Vous êtes sur la page 1sur 15

BOM

Bom adalah alat yang menghasilkan ledakan yang mengeluarkan


energi secara besar dan cepat. Kata bom berasal dari bahasa Yunani
(bombos), sebuah istilah yang meniru suara ledakan 'bom' dalam bahasa
tersebut.

Ledakan yang dihasilkan bom menyebabkan kehancuran dan


kerusakan terhadap benda mati dan benda hidup disekitarnya, yang
diakibatkan oleh pergerakan tekanan udara dan pergerakan fragmen-
fragmen yang terdapat di dalam bom, maupun serpihan fragmen benda-
benda disekitarnya. Selain itu, bom juga dapat membunuh manusia dengan
hanya suara yang dihasilkannya saja. Bom telah dipakai selama berabad-
abad dalam peperangan konvensional maupun non-konvensional.

Bill of Material (BOM) adalah definisi produk akhir yang terdiri dari
daftar item, bahan, atau material yang dibutuhkan untuk merakit,
mencampur atau memproduksi produk akhir.

BOM terdiri dari berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai
keperluan. BOM dibuat sebagai bagian dari proses desain dan
digunakan oleh manufacturing engineer untuk menentukan item yang
harus dibeli atau diproduksi. Perencanaan pengendalian produksi dan
persediaan menggunakan BOM yang di-hubungkan dengan master
production schedule, untuk menentukan release item yang dibeli atau
diproduksi.

Bom Biasa juga disebut senjata nuklir, Senjata nuklir adalah senjata
yang mendapat tenaga dari reaksi nuklir dan mempunyai daya pemusnah
yang dahsyat - sebuah bom nuklir mampu memusnahkan sebuah kota.
Senjata nuklir telah digunakan hanya dua kali dalam pertempuran - semasa
Perang Dunia II oleh Amerika Serikat terhadap kota-kota Jepang, Hiroshima
dan Nagasaki.Pada masa itu daya ledak bom nuklir yg dijatuhkan di
Hiroshima dan Nagasaki sebesar 20 kilo(ribuan) ton TNT. Sedangkan bom
nuklir sekarang ini berdaya ledak lebih dari 70 mega(jutaan) ton TNT
Bentuk bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki
Negara pemilik senjata nuklir yang dikonfirmasi adalah Amerika
Serikat, Rusia, Britania Raya (Inggris), Perancis, Republik Rakyat Tiongkok,
India, Korea Utara dan Pakistan. Selain itu, negara Israel dipercayai
mempunyai senjata nuklir, walaupun tidak diuji dan Israel enggan
mengkonfirmasi apakah memiliki senjata nuklir ataupun tidak. Lihat daftar
negara dengan senjata nuklir lebih lanjut.

Senjata nuklir kini dapat dilancarkan melalui berbagai cara, seperti


melalui pesawat pengebom, peluru kendali, peluru kendali balistik, dan
Peluru kendali balistik jarak benua.

Senjata nuklir mempunyai dua tipe dasar. Tipe pertama menghasilkan


energi ledakannya hanya dari proses reaksi fisi. Senjata tipe ini secara umum
dinamai bom atom (atomic bomb, A-bombs). Energinya hanya diproduksi
dari inti atom.

Pada senjata tipe fisi, masa fissile material (uranium yang diperkaya
atau plutonium) dirancang mencapai supercritical mass - jumlah massa yang
diperlukan untuk membentuk reaksi rantai- dengan menabrakkan sebutir
bahan sub-critical terhadap butiran lainnya (the "gun" method), atau dengan
memampatkan bulatan bahan sub-critical menggunakan bahan peledak
kimia sehingga mencapai tingkat kepadatan beberapa kali lipat dari nilai
semula. (the "implosion" method). Metoda yang kedua dianggap lebih
canggih dibandingkan yang pertama. Dan juga penggunaan plutonium
sebagai bahan fisil hanya bisa di metoda kedua.

