Vous êtes sur la page 1sur 22

Askep Persalinan Pada KPD dan Partus Lama

Pegertian
Ketuben pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
mulai dan di tunggu 1 jam sebelum terjadi in partu. Sebagian besar ketuban pecah dini
adalah hamil diatas 37 minggu. Sedangkan di bawah 36 minggu tidak terlalu banyak.
Ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi abstetri dalam kaitannya
dengan penyebab.
( Chandranita Manuaba, 2008 )
Ketuban pecah dini adalah pecah ketuban disertai keluarnya cairan amnion
sebelum proses persalinan dinulai baik pada kehamilan cukup bulan maupun pada
persalinan premature.
( Adele Pillitteri, 2002 )
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting pada abtetri dengan penyakit
kelahiran premature dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis, yang
meningkatkan morbilitas dan mortalitas perinatal, dan menyebabkan infeksi ibu.
( Sarwono Prawirahardjo, 2006 )

Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini belum diktahui secara pasti, pada kehamilan
preterm dapat disebabkan oleh koriominionitis, plihidramiinion, inkoinpetensia servik
atau troma.
Beberapa penyebab lainnya pada ketuban pecah dini selain dari pada
inkonpetensia servik juga dapat merupakan overdistensi uterus, factor keturunan ( ion CU
serum redah, vitamin C redah, kelainan genetic ), pengaruh dari luar juga dapat
melemahkan ketuban 9 inveksi genetalia, meningkatnya enzimproteolifik ).
Penyebab umum pada ketuban pecah dini adalah multi/grandemlti, overdistensi
chidramnion, hamil ganda ), disproparsi sefalu pelvis, kelainan letak ( lintang, sung-
sang), dan pendular abdomen.
( Chandranita Manuaba, 2008 )
Tanda dan Gejala
Amnionitis
Tanda dan gejala selalu ada
1. Cairan vagina berbau
2. Demam atau menggigil
3. Nyeri perut

Tanda dan gejala kadang-kadang ada


1. Riwayat keluarnya cairan
2. Uterus nyeri
3. Denyut jantung janin cepat
4. Perdarahan perraginam sedikit-sedikit

Pendarahan antepartum
1. Plasenta privia
2. Solusio plasenta
3. Ruptura uteri
4. Gangguan pembekuan darah

Awal persalinan aterm atau preterm


1. Gejala berupa darah lendir ( gejala dan tanda selalu ada )
2. Pembukaan dan pendataran servik ( gejala dan tanda kadang-kadng ada )
3. Ada HTS

Ketuban pecah dini


Tanda dan gejalanya:
1. Cairan dapat keluar sedikit-sedikit atau sekaligus banyak
2. Cairan dapat keluar saat tidur, duduk atau pada saat ada aktivitas seperti jalan,
berdiri atau mengejan.
3. Cairan dapat berwarna putih, keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan.
Patofisiologi

Pada kehamilan aterm ketuban pecah dini mungkin suatu gejala fisiologik.
Masalah ketuban pecah dini terutama pada kehamilan peterm perlu mendapat perhatian
kusus karena fungsi air ketuban yang ternyata sangat mempengaruhi jalannya kehamilan
maupun persalinan.
Mekanisme ketuban pecah dini adalah terjadi pembukaan premature servik dan
membrane terkait dengan pembukaan terjadi devaskularisas dan nekrusis sertadapat
diikuti pecah spontan.
Jaringan ikat menyangga membrane ketuban makin berkurang, melemahnya daya
tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang mengeluarkan enzim ( enzim proteolitik,
enzim kalogenase ).
( Sarwono Prawirohardjo, 2006 )

Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten,
makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi, makin muda kehamilan
makin sulit upaya pencegahanyan tanpa menimbulkan morbiditas janin. Oleh karena itu
komplikasi ketuban pecah dini makin meningkat.
( Fajar Manuaba, 2008 )
Ketuban Pecah Dini

