk surat yang di tulis Maura untuknya.


Sebuah surat yang menyakitkan bagi Fathir.

Maafkan aku. Karena aku tidak sempurna. Tidak seperti yang kau
inginkan. Aku terlahir dengan segala kekurangan. Tapi aku tidak
memaksamu untuk menerima keadaanku. Aku hanya ingin kau tau
bahwa sejak pertama aku sangat mencintaimu. Akupun tak

148
berharap kau datang membalas cintaku. Tapi bisakah jangan
membalas cintaku ini dengan bencimu itu.

Kau mungkin tak tau seberapa cintanya aku kepadamu. Dan aku
juga tak tau seberapa bencinya dirimu kepadaku. Ini hanya rasa
cinta tanpa paksaan. Ini hanya keinginan tanpa menuntut untuk di
penuhi. Ini hanya cerita yang tak harus jadi kenyataan.

Mungkin jalan terbaik jika aku pergi dari sisimu. Dari kehidupanmu.
Menghilang untuk selamanya. Seperti rasa cinta yang akan
menghilang dengan sendirinya.

VINO G. SBASTIAN sebagai FATHIR RICHMAN


AQIQAHHASIHOLANsebagai MAURA ZULQARNAIN
SAMUEL sebagai ALEX
AGNES MONICA sebagai DERRA
BEN JOSHUA sebagai FAZA
RAFFI AKHMAD sebagai MUQTADA
TOMMY KURNIAWAN sebagai REY
YUKI KATO sebagai ALZERA
sebagai MALLVIN
DINDA KANYA DEWI sebagai KHASANDRA
MARIAM BELINA sebagai NYONYA RICHMAN
CINTA LAURAsebagai LUNA
PUTRI TITIAN sebagai NINA
GRASIA INDRIsebagai SYILLA

Sesial song AGNES MONICA


By MELLY GHUSLOW

149

Vous aimerez peut-être aussi