Tantangan utama di semua desain senjata nuklir adalah untuk


memastikan sebanyak mungkin bahan bakar fisi terkonsumsi sebelum
senjata itu hancur. Jumlah energi yang dilepaskan oleh pembelahan bom
dapat berkisar dari sekitar satu ton TNT ke sekitar 500.000 ton (500 kilotons)
dari TNT.

Tipe kedua memproduksi sebagian besar energinya melalui reaksi fusi


nuklir. Senjata jenis ini disebut senjata termonuklir atau bom hidrogen
(disingkat sebagai bom-H), karena tipe ini didasari proses fusi nuklir yang
menggabungkan isotop-isotop hidrogen (deuterium dan tritium). Meski,
semua senjata tipe ini mendapatkan kebanyakan energinya dari proses fisi
(termasuk fisi yang dihasilkan karena induksi neutron dari hasil reaksi fusi.)
Tidak seperti tipe senjata fisi, senjata fusi tidak memiliki batasan besarnya
energy yang dapat dihasilkan dari sebuah sejata termonuklir.

Dua tipe desain dasar

Dasar kerja desain Tellr-Ulam pada bomb hidrogen: sebuah bomb fisi
menghasilkan radiasi yang kemudian mengkompresi dan memanasi butiran
bahan fusi pada bagian lain.

Senjata termonuklir bisa berfungsi dengan melalui sebuah bomb fisi


yang kemudian memampatkan dan memanasi bahan fisi. Pada desain Teller-
Ulam, yang mencakup semua senjata termonuklir multi megaton, metoda ini
dicapai dengan meletakkan sebuah bomb fisi dan bahan bakar fusi
(deuterium atau lithium deuteride) pada jarak berdekatan di dalam sebuah
wadah khusus yang dapat memantulkan radiasi. Setelah bomb fisi
didetonasi, pancaran sinar gamma and sinar X yang dihasilkan
memampatkan bahan fusi, yang kemudian memanasinya ke suhu
termonuklir. Reaksi fusi yang dihasilkan, selanjutnya memproduksi neutron
berkecepatan tinggi yang sangat banyak, yang kemudian menimbulkan
pembelahan nuklir pada bahan yang biasanya tidak rawan pembelahan,
sebagai contoh depleted uranium. Setiap komponen pada design ini disebut
"stage" (atau tahap). Tahap pertama pembelahan atom bom adalah primer
dan fusi wadah kapsul adalah tahap sekunder. Di dalam bom-bom hidrogen
besar, kira-kira separuh dari 'yield' dan sebagian besar nuklir fallout, berasal
pada tahapan fisi depleted uranium. Dengan merangkai beberapa tahap-
tahap yang berisi bahan bakar fusi yang lebih besar dari tahap sebelumnya,
senjata termonuklir bisa mencapai "yield" tak terbatas. Senjata terbesar
yang pernah diledakan (the Tsar Bomba dari USSR) merilis energi setara
lebih dari 50 juta ton (50 megaton) TNT. Hampir semua senjata termonuklir
adalah lebih kecil dibandingkan senjata tersebut, terutama karena kendala
praktis seperti perlunya ukuran sekecil ruang dan batasan berat yang bisa di
dapatkan pada ujung kepala roket dan misil.

