Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pegertian
Ketuben pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
mulai dan di tunggu 1 jam sebelum terjadi in partu. Sebagian besar ketuban pecah dini
adalah hamil diatas 37 minggu. Sedangkan di bawah 36 minggu tidak terlalu banyak.
Ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi abstetri dalam kaitannya
dengan penyebab.
( Chandranita Manuaba, 2008 )
Ketuban pecah dini adalah pecah ketuban disertai keluarnya cairan amnion
sebelum proses persalinan dinulai baik pada kehamilan cukup bulan maupun pada
persalinan premature.
( Adele Pillitteri, 2002 )
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting pada abtetri dengan penyakit
kelahiran premature dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis, yang
meningkatkan morbilitas dan mortalitas perinatal, dan menyebabkan infeksi ibu.
( Sarwono Prawirahardjo, 2006 )
Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini belum diktahui secara pasti, pada kehamilan
preterm dapat disebabkan oleh koriominionitis, plihidramiinion, inkoinpetensia servik
atau troma.
Beberapa penyebab lainnya pada ketuban pecah dini selain dari pada
inkonpetensia servik juga dapat merupakan overdistensi uterus, factor keturunan ( ion CU
serum redah, vitamin C redah, kelainan genetic ), pengaruh dari luar juga dapat
melemahkan ketuban 9 inveksi genetalia, meningkatnya enzimproteolifik ).
Penyebab umum pada ketuban pecah dini adalah multi/grandemlti, overdistensi
chidramnion, hamil ganda ), disproparsi sefalu pelvis, kelainan letak ( lintang, sung-
sang), dan pendular abdomen.
( Chandranita Manuaba, 2008 )
Tanda dan Gejala
Amnionitis
Tanda dan gejala selalu ada
1. Cairan vagina berbau
2. Demam atau menggigil
3. Nyeri perut
Pendarahan antepartum
1. Plasenta privia
2. Solusio plasenta
3. Ruptura uteri
4. Gangguan pembekuan darah
Pada kehamilan aterm ketuban pecah dini mungkin suatu gejala fisiologik.
Masalah ketuban pecah dini terutama pada kehamilan peterm perlu mendapat perhatian
kusus karena fungsi air ketuban yang ternyata sangat mempengaruhi jalannya kehamilan
maupun persalinan.
Mekanisme ketuban pecah dini adalah terjadi pembukaan premature servik dan
membrane terkait dengan pembukaan terjadi devaskularisas dan nekrusis sertadapat
diikuti pecah spontan.
Jaringan ikat menyangga membrane ketuban makin berkurang, melemahnya daya
tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang mengeluarkan enzim ( enzim proteolitik,
enzim kalogenase ).
( Sarwono Prawirohardjo, 2006 )
Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten,
makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi, makin muda kehamilan
makin sulit upaya pencegahanyan tanpa menimbulkan morbiditas janin. Oleh karena itu
komplikasi ketuban pecah dini makin meningkat.
( Fajar Manuaba, 2008 )
Ketuban Pecah Dini
Penatalaksanaan
- NST setiap minggu
- Suhu meningkat di atas 38C
- Hasil laboratorium menunjukkan infeksi
- BPD diatas 9,2
Seksio Seksaria :
Indikasi Obstetri
Kelainan Detak Jantung
Manifesrasi Klinis
Evaluasi kehamilan dengan ketuban pecah dini. Faktor infeks dapat terjadi karena
amniosentesis dengan ultrasonografi. Pada kondisi ini perlu dilakukan kultur beta
streptokokus. Kapasitas dilakukan dengan mengukur kematangan peru janin dan
percobaan indigo karmin apakah benar ketuban pecah dini dengan cairan terdapat dalam
vagina.
