Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
GOLONGAN KARBON
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
RIBKHA YANTI PARRANGAN (1313141011)
ANGRIYANI AHMAD (1313141015)
NUR INTAN S (1613141001)
DYAH AYUNDA PRATAMA PANGASTUTI (1613141003)
KOMALA DEWI (1613141005)
ABD. RAHMAN (1613142005)
KELAS KIMIA NON PENDIDIKAN
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Kelompok II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KARBON
1. Sejarah Karbon
Karbon adalah salah satu unsur golongan IVA yang merupakan
unsur nonlogam dan merupakan unsur penyusun senyawa-senyawa
organik. Nama karbon berasal dari bahasa latin carbo yang berarti coal
(charcoal) yang artinya arang. Karbon pertama kali ditemukan sebagai
arang di zaman prasejarah, bahkan nama penemunya tidak diketahui.
Karbon tidak diakui sebagai unsur hingga abad ke-17 setelah Robert Boyle
menyatakan bahwa unsur adalah zat yang tidak dapat didekomposisi
menjadi zat yang lebih sederhana. Sementara itu, Antoine Laurent
Lavoisier, perintis buku kimia Trait lmentaire de Chimie yang
diterbitkan tahun 1789, menyatakan karbon sebagai unsur yang dapat
teroksidasi dan dapat diasamkan.
Karbon terjadi secara alami dalam beberapa bentuk. Berlian, grafit,
dan amorf karbon telah dikenal sepanjang sejarah tertulis, tapi tidak
diketahui bahwa ketiganya adalah bentuk yang berbeda dari substansi yang
sama sampai pada akhir abad ke-18.
Lavoisier menunjukkan bahwa berlian adalah bentuk karbon pada tahun
1772. Dia membakar berlian yang sudah ditimbang dengan sampel karbon
dan menunjukkan bahwa kedua zat tidak menghasilkan uap air dan
menghasilkan jumlah yang sama dari gas karbon dioksida per gram.
Karbon merupakan unsur ke-19 yang paling banyak terdapat di kerak bumi
yaitu dengan prosentase berat 0,027%, dan menjadi unsur paling banyak
ke-4 terdapat jagat raya setelah hydrogen, helium, dan oksigen. Ditemukan
baik di air, darat, dan atmosfer bumi, dan didalam tubuh makhluk hidup.
Karbon membentuk senyawaan hampir dengan semua unsur terutama
senyawa organik yang banyak menyusun dan menjadi bagian dari makhluk
hidup.
2. Sifat-sifat Karbon
Adapun sifat fisis dari karbon adalah sebagai berikut:
Lambang :C
Nomor Atom :6
Golongan : IVA
Periode :2
Blok :s
Massa atom standar : 12,001 sma
Konfigurasi elektron : 1s2 2s22p2
Massa jenis : 2,26 gcm3
Titik lebur : 3825 K
Titik didih : 5100 K
Entalpi penguapan : -715 kJmol1
Kapasitas kalor : 0.709 J .g-1. K-1
Elektronegativitas : 2,55
Potensial ionisasi : 11,260 volt
Jari-jari atom : 0,91
Adapun sifat khas dari atom karbon diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Atom Karbon memiliki 4 elektron valensi. Atom karbon memiliki
empat elektron valensi, keempat elektron valensi tersebut dapat
membentuk empat ikatan kovalen melalui penggunaan bersama
pasangan elektron dengan atom-atom lain.
b) Atom - atom karbon dapat mengadakan katenasi yaitu kemampuan
untuk membentuk rantai karbon. Ada dua bentuk rantai karbon, yaitu
terbuka (alifatik, yang terdiri atas rantai lurus dan rantai bercabang)
dan tertutup (siklik). Akibat dari katenasi itu adalah timbulnya
peristiwa isomeri, yaitu zat - zat kimia yang mempunyai rumus
molekul yang sama tetapi rumus strukturnya berbeda.
