Vous êtes sur la page 1sur 65

LAPORAN KERJA BENGKEL 3 ( TIGA )

PROSES PEMBUATAN PALU

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Kerja Bengkel 3 (tiga)

Disusun Oleh :
Ersa Kevira Yusup 15141010

Fauzi Arrafi 15141011

Jajang Abdul M 15141012

M Irhamdi Amsyah 15141013

Rizki Dwi P 15141016

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO
SUBANG
2016
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat rahmat,

taufiq, inayah, dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya

itulah penyusunan laporan ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Tugas

Laporan Praktikum ini dikerjakan dalam rangka memenuhi tugas Matakuliah Kerja

Bengkel 3 di program studi S-1 Jurusan Teknik Mesin STT Texmaco yang dibina

oleh Bapak Maulana Yusup. S.T dan Bapak Dudun Riatna .

Terwujudnya tugas makalah ini telah melibatkan berbagai pihak. Untuk

sumbang saran yang konstruktif yang telah diberikan, kami patut menyampaikan

ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Maulana Yusup. S.T selaku dosen matakuliah Kerja Bengkel 3 yang

telah membimbing selama proses pembelajaran dan praktikum.

2. Bapak Dudun Riatna selakuu asisten Bapak Maulana Yusup. S.T yang telah

membimbing saya selama proses pembalajaran dan praktikum.

3. Teman- teman di jurusan Teknik Mesin Konsentrasi Metalurgi yang telah

berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan praktikum.

4. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung

terselesaikannya laporan ini.

Semoga atas bantuan moril dan materiil tersebut, Allah SWT senantiasa

melimpahkan kekuatan dan petunjuk-Nya sebagai amal sholeh dan senantiasa

mendapat balasan karunia yang berlimpah dari- Nya.

Subang, 5 Januari 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Tujuan Praktek .............................................................................. 1

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Palu .............................................................................. 2

2.2 Peralatan Dan Perlengkapan .......................................................... 2

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Bahan dan Alat ............................................................................ 48

3.2 Proses Pengerjaan ........................................................................ 49

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .................................................................................. 60

4.2 Saran ............................................................................................ 61

Daftar Pustaka ........................................................................................ 62

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerja Bengkel 3 adalah salah satu mata kulah pokok yang diajarkan di

jurusan Teknik Mesin STT Texmaco Subang. Mata kuliah ini sangat penting

guna untuk melatih keterampilan dan kejelian mahasiawa dalam bidang

permesinan. Praktikum kerja bengkel ini merupakan langkah awal mahasiswa

untuk maju ke peralatan permesinan lebih canggih dan modern sesuai dengan

pekembangan jaman. Dalam praktikum ini mahasiswa diwajibkan untuk

membuat palu menggunakan metode kerja bangku dan beberapa mesin

penunjang lainnya guna untuk melatik keterampilan mahasiswa, sehingga

dalam praktikum selanjutnya mahasiswa tidak mengalami banyak kesulitan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Bengkel

1. Untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam memahami alat pengukur dan

alat perkakas yang digunakan dalam pengerjaan benda kerja yang meliputi

mengikir, mengebor, mengetap, menyenei, menggergaji, daN membubut

pada praktikum kerja bangku.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah pada proses mengikir,

mengetap, menyenei, mengebor, membubut dan menggergaji yang benar

pada praktikum kerja bangku.

3. Agar Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dan kendala yang terjadi pada

proses praktikum.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 1


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Palu

Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan

kepada benda. Palu umum digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda,

penempaan logam dan menghancurkan suatu obyek. Palu dirancang untuk tujuan

tertentu dengan variasi dalam bentuk dan struktur. Bentuk umum palu terdiri dari

gagang palu dan kepala palu, dengan sebagian besar berat berada di kepala palu.

Desain dasar palu agar mudah digunakan, tetapi ada juga model palu mekanis yang

dioperasikan untuk keperluan yang lebih besar. Palu besar dalam Bahasa

Indonesia disebut dengan godam.

Palu mungkin adalah peralatan paling tua yang masih diketahui keberadaannya.

Palu dari batu diketahui telah digunakan sejak tahun 2.600.000 Sebelum

Masehi. Palu adalah peralatan dasar untuk banyak profesi. Sebagai analogi, palu

juga digunakan sebagai perangkat yang didesain untuk memberikan tumbukan,

contoh dalam mekanisme pelontar peluru pada pistol.

2.2 Peralatan Dan Perlengkapan Praktek Kerja Bengkel

a. Alat Ukur dan Alat Penanda

Pada bengkel kerja bangku peralatan ukur yang digunakan harus benar-benar

presisi, maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, cara melakukan

pengukuran, dan kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran harus

benar-benar diketahui secara baik.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 2


1. Mistar baja

Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja bangku. Alat ukur ini

dapat dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena ia hanya melakukan

pengukuran paling kecil sebesar 0,5 mm. Jenis mistar baja yang dipakai pada

bengkel kerja bangku mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya

panjang mistar baja adalah 150 mm sampai 300 mm, dengan skala ukur terdiri dari

satuan setengah milimeter dan satuan satu milimeter.

Dalam bengkel kerja bangku mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem metrik

dan sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan dengan

inchi, sedangkan pada sistem metrik satuan dinyatakan dengan millimeter.

Gambar 2.2.1 Mistar Baja

2. Jangka sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai

sepersepuluh, seperdua puluh, seperlima puluh, dan seperseratus milimeter. Jangka

sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda kerja,

kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu celah dan

panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari jangka sorong tersebut

mencukupi.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 3


Gambar 2.2.2 Mengukur Menggunakan Jangka Sorong

Ukuran jangka sorong ada beberapa macam, seperti jangka sorong dengan

panjang 150 mm, 175 mm, 250 mm, 300 mm (sistem metrik). Sedangkan untuk

mengukur ukuran benda kerja yang besar juga digunakan jangka dengan ukuran

panjang lebih dari 1 meter.

Gambar 2.2.3 Bagianbagian Jangka Sorong

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 4


Keterangan gambar :

a. Rahang tetap

b. Rahang yang dapat digerakkan

c. Sensor untuk pengukuran bagian luar benda kerja

d. Sensor untuk penagukuran bagian dalam benda kerja

e. Skala utama

f. Skala vernier

g. Baut pengunci, digunakan apabila jangka sorong akan digunakan untuk

melakukan pengukuran benda kerja dengan ukuran sama dan dalam jumlah

yang banyak.

h. Batang pengukur kedalaman benda kerja

i. Penyetel, digunakan untuk menggeserkan bagian rahang vernier, sehingga

mencapai posisi tertentu sesuai dengan benda kerja yang akan diukur.

Ketelitian dari jangka sorong bermacam-macam, yaitu ketelitian 0,1 mm yang

berarti pada skala noniusnya dibagi menjadi 10 bagian, di mana setiap bagian

berarti 0,1 mm, sedangkan pada skala utama setiap bagian berarti besarnya 1 mm.

Untuk jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm, maka pada skala noniusnya satu

bagian pada skala utama dibagi menjadi 20 bagian, artinya setiap bagian berharga

0,05 mm, serta jangka sorong dengan ketelitian 0,001 mm.

Mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara memasukkan rahang bagian

atas ke dalam benda yang akan diukur. Untuk mengukur panjang suatu benda

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 5


dengan cara membuka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar

benda. Untuk mengukur kedalaman suatu benda dengan cara menempatkan benda

yang akan diukur kedalamannya pada tangkai ukur.

