Vous êtes sur la page 1sur 47

BAB I

PENDAHULUAN
A; Latar Belakang

Akuntansi keuangan pemerintah daerah di Indonesia merupakan salah satu bidang dalam
akuntansi sektor publik yang mendapat perhatian dari berbagai pihak semenjak Reformasi
Tahun 1998. Menurut Bachtiar Arif dkk (2002:3), akuntansi pemerintahan merupakan suatu
aktivitas pemeberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah serta
penafsiran atas informasi keuangan tersebut. Sedangkan Abdul Halim (2002:143)
mendefinisikan akuntansi pemerintahan yaitu sebuah kegiatan jasa dalam rangka
menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan dari entitas pemerintah
guna pengambilan keputusan ekonomi yang nalar dari pihak-pihak yang berkepentingan atas
berbagai alternatif arah tindakan.

Reformasi keuangan daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No 22 Tahun 1999


tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang menggantikan UU No 5 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan UU No 32 Tahun 1956 tentang Perimbangan
Keuangan antara Negara dan Daerah-daerah yang Mengurusi Rumah Tangganya Sendiri.
Secara umum, keuangan daerah di era prareformasi, wewenang pemda sebagai kekuatan
eksekutif terbatas dan pada era sekarang (pasaca reformasi) wewenang kepada pemda terlihat
secara nyata melalui definisi pemda yang meliputi kepala daerah beserta perangkat daerah
lainnya.

Tujuan akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis menurut Bachtiar Arif (2002) pada
umumnya sama, yaitu:

1; Akuntabilitas: di dalam pemerintahan, keuangan Negara yang dikelola harus dapat


dipertanggungjawabkan sesuai amanat konstitusi. Pelaksanaan fungsi ini di Indonesia
diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 ayat 5.
2; Manajerial: untuk melakukan pencapaian dalam penyusunan APBN dan strategi
pembangunan lainnya, harus taat dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang bersifat efisien, efektif, dan ekonomis.
3; Pengawasan: pemeriksaan keuangan di Indonesia terdir dari pemeriksaan keuangan
secara umum, pemeriksaan ketaatan, dan pemeriksaan operasional atau manajerial.

B; Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah akuntansi keuangan pemerintah ini, yaitu:
1; Bagaimana pengelolaan keuangan daerah?
2; Bagaimana penatausahaan dan sistem prosedur keuangan daerah?
3; Bagaimana sistem dan prosedur dokumen keuangan daerah?
4; Apa dan bagaimana standar keuangan pemerintah?
5; Bagaimana kerangka konseptual Standar Akuntansi Pemerintah?
6; Bagaimana lingkungan akuntansi pemerintah daerah?
7; Bagaimana akuntansi pada keuangan pemerintah?
C; Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini yaitu sesuai dengan rumusan masalah, sebagai berikut:
1; Mengetahui pengelolaan keuangan daerah.
2; Mengetahui penatausahaan dan sistem prosedur keuangan daerah.
3; Mengetahui sistem dan prosedur dokumen keuangan daerah.
4; Mengetahui standar keuangan pemerintah.
5; Mengetahui kerangka konseptual Standar Akuntansi Pemerintah.
6; Mengetahui lingkungan akuntansi pemerintah daerah.
7; Mengetahui akuntansi pada keuangan pemerintah.

2;

2
BAB II

PEMBAHASAN

A; Pengelolaan Keuangan Daerah


1; Siklus Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah
a; Gambaran Umum Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dalam sistem dan
prinsip NKRI. Contoh pemerintah daerah seperti Gubernur, Bupati, dan/ atau
Walikota baik di Propinsi, Kabupaten dan/ atau Kota, serta ada perangkat daerah
sebagai penyelenggara pemerintahan daerah.
b; Definisi Keuangan Daerah
Keuangan daerah tidak hanya dalam bentuk kas tetapi juga dalam bentuk non kas,
seperti aset atau kekayaan daerah dalam bentuk aset tetap berwujud (jalan aspal,
jembatan pasar, puskesmas, rumah sakit). Hak negara untuk memungut pajak,
mengeluarkan dan mengedarkan uang, melakukan pinjaman, penerimaan daerah,
pengeluaran daerah, kewajiban daerah, kekayaan daerah, serta kekayaan pihak lain
yang dikuasai pemerintah juga termasuk keuangan daerah yang sesuai dengan UU No
17 tahun 2003 pasal 2.
Pengelolaan keuangan daerah meliputi beberapa tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan
keuangan daerah. Untuk mencapai tujuan pemerintah, keuangan daerah harus dikelola
dengan baik secara tertib sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatuhan, dan manfaat untuk masyarakat serta
diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan oleh peraturan daerah.
c; Landasan Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah diatur menggunakan peraturan
perundangan, yang meliputi Undang-Undang Dasar, Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah.
Selain itu ada juga Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri. Peraturan Perundangan
tersebut masuk dalam tata urutan perundangan yang berlaku di Indonesia, dimana
aturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi
(Lex Speciale derogate lax generale).

3
Gambar 1.1. Landasan Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah

2; Sistem Pengendalian Internal dalam Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pengelolaan
Keuangan Daerah
a; Definisi Sistem Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal yaitu perencanaan yang meliputi struktur organisasi,
metode, dan alat-alat yang dikoordinasikan dalam organisasi untuk menjaga kekayaan
organisasi, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi,
dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Fungsi sistem pengendalian internal yaitu:
- Preventive Control: untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya yaitu
menjaga kekayaan organisasi dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh:
adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
- Detective Control: aktivitas untuk menemukan kejadian/peristiwa yang kurang
baik seperti pemborosan operasional.
- Corrective Control: aktivitas yang dirancang untuk memperbaiki masalah-masalah
yang ditemukan dalam detective control.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan daerah antara lain yaitu:
- Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKPKD): Gubernur,
Bupati, dan Walikota bertindak mewakili pemerintah daerah untuk menentukan
kebijakan penggunaan uang dan kekayaan daerah seperti kebijakan rencana
strategis, arah kebijakan pembangunan, dan prioritas anggaran. Kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan kepada Kepala Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangn Daerah (PPKD) dan Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Pejabat Pengguna Anggaran
Daerah.

4
- Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah (KOORD PKD): sekretaris daerah
(Sekda) bertindak sebagai koordinator pengelolaan keuangan daerah yang
melakukan koordinasi antara pengguna anggaran dengan pengelola keuangan
daerah.
- Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD): tugasnya yaitu menyusun dan
melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah, menyusun rancangan
APBD dan rancangan perubahan APBD, melaksanakan pemungutan pendapatan
daerah yang ditetapkan Peraturan Daerah, melaksanakan fungsi Bendahara Umum
Daerah, serta menyusun laporan keuangan daerah untuk pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.
Dalam melaksanakan fungsinya selaku Bendahara Umum Daerah, PPKD
berwenang untuk menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD,
mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD, melakukan pengendalian pelaksanaan
APBD, melaksanakan pemungutan pajak daerah, menetapkan SPD.
- Pejabat Pengguna Anggaran / Pengguna Barang Daerah (PA): mempunyai hak
menggunakan anggaran dan barang yang merupakan pelimpahan tugas dari kuasa
pengelola keuangan daerah. Tugas dan wewenang PA yaitu menyusun RKA-
SKPD dan DPA-SKPD, dan mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang
dipimpinnya. Kuasa pengguna anggaran bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnya kepada pengguna anggaran atau pengguna barang.
- Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD (PPTK): tugasnya yaitu mengendalikan
pelaksanaan kegiatan, melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan, serta
menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.
Penunjukan PPTK berdasarkan pertimbangan kompetnsi jabatan, anggaran
kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/ atau rentang kendali dan pertimbangan objekif
lainnya. PPTK bertanggung jawab kepada pejabat PA/KPA.
- Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD): PPK-SKPD yang berperan
menjalankan fungsi akuntansi di SKPD (akuntansi internal SKPD). Tugasnya
yaitu Meneliti kelengkapan SPP-LS yang diajukan oleh PPTK, meneliti
kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran, menyiapkan SPM, serta menyiapkan laporan keuangan
SKPD.
Pejabat penatausahaan keuangan SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat
yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara atau daerah, bendahara,
dan/ atau PPTK.
- Bendaharawan Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran: Bendahara penerimaan
adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima kas daerah,
menyerahkannya kepada Bendahara Umum Daerah (BUD), dan mencatat

5
transaksi tersebut. Bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang
ditunjuk untuk menerima transfer uang dari BUD dan mengirimkannya
(mentransfer) kepada SKPD yang meminta uang kepada BUD untuk membiayai
kegiatan SKPD tersebut. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran baik
secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan
perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai
penjamin atas kegiatan/ pekerjaan/ penjualan, serta membuka rekening/ giro pos
atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama
pribadi. Bendahara Penerimaan dan/ atau Bendahara Pengeluaran dalam
melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh bendahara penerimaan pembantu dan/
atau bendahara pengeluaran pembantu. Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran secara fungsional bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya
kepada PPKD selaku BUD.
b; Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi di Lingkungan Pemda
Entitas akuntansi merupakan unit pemerintahan daerah yang mengelola anggaran,
kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan
keuangan atas dasar akuntansi (SAP sesuai PP 71 tahun 2010). Entitas akuntansi di
pemda biasanya adalah SKPD yang tidak berlaku sebagai Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (bukan SKPKD).
Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan daerah yang terdiri dari satu atau
lebih entitas akuntansi yang menurut peraturan perundang-undangan wajib
melaporkan laporan pertanggungjawaban yang sesuai dengan SAP sesuai PP 71 tahun
2010. Entitas pelaporan pada pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah yang
diwakili oleh kepala daerah (Gubernur, Bupati, dan Walikota). Namun secara teknis
penyusunan pelaporan keuangan dilakukan oleh PPKD.
B; Penatausahaan dan Sistem Prosedur Keuangan Daerah
1; Dasar-dasar Penatausahaan Keuangan Pemerintah Daerah
a; Gambaran Umum Penatausahaan Keuangan Pemerintah Daerah
Penatausahaan keuangan daerah yaitu suatu sistem akuntansi yang dilaksanakan
baik secara manual maupun berbasis sistem informasi yang dilaksanakan untuk
melakukan proses pencatatan, administrasi, dan pelaporan yang dilakukan dalam
rangka pelaksanaan pendapatan, belanja, dan pembiayaan berdasarkan pada APBD
yang telah di tetapka seblumnya.
Aspek-aspek pokok yang ada pada penatausahaan keuangan daerah harus
meliputi: penetapan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) untuk masing-masing
SKPD, pelaksanaan pendapatan daerah, pelaksanaan belanja daerah, pelaksanaan
pembiayaan daerah, dan akuntansi keuangan daerah.

6
b; Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)
dan Anggaran Kas
APBD merupakan suatu dokumen yang berisikan rencana program dan kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk satu periode tertentu yang telah diuraikan dalam bentuk
pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (DPA-SKPD) merupakan dokumen yang dijadikan dasar oleh
SKPD untuk pelaksanaan penerimaan maupun pencairan dana sesuai dengan rencana
yang tertuang didalam APBD tersebut.
Proses penyusunan dan penerbitan DPA-SKPD dan Anggaran Kas adalah
(sumber: Permendagri no 13 tahun 2006):
- Setelah anggaran ditetapkan, selanjutnya PPKD meminta kepada semua kepala
SKPD untuk menyusun dan menyampaikan rancangan DPA-SKPD dan rancangan
Anggaran Kas.
- Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD dan rancangan Anggaran Kas
yang telah disusunya kepada PPKD.
- TAPD menyampaikan rancangan DPA-SKPD kepada sekda untuk meminta
persetujuan dan rancangan Anggaran Kas kepada PPKD untuk disyahkan menjadi
anggaran kas pemda.
- Setelah menyetujui rancangan DPA-SKPD, sekda menyerahkan rancangan DPA-
SKPD kepada PPKD untuk menjadi DPA-SKPD.
- DPA-SKPD selanjutnya disampaikan kepada kepala SKPD yang bersangkutan,
kepada satuan kerja pengawasan daerah, dan kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
- Anggaran Kas Pemda digunakan sebagai dasar pembuatan Surat Penyediaan Dana
(SPD) oleh PPKD.
- DPA-SKPD digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh kepala SKPD
selaku pengguna anggaran/barang.
c; Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah adalah aliran kas masuk yang cukup pasti dari peristiwa masa
lalu dan mempengaruhi ekuitas dana. Pendapatan daerah meliputi Pendapat Asli
Daerah, Dana Perimbangan, Dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. Dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan daerah, diperlukan prinsip-prinsip penerimaan
daerah yang harus dilaksanakan, yaitu semua penerimaan daerah dilakukan melalui
rekening kas umum daerah yaitu kas besar pemerintahan daerah, penerimaan dari
hasil pemanfaatan barang daerah atas pelaksanaan kegiatan lainya merupakan
pendapatan daerah, semua penerimaan daerah apabila berbentuk uang harus segera
disetor ke kas umum daerah dan yang berbentuk barang menjadi milik/aset daerah yan
dicatat sebagai investasi daerah, penyetoran ke rekening kas umum daerah pada bank