c) Unsur karbon dapat membentuk ikatan-ikatan kimia yang kuat, baik
sebagai ikatan tunggal, ikatan rangkap atau sebagai ganda tiga. Ini
terbukti dari besarnya energi ikatan yang dapat kita lihat di bawah ini :
Ikatan tunggal : C - C dengan enegi ikatan : + 356 kJ 1/mol
Ikatan rangkap: C=C dengan energi ikatan + 598kJ 1/mol
Ikatan ganda tiga: C=C dengan energi ikatan: + 813 kJ 1/mol
Ikatan tunggal: C - H dengan energi ikatan : + 416 kJ 1/mol
Karbon ditemukan di alam ditemukan dalam tiga bentuk alotropik,
yaitu, grafit, intan, fulerena.
Adapun sifat-sifat karbon berdasarkan alotropiknya antara lain:
Grafit
Grafit berstruktur lapisan yang terdiri atas cincin atom karbon
beranggotakan 6 yang mirip cincin benzen yang terkondensasi tanpa
atom hydrogen. Jarak karbon-karbon dalam lapisan adalah 142 pm dan
ikatannya memiliki karakter ikatan rangkap analog dengan senyawa
aromatik. Karena jarak antar lapisan adalah 335 pm dan lapis-lapis
tersebut diikat oleh ikatan yang relatif lemah yakni gaya van der
Waals, lapisan-lapisan ini dengan mudah akan saling menggelincir bila
dikenai gaya. Hal inilah yang merupakan asal mula sifat lubrikasi
grafit. Berbagai molekul, seperti logam alkali, halogen, halida logam,
dan senyawa organik dapat menginterkalasi lapisan grafit dan
membentuk senyawa interkalasi. Grafit memiliki sifat semi-logam,
konduktivitasnya (10-3 cm paralel dengan lapisan dan hantarannya
sekitar 100 kali lebih kecil dalam arah tegak lurus lapisan).
Struktur grafit
Intan
Strukturnya disebut struktur intan. Sel satuan intan terdiri atas 8 atom
karbon dan setiap atom karbon berkoordinasi 4 berbentuk tetrahedral.
Intan adalah zat terkeras yang dikenal, dengan kekerasan 10 Mhos.
Intan dengan hantaran panas sangat tinggi walaupun secara listrik
bersifat insulator. Walaupun dulunya sumber padatan yang berharga ini
hanya yang terbentuk secara alami, intan industrial kini secara
komersial banyak dihasilkan dengan proses pada suhu tinggi (1200 oC
atau lebih tinggi) dan tekanan tinggi (5 GPa atau lebih) dari grafit
dengan katalis logam. Akhir-akhir ini, lapis tipis intan telah dibuat
dengan pirolisis hidrokarbon pada suhu relative rendah (sekitar 900 oC)
dan tekanan yang juga relatif rendah (sekitar 102 Pa), dan digunakan
untuk penggunaan sebagai pelapis.
Struktur intan
Fuleren
Fuleren adalah nama generik untuk alotrop karbon 3 dimensi, dengan
molekul C60 yang berbentuk bola sepak merupakan contoh khas
(Gambar 4.6). R. E. Smalley, H. W. Kroto dkk mendeteksi C60 dalam
spektrum massa produk pemanasan grafit dengan laser pada tahun
1985, dan isolasi fuleren dari apa yang disebut jelaga "soot" dilaporkan
pada 1991. Strukturnya adalah ikosahedral terpancung (di sudut-
sudutnya) dan antar atom karbonnya ada karakter ikatan rangkap.
Fuleren larut dalam pelarut organik, dalam benzen larutannya bewarna
ungu. Biasanya, fuleren diisolasi dan dimurnikan dengan kromatografi.
Berbagai riset dalam kereaktifan dan sifat fisik fuleren misalnya sifat
superkonduktornya sangat populer. Selain C60, C70 dan karbon nanotube
kini juga menarik banyak minat riset.
Struktur C60.