Pemeriksaan Inspekulum Ultrasonografi


Kultur Beta Streptokokus

Amniosentesis (Janin normal) Kelainan Kongenital


Korioamnionitis

Paru Janin Matur Paru Matur


Hormon Steroid

Penatalaksanaan
- NST setiap minggu
- Suhu meningkat di atas 38C
- Hasil laboratorium menunjukkan infeksi
- BPD diatas 9,2

Persalinan dengan Induksi :


Protaglandin
Langsung Induksi

Seksio Seksaria :
Indikasi Obstetri
Kelainan Detak Jantung
Manifesrasi Klinis

Evaluasi kehamilan dengan ketuban pecah dini. Faktor infeks dapat terjadi karena
amniosentesis dengan ultrasonografi. Pada kondisi ini perlu dilakukan kultur beta
streptokokus. Kapasitas dilakukan dengan mengukur kematangan peru janin dan
percobaan indigo karmin apakah benar ketuban pecah dini dengan cairan terdapat dalam
vagina.
Evaluasi dengan ultrasonografi ditemui ketuban pecah dini sering terdapat
kelainan congenital. Dengan alat ini juga kita dapat di tentukan usia kehamilan dan
menentukan kesehatan janin dalam kandungan. Dengan evaluasi ini juga dilakukan
pemeriksaan terhadap tingkat infeksi. Berdasarkan evaluasi dapat dibedakan perlakuan
penatalaksanaan ketuban pecah dini kehamilan premature dan kehamilan aterm. Dengan
eveluasi juga dapat di tentukan waktu dilakukannya induksi perssalinan untuk
mempertimbangkan waktu induksi ( setelah pecah 6 jam, 12 jam, 24 jam )
( Handranita Manuaba, 2008 )

Pemeriksaan Diagnostik
1. USG ( Ultrasonografi )
2. Uji laboratorium
- uji pakis positif
- uji kertas nitrazin positif
- specimen untuk kultur streptokokus grup B ( grup B streptokokus, GBS )
3. Amniosentesis :
Cairan amniondikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru janin
( rasio L/S : Fasfatidilgliserol, fostatidilkain janin )
Pewarna garam dan hitung koloni kuantitatif membuktikan adanya infeksi
intralijanin
4. Pemantau janin : membantu dalam evaluasi janin
5. Protein C-Reaktif
Peningkatan protein C-Reaktif serum menunjukkan peningkatan korioamnioniras.
Penatalaksanaan
Masalah yang berat menghadapi ketuban yang pecah adalah kehamilan dibawah
minggu ke-26karena mempertahankan memerlukan waktu yang lama. Bila sudah
mencapai berat 2000 gram dapat dipertimbangkan untuk di induksi. Kegagalan induksi
disertai infeksi yang diikuti hiterektomi.
Pemberian kortikoroid dengan mempertimbangkan akan menambah reseptor
pematangan paru, menambah metaritas paru janin. Pemberian betametaso 12mg dengan
interval 24 jam, 12 mg tambahan, mqximum dosis 24 mg dan masa kerjanya 2-3 hari.
Bila janin setelah 1 minggu belum lahir pemberian betakortisonnya dapat diulangi lagi.
Pemberian tokolitik untuk mengurangi kontraksi uterus, dapat diberikan bila
sudah dapat dipastikan tidak terjadi infeksi korioamnidnitis. Pemberian anti biotic
profilaksis dengan triple drug untuk menghindari terjadi sepsis.
Indikasi untuk melakukan induksi pada ketuban pecah dini harus
mempertimbangkan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan waktu meliputin
apakah pecahnya sudah 6 jam, 12 jam, atau 24 jam. Berat janin sebaiknya diatas 2000
gram atau lebih. Apakah ada tanda infeksi intrauterin yang meliputi suhu tubuh ibu naik
di atas 38C dengan pengukura rectal, terdapat tanda infeksi melalui hasil pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan kultur air ketuban.
Bahaya paling besar dari ketuban pecah dini adalah bahaya infeksi intrauteri yang
mengancam keselamatan ibu dan janinya, terjadi persalinan prematur bila usia
kehamilanya kurang dari 36 minggu. Kematian janin akibat prematuritas dan infeksi akan
meningkat tajam.
Dalam hal ini bidan dengan bijaksana melakukan intervensi apabila telah di
tunggu sekitar 1 jam belum ada tanda akan terjadi persalinan, segera lakukan rujukan
kerumah sakit yang dapat memberikan pertolongan kusus.
Bila mungkin beri antibiotic untuk menghindari kemungkinan infeksi. Bidan
jangan terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam karena akan menambah beratnya
infeksi.