Ada juga tipe senjata nuklir lain, sebagai contoh boosted fission
weapon, yang merupakan senjata fisi yang memperbesar 'yield'-nya dengan
sedikit menggunakan reaksi fisi. Tetapi fisi ini bukan berasal dari bom fusi.
Pada tipe 'boosted bom', neutron-neutron yang dihasilkan oleh reaksi fusi
terutama berfungsi untuk meningkatkan efisiensi bomb fisi. contoh senjata
didesain untuk keperluan khusus; bomb neutron adalah senjata termonuklir
yang menghasilkan ledakan relatif kecil, tetapi dengan jumlah radiasi
neutron yang banyak. Meledaknya senjata nuklir ini diikuti dengan pancaran
radiasi neutron. Senjata jenis ini, secara teori bisa digunakan untuk
membawa korban yang tinggi tanpa menghancurkan infrastruktur dan hanya
membuat fallout yang kecil. Membubuhi senjata nuklir dengan bahan
tertentu (sebagain contoh cobalt atau emas) menghasilkan senjata yang
dinamai "salted bomb". Senjata jenis ini menghasilkan kontaminasi
radioactive yang sangat tinggi. Sebagian besar variasi di disain senjata nuklir
terletak pada beda "yield" untuk berbagai keperluan, dan untuk mencapai
ukuran fisik yang sekecil mungkin.
Trinitrotoluena
TNT pertama kali diproduksi
Trinitrotoluena (TNT, atau pertama kali pada tahun 1863 oleh
Trotyl) adalah hidrokarbon kimiawan jerman bernama Joseph
beraroma menyengat berwarna Wilbrand dan pada skala industri
kuning pucat yang melebur pada tahun 1891 juga oleh Jerman, dan
suhu 354 K (178 F, 81 C). pada tahun 1901 diadopsi untuk
Trinitrotoluena adalah bahan kekuatan militer. Selama Perang
peledak yang digunakan sendiri Dunia I produksi TNT terbatas
atau dicampur, misalnya dalam karena jumlah toluena sebagai
Torpex, Tritonal, Composition B produk sampingan dari industri
atau Amatol. TNT dipersiapkan kokas yang terbatas. Setelah 1940,
dengan nitrasi toluene C6H5CH3; toluena tersedia lebih banyak
rumus kimianya C6H2(NO2)3CH3, sebagai hasil sampingan dari
and IUPAC name 2,4,6- industri minyak bumi dan selama
trinitrotoluene. Perang Dunia II TNT diproduksi
secara luas.
HISTORY
Toksisitas TNT
TNT adalah senyawa yang ditemukan pada hewan yang
sangat beracun (quite oxic). tertelan atau terkontaminasi
TNT juga dapat diserap melalui Trinitrotoluena.
kulit.
Menyebabkan iritasi dan noda
kuning terang.
Orang yang terkena TNT selama
periode tertentu cenderung TNT juga diduga memiliki efek
mengalami anemia dan kelainan merugikan bagi fertilitas laki-laki
fungsi hati. dan juga bersifat karsinogen.
Memberikan efek yang buruk TNT yang mencemari
pada darah dan hati, pembesaran lingkungan perairan biasa disebut
limpa dan efek berbahaya lainnya red water", yang mungkin sulit
pada sistem imunitas juga dan mahal untuk penanganannya.
Bahan peledak (explosives) adalah bahan/zat yang berbentuk cair,
padat, gas atau campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa
panas, benturan, gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain
yang lebih stabil, yang sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas dan
perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang amat singkat, disertai
efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.

Komposisi Kimia Bahan Peledak


Berdasarkan komposisi kimia, bahan peledak dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a) Senyawa tunggal terdiri dari satu macam senyawa saja yang sudah
merupakan bahan peledak. Senyawa tunggal ini dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu :
(1) Senyawa an-organik misalnya : PbN6, Amonium nitrat.
(2) Senyawa organik misalnya : Nitrogliserin, Trinitrotoluena dan
lain-lain.
b) Campuran yang merupakan penggabungan dari berbagai macam
senyawa tunggal. Misalnya : dinamit, black powder, ANFO, dan lain-lain.

Jenis-jenis Peledak
Ledakan merupakan reaksi kimia yang merambat dari satu titik ke titik
lain dalam massa bahan peledak tersebut. Berdasarkan kecepatan rambat
tersebut bahan peledak dibagi menjadi :
a) Bahan peledak rendah (Low explosives). Kecepatan rambat
reaksinya rendah (umumnya dibawah 1.000 m/detik), umumnya
digunakan sebagai bahan pendorong atau propelan. Misalnya : black powder
(sumbu api), propelan (single base, double base).
b) Bahan peledak tinggi (High Explosives) yang terdiri dari :
(1) Bahan peledak non initial
(2) Bahan peledak penghantar
(3) Bahan peledak penghancur
(4) Bahan peledak initial. Misalnya: Mercury fuminate, Tetrazene,
Diazodiaminophenol.