2500 ).
b) Pembuatan Karbon Aktif
Karbon aktif merupakan bahan kimia yang saat ini banyak
digunakan dalam industri yang menggunakan proses absorbsi dan
purifikasi. Karbon aktif adalah nama dagang untuk arang yang
mempunyai porositas tinggi, dibuat dari bahan baku yang mengandung
zat arang. Contoh dari bahan baku pembuatan karbon aktif ini adalah
dari kulit singkong dan tempurung kelapa.
Karbon aktif merupakan salah satu adsorben yang paling sering
digunakan pada proses adsorpsi. Hal ini disebabkan karena karbon
aktif mempunyai daya adsorpsi dan luas permukaan yang lebih baik
dibandingkan adsorben lainnya. Karbon aktif yang baik haruslah
memiliki luas area permukaan yang besar sehingga daya adsopsinya
juga akan besar.
4. Senyawa Senyawa Penting Unsur Karbon
a) Karbon monoksida(CO)
Karbon monoksida dapat dibuat secara komersil dengan hidrogen
melalui pembentukan uap kembali atau pembakaran sebagian
hidrokarbon dengan reaksi:
CO2 + H2 CO + H2O
Gas ini tidak berwarna dan mempunyai titik didih -190. Dapat
digunakan sebagai bahan bakar industri melalui reaksi:
2CO(g) + O2(g) 2CO2(g)
Gas CO juga dapat trjadi sebagai hasil samping pembakaran senyawa
organik dalam ruang kurang oksigen.
C8H18 + 6O2(g) 8CO + 4H2O
Secara besar-besaran dapat dibuat dengan reaksi:
C(S) + H2O CO + H2
Gas CO sangat berbahaya bagi manusia maupun hewan, karena CO
berikatan kuat dengan hemoglobin darah.hemoglobin berfungsi
mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Orang yang
mengisap CO akan kekurangan oksigen dan dapat berakibat fatal.
b) Karbon Dioksida(CO2)
Karbon dioksida mempunyai struktur molekul linier dan bersifat non
polar. Gas ini larut dalam air.terdapat diudara dan sangat penting bagi
tumbuhan sebagai bahan fotosintesis serta merupakan komponen nafas
yang dikeluarkan oleh hewan ataupun manusia, karena dihasilkan dari
oksidasi makanan dalam tubuh.
CO2 dapat dibuat dengan membakar karbon senyawa hidrokarbon,
atau gas CO dengan oksigen yang cukup.
C + O2 CO2
CH4 + 2O2 CO22 + H2O
2CO + O2 2CO2
Dilaboratorium gas CO2 dapat dibuat dengan mereaksikan garam
karbonat dengan asam seperti :
CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2
Gas CO2 tidak beracun,tetapi konsentrasi yang terlalu tinggi dalam
udara adalah tidak sehat, karena merendahkan konsentrasi O2 dan
menimbulkan efek fisikologis yang membahayakan.
Jumlah CO2 yang sangat besar sekali. dihasilkan oleh aktifitas
manusia, meningkatnya gas CO2 dikhawatirkan atmosfer mungkin
menjadi begitu panas, sehingga akan muncul perubahan suhu yang
serius yang sering juga disebut efek rumah kaca.
c) Karbonat dan Bikarbonat
Karbonat dan bikarbonat adalah senyawa yang melimpah dan sangat
berguna serta terkenal. Kebanyakan karbonat hanya sedikit larut dalam
air. Misalnya CaCO3, BaCO3, MgCO3 dan PbCO3. Banyak bikarbonat
hanya stabil dalam larutan air. Contohnya ialah Ca(HCO 3)2,
Mg(HCO)3. Semua logam IA kecuali Litium membentuk karbonat
yang larut, dimana yang paling murah dan berguna adalah NaHCO 3
(Soda kue), Na2CO3 (Soda abu).
d) Karbon Disulfida(CS2)
CS2 adalah cairan yang mudah terbakar dan dapat dipakai sebagai
bahan pembuat CCl4,dengan reaksi:
CS2 + 3Cl2 CCl4 +S2Cl2
Silikon murni berwujud padat seperti logam dengan titik lebur 1410 0C.