Pengkajian
a. Sirkulasi
Hipertensi, edema patologis ( tanda hipertensi karena kehamilan [ HKK] )
penyakit jantung sebelumnya.
b. Integritas Ego
Adanya ansietas sedang
c. Makanan / Cairan
Ketidak adekuatan atau penambahanberat badan berlebihan
d. Nyeri / Ketidaknyamanan
Kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10 menit selama
paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit.
e. Pemasangan
Mungkin perokok berat ( 7-10 rokok / hari )
f. Keamanan
Infeksi mungkin ada ( mis, infeksi saluran kemih [ISK] dan / infeksi vagina )
g. Seksualitas
Tulang servik dilatasi
Perdarahan mungkin terlihat
Membran mungkin rupture ( KPD )
Perdarahan trimester ketiga
Absirbsi sebelumnya, persalinan / melahirkan praterm, riwayat biopsy konos,
uterus mungkin distensi berlebihan, karena hidramnion, makrosomia, atau gestasi
multiple.
h. Infeksi Sosial
Mungkin kelas social ekonomi rendah

Diagnosa Keperewatan
DX 1:
Hipersensitivitas otot / saluran b/d kontraksi uterus terus menerus / peka
rangsangan.

Tujuan / KH
Menurukan tingkat aktifitas
Mengidentifikasi / mengikuti aktifitas tepat pada situasi
Mendemonsrasikan penurunan / penghentian kontraksi uterus

INTERVENSI RASIONAL
1. Jelaskan alas an perlunya tirah baring, 1. Tindakan ini di tunjukan untuk
penggunaan posisi rekumben lateral kiri / mempertahankan janin jauh dari servik dan
miring dan penurunan aktifitas meningkatkan pervusi uterus, tirah baring
dapat menurunkan peka rangsang uterus

2. Berikan tindakan kenyamanan seperti 2. Menurunkan tegangan otot dan kelelahan


gosokan punggung, perubahan posisi atau serat meningkatkan rasa nyaman
penurunan simulus dalam ruangan ( mis,
lampu redup )

3. Kelompokkan aktifitas sebanyak 3. Meningkatkan kesempatan klien untuk


mungkin seperti pemberian obat, TTV, dan beristirahat lebih lama diantara interaksi
pengkajian untuk tindakan berikutnya

4. Berikan periode tanpa intruksi untuk 4. Meningkatkan istirahat, mencegah


istirahat / tidur kelelahan dan dapat meningkatkan
relaksasi
5. Berikan aktivitas pengalihan seperti
membaca, mendengar radio, dan menonton 5. Membantu klien dalam koping dengan
TV /kunjungan dengan teman yang di penurunan aktifitas
pilih / keluarga

DX II :
Keracuna, resiko tinggi terhadap toksik b/d dosis / efek samping tokolitik

Tujuan / KH
Menunjukkan tidak ada bukti efek-efek tidak baik dari terapi tokolitik
Mencegah atau meminimalkan cedera maternal
Mendemontrasikan penghentian kontraksi uterus, tergantung pada kesejahteraan
janin

