Vous êtes sur la page 1sur 15

Mekanisme dan Fungsi dari Sistem Kerja Jantung

Alfred Wema Lotama (102013356)


Kelompok A1
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No 6 Jakarta Barat
alfredwema@gmail.com

Abstrak
Jantung adalah organ yang terletak di antara paru-paru, yang memiliki berat 230-350 gram.
Jantung memiliki lapisan yang di sebut pericardium yang terdiri dari fibrosum dan serosum.
Jantung memiliki ruang yaitu atrium kiri dan kanan, serta ventrikel kiri dan kanan. Jantung di
perdarahi oleh A. Coronaria Sinistra dan Dextra. Bagian tubuh atas di perdarahi oleh a.
anonyma, a. carotis communis, a.subclavia, arcus aorta. Sedangkan bagian tubuh bawah di
perdarahi oleh aorta descendens. Sistem peredaran darah di bagi menjadi peredaran darah
sistemik yaitu peredaran ke seluruh tubuh dan peredaran pulmonal yaitu peredaran darah ke
paru-paru.
Kata kunci : fibrosum, serosum, atrium, ventrikel, sistemik, pulmonal, arteri coronaria
sinistra dan dextra, a. anonyma, a. carotis communis, a.subclavia, arcus aorta, aorta
descendens.

Abstract
The heart is an organ that is located between the lungs, which weighed 230-350 grams. The
heart has a layer called pericardium comprising fibrosum and serosum. The heart has a
space that is left and right atrium, as well as the left and right ventricles. The heart in
perdarahi by a. Coronaria Dextra and Sinistra. Upper part of the body in perdarahi by a.
anonyma, a. carotis communis, a. subclavia, arcus aorta. While the lower parts of the body in
perdarahi by the aorta descendens. The circulatory system is divided into the systemic
circulation of blood circulation to the entire body and circulation of pulmonal i.e. circulatory
to the lungs.
keywords: fibrosum, serosum, atrium, ventricle, systemic, arterial, coronaria sinistra
pulmonal and anonyma dextra, a., a. carotis communis, a. subclavia, arcus aorta, aorta
descendens.

Pendahuluan
Jantung merupakan organ muskuler berongga yang bentuknya mirip piramid dan terletak di
dalam pericardium di mediastinum. Jantung besarnya sekepalan tangan yang terletak di
belakang sternum dan cartilago costae dalam mediastinum. Seluruh bagian jantung berada
pada rongga perikardium, suatu kantung fibrosa dengan membran lembab yang
memungkinkan jantung bergerak dengan bebas selama setiap kontraksi. Selain itu, bentuk
jantung berupa otot, seperti kerucut,berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di
bawah, serta apeksnya miring ke sebelah kiri. Jantung juga mempunyai apex yang arahnya ke
bawah, depan, dan kiri.
1. Anatomi Organ Jantung

Gambar 1. Struktur Umum Anatomi Jantung1

Organ jantung merupakan


organ muskulus berongga
yang berfungsi sebagai pompa untuk mempompakan darah dan memberdayakan sistem
sirkulasi darah, sehingga darah dapat sampai ke jaringan-jaringan. Jantung terletak di sebelah
posterior dari sternum dan kartilago kosta, di sebelah anterior dari oesophagus, dan terletak di
dalam mediastinum inferior, pars media (terselubung oleh mediastinum). Dua pertiga dari
jantung dapat ditemukan terletak di sebelah sinistra dari linea midsternal. Organ ini memiliki
ukuran sebesar kepalan tangan pemiliknya dan memiliki bentuk seperti kerucut yang tumpul
di berbagai ujung runcingnya. Ujung atas jantung yang lebar mengarah ke bahu kanan,
sedangkan ujung bawah yang mengerucut atau biasa disebut apex cordis mengarah ke
panggul kiri. Seringkali detakan jantung dirasakan di bagian kiri dada, padahal sebenarnya
jantung terletak di tengah-tengah dada. Efek detakan jantung yang berada di sebelah kiri ini,
disebabkan karena apeks jantung yang memukul kuat bagian dada kiri saat jantung berdenyut
dengan kuat.2-4

Organ jantung dibungkus oleh sebuah kantung berdinding ganda yang dapat membesar dan
mengecil yang disebut perikardium. Selain membungkus jantung, perikardium ini juga ikut
menyelimuti pembuluh-pembuluh darah besar. Perikardium pada jantung ini disebut juga
sebagai kantung serofibrosa dikarenakan komponennya yang terdiri atas komponen fibrosa
dan serosa. Oleh karena itu, perikardium terdiri atas 2 jenis, yaitu:3
a. Perikardium fibrosa