silikon dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa
silikon dengan oksigen. Unsur ini dapat dibuat dari silikon dioksida (SiO 2)
yang terdapat dalam pasir, melalui reaksi:
Silikon murni berstruktur seperti Intan ( tetrahedral) sehingga sangat keras dan
tidak menghantarkan listrik, jika dicampur dengan sedikit unsur lain, seperti
alumunium (Al) atau boron (B). silikon bersifat semikonduktor (sedikit
menghantarkan listrik), yang diperlukan dalam berbagai peralatan, elektronik,
seperti kalkulator dan Komputer. Itulah sebabnya silikon merupakan zat yang
sangat penting dalam dunia modern. Untuk itu dibutuhkan silikon yang
kemurniannya sangat tinggi dan dapat dihasilkan dengan reaksi:
Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat membentuk
ikatan (rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya ikatan tunggal (). Karena
itu silikon tidak reaktif pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan asam,
tetapi dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH.
Batuan dan mineral yang mengandung silikon, umumnya merupakan zat padat
yang mempunyai titik tinggi, keras, yang setiap keping darinya merupakan
suatu kisi yang kontinu terdiri dari atom-atom yang terikat erat. Sebuah contoh
dari zat padat demikian, adalah silikon dioksida, yang terdapat dialam dalam
bentuk kuarsa, aqata (akik), pasir, dan seterusnya.
Cara lain untuk memperoleh silikon salah satunya melalui proses berikut :
C. GERMANIUM
1. Sejarah Germanium
Keberadaan unsur germanium telah ditemukan sekitar 100 tahun yang lalu
oleh ahli kimia Rusia, Mendeleev Omitri.Sementara pada tahun 1886,
seorang kimiawan Jerman, Clemens Winkler, membuat analisis kimia bijih
argyrodite, melihat pada penyelesaian analisisnya bahwa jumlah semua
bahan tidak menambahkan ke jumlah sebelumnya. Dalam upaya untuk
menemukan substansi yang hilang, ia mengembangkan dan bereksperimen
dengan beberapa tes sampai akhirnya ia berhasil mengisolasi itu. Dalam
analisis berikutnya ia menemukan bahwa itu cocok deskripsi dari elemen
Mendeleev sebelumnya disebut "ekasilicon." Winkler memutuskan untuk
memberi nama unsur baru germanium, sebagai penghormatan kepada tanah
airnya
2. Sifat Fisis dan Sifat Kimia Germanium
Germanium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang unsur (Ge) dan nomor atom 32. Unsur ini logam yang putih
keabu-abuan, massa atomnya 72.64 g/mol. Dalam bentuknya yang murni,
germanium berbentuk kristal dan rapuh. Germanium merupakan bahan
semikonduktor yang penting. Tehnik pengilangan-zona (zone-refining
techniques) memproduksi germanium kristal untuk semikonduktor dengan
kemurnian yang sangat tinggi. ciri-ciri fisik dan ciri-ciri atom germanium
adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri Fisik
Fasa : Padat
Massa Jenis : 5.323 g/cm
Massa jenis cair pada titik lebur : 5.60 g/cm
Titik lebur : 1211.40 K
Titik Didih : 3106 K
Kalor peleburan : 36.94 kJ/mol
Kalor penguapan : 334 kJ/mol
Ciri-ciri Atom
Bilangan Oksidasi :4
Elektronegativitas : 2.01 (skala pauling)
Energy ionisasi : ke-1 762 kJ/mol
ke-2 1537.5 kJ/mol
ke-3 3302.1 kJ/mol
jari-jari atom : 125 pm
Jari-jari kovalen : 122 pm
5. Pembuatan Germanium
Unsur ini diambil secara komersil dari debu-debu pabrik pengolahan bijih-
bijih seng, dan sebagai produk sampingan beberapa pembakaran batubara.
Germanium dapat dipisahkan dari logam-logam lainnya dengan cara
distilasi fraksi tetrakloridanya yang sangat reaktif. Tehnik ini dapat
memproduksi germanium dengan kemurnian yang tinggi.