INTERVENSI RASIONAL
1. Tempatkan klien pada posisi lateral, 1. Menurunkan iritabilitas nyeri,
tinggikan kepala selama pemberian infuse meningkatkan perfusi plasenta dan
obat IV mencegah hipotensi supine

2. Pantau TTV, auskultasi bunyi paru, 2. Komplikasi seperti edema pulmoner,


perhatikan iregularitas jantung dan distritmia jantung / takikardia, agritasi,
laporkan dispnea / sesak dada dispnea, nyeri dada dan peningkatan pada
volume plasma dan mungkin terjadi pada
pemberian agoris reseptor beta ( ritodrin,
isoxuprin ) dan terbutalin sulfat, yang
merangsan reseptor beta ( kususnya pada
penggunaan steroid bersama ).

3. Ukur masukan dan pengeluaran. 3. Meningkatkan hidrasi yang adekuat dan


Anjurkan cairan diantara 2000 dan 3000 cegah kelebihan cairan, kususnya bila
ml/hari, kecuali dibatasi ( mis, selama diberikan MgSO4. MgSO4 dikeluarkan
pemberian magnesium sulfat [ MgSO4 ] ) melalui ginjal, sehingga keluaran urin harus
dipertahankan

4. Timbang klien setiap hari 4. Memeriksa potensial perubahan fungsi


perkemihan / retensi cairan

5. Pantau adanya mengantuk, kemerahan 5. Tanda depresi neuromuscular,


karena panas, depresi pernapasan, dan menandakan peningkatan kadar MgSO4
depresi reflek tendon dalam dengan tepat serum.

6. Sediakan antidote ( kalsium glukonat 6. Pemberian antidote mungkin perlu untuk


untuk MgSO4, propanolol untuk ritodrin / membalik / mengatasi efek agen tokolitik.
terbutaline sulfat )
DX III :
Cedera, resiko tinggi terhadap janin b/d melahirkan bayi praterm atau tidak matur.

Tujuan / KH
Mempertanyakan kehamilan sedikitnya sampai kondisi yang menunjukan

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kondisi ibu yang 1. Pada HKK dan korioamnionitis, terapis
dikontraindikasikan terhadap terapi steroid steroid dapat memperberat hipertensi dan
untuk memudahkan maturitas paru janin menutupi tanda infeksi

2. Kaji DJJ, perhatikan adanya aktifitas 2. Tokolitik dapat meningkatkan DJJ.


uterus atau perubahan serfikal. Siapkan Kelahiran dapat sangat cepat pada bayi
terhadap kemungkinan kelahiran praterm kecil bila kontraksi uterus menetap tidak
responsive padda tokolitik, atau bila
perubahan servikal berlanjut

3. Berikan informasi tentang tindakan dan 3. Penting bagi klien / pasangan untuk
efek samping terapi obat. mengetahui obat yang di berikan.

4. Tinjau ulang pro dan kotra terapi steroid 4. Efek jangka pendek dapat meliputi
pada klien / pasangan hipoglikemia, peningkatan resiko sepsis,
dan kemungkinan supresi aldosteron
sampai 2 minggu setelah melahirkan

5. Tekankan pentingnya perawatan tindak 5. Jika janin tidak dilahirkan dalam 7 hari
lanjut dari pemberian steroid, dosis harus di ulang
setiap minggu.
DX IV :
Ansietas b/d krisis situasinal, ancaman yang dirasakan / actual pada diri dan janin

Tujuan / KH
Mengungkapkan pemahaman situasi individu dan kemungkinan hasil akhir
Melaporkan ansietas berkurang / dapat di atasi
Tampak reflek : tanda vital ibu dalam batas normal

INTERVENSI RASIONAL
1. Jelaskan prosedur, intervensi 1. Pengetahuan tentang alas an untuk
keperawatan dan tindakan aktifitas ini dapat menurunkan rasa takut
dari ketidak tahuan

2. Orientasikan klien dan pasangan pada 2. Membantu klien dan orang terdekat
lingkungan persalinan merasa mudah dan lebih nyaman pada
sekitar mereka