Cara membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong :

- Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik

nol skala nonius.

- Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.

- Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : Hasil = Skala Utama +

(skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama

+ (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

3. Siku-siku

Siku-siku merupakan peralatan yang dapat berfungsi untuk mengukur

kesikuan benda kerja, memeriksa kesejajaran garis, serta merupakan peralatan

bantu dalam membuat garis pada benda kerja. Siku-siku terdiri dari satu blok baja

dan satu bilah baja, di mana keduanya digabungkan sehingga membentuk sudut 90

derajat antara satu dengan lainnya. Bahan pembuat siku-suku adalah baja perkakas,

sehingga ia cukup kuat dan tahan terhadap keausan dan karat.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 6


Gambar 2.2.4 Mengukur Kesikuan Benda Kerja

4. Penggores

Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga

dihasilkan goresan atau garis gambar pada benda kerja. Bahan untuk membuat

penggores ini ialah baja perkakas, sehingga ia cukup keras dan sanggup menggores

benda kerja. Dua jenis penggores kita kenal, yaitu penggores dengan kedua

ujungnya tajam, tetapi ujung yang satunya lurus sedangkan ujung yang lainnya

bengkok, kedua penggores dengan hanya satu ujungnya yang tajam, sedangkan

ujung yang lainnya tidak tajam.

Gambar 2.2.5 Penggores

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 7


5. Penitik.

Ditinjau dari segi fungsinya hanya ada dua jenis, yaitu penitik garis dan

penitik pusat/senter. Kedua jenis penitik tersebut sangat penting untuk melukis dan

menandai, sebab masing-masing mempunyai sifat-sifat tersendiri.

Gambar 2.2.6 Cara Menitik

b. Perkakas Tangan

1.Ragum

Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya

penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Dengan demikian ragum

harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan

yang kuat maka pada mulut ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga

benda kerja dapat dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh

batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir

digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan menutup, tetapi bila

diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 8


Gambar 2.2.7 Ragum

Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja

yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja

kerja, maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri

sempurna.

Ketinggian pemasangan ragum pada meja kerja sangat berpengaruh dalam

pelaksanaan pekerjaan. Sebagai pedoman pengaturan tinggi rendahnya penjepitan

benda kerja pada ragum adalah untuk pekerjaan yang tidak memerlukan gaya yang

besar seperti pada pekerjaan akhir, benda kerja dapat di jepit lebih tinggi, artinya

permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum lebih tinggi Untuk pekerjaan

yang memerlukan gaya yang besar seperi memahat, menggergaji, mengikir,

mengetap dan menyenai maka kedudukan benda kerja harus serendah mungkin

berada di atas rahang ragum.

Untuk penjepitan pipa-pipa sebaiknya digunakan pelapis rahang, di mana

bentuk pelapis rahang tersebut hendaknya masing-masing berbentuk setengah

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 9


lingkaran. Bahan pelapis biasanya bisa dari kayu atau dari bahan yang lunak

sehingga tidak akan merusak penampang pipa.

2. Palu (Hammer)

Palu merupakan alat tangan yang sudah yang lama dipergunakan dalam

bengkel dalam seluruh kegiatan pekerjaan umat manusia. Ukuran palu ditentukan

oleh berat dari kepala palu, seperti palu 250 gr, 500 gr, 1000 gr dan bahkan palu

dengan berat 10 kg.

Jenis palu dapat dibagi dua yaitu palu keras dan palu lunak. Palu keras adalah

palu yang kepalanya terbuat dari baja dengan kadar karbon sekitar 0,6%. Proses

pembuatannya adalah dengan jalan ditempa, kemudian dikeraskan pada bagian

permukaannya agar menjadi keras. Pemakaian palu keras pada bengkel kerja

bangku adalah sebagai pemukul pada kerja memotong dengan pahat, menempa

dingin, pada pekerjaan assembling/perakitan, membengkokkan benda kerja,

membuat tanda dan pekerjaan pemukulan lainnya. Jenis palu keras yang umum

dipakai pada bengkel kerja bangku adalah jenis palu keras yaitu palu konde (ball

pein hammer), palu pen searah (straight peen hammer), dan palu pen melintang

(cross peen hammer).

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 10


Gambar 2.2.8 Palu Keras

Palu lunak adalah palu yang permukaan kepalanya terbuat dari bahan lunak

seperti plastik, karet, kayu, tembaga, timah hitam, dan kulit. Palu lunak biasanya

digunakan sebagai alat bantu pada pekerjaan pemasangan benda kerja pada mesin

frais, skrap dan merakit benda kerja pada bengkel perakitan. Di samping itu juga

banyak digunakan pada bengkel kerja pelat, bengkel listrik dan bengkel pipa.

Gambar 2.2.9 Palu Lunak

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 11


3. Kikir

Pemakaian kikir pada bengkel kerja bangku adalah untuk menyayat

permukaan bahan benda kerja sedikit demi sedikit, sehingga dapat dihasilkan

permukaan benda kerja yang halus. Bahan untuk membuat kikir adalah baja karbon

tinggi, di mana kandungan karbon pada baja jenis ini adalah kurang 0,7 sampai

0,8%. Untuk mendapatkan pisau potongnya maka permukaan kikir dicacah dengan

pisau yang keras dan tajam.

Gambar 2.2.10 Bagian-Bagian Kikir

Berdasarkan gigi pemotongnya kikir dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis,

yaitu kikir bergigi tunggal dan kikir bergigi kembar/dua. Kikir dengan gigi potong

tunggal digunakan untuk pemotongan benda kerja secara halus. Artinya

pemotongan tidak dapat dilaksanakan secara tepat, tetapi hasil pengikiran pada

permukaan benda kerja menjadi lebih halus. Kikir bergigi tunggal arah gigi

pemotongnya diagonal terhadap permukaan kikir. Kikir dengan dua gigi pemotong

yang saling bersilangan dapat melakukan pemotongan secara cepat, tetapi hasil

pengikirannya kasar. Jadi kikir ini sangat cocok untuk pekerjaan pendahuluan atau

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 12


pekerjaan kasar, sedangkan kikir dengan gigi pemotong tunggal digunakan untuk

pekerjaan akhir ( finishing).

Ditinjau dari sifat kekasaran gigi pemotongnya maka kedua jenis kikir ini

juga mempunyai lima sifat kekasaran yaitu sangat kasar, kasar, sedang, halus dan

sangat halus. Kikir sangat kasar digunakan untuk pemotongan secara cepat

sehingga ia digunakan untuk pemotongan pendahuluan. Kikir kasar digunakan

untuk pemotongan awal, tanpa memperhitungkan kehalusan permukaan benda

kerja. Kikir sedang digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah dikikir

dengan menggunakan kikir kasar atau kikir sangat kasar sebelum dikerjakan dengan

menggunakan kikir halus. Kikir halus digunakan untuk pengikiran pada pekerjaan

akhir (finishing) di mana kehalusan permukaan benda kerja sangat diperlukan. Kikir

sangat halus digunakan untuk pekerjaan finishing terutama untuk benda kerja

dengan ketelitian yang tinggi.