6. Kegunaan dan Bahaya Germanium
a. Kegunaan
Ketika germanium didoping dengan arsenik, galium atau unsur-unsur
lainnya, ia digunakan sebagai transistor dalam banyak barang
elektronik. Kegunaan umum germanium adalah sebagai bahan
semikonduktor. Kegunaan lain unsur ini adalah sebagai bahan
pencampur logam, sebagai fosfor di bola lampu pijar dan sebagai
katalis. Germanium dan germanium oksida tembus cahaya sinar infra
merah dan digunakan dalam spekstroskopi infra mera dan barang-baran
optik lainnya, termasuk pendeteksi infra merah yang sensitif. Index
refraksi yang tinggi dan sifat dispersi oksidanya telah membuat
germanium sangat berguna sebagai lensa kamera wide-angle dan
microscope objectives. Bidang studi kimia organo germanium
berkembang menjadi bidang yang penting. Beberapa senyawa
germanium memiliki tingkat keracunan yang rendah untuk mamalia,
tetapi memiliki keaktifan terhadap beberap jenis bakteria, sehingga
membuat unsur ini sangat berguna sebagai agen kemoterapi.
Germanium dipandang sebagai pengganti potensial untuk silicon pada
chip mini. Kegunaan lain dalam elektronika termasuk posfor di lampu
neon. Germanium transistor masih digunakan di beberapa pedal efek
oleh musisi yang ingin memproduksi karakter nada khas. Germanium
dioksida juga digunakan dalam katalis untuk polimerisasi dalam
produksi polyethylene terephtalate. Selain itu juga germanium telah
mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir terkenal karena
kemempuannya untuk meningkatkan fungsi system kekebalan tubuh
pada pasien kanker. Ini tersedia di Amerika Serikat sebagai suplemen
makanan dalam bentuk kapsul, oral atau tablet, dan juga telah
ditemukan sebagai larutan injeksi. Sebelumnya bentuk anorganik,
khususnya garam sitrat-laktat, menyebabkan sejumlah kasus disfungsi
ginjal, steatosis hati
Germanium anorganik mampu melindungi tubuh dari pertumbuhan
tumor dan kanker ganas dengan jalan memperkuat sistem imun.
Germanium dibutuhkan oleh tubuh, dalam satu hari minimal 1 mg.
Seperti halnya selenium, germanium juga termasuk ke dalam golongan
trace mineral.
Germanium organik melindungi diri dari akumulasi amyloid, suatu
produk oksidatif radikal bebas (berdasarkan riset pada tikus). Kelebihan
amyloid akan menyebabkan amyloidosis, yaitu suatu penyakit yang
diakibatkan ketidakseimbangan dalam proses pemecahan protein yang
menyebabkan terakumulasinya amyloid. Amyloidosis diketahui
berhubungan dengan penyakit inflammatori kronis, kelainan sel plasma,
deposisi amyloid di organ neuroendokrin, dan defisiensi kongenital
enzim (terutama enzim yang berperan dalam penguraian prekursor
amyloid). Selain itu, germanium organik juga melindungi sistein (suatu
asam amino sulfhidril) dari oksidasi.
b. Bahaya
Bahaya fisik yang dapat ditimbulkanoleh germanium, dilihat dari
bentuk gasnya, yang lebih berat dari pada udara sehingga dapat
berpindah dengan cepat sepanjang permukaan bumi. Selain itu, sebagai
salah satu logam berat, germanium juga memiliki dampak negatif
apabila terakumulasi dalam sistem perairan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelusuran teori dan diskusi kelompok dapat disimpulkan
bahwa:
DAFTAR PUSTAKA
Saito, Taro. 1996. Buku Teks Online Kimia Anorganik. Iwanami Shoten: Tokyo
https://chem.libretexts.org/Core/Inorganic_Chemistry/Descriptive_Chemistry/Ele
ments_Organized_by_Block/2_p-
Block_Elements/Group_14%3A_The_Carbon_Family/1Group_14%3A_General_
Properties_and_Reactions
https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon
https://id.wikipedia.org/wiki/Germanium
https://id.wikipedia.org/wiki/Silikon