7
pemerintah yang ditunjuk, dan PPKD melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas
laporan pertanggugjawaban penerimaan.
d; Prinsip-prinsip Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah
Belanja adalah aliran kas keluar yang cukup pasti yang disebabkan dari peristiwa
masa lalu dan mempengaruhi ekuitas dana. Belanja daerah diklarifikasikan
berdasarkan urusan, program dan kegiatan, serta kelompok dan jenis rekening.
Belanja untuk urusan wajib yaitu diantaranya: pendidikan, kesehatan, pekerjaan
umum, perumahan rakyat, penataan ruang, dan lainya. Belanja untuk urusan pilihan
meliputi : pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pariwisata, dan
lainya. Kelompok rekening belanja meliputi belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Belanja tidak langsung seperti Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja
Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan; Belanja Subsidi; Belanja Hibah; Belanja
Bantuan Sosial; Dan Belanja Tidak Terduga. Sedangkan belanja langsung diuraikan
menjadi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
Prinsip-prinsip dalam belanja daerah, yaitu: setiap pengeluaran harus didukung
oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperolah oleh pihak menagih,
pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak dapat dilakukan sebelum
rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dan ditempatkan dalam
lembaran daerah tidak termasuk belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang
bersifat wajib, pembayaran atas beban APBD dapat dilakukan berdasarkan SPD, atau
DPA-SKPD, atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD, permintaan
pembayaran dilakukan melalui penerbitan SPP, SPM, SP2D, dan SPP dan SPM
meliputi UP,GU,TU,LS.
e; Prinsip-prinsip Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu di bayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Prinsip-prinsip pelaksanaan
anggaran pembiayaan daerah, yaitu: pengelolaan pembiayaan anggaran pembiayaan
daerah dilakukan PPKD, semua penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah
dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah, pemindahbukuan dari rekening dana
cadangan ke Rekening Kas Umum Daerah dilakukan berdasrkan rencana pelaksanaan
kegiatan, setelah jumlah dana cadangan yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah
tentang pembentukan dana cadangan yang berkenaan mencukupi, dan lain
sebagainya.
f; Akuntansi Keuangan Daerah
Dalam pelaksanaan akuntansi keuangan daerah, pemerintah daerah menyusun
sistem akuntansi pemerintah yang mangacu pada standar akuntansi pemerintahan, (PP
71 tahun 2010). Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi: sistem dan prosedur

8
akuntansi penerimaan kas, sistem dan prosedur akuntansi pengeluaran kas, sistem dan
prosedur akuntansi aset, sistem dan prosedur akuntansi selain kas, serta sistem dan
prosedur akuntansi pokok
Sistem dan prosedur akuntansi disusun berdasarkan prinsip pengendalian internal
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang meliputi lingkungan
pengendalian, penaksiran atau penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi, serta monitoring atau pemantauan.
2; Sistem dan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas
a; Definisi Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas
Sistem dan prosedur penerimaan kas merupakan interaksi dari sub-sub sistem
meliputi personil, dokumen, catatan, dan laporan serta urutan-urutan operasional
dalam rangka menatausahakan dan mencatat penerimaan kas pemerintah daerah.
Prinsip-prinsip SPI terkandung didalam sistem dan prosedur penerimaan kas yaitu:
semua penerimaan daerah dalam rangka pelaksaan urusan pemerintahan daerah
dikelola dalam APBD, setiap SKPD yang mempunyai tugas memungut dan/atau
menerima pendapatan daerah wajib melaksanakan pemungutan dan atau penerimaan
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan,
penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran (Asas
BRUTO), kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan, penerimaan
SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke rekening kas umum daerah paling lama 1
(satu) hari kerja, dan penerimaan kas daerah disetor ke rekening kas umum daerah
pada bank pemerintah yang ditunjuk dan dianggap sah setelah kuasa BUD menerima
nota kredit. Penerimaan daerah yang disetor ke rekening kas umum daerah dapat
dilakukan dengan disetor melalui bendahara penerimaan, disetor melalui bendahara
penerimaan pembantu, disetor langsung ke bank, atau disetor melalui bank lain,
badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos.
b; Uraian Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas Pemerintah Daerah
1; Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan
Pihak terkait yaitu pengguna anggaran, bendahara penerimaan, dan PPKD
selaku BUD. Langkah-langkah teknisnya yaitu: pengguna anggaran menyerahkan
Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah/Surat Ketetapan Retribusi (SKR) kepada
bendahara penerimaan, selanjutnya BUD menerima Nota Kredit dari Bank atas
STS yang diterimanya dari Bendahara Penerimaan.
2; Pendapatan Daerah melalui Bendahara Penerimaan Pembantu
Pihak terkait yaitu pengguna anggaran, bendahara penerimaan pembantu, dan
bendahara penerimaan. Langkah-langkah teknisnya yaitu: Pengguna anggaran
menyerahkan SKP Daerah/SKR kepada Bendahara Penerimaan Pembantu,

9
selanjutnya BUD menerima Nota Kredit dari Bank atas STS yang diterimanya
dari Bendahara Penerimaan pembantu.
3; Pendapatan Daerah melalui Bank Kas Daerah
Pihak terkait yaitu pengguna anggaran, bank kas daerah, dan bendahara
penerimaan. Langkah-langkah teknisnya yaitu: Pengguna anggaran menyerahkan
SKP Daerah/SKR kepada Bendahara Penerimaan dan Wajib Pajak/Retribusi, Bank
Kasda menerima uang dari Wajib Pajak/Retribusi kemudian membuat Bukti
Setoran dan Nota Kredit, selanjutnya Bendahara Penerimaan menerima Slip
Setoran atau bukti lain yang Sah dari Wajib Pajak/Retribusi dan akan
menggunakannya sebagai dokumen sumber dalam penatausahaan penerimaan
bersama-sama dengan SKP Daerah/SKR.
4; Pendapatan Daerah melalui Bank Lain
Pihak terkait yaitu pengguna anggaran, bank lain, bendahara penerimaan, dan
bank kas daerah. Langkah-langkah teknisnya yaitu: Pengguna anggaran
menerbitkan dan menyerahkan SKP Daerah/SKR kepada Bendahara Penerimaan
dan Wajib Pajak/Retribusi, bank lain menerima uang dari Wajib Pajak lemudian
membuat Bukti Setoran dan Nota Kredit, selanjutnya bendahara Penerimaan
menerima Slip Setoran atau bukti lain yang Sah dari Wajib Pajak/Retribusi dan
akan menggunakannya sebagai dokumen sumber dalam penatausahaan
penerimaan bersama-sama dengan SKP Daerah/SKR.
c; Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan
Bendahara penerimaan wajib mempertanggungjawabkan secara: administratif atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada Pengguna Anggaran /Kuasa Pengguna
Anggaran melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan
fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD selaku BUD
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Laporan pertanggungjawaban tersebut
dilampiri dengan buku kas umum, buku pembantu perincian objek penerimaan, buku
rekapitulasi penerimaan harian, dan bukti penerimaan lainnya yang sah.
Pihak terkait yaitu bendahara penerimaan, PPK SKPD, pengguna anggaran, dan
bendahara umum daerah. Langkah-langkah teknisnya yaitu: Bendahara penerimaan
melakukan penatausahaan penerimaan berdasarkan SKP Daerah/SKR, STS, dan Surat
Tanda Bukti Pembayaran/ Bukti Lain yang sah, berdasarkan dokumen yang ada
Bendahara Penerimaan membuat dokumen SPJ penerimaan, setelah dinyatakan lolos
pengujian, maka PPK SKPD menyerahkan SPJ Penerimaan kepada Pengguna
Anggaranuntuk disahkan, selanjutnya BUD melakukan verifikasi, evaluasi, dan
analisis atas SPJ Penerimaan yang diserahkan Pengguna Anggaran.

10
d; Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Pembantu
Bendahara penerimaan pembantu wajib menyelenggarakan penatausahaan
terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggung
jawabnya. Penatausahaan atas penerimaan menggunakan buku kas umum dan buku
kas penerimaan harian pembantu. Bendahara penerimaan pembantu wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada bendahara
penerimaan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
Pihak terkait yaitu bendahara penerimaan pembantu dan bendahara penerimaan.
Langkah-langkah teknisnya yaitu: Bendahara penerimaan melakukan penatausahaan
penerimaan berdasarkan SKP Daerah/SKR, STS, dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/
Bukti Lain yang sah selanjutnya Bendahara Penerimaan melakukan verifikasi,
evaluasi, dan analisis atas SPJ Penerimaan Pembantu tersebut.
e; Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas
Pengeluaran daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah. Pengeluaran daerah
terdiri dari belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Pengeluaran kas
dilakukan oleh bendahara pengeluaran yang ada di tiap-tiap kerja pemda, yakni
SKPD. Semua pengeluaran SKPD didanai oleh BUD.
1; Mekanisme Permintaan Uang Oleh SKPD Kepada BUD
a; Mekanisme UP/GU/TU
Proses meminta uang yang dilakukan oleh SKPD kepada BUD dengan
mekanisme Uang Persediaan/Ganti Uang/ Tambah Uang (SPD
UP/GU/TU): bendahara pengeluaran mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran mekanisme Uang Persediaan/Ganti Uang/ Tambah Uang (SPD-
UP/GU/TU) kepada Kepala Dinas melalui Pejabat Penatausahaan Keuangan
SKPD (PPK SKPD), PPK SKPD memeriksa apakah SPD sudah lengkap dan
sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran dan Anggaran kas,
berdasarkan SPD UP/GU/TU tersebut Kepala Dinas membuat Surat Perintah
Membayaran (SPM) yang diterbitkan dan di tunjukan kepada Kuasa BUD
(Kasda), Kasda memeriksa kelengkapan SPM yang diterbitkan oleh Kepala
Dinas dan mencocokannya dengan DPA-SKPD, kepala dinas menyuruh orang
membawa SP2D Ke Bank Daerah, berdasarkan SP2D, Bank Daerah
mentransfer sejumlah uang (sesuai yang tertera di SP2D).
Setelah uang diterima, uang tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan
SKPD, dan membuat laporan pertanggung jawaban atas kegiatan tersebut. Jika
uang yang digunakan ada sisanya maka kasda berhak meminta uang itu
kembali.
b; Mekanisme LS

11
Proses meminta uang oleh SKPD kepada BUD dengan mekanisme
Langsung/LS, yaitu: yang mengurus hal teknis di SKPD adalah PPTK,
berdasrkan SPD-LS yang diajukan PPTK, bendahara pengeluaran meneruskan
SPD-LS tersebut kepada kepala dinas, PPK SKPD memeriksa apakah SPD-LS
sudah lengkap dan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran dan
Anggaran Kas, berdasrkan SPD-LS tersebut Kepala Dinas membuat Surat
Perintah Membayaran (SPM) yang diterbitkan dan ditunjukan kepada kuasa
BUD (kasda), Kasda memeriksa kelengkapan SPM yang diterbitkan oleh
Kepala Dinas dan mencocokannya dengan DPA-SKPD. SP2D yang
diserahkan langsung kepada Bank Daerah, berdasarkan SP2D , Bank Daerah
mentransfer sejumlah uang (sesuai yang tertera di SP2D) ke rekening yang
tertera di SP2D, serta pihak ketiga (penjual komputer) akan berkomunikasi
kepada PPTK untuk melakukan penyelesaian transaksi.
C; Sistem dan Prosedur Dokumen Keuangan Daerah
1; Dokumen Pelaksanaan Anggaran dan Anggaran Kas Satuan Kerja Perangkat Daerah
a; Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA-SKPD
DPA SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran
oleh kepala SKPD sebagai pengguna anggaran.
Rancangan DPA SKPD adalah rancangan yang berisi:
- Sasaran yang hendak dicapai
- Program dan kegiatan
- Anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut
- Rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan

DPA SKPD terdiri dari:

- DPA SKPD 1: digunakan untukk menyusun rencana pendapatan atau penerimaan


SKPD dalam tahun anggaran yang direcanakan
- DPA SKPD 2.1: digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan belanja tidak
langsung SKPD dalam tahun anggaran yang direncanakan
- DPA-SKPD 2.2.1: digunakan untuk merencanakan belanja langsung dari setiap
kegiatan yang diprogramkan
- DPA-SKPD 2.2: merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh program dan
kegiatan SKPD yang dikutip dari setiap formulir DPA SKPD 2.2.1 (rincian
anggaran belanja langsung menurut program dan per kegiatan SKPD)
- DPA SKPD 3.1: digunakan untuk merencanakan penerimaan pembiayaan dalam
tahun anggaran yang diencanakan
- DPA-SKPD 3.2: digunakan untuk merencanakan pengeluara pembiayaan dalam
tahun anggaran direncanakan

12
- Ringkasan DPA-SKPD: merupakan Kompilasi dari seluruh DPA-SKPD.
Pihak terkait:
- PPKD, tugasnya yaitu: membuat surat pemberitahuan pembuatan rancangan DPA
SKPD berdasarkan pada APBD dan Per KDH Penjabatan APBD, menyerahkan
surat pemberitahuan pada SKPD, engesahkan rancangan DPA-SKPD yang telah
disetujui ole SEKDA menjadi DPA-SKPD, dan memberikan tembusan
DPA_SKPD epadda SKPD, Bawasda dan BPK
- SKPD, tugasnya yaitu: menyusun rancangan DPA-SKPD dan menyerahkan
rancangan DPA-SKPD pada PPKD dalam batas waktu yang telah ditetapkan
- Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), tugasnya yaitu melakukan verifikasi
Rancangan DPA SKPD bersama Kepala SKPD dan menyerahkan Rancangan DPA
SKPD yang telah lolos verifikasi kepada SEKDA
- SEKDA, tugasnya yaitu menyetujui Rancangan DPA-SKPD.
b; Anggaran Kas
1; Deskripsi Kegiatan

Penyusunan anggaran kas pemerintah daerah dilakukan guna mengatur


ketersediaan dana yang cukup untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran sesuai
dengan rencana pearikan dana yang ditercantum dalam DPA-SKPD yang
disahkan. Anggaran kas memuat pemikiran arus kas masuk yang bersumber dari
penerimaan dan perkiraan arus kas keluar yang digunakan guna mendanai
pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode. Dalam proses penatausahaan,
anggaran kas mempunyai peran penting sebagai alat control dan
pengendalian.Dokumen ini dibuat (direkapitulasi) oleh TAPD untuk ditetapkan
oleh PPKD selaku BUD yang dalam tahap berikutnya menjadi dasar pembuatan
SPD.

Pihak Terkait :

- PPKD selaku BUD, tugasnya yaitu: melakukan pengesahan rancangan


anggaran kas menjadi anggaran kas sebagai dasar penyusunan SPP di SKPD
- SKPD, tugasnya yaitu: menyusun rancangan anggaran kas SKPD berasarkan
rancangan DPA SKPD yang telah dibuat
- Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), tugasnya yaitu: melakukan
verifikasi rancangan anggaran kas SKPD bersama kepala SKPD dan
melakukan rekapitulasi rancangan anggaran kas dari SKPD.
c; Surat Penyediaan Dana
1; Deskripsi Kegiatan Penyediaan Dana

13
SPD adalah surat penyediaan dana, yang dibuat oleh BUD dalam rangka
manajemen daerah. Manajemn kas addalah kemampuan daerah dalam mengatur
jumlah penyediaan dana kas bagi setiap SKPD, artinya BUD harus mampu
memperkirakan kemampuan keuangan pemda dalam memenuhi kebutuhan dana
SKPD. Hal ini penting, karena akan mempengaruhi jumlah dana yang dapat
disediakan daam satu kali pengajuan SPD, serta perode pengajuan SPD. SPD
digunakan untuk menyediakakn dana bagi tiap-tiap SKPD, yaitu untuk mengisi
uang persediaan (UP), ganti uang persediaan (GU), tambah uang persediaan (TU)
dan pembayaran gaji (LS Gaji) ataupun pembelian barang untuk modal (LS
barang dan jasa pihak ketiga atau non pihak ketiga). Untuk mengakomodasi
belanja atas kegiatan yang bersifat wajib dan mengikat dan harus dilaksanakan
sebelum DPA SKPD disahkan, PPKD selaku BUD membuat SPD-nya tanppa
menunggu DPA disahkan.
Pihak terkait:
- Kuasa BUD, tugasnya yaitu: menganalisa DPA SKPD yang adadi database,
menganalisa anggaran kas pemerintah khususnya data perSKPD, menyiapkan
draft SPD, dan mendistribusikan SPD kepada para pengguna anggaran
- PPKD, tugasnya yaitu: meneliti draft SPD yang diajurkan kuasa BUD dan
melakukan otorisasi SPD
- Pengguna Anggaran, tugasnya yaitu: memberikan keterangan yang diperlukan
oleh kuasa BUD dan mengarsipkan SPD yang diterima.
d; Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
a; Jenis-jenis Surat Permintaan Pembayaran
Berdasarkan surat penyediaan dana (SPD) atau dokumen lain yang
dioersamakan dengan SPD, bendahara pengeluaran mengajukan surat permintaan
pembayaran (SPP) kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui
pejabat penatausahaan keuangan SKPD. SPP diajukan dengan SPD sebagai dasar
jumlah yang diminta untuk dibayarkan kepada SKPD, SPP memiliki 4 jenis, yang
terdiri dari:
- SPP uang persediaan (SPP-UP); dipergunakan untuk mengisi uang persediaan
tiap-tiap SKPD. Pengeluaran UP hanya dilakukan sekali dalam setahun,
selanjutnya untuk mengisi saldo uang persediaan akan menggunakan SPP
ganti uang (GU)
- SPP ganti uang (PP-GU); yang dipergunakan untuk mengganti uang prsediaan
yang sudah terpakai. Diajukan ketika uang persediaan (UP) habis.
- SPP tambahan uang (SPP-TU); yang dipergunakan hanya untuk memintakan
tambahan uang, apabila ada pengeluaran yang sedemikian rupa sehingga saldo

14
UP tidak akan cukup untuk membiyayainya. Akan tetapi, pembuatan TU ini
haruslah didasarkan pada rencana pemikiran pengeluaran yag matang.
Pengajuan TU harus berdasar pada program dan kegiatan tertentu.
Pihak Terkait :
- Bendahara, tugasnya yaitu: mempersiapkan dokumen SPP beserta lampiran-
lampiranya dan mengajukan SPP kepada PPK SKPD
- PPK SKPD tugasnya yaitu: menguji kelengkapan dan kebenaran SPP yang
diajukan oleh bendahara
- PPTK tugasnya yaitu: mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan
dalam proses pengajuan SP LS.
e; Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)
1; Jenis-jenis Surat Perintah Membayar
Proses penerbitan SPM adalah tahapan pentig dalam penatausahaan
pengeluaran yang merupakan tahap selanjutnya dalam proses pengajuan SPP.
Ebagai tahap lanjutan, SPM juga dibedakan menjadi 4 (empat) sesuai dengan jenis
SPPnya, yaitu SPM UP, GU, TU dan LS. Proses ini dimulai dengan pengujian atas
SPM yang diajukan baik dari segi kelengkapan dokumen maupun kebenaran
pengisianya. Utuk SPM GU, pengujian juga dilakukan atas SPJ yang diajukan
oleh bendahara. Begitu juga untuk SPM TU jika sebelumnya telah pernah
dilakukan. Secara legal, penerbitan SPM adalah otoritas pejabat pengguna
anggaran (PPA). Dengan demikian, tanda tanggan dokumen SPM dilakukan oleh
pengga anggaran yang bersangkutan sebagai sebuah pernyataan penggunaan
anggaran di lingkup SKPDnya. SPM yang telahvditandatangani kemudian
diajukan kepada bendahara umum daerah (BUD) sebagai otoritas yang akan
melakukan pencairan dana.
SPM dapat diterbitkan jika pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu
anggaran yang tersedia dan didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai
peraturan perundangan. Waktu pelaksanaan penerbitan SPM: diterbitksn paling
lambat 2 hari sejak SPP diterima, dan apabila ditolak, dikembalikan paling lambat
1 hari sejak diterima SPP.
Pihak terkait:
- PPK SKPD, tugasnya yaitu: menguji SPP beserta kelengkapannya, membuat
rancangan SPM ats SPP yang telah diuji kelengkapa dan kebenarannyadan
mengajukannya ke penggua anggaran, menerbitkan surat penolakan SPM bila
SPP yang diajukan oleh benddahara SKPD tidak lengkap, dan membuat
register SPM

15
- Pengguna Anggaran, tugasnya yaitu: mengotorisasi dan menerbitkan SPM dan
engotorisasi surat penolakan SPM yang diterbitkan PP SKPD bila SPP yang
diajukan bendahara SKPD tidak lengkap.
f; Pelaksanaan Belanja Dan Pembuatan Surat Pertanggungjawaban
1; Dokumen Pencatatan Pelaksanaan Belanja
Pelaksanaan belanja yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan wajib
dipertanggungjawabkan oleh PPTK secara tepat waktu. Dalam
mempertanggungjawabkan pelaksanaan belanja tersebut, PPTK harus
melampirkan dokumen-dokumen pendukung penggunaan anggaran dalam
pelaksanaan kegiatan yang terkait. Dokumen penggunaan anggarran diberikan
kepada bendahara pengeluaran sebagai dasar bagi bendahara pengeluaran untuk
membuat surat pertsnggungjawaban (SPJ). Bendahara berdasarkan dokumen yang
diberikan oleh PPTK, mencatat pelaksanaan belanja dalam: buku kas umum
pengeluaran, buku pembant pengeluaran per rician obyek, buku pembantu kas
tunai, buku pembantu simpanan/bank, buku pembantu panjar, dan buku pembantu
pajak
Pihak Terkait :
- Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan, tugasnya yaitu: memberikan data-data
penggunaan dana untuk melaksanakan suatu kegiatan dan memberikan data-
data sebagai dasar pengeluaran dana untuk melaksanakan kegiatan
- Bendahara Pengeluaran, tugasnya yaitu: Menguji kebenaran dan kelengkapan
dokumen pertanggungjawaban, melakukan pencatatan bukti-bukti
pembelanjaan dana dari UP, dan TU dan LS pada dokumen buku pengeluaran,
Buku pembantu simpanan/bank, buku pembantu pajak, buku pembantu panjar
dan buku pembantu pengeluaran per objek, dan melakukan rekapitulasi
pengeluaran dan mencatanya dalam SPJ yang akan diserahkan ke pengguna
anggaran (melalui PPK SKPD) untuk disahkan
- PPK SKPD, tugasnya yaitu: menguji SPJ pengeluaran beserta
kelengkapannya, eregister SPJ pengeluaran yang sisampaika oleh bendahara
pengeluaran dakam buku register penerimaan SPJ pengeluaran, meregister SPJ
pengeluaran yang telah disahkan oleh pengguna anggaran ke dalam buku
register pengesahan SPJ pengeluaran, meregister SPJ pengeluaran yang telah
ditolak oleh peengguna anggaran ke dalam buku register penolakan SPJ
pengeluaran
- Pengguna Anggaran, tugasnya yaitu: menyetujui atau menolak SPJ
pengeluaran yang diajukan oleh bendahar
g; Pembuatan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran
1; Deskripsi Kegiatan

16
Bendahara pengeluaran secara administrative wajib mempertanggungjaabkan
pengunaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambah uang persediaan kepada
kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan uang persediaan, dokumen laporan
pertanggungjawaban yang disampaikan mencakup: buku kas umum pengeluaran,
ringkasan pengeluaran per rincian objek yang disertai dengan bukti-bukti
pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian objek yang tercantum
dalam ringkasan pengeluaran per rincian obyek dimaksud, bukti atas penyetoran
PPN/PPh ke kas Negara, dan register penutupan kas.
Dalam melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban yang
disampaikan, PPK-SKPD berkewajiban: meneliti kelengkapan dokumen laporan
pertanggungjawaban dan keabsahan bukti-bukti pengeluaran yang dilampirkan,
menguji kebenaran perhitungan atas pegeluaran atas pegeluaran per rincian obyek
yang tercantum dalam ringkasan per rincian obyek, menghitung pengenaan
PPN/PPh atas beban pengeluaran per rincian obyek, dan menguji kebenaran sesuai
dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan periode sebelumnya.
Dokumen yang digunakan oleh PPK-SKPD dalam manatausahakan
pertanggunjawaban pengeluaran mencangkup: Register penerimaan laporan
pertanggungjawaban pengeluaran SPJ), Register pengesahan laporan
pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ), Surat penolakan laporan
pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ), Register penolakan laporan
pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ), Register penutupan kas.