Gambar 2.2.11 Jenis Gigi Pemotong Kikir

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 13


Berdasarkan bentuk fisiknya, kikir dibedakan menjadi dua macam, yaitu kikir

rata dan kikir instrumen. Kikir rata digunakan untuk mengikir benda yang

permukaannya rata, sedangkan kikir instrumen untuk pengikiran benda-benda kerja

yang kecil atau instrumen dari suatu peralatan.

Gambar 2.2.12 Kikir Rata dan Kikir Instrumen

Pada saat melakukan pengikiran banyak beram hasil pengikiran akan

tertinggal pada mata potong kikir atau pada gigi pemotong kikir yang menyebabkan

gigi pemotong kikir tidak dapat melakukan pemotongan bahan juga dapat merusak

gigi pemotong karena penumpukan beram sehingga proses pengikiran menjadi

tidak efektif. Maka setiap saat hendaknya beram-beram yang tertahan pada gigi-

gigi pemotong kikir selalu dibuang dengan menggunakan sikat kikir atau peralatan

khusus lainnya. Cara melakukan pembersihan tersebut dengan jalan menyikat gigi-

gigi kikir searah dengan alurnya dan pembersihan satu arah, agar beram bisa

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 14


terbuang dengan baik. Untuk kikir dengan mata ganda maka kedua gigi

pemotongnya harus dibersihkan secara bersama-sama. Apabila digunakan sikat

kikir maka pilihlah sikat kikir dengan bahan kuningan sehingga tidak akan merusak

gigi-gigi pemotong kikir.

Gambar 2.2.13 Cara Membersihkan Kikir

Kikir hendaknya disimpan pada tempat yang kering atau tidak lembab dan

jauh dari tempat yang berminyak. Penempatan kikir tidak boleh ditumpuk artinya

mata-mata potong kikir tidak boleh bersinggungan satu dengan yang lainnya. Cara

penyimpanan kikir yang baik adalah dengan menyimpan secara sejajar dan

memberikan jarak antara kikir yang satu dengan yang lainnya. Cara lain dengan

menggantungkan kikir di dalam lemari alat.

Gambar 2.2.14 Cara Menyimpan Kikir

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 15


4. Gergaji Tangan

Gergaji tangan berfungsi untuk mempersiapkan bahan bakal yang akan

dikerjakan atau dibuat benda kerja. Prinsip kerja dari gergaji tangan adalah langkah

pemotongan ke arah depan, sedang langkah mundur mata gergaji tidak melakukan

pemotongan.

Gambar 2.2.15 Bagian-Bagian Gergaji Tangan

5. Tap

Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu benda

kerja. Sebelum benda tersebut diulir, terlebih dahulu benda tersebut dilubangi

dengan menggunakan mesin bor. Ukuran diameter lubang tergantung pada besar

diameter ulir yang akan dibuat. Bahan untuk pembuatan tap adalah baja perkakas

baja potong cepat. Setelah tap dibentuk kemudian dikeraskan dan ditempering.

Tap terdiri dari 3 jenis, yaitu tap konis digunakan untuk melakukan

penguliran pendahuluan/pemotongan awal karena bagian ujung mata potongnya

berbentuk tirus dan tidak mempunyai gigi pemotong sehingga ia akan dengan

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 16


mudah masuk ke dalam lubang yang telah dibuat, tap antara berfungsi untuk

pengulir antara tap konis dan tap rata atau dapat dikatakan ia sebagai pemotong

kedua. Tap ini pada bagian 3 sampai 4 mata potongnya tidak ada, ini dimaksudkan

agar tap dapat masuk ke dalam lubang dengan mudah. Jadi setelah benda kerja diulir

dengan menggunakan tap konis kemudian diulir dengan menggunakan tap antara.

Yang ketiga adalah tap rata yang berfungsi untuk melakukan pekerjaan akhir dalam

pembuatan ulir dengan menggunakan tap. Pada tap ini seluruh mata potongnya

dapat melakukan pemotongan. Bentuk tap ini adalah bagian pemotongannya

mempunyai mata potong dan diameternya adalah sama

Gambar 2.2.16 Tap Konis, Tap Antara, dan Tap Rata

Untuk melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat bantu

yaitu tangkai tap/pemutar tap. Ukuran dari tangkai tap sangat tergantung pada besar

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 17


diameter tap yang akan digunakan. Untuk itu tap dibuat bervariasi dari ukuran kecil

sampai besar.

Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut :

1. Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat.

2. Pasang tap konis pada tangkai tap.

3. Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan

menggunakan siku-siku).

4. Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap ke kanan

(searah dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus tegak lurus.

Pemutaran kira-kira sebesar 900, kemudian putar kembali ke arah kiri.

Maksud pemutaran kembali adalah untuk memotong beram yang belum

terpotong dan memberikan kesempatan beram-beram hasil pemotongan

keluar dari lubang.

5. Berikan pelumasan selama proses pengetapan, kecuali untuk pengetapan

bahan dari besi.

6. Lakukan pengetapan hingga selesai, kemudian ulangi langkah pengetapan

dengan menggunakan tap antara.

7. Setelah selesai ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tap rata/

finishing.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 18


Gambar 2.2.17 Pengetapan

6. Snei

Snei adalah alat untuk membuat ulir luar. Bentuk snei menyerupai mur tetapi

ulirnya merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian

dikeraskan dan temper agar dia mampu melakukan pemotongan terhadap benda

kerja. Snei yang biasanya digunakan untuk pembuatan ulir adalah snei pejal dan

snei bercelah.

Snei pejal berbentuk segi enam atau bulat berfungsi untuk memudahkan

dalam penguliran awal. Maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya sama

besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan demikian benda

kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit mudah.

Snei Bercelah (split die) digunakan untuk pembuatan ulir luar. Snei ini

memiliki baut penyetel untuk mengatur ukuran diameter. Dengan demikian pada

waktu penguliran pendahuluan diameternya diperbesar dan pada waktu finishing

diameternya dikembalikan pada ukuran standarnya.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 19


Gambar 2.2.18 Snei Pejal dan Snei Bercelah

Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu

pemegang snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar

snei tidak ikut berputar saat melakukan pemotongan/penguliran.

Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai berikut:

1. Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus.

2. Pasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.

3. Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan

snei hingga benda kerja masuk pada snei.

4. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah jarum jam.

Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada

posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram

dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan kesempatan

beram keluar dari snei.

5. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan

minyak pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk membantu

mengeluarkan beram.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 20


6. Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali

penguliran dengan terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan

snei.

7. Demikian seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran standarnya.

8. Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir

dan snei.

c. Mesin

- Mesin Bor (Drilling)

Pengeboran adalah proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan

mata bor (twist drill). Mesin bor yang digunakan pada kerja bangku ada dua jenis

yaitu mesin bor bangku untuk pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang dan

mesin bor tiang untuk pekerjaan yang lebih besar.