Kepekaan Ledakan
a) Peledak pertama, Peledak inisiasi yaitu bahan peledak yang
mudah meledak dengan adanya api, benturan, gesekan dan semacamnya.
Misalnya : PbN6, Hg(ONC)2, C6H2N4O5 dan lain-lain. Bahan ini biasanya
digunakan sebagai muatan primer dalam pemicu.
b) Peledak kedua, Peledak non inisiasi yaitu bahan peledak yang
hanya meledak bila telah dipicu oleh peledak pertama.

Permissible explosive
Khusus untuk tambang batubara bawah tanah. Untuk menghindari
ledakan dari gas metan (CH4) dan debu akibat aktifitas peledakan
Ciri-Ciri:
- Temperatur peledakan rendah
- Volume gas sedikit dan tidak beracun
- Penyalaan singkat
Contoh: Nitroglyserin, Straight dynamite, Amonium dynamite

Propelan
Propelan merupakan suatu bahan bakar yang proses
pembakarannya tidak memerlukan udara (oksigen), karena kebutuhan
oksigen yang diperlukan untuk proses pembakaran telah terkandung dalam
Propelan itu sendiri.
1) Berdasarkan fasa propelan dapat dibagi menjadi dua golongan,
yaitu :
a) Propelan padat terdiri dari : dasar tunggal (single base), dasar
ganda (double base) dan komposisi.
b) Propelan cair dapat dibedakan menjadi monopropelan dan
bipropelan. Monopropelan artinya dalam propelan tersebut telah
mengandung unsur utama dalam tiap molekulnya.Bipropelan berarti bahan
bakar dan oksidator terpisah dan baru akan tercampur di dalam ruang bakar.
2) Berdasarkan sifat campurannya, propelan padat dapat menjadi dua
macam, yaitu:
a) Tipe propelan padat homogen, yaitu propelan padat dengan
nitroselulosa sebagai bahan dasar dalam komposisinya dan bahan lain yang
pada umumnya berupa senyawa organik.
1. Disebut single base propelan kalau propelan homogen tersebut
dibuat dari nitroselulosa sebagai bahan utama dalam komposisinya.
2. Disebut double base propelan bila propelan homogen tersebut
dibuat dengan nitroselulosa dan nitrogliserin sebagai bahan utama dalam
komposisinya.
3. Disebut triple base propelan bila propelan homogen tersebut
dibuat dengan nitroselulosa, nitrogliserin, dan nitroguanidin sebagai bahan
utama dalam komposisinya.
b) Tipe komposisi propelan padat, yaitu suatu jenis propelan padat
yang dibuat dengan mencampurkan bahan bakar dengan bahan pengikat
lainnya dengan oksidator ditambah berbagai macam additive.

TRINITROTOLUENA (TNT)

Preparasi

Dalam industri, TNT disintesis dalam tiga langkah. Pertama, toluena


dinitrasi dengan campuran asam sulfat dan asam nitrat untuk menghasilkan
mono-nitrotoluene atau MNT. MNT dipisahkan dan kemudian direnitrasi
membentuk dinitrotoluene atau DNT. Pada tahap akhir, DNT dinitrasi
membentuk Trinitrotoluena atau TNT menggunakan campuran asam nitrat
anhidrat dan oleum.
Asam nitrat habis dikonsumsi untuk proses industri, tapi asam sulfat
encer dapat digunakan kembali. Setelah nitrasi, TNT distabilkan dengan
proses yang disebut sulphitation, di mana crude TNT diperlakukan dengan
larutan sulfit dan larutan natrium untuk menghilangkan isomer TNT dan
produk reaksi yang tidak diinginkan.
Air bilasan dari sulphitation dikenal sebagai red water dan
merupakan polutan yang signifikan dan merupakan produk limbah dari
pembuatan TNT.

