Vous êtes sur la page 1sur 10

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KWASHIORKOR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK R DENGAN


KWASHIORKOR DI RUANG ANA
RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak R Dengan Kwashiorkor


Langkah-langkah dalam proses keperawatan pada anak dengan kwasiorkor meliputi:
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sitemik untuk mengumpulkan data dan menganalisa
sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien tersebut (pusdiknakes, 1989 hal 151). Langkah-langkah
dalam pengkajian meliputi pengumpulan data, analisa dan sintesa data serta perumusan diagnosa
keperawatan. Pengumpulan data akan menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan dan
keperawatan yang meliputi kebutuhan fisik, psikososial dan lingkungan pasien, sumber data
diperoleh dari pasien, keluarga, teman, team kesehatan lain, catatan pasien dan hasil pemeriksaan
laboratorium.
Metode pengumpulan data melalui observasi (yaitu dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi) wawancara ( yaitu berupa percakapan guna memperoleh data yang diperlukan), catatan
(berupa catatan klinik, dokumen yang baru maupun yang lama), literatur ( mencakup semua
materi, buku-buku, majalah dan surat kabar).
2.3.1.1 Anamnese
1. Identitas pasien, meliputi: nama, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan saat pengkajian,
nama orang tua, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, umur orang tua, agama, jumlah
saudara kandung, jumlah anggota keluarga, alamat rumah (Depkes, 1989).
2. Riwayat penyakit sekarang,: kapan anak mulaimenampakan tanda-tanda penyakit kwashiorkor ini,
seperti mulai kapan kulit anak mengelupas, rambut berubah warna, tampak adema seluruh tubuh,
diare, dan bagaimana nafsu makan anak.
3. Riwayat kesehatan, meliputi: riwayat pre natal selama masa hamil, riwayat natal, keadan saat
persalinan, dengan menolong persalinan, berat badan, dan panjang badan saat lahir, keadaan
setelah lahir, riwayat neonatal, riwayat imunisasi, dan riwayat tumbang.
4. Riwayat penyakit dahulu, apakah anak menderita penyakit sampai diopname, penyakit apa dan
berapa lama dirawat serta bagaimana pengobatannya.
5. Riwayat keluarga, apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien, atau menderita penyakit seperti asma, TBC, jantung, DM.
6. Pola-pola fungsi kesehatan meliputi;
i : Bagaimana pola makan sehari-hari anak, jenis makanan yang
dikonsumsi, dan bagaimana nafsu makan.
Pola Eliminasi : Bagaimana aktivitas eliminasi alvi dan miksi sehari-hari,
apakah ada keluhan, adakah diare, berapa lama.
Pola aktivitas : Kebiasaan aktivitas kegiatan yang dilakukan sehari-hari,
apakah ada gangguan aktivitas setelah sakit.
Pola istirahat dan tidur: berapa lama anak biasa tidur, apakah ada gangguan atau tidak.
2.3.1.2 Pengkajian fisik
1. Keadaan umum yang meliputi: kesadaran Composmentis, lemah, rewel, kebersihan kurang, berat
badan, tinggi badan, nadi, suhu, dan pernapasan.
2. Kepala : lingkar kepala, warna rambut, UUB sudah menutup atau belum
3. Muka : sembab karena odema, tampak moonface
Mata : apakah ada ikterus, anemi ataupun infeksi pada mata
Telinga : apakah ada tanda-tanda infeksi
Hidung : apakah ada sekret, bagaimana pernapasannya,
terpasang sonde
Mulut : Stomatitis, lesi, mukosa bibir, gigi tumbuh
4. Tenggorokan : apakah ada tanda pembesaran tonsil, tanda-tanda peradangan.
5. Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku kuduk, pembesaran
kelenjar limfe.
6. Torax : apakah ada lingkar dada, adakah tarikan dinding dada, wheezing,
ronchi.
7. Abdomen : apakah ada meteorismus, acites, bising usus, apakah ada
pembesaran hepar.
8. Extremitas : Atas : Linkar lengan atas, akral hangat, odema
Bawah : Odema,
9. Kulit : adakah Crazy pavement dermatosis, keadaan turgor kulit, odema
2.3.1.3 Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah meliputi albumin, globulin, protein total, elektrolit serum, biakan darah.