Evaluasi dengan ultrasonografi ditemui ketuban pecah dini sering terdapat
kelainan congenital. Dengan alat ini juga kita dapat di tentukan usia kehamilan dan
menentukan kesehatan janin dalam kandungan. Dengan evaluasi ini juga dilakukan
pemeriksaan terhadap tingkat infeksi. Berdasarkan evaluasi dapat dibedakan perlakuan
penatalaksanaan ketuban pecah dini kehamilan premature dan kehamilan aterm. Dengan
eveluasi juga dapat di tentukan waktu dilakukannya induksi perssalinan untuk
mempertimbangkan waktu induksi ( setelah pecah 6 jam, 12 jam, 24 jam )
( Handranita Manuaba, 2008 )
Pemeriksaan Diagnostik
1. USG ( Ultrasonografi )
2. Uji laboratorium
- uji pakis positif
- uji kertas nitrazin positif
- specimen untuk kultur streptokokus grup B ( grup B streptokokus, GBS )
3. Amniosentesis :
Cairan amniondikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru janin
( rasio L/S : Fasfatidilgliserol, fostatidilkain janin )
Pewarna garam dan hitung koloni kuantitatif membuktikan adanya infeksi
intralijanin
4. Pemantau janin : membantu dalam evaluasi janin
5. Protein C-Reaktif
Peningkatan protein C-Reaktif serum menunjukkan peningkatan korioamnioniras.
Penatalaksanaan
Masalah yang berat menghadapi ketuban yang pecah adalah kehamilan dibawah
minggu ke-26karena mempertahankan memerlukan waktu yang lama. Bila sudah
mencapai berat 2000 gram dapat dipertimbangkan untuk di induksi. Kegagalan induksi
disertai infeksi yang diikuti hiterektomi.
Pemberian kortikoroid dengan mempertimbangkan akan menambah reseptor
pematangan paru, menambah metaritas paru janin. Pemberian betametaso 12mg dengan
interval 24 jam, 12 mg tambahan, mqximum dosis 24 mg dan masa kerjanya 2-3 hari.
Bila janin setelah 1 minggu belum lahir pemberian betakortisonnya dapat diulangi lagi.
Pemberian tokolitik untuk mengurangi kontraksi uterus, dapat diberikan bila
sudah dapat dipastikan tidak terjadi infeksi korioamnidnitis. Pemberian anti biotic
profilaksis dengan triple drug untuk menghindari terjadi sepsis.
Indikasi untuk melakukan induksi pada ketuban pecah dini harus
mempertimbangkan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan waktu meliputin
apakah pecahnya sudah 6 jam, 12 jam, atau 24 jam. Berat janin sebaiknya diatas 2000
gram atau lebih. Apakah ada tanda infeksi intrauterin yang meliputi suhu tubuh ibu naik
di atas 38C dengan pengukura rectal, terdapat tanda infeksi melalui hasil pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan kultur air ketuban.
Bahaya paling besar dari ketuban pecah dini adalah bahaya infeksi intrauteri yang
mengancam keselamatan ibu dan janinya, terjadi persalinan prematur bila usia
kehamilanya kurang dari 36 minggu. Kematian janin akibat prematuritas dan infeksi akan
meningkat tajam.
Dalam hal ini bidan dengan bijaksana melakukan intervensi apabila telah di
tunggu sekitar 1 jam belum ada tanda akan terjadi persalinan, segera lakukan rujukan
kerumah sakit yang dapat memberikan pertolongan kusus.
Bila mungkin beri antibiotic untuk menghindari kemungkinan infeksi. Bidan
jangan terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam karena akan menambah beratnya
infeksi.
Pengkajian
a. Sirkulasi
Hipertensi, edema patologis ( tanda hipertensi karena kehamilan [ HKK] )
penyakit jantung sebelumnya.
b. Integritas Ego
Adanya ansietas sedang
c. Makanan / Cairan
Ketidak adekuatan atau penambahanberat badan berlebihan
d. Nyeri / Ketidaknyamanan
Kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10 menit selama
paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit.
e. Pemasangan
Mungkin perokok berat ( 7-10 rokok / hari )
f. Keamanan
Infeksi mungkin ada ( mis, infeksi saluran kemih [ISK] dan / infeksi vagina )
g. Seksualitas
Tulang servik dilatasi
Perdarahan mungkin terlihat
Membran mungkin rupture ( KPD )
Perdarahan trimester ketiga
Absirbsi sebelumnya, persalinan / melahirkan praterm, riwayat biopsy konos,
uterus mungkin distensi berlebihan, karena hidramnion, makrosomia, atau gestasi
multiple.
h. Infeksi Sosial
Mungkin kelas social ekonomi rendah
Diagnosa Keperewatan
DX 1:
Hipersensitivitas otot / saluran b/d kontraksi uterus terus menerus / peka
rangsangan.
