Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pada beberapa tahun terakhir, dunia usaha menjadi saksi atas berbagai peristiwa akuisis antar
perusahaan dan pengabungan usaha yang sering kali melibatkan perusahaan-perusahaaan besar
dan ternama tingkat nasional . beberapa dari pengabungan usaha tersebut telah menarik
perhatiaan public karena tokoh tokoh yang terlibat didalamnya, strategi inovatif yang dijalankan
dan besarnya uang yang dipertaruhkan.
Pratik usaha belakangan ini juga telah banyak menimbulkan jenis struktur perusahaan yang tidak
lagi tradisional dan bahkan entinitas berupa seringkali betul-brtul merupakan bentuk baru, untuk
menjalankan aktivitas entitas operasi dan keuangan entitas tersebut. tercipta nya struktur entitas
baru dan entitas khusus merupakan respons atas lingkungan operasi usaha saat ini yang
dilingkupi oleh banyak banyak risiko usaha ,isu globalisasi , dan aturan pe$ajakan yang
kompleks.
Secara keseluruhan lingkungan usaha saat ini menjadi salah satu hal yang paling menarik dan
menantang dalam sejarah yang yang ditandai dengan perubahan yang cepat dan kompleksitas
yang tinggi , para regulator yang terlibat dalam lingkungan, dunia usaha , seperti departemen
keuangan , badan pengawas pasar modal ( bapepan LK ) . dewan standar akuntansi keuangan
( DSAK ) seperti halnya juga securities and exchange commission (SEC) , financial accounting
standars board (PCAOB) di AS , harus bergerak cepat dalam merespons perubahan untuk
memastikan kontinuitas kegunaan pelaporan akuntansi dalam merefleksikan realitas ekonomi.
Sejumlah isu akuntansi dan pelaporan muncul ketika dua atau lebih perusahaan saling bergabung
dalam kepemilikan atau ketika suatu perusahaan menciptakan struktur organisasi yang kompleks
dengan melibatkan berbagai bentuk entitas operasi atau pendanaan baru , sepuluh bab pertama
buku ini akan membahas jumlah isu tersebut . bab pertama menjadi landasan dengan
menjelaskan beberapa factor penyebab terjadinya ekspansi perusahaan dan juga menjelaskan
beberapa jenis struktur organisasi yang kompleks serta yang terjadi dalam struktur tersebut.
selain itu, bab ini juga akan membahas isu akuntansi dan pelaporan yang terkait dengan
pengabungan usaha formal . bab dua membahas tentang investasi pada perusahaan lain , jenis-
jenis investasi serta hubungannya dengan entitas lain. Delapan berikutnya akan menjelaskan
secara sistematis tentang prosedur pelaporan yang digunakan oleh perusahaan ketika salah satu
memiliki control atas perusahaan lainnya menjelaskan cara menyajikan laporan keuangan
konsolidasi dimana laporan tersebut mengganbarkan perusahaan-perusahaan yang terlibat
seolah-olah menjadi satu perusahaan.
Lingkungan usaha saat ini cukup kompleks. Kompleksitas tersebut muncul dari adanya transaksi
usaha lintas kota maupun Negara , dimana tiap daerah memiliki risiko dan hukum yang berbeda,
aturan pajak yang khusus , dan factor lainnya . bentuk usaha yang sederhana dimana sebuh
perusahaan memiliki dua atau tiga pabrik kemudiaan menghasilkan produk untuk pasar regional
atau local saja sudah banyak berkurang disbanding beberapa decade lalu , semakin
berkembangnya ukuran perusahaan dan sebagiaan respons atas lingkungan usaha yang kompleks
perusahaan lalu mengembangkan struktur organisasi dan struktur kepemilikan yang kompleks.
Perluasan Usaha
Sebagiaan besar perusahaan berusaha untuk memperluas usahanya sebagai cara untuk bertahan
dan mendaptkan keuntungan. Pemilik dan manajer perusahaan memiliki kepentingan untuk
meningkatkan ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan ini menimbulkan skala ekonomis
sehubungan dengan proses produksi maupun distribusi. Dengan meluaskan usaha ke pasar baru
atau dengan mengakuisis perusahaan lain yang sudah ada dipasar tersebut, perusahaan dapat
mengembangakn potensi perolehan laba baru dan bagi industry yang memiliki siklususaha dapat
mengembangkan potensi laba melalui diversifikasi.