2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine meliputi urine lengkap dan kulture urine
3. Uji faal hati
4. EKG
5. X foto paru
6. Konsul THT : adanya otitis media
(Ratna Indrawti, 1994).
Setelah dilakukan pengkajian, kemudian data dikelompokan yang meliputi data subyektif dan
obyektif. Selanjutnya data dianalisa dengan mengkaitkan, menghubungkan data yang diperoleh
dengan konsep, teori, prinsip yang relevan untuk mengetahui masalah kesehatan pasien.
Selanjutnya diidentifikasi sesuai dengan prioritas masalah-masalah yang mengancam jiwa,
merusak sistem jaringan maupun merusak fungsi organ.

2.3.2 Analisa dan Sintesa Data


Analisa data merupakan proses intelektual dengan meliputi kegiatan mentabulasi,
menyeleksi, mengklasifikasi, mengelompokan, mengaitkan data, menentukan kesenjangan
informasi, melihat pola data, membanding-kan dengan standar, menginterpretasi dan akhirnya
membuat kesimpulan. Hasil analisa data adalah pernyataan masalah keperawatan atau dengan
disebut sebagai diagnosa keperawatan.

Tabel 2.3.2. Analisa dan Sintesa Data


No Pengelompokan Data Kemungkinan Penyebab Masalah
1. Adanya tanda-tanda kwashiorkor: Kekurangan protein. Gangguan pemenuhan
Odema sampai anasarka. nutrisi.
Pertumbuhan BB dan PB terhambat. Gangguan Gastrointestinal
Moonface.
Diare. anorexia
Muntah.
Crazy pavement dematosis. Gangguan pemenuhan nutrisi
Keadaan anak lemah.
Keadaan anak lemah.
Albumin, globulin dan protein total. Lebih
rendah dari normal.
Anemia biasanya ditemukan

2. Kekurangan protein. Potensial terjadinya


Lanjutan Tabel 2.3.2 Analisa
kekurangan volume cairan.
danSintesa Data
Gangguan

Intoleransi terhadap makanan
dan susu.

Terjadi muntah saat anak diberi makanan.
Muntah dan diare.
Terjadi diare.
Tampak tanda-tanda dehidrasi : UUB
Cekung turgor kulit kurang, bibir kering.
Anak tampak lemah.
Anak sudah tidak mau makan beberapa
hari
sebelum MRS.
Adanya odema .

3. Adanya keluhan lain selain keluhan Kekurangan protein. Potensial terjadinya


penyakit utama. Komplikasi.
Sesak, batuk Daya tahan tubuh turun.
Adanya stomatitis
Komplikasi.

4. Terdapat crazy pavement dermatosis. Kekurangan protein. Gangguan integritas kulit


Kulit mengelupas. s.d odema.
Odema Asam amino esensial
berkurang.

Berkurangnya pembentukan
albumin oleh hepar.

Odema extremitas sampai
Lanjutan Tabel 2.3.2 Analisa anasarka.
danSintesa Data
Crazy pavement dermatosis

Integritas kulit terganggu.

5. Keluarga sering bertanya tentang penyakit Keterbatasan pengetahuan Kurangnya pengetahuan


anaknya, dan perawatannya. orang tua. orang tua tentang penyakit
anak.
Sering bertanya.
(Ngastiyah, 1997 ).