Pihak Terkait :

- Bendahara Pengeluaran, tugasnya yaitu menguji kebenaran dan kelengkapan


okumen pertanggungjawaban, melakukan pencatatan bukti-bukti
pembelanjaan dana dari UP dan TU dan LS pada dokumen buku pengeluaran,
buku pembantu simpanan/bank, buku pembantu pajak, buku pembantu panjar,
buku pembantu pengeluaran per objek, dn melakukan rekapitulasi pengeluaran
dan mencatatnya dalam SPJ yang akan diserahkan ke pengguna anggaran
(melalui PPK SKPD) untuk disahkan
- PPK SKPD tugasnya yaitu menguji SPJ pengeluaran berserta kelengkapanya,
meregister SPJ pengeluaran yang disampaikan oelh bendahara pengeluaran
dalam buku register penerimaan SPJ pengeluaran, meregister SPJ pengeluaran
yang telah disahkan oleh pengguna anggaran ke dalam buku register
pegesahan SPJ pengeluaran, dan meregister SPJ pengeluaran yang telah
ditolak oleh pengguna anggaran ke dalam buku register penolakan SPJ
pengeluaran

17
- Pengguna Anngaran tugasnya yaitu menyetujui atau menolak SPJ pengeluaran
yang diajukan oleh bendahara.
h; Pembuatan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pegeluaran Pembantu
1; Deskripsi Kegiatan
Surat pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran pembantu merupakan dokumen
yang menjelaskan penggunaan dari dana-dana yang dikelola oleh bendahara
pengeluara pembantu. Bendahara pengeluaran pembantu waib menyelengarakan
penatausahaan terhadap seluruh pngeluaran yang menjadi tanggungjawabnya.
Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pengeluaran kepada bendahara pengeluaran paling lambat 5
bukan berikutnya. Bendahara pengeluarana pembantu dapat ditunjuk berdasar
pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang
dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan arau rentang kendali dn
pertimbangan objektif lainya.
Dalam proses penatausahaan, buku pengeluaran pembantu mencatat transaksi-
transaksi dalam buku kas umum pengeluaran, buku pajak PPN/PPh, buku
pembantu panjar. Surat pertanggungjawaban (SPJ) diserahkan degan dilampiri
oleh: buku kas umum pengeluaran, buku pajak PPN/PPh, bukti-bukti lain yang
sah.
Pihak terkait:
- Bendahara Pengeluaran Pembantu, tugasnya yaitu: menguji kebenaran dan
kelengkapan dokumen pertanggungjawaban, melakukan pencatatan bukti-
bukti pembelanjaan dana pada dokumen buku kas pengeluaran pembantu,
buku pajak PPN/PPh pembantu, Buku Panjar pembantu, dan melakukan
rekapitulasi peengeluaran dan mencatatnya dalam SPJ pengeluaran pembantu
yang akan diserakan ke bendahara pengeluaran.
- Bendahara Pengeluaran, tugsnya yaitu: melakukan verifikasi, evaluasi dan
analisis SPJ pengeluaran pembantu dan memberikan persetujuan terhadap SPJ
pengeluaran pembantu, maka SPJ pengeluaran pembantu harus disertakan
bendahara pengeluaran dalam membuat SPJ pengeluaran.
D; Standar Keuangan Pemerintah
1; Akuntansi Keuangan Dasar, Persamaan Dasar, Penjurnalan dan Pemostingan
a; Macam-Macam Metode Pemostingan Pengakuan Akuntansi
Akuntansi pemerintah lebih kompleks dari akuntansi sektor privat karena
akuntansi pemerinmtah menggunakan modified cash basis yang lebih komoplkes
dibandingkan dengan accrual basis karena akuntansi pemerintah menggunakan
akuntansi anggaran dan akuntansi keuangan.
b; Persamaan Dasar Akuntansi

18
Persamaan akuntansi pemerintah merupakan hubungan fungsional antar akun
(buku besar) sebagai akibat dari konsep kemandirian entitas. Persamaan akuntansinya
yaitu:
Aset = utang + ekuitas dana + pendapatan Blj NM Blj Modal + Pt-Pk
Aset+Blj NM + Blj Modal+Pk= Utang + ekuitas dana +pendapatan+ Pt
c; Penjurnalan
Penjurnalan merupakan pencatatan pertama dalam sistem akuntansi dengan
didasarkan pada bukti transaksi. Penjurnalannya dilakukan dengan sistem pencatatan
berpasangan atau double entry bookeping dimana setiap transaksi akan mempengaruhi
dua rekening untuk selanjutnya dicatat dalam kolom debet dan kolom kredit. Jurnal
yaitu merupakan catatan akuntasi yang sistematis dan kronologis mengenai transaksi
suatu entitas. Tahap penjurnalan pada metode modified Cash yaitu: penjurnalan
transaksi, penjurnalan penyesuaian akrual untuk menghasilkan lporan kinerja
keuangan, penjurnalan penyesuaian neraca dan penutup untuk menghasilkan neraca.
d; Perbedaan Penjurnalan pada Akuntansi Lembaga Bisnis dan Pemerintah
Dalam perusahaan sektor bisnis menggunkan pendekatan akrual murni, dan pada
akuntansi pemerintah yang diatur oleh PP 71 tahun 2010 tidak berbasis akrual murni
namun menggunakan akrual modifikasi. Perbedaan yang mencolok yaitu tentang (1)
jurnak untuk kepentimgan pembuatan lapporan operasional yang menggunkan basis
pencatatan akuntansi akrual, (2) jurnal untuk kepentingan pembuatan laporan realisasi
anggaran menggunakan basis pencatatan akuntansi kas.
e; Tahap-tahap Pencatatan dalam Buku Jurnal
- Mengidentifikasi transaksi dan datanya.
- Menentukan rekening apa yang terpengaruh dan kelompok rekeningnya.
- Menentukan pengaruh transaksi terhadap rekening.dan gunakan kaedah
penjurnalan untuk menentukan apakah rekening tersebut didebit atau di kredit.
- Catat transaksi ke buku jurnal.
1; Penjurnalan Akuntansi Anggaran dengan Basis Kas (Untuk pembuatan LRA
dan Laporan Perubahan SAL).
Tahap penjurnalan ini dibagi menjadi lima yaitu: penetapan anggaran, realisasi
anggaran, penutupan anggaran, penutupan realisasi anggaran, penutupan surplus
atau defisit anggaran.
2; Penjurnalan pada Akuntansi Pemerintah Daerah Menurut PP 71 Tahun 2010
Penjurnalan dengan basis akrual berfokus pada jurnal realisasi anggaran dan
jurnal penutup dan setiap transaksi yang dilakukan oleh pemeriuntah daerah
memiliki konsekuensi penjurnalan yang berbeda, pertama suatu transaksi harus
dicatat pada jurnal untuk laporan operasional (LO) dan juga untuk laporan

19
realisasi anggaran (LRA), kedua suatu transaksi hanya dicatat pada jurnal laporan
operasional (LO) karena tidak berkaitan dengan transaksi anggaran.
3; Pencatatan pada Buku Pembantu
Pencatatan pada buku pembantu bersifat optimal artinya tidak semua rekening
memerlukan prosedur ini karena prosedur ini dilakuikan pada rekening tertentu
yang memerlukan perincian. Buku pembantu merupakan catatan yang digunakan
untuk merinci rekening tertentu yang memerlukan penjabaran dan untuk merinci
tersebut setiap bank memiliki pencatatan pada buku pembantu.
f; Pemostingan
Pemostingan merupakan proses pemindahan ayat jurnal dari buku jurnal ke buku
besar. Buku besar merupakan sekumpulan rekening individual yang berfubngsi
merinci suatu kelompok rekening. Pemostingan dilakukan dengan dasar waktu
tertentu seperti harian mingguan atau bulanan.
g; Penyesuaian
Pada akhri periode akuntani sebelum disususn laporan keuangan dilakukannya
penyesuaian untuk akun tertentu yang perlu mendapat penyesuaian.
Konseppenyesuaian dipemerintah daerah tidak memiliki perbedan dengan konsep
penyesuaian pada sektor bisnis pada setiap akun yang membutukan penyesuaian.
h; Neraca Saldo, Kertas Kerja, Konsolidasi dan Penyusunan Laporan Keuangan
Neraca saldo adalah informasi keuangan entitas yang menampilkan kondisi
terbaru masing-masing akun secara menyeluruh, biasanya dibuat dalam bentuk kolom
dengan nomor rekening , nama akun, referensi dan debit kredit. Kertas kerja sendiri
merupakan suatu alat yang digunakan untuk memudahkan dalam menyusun laporan
keuangan dari beberapa unit entitas di pemerintah daerah yaitu SKPD/PPKD dan
beberapa SKPD.
E; Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintah
1; Akuntansi dan Rerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah
a; Definisi Akuntansi
Akuntansi merupakan suatau proses pengudentifikasian, pengukuran, pencatatan,
pengklasifikasian, penguraian, penggabumgan, peringkasan dan penyajian data
keuangan dasar yang terjadi dari kejadian transaksi atau kegiatan operasi suatu unit
organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan imformasi yang relevan.
b; Rerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah
Rerangka konseptual akuntansi pemerintah merumuskan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah yang
digunakan sebagai acuan bagi: penyusun standar akuntansi pemerintah (SAP) pusat
dan daerah, penyusun laporan keuangan dalam hal terdapat ,asalah yang belum diatur
dalam standar, pemeriksa dalam memberi pendapat mengenai apakah laporan

20
keuanagan disususn dsesuai dengan standar akuntansi pemerintah, para pengurus
laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan.
c; Pengguna Laporan Keuangan dan Kebutuhan Informasi
Kelompok pengguna laporan keuangan pemerintah yaitu: masyarakat, wakil
rakyat dan lembaga pengawas, investor dan kreditor, manajemen dan aparat
pemerintah, lembaga donor dan aparat pemerintah, dan pihak lain yang
berkepentingan.
d; Entitas Laporan
Entitas pelaporan keuangan pemerintah adalah satuan instansi pemerintah atau
satuan program pemerintah yang menjadi pusat pertanggungjawaban keuangan
pemerintah. entitas pelaporan ini meliputi: pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat / daerah atau organisasi lainya yang
diwajibkan menurut undang-undang.
e; Komponen Laporan Keuangan
Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah menurut PP 71 tahun 2010
meliputi: laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggran lebih, neraca,
laporan operasional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas
laporan keuangan.
1; Asumsi Dasar
Asumsi dasar terdiri dari: asumsi kemandirian entitas, asumsi kesinambungan
entitas, asumsi keterukuran dalam satuan uang.
2; Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan.
- Relevan: memiliki manfaat umpan balik, memiliki manfaat prediktif, tepat
waktu, dan lengkap.
- Andal: penyajian yang jujur, dapat diverifikasi, dan netralitas.
- Dapat dibandingkan.
- Dapat dipahami.
3; Prinsip Akuntansi
- Basis akuntansi: digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu basis
kas untuk prngakuan pendapatan dan basis akrual untuk pengakuan aset.
- Prinsip nilai perolehan: set dan kewajiban dicatat sebesar nilai perolehannya.
- Prinsip realisasi: digunkan untuk mengotorisasi melalui anggran selama suatau
tahun fiskal untuk membiayai belanja negara.
- Prinsip substansi mengungguli formalitas.
- Prinsip periodisitas.
- Prinsip komsistensi.
- Prinsip penyajian wajar.
f; Kendala Informasi yang Relevan dan Andal

21
- Materialitas: material jika terdapat kelalaian untuk mencantumkan kesalahan
dalam mencatat informasi dan dapat mempengaruhi keputusan informasi yang
diambil.
- Pertimbangan biaya dan manfaat: manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya
melebihi biaya penyusunannya.
- Keseimbangan antara karakteristik kualitatif: digunakan untuk mencapai
keseimbangan antara tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi oleh laporan
keuangan pemerintah.
g; Unsur-Unsur Laporan Keuangan
- Laporan Realisasi Anggaran: enyajikan sekurang-kurangnys unsur sebagai
berikut: pendapatan LRA, belanja, dan pembiayaan.
- Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih: menyajikan saldo anggaran lebih
awal, penggunaan saldo anggaran lebih, sisa lebih kurang pembiayaan anggaran
tahun berjalan, koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya dan saldo
anggaran akhir.
- Laporan Operasional: unsur yang dijelaskan yaitu pendapatan LO, beban dan
transfer suatru entitas pelaporan keuangan pada entitas lain.
- Laporan Perubahan Ekuitas: menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
- Neraca: unsur yang mencakup yaitu aset , kewajiban dan ekuitas.
- Laporan Arus Kas: menyajikian informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasi,investasi pendanaan dan transaksi lain berupa penerimaan dan
pengeluaran.
- Catatan Atas Laporan Keuangan: meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, laporan perubahan SAL ,
;laporan operasional, laporan perubahan ekuitas,neraca dan laporan arus kas.
Catatan ini dianjurkan untuk diungkapkan dalam standar akuntansi pemerintah
serta ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan
secara wajar.
F; Lingkungan Akuntansi Pemerintah Daerah
1; Karakteristik Lingkungan Akuntansi Manajemen Pemerintah Daerah
a; Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Sebagai suatu proses yang menghasilkan informasi keuangan, akuntansi dapat
dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Perbedaan akuntansi keuangan dengan akuntansi manajemen sebagai suatu sistem
pengolahan informasi keuangan terletak pada: dasar pencatatan, fokus informasi,
lingkup informasi, sifat laporan yang dihasilkan, keterlibatan dalam perilaku manusia,
serta disiplin sumber yang melandasi.