Tujuan / KH
Menurukan tingkat aktifitas
Mengidentifikasi / mengikuti aktifitas tepat pada situasi
Mendemonsrasikan penurunan / penghentian kontraksi uterus
INTERVENSI RASIONAL
1. Jelaskan alas an perlunya tirah baring, 1. Tindakan ini di tunjukan untuk
penggunaan posisi rekumben lateral kiri / mempertahankan janin jauh dari servik dan
miring dan penurunan aktifitas meningkatkan pervusi uterus, tirah baring
dapat menurunkan peka rangsang uterus
DX II :
Keracuna, resiko tinggi terhadap toksik b/d dosis / efek samping tokolitik
Tujuan / KH
Menunjukkan tidak ada bukti efek-efek tidak baik dari terapi tokolitik
Mencegah atau meminimalkan cedera maternal
Mendemontrasikan penghentian kontraksi uterus, tergantung pada kesejahteraan
janin
INTERVENSI RASIONAL
1. Tempatkan klien pada posisi lateral, 1. Menurunkan iritabilitas nyeri,
tinggikan kepala selama pemberian infuse meningkatkan perfusi plasenta dan
obat IV mencegah hipotensi supine
Tujuan / KH
Mempertanyakan kehamilan sedikitnya sampai kondisi yang menunjukan
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kondisi ibu yang 1. Pada HKK dan korioamnionitis, terapis
dikontraindikasikan terhadap terapi steroid steroid dapat memperberat hipertensi dan
untuk memudahkan maturitas paru janin menutupi tanda infeksi
3. Berikan informasi tentang tindakan dan 3. Penting bagi klien / pasangan untuk
efek samping terapi obat. mengetahui obat yang di berikan.
4. Tinjau ulang pro dan kotra terapi steroid 4. Efek jangka pendek dapat meliputi
pada klien / pasangan hipoglikemia, peningkatan resiko sepsis,
dan kemungkinan supresi aldosteron
sampai 2 minggu setelah melahirkan
5. Tekankan pentingnya perawatan tindak 5. Jika janin tidak dilahirkan dalam 7 hari
lanjut dari pemberian steroid, dosis harus di ulang
setiap minggu.
DX IV :
Ansietas b/d krisis situasinal, ancaman yang dirasakan / actual pada diri dan janin
Tujuan / KH
Mengungkapkan pemahaman situasi individu dan kemungkinan hasil akhir
Melaporkan ansietas berkurang / dapat di atasi
Tampak reflek : tanda vital ibu dalam batas normal
INTERVENSI RASIONAL
1. Jelaskan prosedur, intervensi 1. Pengetahuan tentang alas an untuk
keperawatan dan tindakan aktifitas ini dapat menurunkan rasa takut
dari ketidak tahuan
2. Orientasikan klien dan pasangan pada 2. Membantu klien dan orang terdekat
lingkungan persalinan merasa mudah dan lebih nyaman pada
sekitar mereka
5. Pantau TTV ibu / janin 5. Tanda vital klien dan janin dapat berubah
karena ansietas
6. Kaji system pendukung yang tersedia 6. Bantu dan perhatikan orang terdekat,
untuk klien / pasangan meliputi pemberian perawatan, sangat
penting selama waktu stress dan ketidak
tahuan ini
DX V :
Kurang pengetahuan b/d kesalahan interpretasi / kurang informasi
Tujuan / KH
Mengungkapkan kesadaran tentang implikasi dan kemungkinan hasil persalinan
praterm
Mendemontrasikan pemahaman tentang terapi di rumah dan / kebutuhan
perawatan diri
Mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan evaluasi / intervensi
INTERVENSI RASIONAL
1. Pastikan pengetahuan klien tentang 1. Membuat data dasar dan
persalinan praterm dan kemungkinan hasil mengidentifikasi kebutuhan
3. Libatkan orang terdekat dalam proses 3. Dukungan dari orang terdekat dapat
belajar mengajar membantu menghilangkan ansietas yang
nantinya menguatkan prinsip-prinsip
belajar dan mengajar
5. Identivikasi tanda gejala yang harus 5. Evaluasi dan intervensi yang segera
dilaporkan dengan segera pada pemberi dapat memperbaiki hasil kehamilan