Gambar 2.2.19 Mesin Bor Bangku dan Mesin Bor Tiang

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 21


Keterangan :

Mesin Bor Bangku

1. Tombol

2. Tuas penekan

3. Tuas pengikat

4. Alas mesin bor

5. Meja mesin bor

6. Penjepit bor

7. Pengaman

8. Mur penyetel

9. Rumahsabuk kecepatan

Mesin Bor Tiang

1. Tuas pengatur kecepatan

2. Tuas penekan

3. Sumbu bor

4. Meja mesin bor

5. Tiang

6. Landasan/bantalan

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 22


Perkakas sebagai kelengkapan mesin bor di antaranya ragum untuk

mencekam benda kerja pada saat akan di bor, klem set untuk mencekam benda kerja

yang tidak mungkin dicekam, landasan (blok paralel) sebagai landasan pada

pengeboran lubang tembus untuk mencegah ragum atau meja mesin turut terbor,

pencekam mata bor untuk mencekam mata bor yang berbentuk silindris, sarung

pengurang untuk mencekam mata bor yang bertangkai konis, pasak pembuka untuk

melepas sarung pengurang dari spindel bor atau melepas mata bor dari sarung

pengurang, boring head untuk memperbesar lubang baik yang tembus maupun yang

tidak tembus, dan mata bor yang berfungsi sebagai pemotong.

Mata bor terdiri dari bor spiral untuk pembuatan lubang yang diameternya

sama dengan diameter mata bor, mata bor pemotong lurus untuk material yang

lunak seperti kuningan, tembaga, perunggu, dan plastik, mata bor untuk lubang

yang dalam (deep hole drill) untuk membuat lubang yang relatif dalam, mata bor

skop (spade drill) untuk material yang keras tetapi rapuh, dan mata bor stelite untuk

membuat lubang pada material yang telah dikeraskan. Mata bor stelite ini

mempunyai bentuk segitiga dan terbuat dari baja campuran yang tahan panas.

Gambar 2.2.20 Mata Bor

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 23


Cara mengebor :

1. Cekam mata bor, apabila mata bor terlalu kecil untuk dimasukkan pada

tempat pahat gurdi maka perlu disambung dengan sarung tirus, apabila

masih kurang besar sarung tirus tersebut disambung lagi dengan

sambungan sarung tirus.

2. Cekam benda kerja bisa menggunakan ragum. Benda kerja yang tidak

terlalu besar ukurannya biasanya dicekam dengan ragum meja atau

ragum putar. Apabila diinginkan membuat lubang pada posisi menyudut

pencekaman bisa menggunakan ragum sudut.

3. Agar ragum tidak bergetar atau bergerak ketika proses pembuatan

lubang, sebaiknya ragum diikat dengan klem C. Beberapa alat bantu

pencekaman yang lain bisa juga digunakan untuk mengikat benda kerja

pada meja mesin bor. Benda kerja dengan bentuk tidak teratur, terlalu

tebal atau terlalu tipis tidak mungkin bisa dipegang oleh ragum, maka

pengikatan pada meja mesin bor dilakukan dengan alat bantu

pencekaman dengan bantuan beberapa buah baut T.

4. Kencangkan bor.

5. Kencangkan benda kerja dengan kuat secara meyakinkan.

6. Ukur panjang sumbu bor dengan jangka sorong sesuai dengan kedalaman

ulir yang akan dibor.

7. Tekan tombol ON.

8. Gerakkan tuas penekan perlahan lahan searah dengan jarum jam.

Pemutaran tuas penekan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 24


posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram

dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan kesempatan

beram keluar dari lubang pengeboran.

9. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus sampai sumbu

bor kembali ke panjang semula dan berikan minyak pelumas untuk

mendingingkan mata bor dan untuk membantu mengeluarkan beram.

10. Tekan tombol OFF jika sumbu bor telah kembali ke panjang semula.

- Mesin Bubut

Mesin bubut adalah sebuah mesin yang mencangkup segala mesin perkakas

yang memproduksi bentuk silindris dan digunakan untuk menghasilkan benda-

benda putar, membuat ulir, pengeboran, dan meratakan permukaan benda

putar. Prinsip mekanisme gerakan pada mesin ini adalah merubah energi listrik

menjadi gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke mekanisme

gerak mesin bubut. Dalam hal ini prinsip mesin bubut ada 2 macam, yaitu :

1. Main Drive

Gerakan utama pada mesin bubut berupa putaran motor listrik yang

ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Didalam gear box terdapat roda gigi

yang berfungsi untuk mengatur transmisi putaran spindle, senhingga menghasilkan

putaran pada chuk.

2. Feed Drive

Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 25


Bagian-bagian dan fungsi mesin bubut

1. Gear Box dan Quick Change Gear Box

Adalah bagian dari system transmisi pada mesin bubut, berupa susunan roda

gigi yang berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari motor penggerak

dan mengatur kecepatannya sebelum diteruskan ke spindle. Quick Change Gear

Box atau sering juga disebut dengan feed boxberfungsi untuk mentransmisikan daya

dan putaran dari gear box sebelum diteruskan ke mekanisme

pamakanan/apron. Gear Box dan Quick Change Gear Box terletak pada Head

Stock.

2. Apron

Apron merupakan tempat susunan roda gigi yang menggerakkan Carriage.

3. Carriage

Merupakan meja penggerak pahat dan terletak diatas apron.

4. Chuck

Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk

memegang benda kerja agar tidak bergoyang saat pembubutan.

5. Tailstock

Tailstock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk menahan

ujung benda kerja saat pembubutan dan juga dapat digunakan untuk

memegang tool pada saat pengerjaan drilling, reaming, dan tapping.

6. Tool Post

Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.

7. Compound rest

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 26


Digunakan untuk menopang tool post pada bermacam-macam posisi.

Gambar 2.2.21 Komponen mesin bubut

Kontrol utama mesin bubut berupa :

1. Spindle Change Switch

2. Spindle Change Lever A

3. Spindle Change Lever B

No 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mrngatur kecepatan pada

speed Gear Box). Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah posisi handle-

handlenya.

4. Left and Right Thread Change Lever

Digunakan pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan

atau kiri.

5. Pitch and Feed Selector Lever

6. Pitch and Feed Selector Lever

7. Main Switch

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 27


Saklar utama untuk menghidupkan atau mematikan mesin bubut.

8. Coolant Pump Switch

Untuk menghidupkan pompa cooling oil.

9. Spindle Forward-Stop-Reserve Lever

Berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.

10. Compound Rest Feed Lever

Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan carriage.

11. Carriage Longitudinal Feed Handwheel

Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual dalam arah

longitudinal.

12. Split Nut Lever

Menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar lead screw.

13. Saddle Lock Screw

Mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam keadaan stabil.

14. Longitudinal and Crosws Power Feed Lever

Menjalankan pembubutan otomatis dan dapat menggerakkan carriage dalam arah

longitudinal maupun melintang.

15. Tailstock Set Over Screw

Untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya dilakukan pada pembubutan

tirus.

16. Tailstock Quick Transverse Handwheel

Menggerakkan ujung dari tailstock biasanya dilakukan pada pembubutan tirus.

17. Tailstock Eccentric Locking Lever

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 28


18. Tailstock Quil Clamping Lever

19. Tailstock Locking Nut

No. 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.

20. Cross Slide Handwheel

Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang secara manual.

- Mesin Frais

Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja

pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat

potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). Pisau frais dipasang pada

sumbu atau arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Pisau

tersebut akan terus berputar apabila arbor mesin diputar oleh motor listrik, agar

sesuai dengan kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh

operator mesin frais (Rasum, 2006).

Bentuk Pengfraisan

Mesin frais mempunyai beberapa hasil bentuk yang berbeda, dikarenakan

cara pengerjaannya. Berikut ini bentu-bentuk pengfraisan yang bisa dihasilkan oleh

mesin frais.