Manajemen perusahaan sering kali diberikan penghargaan berupa gaji yang lebih tinggi
sejalan dengan kenaikan ukuran perusahaan. Sebagai tambahan, pamor perusahaan juga sering
kali meningkat sejalan dengan ukuran perusahaan dan reputasi keberhasilan mengakuisisi
perusahaan lain. Akibatnya , manajemen perusahaan secara pribadi menganggap peningkatan
skala usah merupakan hal yang menguntungkan.
Terdapat berbagai alasan yang dapat memotivasi suatu perusahaan menciptakan anak perusahaan
atau entitas baru. perusahaan yang terdiversifikasi secara luas dapat menempatkan operasi yang
tidak berhubungan pada anak perusahaan yang te$isah untuk memudahkan lini pengendaliaan
dan memfasilitas evaluasi hasil operasi. dalam beberapa kasus, entitas dapat di khusus kan dalam
jenis aktivitas tertentu atau melakukan aktivitas operasinya di negara tertentu karena insetif pajak
khusus . yang harus diperhatikan dalam beberapa industri adalah fakta bahwa entitas legal
te$isah di perbolehkan untuk beeoperasi dalam lingkungan teregulasi tanpa mengenakan kendali
regulasi pada seluruh entitas. juga, dengan menciptakan entitas hukum te$isah , induk
perusahaan dapat melndungi dirinya dari pengenaa kewajiban legal atas seluruh aktiva
perusahaan yang mungkin timbul karena lini produk baru atau karena memasuki aktivitas bisnis
dengan risiko yang lebih tinggi.
Suatu perusahaan pun memiliki kemungkinan membentuk anak perusahaan atau entitas laiinya
bukan untuk tujuan perluasan, namun untuk menghapus sebagai operasional usaha yang ada
melalui penjualan langsung atau dengan memindahkan iepemilikan kepada pemegang saham
laiinya atau pihak laian . dalam beberapa kasus, perusahaan menggukan pendekatan ini untuk
menghapus segmen operasi yang tidak lagi sesuai dengan misi keseluruhan perusahaan. dalam
kasus lain, pendekatan ini digunakan untuk melepaskan segmen yang tidak menguntungkan atau
untuk mendapatkan persetujuan hukum ataubpemegang saham dari marger yang diajukan dengan
perusahaan lain. sppin-off terjadii ketika kepemilikan dari anak perusahaan baru atau yang sudah
ada dididtribusikan kepemangang saham induk tanpa melepaskan kepemilikan saham di induk
perusahaan. split-off terjadi jika saham anak peeusahaan ditukarkan dengan saham
indukbperusahaan yang mengakibatkan pengurangan saham induk peeusahaan yang beredar.
walupun transfer kepemilikan ke satu atau lebih perusahaan yang tidak berhubungan biasanya
mengakibatkan timbulnya transaksi yang dikenai pajak. transfer kepemikikan kepemegang
saham yang ada yang dirancang secara memadai umumnya memenuhi kondisi pertukaran yang
tidak di kenai pajak.
Suatu pengabungan usaha (business combination) terjadi ketika dua atau lebih perusahaan
bergabung dalam satu kontrol yang sama. kinsep kontrol atau pengendalian berhubungan dengan
kemampuaan untuk mengarahkan kebijakan dab manajemen . secara tradisional, pengendaliaan
atau suatu perusahaan diperoleh melalui kepemilikan mayoritas atas modal saham biasa. namun,
keragaman penerapan perjanjiaan operasional dan finansial yang diterapkan dalam beberapa
tahun terakhir juga menimbulkan kemungkinan perolehan pengendaliaan tanpa kepemilikan
mayoritas atau dalam beberapa kasus bahkan tanpa kepemilikan sama sekali.
Jenis pengabungan usaha yang ditemui dalam lingkungan usaha saat ini dan isi perjanjiaan
pengabungan usaha semakin beragam seiiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang
terlibat. perusahaan membuat berbagai perjanjiaan formal dan informal yang dapat mempunyai
satu atau lebih karakteristik penabungan usaha. sebagiaan besar perusahaan menghindari
pencatatan perjanjiaan informal dalam pembukuan nya karena dpaat menyebakan timbulnya
kesulitan di kemudiaan hari . faktanya , beberapa jenis perjanjiaan informal seperti peejanjiaan
untuk mematok harga atau membagi konsumen pitensial. bersifat ilegal. perhanjiaan formal
biasanya lebih diwajibka dan lebih mungkin untuk diakui di masing masing pembukuan
perusahaan yang terlibat.
