Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
atas, terlihat bahwa asma telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu
mendapat perhatian secara serius.2
Asma dapat diderita seumur hidup sebagaimana penyakit alergi lainnya, dan
tidak dapat disembuhkan secara total. Upaya terbaik yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi permasalahan asma hingga saat ini masih berupa upaya penurunan
frekuensi dan derajat serangan, sedangkan penatalaksanaan utama adalah
menghindari faktor pencetus. Tatalaksana asma dibagi menjadi dua, yaitu
tatalaksana saat serangan dengan menggunakan obat pereda (reliever) dan jangka
panjang dengan menggunakan obat pengendali (controller).3
3
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A.R
Umur : 8 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Munif Rahman No. 6
Agama : Islam
Tanggal masuk : 20 Desember 2016
Tempat Pemeriksaan : Ruang Nuri Atas RSU Anutapura
II.ANAMNESIS
Keluhan utama : Sesak nafas
Riwayat sosial-ekonomi :
Menengah
Anamnesis Makanan :
Anak tidak mendapatkan ASI sejak lagi dan langsung diberikan susu
formula. Susu formula diberikan sampai usia 6 bulan. Susu formula dan
makanan tambahan diberikan dari usia 6 bulan sampai 2 tahun.
Riwayat Imunisasi :
Riwayat Imunisasi lengkap
Respirasi : 43 kali/menit
Berat badan : 17 kg
Tinggi badan : 114 cm
Status gizi : CDC (85%) Gizi kurang
3. Kulit : Warna :Sawo matang
Turgor :Cepat kembali (< 2 detik)
Sianosis (-)
4. Kepala: Bentuk :Normocephal
Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, tebal,
alopesia (-)
5. Mata : Palpebra : edema (-/-)
Konjungtiva : hiperemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Reflek cahaya : (+/+)
Refleks kornea : (+/+)
Cekung : (-/-)
6. Hidung : Epistaksis : tidak ada
Sekret : tidak ada
7. Mulut : Bibir :sianosis (-)
Gigi : tidak ada karies
Gusi : tidak berdarah
8. Lidah : Tidak kotor
9. Leher
Pembesaran kelenjar leher : Getah bening -/-,
Pembesaran thyroid : tidak ada pembesaran -/-
Faring : Tidak hiperemis
Tonsil : T1/T1 tidak hiperemis
10. Toraks
a. Dinding dada/paru :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral (+),
Retraksi dinding dada (+)
Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor +/+
Auskultasi : Bronchovesikular+/+, Rhonki (-/-), Wheezing (+/+)
b. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat (+)
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra (+)
Perkusi :
Batas jantung kanan : pada SIC V linea Parasternal
dextra
6
V. RESUME
Pasien anak perempuan usia 8 tahun masuk ke RSU Anutapura
dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan saat sore hari. Sesak
dirasakan pertama kali ketika sedang bermain di lingkungan rumah, Pasien
mengatakan saat sesak, sensasi seperti rasa dada tertekan. Biasanya Sesak
nafas timbul pada saat pasien merasa terlalu capek, terakhir kali pasien
mengalami sesak napas pada 8 bulan yang lalu. Sesak nafas tidak dialami
7
setiap bulan, dimana sesak nafas biasanya dialami tiap 2 bulan. Pasien juga
mengeluhkan batuk sejak 3 hari lalu, tidak disertai dengan flu.
Pasien Demam dan tidak ada riwayat kejang, tidak mengalami mual
dan muntah, buang air kecil lancar dan buang air besar biasa, dan nafsu
makan biasa.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, Pemeriksaan Kepala dan leher
DBN, pemeriksaan thorax : terlihat retraksi dinding dada, suara nafas
tambahan Wheezing (+), Pemeriksaan Abdomen DBN, Extremitas DBN.
.
VI. DIAGNOSIS : Asma Bronchial Intermiten
VII. TERAPI
- O2 2 LPM
- IVFD Dextrose 5% 14 gtt/m
- Paracetamol Syr. 3 x 1 cth
- Nebulizer 2 agonist (salbutamol nebule 2.5 mg )
VIII. ANJURAN
- Spirometri
IX. FOLLOW UP
Tanggal : 21-12- 2016
Subjek (S) : Sesak (+), Batuk (+), Demam (-), Mual (+), Muntah (+),
BAK (+) Lancar, BAB (+) baik.