Perikardium ini merupakan lapisan kuat yang menyelimuti jantung. Berbentuk konus dan
akan berlanjut ke superior menjadi fascia pretrachealis dan juga bergabung dengan pangkal
dari pembuluh besar. Perikardium fibrosa juga melakukan suatu perlekatan dengan sternum
melalui 2 ligamentum, yaitu ligamentum pericardiacosternalis superior untuk berikatan
dengan ujung superior corpus sternum dan ligamentum pericardiacosternalis inferior untuk
berikatan dengan ujung inferior dari corpus sternum.5

b. Perikardium serosa

Perikardium serosa terdiri atas 2 bagian, yaitu pars parietalis dan pars visceralis. Pars
parietalis dari pericardium ini berlekatan dengan perikardium fibrosa dan terletak di inferior
perikardium fibrosa, sedangkan pars visceralisnya ialah apa yang disebut sebagai epikardium,
yang berlekatan langsung dengan jantung. Perikardium serosa memiliki permukaan yang
halus dan berfungsi sebagai bantalan bagi jantung. Di antara 2 bagian dari perikardium ini
terdapat dua sinus yang penting, yaitu: (1) sinus transversus, yang terletak di antara vena cava
superior dan atrium sinister di bagian posterior serta truncus pulmonalis dan aorta di bagian
anterior dan (2) sinus obliquus, yang terletak di posterior dari atrium sinister, dan dibatasi
oleh vena cava superior et inferior dan vv. pulmonalis yang berjumlah 4 buah.5

Sebagaimana yang telah kita semua sudah pelajari sebelumnya, bahwa jantung memiliki 4
ruangan yang membentuknya, 2 atrium (sinister dan dexter) dan 2 ventrikel (sinister dan
dexter). Atrium dexter terletak lebih anterior terhadap atrium sinister dan begitu pula dengan
ventriculusnya.

a. Atrium dexter

Atrium dexter terdiri atas 2 bagian, yaitu atrium propria (merupakan atrium yang sebenarnya)
dan auricula dextra. Atrium propria merupakan sebuah ruang di antara 2 vena cava (superior
et inferior) dan ostium atrioventrikularis, sedangkan auricula dextra yang berbentuk seperti
kuping ialah kantung yang terdapat di antara vena cava superior dan ventriculus dexter.
Auricula dan atrium dibatasi dengan sebuah alur yang disebut sulcus terminalis. Di sebelah
dalam dari alur ini terdapat sebuah penonjolan berbentuk rigi yang disebut crista terminalis.
Dinding dalam dari auricula dibentuk oleh susunan otot yang horizontal seperti mata sisir
yang disebut mm. pectinati.6
Pada atrium dexter ini dapat ditemukan beberapa lubang yang berfungsi sebagai muara dari
pembuluh balik besar, yaitu:

(1) Ostium vena cava superior, merupakan muara dari vena cava superior yang membawa
darah deoksigenasi. Ostium ini tidak memiliki katup (valva).
(2) Ostium vena cava inferior, merupakan muara dari vena cava inferior yang juga membawa
darah deoksigenasi. Ostium ini lebih besar daripada yang superior, dan berfungsi untuk
mengalirkan darah ke fossa ovalis pada sirkulasi darah janin. Pada dewasa, fossa ovalis
sudah tertutup sehingga atrium sinister dan dexter tidak saling berhubungan. Ostium ini
memiliki valva yang disebut valva Eustachius atau valva vena cava inferior.
(3) Sinus coronarius, merupakan muara dari dari berbagai vena jantung. Letak dari sinus
coronarius ialah di antara vena cava inferior dengan ostium atrioventricular dextra. Pada
sinus coronarius ini juga dapat ditemukan sebuah katup atau valva yang dinamakan valva
Thebessi dan akan menutup sewaktu atrium dexter berkontraksi sehingga darah tidak
dapat masuk ke dalam sinus coronarius.