PERJANJIAAN INFORMAL
Perjanjian informalmemiliki beberapa bentuk. Mungkin cukup dilakukan perjanjian lisan untuk
mendirikan hubungan jangka panjang bertujuan khusus joint venture. Dalam kasus lain,
perusahaan dengan produk atau jasa yang saling melengkapi dapat mengembangkan kerjasama
implicit. Sebagai contoh kontraktor bangunan dapat selalu menggunakan subkontraktor pipa atau
listrik. Beberapa perusahaan membentuk aliansi strategis untukbekerja sama dalam dasaryang
lebih formal. Sebagai contoh Washington Mutual, organisasi thrift terbesar, membentuk aliansi
strategis dengan SAFECO Co$ untuk mendistribusikan SAFECO anuitas melalui jaringan
Washington Mutual yang ada diberbagai Negara bagian AS, dan Continental Airlines dan
Northewst Airlines menikat perjanjian srategis untuk membagi rute penerbangan. Perusahaan
yang sebagian tergantung pada perusahaan lain dapat menggunakan interlocking directorates,
dimana salah satu anggota menjadi dewan direksi dari kedua perusahaan, sebagai cara untuk
memberikan petunjuk timbale balik tanpamengambil langkah formal bergabung.
Informalitas dan kebebasan yang membuat perjanjian formal dapat berjalan juga
merupakan factor kuat disbanding menggabungkan laporan keuangan dan menganggap
perusahaan perusahaan sebagai satu entitas. Faktorkunci lainnya adalah dalam sebagian besar
perjanjian informal adalah berlanjutnya pemisahankepemilikan dan kemudahan untukmenakhiri
perjanjian informal. Tanpa beberapa jenis penggabungan kepemilikan, inti dari
penggabunganperusahaantidak ada.
PERJANJIAAN FORMAL
Perjanjian formal biasanya dituangkandalamperjanjian tertulis. Perjanjianini menjelaskan
persyaratan penggabungan usaha,termasuk bentuk usaha yang bergabung, pertukaran, disposisi
efek yang beredar, serta hak dan kewajiban partisipan. Pelaksanaan perjanjian tersebut
mengharuskanadanya pengakuan pembukuan salah satu atau lebih perusahaan yang bergabung.
Dalam beberapa kasus, perjanjian formal dapat disamakan dengan penggabungan usaha,
tetapi dalambentuk yang berbeda. Sebagai contoh yang melakukan perjanjian untuk sewa guna
usaha seluruh aktiva perusahaan lain untuk beberapa periode sebenarnya melakukan akuisisi
pada perusahaan lain tersebut. Begitu pula jika ada perjanjian operasi yang memberikan
kewenangan manajemen penuh pada suatu perusahaan dapat dilihat sebagai suatu cara untuk
melakukan penggabungan usaha. Walaupun subtansi dari perjanjian tersebut adalah
penggabungan usaha, biasanya dari perspektif akuntansi tidakdianggap sebagai penggabungan
usaha.
Merger. sebuah pengabungan usaha dimana aset dan kewajiban dari perusahaan yang diambil
alih digabungkan dengan aset dan kewajiban perusahaan yang mengambil alih tanpa menambah
komponen organisasi. jadi pelaporan keuangan dibuat berdasarkan struktur organisasi yang lama
yaitu perusahaan yang mengambil alih.
Kepemilikan kendali ( controlling ownership ) suatu penggabungan usaha dimana perusahaan
yang diambil alih tetap beroperasi sebagai entitas legal yang te$isah dan sebagian besar saham
biasanya dimiliki oleh perusahaan yang mengambil alih. bentuk ini akan menimbulkan hubungan
induk dan anak perusahaan. standar akuntansi biayanya mengaruskan laporan keuangan dari
induk dan anak perusahaan dikinsolidasikan untuk pelaporan berrujuan umum sehingga seakan-
wkan merupakan suatu perusahaan tunggal. perlakuan yang sama diterapkan jika anak
perusahaan tidak diperbolehkan dengan cara dibeli tapi diciptakan.