1. Bidang rata datar

2. Bidang rata miring menyudut

3. Bidang siku

4. Bidang sejajar

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 29


5. Alur lurus atau melingkar

6. Segi beraturan atau tidak beraturan

7. Pengeboran lubang atau memperbesar lubang

8. Roda gigi lurus, helik, paying, cacing

9. Nok/eksentrik, dll.

Jenis-Jenis Mesin Frais

Jenis-jenisnya terdiri dari mesin frais tiang dan lutut (column-and-knee), mesin frais

hobbing (hobbing machines), mesin frais pengulir (thread machines), mesin

pengalur (spline machines) dan mesin pembuat pasak (key milling machines).

Untuk produksi massal biasanya dipergunakan jenis mesin frais banyak sumbu

(multi spindles planer type) dan meja yang bekerja secara berputar terus-menerus

(continuous action-rotary table) serja jenis mesin frais drum (drum type milling

machines) (Efendi, 2010). Berikut ini ada macam-macam mesin frais:

a. mesin frais horizontal atau bisa disebut dengan mesin frais mendatar dapat

digunakan untuk mengejakan pekerjaan sebagai berikut ini antara lain:

mengfrais rata.

mengfrais ulur.

mengfrais roda gigi lurus.

mengfrais bentuk.

membelah atau memotong.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 30


Gambar 2.2.22 Mesin Frais Horizontal

b. mesin frais vertical atau bisa disebut dengan mesin frais tegak dapat digunakan

untuk mengerjakan pekerjaan sebagai berikut:

mengfrais rata.

mengfrais ulur.

mengfrais bentuk.

membelah atau memotong.

mengebor.

Gambar 2.2.23 Mesin Frais Vertical

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 31


c. Mesin frais universal adalah suatu mesin frais dengan kedudukan arbornya

mendatar perubahan kearah vertikal dapat dilakukan dengan mengubah

posisi arbor. Gerakan meja dari mesin ini dapat kearah memanjang, melintang, naik

turun. Dan dapat diputar membuat sudut tertentu terhadap bodi mesin.

Gambar 2.2.24 Mesin Frais Universal

Selain ketiga mesin frais diatas ada beberapa jenis-jenis mesin frais yaitu mesin

fraisbed dan mesin frais duplex.

Gambar 2.2.25 Mesin Frais Bed

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 32


Gambar 2.2.26 Mesin Frais Duple

Alat-Alat Potong Mesin Frais

Mesin frais mempunyai beberapa alat potong yang mempunyai fungsi

berbeda. Berikut ini alat-alat yang ada pada mesin frais :

1. Jenis-Jenis Pisau Frais

Pisau mesin frais atau Cutter mesin frais baikhorisontal maupun vertical memiliki

banyak sekali jenis dan bentuknya. Pemilihan pisau frais berdasarkan pada bentuk

benda kerja, serta mudah atau kompleksnya benda kerja yang akan dibuat.

a. Pisau mantel

Pisau jenis ini dipakai pada mesin frais horizontal. Biasanya digunakan untuk

pemakanan permukaan kasar (Roughing) dan lebar.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 33


Gambar 2.2.27 Pisau Mantel

b. Pisau alur

Pisau alur berfungsi untuk membuat alur pada bidang permukaan benda kerja. Jenis

pisau ini ada beberapa macam yang penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 2.2.28 Pisau Alur

c. Pisau frais bergigi

Pisau jenis ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan jumlah gigi

yang diinginkan. Pada pisau bergigi ini benda yang tersayat akan lebih cepat,

dikarenakan bentuk pisaunya yang bergigi.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 34


Gambar 2.2.29 Pisau Frais Bergigi

d. Pisau frais radius cekung dan cembung

Pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerjanya yang bentuknya memiliki

radius dalam (cembung atau cekung). Pisau frais radius cekung proses kerjanya

sama dengan pisau radius cembung hanya saja yang membedakan adalah bentuk

pisau yang berbeda.

Gambar 2.2.30 Pisau Frais Radius Cekung

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 35


Gambar 2.2.31 Pisau Frais Radius Cembung

e. Pisau frais alur T

Pisau ini hanya digunakan untuk membuat alur berbentuk T seperti halnya pada

meja mesin frais. Benda kerja yang akan disayat diatur dengan selera operator,

sehingga menghasilkan bentuk sayatan yang diinginkan.

Gambar 2.2.32 Pisau Frais Alur T

f. Pisau frais sudut

Pisau ini berguna untuk membuat alur berbentuk sudut yang hasilnya sesuai sudut

pisau yang digunakan. Pisau jenis ini memiliki sudut-sudut yang berbeda

diantaranya 30, 45, 50, 60, 70, 80 derajat.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 36


Gambar 2.2.33 Pisau Frais Sudut

g. Pisau jari

Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran

besar. Pada pengoperasiannya biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidang

datar atau pasak dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak

(mesin frais vertical).

Gambar 2.2.34 Pisau Frais Jari

h. Pisau frais muka dan sisi

Jenis pisau ini memiliki mata sayat dimuka dan disisi, dapat digunakan untuk

mengfrais bidang rata dan bertingkat.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 37


Gambar 2.2.25 Pisau Frais Muka dan Sisi

i. Pisau frais pengasaran

Pisau jenis ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda sisinya berbentuk alur helik.

Cara tersebut dapat digunakan untuk menyatat benda kerja dari sisi

potong cutter sehingga potongan pisau ini mempu melakukan penyayatan yang

cukup besar.

Gambar 2.2.26 Pisau Frais Pengasaran

j. Pisau frais gergaji

Pisau jenis ini digunakan untuk memotong atau membelah benda kerja. Selain itu

juga dapat digunakan untuk membuat alur yang memiliki ukuran lebar kecil.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 38


Gambar 2.2.27 Pisau Frais Gergaji

5 Alat Bantu Mesin Frais

Mesin frais dalam pengoperasiannya diperlukan suatu alat bantu yang berguna

untuk membantu pekerjaan dalam pengefraisan (Umaryadi, 2007). Berikut ini alat

bantu pada mesin frais:

a. Arbor

Arbor adalah tempat memasang pisau frais pada setiap mesin. Disepanjang arbor

dibuat alur pasak yang sama ukuranya dengan alur pasak yang terdapat pada ring

penjepit pisau yang sesuai dengan alur pasak yang terdapat pada pisau frais. Alat

ini berbentuk bulat panjang dengan panjang salah satu bagian ujung berbentuk tirus,

sementara ujung lainnya berulir. Poros ini dilengkapi dengan cincin (ring penekan)

yang dinamakancollets.

d. Collets

Collets berfungsi untuk mencekap mata potong. Khususnya pada proses pembuatan

lubang dan taper.

e. Ragum

Ragum merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencekam benda kerja agar

posisinya tidak berubah sewaktu difrais.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 39


f. Kepala lepas

Kepala lepas berguna untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan dengan diving

head atau kepala lepas. Hal tersebut agar benda kerja tidak terangkat atau tertekan

kebawah pada waktu penyayatan.

g. Kepala pembagi

Kepala pembagi merupakan salah satu yang sering dipakai dan ditempatkan dalam

meja mesin. Alat ini digunakan untuk proses pembuatan alur, roda gigi, dan lain-

lain

h. Meja putar

Meja putar di gunakan untuk mengfrais benda kerja dengan bentuk bervariasi dan

melingkar, pengfrisan dapat dilakukan pada meja putar. Dengan alat ini pengfraisan

dapat dilakukan secara melingkar.

