Vous êtes sur la page 1sur 12

ASKEP DIARE 2

Diare
A. Pengertian

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai
frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3
x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,
A.1999, 501).

B. Penyebab
Menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu:

1. Faktor infeksi

o Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri,
infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota
virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris,
strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas
homunis) jamur (canida albicous).

o Infeksi parenteral

adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA)
tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan
ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.

2. Faktor malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat, lemak dan protein.

3. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, terlalu banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.

4. Faktor psikologis

Rasa takut, cemas

Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi,
penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:

o Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E.


Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus,
comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan
(misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan
psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.

o Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan


terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.

2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea), disebabkan oleh:

o Malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.

o Kurang kalori protein.

o Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

C. Patofisiologi
Penyebab diare yang utama adalah gangguan osmotik, akibat adanya makanan atau zat yang
tidak dapat diserap oleh usus akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Diare juga terjadi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan kemudian diare timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
Diare dapat juga terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian
mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
Gangguan motalitas usus juga mengakibatkan diare, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare
sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

D. Tanda dan Gejala

1. Anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

2. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.

3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.


4. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.

5. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-ubun dan
mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.

6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung
cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.

7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan tinja

o Makroskopis dan mikroskopis

o PH dan kadar gula dalam tinja

o Bila perlu diadakan uji bakteri

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH


dan cadangan alkali dan analisa gas darah.

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

F. Penatalaksanaan

1. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.

o Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan
yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada
anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan
dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap
disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak
lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.

o Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai
berikut:

Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg

1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set


berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20
tetes).

7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset


berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20
tetes).

16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg

1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts


atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts


atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15


tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24


jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3
1 %.

Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6


tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

Untuk bayi berat badan lahir rendah

Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian


glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1 %).

2. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7
kg, jenis makanan:

o Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh.

o Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).

o Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak
jenuh.

3. Obat-obatan

Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

Sumber : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2008/12/asuhan-keperawatan-anak-
dengan-diare.html

Asuhan Keperawatan Anak dengan Diare

Pengkajian

1. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.
Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus
merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan
insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas
aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman
enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga
berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .

2. Keluhan Utama

BAB lebih dari 3 x

3. Riwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi
encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7
hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka


panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan,
ISPA, ISK, OMA campak.

5. Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang
diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak
usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan
dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.

8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

o Pertumbuhan

Kenaikan BB karena umur 1 3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata


2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.

Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua


dan seterusnya.

Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi
taring, seluruhnya berjumlah 14 16 buah.

Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.

o Perkembangan

Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.

Fase anal : Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai


menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan
tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan kebersihan, perkembangan
bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungna
interpersonal, bermain).
Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.

Autonomy vs Shame and doundt Perkembangn ketrampilan motorik dan


bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia
peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui
dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua
terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak
akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak
mampu yang dapat berkembang pada diri anak.

Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan
mandiri : Umur 2-3 tahun :

1. Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan sedikitpun 2 hitungan


(GK).

2. Meniru membuat garis lurus (GH).

3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK).

4. Melepasa pakaian sendiri (BM).

9. Pemeriksaan Fisik

o Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil,


lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.

o Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.

o Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1
tahun lebih.

o Mata : cekung, kering, sangat cekung.

o Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic


meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau
tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa
minum.

o Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis


metabolic (kontraksi otot pernafasan).

o Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada
diare sedang .
o Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat >
375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang
> 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.

o Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ),
frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

o Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang
berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon
yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.

Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output
berlebihan dan intake yang kurang.

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan


skunder terhadap diare.

3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap
diare.

4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.

5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus


menerus.

6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive.

Intervensi
Diagnosa 1.:
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder
terhadap diare
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit
dipertahankan secara maksimal
Kriteria hasil :

Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : <>

Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.

Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari.


Intervensi :

Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj


urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki
defisit

Pantau intake dan output

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat
untuk membersihkan sisa metabolisme.