Kepemilikan minotitas (minority interest) atau kepemilikan nonpengendali (noncontrolling
ownership). pembeliaan kepemilikan perusahaan lain kurang dari mayoritas ( KURANG DARI
50%) tidak mengakibatkan timbulnya penggabungan usaha atau situasi pengendaliaan . Hal yang
sama dapat terjadi ketika suatu perusahaan menciptakan entitas lain dan memiliki hak
kepemilikan kurang dari hak untuk mengendalikan di suatu persekutuan . dalam hak kepemilikan
kurang dari hak untuk mengendalikan di suatu persekutuan. Dalam laporan keuanganya ,
investor sepertikan melaporkan hsk kepemilikan pada investee sebagai investasi dengan metode
akuntansi tertentu sesuai dengan kondisi investasinya.
Kepemilikan menguntungkan laiinya (other beneficial interest ) suatu perusahaan dapat
memiliki kepemilikan pada entitas lain walupun tanpa ada kepemilikan langsung pada entitas
tersebut. kepemilikan tersebut mungkin timbul karena adanya perjanjiaan yang dibuat oleh
entitas tersebut melalui perjanjiaan operasi atau keuangan . ketika kepemilikan timbul
berdasarkan factor selain persentase kepemilikan , peraturan pelaporan dapat menjadi kompleks
dan tergantung pada situasi . secara umum , suatu perusahaan yang mampu membuat keputusan
secara signifikan memengaruhi hasil dari aktivitas entitas lain atau diharapkan mendapatkan
mayoritas dari laba dan rugi entitas tersebut dianggap sebagai penerima manfaat utama
( primary beneficiary) entitas tersebut. biasanya, laporan keuangan entitas akan dikonsolidasikan
dengan laporan keuangan primary beneficiary.
Berbagai perbedaan situasi di atas serta perlakuan dan prosedur akuntansi terkait akan dibahas
selama sepuluh bab pertama buku ini. Pembahasan akan difokuskan pada tiga situasi pertama
diatas terutama tentang pembeliaan seluruh atau sebagiaan kepemilikan saham perusahaan lain.
Pembahasan situasi yang keempat akan dibatasi karena kompleksitas dan keragaman perjanjiaan
yang kemungkinan terjadi.
PENCIPTAAN ENTITAS USAHA
Perusahaan yang hendak melakukan kegiatan operasi melalui entitas usaha yang te$isah biasanya
memilih bentuk anak perusahaan, perusahaan join venture atau persekutuan . perlakuan
akuntansi dan pelaporan investasi di perusahaan joint venture dan anak perusahaan dibahas pada
bab dua , sementara perlakuan akuntansi atas kegiatan operasional di persekutuan. Pembahasan
pada bagiaan ini lebih ditekankan mengenai saat-saat awal pembentukan entitas baru oleh induk
perusahaan atau investor dibandingkan pembeliaan hak kepemilikan atas perseroan atau
persekutuaan yang telah tiada.
Ketika suatu perusahaan memindahkan asset atau operasinya ke entitas lain yang telah
diciptakannya, sejumlah kemungkinan bentuk entitas dan jenis perjanjiaan antara perusahaan
yang menciptakan dan diciptakan dapat muncul. Akibatnya, tidak mungkin untuk membuat
seperangkat peraturan dan prosedur yang sesuai untuk semua situasi. Pembahasan kali ini akan
berfokus pada kasus umum dan sederhana dimana perusahaan yang memindahkan assetnya
menciptakan anak perusahaan atau persekutuaan dan mengendalikanya, termasuk untuk kasus
dimana perusahaan bermaksud memindahkan kepemilikanya kepara pemegang sahamnya.
Situasi yang lebih kompleks akan dibahas pada pembahasan berikutnya.
Dalam kasus yang sederhana, suatu perusahaan menstransfer asset dan mungkin juga
kewajibannya, ke entitas yang dibentuk dan dikendalikannya melalui kepemilikan mayoritas.