- Mesin Gerinda

A. Pengertian Mesin Gerinda

Mesin gerinda adalah mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda

kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam

yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk

mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk

membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las,

membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan

benda kerja untuk dilas, dan lain-lain. Ada umumnya mesin gerinda digunakan

untuk menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau

mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 40


seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi

sebelum menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam,

perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar karena penggunaan

mesin gerinda untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang

lebih besar.

B. Mesin Gerinda Tangan

Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau

memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga

dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton,

keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum

menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu

juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar karena penggunaan mesin

gerinda tangan untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang

lebih besar.

Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda

benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa

logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan

untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan

untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan

hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan

permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.

Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar 11.000

15.000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu gerinda yang merupakan komposisi

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 41


aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus

permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan

kecepatan tersebut juga, mesin gerinda juga dapat digunakan untuk memotong

benda logam dengan menggunakan batu gerinda yang dikhususkan untuk

memotong.

Bagian-bagian utama mesin gerinda tangan dan fungsinya:

1. Motor/mesin berfungsi untuk menjalakan puturan pada batu gerinda.

2. Tombol on/off berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin gerinda.

3. Mata gerinda/batu gerinda

Mata gerinda/batu gerinda berfungsi untuk menghaluskan permukaan benda

yang kasar dan dapat juga untuk memotong logam. Ada beberapa jenis mata

gerinda, yaitu:

a. Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap,

countersink, mata bor, dan sebagainya.

b. Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat

bubut, dan sebagainya.

c. Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter.

d. Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang

sangat keras, seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.

e. Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam

suatu jenis produk.

Material yang digunakan untuk membuat batu gerinda adalah

a. Korund untuk bahan utama batu gerinda

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 42


b. Perekat untuk merekatkan korund

c. Air untuk memperbaiki ikatan dari korund tersebut

Bahan tambah lain (misal Silicium karbid, intan, dll yang itu sesuai dengan

spesifikasi batu gerinda) untuk menambah kekuatan dan fungsi dari batu gerinda

tersebut.

Pemasangan mata gerinda/batu gerinda pada mesinnya adalah :

a. Dilihat kertas dari batu jangan sampai terkelupas

b. Melepas mata yang lama, kalau sulit bisa diberi penetran WD 40 agar mudah

penghilang karat

c. Memasang mata gerinda yang baru dan perhatikan bagian yang ditandai tadi

d. Pengencangan baut harus bersilangan supaya tidak miring dari mata-mata gerinda

atau dengan kunci spesial untuk penguncinya

e. Mata gerinda diputar dan digores (dreser) dengan batu intan yang ada di mesin

gerinda tersebut

f. Dilihat tingkat balancingnya dan sebaiknya di balance lagi dengan menggeser tiga

pembalance yang ada

g. Percobaan jalan tanpa beban dengan kecepatan maksimal

Pengoperasian mata gerinda apabila mata gerinda akan dipasang, maka

harus kita perhatikan atau pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Pengujian dari penglihatan mata, dalam hal ini kita harus cermat, apakah mata

gerinda tersebut ada yang retak. Hal ini berkaitan dengan transport juga

penggudangan.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 43


b. Pengujian bunyi pada permukaan mata dipukul secara pelan dengan palu karet dan

di dengarkan bunyinya apakah sama pada setiap bagian. Awas jangan dipukul

dengan palu besi. Caranya lubang poros dipegang oleh tangan dan dipukul secara

pelan.

b. Pengujian balance (Kerataan bidang lingkar) ini sangat penting karena

berhubungan dengan poros dan gaya sentrifugal. Cara pengetesannya,mata gerinda

dipasangkan pada poros dan diletakkan pada dua roda, kemudian diputar dan dilihat

balancingnya. Bagian yang berat ditandai dan dalam pemasangan harus

diperhatikan pula.

Ukuran mata gerinda yang sering digunakan yaitu dengan ukurun 4 inchi,

biasanya digunakan untuk memotong bahan bangunan seperti bata, genteng, beton,

keramik, atau batu alam.

4. Pengaman batu gerinda/mata gerinda berfungsi untuk menutup atau menahan

serbuk-serbuk atau tatal supaya tidak tersebar dan tidak mengenai mata.

5. Badan/penutup mesin gerinda berfungsi untuk mempermudah dalam memegang

mesi pada saat pengerjaan.

C. Mesin Gerinda Duduk

Bagian badan mesin yang biasanya terbuat dari besi tuang yang memiliki

sifat sehagai peredam getaran yang baik. fungsinya adalah untuk menopang meja

kerja dan menopang kepala rumah spindel. Bagian poros spindel merupakan

bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan tinggi juga dibebani

gaya pemotongan pada batu gerindanya dalam berbagal arah. Bagian meja juga

merupakan bagian yang dapat mempengaruhi basil kerja proses gerinda karena

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 44


diatas meja inilah Benda kerja dilelakkan melalui suatu ragum ataupun magnetic

chuck yang dikencanukan pada meja ini.

Fungsi utama gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi dapat

juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau dapur,

golok, kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya. Selain untuk

mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk membentuk atau membuat perkakas

baru, seperti membuat pisau khusus untuk meraut bambu, membuat sukucadang

mesin jahit, membuat obeng, atau alat bantu lainnya untuk reparasi turbin dan mesin

lainnya.

D. Langkah Kerja Penggunaan Mesin Gerinda Tangan

Bekerja dengan mesin gerinda prinsipnya sama dengan proses pemotongan

benda kerja. Pisau atau alat potong gerinda adalah ribuan keping berbentuk pasir

gerinda yang melekat menjadi keping roda gerinda. Proses penggerindaan

dilakukan oleh keping roda gerinda yang berputar menggesek permukaan benda

kerja. Kecepatan kerja dalam kerja gerinda bukan faktor utama, hasil akhir dalam

bentuk dan ketepatan ukuran lebih diutamakan. Dua operasi penggerindaan yang

akan dijelaskan adalah kerja gerinda permukaan dan kerja gerinda silinder luar dan

dalam.

Beberapa cara menggerinda dengan aman yaitu:

1. Saat proses menggerinda, posisikan badan dengan nyaman dan aman. Selalu

gunakan kedua tangan untuk memegang mesin.

2. Jangan menekan mesin terlalu keras ke benda kerja, karena akan mengakibatkan

mesin bekerja dengan berat.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 45


3. Gunakanlah mata gerinda yang tajam, berkualitas prima dan anti selip. Maka proses

pengerjaan akan menjadi lebih efisien, hemat listrik, dan hemat waktu.

4. Perhatikan jarak aman material yang digerinda dengan tanah. Jadi saat material

dipotong tidak jatuh terlalu tinggi dari posisi pemotongan yang dapat

mengakibatkan cedera kaki.