2.3.3 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah
pasien/klien serta penyebabnya yang dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan
keperawatan. (Pusdiknakes. 1989)
Diagnosa yang sering muncul pada pasien dengan Kwashiorkor:
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. (Ngastiyah, 1997 ).
2. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan s/d diare, muntah, tidak adekuatnya masukan
makanan dan cairan. (Marilan E. Doenges, 1999)
3. Resiko terjadinya komplikasi s/d daya tahan tubuh rendah. (Ngastiyah, 1997)
4. Gangguan integritas kulit s/d gangguan nutrisi, dan odema. (Marilan E Doenges, 1999)
5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan nutrisi. (Marilan E Doenges,
1999)

2.3.4 Perencanaan Keperawatan


Perencanaan keperawatan : penentuan apa yang akan dilakukan untuk membantu klien memenuhi
kebutuhan kesehatannya dan mengatasi masalah keperawatan yang telah ditentukan.
(Pusdiknakes,1985).
Rencana ini disusun dengan melibatkan klien secara maksimal dan dengan petugas lain yang
melayani pasien/klien. Unsur tahap pelayanan ada 4, yaitu: memprioritaskan masalah, perumusan
tujuan, penentuan tindakan keperawatan dan penentuan kriteria evaluasi.
Adapun perencanaan tindakan sesuai diagnosa keperawatan yang sering timbul pada pasien
dengan kwashiorkor adalah sebagai berikut:
2.2.4.1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Tujuan:
Kebutuhan nutrisi. terpenuhi
Kriteria hasil:
- Berat badan sesuai dengan umur.
- Nafsu makan kembali normal.
- Tanda-tanda kwashiorkor berkurang/hilang.