Karakter Explosive
TNT berbeda dengan dinamit. TNT adalah senyawa kimia yang
spesifik, sementara dinamit adalah suatu campuran nitrogliserin yang
dikompresi menjadi bentuk silinder dan dibungkus dengan kertas.
Setelah ledakan, TNT terurai sebagai berikut:
2C7H5N3O6 3N2 + 5H2O + 7CO + 7C
Reaksi ini eksotermik dengan energi aktivasi yang tinggi. Adanya
karbon pada produk, menyebabkan ledakan TNT memiliki penampilan jelaga.
Dan karena TNT memiliki kelebihan karbon, campuran bahan peledak yang
kaya dengan senyawa oksigen dapat menghasilkan lebih banyak energi per
kilogram dari TNT saja.
Selama abad ke-20, amatol, campuran TNT dengan ammonium
nitrat adalah bahan peledak militer yang secara luas digunakan.

Aplikasi
TNT paling umum digunakan untuk bahan peledak dan industri aplikasi
militer. Hal ini dinilai karena ketidakpekaannya terhadap shock dan gesekan,
yang mengurangi risiko ledakan disengaja. TNT meleleh pada 80C (176F),
jauh di bawah suhu di mana ia akan meledak secara spontan, sehingga
aman bila dikombinasikan dengan bahan peledak lain. TNT tidak menyerap
atau larut dalam air, yang memungkinkan untuk digunakan secara efektif
dalam lingkungan basah. Selain itu, cukup stabil bila dibandingkan bahan
peledak tinggi lainnya.
Meskipun TNT tersedia dalam berbagai ukuran (misalnya 250 g, 500 g,
1.000 g), namun lebih sering ditemui dalam campuran dengan bahan
peledak lain/ditambah bahan lainnya. Contoh campuran bahan peledak yang
mengandung TNT meliputi:

Amatol
Amatol adalah highly explosive material yang terbuat dari campuran
TNT dan ammonium nitrat . Amatol digunakan secara luas selama Perang
Dunia I dan Perang Dunia II. Ia akhirnya digantikan dengan alternatif lain
seperti Torpex dan Tritonal.
Biasanya, Amatol digunakan sebagai bahan peledak dalam senjata
militer seperti pesawat bom, peluru dan ranjau laut.
Amatol saat ini dikenal dengan nama amonite, dengan komposisi 20%
TNT dan 80% amonium nitrat.

Ammonal
Ammonal adalah bahan peledak (explosive) yang terdiri dari Amonium
Nitrat 58,6% Aluminium 21% 2,4% Trinitrotoluena 18%. Fungsi amonium
nitrat sebagai senyawa oksidator dan aluminium sebagai peningkat daya.

Ednatol
Ednatol adalah bahan peledak (explosive) yang terdiri dari 58%
ethylenedinitramine dan 42% TNT. Dikembangkan di Amerika sekitar tahun
1935 dengan kecepatan detonasi 7.400 meter per detik.

Octol
Octol adalah bahan peledak yang biasa dipakai sebagai hulu ledak
dalam peluru kendali.
Dua formulasi umum yang digunakan dalam Octol:
70% HMX & 30% TNT
75% HMX & 25% TNT

Minol
Minol adalah bahan peledak (explosive) yang dikembangkan pada awal
Perang Dunia II dan biasa digunakan untuk senjata bawah air (ranjau laut
atau torpedo laut).
Empat tipe komposisi Minol:
- Minol-1: 48% TNT, 42% ammonium nitrat dan 10% bubuk
aluminium.
- Minol-2: 40% TNT, 40% ammonium nitrat dan 20% bubuk
aluminium.
- Minol-3: 42% TNT, 38% ammonium nitrat dan 20% bubuk
aluminium.
- Minol-4: 40% TNT, 40% ammonium nitrat & bubuk potassium nitrat
(90/10) dan 20% bubuk aluminiumium.

Torpex
Torpex adalah bahan peledak (explosive) yang digunakan dalam
Perang Dunia II. Nama ini merupakan singkatan dari Torpedo dan Explosive.
Torpex umum digunakan sebagai senjata bawah air.