5. Arahkan percikan api dengan benar dan jauh dari orang di sekitar Anda.

6. Jangan ambil risiko menggunakan batu gerinda yang asal murah. Perhatikan

kualitasnya, karena ini sangat berpengaruh terhadap hasil kerja dan efisiensi waktu

dan daya.

d. Peralatan Pendukung Kerja Bangku

i. Sikat Kikir

Sikat kikir digunakan untuk membersihkan kikir karena terdapan serpihan

bram yang menyangkut pada sela-sela kikir.

ii. Sapu Meja

Sapu meja digunakan untuk alat kebersihan perkakas. Sapu meja ini adalah

jenis sapu yang berbentuk kecil.

iii. Oli dan Air

Dalam praktikum kerja bangku, oli dan air ini memiliki fungsi yang sama,

yaitu sebagai pendingin (coolant) saat pengerjaan benda kerja yang melibatkan

kontak langsung yang menimbulkan gesekan antar logam agar tidak menimbulkan

kerusakan pada alat dan benda kerja, misalnya kepatahan.

iv. Anvil

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 46


Merupakan landasan yang digunakan untuk melakukan stamping, pinitikan,

atau pekerjaan lainnya yang menggunakan tenaga pukulan. Alat ini juga bisa

digunakan untuk membuat tatakan benda menjadi silindris yang terdapat pada

ujungnya.

e. Alat Pelindung Diri

i. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja, misalnya saat mengikir.

ii. Masker (Respirator)

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat

dengan kualitas udara buruk, misalnya misal berdebu dan beracun.

iii. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau

situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan, misalnya saat mengikir dan

menggergaji. Bahan dan bentuk sarung tangan disesuaikan dengan fungsi masing-

masing pekerjaan.

iv. Sepatu

Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena

tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 47


BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Alat & Bahan yang digunakan untuk membuat palu:


Benda Kerja: terdiri dari 2 material, yaitu besi plat sebagai kepala palu & besi

beton sebagai gagang palu.

Ragum : untuk menjepit benda kerja, biasanya dipasang diatas meja datar.

Alat ukur: untuk mengukur benda kerja yang akan di proses. Contoh: Mistar

baja, Jangka sorong, Penggaris siku.

Alat penanda: digunakan pada saat mengukur benda kerja sebagai penanda agar

ukuran lebih tepat & sesuai dengan kebutuhan. Contoh: Pena gores, Spidol,

Pensil, Kapur, Center punch/Penitik

Alat Pemotong: untuk memotong benda kerja. Contoh: Gergaji, Gerinda

Kikir: untuk menghaluskan atau meratakan permukaan.

Mesin Bubut

Mesin Bor

Tap

Sney

Safety: untuk menjaga keselamatan kerja. Contoh: sarung tangan,

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 48


3.2 Langkah-langkah pembuatan palu

I. Kepala Palu

a. Proses pertama Pemotongan

Bahan & Alat:

- Material besi plat

- Mistar Baja & penggaris siku

- Pena Gores/ Penanda

- Ragum

- Palet

- Gergaji

- Kuas/ Kain Lap

Prosedur/ Langkah langkah

- Ukur material besi plat yang akan dipotong menggunakan mistar

baja dengan ukuran 55x 25 mm. Pengukuran dilebihkan 5mm

karena jika terjadi kesalahan pada saat pemotongan terlalu dalam

atau kelebiahan masih ada ukuran yang tersisa. Jika lebih bisa di

haluskan dengan proses kikir. Ukuran sebenranya yang dibutuhkan

adalah 50x20mm.

- Gunakan Pena Gores atau penanda agar ukuran pemotongan lebih

tepat & sesuai.

- Jepit benda kerja yang telah diukur menggunakan ragum. Jika

posisi ragum terlalu tinggi gunakan palet agar lebih nyaman.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 49


- Lalu potong material sesuai dengan ukuran yang sudah diberi tanda

menggunakan gergaji besi.

- Setelah di potong, lepaskan benda kerja dari ragum . Lalu

perhatikan bagian yang tidak lurus menggunakan penggaris siku.

Jika ada yang tidak lurus, lakukan pengikiran di proses selanjutnya.

- Bersihkan benda kerja dari geram sisa pemotongan menggunakan

kuas/kain lap.

Gambar 3.2.1

b. Proses kedua pengikiran

Bahan & Alat ;

- Ragum

- Kikir kasar

- Kikir halus

- Mistar baja

- Kuas/kain lap

Prosedur/langkah-langkah

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 50


- Jepit benda kerja dengan ragum, lalu kikir menggunakan kikir

kasar terlebih dahulu. Gunakan kikir kasar dahulu.

- Kikir hingga semua permukaan rata dan mendekati ukuran yang

sebenarnya. Lalu gunakan kikir halus untuk menghaluskan.

- Ukur kembali benda kerja. Jika sudah mencapai ukuran 50x20

maka pengikiran selesai. Benda kerja bisa dibersihkan dengan

kuas/ lap kain

Gambar 3.2.2

c. Proses ketiga pemotongan ujung kepala palu hingga berbentuk tirus

Bahan & Alat

- Mistar Baja & penggaris siku

- Pena Gores/ Penanda

- Ragum

- Palet

- Gergaji

- Kuas/Kain lap

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 51


Prosedur/langkah-langkah

- Ukur benda kerja menggunakan mistar pada salah satu ujung. Ukur

benda kerja dengan ukuran 15x10mm pada bagian atas dan bawah.

Lalu buat garis dengan penanda dari kedua titik garis tersebut.

Sambungkan hingga terbentuk segitiga.

- Jepit benda kerja dengan ragum dengan posisi benda kerja agak

miring. Lalu potong dengan gergaji seperti pada saat pemotongan

pertama. Gerigi tidak boleh bengkok .

- Pastikan gerigi ada pada jalur yang akan dipotong. Jika miring

arahkan gerigi pada arah sebaliknya, jangan sampai pemotongan

terlalu kedalam dari garis yang ada.

- Jika dimensi kurang presisi, lakukan pengikiran.

- Setelah selesai bersihkan permukaannya

Gambar 3.2.3

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 52


d. Proses keempat pengeboran

Bahan & Alat

- Penitik

- Palu karet/plastic

- Mistar baja

- Spidol/penanda

- Mesin bor

- Coolent

- Kuas/kain lap

Prosedur/ langkah-langkah

- Ukur benda kerja untuk membuat center. Dengan ukuran

25x10mm diujung perpotongan garis tulah center yag akan di

bor.

- Tandai center dengan spidol/ penanda.

- Pegang penitik dengan kanan kiri, tempatkan pada benda.

- Penitik harus tegak lurus dengan benda kerja. Penitik dipukul

satu kali dengan pemukul yang ringan, serta periksa posisi

kelurusan , apabila sudah tepat pukul dengan kuat agar

didapatkan titik yang jelas.

- Pemukulan tersebut harus dilakukan dengan sekali pukul namun

keras, apabila pemukulan dilakukan berulng-ulang

dikhawatirkan akan membuat lebih dari satu tanda.

- Jepit benda kerja dengan ragum yang ada di mesin bor

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 53


- Pastikan mata bor yang akan digunakan telah sesuai yaitu

diameter 10, dan terpasang dengan benar dan kencang.

- Posisikan benda kerja yang telah dijepit ragum tadi lurus

dengan mata bor dengan menempelkan ujung dari mata bor

terhadap lubang penanda atau penitik.

- Setelah dirasa sudah tepat, nyalakan mesin bor untuk

memulai proses pengeboran

- Saat mata bor mulai melubangi benda kerja,siram benda

kerja dengan coolent lalu tekan perlahan-lahan dan angkat

kembali mata bor Kemudian tekan kembali mata bor.

- Siram coolent trus menerus saat mengebor agar mata pisau

tidak aus juga mempermudah melubang, ulangi pengeboran

angkat dan tekan hingga lubangnya tembus.