22
b; Peran Akuntansi Manajemen
Sebagai instrumen pengolahan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan dalam
suatu organisasi meliputi beberapa perkembangan, yaitu:
- Pencatat skor (score keeping)
- Penarik perhatian manajemen (attention directing)
- Penyedia informasi untuk pemecah masalah (problem solving).
c; Trend yang Mempengaruhi Akuntansi Manajemen
Trend yang menyebabkan perubahan akuntansi manajemen diantaranya yaitu:
- Meningkatnya tuntutan mutu
- Kemajuan teknologi informasi
- Meningkatnya diversifikasi, kompleksitas produk baik berupa barang dan jasa.
d; Peran Akuntansi dalam Manajemen Organisasi
Peran utama akuntansi dalam manajemen organisasi yaitu sebagai instrumen
untuk menyediakan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan yang akan digunakan
oleh manajer dalam melakukan fungsi manajemen. Dalam manejemen terdapat fungsi
manajemen yang terkait erat didalamnya meliputi: fungsi perencanaan/planning,
fungsi pengorganisasian/organizing, fungsi pengarahan/directing, dan fungsi
pengendalian/controling.
e; Akuntansi sebagai Alat Perencanaan Pemerintah
Perencanaan merupakan cara organisasi menetapkan tujuan dan sasaran
organisasi. Perencanaan meliputi aktivitas yang sifatnya strategis, taktis, dan
melibatkan aspek operasional. Proses perencanaan melibatkan aspek perilaku yaitu
partisipasi dalam pengembangan sistem perencanaan, penetapan tujuan dan pemilihan
alat untuk memonitor perkembangan pencapaian tujuan.
f; Akuntansi Manajemen sebagai Alat Pengendalian Organisasi Pemerintah
Strategi untuk mencapai tujuan organisasi dijalankan secara ekonomis , efisien,
dan efektif, maka diperlukan suatu system pengendalian yang efektif. Dalam
memahami akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan
informasi akuntansi sebagai aat pengendalian keuangan dengan akuntansi sebagai alat
pengendalian organisasi. Pengendalian organisasi adalah terkait dengan
pengintegrasian aktivitas fungsional kedalam system organisasi secara keseluruhan .
Pengendalian organisasi diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi tidak
menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang diterapkan.
g; Proses Perencanaan Pengendalian Manajerial Organisasi Sektor Publik
Pengendalian dan perencanaan pada dasarnya merupakan dua sisi dari mata uang
yang sama, sehingga keduanya harus dipertimbangkan secara bersama-sama. Tanpa
pengendalian, perencanaan tidak akan berarti karena tidak ada tindak lanjut untuk
mengidentifikasi rencana organisasi telah tercapai. Perencanaan dan pengendalian

23
merupakan suatu proses yang membentuk suatu siklus sehingga satu tahap akan
terkait dengan tahap yang lain dan terintegrasi dalam suatu organisasi.
h; Peran Akuntansi Sektor Publik
Peran utama manajemen dalam organisasi sector public adalah memeberikan
informasi akunansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksakan fungsi
perencanaan dan penendalian organisasi. Dalam organisasi sektor publk, perencanaan
dimulai sejak dilakukannya perencanaan stratejik, sdengakan pengendalian dilakukan
terhadap pengendalian tugas.
i; Struktur Pengendalian Manajemen Sektor Publik
1; Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Organisasi memerlukan sistem pengendalian untuk memberikan jaminan
dilaksanakannya strategiorganisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktifitas
yaitu perencanaan, koordinasi atar berbagai dalam organisi, komunikasi informasi,
pengambilan keputusan, memotivasi orang dalam organisasi agar berperilaku
sesuai dengan tujuan organisasi, pengendalian, penilaian kinerja.
2; Tipe Pengendalian Manajemen
- Pengendalian preventif
- Pengendalian operasional
- Pengendalian kinerja
3; Struktur Pengendalian Manajemen
Tujuan dibuatnya pusat pertanggungjawaban adalah sebagai basis
perencanaan, pengendalian, penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yang
dipimpinnya, untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi, memfasilitasi
terbentuknya goal congruence, mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit yang
memiliki kompetensi sehingga mengirangi beban tugas manajer pusat, mendorong
kreaktifitas dan daya inovasi bawahan, sebagai alat untuk melaksanakan strategi
organisasi secara efektif dan efisien, dan sebagai alat pengendalian anggaran.
j; Pengendalian Manajemen Organisasi Pemerintahan
Proses pengendalian manajemen pada organisasi pemerintahan dapat dilkaukan
dengan menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran
komunikasi formal terdiri dari aktifias dalam organisasi meliputi: perumusan strategi,
perencanaan strategi, pengganggaran, operasional (pelaksanaan anggaran), dan
evaluasi kinerja. Saluran informasi informal dapat dilakukan melalu komunikasi
langsung, pertemuanm diskusi, melalui metode management by walking around.
Sistem pengendalian manajemen hendakna dapat menjadi jembatan dalam
mewujudkan adanya goal congruence yaitu keselarasan antara tujuan organisasi
dengan tujuan personal.

24
1; Perumusan strategi
Proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target, arahdan kebijakan
organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen
puncak. Perumusan strategi dapat bersifat tidak sistematis dan tidak harus kaku.
2; Perencanaan strategi
Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategi.
Perencanaan strategi adalah proses penentuan program, aktivitas atau proyek yang
akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber
daya yang akan dibutuhkan.
3; Manfaat perencanaan strategi bagi organisasi
- Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif
- Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksaan strategi yang
telah ditetapkan
- Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang
optimal
- Sebagai rerangka untuk pelaksaan tindakan jangka pendek
- Sebagai sarana bagi manajemen unuk dapat memahami strategi organisasi
secara lebih jelas
- Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternative strategi
4; Mengubah perencanaan strategic menjadi tindakan nyata
Perencanaan strategi bukan merupakan hasil akhir yang final. Perencaan
strategi perlu ditranslasikan dalam bentuk tindakan konkrit.
- Struktur pendukun, baik secara majerial maupun political
- Proses dan praktik implementasi dilapangan
- Kultur organisasi
5; Penganggaran
Tahap penganggaran dala proses pengendalian manajemen sector public
merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sector
public memiliki karakteristik yang berbeda dengan penganggaran pada sector
swasta.
6; Penilaian kerja
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen yang merupakan bagian dari
proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian.
Pengendalian manajemen melalui system penilaian kinerja dilakukan dengancara
menciptakan mekanisme rewad dan punishment. System pemberian penghargaan
dan hukuman digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.
2; Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah dengan Paradigma Value for Money
a; Fungsi Pemerintah

25
Fungsi pemerintah dan perangkatnya adalah melaksanakan pelayanan public yang
ada pada akhirnya terkait dengan masalah keuangan. Tujuan dari akuntansi
manajemen adalahmemberikan informasi indicator ukuran kinerja dari kegiatan yang
ada didalam organisasi, sehingga pelayanan public yang menggunakan dana
masyarakat tercapai dengan ekonomis, efisien, dn efektif.
b; Urusan Pemerintah Daerah
Urusan pilihan pemerintah daerah yaitu urusanyang tidak harus diselenggarakan
oleh setiap pemerintah daerah, namun bersifat tentative sesuai dengan kondisi
daerahnya, yaitu pertanian, kehutanan, energy dan sumber daya mineral, pariwisata,
kelautan dan perikanan, perdagangan, industry, ketransmigrasian.
c; Definisi Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja adalah proses mencatat pencapaian pelaksanaan kegiatan dan
anggaran dalam arah pencapaian misi melalui hasil yang ditampilkan berupa produk,
jasa, ataupun suatu proses pelayanan public. Dalam mengukur kinerja , diperlukan
indicator kinerja. Indicator kinerja pemerintah daerah karakteristik yang relative lebih
rumit jika dibandingan dengan indicator kinerja organisasi privat karena knerja pada
pemerintah daerah indikatorkinerja non finansial secara lebih dominan dibandingkan
indikaor finansial.
d; Indikator Kinerja
1; Tujuan dan manfaat indikator kinerja
Pengukuran kinerja merupakan instrumen didalam manajemen pencapaian
kinerja. Pengukuran kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik,
sehingga perbaikan secara terus menerus akan mencapai keberhasilan dimasa
mendatang. Dengan informasi pencapaian indicator kinerja, pemerintah daerah
diharapkan dapat mengetahui prestasinya secara objektif dalam periode tertentu.
2; Pengertian indikator kinerja
Indikator kinerja ada yang mendefinisikan sebagai nilai atau karakteristik yang
digunakan untuk mengukur input maupun output. Indicator kinerja juga
didefinisikan sebagai alat ukur yan digunakan untuk menentukan derajat
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Indicator merupakan alat yang
digunakan untuk menjelaskan mengenai suatu kondisi.
3; Syarat indikator kinerja
Indikator terdiri dari angka dan satuannya. Angka menjelaskan mengenai nilai
dan satuan memberikan arti dari nilai tersebut. Angka yang digunakan sebagai
indicator kinerja menghasilkan tipe indicator kinerja. Tipe indicator kinerja yaitu
kualitatif, kuantitas absolut, presentase, rasio, rata-rata, dan indeks.
4; Manfaat indikator kinerja

26
Manfaatnya yaitu untuk kejelasan tujuan organisasi pemda, menyamankan
perspepsi dalam hal pengukuran kinerja aktifitas, kejelasan dalam mengukur
knerja, tersedianya pembandingan kinerja baik secara cross sectional maupun
secara time series, terjadinya fasilitas setting of target untuk penilaian organisasi
dan individual manajer sebga bagian dari pertanggungjawaban organisasi kepada
pemilik saham.
5; Penyusunan indikator kinerja
Langkah-langkahnya yaitu: menyusun dan meneetapkan rencana strategis,
meliputi visi, misi, tujuan, sasaran, dan cara mencapai tujuan dan sasaran,
mengidentifikasi data/inforasi yang dikembangkan dalam indikator kinerja secara
reevan, lengkap, akurat, dan kemampuan pengetahuan tenang bidang akan dibahas
untuk menyusun dan menetapkan indikator kinerja yang tepa dan relevan, serta
memilih dan tetapkan indicator kinerja yang paling relevan dan berpengaruh besar
terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijakan, program, kegiatan.
1; Akuntansi Manajemen Pendapatan Asli Daerah
a; Tujuan Otonomi Daerah
Tujuan otonomi daerah sebagai bagian dari tujuan reformasi adalah penciptaan
kemandirian daerah. Indicator kemandirian daerah dapat ditunjukkan dengan rasio
yaitu rasio kemndirian daerah yang merupakan perbandingan antara total pendapatan
asli daerah dengan total pendapatan daerah. Untuk dapat mencapai
kemandiriandaerah, pemerintah daerah harus melakukan intensifikasi maupun
ekstensifikasi pendapatan. Pendapatan asli daerah salah satu komponen dari
pendapatan daerah yang meliputi:
- Pendapatan asli daerah: pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba pengelolaan
asset daerah yang dipisahkan, serta lain-lain PAD yang sah.
- Transfer pemerintah pusat: bagi hasil pajak, bagi hasil sumber daya alam, dana
alokasi umum, dana alokasi khusus, dana otonomi khusus, serta dana penyesuaian.
- Transfer pemerintah provinsi: bagi hasil pajak, bagi hasil sumber daya alam, dan
bagi hasil lainnya
- Lain-lain pendapatan daerah yang sah: pendapatan asli daerah adalah penerimaan
dalam bentuk satuan moneter yang diterima olehpemerintah daerah dari sumber
yang diusahaan sendiri oleh pemrintah daerah yang bersangkutan.
b; Prinsip Dasar Akuntansi Manajemen Pendapatan Daerah
Pengelolaan PAD dengan kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola
potensi fiskal. Potensi fiskal adalah kemampuan daerah dalam menghimpun sumber
pendapatan yang sah. Dalam akuntansi manajemen pendapatan daerah yang
diharapkan terwujud adalah terciptanya validitas basis penerimaan, mampu