b. Ventriculus dexter

Ventriculus dexter hampir sebagian besar menempati permukaan anterior jantung (fascies
sternocostalis). Dinding ventriculus dexter lebih tebal dibandingkan dengan atriumnya,
namun tidak lebih tebal daripada dinding ventriculus sinister. Dinding dari ventriculus ini
mengandung massa otot yang disebut trabecula carnae. Ada pun kelompok otot trabecula
carnae yang menonjol ke depan dari septum interventrikular ke dinding anterior disebut
moderator band atau pita moderator yang memiliki fungsi penting untuk konduksi impuls dan
mencegah over distensi dari ventriculus. Pita moderator atau trabecula septomarginal penting
untuk konduksi impuls karena memiliki cabang kanan dari nodus A-V. Seperti halnya dengan
bagian atriumnya, ventriculus dexter juga memiliki beberapa lubang penting, yaitu:

(1) Ostium atrioventricularis dextra, merupakan ostium berbentuk oval yang dilindungi oleh
sebuah katup dengan tiga daun pintu yang dibentuk oleh lipatan endokardium disertai
sedikit jaringan fibrosa, disebut valva tricuspidalis atau valva atrioventricularis dextra.
Ketiga daun pintu dari valva tricuspidalis dihubungkan oleh chorda tendinae. Chorda
tendinae ini berfungsi mencegah katup terbuka ke arah atrium akibat tekanan ventrikel
yang tinggi. Pada chorda tendinae dapat ditemukan pula perlekatan muskulus papillaris,
yang akan ikut berkontraksi ketika ventrikel mengalami kontraksi dan menarik chorda
tendinae ke arah bawah sebagai mekanisme untuk mempertahankan katup tetap tertutup
ketika menerima tekanan yang tinggi dari ventrikel.

(2) Ostium truncus pulmonalis, merupakan lubang pada puncak conus arteriosus. Sama
halnya dengan ostium AV dextra, ostium ini pun juga dilindungi oleh sebuah katup
yang disebut valva truncus pulmonalis atau valva semilunaris, karena memiliki 3 daun
katup yang berbentuk seperti setengah bulan sabit. Katup ini akan membuka ketika
tekanan di dalam ventrikel melebihi tekanan di arteri pulmonalis dan akan menutup
ketika tekanan ventrikel menurun sehingga tetap menjaga aliran darah yang satu arah.

c. Atrium sinister

Atrium sinister memiliki ukuran yang sedikit lebih kecil dibandingkan dengan atrium dexter,
dan mengisi sebagian besar bagian posterior dari jantung. Tidak jauh berbeda dengan atrium
dexter, atrium ini juga terdiri atas 2 bagian, yaitu (1) atrium propria yang merupakan muara
dari keempat vv. pulmonalis. Muara ini tidak memiliki katup. Pada ostium A-V sinistra,
dilekati oleh katup yang terdiri atas 2 daun pintu atau biasa disebut valva bicuspidalis/valva
mitral (karena kemiripan bentuknya yang seperti topi mitre atau topi tradisional uskup) dan
(2) auricula sinister yang lebih melengkung dibanding yang dextra. Dinding dalamnya juga
dibentuk oleh otot-otot berbentuk rigi dari mm. pectinati.7

d. Ventriculus sinister

Ventriculus sinister memiliki dinding yang jauh lebih tebal dibandingkan dengan ventriculus
dexter dikarenakan fungsinya untuk memompa darah teroksigenasi dengan tekanan tinggi
melalui sirkulasi sistemik. Secara stuktur masih sama dengan ventrikel kanan. Ventrikel kiri
memiliki bentuk yang lebih konus dan puncak konus membentuk apex cordis. Pada ventrikel
kiri ini juga ditemukan beberapa lubang, yaitu:

(1) Ostium atrioventricularis sinistra, yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan yang
dextra dan dilindungi oleh katup dengan 2 daun pintu yang disebut katup bicuspidalis
atau valva mitral (sudah dijelaskan di bagian atrium sinister). Pada ostium ini juga
ditemukan adanya trabecula carnae namun memiliki jumlah dan ketebalan yang lebih
dibandingkan dengan yang dexter. Pada ostium ini tidak ditemukan adanya pita moderator
seperti pada ventrikel kanan.
(2) Ostium aorticum, merupakan lubang bulat di sebelah ventral dan dextra dari ostium A-V
sinister, memiliki katup yang bentuknya sama seperti katup pada truncus pulmonalis yaitu
semilunar. Bagian ventrikel yang ada di inferio dari ostium aorticum disebut vestibulum
aorticum. Di antara cuspis (daun katup) dan dinding aorta terdapat pelebaran yang
berbentuk seperti kantung disebut sinus aorticum/sinus valsava yang merupakan asal dari
a.coronaria dextra dan sinistra.