Perusahaan menstransfer mengakui hak kepemilikan di entitas yang baru dibentuknya sebesar
nilai buku asset bersih yang ditransfer. Pengakuaan selisih lebih nilai wajar di atas nilai buku dari
asset yang ditransfer pada pembekuaan perusahaan yang mentransfer umumnya tidak
diperbolehkan jika bukan transaksi yang wajar ( arms length transaction). Oleh karena itu ,
tidak ada keuntungan atau kerugiaan yang diakui dari transaksi transfer oleh perusahaan yang
mentransfer . tetapi, jika nilai asset yang ditransfer ke entitas yang baru dibentuk tersebut telah
mengalami penurunan nilai sebelum terjadinya transfer dan nilai wajarnya lebih rendah
dibanding nilai tercatanya pada pembukuaan perusahaan yang mentransfer, perusahaan yang
mentransfer harus mengakui kerugiaan dari penurunan nilai dan mentransfer asset pada entitas
baru pada nilai wajar yang lebih rendah tersebut.
Entitas yang dibentuk melalui pencatatan untuk aktiva dean kewajiban yang ditransfer
dengan cara biasa berdasarkan nilai buku pada saat transfer. Pelaporan keuangan berikutnya
melibatkan konsolidasi dari laporan keuangan entitas yang dibentuk dengan laporan keuangan
induk perusahaan. Secara keseluruhan, laporan keuangan konsolidasi memperlihatkan seakan-
akan tidak pernah terjadi proses transfer.
Sebagai ilustrasi dari entitas yang dibentuk asumsikan Allen company membentuk
anakperusahaan Blaine Company, dan mentransfer aktiva berikut ke BlainCo. Untuk
memperoleh 100.000 lembar saham Blainedenan nominal $2
Kas $ 70.000
$435.000
Blaine Co. mencatat transfer asset dan penerbitan saham sebesar nilai buku asset yang ditransfer
sebagai berikut
(2) Kas 70.000
Persediaan 50.000
Tanah 75.000
Bangunan 100.000
Peralatan 250.000
Akumulasi penyusutan 110.000
Saham biasa nilai per $2 200.000
Tambahan modal dasar 235.000
PENGGABUNGAN USAHA
Suatu penggabungan usaha terkait dengan penggabungan atas pengendaliaan kepemilikan dua
atau lebih perusahaan yang sebelumnya merupakan entitas te$isah. Penggabungan usaha dapat
mengambil satu dari beberapa bentuk penggabungan usaha dan dapat dilakukan dengan cara
yang berbeda.
Bentuk-bentuk Penggabungan Usaha
Ada tiga bentuk utama dari penggabungan usaha secara legal seperti yang digambarkan pada
figure 1-1 Legal Marger (atau cukup disebut marger) adalah penggabungan usaha dimana
hanya aka nada satu perusahaan yang bertahan dari berbagai perusahaan yang bergabung dan
perusahaan lainnya dibubarkan asset dan kewajiban perusahaan yang diaambil alih ditransfer ke
perusahaan yang baru dibentuk. Operasional dari masing-masing peerusahaan yang sebelumnya
merupakan perusahaan te$isah dilanjutkan kedalam entitas tunggal yang baru dan tidak ada
perusahaan yang bergabung bertahan setelah konsolidasi. Namun di banyak situasi , perusahaan
yang dihasilkan tersebut hanya bentuknya saja yang baru, sedangkan secara
Substansi sebenarnya merupakan salah satu dari perusahaan yang bergabung namun berdiri
kembali dengan nama baru.
Akuisisi saham terjadi ketika sebuah perusahaan mengakuisisi saham berhak suara
perusahaan lain dan perusahaan-perusahaan yang terlibat tersebut melanjutkan operasi
perusahaanya sebagai entitas legal te$isah , namun salin terkait . karena tidak ada perusahaan
yang dilikuidasi , maka perusahaan yang mengakuisisi memperlakukan hakm kepemilikan yang
diperolehnya sebagai investasi. Dalam saham, perusahaan yang menggambil alih tidak perlu
mendapatkan seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh pengendalian.
Hubungan yang terjadi dalam akuisisi saham disebut hubungan induk-anak
perusahaan. Induk perusahaan adalah perusahaan yang memiliki kendali atas perusahaan lain
yaitu anak perusahaan, biasanya melalui kepemilikan mayoritas saham biasa. Untuk kepentingan
pelaporan keuangan ke publik, induk dan anak perusahaan menyajikan laporan keuangan
konsolidasi seolah-seolah merupakan satu perusahaan tunggal.