3. Jawab pertanyaan dengan jujur termasuk 3. Memberikan klien mendapatkan


informasi mengenai pola kontraksi dan keuntungan maxsimum dari periode
status janin istirahat : mencegah kelehan otot dan
memperbaiki aliran darah uterus

4. Anjurkan pengungkapan rasa takut / 4. Dapat membantu menurunkan ansietas,


masalah dan merangsan identifikasi perilaku koping

5. Pantau TTV ibu / janin 5. Tanda vital klien dan janin dapat berubah
karena ansietas

6. Kaji system pendukung yang tersedia 6. Bantu dan perhatikan orang terdekat,
untuk klien / pasangan meliputi pemberian perawatan, sangat
penting selama waktu stress dan ketidak
tahuan ini
DX V :
Kurang pengetahuan b/d kesalahan interpretasi / kurang informasi

Tujuan / KH
Mengungkapkan kesadaran tentang implikasi dan kemungkinan hasil persalinan
praterm
Mendemontrasikan pemahaman tentang terapi di rumah dan / kebutuhan
perawatan diri
Mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan evaluasi / intervensi

INTERVENSI RASIONAL
1. Pastikan pengetahuan klien tentang 1. Membuat data dasar dan
persalinan praterm dan kemungkinan hasil mengidentifikasi kebutuhan

2. Kaji kesiapan klien untuk belajar 2. Faktor-faktor seperti ansietas / kurang


kesadaran tentang kebutuhan terhadap
informasi dapat mempengaruhi kesiapan
untuk belajar

3. Libatkan orang terdekat dalam proses 3. Dukungan dari orang terdekat dapat
belajar mengajar membantu menghilangkan ansietas yang
nantinya menguatkan prinsip-prinsip
belajar dan mengajar

4. Berikan informasi tentang keperawatan 4. Klien mungkin perlu kembali untuk


tindak lanjut bila klien pulang keteraturan pemantauan dan / tindakan

5. Identivikasi tanda gejala yang harus 5. Evaluasi dan intervensi yang segera
dilaporkan dengan segera pada pemberi dapat memperbaiki hasil kehamilan
pelayanan kesehatan

6. Tinjau ulang tanda / gejala persaslinan 6. Membantu klien mengenali persalinan


dini praterm sehinggi terapi untuk menekan
persalinan ini dapat di lakukan atau
dilakukan ulang dengan segera
DX VI :
Nyeri akut b/d kontraksi otot, efek obat-obatan

Tujuan / KH
Melaporkan ketidak nyamanan menjadi minimal, terkontrol
Penggunaan tehnik relaksasi

INTERVENSI RASIONAL
1. Percepat proses penerimaan dan lakukan 1. Posisi miring kiri memperbaiki aliran
tirah baring pada klien dengan darah uterus dan dapat menurunkan
menggunakan posisi miring kiri kepekaan uterus

2. Tinjau ulang tehlik relaksasi 2. Membantu menurunkan persepsi klien


tentang ketidak nyamanan dan
meningkatkan rasa control

3. Gunakan tindakan kenyamanan 3. Menghilangkan tegangan otot dan


keperawatan seperti mengganti linen dan keluhan
posisi, gosoksn punggung dan sentuhan
trapetik

4. Kaji membrane mukosa terhadap adanya 4. Nivedifin dapat mengiritasi rongga


uldetrasi / reaksi mengunyah nepedipin mulut, pada kasus ini harus di telan
seluruhnya

5. Pantau TTV ibu dan janin 5. Menunjukkan keefektifan intervensi


DAFTAR PUSTAKA

Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuahn Kebidanan Vol.2. Jakarta. EGC

Manuaba Chandranita. 2008. Gawat Darurat Obstretri Ginekologi dan Obstetri-


Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta. EGC

Pillitteri Adele. 2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. EGC

Prawiro Hardjo Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka

Doengoes, Marielyna. E. 2001. Rencana Keperawatan Maternal Bayi. Edisi 2. Jakarata.