Vaskularisasi Jantung

Pasokan darah oksigenasi ke jantung terutama dilakukan oleh a.coronaria yang berasal dari
sinus aorta. Terdapat dua jenis a.coronaria, yang sinister dan yang dexter.

(1) A.coronaria sinister, merupakan arteri yang keluar dari sinus aorta tepat di atas daun
posterior kiri katup aorta. Ukurannya biasa lebih besar dibandingkan dengan yang dextra.
Berfungsi untuk memperdarahi sebagain besar atrium sinister dan ventriculus sinister.
Pertama-tama, ia akan berjalan di sebelah anterior di antara truncus pulmonalis dan
auricula sinistra, kemudian akan berbelok ke sinistra menuju sulcus A-V anterior dan
selanjutnya akan ke daerah posterior untuk mengelilingi margo sinistra/margo obtusus
untuk berjalan berdampingan dengan sinus coronarius dan sampai sejauh sulcus
interventricularis posterior dimana ia akan beranastomosis dengan arteri coronaria dextra.
A.coronaria sinister memiliki 2 cabang, yaitu a.coronaria sinister, ramus interventricularis
anterior yang dipercabangkan sebelum a.coronaria sinistra berbelok ke sinistra untuk
memperdarahi bagian anterior ventrikel kanan dan kiri, serta membentuk satu cabang
lagi, yaitu a.marginalis sinistra untuk memperdarahi ventrikel kiri. Cabang kedua
a.coronaria sinistra ialah a.coronaria sinister, ramus circumflexa, yang memperdarahi
atrium dan ventriculus sinistra.7
(2) A.coronaria dexter, merupakan arteri yang keluar dari sinus aorta tepat di atas daun
anterior katup aorta. Pertama-tama ia akan berjalan di anterior dextra untuk muncul di
antara truncus pulmonalis dan auricula dextra, kemudian akan berjalan di inferior dextra
pada sulcus A-V menuju ke pertemuan dari margo dextra dan inferior cordis dan
kemudian akan berputar ke sinistra untuk ke bagian posterior jantung sampi sejauh sulcus
interventricularis posterior, untuk beranastomosis dengan a.coronaria sinistra. Arteri ini
memiliki 2 cabang, yaitu a.coronaria dexter, ramus interventricularis posterior yang akan
berjalan di dalam sulcus interventricularis posterior untuk menuju apex dan
memperdarahi kedua ventrikel. Cabang kedua dari arteri ini ialah, a.coronaria dexter,
ramus marginalis yang timbul pada margo dextra dan berjalan mengikuti margo acutus,
akan memperdarahi fascies anterior dan posterior ventriculus dexter. Cabang kedua
a.coronaria dexter ini juga akan ikut memperdarahi nodus sinuatrialis dengan
mempercabangkan cabang kecil yang melintas di antara atrium dexter dan vena cava
superior.

