Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SKIZOFRENIA PARANOID
Oleh
NIM: 1108011012
Pembimbing
KUPANG
2015
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. IN
Umur : 40 Tahun
Tempat, Tanggal Lahir : Manulay II, 02 Februari 2015
Agama : Katholik
Suku : Timor
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : Tamat SD
Alamat : Jl Alamanda RT/RW 20/080, Manulay II, Kecamatan
Alak.
II. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
a. Keluhan Utama
Autoanamnesis: Pasien mengatakan seluruh anggota tubuhnya dikontrol/ digerakan
oleh orang lain menggunakan sebuah alat.
g. Riwayat Keluarga
Genogram:
Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
= Laki-laki sudah meninggal
= Perempuan sudah meninggal
= Pasien
= Tinggal serumah
Tidak ada keluarga yang menderita sakit yang sama seperti pasien.
Pada pasien ini gejala khas yang memenuhi kriteria yaitu terdapatnya delutional of
control yaitu pasien mengatakan seluruh anggota tubuh digerakan oleh orang lainpakai alat,
semacam alat kontrol, alat itu dimasukan ke jajanan yang dia makan di luar, ada orang lain
yang menggunakan alat dengan sinyal.Pasien meyakini perilakunya dikontrol termasuk bicara
pasien juga bukan pasien yang berbicara namun tim yang mengontrol pasien yang berbicara
memakai suara pasien. Waham dikendalikan pada pasien sudah diyakini pasien dari bulan
Agustus 2013 hingga saat pemeriksaan tanggal 20 Agustus 2015 (memenuhi kriteria nomor 3).
Pasien juga memiliki riwayat halusinasi auditorik.
AXIS II
Z03.2 Tidak ada diagonosis, ciri kepribadian skizoid
Kepribadian skizoid didefinisikan sebagai pola perilaku berupa pelepasan diri dari hubungan
sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang terbatas dalam hubungan interpersonal. Bersifat
pervasif, berawal sejak dewasa muda dan nyata dalam pelbagai konteks.
Pedoman diagnostik ciri kepribadian paranoid :
Gangguan kepribadian yang memenuhi deskripsi berikut :
a) Hanya sedikit aktivitas yang memberikannya kebahagiaan
Pada pasien ini didapati memiliki kebiasaan memilih aktivitas yang menyendiri, dimana
menurut ibunya dari sebelum sakit pasien suka menyendiri di kamarnya. Setelah pulang sekolah
atau kampus, pasien langsung masuk ke kamarnya dan asyik dengan komputernya. Pasien hanya
keluar dari kamarnya untuk makan atau ada keperluan penting lain. Pasien juga tidak bergaul
dengan tetangga atau anak seumuran di lingkungan rumahnya. Ibu pasien juga tidak pernah
mendapati ada teman pasien yang datang ke rumah.
Pasien juga diketahui tidak memiliki teman akrab ataupun pacar. Ketika ditanyakan oleh ibunya
pasien enggan membicarakannya dan menurut pasien belum saatnya ia berpacaran, sampai ia
mendapatkan pekerjaan baru ingin berpacaran.
AXIS III
Tidak ada diagnosis
AXIS IV
Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial (Pasien tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga
maupun teman seumuran di sekitar lingkungan rumah pasien. Ibu pasien juga mengakui bahwa
pasien tidak pernah dikunjungi oleh teman kuliahnya).
Masalah Primary support group (keluarga): Pasien berasal dari keluarga yang berhasil, ayah
pasien kepala sekolah di salah satu sekolah di kupang, kakaknya yang pertama seorang notaris
dan menetap di Jawa, sementara kakak keduanya adalah seorang pramugari penerbangan
internasional. Keluarga cenderung meminimalkan gejala yang dialami pasien, dan tidak bersedia
menerima jika tetangga ataupun orang lain mengetahui bahwa anak mereka mengalami
gangguan jiwa karena akan mempengaruhi pekerjaan mereka (bapak dan kedua kakak pasien)
AXIS V
GAF sekarang 90-81 gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian
yang biasa. GAF 1 tahun sebelumnya : 70-61 beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
c. Sosial : Menurut ibu pasien, pasien tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga
maupun teman seumuran di sekitar lingkungan rumah pasien. Ibu pasien juga mengakui
bahwa pasien tidak pernah dikunjungi oleh teman kuliahnya.
II. RENCANA TERAPI
a. Farmakoterapi
[Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid]
Page 18
a. Haloperidol 2 x 5 mg
b. Trihexiphenidyl 2 x 2 mg
c. Chlorpromazin 2 x 50 mg
b. Psikoedukasi Pasien
Mengedukasi pasien agar minum obat secara teratur, tidak boleh putus obat
Mengedukasi pasien agar bersedia terbuka dan menceritakan gejala sakitnya
kepada keluarganya, dan juga pasien memiliki teman dekat untuk menceritakan
masalah yang dihadapinya.
Mengedukasi kepada pasien agar mulai bersosialisasi dengan anggota keluarga
di rumah, maupun tetangga sekitar, dan tidak melakukan aktivitas sendiri.
(setiap hari mengurung diri di kamar setelah pulang kuliah).
c. Psikoedukasi Keluarga
Edukasi kepada keluarga untuk rajin mengontrol pasien ke poli jiwa dan
memperhatikan pasien minum obat sehingga pasien tidak putus obat.
Edukasi kepada keluarga agar pasien tidak dibiarkan sendiri dengan aktivitasnya
di dalam kamar, mencoba membujuk pasien agar lebih terbuka dengan keluarga
mengenai gejala yang dialami sekarang ataupun masalah lain yang dialami
pasien.
III. PROGNOSIS
a. Faktor yang memperingan :
Tidak ada keluarga yang menderita skizofrenia
Fungsi pekerjaan dan sosial premorbid (sebelum sakit) baik
Tidak mengkonsumsi alkohol dan merokok
Adanya dukungan dari ibunya yang menemani pasien saat MRS di Empati dan
mengantar pasien saat kontrol pasca rawat di poli jiwa.
b. Faktor yang memperberat :
Onset gejalanya kronis (lebih dari 1 bulan)
Awitan gejala-gejala psikotik terjadi sebelum usia 30 tahun.
Ada masalah internal dimana pasien sendiri tidak bersedia keluarga mengetahui yang
dialaminya
IV. DISKUSI
Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak
belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas, serta
sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial
budaya. 1
1.
Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya;2001.P:46-8,103.
2.
Mangindaan L. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
UI;2010.Bab 26, Gangguan Kepribadian;P:332.
3.
Amir N. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran UI;2010.Bab
12, Skizofrenia;P:170-7,194-5.
4.
Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya;2007.Bab2, Obat Anti-psikosis;P:14-
9.
a saaySaat ditanya itu siapa, pasien menjawab, Kornelis dan Antonia Nomate. Saat ditanya
apakah pasien mengingat tanggal lahir pasien, pasien menjawab 12 Februari 1979. Saat
ditanya kita sekarang ada dimana, pasien menjawab, Di rumah sakit. Saat ditanya beda antara
tempat tidur dan lemari pakaian, psien menjawab, tempat tidur untuk tidur, lemari untuk
pakaian. Saat ditanya persamaanya pasien menjawab, dari papan.