Timbang berat badan setiap hari

R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1


lt

Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

Kolaborasi :

o Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal
(kompensasi).

o Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

o Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang,
antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri
berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Diagnosa 2.:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan
out put
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
Nafsu makan meningkat

BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :

Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan
air terlalu panas atau dingin).

R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung
dan sluran usus.

Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan
makanan dalam keadaan hangat.

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan.

R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

Monitor intake dan out put dalam 24 jam.

R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

o terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu.

o obat-obatan atau vitamin ( A)

R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3. :
Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diare
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil :

Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)

Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)

Intervensi :
Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)

Berikan kompres hangat

R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh

Kolaborasi pemberian antipirektik

R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4.:
Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB
(diare)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu.
Kriteria hasil :

Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga

Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar

Intervensi

Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur

R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan
mengganti pakaian bawah serta alasnya)

R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan
keasaman feces

Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi


iskemi dan iritasi .

Diagnosa 5.:
Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi
Kriteria hasil :
Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel

Intervensi :

Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan

R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga

Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS

R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS

Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan

R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya

Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non
verbal (sentuhan, belaian dll)

R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.

Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak

DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta


Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.
Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi

  • Pathway
    Pathway
    Document1 page
    Pathway
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Kecelakaan Kerja
    Kecelakaan Kerja
    Document1 page
    Kecelakaan Kerja
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP II Halusinasi
    SP II Halusinasi
    Document1 page
    SP II Halusinasi
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Formulir Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa
    Formulir Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa
    Document17 pages
    Formulir Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Pathway
    Pathway
    Document1 page
    Pathway
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Identifikasi Masalah
    Identifikasi Masalah
    Document8 pages
    Identifikasi Masalah
    EkoBudiarto
    0% (1)
  • Format Askep Interna
    Format Askep Interna
    Document27 pages
    Format Askep Interna
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • LP Kejang Demam
    LP Kejang Demam
    Document20 pages
    LP Kejang Demam
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Plan of Action
    Plan of Action
    Document5 pages
    Plan of Action
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Pathway
    Pathway
    Document1 page
    Pathway
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Pathway DM
    Pathway DM
    Document1 page
    Pathway DM
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP MD
    SP MD
    Document8 pages
    SP MD
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SOP Orientasi Pasien Baru
    SOP Orientasi Pasien Baru
    Document5 pages
    SOP Orientasi Pasien Baru
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • LP Hipertensi Listya
    LP Hipertensi Listya
    Document32 pages
    LP Hipertensi Listya
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP I
    SP I
    Document2 pages
    SP I
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • LP Waham
    LP Waham
    Document11 pages
    LP Waham
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Pathway
    Pathway
    Document1 page
    Pathway
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP IV Halusinasi
    SP IV Halusinasi
    Document2 pages
    SP IV Halusinasi
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Format Pengkajian Gerontik
    Format Pengkajian Gerontik
    Document16 pages
    Format Pengkajian Gerontik
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Analisa Data Bayi
    Analisa Data Bayi
    Document5 pages
    Analisa Data Bayi
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP Waham
    SP Waham
    Document6 pages
    SP Waham
    jullianda
    Pas encore d'évaluation
  • LP Waham
    LP Waham
    Document10 pages
    LP Waham
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP MD
    SP MD
    Document8 pages
    SP MD
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • LP Ispa Listya
    LP Ispa Listya
    Document12 pages
    LP Ispa Listya
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP II Halusinasi
    SP II Halusinasi
    Document1 page
    SP II Halusinasi
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP Ii
    SP Ii
    Document1 page
    SP Ii
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • SP Iii
    SP Iii
    Document1 page
    SP Iii
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Perawatan Keluarga Hipertensi Man
    Perawatan Keluarga Hipertensi Man
    Document37 pages
    Perawatan Keluarga Hipertensi Man
    Abdur Rakhman
    Pas encore d'évaluation
  • SP I
    SP I
    Document2 pages
    SP I
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation
  • Seminar Pengkajian & Evaluasi
    Seminar Pengkajian & Evaluasi
    Document22 pages
    Seminar Pengkajian & Evaluasi
    EkoBudiarto
    Pas encore d'évaluation