2. Mikroskopis Organ Jantung


Organ jantung merupakan organ berotot dan berongga yang berkontraksi secara berirama
untuk memompa darah untuk masuk ke dalam sistem sirkulasi tubuh, baik yang sistemik
maupun yang pulmonal. Dinding jantung, terutama terdiri dari 3 lapisan tunika, yaitu antara
lain endokard (dinding jantung yang paling dalam), miokard (dinding jantung tengah), dan
epikard (dinding terluar jantung). Selain itu, jantung juga memiliki daerah pusat yang fibrosa,
yaitu kerangka fibrosa yang memiliki fungsi sebagai pangkal katup, selain sebagai tempat
asal dan insersi dari miosit jantung.
(1) Endokardium
Endokardium pada jantung sama halnya seperti tunika intima pada pembuluh darah. Terdiri
dari selapis sel endotel gepeng, yang terbentang di atas lapisan subendotel tipis jaringan ikat
longgar dengan serat-serat elastin dan kolagen, selain sel otot polos. Di antara endokardium
dan miokardium, terdapat lapisan subendokardium yang menyatu dengan endomisium yang
juga mengandung vena, saraf, dan cabang-cabang sistem hantar-rangsang jantung.8
(2) Miokardium
Miokardium merupakan lapisan jantung yang paling tebal dan terdiri atas sel-sel otot jantung
yang tersusun dalam lapisan yang mengelilingi bilik-bilik jantung secara berpilin majemuk.
Banyak lapisan ini tertanam dalam kerangka jantung fibrosa. Susunan sel-sel otot ini sangat
bervariasi, sehingga pada sajian histologi pada daerah kecil tertentu, sel-sel ini tampak
menurut macam-macam orientasi. Sel-sel otot jantung dibagi dalam 2 populasi : sel-sel otot
jantung yang kontraktil dan yang non-kontraktil (sel pembangkit dan penghantar rangsang).
Sel-sel pembangkit dan penghantar rangsang berfungsi membangkitkan isyarat listrik untuk
memulai denyut jantung.8
(3) Epikardium
Epikardium yang homolog dengan tunika adventisia pada pembuluh darah ialah pembungkus
serosa dari jantung yang membentuk lapisan visceral dari perikardium. Bagian luarnya
ditutupi oleh epitel selapis gepeng/pipih (mesotel) yang ditunjang oleh lapisan tipis jaringan
ikat. Lapis subepikardium terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung vena, saraf dan
ganglia saraf. Jaringan lemak yang biasa ditemukan membungkus jantung juga dapat
ditemukan pada lapisan ini.8
(4) Kerangka fibrosa
Kerangka fibrosa jantung terdiri dari jaringan ikat padat. Komponen utamanya ialah septum
membranaseum, trigonum fibrosum, dan annulus fibrosus. Bangunan ini terdiri atas jaringan
ikat padat, dengan serat-serat kolagen kasar yang teorientasi ke berbagai arah. Daerah tertentu
bahkan ditemukan mengandung nodulus tulang rawan fibrosa.
(5) Katup jantung
Katup jantung terdiri atas jaringan ikat padat sebagai pusat (mengandung kolagen dan
elastin), kedua sisinya dilapisi oleh lapis endotel. Pangkal katup melekat pada annulus fibrosa
dari kerangka fibrosa.

Fungsi dan Mekanisme kerja jantung


A. Sistem Penghantar Khusus
Sistem penghantar khusus adalah suatu sistem yang dapat membentuk rangsang (impuls)
tanpa rangsangan dari luar. Sistem penghantar khusus terdiri dari:

1) Nodal Sinoatrial (SA)


Nodal SA merupakan sekumpulan sel yang terletak di bagian sudut kanan atas atrium kanan
dengan ukuran panjang 10-20 mm dan lebar 2-3 mm serta merupakan pacemaker
jantung.Nodal SA mengatur ritme jantung (60-100X/menit) dengan mempertahankan
kecepatan depolarisasi serta mengawali siklus jantung ditandai dengan sistol atrium. Impuls
dari nodal SA menyebar pertama sekali ke atrium kanan lalu ke atrium kiri(melalui berkas
bachman) yang selanjutnya diteruskan ke nodal atrioventrikular(AV) melalui traktur
internodal.
2) Nodal Atrioventrikular (AV)
Nodal AV terletak dekat septum interatrial bagian bawah, di atas sinus koronarius dan di
belakang katup tricuspid yang berfungsi memperlambat kecepatan konduksi sehingga
memberi kesempatan atrium mengisi ventrikel sebelum sistol ventrikel serta melindungi
ventrikel dari stimulasi berlebihan atrium seperti pada fibrilasi atrial.Nodal AV menghasilkan
impuls 40-60X/menit dan kecepatan konduksi 0.05 meter/detik. Impuls dari nodal AV akan
diteruskan ke berkas His.
3) Berkas His terbagi atas berkas kanan dan kiri. Berkas His kiri terbagi menjadi berkas anterior
kiri,posterior dan septal. Berkas kanan menyebarkan impuls ke ventrikrl kanan,sedangkan
berkas kiri menyebarkan impuls ke septum inter-ventrikel dan ventrikel kiri dengan
kecepatan konduksi 2 meter/detik. Berkas-berkas tersebut bercabang cabang-cabang kecil
atau serabut purkinje yang tersebar mulai dari septum interventrikel sampai ke muskulus
papilaris dan menghasilkan impuls 20-40X/menit dengan kecepatan konduksi 4 meter/detik.
Impuls listrik menyebar mulai dari endokardium-miokardium dan terkahir sampai
epikardium,yang selanjutnya otot jantung akan bergerak dan memompa darah keluar dari
ruang ventrikel ke pembuluh darah arteri.