- Setelah selesai matikan mesin bor lalu bersihkanlah geram

sisa pengeboran dengan kuas dan lepaskan benda kerja dari

ragum.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 54


Gambar 3.2.4

e. Proses ke lima pengetapan

Bahan & Alat

- Ragum

- Penggaris siku

- Tap tangan M12 X 1.75

- Oli/coolent

Prosedur/ langkah-langkah

- Pastikan ukuran tap dan lubang hasil bor sesuai.

- Pasang benda kerja pada ragum, usahakan tidak miring dan

terpasang kencang.

- Pasang batang tap terhadap pemegang tap, pastikan telah

terpasang dengan benar dandan terpasang rapat.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 55


- Tancapkan ujung batang tap terhadap lubang pada benda kerja.

- Lihat posisi nya dengan menggunakan penggaris siku, apakah lurus

atau tidak posisi batang tap. Setelah dikira posisi tap lurus maka proses

pengetapan bisa dimulai

- Pegang tap pada kedua batang pemegang, usahakan tekanan yang

diberikan tangan kiri dan tangan kanan besarnya sama.

- Putar tap searah jarum jam perlahan lahan dengan setiap satu putaran

ke kanan dan terasa keras atau macet maka harus di putar balik dengan

setengah pemutaran ke kiri.

- Setelah tap masuk seperempat bagian ukur kembali dengan penggaris

siku. Agar ulirnya tidak bengkok.

- Seterusnya dilakukan hingga ulir dalam mencapai ujung lubang atau

tembus hingga ke bawah.

- Akan lebih mudah jika pada saat proses pengetapan menggunakan

pelumas atau bisa juga dengan coolent.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 56


Gambar 3.2.5

II. Batang Palu

a. Proses pertama pembubutan

Alat & Bahan

- Material besi beton

- Jangka sorong

- Mesin bubut

- Pahat bubut cabide/ HSS

- Besi plat penambah tinggi pahat jika menggunakan pisau

HSS

- Gergaji besi

- Pengunci holder (kunci L)

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 57


- Kunci Chuck

- Coolent

- Kuas/kain lap

Prosedur/langkah-langkah

- Potong material besi beton dengan panjang 12cm menggunakan

gergaji besi

- Stelah itu taruh material di mesin bubut, pastikan benda kerja

terpasang dengan benar, kencang, dan lurus. Pemasangan

pahatnyapun juga sama, agar hasil pembubutannya bagus.

- Lalu bubut material hingga diameter mencapai 12mm, jangan lupa

diberi coolent agar pahat tidak cepat aus.

- Setelah benda kerja berdiameter 12mm, lakukakan pembubutan

lagi sepanjang 2cm dari ujung material dengan diameter 11.5mm.

Pembubutan ini bertujuan untuk membuat ulir luar yang akan

dimasukan ke kepala palu

- Jangan lupa di bersihkan geram hasil pembubutan menggunakan

kuas/kain lap

Gambar 3.2.6

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 58


b. Proses kedua sney

Alat & Bahan

- Ragum

- Sney ukuran M12x1.75

- Oli/coolent

Prosedur/langkah-langkah

- Jepit benda kerja dengan ragum. Benda kerja harus tegak lurus ke atas.

- Pastikan posisi bagian lubang sney benar antara proses yang memakan dan

yang tidak memakan

- Tancapkan lubang sney pada ujung benda kerja, berilah sedikit oli/coolent

agar putaran sney lebih ringan

- Pegang sney pada kedua batang pemegang, usahakan tekanan yang

diberikan tangan kiri dan tangan kanan besarnya sama.

- Putar sney searah jarum jam perlahan lahan dengan setiap satu putaran ke

kanan dan terasa keras atau macet maka harus di putar balik dengan

setengah pemutaran ke kiri.

- Lakukan terus hingga ukuran yang berdiameter 11.5 untuk kepala palu

habis.

Gambar 3.7

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 59


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam praktikum ini mahasiswa dapat menyimpulkan :

1. Dalam pembuatan palu digunakan metode kerja bangku dan beberapa mesin
penunjang lainnya guna untuk melatik keterampilan mahasiswa

2. Dalam praktikum ini dibutuhkan ketelitian, kesabaran dan keuletan agar

tercapainya target waktu yang telah ditentukan.

3. Dalam praktikum ini juga mahasiswa harus memahami semua proses yang

dilakukan, mengerti cara memakai alat-alat ukur dan perkakas yang

digunakan dalam proses pembuatan palu.

4. Dalam proses praktikum kerja bengkel selain ketrampilan dalam

menggunakan peralatan tangan, orang-orang yang bergerak pada bidang

teknik akan selalu berhubungan dengan bidang pengukuran. Pada praktik

kerja bangku peralatan ukur yang digunakan harus benar-benar presisi.

Guna menghasilkan pengukuran yang presisi, maka peralatan ukur, cara

memegang alat ukur, dan cara melakukan pengukuran harus benar-benar

diketahui secara baik oleh mahasiswa.

5. Dalam penggunaan setiap alat-alat perkakas maka hendakanya selalu


memperhatikan prosedur pemakaian sehingga alat-alat perkakas dapat

digunakan secara maksimal sesuai dengan fungsi dari setiap alat-alat

perkakas tersebut.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 60


4.2 Saran

Saran yang ditujukan kepada pengelola sebagai berikut :

1. Alat-alat yang digunakan perlu ditambah lagi dan yang sudah tidak dapat

digunakan juga diganti dengan yang baru agar mahasiswa dalam praktek

dapat bekerja semaksimal mungkin dengan cepat dan hasilnya

memuaskan.

2. Setiap mahasiswa yang sedang praktek diharapkan datang tetap waktu

agar praktikum bisa untuk segera dimulai. Dengan demikian waktu yang

relatif singkat dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

3. Ditambahkan rak untuk meletakkan tas mahasiswa yang praktek biar

tidak berceceran dalam meletakkan tas.

4. Kurangnya sarana dalam bengkel kerja bangku, seperti kotak PPPK yang

berisi obat-obatan yang diperlukan mahasiswa jika terjadi kecelakaan

kerja, setelah mahasiswa selesai melakukan praktik kerja bangku serta

penyediaan alat pelindung diri yang kurang.

5. Perlunya ketelitian dan kehati-hatian dalam melaksanakan praktik kerja

bangku, sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi diri sendiri, orang lain,

dan lingkungan.

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 61


DAFTAR PUSTAKA

- http://charis7512.blogspot.com/2014/04/pratikum-kerja-bangku-kerja-

bengkel.html?m=1

- https://zwingly.wordpress.com/2011/03/29/membuat-ulir-dalam-dan-ulir-luar-

dengan-tap-dan-sney-part-1/

- http://pickypicko.blogspot.co.id/2014/07/laporan-praktik-kerja-bangku-dan-

plat.html?m=1

- http://siihantudariguabuta.blogspot.com/2011/10/v-

behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

- http://ilmu-mesin-produksi.blogspot.com.tr/2013/05/kerja-bangku.html?m=1

- http://www.mesinnews.com/2015/05/pengertian-mesin-bubut-lengkap.html

- http://harisyahptm.blogspot.co.id/2014/05/mesin-frais.html

- http://denyfarhanptm.blogspot.co.id/2014/05/mesin-gerinda.html

LAPORAN KRJA BENGKEL 3 62

Vous aimerez peut-être aussi