Objek (O) :
Tanda Vital
- Denyut Nadi : 111 kali/menit
- Respirasi : 30 kali/menit
- Suhu : 36,60C
- Wheezing : (+/+)
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
Perkusi : Batas Jantung Normal
8
Subjek (S) : Sesak (-), Batuk (+), Demam (-), Mual (-), Muntah (-),
BAK (+) Lancar, BAB (+) baik.
Objek (O) :
Tanda Vital
- Denyut Nadi : 120 kali/menit
- Respirasi : 27 kali/menit
9
- Suhu : 36,50C
- Wheezing : (-/-)
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
Perkusi : Batas Jantung Normal
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni regular.
Abdomen
Inspeksi :Bentuk : tampak datar
Auskultasi :Bising usus (+) kesan normal
Perkusi :Bunyi : timpani
Palpasi: Nyeri tekan : (-)
Hati : Hepatomegali(-)
Lien : Splenomegali (-)
Ginjal : tidak teraba
Ekstremitas atas : Akral hangat +/+, edema (-/-),
Ekstremitas bawah : Akral hangat +/+, edema (-/-),
Assesment (A) : Asma Bronchial intermiten
Plan (P) :
- Cefixim 2 x cth
- Elkana Syr 1 x 1 cth
- Ambroxol 6.8 mg
- Salbutamol 1.7 mg 3x1
DISKUSI
Asma merupakan suatu kelainan inflamasi kronis pada saluran nafas yang
10
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
12
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik pasien dalam keadaan sedang bergejala batuk atau sesak
dapat terdengar wheezing, baik yang terdengar langsung atau yang terdengar
dengan stetoskop. Perlu dicari gejala lain alergi pada pasien seperti dermatitis
atopik atau rinitis alergi. Dari Pemeriksaan fisik yang dilakukan, didapatkan pada
pemeriksaan thorax terdengar suara nafas tambahan wheezing (+)
Pemeriksaan penunjang
minggu
Persisten Episode gejala asma >1x/bulan, 1x/minggu
ringan
Peristen Episode gejala asma >1x/minggu, namun tidak setiap hari
sedang
Peristen berat Episode gejala asma terjadi hampir tiap hari
Tujuan tata laksana asma adalah terkendalinya asma anak secara umum untuk
mencapai kendali asma sehingga menjamin tercapainya potensi tumbuh kembang
anak secara optimal. Secara lebih rinci, tujuan yang ingin dicapai adalah :
Boleh pulang
Bekali obat -agonis (hirupan / oral)
jika sudah ada obat pengendali, teruskan
jika infeksi
Ruang Rawat Seharivirus sbg. pencetus,
/observasi dapat diberi steroid oral
RuangRawatInap
dalam 24-48 jam kon-trol ke Klinik
Oksigen teruskan R. Jalan,
Oksigen untuk reevaluasi
teruskan
berikan steroid oral Atasi dehidrasi dan asidosis jika ada
nebulisasi tiap 2 jam steroid IV tiap 6-8 jam
bila dalam 12 jam perbaikan klinis stabil,nebulisasi
boleh pulang,
tiap 1-2tetapi
jam jika klinis tetap belum membaik atau meburuk, alih rawat ke Ruang Rawat In
aminofilin IV awal, lanjutkan rumatan
jika membaik dalam 4-6x nebulisasi, interval jadi 4-6 jam
jika dalam 24 jam perbaikan klinis stabil, boleh pulang
jika dengan steroid dan aminofilin parenteral tidak membaik, bahkan timbul Ancaman henti napas, alih
tatan:
a menurut penilaian serangannya berat, nebulisasi cukup 1x langsung dengan -agonis + antikolinergik
a terdapat tanda ancaman henti napas segera ke Ruang Rawat Intensif
a tidak ada alatnya, nebulisasi dapat diganti dengan adrenalin subkutan 0,01ml/kgBB/kali maksimal 0,3ml/kali
tuk serangan sedang dan terutama berat, oksigen 2-4 L/menit diberikan sejak awal, termasuk saat nebulisasi
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Kartasasmita CB. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pertama. Jakarta :
Badan Penerbit IDAI.
2. Kepmenkes 1023/MENKES/SK, 2008. Pedoman Pengendalian Penyakit
Asma. Menteri Kesehatan RI. Indonesia.
3. Rahadjoe N, et. al. 2015. Pedoman Nasional Asma Anak. Jakarta: UKK
Respirologi PP IDAI.
4. OByrne P, et al. 2011. Global Initiative For Asthma. Medical
Communications Resources, Inc.
5. Nelson. 2006. Textbook of Pediatrics : Childhood Asthma. USA: Elsevier
Science.
6. Depkes RI, 2009. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Depkes RI, Jakarta.
16