B. Aktivitas Listrik Jantung


Jantung merupakan system elektromekanikal dimana signal untuk kontraksi otot jantung
timbul akibat penyebaran arus listrik di sepanjang otot jantung. Jantung mempunyai
kemampuan Autorhytmicity yang memiliki karakteristik yaitu sel jantung memiliki fungsi
mekanik dan elektrik serta terdiri dari filament-filamen kontraktil yang jika terstimulasi akan
saling berinteraksi sehingga sel miokard akan berkontraksi, Kontraksi sel otot jantung yang
berhubungan dengan perubahan muatan listrik disebut depolarisasi dan pengembalian muatan
listrik disebut Repolarisasi. Rangakain proses ini disebut potensial aksi. Sel Miokard bersifat
depolarisasi spontan yang berfungsi sebagai back up sel pacu jantung jika terjadi disfungsi
nodal sinus atau kegagalan propagansi depolarisasi dengan manifestasi klinis berupa aritmia.
Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh potential aksi yang
menyebar melalui membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama
akibat potential aksi yang ditimbulkan sendiri yang dikenal sebagai otoritmisitas. 3,4,5 Secara
kasarnya, 99% sel otot jantung adalah sel kontraktil yang memompa dan sebagian kecil lagi
adalah sel otoritmik yang menkhususkan diri untuk mengcetuskan dan menghantar potential
aksi. Nodus SA yang terletak di pembukaan vena cava superior akan mengeluarkan impuls
sebanyak 72 kali per menit dan iramanya lebih cepat dari atrium(40-60 kali per menit) dan
ventrikel(20 kali per menit). Nodus ini dipengaruhi saraf simpatis dan parasimpatis yang akan
mempercepat atau memperlambatkan iramanya. Nodus SA juga disebut sebagai pacemaker
atau pemacu jantung karena ia mengatur frekuensi kontraksi irama jantung. Impuls dari SA
akan menjalar sepanjang serat purkinje pada atrium menuju nodus AV yang membawa impuls
dari septum interventrikuler menuju ventrikel.2
Fase potensial aksi jantung terdiri dari beberapa fase :
1. Fase 0
Depolarisasi cepat : terjadi pemasukan cepat Na + dari luar sel ke dalam sel melalui
saluran Na+. Ion K+ bergerak ke luar sel dan Ca++ bergerak lambat masuk ke dalam sel
melalui saluran Ca++ . Sel akan terdepolarisasi dan dimulailah kontraksi jantung ditandai
dengan kompleks QRS pada EKG. Selanjutnya terjadi repolarisasi segera terjadi dari 3
fase( Fase1,2,3).4
2. Fase 1 :
Repolarisasi dini : Saluran Na+ akan menutup sebagian sehingga memeperlambat
aliran Na+ ke dalam sel. Pada saat bersamaaan, Cl- masuk ke dalam sel dan K+ keluar
melalui saluran K+. Alhasil terjadi penurunan jumlah ion positif dalam sel yang
menimbulkan gelombang defleksi negative kecil pada kurva potensial aksi.4
3. Fase 2 :
Fase Plateau : Terjadi pemasukan lambat Ca++ ke dalam sel melalui saluran Ca++.
Ion K+ terus keluar dari sel melalui saluran K+.fase iini ditandai dengan segmen ST pada
EKG.4
4. Fase 3 :
Repolarisasi Cepat akhir : Terjadi downslope potensuil aksi, diamana K+ bergerak
cepat keluar sel. Saluran Ca++ dan Na+ tertutup sehingga Ca++ dan Na+ tidak bisa masuk ke
dalam sel. Pengeluaran cepat K+ menyebabkan suasana elektrik di dalam sel menjadi
negative. Hal ini menjelaskan terjadinya gelombang T pada EKG. Jika saluran K+
dihambat,terjadi pemanjangan potensil aksi.4
5. Fase 4 :
Resting membrane potensial : kembali pada keadaan istirahat, Na+ dijumpai banyak
di dalam sel serta K+ banyak di luar sel. Pompa Na+ K+ akan diaktivasi untuk mengeluarkan
Na+ dan memasukkan K+ ke dalam sel. Jantung mengalami polarisasi (siap untuk stimulus
berikutnya).