Pabrik BOM
-CV. Sari Bahari yang terletak di Malang Jawa Timur.
-PT Kaltim Nitrate Indonesia di Bontang, Kalimantan Timur
(memproduksi Amonium Nitrat)
-PT Multi Nitrotama Kimia di Cikampek, Jawa Barat (Memproduksi
Amonium Nitrat)
-Pabrik energetic material center, Kantor Manajemen Pusat di Desa
Sadawarna, Kecematan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
- PT Dahana (persero) Tasikmalaya, Jawa barat.

1. PT. Dahana

Awal sejarah PT. Dahana ditandai dengan pembangunan pabrik


dinamit (NG Based) pada thun 1966 di lingkungan pangkalan TNI - AU
Tasikmalaya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan permintaan
pasar, pada tahun 1991 dilakukan alih teknologi water based emulsion
yang mempunyai derajat keamanan (safety) lebih tinggi dengan
produknya dari jenis cartridged emulsion. Pabrik bahan peledak DANFO
didirikan dengan kemampuan rekayasa Dahana sendiri pada tahun
berikutnya.

Keinginan untuk selalu berkembang dan menjadi yang terbaik telah


mendorong Dahana untuk selalu memperbaiki kualitas operasinya
secara terus menerus. Kesempatan beroperasi bersama (joint
operation) untuk melayani PT. Kaltim Prima Coal (KPC) sejak tahun
1994 bermitra dengan salah satu pemain global merupakan langkah
awal Dahana memasuki dunia jasa aplikasi handak. Kesuksesan proyek
ini menjadi tonggak kesinambungan kerjasama-kerjasama berikutnya
di penambangan lain di Kalimantan Tengah dan Sumbawa. Prestasi
yang terukir sejauh ini sangat bermakna dalam memantapkan jati diri
Dahana untuk terus fokus pada bisnis jasa handak dan aplikasinya
sebagai kompetensi inti (core competence) perusahaan.
Tabel : Produk-Produk PT. Dahana

2. PT. Dyno Nobel Xplosive

Dyno Nobel Xplosive (DNX) merupakan pemasok terkemuka bahan


peledak industri dan jasa peledakan untuk pertambangan, penggalian,
industri seismik dan konstruksi. Dyno Nobel adalah pemimpin pasar di
Amerika Utara, pasar bahan peledak terbesar dunia, pemasok terbesar
kedua di Australia dan bahan peledak terbesar ketiga pasar di dunia.

Dyno Nobel dibeli pada tahun 2008 oleh Incitec Pivot Limited (ASX-IPL)
suato TOP ASX 50 perusahaan. Incitec Pivot adalah produsen bahan
kimia memasok pupuk pertanian dan bahan kimia industri untuk pasar
Australia dan internasional. Dyno Nobel mempekerjakan lebih dari
3000 orang dan memiliki 34 fasilitas manufaktur di Australia, Kanada,
Amerika Serikat, Indonesia, Meksiko, Amerika Selatan, dan Papua
Nugini. Dyno Nobel terkenal akan performa keamanan yang sangat
baik dan sebagia penyedia produk dan layanan yang inovatid peledak,
yang ebrsama-sama memberikan kinerja yang inovatif untuk
pelanggan. Produk-produk yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel : Produk-Produk PT. DNX

3. PT. Orica

Orica Mining Services adalah pemasok terkemuka dunia bahan peledak


komersial. Mereka bekerja sama dengan pelanggannya untuk
meningkatkan hasil produktivitas, ekonomi dan lingkungan dari
tambang individu. Mereka melakukan hal ini melalui penerapan solusi
peledakan canggih disesuaikan dengan kebutuhan khusus mereka dan
tantangan.
Orica adalah penyedia terkemuka dunia solusi peledakan komersial
yang berfokus pada keamanan, biaya-efektif, akurat, dan fleksibel.
Produk-produk mereka dapat dibagi menjadi segmen yang luas
termasuk nitrat amonium, bahan peledak-bahan peledak Bulk dan
kemasan.