27
dihalangkannya kebocoran pendapatan, tercapainya efiseinsi administrasi pendapatan,
dan terwujudnya transparansi dan akuntabilitas.
1; Validitas Basis Penerimaan
Peningkatan pendapatan dilakukan pada tataran kebijakan maupun perbaikan
administrasinya. Untuk melakukan perluasan basis penerimaan merupakan salah
satu bentuk peningkatan pendapatan melalui kebijakan. Perlunasan basis
penerimaan adalah memperluas sumber penerimaan.
2; Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan
Untuk mengoptimalkan perolehan pendapatan, pemerintah daerah harus
melakukan pengawasan danpengendalian yang memadai. Sumber kebocoran harus
diidentifikasi dan segera diatasi. Kebocoran pendapatan disebabkan karena
penghinaan pajak, penggelapan pajak, pungutan liar atau korupsi petugas.
3; Peningkatan Efisiensi Administrasi Pajak
Efisien pajak berpengaruh terhadap peningkatan kinerja penerimaan daerah.
Masyarakat sudah memiliki kesadaran membayar pajak jadi enggan membayar
paak karena rumitnya mengurus pajak.
4; Transparasi dan Akuntabilitas
Dalam sistem penerimaan daerah adalah transparasi dan akuntabilitas. Dengan
adanya transparasi dan akuntabilitas maka pengawasan dan pengendalian
manajemen pendaoatan daerah akan semain baik.
c; Perhitungan Potensi Pendapatan Berbasis Mikro
Perhitungan potensi pendapatan berbasis mikro dilakukan dengan cara menghitun
potensi pendapatan untuk masing-masing objek pendapatan. Potensi suatu penerimaan
pajak dan retribusi secara umum dapat dihitung dengan mengalikan tariff suatu
pajak/retribusi. Tariff pajak/retribusi disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundangan, penentuan basis pajak/retribusi harus dilakukan penghitungan secara
obyektif, sebab basis pajak/retribusi akan mempengaruhi besarnya potensi
pendapatan.
Potensi pendapatan pajak/retribusi = basis pajak/retribusi tarif pajak/retribusi

G; Akuntansi pada Keuangan Pemerintah


1; Akuntansi Kas
a; Laporan Arus Kas dan Entitas Pelaporan Keuangan
1; Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai sumber penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode
akuntansi dan saldo kas termasuk setara kas pada tanggal laporan.Laporan ini
menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang berkaitan

28
dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan non-anggaran (transitor). Arus
kas bersih aktivitas operasi merupakan indicator yang menunjukkan kemampuan
operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai
aktivitas operasionalnya dimasa yanga kan dating tanpa mengandalkan sumber
pendanaan dari luar. Arus kas masuk dari aktivitas ini terutama diperoleh dari
penerimaan perpajakan, penerimaaan negara bukan pajak, penerimaan hibah,
penerimaan bagian laba perusahaan negara/daerah dan investasi lainnya.
Sedangkan arus keluar kas digunakan untuk pengeluaran beban pegawai, beban
barang, beban bunga, subsidi, hibah, dan bantuan lain. Arus kas investasi
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan
dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat dimasa yang akan datang.
Arus kas masuk dari aktivitas ini meliputi penjualan aset tetap, pencairan dana
cadangan, penerimaan divestasi, dan penjualan aset lainnya. Sementara arus
keluar kas terdiri atas perolehan aset teap, pembentukan dana cadangan,
penyertaan modal pemerintah. Arus kas aktivitas pendanaan mencerimkan
penerimaan dan pengeluaran kas penerimaan dan pengeluaran kas yang
berhubungan dengan perolehan atau pemberian pinjaman jangka panjang. Arus
masuk kas dari aktivitas ini antara lain penerimaan pinjaman, penerimaan hasil
penjualan obligasi pemerintah, dan pemerintah kembali pinjaman. Arus keluar kas
dari aktivitas ini antara lain pembayaran pokok pinjaman dan pemberian pinjaman
jangka panjang kepada pemerintah dan perusahaan. Arus kas dari aktivitas
transitoris mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak
mempengaruhi pendapatan, beban dan pendanaan pemerintah. Arus kas dari
aktivitas transitoris antara lain perhitungan pihak ketiga(PFK),
pemberian/penerimaan kembali uang persediaan kepada/dari bendahara
pengeluaran dan kiriman uang.
Dalam PSAP Nomor 03 Lampiran 1 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 bahwa laporan ini dapat disusun dengan menggunakan metode langsung
maupun metode tidak langsung. Metode langsung melaporkan aktivitas operasi
selama periode yang dilaporkan. Sedangkan metode tidak langsung melaporkan
arus kas dengan operasional.
2; Entitas Pelaporan Keuangan
Dalam butir 22 Kerangkan Konseptual Akuntansi Pemerintah Lmapiran I
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 disebutkan bahwa entitas pelaporan
keuangan adalah unit pemerintah yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi
yang menurut ketentuang perundang undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungajawaban berupa laporan keuangan. Dalam menetukan entitas

29
pelaporannya perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, dan
penugasan suatu entitas pelapor terhadap aset, yuridis, tugas, dan misi tertentu
dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas
lainnya. Pada ketentuan terdahulu ada dua pilihan bagi pemerintah daerah dalam
menentukan entitas pelaporannya yaitu dengan sistem sentralisasi dan sistem
desentralisasi.
2; Akuntansi Pendapatan
a; Kodifikasi
1; Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang
berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Kelompok pendapatan asli daerah dapat
dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan yaitu:
a; Pajak Derah
Pajak daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari pajak.Hal ini
terkait dengan pendapatan pajak yang berbeda bagi provinsi dan kabupaten
sesuai dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam Lampiran IIIa dan Lampiran Iva
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan
daerah.
Jenis pendapatan pajak untuk provinsi meliputi objek pendapatan, seperti:
pajak kendaraan bermotor, pajak kendaraan diair, bea balik nama kendaraan
bermotor, bea balik nama kendaraan diair, pajak bahan bakar kendaraan
bermotor, pajak air permukaan, dan pajak rokok.
Jenis pajak kabupaten/kota tersusun dari pajak hotel, pajak hiburan, pajak
restoran, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan bahan
galian golongan, pajak lingkungan, pajak mineral bukan logam dan batuan,
pajak parker, pajak sarang burung wallet, pajak bumi dan bangunan perdesaan
dan perkotaan, serta BPHTB
b; Retribusi Daerah
Retribusi daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi.
Retribusi daerah dapat dipungut pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
dibagi menjadi tiga yaitu :
- Retribusi Jasa Umum: pelayanan yang disediakan atau diberikan
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmasi oleh orang pribadi atau badan. Objek pendapatan yang
termasuk dalam kategori retribusi jasa umum untuk pemerintah provinsi
adalah: retribusi pelayanan jasa, retribusi pengujian kendaraan bermotor,

30
retribusi penggantian beban cetak peta, retribusi pelayanan tera/tera ulang,
retribusi pelayanan pendidikan. Sedangkan retribusi jasa umum untuk
pemerintah kabupaten/kota adalah: retribusi pelayanan jasa, retribusi
pelayanan kebersihan, retribusi penggantian beban cetak KTP dan beban
cetak akta catatn sipil, retribusi pemakaman, retribusi pelayanan pasar,
retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi pemeriksaan alat
pemadam kebakaran, retribusi penyediaan, retribusi pengiolahan limbah
cair, retribusi penggantian beban cetak peta,retribusi pelayanan
pendidikan, retribusi pelayanan tera, serta retribusi pengendalian menara
telekomunikasi
- Retribusi Jasa Usaha: pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah
dengan menganut prinsip komersial. Retribusi jasa usaha untuk pemerintah
provinsi meliputi, retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi jasa
usaha tempat pelelalngan, retribusi jasa usaha penginapan, retribusi jasa
pelayanan kepelabuhan, retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olahraga,
retribusi jasa usaha pengolahan limbah cair, retribusi jasa usaha penjualan
produksi usaha daerah, retribusi jasa usaha tempat khusu parker, dan
retribusi penyeberangan di air.
Retribusi jasa usaha untuk pemerintah kabupaten meliputi : retribusi
pemakaian kekayaan daerah, retribusi jasa usaha pasar grosir atau
pertokoan, retribusi jasa usaha tempat pelellangan, retribusi jasa usaha
terminal, retribusi jasa ysaha tempat khusu parker, retribusi jasa usaha
tempat penginapan, retribusi jasa usaha rumah potong hewan, retribusi
penyeberangan air, retribusi penyediaan, retribusi jasa usaha pelayanan
kepelabuhan, retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olahraga, retribusi
jasa usaha pengolahan limbah cair, retribusi jasa usaha penjualan produksi
usaha daerah
- Retribusi Perizinan Tertentu: retribusi perizinan tertentu oleh pemerintah
daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimasudkan untuk
pengaturan dna pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
SDA, barang, prasarana, atau fasilitas tertentu. Jenis retribusi perizinan
tertentu untuk pemerintah provinsi yaitu retribusi izin trayek dan retribusi
izin usaha perikanan
Sedangkan jenis retribusi perizinan tertentu untuk pemerintah
kabupaten/kota yaitu retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi izin
tempat penjualan minuman beralkohol, retribusi izin gangguan, retribusi
izin trayek, dan retribusi izin usaha perikanan
c; Hasil Pengolahan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan

31
Hasil pengolahan kekayaan milik negara yang dipisahkan merupakan
penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan saerah yang
dipisahkan. Jenis pendapatan ini diperinci menurut objek pendapatan yang
mencakup: bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerah/BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
negara/BUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
swasta atau kelompok usaha masyarakat.
d; Lain-lain PAD yang Sah
Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain
milik pemerintah daerah. Jenis pemdapatan ini meliputi objek pendapatan
berikut: hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkah, jasa giro,
pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah,
pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, pendapatan hasil
eksekusi atas jaminan
2; Pendapatan Transfer
Pendapatan transfer merupakan pendapatan daerah yang diperoleh dari otoritas
pemerintah diatasnya. Kelompok pendapatan berupa pendapatan transfer ini
digolongkan menjadi 2 jenis pendapatan (untuk provinsi) dan menjadi 3 jenis
pendapatan (untuk kabupaten) yaitu:
- Transfer pemerintah pusat-dana pertimbangan meliputi: dana bagi hasil pajak,
dana bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus.
- Transfer pemerintah pusat-lainnya meliputi: dana otonomi khusus dan dana
penyesuaian.
- Transfer pemerintah provinsi meliputi: pendapatan bagi hasil pajak dan
pendapatan bagi hasil lainnya.
- Lain-lain Pendapatan yang Sah: sesuai dengan peraturan yang baru yaitu
Lampiran C.V butir H Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, pendapatan ini
dibagi menurut jenis pendapatan yang mencakup: pendapatan hibah,
pendapatan dana darurat, dan pendapatan lainnya.
b; Definisi, Pengakuan, dan Pengukuran
Pendapatan dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan LO dan pendapatan LRA.
Pendapatan LO merupakan akun pendapatan yang ditujukan untuk laporan
operasional dan berbasis akrual. Sedangkan pendapatan LRA merupakan akun
pendapatan yang ditujukan untuk laporan realisasi anggaran dan berbasis
kas.Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah. Pendapatan yang diukur
dengan mata uang asing harus dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan kurs
tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.
3; Akuntansi Belanja dan Beban
a; Akuntansi Belanja Daerah