Atau dapat dijelaskan berdasarkan grafik:


1 = Pintu: Na+ terbuka (sedikit), K+ menutup, Ca++ membuka

2 = Ca++ membuka, K+ menutup

3 = Ca++ menutup, K+ membuka

C. Curah Jantung

Curah jantung (Cardiac Output) adalah jumlah darah yang dipompa keluar dari ventrikel kiri
setiap menit.Curah jantung normal adalah 4 sampai 6 liter per menit pada orang dewasa yang
sehat dengan berat badan 70 kg saat istirahat. Volume darah yang bersirkulasi berubah sesuai
kebutuhan oksigen dan metabolik tubuh. Misalnya, selama latihan, kehamilan, demam, curah
jantung meningkat, tetapi selama tidur, curah jantung menurun.Curah jantung dari kedua
ventrikel dalam keadaan normal adalah identik, walaupun apabila diperbandingkan denyut
demi denyut, dapat terjadi variasi minor.Dua factor penentu dalam penentu curah jantung
adalah kecepatan denyutan jantung dan volume sekuncup. Sehingga rumus untuk mencari
curah jantung sebagai berikut:

Curah Jantung (CJ) = Volume Sekuncup (VS) x Frekuensi Denyut Jantung (FDJ)

Kecepatan denyutan rata-rata adalah 70 kali per menit, yang ditentukan oleh irama nodus SA,
sedangkan volume sekuncup rata-rata adalah 70ml per denyut, sehingga curah jantung rata-
rata adalah 4900 ml per menit atau 5 liter/menit. Hal ini berarti, setiap menit ventrikel kanan
normalnya memompa 5 liter darah melalui paru, dan ventrikel kiri memompa 5 liter melalui
sirkulasi sistemik. Antara faktor utama yang mempengaruhi curah jantung adalah aktivitas
berat dan peningkatan aliran balik vena ke jantung.Jika aliran darah balik vena meningkat
akan meningkatkan volume akhir diastolic yang kemudianya akan mengembangkan serabut
miokardial ventrikel. Semakin banyak serabut otot jantung yang mengembang pada
permulaan kontraksi semakin banyak isi ventrikel sehingga daya kontraksi semakin besar.
Hal ini disebut sebagai hokum Frank-Starling tentang jantung. Terdapat juga faktor yang
mendukung aliran balik vena memperbesarkan curah jantung seperti, pompa otot rangka,
pernafasan dan reservoir vena.

Pengaturan Irama Jantung

A. Pembentukan Gelombang EKG

Gambar 3. Gelombang EKG8

Potensial listrik yang timbul pada waktu jantung berkontraksi dapat dicatat. Grafik
yang tercatat melalui rekaman ini disebut elektrokardiogram (EKG). Dalam pemeriksaan
EKG harus memperhatikan umur, berat badan, bentuk badan, tekanan darah, obat-obatan
yang digunakan serta keluhan seseorang.Pada umumnya EKG yang tidak normal disertai pula
fungsi, anatomi struktur jantung yang tidak normal. Akan tetapi sering pula jantung yang
berfungsi baik menunjukkan kelainan EKG, sebaliknya pada jantung yang berfungsi tidak
baik selalu disertai kelainan EKG.8

EKG adalah suatu rekaman yang diperoleh dari perubahan aktivitas listrik jantung
yang ditandai dengan gelombang P, Q, R, S, T, dan U.9

Gelombang P
Gelombang P merupakan gelombang awal hasil depolarisasi di kedua atrium.
Normalnya kurang dari 0,12 detik dan tingginya (amplitudo) tidak lebih dari 0,3 mV.
Gelombang P secara normal selalu defleksi positif (cembung ke atas) di semua sadapan dan
selalu defleksi negatif (cekung ke bawah) di sadapan aVR. Akan tetapi, kadang-kadang
ditemukan defleksi negatif di sadapan V1 dan hal ini merupakan sesuatu yang normal.9

Kompleks QRS

Terdiri atas gelombangQ-R dengan / atau S. Gelombang QRS merupakan hasil


depolarisasi kedua ventrikel . Secara normal, lebar kompleks QRS adalah 0,06 detik-0,12
detik dengan amplitudo yang bervariasi bergantung pada sadapan.9

Gelombang Q

Terjadi depolarisasi septum ventrikel. Gelombang ini merupakan gelombang defleksi


negatif . Secara normal, lebarnya tidak lebih dari 0,04 detik dan dalamnya kurang dari 45%
atau 1/3 tinggi gelombang R.9

Gelombang R

Terjadi depolarisasi dinding lateral ventrikel. Merupakan gelombang defleksi positif


di semua sadapan, kecuali aVR. Penampakannya di sadapan V1 dan V2 kadang-kadang kecil
atau tidak ada, tetapi masih normal.9