Orica telah mempelopori teknologi baru selama lebih dari satu abad,
beradaptasi dengan kebutuhan industri pertambangan global yang
berubah. Beroperasi secara global, Orica memiliki kantor regional di
Australia, Asia, Eropa, Timur Tengah, Afrika, Amerika Utara, dan
Amerika Latin.
Tabel : Produk - Produk PT. Orica

4. PT. Multi Nitrotama Kimia

PT. Multi Nitrotama Kimia (MNK) adalah penyedia terkemuka di


Indonesia bahan peledak pertambangan dan jasa peledakan. MNK
memiliki lebih dari 20 tahun track record yang terbukti dalam
memproduksi Amonium Nitrat (AN) dan baru-baru memperluas
kapasitas produksi menjadi 150.000 ton per tahun. MNK adalah
pemimpin pasar di Indonesia dengan hubungan yang kuat dengan
sebagian besar pemain utana dalam industri pertambangan Indonesia.
Sebuah perjanjian usaha patungan yang ditandatangani pada 10
Februari 1987 antara pemegang saham yaitu PT. Bimantara Citra, PT.
Pupuk Kujang, dan Dana Karya Abadi (DAKAB) Foundation. PT. Multi
Nitrotama Kimia (PT. MNK) telah ditetapkan pada tanggal 10 April 1987
dengan Akta Notaris Imas Fatimah, SH, No. 84 di Jakarta, sebagai
Penanaman Modal Dalam Negeri atau PMDN.

Pada tanggal 20 Juni 1990, Satuan Asam Nitrat digantikan untuk


menghasilkan premiere production dan dilanjutkan dengan Amonium
Nitrat Satuan pada tanggal 5 Juli 1990. Situs-situs unit berlokasi di
kawasan industri Kujang seluas 5 hektar daerah. Kapasistas Asam
Nitrat adalah 55.000 MT/tahun Amonium Nitrat. Pada tahun 1994 . PT.
Multi Nitrotama Kimia mulai memperluas bisnis dengan menyediakan
aksesoris peledakan serta menyediakan jasa peledakan di lokasi yang
memiliki banyak customer. Pada tahun 2000, PT. Multi Nitrotama Kimia
mulai mengubah inti bisnis mereka dari "industri berbasis nitrate"
menjadi "eplosive produsen & mining services".

5. PT. Kaltim Nitrate Indonesia (KNI)

PT. Kaltim Nitrate Indonesia merupakan produsen terbesar porous prill


amonium nitrate di Indonesia dengan kapasistas tahunan 300,000
metrik ton. Ini adlaah joint venture antara Orica Investment (Indonesia)
Pty Ltd dan mitra lokal PT. Armindo Prima yang menjadi pemegang
saham terbesar. Lokasi pabrik pengolahan Amonium Nitrat berlokasi di
Bontang, Kalimantan Timur. Selain dekat dengan beberapa proyek
pertambangan batubara, terbesar, lokasi Kaltim Nitrat Indonesia yang
ditentukan oleh ketersediaan bahan baku dan utilitas di Kaltim
Industrial Estate. Fasilitas AN merupakan bagian dari kawasan industri
dan memiliki akses ke dermaga Tursina untuk memuat produk kantong
menjadi tiga waktu kapal charter, untuk memasok ke berbagai proyek
pertambangan di Indonesia.

Pembangunan pabrik dimulai pada Agustus 2009, dengan nilai


investasi sebesar 455 juta USD, dan dengan visi untuk menjadi
produsen terbesar AN di negara untuk secara khusus melayani industri
pertambangan. Di masa lalu, perusahaan tambang telah tergantung
pada impor AN, bersumber terutama dari China dan Australia.
Keamanan pasokan produk impor selalu bergantung pada pasokan dan
permintaan regional, yang terisolasi dari dinamika pasar Indonesia.

Vous aimerez peut-être aussi