32
1; Kodifikasi
a; Belanja Operasi
Belanja operasi merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-
hari pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Kelompok
belanja operasi terdiri atas: belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga,
belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja bantuan
keuangan
b; Belanja Modal
Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset
tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Belanja modal termasuk: belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja
modal gedung dan bangunan, belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan,
belanja aset tetap lainnya, serta belanja aset lainnya
c; Belanja Tidak Terduga
Kelompok belanja lain-lain /tak terduga adalah pengeluaran anggaran
untuk kegiatanyang sifatnya tidak biasa dan tidak diharpaka berulang seperti
penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga
lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan
pemerintah pusat/daerah.
d; Transfer
Transfer disini merupakan transfer keluar yaitu pengeluaran uang dari
entitas pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah
pusat dana bagi hasil oleh pemerintah daerah. Menurut Lampiran E.XXIII
Permendagi Nomor 13 Tahun 2006, transfer pemerintah provinsi terdiri atas:
bagi hasil pajak ke kabupaten, bagi hasil retribusi ke kabupaten, dan bagi hasil
pendapatan lainnya ke kabupaten.Adapun transfer pemerintah kabupaten/kota
meliputi transfer bagi hasil ke desa yaitu: bagi hasil pajak, bagi hasil retribusi,
dan bagi hasil pendapatan lainnya.
2; Definsi, Pengakuan dan Pengukuran
Definisi belanja menurut basis kas adalah semua pengeluaran oleh bendahara
umum negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana jangka pendek dalam periode
tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh pemerintah. Sedangkan menurut basis akrual, belanja merupakan kewajiban
pemerintah yang diakui sebgai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja berbasis
kas diakui saat terjadinya pengeluaran dari transaksi kas umum saerah atau entitas
pelaporan. Sedangkan belanja yang dibukukan menurut basis akrual diakui saat
timbul kewajiban atau pada saat diperoleh manfaat.
b; Akuntansi Beban Daerah

33
1; Kodifikasi
a; Penyusutan
Penyusutan/amortisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode yang
dapat dikelompokkan menjadi: metode garis lurus (straight line method),
metode saldo menurun ganda (double decklining balnce method), mteode unit
produksi (unit of production method).
b; Transfer
Beban transfer ini adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban
untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas
pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
2; Definisi, Pengakuan Dan Pengukuran
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Pengukuran beban
menggunakan mata uang rupiah. Beban yang diukur dengan mata uang asing
harus dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia
pada tanggal transaksi.
4; Akuntansi Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat
umum. Aset tetap terdiri atas berikut ini: tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, jaringan dan isntalasi, aset tetap lainnya, konstruksi dalam pengerjaan,
dan akumulasi penyusutan.
a; Definisi, Pengakuan, Pengukuran, Penilaian, Dan Pengungkapan
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki pemerintah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan social di masa
depam diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemeerintah maupun masyarakat, serta
dapat diukur dalam satuan uang termasuk sumber daya non keuangan.
- Pengakuan: aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau beban yang dapat diukur. Untuk dapat
diakui sebagai aset tetap suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria:
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan, beban perolehan aset dapat diukur
secra andal, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas,
diperoleh atau dibagun dengan maksud untuk digunakan
- Pengukuran: engukuran aset adalah sebagai berikut: kas dicatat sebesar nilai
nominal, investasi jangka pendek aset tetap dicatat sebesar beban perolehan, jika
penilaian aset tetap menggunakan beban perolehan tidak memungkinkan maka
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

34
- Penilaian: barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu
aset dan dikelompokkan sebagai aset dan dikelompokkan aset tetap, pada awalnya
harus diukur berdasarkan beban perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa
nilai, beban aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut
diperoleh.
- Pengungkapan: hal-hal yang perlu dilakukan dalam pengungkapan untuk masing-
masing jenis aset tetap sebagai berikut: dasar penilaian yang digunakan untuk
menentukan nilai tercatat, rekonsiliasi jumlah tercatatpada awal dan akhir periode
yang menunjukkan penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan perubahan
nilai, mutasi aset tetap lainnya, serta informasi penyusutan meliputi: nilai
penyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tariff
penyusutan yang digunakan, nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada
awal dan akhir periode.
Disamping itu, laporan keuangan juga garus mengungkapkan: eksistensi dan
batasan hak milik atas aset tetap, kebijakan akuntansi untuk kapitasliusasi yang
berkaitan dengan aset tetap, jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam
kostruksi, jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap. Jika aset tetap dicatat pada
jumlah yang dinilai kembali, hal-hal yang harus diungkapkan: dasar peraturan
untuk menilai kembali aset tetap, tanggal efektif penilaian kembali, jika ada, nama
penilaian independen, hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan
beban pengganti, dan nilai tercatat setiap jenis aset tetap.
5; Akuntansi Pembiayaan
a; Kodifikasi
Pada laporan realisasi anggaran, pembiayaan mempunyai nomor urut 3.
Kelompok pembiayaan ini diperinci menurut jenis pembiayaan. Kelompok
penerimaan pembiayaan. Kelompok penerimaan pembiayaan terdiri atas jenis
pembiayaan : sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, pencairan dana cadangan,
penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemeberian pinjaman daerah,
perhitungan piutang daerah, dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Selanjutnya untuk kelompok pengeluaran pembiayaan, jenis pembiayaan yang ada
adalah pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah,
pembayaran pokok utang, dan pemberian pinjaman daerah. Kode transaksi
pembiayaan (propinsi dan kabupaten/kota) selengkapnya dapat diamati pada
lampiran. Berikut diuraikan kelompok pembiayaan yang meliputi penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan.
1; Penerimaan Pembiayaan

35
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang terdapat pada
transaksi kas umum daerah. Kelompok penerimaan pembiayaan terdiri atas jenis
pembiayaan:
- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu: sumber pembiayaan yang
bersala dari sisa anggaran tahun lalu yang mencakup penghematan belanja,
kewajiban pihak ketiga yang sampai akhir mencakup tahun belum
terselelsaikan, sisa dana kegiatan lanjutan dan semua pelampauan atas tahun
belum terselesaikan, sisa dana kegiatan lanjutan, dan semua pelampauan atas
penerimaaan PAD, penerimaan dana pertimabangan, penerimaan lain lain
pendapatan daerah yang sah, penerimaan pembiayaan.
- Pencairan Dana Cadangan: sumber pembiayaan yang dapat berasal dari
penyisishan atas penerimaan daerah, kecuali dari dana alokasi khusus,
pinjaman daerha atau penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk
pengeluaran tertentu berdasarkan peraturan perundangan perundangan.
- Penerimaan Pinjaman Daerah: sumber pembiayaan yang berasal dari kegiatan
meminjam dana termasuk menerbitkan obligasi.
- Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah: sumber pembiayaan yang
berasal dari pelunasan pihak ketiga seperti penerimaan piutang daerah dari
pendapatan daerah, pemerintah pusat, pemerintah daerah lainnya, lembaga
keuangan bank dan bukan bank, serta penerimaan piutang lainnya.
- Hasil Penjualan Kekayaan daerah yang Dipisahkan: sumber pembiayaan yang
berasal dari penjualaan perusahaan milik daerah/BUMI, dan penjualan aset
milik pemerintah daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil
divestasi penyerrtaan modal daerah.
2; Pengeluaran Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah sumber pembiayaan yang ditujukan untuk
mengalokasikan surplus anggran. Kelompok pembiayaan pengeluaran terdiri atas
jenis pembiayaan berikut.
- Pembentukan Surplus Cadangan: dana cadangan adalah dana yang disisihkan
untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak
dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran.
- Penyertaan Modal (Investasi Pemerintah Daerah): merupakan sumber
pembiaayaan yang berupa kegiaatan penyertaan modal (investasi)
- Pembayaran Pokok Utang: akun pembayaran pokok utang digunakan untuk
menganggarkan pembayaran kewajiban atas pokok utang yang dihitung
berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengan dan
jangkan panjang.

36
- Pemberian Pinjaman daerah: akun pemberian pinjaman daerah digunakan
untuk menganggarkan pinjaman yang diberikan kepada pemerintah pusat atau
pemerintah daerah yang lain.
3; Pembiayaan Neto
Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan daerah setelah dikurangi
pengeluaran daerah dalam periode tahun anggraan tertentu. Selisih lebih/kurang
antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam
periode pelaopran dicatat dalam pos pembiayaan neto.
b; Definisi, Pengakuan, dan Pengukuran
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah baik penerimaan
maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali yang dalam
penganggarannya oleh pemerintah terutama dimaksudkan untuk meutup defisit dan
atau memanfaatkan surplus anggraan. Pengukuran pembiayaan menggunakan mata
uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima dan nilai kini kas yang akan
dikeluarkan atau yang akan dikeluarkan. Pembiayaan yang diukur dengan nilai mata
uang asing dikonversi ke mata uang rupih berdasarkan nilai tukar.
6; Akuntansi Piutang
1; Kodifikasi
Piutang merupakan salah satu aset yang cukup penting bagi pemerintah daerah,
baik dari sudut pandang potensi kemanfaatannya maupun dari sudut pandang
akuntabilitasnya. Semua standar akuntansi menempatkan piutang sebagai aset yang
penting dan memiliki karakteristik tersendiri baik dalam pengakuan, pengukuran
maupun pengungkapannya.
1; Definisi
Dalam Buletin Teknis SAP Nomor 02 tahun 2005 menyatakan piutang adalah
hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain termasuk wajib
pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini senada
dengan berbagai teori yang mengungkapkan bahwa piutang adalah manfaat masa
depan yang diakui pada saat ini. Aset berupa piutang di Neraca harus terjaga agar
nilainya sama dengan nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value).
Alat untuk menyesuaikan adalah dengan melakukan penyisihan piutang tak
tertagih. Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang
kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari
seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain. Nilai penyisihan piutang tak
tertagih tidak bersifat akumulatif tetapi diterapkan setiap akhir periode anggaran
sesuai perkembangan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang untuk
penyisihan piutang tak tertagih dihitung berdasarkan kualitas umur piutang,

37
jenis/karakteristik piutang, dan diterapkan dengan melakukan modifikasi tertentu
tergantung kondisi dari debitornya.
2; Pengakuan
Piutang diakui saat timbul klaim/hak untuk menagih uang atau manfaat
ekonomi lainnya kepada entitas lain. Piutang dapat diakui ketika: diterbitkan surat
ketetapan/dokumen yang sah, telah diterbitkan surat penagihan dan telah
dilaksanakan penagihan, atau belum dilunasi sampai dengan akhir periode
pelaporan.
3; Pengukuran
Pengukuran piutang pendapatan adalah sebagai berikut:
- Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal
pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan
kurang bayar yang diterbitkan, atau
- Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal
pelaporan dari setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan
Pajak untuk Wajib Pajak (WP) yang mengajukan banding, atau
- Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal
pelaporan dari setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan dan
belum ditetapkan oleh majelis tuntutan ganti rugi.
4; Pengukuran Berikutnya (Subsequent Measurement) terhadap Pengakuan
Awal
Piutang disajikan berdasarkan nilai nominal tagihan yang belum dilunasi
tersebut dikurangi penyisihan kerugian piutang tidak tertagih. Apabila terjadi
kondisi yang memungkinkan penghapusan piutang maka masing-masing jenis
piutang disajikan setelah dikurangi piutang yang dihapuskan.
5; Pemberhentian Pengakuan
Pemberhentian pengakuan piutang selain pelunasan juga dikenal dengan dua
cara yaitu: penghapustagihan (write-off) dan penghapusbukuan (write down).
Hapus tagih yang berkaitan dengan perdata dan hapus buku yang berkaitan
dengan akuntansi untuk piutang, merupakan dua hal yang harus diperlakukan
secara terpisah. Penghapus bukuan piutang adalah kebijakan intern manajemen,
merupakan proses dan keputusan akuntansi untuk pengalihan pencatatan dari
intrakomptabel menjadi ekstrakomptabel agar nilai piutang dapat dipertahankan
sesuai dengan net realizable value-nya. Tujuan hapus buku adalah menampilkan
aset yang lebih realistis dan ekuitas yang lebih tepat. Penghapusbukuan piutang
tidak secara otomatis menghapus kegiatan penagihan piutang.
6; Penerimaan Tunai atas Piutang yang Telah Dihapusbukukan

38
Suatu piutang yang telah dihapusbukukan, ada kemungkinan diterima
pembayarannya, karena timbulnya kesadaran dan rasa tanggung jawab yang
berutang. Terhadap kejadian adanya piutang yang telah dihapusbukukan,
ternyata di kemudian hari diterima pembayaran/pelunasannya maka penerimaan
tersebut dicatat sebagai penerimaan kas pada periode yang bersangkutan dengan
lawan perkiraan penerimaan pendapatan atau melalui akun Penerimaan
Pembiayaan, tergantung dari jenis piutang.
7; Akuntansi Utang
a; Utang Jangka Pendek
Suatu utang diklasifikasikan sebagai utang jangka pendek jika diharapkan dibayar
dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan merupakan
pengungkapan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu periode
akuntansu. Kelompok utang jangka pendek terdiri atas jenis kewajiban sebagai
berikut :
- Bagian jangka pendek utang jangka panjang, merupakan bagian utang jangka
panjang yang jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.
- Utang belanja, adalah belanja yang telah menjadi kewajiban pemerintah daerah
namun belum dibayar.
- Utang pajak, adalah pajak yang telah dipotong oleh wajib pungut pada entitas
pemerintah daerah dari wajib pajak, namun belum disetor ke kantor pajak.
- Pendapatan diterima dimuka, adalah pendapatan yang kasnya telah diterima oleh
entitas pemerintah daerah, namun belum menjadi hak pemerintah daerah.
- Utang perhitungan fihak ketiga (PHK), adalah kewajiban kepada pihak ketiga
sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu yang masih harus dibayar kembali
atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.
- Utang lain lain meliputi jangka pendek yang tidak dapat diklasifikasikan dalam
jenis kewajiban diatas.
b; Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempoh
lebih dari satu periode akuntansi. Terdiri atas jenis utang dalam negeri adalah utang
jangka panjang kepada pihak ketiga di dalam negeri dan utang luar negeri adalah
utang jangka panjang kepada pihak ketiga diluar negeri.
8; Akuntansi Persediaan
a; Definisi
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.