EGC
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS: Gangguan pada Melahirkan praterm / Cedera resiko tinggi
kehamilan tidak matur terhadap janin

DO: Kontraksi intermiten


KPD

2 DS: Ketakutan dengan diri dan Krisis situasional, Ansietas ketakutan


janin ancaman yang
dirasakan / actual pada
DO: Cemas diri dan janin
Tidak rileks

3 DS: Kurang pemahaman Kesalahan interprestasi Kurang pengetahuan


tentang penyakitnya atau kurang informasi

DO: Tidak mengerti terhadap


penyakitnya
Sering bertanya-tanya
terhadap kondisi keadaannya

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Cidera resiko tinggi terhadap janin b/d melahirkan peratrm / tidak matur
2. Ansietas ketakutan b/d krisis situasional, ancaman yang dirasakan atau actual
pada diri dan janin
3. Kurang penetahuan b/d kesalahan interprestasi / kurang informasi
NO DIAGNOSA TUJUAN / KH INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI

1. Cidera, resiko tinggi -Menurukan tingkat 1. Jelaskan alas an 1. Tindakan ini di 1. Mengkaji kondisi ibu S : Gangguan pada
terhadap janin b/d aktifitas perlunya tirah baring, tunjukan untuk yang dikontraidikasikan kehamilan terasi
melahirkan praterm / tidak penggunaan posisi mempertahankan janin terhadap terapi steroid dan
matur -Mengidentifikasi / rekumben lateral kiri / jauh dari servik dan memudahkan moturitas paru O : - Kontraksi
mengikuti aktifitas tepat miring dan penurunan meningkatkan pervusi janin intermitet teratasi
DS: Gangguan pada pada situasi aktifitas uterus, tirah baring dapat
kehamilan menurunkan peka A : Masalah sebagian
-Mendemonsrasikan rangsang uterus teratasi
DO: Kontraksi intermiten penurunan / penghentian
KPD kontraksi uterus 2. Berikan tindakan 2. Menurunkan tegangan 2. Mengkaji DJJ P : Intervensi
kenyamanan seperti otot dan kelelahan serat keperawatan
gosokan punggung, meningkatkan rasa dilanjidkan
perubahan posisi atau nyaman
penurunan simulus
dalam ruangan ( mis,
lampu redup ) 3. Meningkatkan
kesempatan klien untuk
3. Kelompokkan beristirahat lebih lama
aktifitas sebanyak diantara interaksi untuk
mungkin seperti tindakan berikutnya
pemberian obat, TTV,
dan pengkajian

4. Berikan periode 4. Meningkatkan istirahat,


tanpa intruksi untuk mencegah kelelahan dan
istirahat / tidur dapat meningkatkan
relaksasi
5. Berikan aktivitas
pengalihan seperti
membaca, mendengar 5. Membantu klien dalam
radio, dan menonton koping dengan penurunan
TV /kunjungan dengan aktifitas
teman yang di pilih /
keluarga
NO DIAGNOSA TUJUAN / KH INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI

2. Ansietas ketakutan b/d -Mengungkapkan 1. Jelaskan prosedur, 1. Pengetahuan tentang 1. Menjelaskan prosedur, S : Ketakutan yang
krisis situasional , ancaman pemahaman situasi intervensi keperawatan alas an untuk aktifitas ini intervensi keperawatan dan dirasakan diri dan
yang di rasakan / akibat individu dan dan tindakan dapat menurunkan rasa tindakan janinsedikit
pada diri dan janin kemungkinan hasil akhir takut dari ketidak tahuan berkurang