pelayanan kesehatan
Tujuan / KH
Melaporkan ketidak nyamanan menjadi minimal, terkontrol
Penggunaan tehnik relaksasi
INTERVENSI RASIONAL
1. Percepat proses penerimaan dan lakukan 1. Posisi miring kiri memperbaiki aliran
tirah baring pada klien dengan darah uterus dan dapat menurunkan
menggunakan posisi miring kiri kepekaan uterus
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuahn Kebidanan Vol.2. Jakarta. EGC
Pillitteri Adele. 2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. EGC
Prawiro Hardjo Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Cidera resiko tinggi terhadap janin b/d melahirkan peratrm / tidak matur
2. Ansietas ketakutan b/d krisis situasional, ancaman yang dirasakan atau actual
pada diri dan janin
3. Kurang penetahuan b/d kesalahan interprestasi / kurang informasi
NO DIAGNOSA TUJUAN / KH INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Cidera, resiko tinggi -Menurukan tingkat 1. Jelaskan alas an 1. Tindakan ini di 1. Mengkaji kondisi ibu S : Gangguan pada
terhadap janin b/d aktifitas perlunya tirah baring, tunjukan untuk yang dikontraidikasikan kehamilan terasi
melahirkan praterm / tidak penggunaan posisi mempertahankan janin terhadap terapi steroid dan
matur -Mengidentifikasi / rekumben lateral kiri / jauh dari servik dan memudahkan moturitas paru O : - Kontraksi
mengikuti aktifitas tepat miring dan penurunan meningkatkan pervusi janin intermitet teratasi
DS: Gangguan pada pada situasi aktifitas uterus, tirah baring dapat
kehamilan menurunkan peka A : Masalah sebagian
-Mendemonsrasikan rangsang uterus teratasi
DO: Kontraksi intermiten penurunan / penghentian
KPD kontraksi uterus 2. Berikan tindakan 2. Menurunkan tegangan 2. Mengkaji DJJ P : Intervensi
kenyamanan seperti otot dan kelelahan serat keperawatan
gosokan punggung, meningkatkan rasa dilanjidkan
perubahan posisi atau nyaman
penurunan simulus
dalam ruangan ( mis,
lampu redup ) 3. Meningkatkan
kesempatan klien untuk
3. Kelompokkan beristirahat lebih lama
aktifitas sebanyak diantara interaksi untuk
mungkin seperti tindakan berikutnya
pemberian obat, TTV,
dan pengkajian
2. Ansietas ketakutan b/d -Mengungkapkan 1. Jelaskan prosedur, 1. Pengetahuan tentang 1. Menjelaskan prosedur, S : Ketakutan yang
krisis situasional , ancaman pemahaman situasi intervensi keperawatan alas an untuk aktifitas ini intervensi keperawatan dan dirasakan diri dan
yang di rasakan / akibat individu dan dan tindakan dapat menurunkan rasa tindakan janinsedikit
pada diri dan janin kemungkinan hasil akhir takut dari ketidak tahuan berkurang
DS: Ketakutan dengan diri -Melaporkan ansietas 2. Orientasikan klien 2. Membantu klien dan 2. Mengorientasikan klien O : -Cemas berkurang
dan janin berkurang / dapat di atasi dan pasangan pada orang terdekat merasa dan pasangan pada -Agak sedikit
lingkungan persalinan mudah dan lebih nyaman lingkungan persalinan rileks
DO: Cemas -Tampak reflek : tanda pada sekitar mereka
Tidak rileks vital ibu dalam batas A : Masalah teratasi
normal 3. Jawab pertanyaan 3. Memberikan klien 3. Menjawab pertanyaan sebagian
dengan jujur termasuk mendapatkan keuntungan dengan jujur termasuk
informasi mengenai maxsimum dari periode informasi mengenai pola P : Intervensi
pola kontraksi dan istirahat : mencegah kontraksi dan status janin dilanjidkan
status janin kelehan otot dan
memperbaiki aliran darah
uterus
5. Pantau TTV ibu / 5. Tanda vital klien dan 5. Memantau TTV ibu /
janin janin dapat berubah janin
karena ansietas