39
b; Klasifikasi
Persediaan merupakan aset yang berupa:
- Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah daerah, misalnya barang pakai habis seperti alat tulis
kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang
bekas pakai seperti komponen bekas.
- Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi,
misalnya bahan baku pembuatan alat-alat pertanian, bahan baku pembuatan benih.
- Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat, misalnya adalah alat-alat pertanian setengah jadi, benih yang
belum cukup umur.
- Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam
rangka kegiatan pemerintahan, misalnya adalah hewan dan bibit tanaman, untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
Persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
c; Pengungkapan
- Pengakuan Persediaan: persediaan diakui (a) pada saat potensi manfaat ekonomi
masa depan diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andal, (b) pada saat diterima atau hak kepemilikannya
dan/atau kepenguasaannya berpindah.
- Pengakuan Beban Persediaan: terdapat dua pendekatan pengakuan beban
persediaan, yaitu pendekatan aset dan pendekatan beban. Dalam pendekatan aset,
pengakuan beban persediaan diakui ketika persediaan telah dipakai atau
dikonsumsi. Pendekatan aset digunakan untuk persediaan-persediaan yang
maksud penggunaannya untuk selama satu periode akuntansi, atau untuk maksud
berjaga-jaga. Contohnya antara lain adalah persediaan obat di rumah sakit,
persediaan di sekretariat SKPD.
- Dalam pendekatan beban, setiap pembelian persediaan akan langsung dicatat
sebagai beban persediaan. Pendekatan beban digunakan untuk persediaan-
persediaan yang maksud penggunaannya untuk waktu yang segera/tidak
dimaksudkan untuk sepanjang satu periode. Contohnya adalah persediaan untuk
suatu kegiatan.
- Selisih Persediaan: sering kali terjadi selisih persediaan antara catatan persediaan
menurut bendahara barang/pengurus barang atau catatan persediaan menurut
fungsi akuntansi dengan hasil stock opname. Selisih persediaan dapat disebabkan
karena persediaan hilang, usang, kadaluarsa, atau rusak. Jika selisih persediaan
dipertimbangkan sebagai suatu jumlah yang normal, maka selisih persediaan ini

40
diperlakukan sebagai beban. Jika selisih persediaan dipertimbangkan sebagai
suatu jumlah yang abnormal, maka selisih persediaan ini diperlakukan sebagai
kerugian daerah.
d; Penilaian
Persediaan disajikan sebesar :

1; Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan


persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan
dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan
persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya
perolehan.
2; Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Harga
pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan
persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara
sistematis.
3; Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. Harga/nilai
wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar
pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar (arm
length transaction).
Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai dengan
menggunakan nilai wajar. Persediaan dinilai dengan menggunakan (Metode Masuk
Pertama Keluar Pertama/Metode Rata-rata Tertimbang/Metode Harga Pembelian
Terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-macam
jenis).
9; Akuntansi Investasi
a; Bentuk dan Klasifikasi Investasi
APBN/APBD terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan anggaran
pembiayaan. Hal ini mencerminkan bahwa pemerintah menggunakan struktur
anggaran defisit (I account). Dengan pendekatan ini berarti pendapatan tidak harus
sama dengan belanja. Selisih antara pendapatan dan belanja disebut sebagai
surplus/defisit. Surplus/defisit tersebut selanjutnya ditutup dengan transaksi
pembiayaan. Dalam kondisi defisit akan digali sumber-sumber pembiayaan untuk
menutupinya, antara lain dengan penarikan pinjaman, maupun divestasi penyertaan
modal yang dimiliki pemerintah. Investasi dapat dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya memberikan pinjaman kepada pihak lain atau mendirikan badan usaha.

41
Investasi dapat dilakukan dengan mendirikan badan usaha (penyertaan) atau
memberikan pinjaman digolongkan sebagai pengeluaran pembiayaan (investasi).
1; Pengertian Investasi
Investasi adalah kegiatan pemerintah menanamkan uangnya dalam bentuk
penyertaan modal atau pembelian surat utang dalam rangka memperoleh manfaat
ekonomi atau sosial. Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh
manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
2; Bentuk Investasi
Investasi dapat dilakukan untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Investasi jangka pendek dilakukan pada pasar uang sedangkan investasi jangka
panjang dilakukan pada pasar modal. Investasi pemerintah biasanya dilakukan
dalam bentuk deposito, Sertifikat Bank Indonesia, surat utang dan obligasi
BUMN/BUMD, penyertaan pada BUMN/BUMD, atau penyertaan pada badan
usaha lainnya. Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan
sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu investasi dapat berupa
pembelian surat utang baik jangka pendek maupun jangka panjang (obligasi),
serta instrumen ekuitas (saham).
3; Klasifikasi Investasi
a; Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik, dapat segera
diperjualbelikan/dicairkan, investasi tersebut ditujukan dalam rangka
manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila
timbul kebutuhan kas, dan berisiko rendah.
Jenis investasi yang tidak termasuk dalam kelompok investasi jangka
pendek antara lain adalah: surat berharga yang dibeli pemerintah dalam rangka
mengendalikan suatu badan usaha, misalnya pembelian surat berharga untuk
menambah kepemilikan modal saham pada suatu badan usaha, surat berharga
yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan kelembagaan yang
baik dengan pihak lain, misalnya pembelian surat berharga yang dikeluarkan
oleh suatu lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menunjukkan

42
partisipasi pemerintah, atau surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk
dicairkan dalam memenuhi kebutuhan kas jangka pendek.
Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara
lain terdiri dari: deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan
atau yang dapat diperpanjang secara otomatis (revolving deposits), serta
pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh
pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia
(SBI).
b; Investasi Jangka Panjang
1; Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk
dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi jangka panjang dibagi
menurut sifat penanamannya, yaitu permanen dan nonpermanen.
- Investasi Permanen: penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan
negara/ daerah, badan internasional, dan badan usaha lainnya yang
bukan milik Negara, serta investasi permanen lainnya yang dimiliki
oleh pemerintah untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
- Investasi Nonpermanen: pembelian obligasi atau surat utang jangka
panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki oleh pemerintah sampai
dengan tanggal jatuh tempo, penanaman modal dalam proyek
pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga, dana yang
disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti
bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat,
investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk
dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal
yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian.
b; Pengakuan Investasi
2; Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi
apabila memenuhi salah satu kriteria berikut: kemungkinan manfaat ekonomik
dan manfaat sosial atau jasa pontensial di masa yang akan datang atas suatu
investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah dan nilai perolehan atau nilai wajar
investasi dapat diukur secara memadai (reliable).

43
c; Pengukuran Investasi
3; Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya
obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi
meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli,
jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut.
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan,
maka investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya
yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, biaya perolehan setara
kas yang diserahkan atau nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh
investasi tersebut. Investasi jangka pendek dalam bentuk bukan surat berharga,
misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek, dicatat sebesar nilai nominal
deposito tersebut.
4; Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan
modal pemerintah, dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi
investasi itu sendiri. Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus
dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank
sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.
d; Metode Penilaian Investasi
5; Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode yaitu:
- Metode biaya: suatu metode penilaian yang mencatat nilai investasi
berdasarkan harga perolehan.
- Metode ekuitas: suatu metode penilaian yang mengakui penurunan atau
kenaikan nilai investasi sehubungan dengan adanya rugi/laba badan usaha
yang menerima investasi (investee), proporsional terhadap besarnya saham
atau pengendalian yang dimiliki pemerintah.
- Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan: digunakan terutama untuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
e; Penyajian dan Pengungkapan Investasi

Investasi disajikan sesuai dengan klasifikasi Investasi. Investasi jangka pendek


disajikan pada pos aset lancar di neraca sedangkan investasi jangka panjang disajikan
pada pos investasi jangka panjang sesuai dengan sifatnya, baik yang bersifat
permanen maupun yang nonpermanen. Dalam akuntansi pemerintah digunakan
pendekatan self balancing group of account sehingga setiap akun di neraca

44
mempunyai akun pasangan masing-masing. Investasi Jangka Pendek yang berasal dari
manajemen kas mempunyai pasangan akun SILPA dan Investasi Jangka Panjang
mempunyai pasangan Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang. Investasi
jangka pendek yang disajikan pada aset lancar disajikan pula dengan jumlah yang
sama pada pos ekuitas dana lancar pada akun SILPA. Investasi jangka panjang yang
disajikan pada pos Investasi jangka panjang disajikan pula dengan jumlah yang sama
pada pada akun Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang pada kelompok
Ekuitas Dana Investasi.

Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah


berkaitan dengan investasi, antara lain kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi,
jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen, perubahan harga pasar baik
investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang, penurunan nilai investasi yang
signifikan dan penyebab penurunan tersebut, investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan
alasan penerapannya, dan perubahan pos investasi.

45
BAB III

PENUTUP

A; Kesimpulan
6; Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut atas otonomi
dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan berpasangan (double
entry). Artinya, setiap transaksi ekonomi dicatat dua kali dan disebut juga dengan proses
menjurnal. Unsur yang menyusun persamaan dasar akuntansi adalah elemen-elemen
laporan keuangan. Elemen tersebut terdiri atas aktiva, utang, ekuitas dana atau rekening
koran pemda, pendapatan, dan belanja. Dalam akuntansi, dikenal suatu istilah proses
pengakuan, yaitu penentuan saat dicatatnya suatu transaksi. Terdapat dua dasar
pengakuan yang pokok, yaitu dasar kas dan dasar akrual. Antara dua dasar tersebut
terdapat dasar pengauan yang merupakan transisi, yaitu dasar kas modofikasian dan
dasar akrual modofikasian. Basis akrual menuntut dilakukannya pencatatan saat
transaksi dilakukan. Basis inilah yang digasiskanoleh pasal 70 UU Nomor 1 Nomor
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

7; Akuntansi merupakan sistem yang menghasilkan informasi dalam


bentuk laporan keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan
yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah terdiri atas laporan perhitungan APBD,
nota perhitungan APBD, laporan aliran kas, dan neraca. Tahap-tahap yang terdapat
dalam siklus akuntansi adalah analisis transaksi, jurnal, posting, neraca saldo,
penyesuaian, neraca saldo setelah penutupan, dan neraca saldo setelah penutupan.Siklus
akuntansi keuangan daerah mengikuti tahap-tahap yang ada dalam siklus akuntasni
tersebut. Perbedaan yang ada adalah pada pembuatan jurnal penutup sebelum
penyusunan laporan perubahan ekuitas dana (R/K Pemda), laporan aliran kas, dan
neraca dengan tujuan mempermudah penyusunan ketiga laporan tersebut.

8; Sistem akuntansi keuangan Pemda berdasarkan Permendagri Nomor


13 Tahun 2006 merupakan suatu sistem yang secara komprehensif mengatur prosedur
prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur akuntansi selain kas, dan
prosedur akuntansi aset. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam setiap prosedur

46
tersebut adalah fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan, laporan yang dihasilkan,
dan uraian teknis prosedur.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Bachtiar dan Muchlis Iskandar. 2002. Akuntansi Pemerintahan. Jakarata: Salemba
Empat.

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Pratolo, Suryo, Rizal Yahya, dan Hafiez Sofyani. 2016. Akuntansi Keuangan Pemerintah
Daerah. Yogayakarta: LP3M UMY.

47

Vous aimerez peut-être aussi