DS: Ketakutan dengan diri -Melaporkan ansietas 2. Orientasikan klien 2. Membantu klien dan 2. Mengorientasikan klien O : -Cemas berkurang
dan janin berkurang / dapat di atasi dan pasangan pada orang terdekat merasa dan pasangan pada -Agak sedikit
lingkungan persalinan mudah dan lebih nyaman lingkungan persalinan rileks
DO: Cemas -Tampak reflek : tanda pada sekitar mereka
Tidak rileks vital ibu dalam batas A : Masalah teratasi
normal 3. Jawab pertanyaan 3. Memberikan klien 3. Menjawab pertanyaan sebagian
dengan jujur termasuk mendapatkan keuntungan dengan jujur termasuk
informasi mengenai maxsimum dari periode informasi mengenai pola P : Intervensi
pola kontraksi dan istirahat : mencegah kontraksi dan status janin dilanjidkan
status janin kelehan otot dan
memperbaiki aliran darah
uterus

4. Anjurkan 4. Dapat membantu 4. Menganjurkan


pengungkapan rasa menurunkan ansietas, dan pengungkapan rasa takut /
takut / masalah merangsan identifikasi masalah
perilaku koping

5. Pantau TTV ibu / 5. Tanda vital klien dan 5. Memantau TTV ibu /
janin janin dapat berubah janin
karena ansietas

6. Kaji system 6. Bantu dan perhatikan 6. Mengkaji system


pendukung yang orang terdekat, meliputi pendukung yang tersedia
tersedia untuk klien / pemberian perawatan, untuk klien / pasangan
pasangan sangat penting selama
waktu stress dan ketidak
tahuan ini
NO DIAGNOSA TUJUAN / KH INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
3. Kurang pengetahuan b/d -Mengungkapkan 1. Pastikan pengetahuan 1. Membuat data dasar 1. Memastikan pengetahuan S : Kurang
kesalahan interprestasi / kesadaran tentang klien tentang persalinan dan mengidentifikasi klien tentang persalinan pemahaman tentang
kurang informasi implikasi dan praterm dan kebutuhan praterm dan kemungkinan penyakitnya
kemungkinan hasil kemungkinan hasil hasil
persalinan praterm 2. Faktor-faktor seperti O : -Tidak mengerti
DS: Kurang pemahaman 2. Kaji kesiapan klien ansietas / kurang 2. Mengkaji kesiapan klien terhadap penyakitnya
tentang penyakitnya -Mendemontrasikan untuk belajar kesadaran tentang untuk belajar -Sering bertanya
pemahaman tentang terapi kebutuhan terhadap tentang kondisi
DO: Tidak mengerti di rumah dan / kebutuhan informasi dapat keadaannya
terhadap penyakitnya perawatan diri mempengaruhi kesiapan
Sering bertanya-tanya untuk belajar A : Masalah sebagian
terhadap kondisi teratasi
keadaannya 3. Libatkan orang 3. Dukungan dari orang 3. Melibatkan orang
terdekat dalam proses terdekat dapat membantu terdekat dalam proses P : Intervensi
belajar mengajar menghilangkan ansietas belajar mengajar dihentikan
yang nantinya
menguatkan prinsip-
prinsip belajar dan
mengajar

4. Berikan informasi 4. Klien mungkin perlu 4. Memberikan informasi


tentang keperawatan kembali untuk keteraturan tentang keperawatan tindak
tindak lanjut bila klien pemantauan dan / lanjut bila klien pulang
pulang tindakan

5. Identivikasi tanda 5. Evaluasi dan intervensi 5. Mengidentivikasi tanda


gejala yang harus yang segera dapat gejala yang harus
dilaporkan dengan memperbaiki hasil dilaporkan dengan segera
segera pada pemberi kehamilan pada pemberi pelayanan
pelayanan kesehatan kesehatan

6. Tinjau ulang tanda / 6. Membantu klien 6. Meninjau ulang tanda /


gejala persaslinan mengenali persalinan gejala persaslinan dini
dini praterm sehinggi terapi
untuk menekan persalinan
ini dapat di lakukan atau
dilakukan ulang dengan

Vous aimerez peut-être aussi