Seperti yang digambarkan pada Figur 1-2 akuisisi saham terjadi ketika sebuah
perusahaan mengambil alih mayoritas hak suara perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap
beroperasi sebagai entitas legal yang te$isah setelah proses penggabungan usaha. Marger dan
konsolidasi dapat terjadi melalui akuisisi saham mauopun akusisi asset bersih. Untuk
menyelesaikan legal marger atau konsolidasi melalui akuisisi saham maupun akuisisi asset bersih
. untuk menyelesaikan legal marger atau konsolidasi melalui akuisisi saham , perusahaan yang
diambil alih dilikuidasi dan hanya tinggal perusahaan yang mengambil alih atau perusahaan baru
yang terbentuk.
Bentuk legal penggabungan usaha, substansi kesepakatan penggabungan usaha dan
situasi disekitar proses penngabungan usaha, semuanya memengaruhi bagaimana proses
penggabungan dicatat pada awalnya serta prosedur akuntansi dan pelaporan yang digunakan
berikutnya setelah penggabungan usaha.
Akuisisi Aset
Kadang-kadang satu perusahaan mengakuisisi asset perusahaan lain mealalui negoisasi langsung
denagan manajemen. Perjanjiaan ini juga dapat menyebabkan perusahaan pengakuisisi
menangung kewajiban dari perusahaan lain. Penggabungan semacam ini dapat mengambil
bentuk (a) atau (b) pada figure 1-1 . perusahaan penjual umumnya mendistribusikan asset atau
efek yang diterimanya kepemegang sahamnya dalam penggabungan usaha dari perusahaan
pengakusisi dan dilikuidasi , sehingga hanya perusahaan pengakusisi sebagai entitas legal yang
bertahan.
Perusahaan pengakusisi mencatat pengabungan usaha dengan mencatat tiap asset yang
diperoleh, tiap kewajiban yang ditanggungnya dan asset atau efek yang diberikan dalam
pertukaran.
Akuisis Saham
Penggabungan usaha yang dilakukan melalalui akuisisi saham tidak harus melibatkan akuisisi
semua saham berhak suara yang beredar. Bagi satu perusahaan untuk mengendalikan perusahaan
lain melalui kepemilikan saham, hanya diperlukan kepemilikan mayoritas (lebih dari 50%) dari
saham berhak suara yang beredar. Akuisis saham berhak suara kurang dari mayoritas biasanya
tidak dianggap sebagai penggabungan usaha. Ketika satu pemegang saham memegang
kepemilikan mayoritas dalam saham berhak suara, saham lain yang tersisa disebut sebagai
kepemilikan minoritas (minority interest) atau kepemilikan nonpengendali (noncontrolling
interest).
Dalam kasus di mana satu perusahaan memperoleh kendali atas perusahaan lain dan
kedua perusahaan tetap berdiri sebagai entitas legal te$isah setelah penggabungan usaha, saham
dari perusahaan yang diakuisisi dicatat di pembukuan perusahaan pengakuisisi sebagai investasi
dan berikutnya diperhitungan sebagai investasi anatar perusahaan. Alternatif lain, perusahaan
yang diakuisisi dilikuidasi dan asset dan kewajibannya yang ditransfer ke perusahaan
pengakuisisi atau perusahaan yang baru dibentuk. Untuk melakukan hal tersebut, semua atau
sebagian besar dari seluruh saham berhak suara perusahaan yang diakuisisi harus diperoleh oleh
perusahaan pengakuisisi. Akuisisi saham dan likuidasi dari perusahaan yang diakuisisi sama
dengan akuisisi asset.
Nilai sekarang untuk 7 tahun pada tingkat bunga 10% dan pembayaran pokok $100.000.000
($ 100.000.000 x 0,51316) $
51.316.000
Nilai sekarang pada tingkat bunga 10% dari 7 kali pembayaran bunga $ 6.000.000
($ 600.000.000 x 4,86842) $ 29.211.000
Nilai sekarang dari obligasi $ 80.527.000
Walaupun penilaian akurat dari nilai asetbdan kewajiban sulit, hak ini merupakan bagian penting
dari penentuan secara keseluruhan nilai suatu perusahaan .
Estimasi potensi laba masa depan memerlukan berbagai asumsi dan estimasi . sehingga tidak
mengherankan , pembeli dan penjual sering menemui kesulitan menyetujui nilai dari laba
perusahaan di masa depan.