Rencana:
1. Kaji faktor penyebab gangguan kebutuhan gizi.
Rasional : Menentukan penatalaksanaan dari penyakit.
2. Berikan makanan bertahap dan formula mudahdicerna, pekat protein.
Rasioanl : Karena intoleransi terhadap makanan dan susu maka harus diberikan secara bertahap.
3. Berikan Modisco , 1, atau 2, atau 3 sesuai kebutuhan
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan akan kalori, protein, lemak dan karbohidrat.
4. Observasi berat badan setiap hari.
Rasional : Deteksi pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Berikan vitamin A 1x 100.000 IU IM dan vitamin BC + C 3x1 tablet oral.
Rasional : Vitamin tersebut diperlukan untuk berbagai enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan makanan dan
membantu penyerapan makanan.
2.2.4.2. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan s/d diare, muntah, tidak adekuatnya masukan
makanan dan cairan.
Tujuan :
Mempertahankan keseimbangan elektrolit dan volume cairan.
Kriteria hasil:
- Pasien tidak diare.
- Muntah teratasi.
- Tanda-tanda dehidrasi tidak nampak.
- Turgor kulit baik.
Rencana :
1. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Deteksi dini adanya tanda-tanda kelainan.
2. Kaji status hidrasi (turgor kulit).
Rasional : Untuk mengetahui dehidrasi dilihat dari buruknya turgor dan
kekeringan kulit.
3. Observasi jumlah dan tipe masukan cairan.
Rasional : Mengetahui asupan cairan yang masuk dan keluar sehingga
dehidrasi teratasi.
4. Observasi diare.
Rasional : Bila diare masih terus berlangsung dapat diberikan obat untuk
diare.
5. Atur pola diit untuk mengatasi muntah dengan cara makan sedikit-sedikit tapi sering, bila masih
muntah, pasang sonde.
Rasional : Pada anak terjadi toleransi terhadap makanan yang rendah maka
pemberian makananya harus bertahap.
2.2.4.3. Resiko terjadinya komplikasi s/d daya tahan tubuh turun
Tujuan :
Tidak terjadi komplikasi.
Kriteria Hasil :
- Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi sehingga meningkatkan daya tahan tubuh.
- Anak dalam keadaan baik.
Rencana :
1. Ajarkan pada keluarga cara menjaga kebersihan mulut dan kulit.
Rasional : Mencegah terjadinya noma dan decubitus.
2. Awasi pemberian diit bila perlu pasang sonde.
Rasional : Kecukupan kalori dan protein terpenuhi dan meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Deteksi dini adanya kelainan.
2.2.4.4. Gangguan integritas kulit s/d gangguan nutrisi, odema, dehidrasi.
Tujuan:
Integritas kulit kembali normal.
Kriteria hasil:
- Gatal hilang/berkurang.
- Kulit kembali halus, kenyal dan utuh.
Rencana:
1. Anjurkan pada keluarga tentang pentingnya merubah posisi sesering mungkin.
Rasional : Mencegah ulcus decubitus.
2. Anjurkan keluarga lebih sering mengganti pakaian anak bila basah atau kotor dan kulit anak tetap
kering.
Rasional : Mencegah iritasi kulit dan mengurangi gatal.
3. Kolaborasi dengan dokter kulit untuk pengobatan lebih lanjut.
Rasional : Tindakan interdependent bidan/perawat dengan dokter.
2.2.4.5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosi dan kebutuhan nutrisi.
Tujuan:
Pengetahuan keluarga bertambah.
Kriteria hasil:
- Keluarga mengerti dan memahami isi penyuluhan.
- Dapat mengulangi isi penyuluhan.
- Mampu menerapkan isi penyuluhan di rumah sakit dan nanti sampai di rumah.
Rencana:
1. Tentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar.
Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kebenaran informasi yang di dapat dan kesiapan untuk
belajar.
2. Jelaskan tentang:
- Nama penyakit anak.
- Penyebab penyakit.
- Akibat yang ditimbulkan.
- Pengobatan yang dilakukan.
Rasional : Keluarga mengerti dan memahami penyakit anak dan menambah pengetahuan keluarga.
3. Jelaskan tentang:
- Pengertian nutrisi dan pentingnya.
- Pola makan yang betul untuk anak sesuai umurnya.
- Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin terutama banyak mengandung protein.
Rasional : Keluarga mengerti dan memahami serta menambah pengetahuan tentang nutrisi.
4. Beri kesempatan keluarga untuk mengulangi isi penyuluhan.
Rasional :Mengetahui sejauh mana isi penyuluhan dipahami oleh keluarga.
5. Anjurkan keluarga untuk membawa anak kontrol di poli gizi setelah pulang dari rumah sakit.
Rasional : Pemantauan tumbuh kembang anak selanjutnya
2.3.5 Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang diberikan kepada
pasien/klien, yang meliputi pelaksanaan rencana pelayanan keperawatan. (Pusdiknakes, 1985).
Pada kasus kwashiorkor ini pelaksanaan keperawatan dilaksanakan sesuai rencana.
2.3.6 Evaluasi.
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data obyektif dan
subyektif yang akan menunjukan apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum,
masalah apa yang sudah dipecahkan dan apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan dan
dinilai kembali. Evaluasi yang diharapkan dari kasus ini adalah:
2.3.6.1 Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2.3.6.2 Diare dan muntah teratasi serta adekuatnya masukan makanan dan cairan sehingga tidak terjadi
kekurangan volume cairan tubuh.
2.3.6.3 Kulit kembali halus dan utuh serta terbebas dari kerusakan integrasi kulit.
2.3.6.4 Pengetahuan keluarga bertambah tentang kebutuhan nutrisi
2.3.6.5 Tubuh tidak terjadi komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ester Monica dkk, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 3, Jakarta EGC

Kariasa I Made dkk, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi Ke 3, Jakarta, EGC.

Depkes RI, 1993, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Jakarta , Depkes RI.

FKUI., 1995, Ilmu Kesehatan Anak Edisi I, Jakarta, Info Media.

Markum AH 1991, Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, Jakarta, FKUI.

Matondang Corry, S, 2000, Diagnosis Fisik Pada Anak Edisi Ke II, Jakarta PT. Sagung Seto.

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC.

Pudiknakes, 1989, Dasar-Dasar Keperawatan Edisi I, Jakarta Pusdiknakes.

RSUD Dr. Soetomo, 1994, Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Lab. / UPF Ilmu kesehatan anak
Surabaya FK Unair.

Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta, EGC.

Vous aimerez peut-être aussi