Gelombang S

Gelombang ini merupakan gelombang defleksi negatif. Secara normal, gelombang S


berangsur-angsur menghilang pada sadapan V1-V6. 9

Gelombang T

Gelombang T merupakan gelombang hasil repolarisasi di kedua ventrikel. Normalnya


positif dan terbalik di aVR.9

Gelombang U
Gelombang U merupakan gelombang yang muncul setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Umumnya merupakan suatu kelainan hipokalemia.9

Interval PR

Interval PR adalah garis horizontal yang diukur dari awal gelombang P hingga awal
komplek QRS. Interval ini menggambarkan waktu yang diperlukan dari permulaan
depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel atau waktu yang diperlukan impuls
listrik dari nodus SA menuju serabut purkinye, dan normalnya 0,12-0,20 detik.9

Interval QT

Interval QT merupakan garis horizontal yang diawali dari gelombang Q sampai akhir
gelombang T. Interval ini merupakan waktu yang diperlukan ventrikel dari awal terjadinya
depolarisasi sampai akhir polarisasi. Panjang interval QT bervariasi tergantung pada
frekuensi jantung (Heart rate).9

Segmen ST

Segmen ST merupakan garis horizontal setelah akhir QRS sampai awal gelombang T.
segmen ini merupakan waktu depolarisasi ventrikel ynag masih berlangsung sampai
dimulainya awal repolarisasi ventrikel. Normalnya, sejajar garis isoelektris.9

B. Harvard Step Test

Tujuan dari Harvard test adalah untuk mengukur kebugaran jasmani berdasarkan
kemampuan kardiovaskuler. Alat atau fasilitas yang dibutuhkan adalah bangku setinggi 50
cm, stopwatch dan metronome ( untuk mengukur jumlah satuan langkah dalam satu menit).
Cara pelaksanaannya adalah subjek atau pasien berdiri dengan salah satu kaki di atas bangku.
Jika ada aba-aba ya, kaki yang satu lagi naik ke atas bangku sehingga berdiri dengan kedua
lutut lurus. Kemudian, salah satu kaki turun dan disusul dengan kaki lainnya. Lakukan
gerakan naik turun bangku tersebut selama 5 menit dengan kecepatan 30 langkah per menit. 10

Selanjutnya, mengukur denyut nadi dengan beberapa langkah. Setelah subjek latihan
tersebut, subjek diminta duduk, kemudian denyut nadinya dicatat dalam tiga periode, yaitu:
(1)selama 30 detik, setelah menit pertama istirahat. (2) selama 30 detik, setelah menit kedua
istirahat. (3) selama 30 detik, setelah menit ketiga istirahat. (4) setelah itu, untuk menafsirkan
hasil tes tersebut dipergunakan rumus sebagai berikut.10

Long Form
Kesegaran jasmani indeks I:
(lamanya melakukan latihan dalam detik) X 100
2( jumlah denyut nadi yang dihitung dalam recovery)
Short Form
Kesegaran jasmani indeks II:
(lamanya melakukan latihan dalam detik) X 100
(5,5 denyut nadi yang dihitung selama 30 detik dalam recovery )

Kesimpulan

Jantung merupakan organ pompa darah, yang nantinya akan menyebarkan ke seluruh tubuh.
Dimana bagian atas tubuh di perdarahi oleh A. Anonyma, A. Carotis Communis, Arcus Aorta,
A. Subclavia. Sedangkan bagian tubuh bawah di perdarahi oleh Aorta Descendens.
Pemeriksaan kesehatan jantung dapat di lakukan dengan berbagai test, seperti Harvard step
test dan EKG.

Daftar pustaka

1. Sobotta. Editor: Putz R, Pabst R, Gmbh E, Munich. Atlas anatomi manusia jilid 1. Edisi:
22. Jakarta: EGC; 2007.p.74-80.
2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed ke-6. Jakarta: EGC; 2011.
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.
4. Cambridge Communication Limited. Anatomi fisiologi: Sistem pernapasan dan sistem
kardiovaskular. Edisi ke-2. Jakarta:EGC;2001.
5. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004.h.14-21.
6. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2006.h.101-12.
7. Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. Histologi dasar. Edisi ke-8. Jakarta:
EGC;1998.h.210-41.
8. Cambridje.Sistem pernapasan dan sistem kardiovaskular. Edisi 2. Jakarta: EGC;
2008.h.27.
9.
Moore KL.Anatomi Klinis Dasar.Jakarta.Penerbit Hipokrates.2006.h.56-67.
10. Dharma Surya.Sistematika Interpretasi EKG Pedoman Praktis.Jakarta.EGC.2008.h.1-4.

Vous aimerez peut-être aussi